Anda di halaman 1dari 22

PROPOSAL TUGAS AKHIR

RANCANG BANGUN FINITE STATE MACHINE (FSM) SEBAGAI INTERLOCK


UNTUK SISTEM KEAMANAN LEVEL TANGKI INDUSTRI

disusun oleh :

ARDHI PRASETYO
15/386017/SV/09403

PROGRAM STUDI DIPLOMA ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI


DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2017
HALAMAN PERSETUJUAN
USULAN PENELITIAN D3 ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI

RANCANG BANGUN FINITE STATE MACHINE(FSM) SEBAGAI INTERLOCK

UNTUK SITEM KEAMANAN LEVEL TANGKI INDUSTRI

diusulkan oleh

ARDHI PRASETYO

15/386017/SV/09403

Telah disetujui pada tanggal 23 November 2017

Pembimbing,

PRIMA ASMARA SEJATI, S.Si., M.Eng.

NIP/NIU : 1120160045

i
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 1
1.1 LATAR BELAKANG DAN PERMASALAHAN ................................................................. 1
1.2 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN .......................................................................... 2
1.2.1 Tujuan penelitian............................................................................................................. 2
1.2.2 Manfaat penelitian........................................................................................................... 2
1.3 BATASAN MASALAH ......................................................................................................... 3
BAB II..................................................................................................................................................... 4
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................................................... 4
BAB III ................................................................................................................................................... 7
METODE PENELITIAN ........................................................................................................................ 7
3.1 Bahan ...................................................................................................................................... 7
3.2 Alat.......................................................................................................................................... 8
3.3 Prosedur Kerja dan Pengumpulan Data .................................................................................. 9
JADWAL PENELITIAN ...................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG DAN PERMASALAHAN


Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di era modern ini
telah memberikan banyak manfaat bagi manusia dalam menjalankan aktivitasnya.
Salah satu teknologi yang digunakan saat ini adalah pengawasan dan kendali. Dalam
dunia industri khususnya pada tangki terdapat kendala dalam auto shutdown system
sebagai alternatif apabila terjadi kegagalan sistem. Kendala yang di maksud di sini
berupa pembacaan sensor ketinggian, limit switch serta perangkat pendukung lain yang
berfungsi sebagai keamanan tanki namun tidak bekerja dengan baik, hal ini bisa
menyebabkan overload pada tangki, produksi yang tidak sempurna atau kerugian
lainya. Maka dari permasalahan yang ada harus ada solusi keamanan yang sekiranya
dapat meng cover kemungkinan terburuk dari kegagalan system.
Komponen utama perangkat keamanan tangki yaitu comparator inframerah dan
rangkaian gerbang logika Finite State Mecine (FSM) di pasang di dalam tangki
tepatnya berada atas tangki yang di fungsikan apabila ada pergerkan air yang melebihi
batas maksimum maka alat tersebut akan mendeteksinya. Cara kerja dari alat ini di
mulai dari rangkaian comparator sensor inframerah yang akan menghasilkan output
tegangan atau ber logika high apabila photodiode (receiver) mendapatkan feedback dari
inframerah (transmitter) yang di pantulkan oleh obyek berupa air yang melebihi batas
maksimum, output dari comparator akan berubah menjadi low apabila obyek tidak lagi
memantulkan sinar inframerah. Agar output dari comparator tidak ber ubah-ubah maka
output dari comparator di masukan ke dalam interlock FSM, dengan logika apabila
input bernilai satu maka output bernilai satu tidak perduli apabila input bernilai nol lagi
output tetaplah satu, dan ketika input di beri nilai satu lagi maka output akan berubah
menjadi bernilai nol tidak perduli input berubah menjadi nol output tetaplah nol sampai
input menjadi satu lagi dan seterusnya. Output FSM yang bernilai satu atau berlogika
high selanjutnya di gunakan untuk men-trigger ESDV dan Buzzer serta relay yang
awalnya NC (tersambung daya) menjadi open sehingga sistem mini plant akan
shutdown/trip.
Rangkaian interlock adalah istilah yang digunakan dalam sistem rangkaian
kontrol sebagai sarana untuk mengunci/menutup kondisi dari dua atau lebih kondisi
yang berbeda sehingga tidak saling bekerja pada saat yang bersamaan. Umum nya

1
rangkain interlock terbuat dari ladder PLC, kontaktor magnet, pengunci relay atau
progam dari mikro kontroler, akan tetapi dalam pembuatan interlock kali ini komponen
yang di gunakan adalah Finite State Mecine (FSM).
FSM adalah perangkat komputasi yang memiliki input berupa string dan output
yang merupakan satu dari dua nilai yang dapat di-accept dan reject oleh Rich (2009).
Dengan FSM memungkinkan kita dapat membuat suatu sistem yang mempunyai satu
input dengan satu output yang mempunyai dua state yang berbeda. Penjelasan
sederhananya adalah apabila input bernilai satu maka output bernilai satu tidak perduli
apabila input bernilai nol lagi output tetaplah satu, dan ketika input di beri nilai satu
lagi maka output akan berubah bernilai nol tidak perduli input berubah menjadi nol
output tetaplah nol sampai input menjadi satu lagi. Output interlock tersebut di gunakan
sebagai trigger relay normaly close menjadi open sehingga terjadi pemutusan daya
atau shutdown sistem tersebut, serta menghidupkan Emergency Shutdown Valve
(ESDV) sehingga menjadi tertutup agar tidak ada aliran yang mengalir pada tangki dan
untuk me reset menggunakan button yang menghubungkan antara input FSM dengan
tegangan atau logika high.

1.2 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN


1.2.1 Tujuan penelitian
Tujuan dari perancangan tugas akhir ini adalah penerapan rancang bangun
Finite State Machine (FSM) sebagai interlock untuk sistem keamanan level
tangki industri.
1.2.2 Manfaat penelitian
a. Bagi penulis
1. Menerapkan ilmu yang telah didapat selama menempuh kuliah D3
Elektronika dan Instrumentasi di Universitas Gadjah Mada.
2. Penambahan dan pembelajaran mengenai Elektronika Digital dan
Analog dalam pengaplikasian di industri.
3. Sebagai syarat untuk memenuhi Tugas Akhir guna mendapatkan gelar
Diploma 3 dari program studi Elektronika dan Instrumentasi Sekolah
Vokasi Universitas Gadjah Mada.
b. Bagi bidang industri
1. Sebagai indikator adanya kerusakan pada tangki, sehingga memudahkan
dalam troubleshooting.

2
2. Mencegah overload pada tangki.
3. Mencegah kerugian yang timbul akibat kerusakan tangki.

1.3 BATASAN MASALAH


Batasan masalah yang ditentukan dalam alat ini :
1. Miniatur plant di sini tidaklah memproduksi apapun melainkan hanya
mempresentasikan penerapan dari kendali otomatis (PID) dan kendali manual.
2. Hasil dari percobaan alat berupa persentase keberhasilan dan kegagalan.
3. Sistem keamanan hanya bekerja untuk mematikan sistem miniatur plant.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Simulasi Sistem Interlock Keselamatan Pada Operasi Siklotron Decy-13


Berbasis Super Plc F2424 di buat oleh Hafidz (2016). Telah dilakukan simulasi
interlock keselamatan pada operasi siklotron DECY-13 berbasis Super PLC F2424.
Penilitian ini dilatarbelakangi oleh bahaya yang ditimbulkan dari pengoperasian
siklotron terutama berasal dari listrik arus tinggi, medan magnet besar dan radiasi yang
timbul karena tumbukan berkas partikel dengan target. Operasi siklotron DECY-13
harus memenuhi aspek keselamatan dan keamanan, sehingga dalam operasi siklotron
diperlukan prosedur operasi, syarat operasi, sistem proteksi dan sistem interlock.
Sistem interlock akan mengatur urutan persyaratan yang harus terpenuhi terlebih
dahulu (berlogika high), sebelum menghidupkan komponen utama pada siklotron
DECY-13. Pembuatan simulasi sistem interlock ini menggunakan software i-TRiLOGI
yang mempunyai 2 bahasa pemrograman, yaitu pemrograman diagram ladder dan
TBASIC. Program sistem interlock yang telah dibuat kemudian disimulasikan pada
Super PLC F2424 menggunakan logika high dan low. Hasil simulasi sistem interlock
telah sesuai dengan rancangan sistem, dengan 24 parameter masukan dan 9 parameter
keluaran. Penelitian ini juga melakukan pengujian histerisis pada MR Flow
Transmitter. Hasil pengujian histerisis pada MR Flow Transmitter menunjukkan MR
Flow Transmitter dapat bekerja cukup baik dan diperoleh penyimpangan rerata 0,60%.

Sistem Operasi Intertrip Interlock Panel Pix 12 Dengan Komunikasi Hardwired


Dan Fiber Optik di buat oleh Ayuningtyas (2016). Implementasi interlock dan intertrip
PT Schenider Electric diterapkan pada panel sisi bawah dan sisi atas. Interlock
merupakan sebuah proses dimana sebuah panel ditutup dengan memperhatikan kondisi
eksternalnya. Intertrip menerangkan bagaimana panel mengalami trip atau open dengan
mempertimbangkan status panel yang lain. Skema diagram logika kontrol dibuat untuk
mempermudah penggambaran sistem operasi intertrip dan interlock. Komunikasi
intertrip dan interlock diantaranya menggunakan kabel fiber optik dan hardwired.
Pemilihan jenis kabel ini merupakan pilihan pelanggan dengan mempertimbangkan
masing-masing keunggulan performa dan meminimalisir adanya resiko dari setiap jenis
komunikasi kabel. Dibutuhkan tambahan modul-modul khusus dalam mendukung
sistem komunikasinya. Pada kesempatan magang ini penulis mengerjakan proyek akhir

4
berupa studi kasus tentang sistem operasi intertrip dan interlock pada panel. Sistem
intertrip dan interlock dibuat dalam rangka proteksi terhadap peralatan listrik demi
meningkatkan keamanan dan keandalan sistem.

Perancangan Sistem Interlock Pada Slurry Pump Menggunakan Dcs Yamatake-


Deo Harmonas Pada Pabrik Ii Phonska Iv Pt Petrokimia Gresik di buat oleh Kurniawan
(2015). Petrokimia Gresik telah menggunakan teknik otomatisasi dalam proses
produksinya. Salah satu teknologi otomatisasi yang digunakan oleh PT. Petrokimia
Gresik adalah Distributed Control System. DCS ini digunakan untuk pengontrolan dan
monitor jalannya proses produksi pada Unit Produksi Pabrik II Phonska IV. Salah satu
pengontrolan pada DCS yang paling penting dalam Unit Produksi Pabrik II Phonska
IV adalah Sistem Interlock. Dibutuhkan teknologi kontrol otomatis pada Slurry Pump
untuk pengamanan proses produksi dan peralatan pabrik serta keselamatan pekerja.
Selain itu dibutuhkan teknik pengontrolan agar hasil produksi stabil dan sesuai dengan
standar yang telah ditentukan. Slurry Pump terdapat pada unit Reaction & Scrubbing
yang berfungsi untuk menyalurkan air yang tercampur unsur hara (berbentuk slurry) ke
unit Granulationuntuk mensuplai kebutuhan air pada proses granulasi.

Analisa Kinerja Sistem Shutdown Valve Pada Sistem Perpipaan Untuk Proses
Loading Dan Unloading Di Pertamina (Persero) Refinery Unit Vi Balongan di buat
oleh Rohmah (2013). Sistem perpipaan loading dan unloading merupakan salah satu
sistem terpenting di PT. PERTAMINA (Persero) RU VI Balongan yang berfungsi
sebagai jalur bongkar dan pengisian minyak mentah dari kapal tengker ke tangki
penyimpanan (storage tank). Pada jalur perpipaan loadingunloading terdapat suatu
sistem keamanan berupa emergency shutdown valve yang berfungsi untuk menutup
aliran crude oil dari subsea pipeline menuju ke tangki penyimpanan apabila terdapat
bahaya. Sejak pertama dioperasikan hingga sekarang emergency shutdown vavlve tidak
pernah digunakan karena tidak pernah terjadi bahaya, akan tetapi pada sistem tersebut
akan dilakukan pengembangan/penambahan jalur aliran crude oil ke meterring system
dengan kapasitas yang relatif besar. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk
menganalisa kinerja emergency shutdown valve melalui pengamatan waktu respon
yang diperlukan valve untuk menutup aliran terhadap jenis aliran fluidanya (crude oil
Duri, Minas, DCO dan Jati Barang), selain itu dilakukan pengamatan terhadap pola
aliran fluidamya ketika valve mulai menutup (tutupan 0%, 25%, 50%, 75% dan 85%).
Dari pengamatan tersebut diperoleh bahwa Apabila ditinjau dari nilai time respons

5
shutdown valve, kinerja shutdown valve masih tergolong bagus, karena dapat menutup
aliran fluida dalam waktu 72 detik dari diameter pipa sebesar 36 inch. Sedangkan
apabila ditinjau dari ΔP sistem terhadap jenis aliran crude oil dan jenis prosesnya dapat
dikatakan bahwa kinerja shutdown valve paling bagus ketika proses unloading, karena
nilai ΔP paling besar yaitu1,4 x 10-4 N/m2. Dari hasil pengamatan pola aliran fluida,
tekanan paling besar saat fluida menumbuk valve pada tutupan 85%.

Rancang Bangun Detektor Gerak Menggunakan Infra Merah Dengan


Memanfaatkan Layanan Sms Pada Telepon Seluler Berbasis Mikrokontroler AT89S52
di susun oleh Widiyatmoko (2009). Telah dilakukan perancangan dan realisasi detektor
gerak menggunakan sensor infra merah yang memanfaatkan fasilitas pesan singkat
(Short Message Service) berbasis mikrokontroler AT89S52. Alat ini dimanfaatkan
untuk mendekteksi suatu objek yang melintas pada ruangan. Penelitian ini dapat
digunakan untuk mendeteksi empat buah objek pada ruangan yang berbeda. Detektor
gerak tersusun dari satu stasiun pengendali dan satu stasiun penerima. Stasiun
pengendali memiliki empat pasangan pemancar dan penerima infra merah sedangkan
stasiun penerima merupakan mobile station yang menjadi tujuan pengiriman SMS.
Stasiun pengendali tersusun dari perangkat keras dan perangkat lunak. Perangkat keras
terdiri dari pemancar infra merah, sensor infra merah yang bekerja pada frekuensi 38
kHz, komparator op-amp sebagai pembanding tegangan. Sinar infra merah dipancarkan
oleh pemancar dan diterima oleh sensor. Sinar infra merah yang diterima sensor akan
terhalang oleh objek yang melintas sehingga menimbulkan perubahan pada tegangan
keluaran sensor. Tegangan ini akan dibandingkan dengan komparator sehingga
diperoleh nilai keluaran komparator tinggi. Sinyal keluaran komparator tinggi dijadikan
sebagai pemicu mikrokontroler untuk menjalankan prosedur pengiriman SMS.
Sedangkan untuk perangkat lunak mikrokontroler pada penelitian ini dibuat dengan
menggunakan bahasa C.Hasil Penelitian menunjukkan bahwa objek yang melintas pada
penerima infra merah dapat terdeteksi dan SMS yang diterima oleh mobile station
penerima sesuai dengan letak penerima infra merah yang mengalami perlintasan objek.

6
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Bahan

No. Material Kuantitas Keterangan


Interlock gerbang
logika(FSM)
1) IC gerbang logika XOR
2) Shift register
- IC gerbang logika AND
- IC gerbang logika OR
- IC gerbang logika NOT
3) Rangkaian Synchronous Berfungsi sebagai
1.
- IC gerbang logika AND 1 Interlock
- IC gerbang logika OR
- IC gerbang logika NOT
4) Clock Generator
- IC 555
- Resistor
- Kapasitor

Komparator
1) IC LM 358
Berfungsi untuk
2) Inframerah
2. 1 mendeteksi level
3) Photodiode
maksimal air
4) Resistor
5) Variabel Resistor
Emergecy Shutdown Valve
(ESDV)
1) Servo
Berfungsi untuk
2) Stop keran pipa air ½ inch
memotong aliran air yang
3. 3) Driver Servo 2
masuk dan keluar di
- IC 555
tangki 2
- Kapasitor
- Resistor
- Transistor NPN
Berfungsi sebagai
6. PC (ter instal labview) 1
controler dan HMI
Berfungsi sebagai
7. Arduino uno 1 penghubung controler
dan perangkat
8. Box Akrilik secukupnya Sebagai casing

9. Tanki (tabung plastik) 3 Berfungsi sebagai tangki

7
Sebagai Level transmiter
10. Sensor Ultrasorik 2
tangki 2 dan 3
Berfungsi sebagai
Control Valve
pengatur aliran air yang
11. 1) Servo 2
masuk dan keluar pada
2) Keran pipa air ½ inch
tangki 2
Berfungsi sebagai saklar
5 volt yang di gunakan
12. Limit switch 1
untuk men trigger Solid
Relay Pompa
Berfungsi sebagai
Penghisap air dan
13. Pompa 1
memasukan nya ke
tangki 1
Berfungsi sebagai
14. Pipa Secukupnya penghubung antara
tangki dan valve
Berfungsi sebagai
15. Selenoid valve 1
keluaran dari tangki 3
Berfungsi sebagai saklar
16. Relay 1
selenoid valve
Berfungsi sebagai saklar
17. Solid relay 1
pompa
Berfungsi sebagai
18. Kabel jumper Secukupnya penghubung setiap
komponen
Berfungsi sebagai
19. Kerangka peletakan tangki Secukupnya
peletakan tangki
Berfungsi sebagai
20. Selang Secukupnya penghubung aliran air
dari tiap tangki
Berfungsi sebagai tubing
21. Tubing kabel Secukupnya
kabel
Berfungsi sebagai tempat
22. PCB Secukupnya
peletakan komponen
Berfungsi sebagai
23. Tenol Secukupnya penyambung kaki
komponen dan PCB

3.2 Alat

No. Jenis alat Nama Keterangan

Untuk melakukan pemrograman


1. Arduino IDE pada arduino
1.6.6

8
Perangkat lunak
Untuk membuat progam control
labView
dan HMI

Untuk mendesain shield board


Eagle 7.0
pada alat

Untuk mendesain casing


CorelDRAW
X7

Multimeter Alat ukur tegangan, arus dan


analog hambatan listrik

Kabel
2. Alat ukur Untuk mengukur panjang
meteran

Solder 40
Untuk menyolder komponen
watt

Dudukan Tempat menyimpan dan meletakkan


solder solder yang panas

3. Alat perkakas
Pasta solder Pembersih mata solder

Bor tangan
Untuk membuat lubang

3.3 Prosedur Kerja dan Pengumpulan Data


Dilakukan beberapa tahapan dan pengumpulan data dalam proses pembuatan alat
ini. Beberapa tahapan tersebut antara lain:
1. Studi Literatur
Prosedur yang akan dilakukan adalah memperoleh informasi – informasi yang
berhubungan dengan tugas akhir. Informasi yang didapat bisa berasalah dari

9
buku – buku terkait tugas akhir, jurnal – jurnal, serta bisa dari sumber artikel
yang terpercaya dan dapat dipertanggung jawabkan. Informasi – informasi
tersebut dijadikan landasan dalam melakukan penelitian, dilakukan teori
penunjang yang memadai baik mengenai ilmu, metode penelitian, teknik
analisis, maupun teknik penulisan.
2. Metode Observasi
Metode yang dilakukan dengan mengumpulkan data serta informasi dari hasil
pengamatan dan penelitian peralatan yang sudah ada sebelumnya sehingga
dapat digunakan sebagai referensi dan acuan dalam penyusunan tugas akhir.
3. Metode Wawancara
Berkonsultasi dengan cara diskusi dengan dosen pembimbing tugas akhir, dosen
– dosen pengampu mata kuliah lain, dan juga dengan orang yang paham tentang
ilmu elektronika dan instrumentasi.
4. Perancangan dan Implementasi Alat
a. Rancangan Perangkat Keras
Pada pembuatan TA ini terbagi atas dua bagian perangkat keras yaitu sistem
keamanan menggunakan interlock dan pengaplikasian dari sistem tersebut
yaitu rancang bangun industri. Untuk sistem interlock menggunakan
beberapa rangkaian elektronika yaitu rangkaian comparator inframerah lalu
rangkaian gerbang logika FSM sebagai interlock. Output dari FSM adalah
nilai nol atau satu, apabila comparator mendeteksi gerakan (level air yang
melebihi batas maksimum) maka output FSM bernilai satu atau berlogika
high selanjutnya nilai tersebut di gunakan untuk men-trigger ESDV dan
Buzzer serta relay yang awalnya NC (tersambung daya) menjadi open
sehingga sistem mini plant akan shutdown/trip.

10
Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem keamanan

Untuk rancang bangun industri berupa perangkat perangkat yang ada di


industri seperti level transmiter berupa sensor ultrasonik, control valve
berupa keran yang aktuatornya adalah motor servo lalu terdapat limit switch
yang berfungsi mematikan pompa. Semua perangkat di rancang bangun
tersebut seperti Sensor, Servo, Limit switch terintegrasi pada arduino.

Gambar 3.2 Blok Diagram miniatur plant

Miniatur plant di sini tidaklah memproduksi apapun melainkan hanya


mempresentasikan penerapan dari kendali otomatis (PID) dan kendali
manual.

11
Gambar 3.3 Miniatur Plant
b. Rancangan Perangkat Lunak
Perancangan perangkat lunak ini digunakan sebagai penghubung antara
pengguna dengan perangkat keras. Perangkat lunak yang di gunakan adalah
Labview, berfungsi sebagai Human Machine Interface (HMI) sekaligus
controller dari rancang bangun industri. Labview memungkinkan pengguna
dapat memantau sekaligus meng kontrol secara real time berkat fasilitas
LINX yang terdapat di labview, LINX berfungsi sebagai jembatan atau
komunikasi antara PC dan arduino.

Gambar 3.4 HMI dan Controler


5. Pengujian Alat
Melakukan pengujian terhadap setiap komponen yang digunakan, yaitu :
1. Pengujian sistem keamanan
a. Comparator inframerah
LM358 di gunakan sebagai komparator atau pembanding antara nilai
input (pin 3) dan nilai yang sudah di tetapkan (pin 2), nilai yang di

12
tetapkan tersebut berupa hambatan yang di atur menggunakan variabel
resistor. Apabila inframerah memancarkan gelombang lalu ada obyek
(air yang melewati batas maksimum) yang memantulkan nya,
selanjutnya reciever (photodiode) menerima pantulan gelombang
sehingga terjadi perubahan resistansi pada photodiode, apabila nilai
resistansi sebanding dengan nilai variabel resistor maka LM358 akan
mengeluarkan output berupa tegangan atau ber logika high. Namun
permasalah dalam komparator ini adalah nilai resistansi dari photodiode
tidak konstan melainkan sesuai dengan ada atau tidaknya obyek yang
memantulkan, apabila obyek menghilang maka resistansi berubah dan
LM358 tidak mengeluarkan output atau berlogika low, sampai ada obyek
lagi yang memantulkan inframerah. Maka dalam permasalahan ini
interlock bisa menjadi solusi.

Gambar 3.5 Rangkaian Komparator Inframerah

b. Finite State Machine (FSM)


FSM terdiri dari beberapa rangkaian gerbang logika yaitu syncronizer,
shift register dan clock. FSM sebagai interlock artinya output dari
komparator yang tidak konstan akan di buat menjadi konstan
meggunakan rangkaian ini. Caranya dengan mentrigger input bernilai
satu maka output bernilai satu tidak perduli apabila input bernilai nol
lagi output tetaplah satu, dan ketika input di beri nilai satu lagi maka
output akan berubah menjadi bernilai nol tidak perduli input berubah
menjadi nol output tetaplah nol sampai input menjadi satu lagi dan
seterusnya. Apabila output sudah sesuai maka pengujian FSM berhasil.
c. Relay Normaly Close

13
Relay Normaly Close digunakan sebagai saklar yang digunakan
memutus daya dari sistem miniatur plant, apabila terdeteksi kegagalan
maka interlock FSM mengirim sinyal bernilai satu sehingga relay yang
awalnya normaly close menjadi open atau putus sehingga system
miniatur plant akan mati namun tidak pada sistem keamanan karena
sumber daya atau tegangan berbeda.
d. Emerency Shutdown Valve (ESDV)
Emerency Shutdown Valve (ESDV) adalah salah satu jenis valve namun
mempunyai karakter yang berbeda, sesuai dengan namanya valve ini
bekerja hanya pada saat keadaan Emergency atau mendesak. Cara kerja
dari Emerency Shutdown Valve (ESDV) yaitu apabila valve mendapat
nilai satu maka valve tersebut akan menutup dan apabila mendapat nilai
nol valve akan terbuka. Banyak sekali jenis dari ESDV, dari yang
menggunakan tegangan DC sampai AC, Normaly Close atau Normaly
Open, dari yang ratusan ribu sampai jutaan rupiah. Maka disini saya
mencoba untuk membuatnya sendiri dengan menggunakan stop keran
pipa air ½ inch dengan servo sebagai actuator. Namun di sini saya
menggunakan driver tambahan agar ketika di beri nilai satu valve
tersebut tertutup dan apabila di beri nol terbuka. Driver yang di gunakan
adalah rangkaian Generator frekuensi menggunakan IC555. Prinsip
kerjanya seperti mengendalikan derajat servo menggunakan
potentiometer. Jadi semisal valve terbuka di 0 derajat dengan 8k ohm
dan tertutup di 90 derajat 4k ohm, data tersebut di dapat dari pengukuran
potentiometer menggunakan multimeter. Setelah itu mengubah
rangkaian potentiometer tersebut menjadi dua resistor yang di rangkai
paralel. Resistor pertama di beri hambatan 8k ohm dan resistor ke dua
di beri hambatan yang nilainya apabila di paralel dengan resistor
pertama menjadi 4k ohm lalu pasang transistor NPN di resistor ke dua
jadi apabila basis di beri nilai P atau positif atau satu maka akan
memparalelkan kedua resistor tersebut dan hambatan bernilai 4k ohm
sehingga derajat servo menjadi 90 yang artinya valve tertutup, dan
apabila basis pada transistor tidak di bernilai satu maka emitor dan
colector tidak tersambung, jadi resistor kedua tidak peralel dengan

14
resistor satu sehingga nilai hambatan adalah 8k ohm yang artinya derajat
servo adalah 0 dan valve terbuka.

+
Gambar 3.6 Komponen Emerency Shutdown Valve (ESDV)
2. Pengujian Miniatur plant
a. Tangki
Tangki yang di gunakan berupa tabung plastik sebanyak tiga
buah. Tangki yang pertama terdapat limit switch (NO) di atasnya
berfungsi sebagai pemicu solid relay yang memutus tegangan AC
pompa, apabila air kurang dari level air yang di inginkan maka pemberat
akan menarik tali yang terkait pada limit switch, setelah terdapat bunyi
klik pada limit switch itu artinya menyambungkan solid relay dengan 5
volt atau bernilai satu sehingga pompa menyala sampai pemberat yang
sudah ada pengambangnya naik karna tekanan dari air menyebabkan
limit switch kembali normaly open, artinya tidak ada tegangan yang
mengalir di Solid Relay menyebabkan pompa terputus pada tegangan
AC dan mati.
Tangki ke dua adalah pengaplikasian dari alat ini. Dalam tangki
tersebut di pasang komparator dan interlock FSM untuk mendeteksi
level maksimal air yang berfungsi sebagai pengaman. Ketika alat
tersebut bekerja maka akan mengirim sinyal satu ke Relay utama (saklar
daya miniatur plant) dan menghidupkan ESDV yang di pasang di antara

15
tangki satu dan dua serta antara tangki dua dan tiga. Di tangki dua juga
terdapat sensor yang berfungsi menampilkan level ketinggian air (level
indikator). Dari data yang di dapat dari ultrasonic maka Labview dapat
mengatur buka tutup dari dua control valve yang berada bersampingan
dengan ESDV guna pengaplikasian PID pada tangki tersebut, semisal
memberi set point ketinggian level 20% maka akan ada penyesuan dari
setiap control valve. Sehingga terlihat pergerakan level ketinggian air
seperti apakah osilasi besar atau kecil kecapatn menuju set point dan
sebagainya. Apabila memilih PID maka di tentukan dengan variasi KP,
KD, KI, apabila menggunakan manual maka kita mengatur besaran
control valve dengan knob secara manual di interface Labview.
Tangki ketiga terdapat level indikator di dalamnya
menggunakan ultrasonic dan peran dari tangki ke tiga hanya
menyimpan air. Output dari tangki ini langsung ke selenoid valve 12
volt, ketika selenoid di beri tegangan 12 volt maka valve akan terbuka.
Selenoid akan di atur menggunakan relay NO, jadi apabila arduino
memberi nilai satu ke relay maka selenoid akan terbuka karena
mendapat tegangan 12 volt.
b. Control Valve
Control Valve yang digunakan berjumlah dua buah di pasang di antara
tangki satu dan dua serta antara tangki dua dan tiga terbuat dari servo
dan keran. Control valve terintegrasi dengan arduino dan di kendalikan
dengan Labview. Apabila mengendalikan servo dengan knob dari HMI
Labview artinya valve tersebut sudah bekerja secara baik.
c. Selenoid valve
Selenoid valve adalah valve yang terbuka apabila diberi tegangan. Valve
ini di pasang setelah tangki ke tiga di gunakan untuk proses selanjutnya.
d. Pompa
Pompa yang di gunakan berupa pompa aquarium yang mempunyai daya
hisap dan mampu menaikan air dengan kriteria yang sesuai.
e. Solid Relay
Relay ini di gunakan sebagai saklar pompa, relay tertutup apabila
mendapat sinyal high dari limit switch yang berada pada tangki satu.

16
6. Pengambilan Data
Data yang akan diambil berupa persentase kegagalan dan keberhasilan dengan
cara melakukan beberapa kali percobaan (kegagalan system) lalu mencari
perbandingan antara keberhasilan dan kegagalan alat tersebut.
7. Analisa dan Penyimpulan
Analisa yang di lakukan adalah penyebab sistem keamanan interlock FSM tidak
berhasil, serta analisa logika PID terhadap level tangki, kemudian diambil
kesimpulan untuk pengembangan selanjutnya

17
JADWAL PENELITIAN

18
DAFTAR PUSTAKA

Ayuningtyas Nadya.2016.Sistem Operasi Intertrip Interlock Panel Pix 12 Dengan Komunikasi


Hardwired Dan Fiber Optik.Yogyakarta:UGM.

Hafidz Muhammad.2016.Simulasi Sistem Interlock Keselamatan Pada Operasi Siklotron


Decy-13 Berbasis Super Plc F2424.Yogyakarta:Universitas Gadjah Mada.

Kurniawan Aman.2015.Perancangan Sistem Interlock Pada Slurry Pump Menggunakan Dcs


Yamatake-Deo Harmonas Pada Pabrik Ii Phonska Iv Pt Petrokimia
Gresik.Semarang:Univesitas Diponegoro.

Rohmah Bahtaria.2013.Analisa Kinerja Sistem Shutdown Valve Pada Sistem Perpipaan


Untuk Proses Loading Dan Unloading Di Pertamina (Persero) Refinery Unit Vi
Balongan. Surabaya:Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Widiyatmoko Anjar.2009.Rancang Bangun Detektor Gerak Menggunakan Infra Merah


Dengan Memanfaatkan Layanan Sms Pada Telepon Seluler Berbasis Mikrokontroler
AT89S52.Semarang:Universitas Diponegoro.

19

Anda mungkin juga menyukai