disusun oleh :
ARDHI PRASETYO
15/386017/SV/09403
diusulkan oleh
ARDHI PRASETYO
15/386017/SV/09403
Pembimbing,
NIP/NIU : 1120160045
i
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 1
1.1 LATAR BELAKANG DAN PERMASALAHAN ................................................................. 1
1.2 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN .......................................................................... 2
1.2.1 Tujuan penelitian............................................................................................................. 2
1.2.2 Manfaat penelitian........................................................................................................... 2
1.3 BATASAN MASALAH ......................................................................................................... 3
BAB II..................................................................................................................................................... 4
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................................................... 4
BAB III ................................................................................................................................................... 7
METODE PENELITIAN ........................................................................................................................ 7
3.1 Bahan ...................................................................................................................................... 7
3.2 Alat.......................................................................................................................................... 8
3.3 Prosedur Kerja dan Pengumpulan Data .................................................................................. 9
JADWAL PENELITIAN ...................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
rangkain interlock terbuat dari ladder PLC, kontaktor magnet, pengunci relay atau
progam dari mikro kontroler, akan tetapi dalam pembuatan interlock kali ini komponen
yang di gunakan adalah Finite State Mecine (FSM).
FSM adalah perangkat komputasi yang memiliki input berupa string dan output
yang merupakan satu dari dua nilai yang dapat di-accept dan reject oleh Rich (2009).
Dengan FSM memungkinkan kita dapat membuat suatu sistem yang mempunyai satu
input dengan satu output yang mempunyai dua state yang berbeda. Penjelasan
sederhananya adalah apabila input bernilai satu maka output bernilai satu tidak perduli
apabila input bernilai nol lagi output tetaplah satu, dan ketika input di beri nilai satu
lagi maka output akan berubah bernilai nol tidak perduli input berubah menjadi nol
output tetaplah nol sampai input menjadi satu lagi. Output interlock tersebut di gunakan
sebagai trigger relay normaly close menjadi open sehingga terjadi pemutusan daya
atau shutdown sistem tersebut, serta menghidupkan Emergency Shutdown Valve
(ESDV) sehingga menjadi tertutup agar tidak ada aliran yang mengalir pada tangki dan
untuk me reset menggunakan button yang menghubungkan antara input FSM dengan
tegangan atau logika high.
2
2. Mencegah overload pada tangki.
3. Mencegah kerugian yang timbul akibat kerusakan tangki.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
berupa studi kasus tentang sistem operasi intertrip dan interlock pada panel. Sistem
intertrip dan interlock dibuat dalam rangka proteksi terhadap peralatan listrik demi
meningkatkan keamanan dan keandalan sistem.
Analisa Kinerja Sistem Shutdown Valve Pada Sistem Perpipaan Untuk Proses
Loading Dan Unloading Di Pertamina (Persero) Refinery Unit Vi Balongan di buat
oleh Rohmah (2013). Sistem perpipaan loading dan unloading merupakan salah satu
sistem terpenting di PT. PERTAMINA (Persero) RU VI Balongan yang berfungsi
sebagai jalur bongkar dan pengisian minyak mentah dari kapal tengker ke tangki
penyimpanan (storage tank). Pada jalur perpipaan loadingunloading terdapat suatu
sistem keamanan berupa emergency shutdown valve yang berfungsi untuk menutup
aliran crude oil dari subsea pipeline menuju ke tangki penyimpanan apabila terdapat
bahaya. Sejak pertama dioperasikan hingga sekarang emergency shutdown vavlve tidak
pernah digunakan karena tidak pernah terjadi bahaya, akan tetapi pada sistem tersebut
akan dilakukan pengembangan/penambahan jalur aliran crude oil ke meterring system
dengan kapasitas yang relatif besar. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk
menganalisa kinerja emergency shutdown valve melalui pengamatan waktu respon
yang diperlukan valve untuk menutup aliran terhadap jenis aliran fluidanya (crude oil
Duri, Minas, DCO dan Jati Barang), selain itu dilakukan pengamatan terhadap pola
aliran fluidamya ketika valve mulai menutup (tutupan 0%, 25%, 50%, 75% dan 85%).
Dari pengamatan tersebut diperoleh bahwa Apabila ditinjau dari nilai time respons
5
shutdown valve, kinerja shutdown valve masih tergolong bagus, karena dapat menutup
aliran fluida dalam waktu 72 detik dari diameter pipa sebesar 36 inch. Sedangkan
apabila ditinjau dari ΔP sistem terhadap jenis aliran crude oil dan jenis prosesnya dapat
dikatakan bahwa kinerja shutdown valve paling bagus ketika proses unloading, karena
nilai ΔP paling besar yaitu1,4 x 10-4 N/m2. Dari hasil pengamatan pola aliran fluida,
tekanan paling besar saat fluida menumbuk valve pada tutupan 85%.
6
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Bahan
Komparator
1) IC LM 358
Berfungsi untuk
2) Inframerah
2. 1 mendeteksi level
3) Photodiode
maksimal air
4) Resistor
5) Variabel Resistor
Emergecy Shutdown Valve
(ESDV)
1) Servo
Berfungsi untuk
2) Stop keran pipa air ½ inch
memotong aliran air yang
3. 3) Driver Servo 2
masuk dan keluar di
- IC 555
tangki 2
- Kapasitor
- Resistor
- Transistor NPN
Berfungsi sebagai
6. PC (ter instal labview) 1
controler dan HMI
Berfungsi sebagai
7. Arduino uno 1 penghubung controler
dan perangkat
8. Box Akrilik secukupnya Sebagai casing
7
Sebagai Level transmiter
10. Sensor Ultrasorik 2
tangki 2 dan 3
Berfungsi sebagai
Control Valve
pengatur aliran air yang
11. 1) Servo 2
masuk dan keluar pada
2) Keran pipa air ½ inch
tangki 2
Berfungsi sebagai saklar
5 volt yang di gunakan
12. Limit switch 1
untuk men trigger Solid
Relay Pompa
Berfungsi sebagai
Penghisap air dan
13. Pompa 1
memasukan nya ke
tangki 1
Berfungsi sebagai
14. Pipa Secukupnya penghubung antara
tangki dan valve
Berfungsi sebagai
15. Selenoid valve 1
keluaran dari tangki 3
Berfungsi sebagai saklar
16. Relay 1
selenoid valve
Berfungsi sebagai saklar
17. Solid relay 1
pompa
Berfungsi sebagai
18. Kabel jumper Secukupnya penghubung setiap
komponen
Berfungsi sebagai
19. Kerangka peletakan tangki Secukupnya
peletakan tangki
Berfungsi sebagai
20. Selang Secukupnya penghubung aliran air
dari tiap tangki
Berfungsi sebagai tubing
21. Tubing kabel Secukupnya
kabel
Berfungsi sebagai tempat
22. PCB Secukupnya
peletakan komponen
Berfungsi sebagai
23. Tenol Secukupnya penyambung kaki
komponen dan PCB
3.2 Alat
8
Perangkat lunak
Untuk membuat progam control
labView
dan HMI
Kabel
2. Alat ukur Untuk mengukur panjang
meteran
Solder 40
Untuk menyolder komponen
watt
3. Alat perkakas
Pasta solder Pembersih mata solder
Bor tangan
Untuk membuat lubang
9
buku – buku terkait tugas akhir, jurnal – jurnal, serta bisa dari sumber artikel
yang terpercaya dan dapat dipertanggung jawabkan. Informasi – informasi
tersebut dijadikan landasan dalam melakukan penelitian, dilakukan teori
penunjang yang memadai baik mengenai ilmu, metode penelitian, teknik
analisis, maupun teknik penulisan.
2. Metode Observasi
Metode yang dilakukan dengan mengumpulkan data serta informasi dari hasil
pengamatan dan penelitian peralatan yang sudah ada sebelumnya sehingga
dapat digunakan sebagai referensi dan acuan dalam penyusunan tugas akhir.
3. Metode Wawancara
Berkonsultasi dengan cara diskusi dengan dosen pembimbing tugas akhir, dosen
– dosen pengampu mata kuliah lain, dan juga dengan orang yang paham tentang
ilmu elektronika dan instrumentasi.
4. Perancangan dan Implementasi Alat
a. Rancangan Perangkat Keras
Pada pembuatan TA ini terbagi atas dua bagian perangkat keras yaitu sistem
keamanan menggunakan interlock dan pengaplikasian dari sistem tersebut
yaitu rancang bangun industri. Untuk sistem interlock menggunakan
beberapa rangkaian elektronika yaitu rangkaian comparator inframerah lalu
rangkaian gerbang logika FSM sebagai interlock. Output dari FSM adalah
nilai nol atau satu, apabila comparator mendeteksi gerakan (level air yang
melebihi batas maksimum) maka output FSM bernilai satu atau berlogika
high selanjutnya nilai tersebut di gunakan untuk men-trigger ESDV dan
Buzzer serta relay yang awalnya NC (tersambung daya) menjadi open
sehingga sistem mini plant akan shutdown/trip.
10
Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem keamanan
11
Gambar 3.3 Miniatur Plant
b. Rancangan Perangkat Lunak
Perancangan perangkat lunak ini digunakan sebagai penghubung antara
pengguna dengan perangkat keras. Perangkat lunak yang di gunakan adalah
Labview, berfungsi sebagai Human Machine Interface (HMI) sekaligus
controller dari rancang bangun industri. Labview memungkinkan pengguna
dapat memantau sekaligus meng kontrol secara real time berkat fasilitas
LINX yang terdapat di labview, LINX berfungsi sebagai jembatan atau
komunikasi antara PC dan arduino.
12
tetapkan tersebut berupa hambatan yang di atur menggunakan variabel
resistor. Apabila inframerah memancarkan gelombang lalu ada obyek
(air yang melewati batas maksimum) yang memantulkan nya,
selanjutnya reciever (photodiode) menerima pantulan gelombang
sehingga terjadi perubahan resistansi pada photodiode, apabila nilai
resistansi sebanding dengan nilai variabel resistor maka LM358 akan
mengeluarkan output berupa tegangan atau ber logika high. Namun
permasalah dalam komparator ini adalah nilai resistansi dari photodiode
tidak konstan melainkan sesuai dengan ada atau tidaknya obyek yang
memantulkan, apabila obyek menghilang maka resistansi berubah dan
LM358 tidak mengeluarkan output atau berlogika low, sampai ada obyek
lagi yang memantulkan inframerah. Maka dalam permasalahan ini
interlock bisa menjadi solusi.
13
Relay Normaly Close digunakan sebagai saklar yang digunakan
memutus daya dari sistem miniatur plant, apabila terdeteksi kegagalan
maka interlock FSM mengirim sinyal bernilai satu sehingga relay yang
awalnya normaly close menjadi open atau putus sehingga system
miniatur plant akan mati namun tidak pada sistem keamanan karena
sumber daya atau tegangan berbeda.
d. Emerency Shutdown Valve (ESDV)
Emerency Shutdown Valve (ESDV) adalah salah satu jenis valve namun
mempunyai karakter yang berbeda, sesuai dengan namanya valve ini
bekerja hanya pada saat keadaan Emergency atau mendesak. Cara kerja
dari Emerency Shutdown Valve (ESDV) yaitu apabila valve mendapat
nilai satu maka valve tersebut akan menutup dan apabila mendapat nilai
nol valve akan terbuka. Banyak sekali jenis dari ESDV, dari yang
menggunakan tegangan DC sampai AC, Normaly Close atau Normaly
Open, dari yang ratusan ribu sampai jutaan rupiah. Maka disini saya
mencoba untuk membuatnya sendiri dengan menggunakan stop keran
pipa air ½ inch dengan servo sebagai actuator. Namun di sini saya
menggunakan driver tambahan agar ketika di beri nilai satu valve
tersebut tertutup dan apabila di beri nol terbuka. Driver yang di gunakan
adalah rangkaian Generator frekuensi menggunakan IC555. Prinsip
kerjanya seperti mengendalikan derajat servo menggunakan
potentiometer. Jadi semisal valve terbuka di 0 derajat dengan 8k ohm
dan tertutup di 90 derajat 4k ohm, data tersebut di dapat dari pengukuran
potentiometer menggunakan multimeter. Setelah itu mengubah
rangkaian potentiometer tersebut menjadi dua resistor yang di rangkai
paralel. Resistor pertama di beri hambatan 8k ohm dan resistor ke dua
di beri hambatan yang nilainya apabila di paralel dengan resistor
pertama menjadi 4k ohm lalu pasang transistor NPN di resistor ke dua
jadi apabila basis di beri nilai P atau positif atau satu maka akan
memparalelkan kedua resistor tersebut dan hambatan bernilai 4k ohm
sehingga derajat servo menjadi 90 yang artinya valve tertutup, dan
apabila basis pada transistor tidak di bernilai satu maka emitor dan
colector tidak tersambung, jadi resistor kedua tidak peralel dengan
14
resistor satu sehingga nilai hambatan adalah 8k ohm yang artinya derajat
servo adalah 0 dan valve terbuka.
+
Gambar 3.6 Komponen Emerency Shutdown Valve (ESDV)
2. Pengujian Miniatur plant
a. Tangki
Tangki yang di gunakan berupa tabung plastik sebanyak tiga
buah. Tangki yang pertama terdapat limit switch (NO) di atasnya
berfungsi sebagai pemicu solid relay yang memutus tegangan AC
pompa, apabila air kurang dari level air yang di inginkan maka pemberat
akan menarik tali yang terkait pada limit switch, setelah terdapat bunyi
klik pada limit switch itu artinya menyambungkan solid relay dengan 5
volt atau bernilai satu sehingga pompa menyala sampai pemberat yang
sudah ada pengambangnya naik karna tekanan dari air menyebabkan
limit switch kembali normaly open, artinya tidak ada tegangan yang
mengalir di Solid Relay menyebabkan pompa terputus pada tegangan
AC dan mati.
Tangki ke dua adalah pengaplikasian dari alat ini. Dalam tangki
tersebut di pasang komparator dan interlock FSM untuk mendeteksi
level maksimal air yang berfungsi sebagai pengaman. Ketika alat
tersebut bekerja maka akan mengirim sinyal satu ke Relay utama (saklar
daya miniatur plant) dan menghidupkan ESDV yang di pasang di antara
15
tangki satu dan dua serta antara tangki dua dan tiga. Di tangki dua juga
terdapat sensor yang berfungsi menampilkan level ketinggian air (level
indikator). Dari data yang di dapat dari ultrasonic maka Labview dapat
mengatur buka tutup dari dua control valve yang berada bersampingan
dengan ESDV guna pengaplikasian PID pada tangki tersebut, semisal
memberi set point ketinggian level 20% maka akan ada penyesuan dari
setiap control valve. Sehingga terlihat pergerakan level ketinggian air
seperti apakah osilasi besar atau kecil kecapatn menuju set point dan
sebagainya. Apabila memilih PID maka di tentukan dengan variasi KP,
KD, KI, apabila menggunakan manual maka kita mengatur besaran
control valve dengan knob secara manual di interface Labview.
Tangki ketiga terdapat level indikator di dalamnya
menggunakan ultrasonic dan peran dari tangki ke tiga hanya
menyimpan air. Output dari tangki ini langsung ke selenoid valve 12
volt, ketika selenoid di beri tegangan 12 volt maka valve akan terbuka.
Selenoid akan di atur menggunakan relay NO, jadi apabila arduino
memberi nilai satu ke relay maka selenoid akan terbuka karena
mendapat tegangan 12 volt.
b. Control Valve
Control Valve yang digunakan berjumlah dua buah di pasang di antara
tangki satu dan dua serta antara tangki dua dan tiga terbuat dari servo
dan keran. Control valve terintegrasi dengan arduino dan di kendalikan
dengan Labview. Apabila mengendalikan servo dengan knob dari HMI
Labview artinya valve tersebut sudah bekerja secara baik.
c. Selenoid valve
Selenoid valve adalah valve yang terbuka apabila diberi tegangan. Valve
ini di pasang setelah tangki ke tiga di gunakan untuk proses selanjutnya.
d. Pompa
Pompa yang di gunakan berupa pompa aquarium yang mempunyai daya
hisap dan mampu menaikan air dengan kriteria yang sesuai.
e. Solid Relay
Relay ini di gunakan sebagai saklar pompa, relay tertutup apabila
mendapat sinyal high dari limit switch yang berada pada tangki satu.
16
6. Pengambilan Data
Data yang akan diambil berupa persentase kegagalan dan keberhasilan dengan
cara melakukan beberapa kali percobaan (kegagalan system) lalu mencari
perbandingan antara keberhasilan dan kegagalan alat tersebut.
7. Analisa dan Penyimpulan
Analisa yang di lakukan adalah penyebab sistem keamanan interlock FSM tidak
berhasil, serta analisa logika PID terhadap level tangki, kemudian diambil
kesimpulan untuk pengembangan selanjutnya
17
JADWAL PENELITIAN
18
DAFTAR PUSTAKA
19