Di susun oleh :
NIM : 2013030284
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PAMULANG
2017
LEMBAR PERNYATAAN HASIL KARYA SENDIRI
Nim 2013030284
Fakultas : Teknik
Dengan ini saya menyatakan bahwa laporan kerja praktek dengan judul
“DIAGNOSA SISTEM KONTROL ELEKTRONIK (ECM) UNTUK MESIN
TIPE 1NZ - FE” ini beserta isinya adalah hasil karya sendiri dan tidak melakukan
penjiplakan dengan cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku
dalam masyarakat keilmuan.
ADI PIRDIANSYAH
i
LEMBAR PENGESAHAN I
KERJA PRAKTEK
Dengan Judul :
Disusun Oleh :
NIM : 2013030284
ii
LEMBAR PENGESAHAN II
Oleh :
Nim : 2013030284
Disetujui :
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
pelaksanaan kerja praktek ini,.
Kerja praktek ini merupakan salah satu mata kuliah yang wajib ditempuh di
Universitas Pamulang, Fakultas Teknik Jurusan Teknik Mesin. Laporan kerja
praktek ini disusun sebagai pelengkap kerja praktek yang telah dilaksanakan
kurang lebih 1 bulan di PT. Astrido Toyota Karawaci.
Dengan selesainya laporan kerja praktek ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis. Untuk
itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Agus Soleh, selaku Kepala Bengkel PT. Astrido Toyota Karawaci.
2. Bapak Agus Hidayat, selaku Kepala Teknisi/Foremen PT. Astrido Toyota
Karawaci.
3. Bapak Ir. Djuhana, M.Si, selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Universitas
Pamulang.
4. Seluruh Karyawan di PT. Astrido Toyota Karawaci.
5. Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan bantuan baik moril maupun
materil selama menyelesaikan tugas kerja praktek.
6. Teman-teman yang telah memberikan masukan dan dorongan sehingga
terbuatnya laporan ini.
Adi Pirdiansyah
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
1. kehormatan
2. keberanian
3. kejujuran
4. kebajikan
5. loyalitas
6. ketulusan
7. kesantunan
Dengan senantiasa menerapkan dalam kehidupan ini, kita akan selalu belajar
untuk menjadi manusia yang lebih berguna untuk semua.
v
ABSTRAK
Engine Control Module (ECM) adalah alat control elektronik yang berfungsi
untuk mengendalikan serangkaian actuator pada mesin pembakaran dalam.
Secara singkat, ECM merupakan otak dari suatu kendaraan yang telah di-
computerize. Selain sebagai pengontol actuator, ECM juga berfungsi sebagai alat
protection system pada suatu kendaraan. Jika terdapat sesuatu yang hal yang aneh,
maka sensor akan mengirimkan sinyal kepada ECM untuk mematikan seluruh
sistem yang ada pada kendaraan tersebut. ECU ini biasa juga disebut dengan
istilah ECM (Engine Control Module). Dalam meningkatkan kinerja mesin, ECU
merupakan pilihan yang efisien karena hanya dengan memainkan variasi dari
waktu timing dan campuran udara bahan bakar akan menghasilkan daya yang
optimal dari suatu mesin. ECU pada mesin tipe 1NZ-FE menerima dan
menghitung seluruh informasi/data yang diterima dari masing-masing sinyal
sensor yang ada dalam mesin. Informasi yang diperoleh dari sensor antara lain
berupa informasi tentang suhu udara, suhu oli mesin, suhu air pendingin, tekanan
atau jumlah udara masuk, posisi katup gas, putaran mesin, posisi poros engkol,
dan informasi yang lainnya.
.
ABSTRACT
vi
fuel mixture will produce optimal power from a machine. The ECU on the 1NZ-
FE type machine receives and calculates all information / data received from
each sensor signal present in the machine. Information obtained from sensors
include information on air temperature, engine oil temperature, cooling water
temperature, pressure or amount of intake air, gas valve position, engine speed,
crankshaft position, and other information.
vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
viii
DAFTAR ISI
Halaman
Kesimpulan ................................................................................ 44
Saran .......................................................................................... 45
x
DAFTAR GAMBAR
xi
Selang Penyuplai Uap ................................................................................................... 32
Pelepasan Selang Ventilasi No. 2 (dua) ......................................................................... 33
Melepas Konektor Mass Air Flow ................................................................................. 33
Pengunci Saringan Udara .............................................................................................. 33
Selang By-Pass Air ....................................................................................................... 34
Selang By-Pass No. 2 (dua)........................................................................................... 34
Throttle Motor Body Assembly ...................................................................................... 34
Selang Water Filler Sub – Assembly .............................................................................. 35
Baut Dan Mur Throttle Body ......................................................................................... 35
Gasket Intake Manifold ................................................................................................. 35
Pemeriksaan Throttle Body Assembly ............................................................................ 36
Pembongkaran Tutup Cylinder Head ............................................................................ 37
Pembongkaran Tutup Saringan Udara ........................................................................... 37
Wire Harness Dan Konektor ......................................................................................... 38
Pelepasan Selang By-Pass Air ....................................................................................... 38
Pembongkaran Intake Manifold..................................................................................... 38
Pembongkaran Knock Sensor ........................................................................................ 39
Pemeriksaan Knock Sensor ........................................................................................... 39
Perbandingan Udara Dan Bahan Bakar.......................................................................... 41
Wiring Diagram Electronic Throttle Control System ...................................................... 43
xii
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kerja Praktek ini juga dilakukan agar mahasiswa dapat menerapkan ilmu ilmu
yang telah dimiliki dan telah dipelajari di bangku kuliah sehingga mampu
memecahkan masalah – masalah yang dihadapi di dunia kerja nanti. Mahasiswa
yang telah selesai didalam studinya, untuk itu perlu dilaksanakannya kerja praktek,
yaitu untuk mengarahkan, membimbing, dan memperkenalkan mahasiswa pada
dunia kerja sesungguhnya.
1
2
A. Tujuan Umum :
1. Menambah wawasan mengenai proses dan sistem.
2. Memperkaya kemampuan, ketertarikan dalam hal ini.
3. Melihat aktifitas secara langsung sistem permesinan.
4. Mendapatkan pengalaman kerja sebelum memasuki dunia kerja.
A. Tujuan Khusus :
Adapun tujuan khusus Kerja Praktek adalah sebagai suatu syarat untuk
mengambil tugas akhir tingkat Strata Satu (S-1).
Manfaat kerja praktek dapat dirasakan, baik oleh mahasiswa maupun kampus.
PROFIL PERUSAHAAN
PT. Akita Prima Mobilindo didirikan pada tahun 2010 di atas tanah seluas
9,235 M2, terletak di Jalan Imam Bonjol No.1 RT. 002/RW. 006 Panunggangan
Barat - Cibodas, Tangerang, Banten. PT Akita Prima Mobilindo bergerak dalam
bidang jasa yaitu penjualan dan perbaikan atau bengkel, yang merupakan salah satu
cabang perusahaan yang tergabung dalam Astrido Group salah satu cabang
perusahaan adalah PT. Astrido Toyota Karawaci. Pada awalnya PT. Akiata Prima
Mobilindo bukan show room dan bengkel resmi Toyota, melainkan show room dan
bengkel umum (independent). Dalam waktu yang relative singkat telah berkembang
dengan pesat yaitu dengan order penjualan yang tinggi, terutama mobil merek
Toyota. Melihat perkembangan ini maka pemilik perusahaan mengajukan
permohonan kepada PT. Toyota Astra Motor agar diterima menjadi show room
resmi Toyota. Akhirnya permohonan ini di terima, tetapi dengan beberapa syarat
yang harus dipenuhi, antara lain:
3
4
a. Bentuk gedung beserta isinya harus sesuai dengan standar yang ditetapkan
oleh PT. Toyota Astra Motor.
b. Harus mengikuti program yang diadakan oleh PT. Toyota Astra Motor
Pihak PT. Akita Prima Mobilindo setuju dan memenuhi syarat yang
ditentukan oleh PT Toyota Astra Motor. Maka jadilah PT. Akita Prima Mobilindo
sebagai show room atau dealer resmi Toyota. Kendala yang kemudian timbul
setelah banyaknya permintaan tadi adalah:
a. Tidak semua kendaraan baru yang di kirim oleh PT. Toyota Astra Motor
(sebagai produsen kendaraan Toyota) dalam keadaan sempurna, sehingga
timbul masalah kemana mereka harus memperbaikinya.
b. Pelangggan juga membutuhkan jaminan kesempurnaan produk, sehingga
harus ada garansi (warranty), sehingga mereka kesulitan untuk mengajukan
komplain langsung kepada pihak Toyota.
PT. Toyota Astra Motor menerima PT. Akita Prima Mobilindo sebagai salah
satu jaringan bengkel resmi Toyota. Akhirnya permohonan untuk menjadi bengkel
resmi Toyota juga di terima oleh PT. Toyota Astra Motor setelah syarat-syarat
yang ditentukan dipenuhi oleh PT. Akita Prima Mobilindo.
Visi adalah suatu ekspetasi yang didambakan untuk dicapai di masa depan.
Visi dari PT. Akita Prima Mobilindo adalah “To be the preferred automotive
dealerships by the customers in Indonesia”.
Misi adalah sesuatu yang harus dikerjakan oleh perusahaan dalam rangka
untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan. Misi dari PT. Akita Prima
Mobilindo adalah :
1. Aim to continuously implement the best quality services
Struktur Organisasi
Uraian Pekerjaan
Bertanggung jawab atas semua aktivitas yang terjadi di cabang dari mulai
showroom sampai bengkel.
Uraian tugas:
Bertanggung jawab atas semua aktivitas yang terjadi di bengkel, mulai dari
administrasi hingga kegiatan servis.
Uraian Tugas:
A. Waranty/Koordinator (KAIZEN)
Uraian Tugas:
4. Membuat laporan kodawari yang berkaitan dengan staff, asset dan operasional
bengkel.
5. Mengkoordinasikan setiap kegiatan yang ada di bengkel.
D. Service Advisor
1. Melayani pelanggan
10. Melakukan follow up kepada pelanggan setelah dua atau tiga hari kendaran
diperbaiki di bengkel.
11. Mengingatkan pelanggan untuk melakukan perawatan berkala
berikutnya pada saat selesai perawatan/perbaikan.
E. Foreman
Uraian Tugas:
F. Teknisi GR
4. Menggunakan Special Service Tool (SST) dan equipment yang sesuai dengan
prosedur kerja.
5. Mengusulkan penggantian spare part ke foreman.
H. Assh
I. Kasir
Uraian tugas:
J. Admin BP
K. Billing
Membuat Invoice
Uraian tugas:
1. Membuat invoice kendaran yang sudah selesai.
L. Piutang/piutang
Sebagai penagih atas hutang-hutang dari fleet user atau rekanan dan membuat
pembayaran terhadap supplier.
Uraian:
1. Follow up para rekanan atau yang berkaitan bahwa masa perjanjian atau
tenggang hutang harus di bayar
2. Melaksanakan administrasi penagihan piutang dan pembuatan laporannya
3. Membuat rincian perhitungan nomor faktur dan nilai faktur
4. Melaksanakan tugas tambahan yang di berikan oleh atasan sesuai situasi dan
kondisi.
BAB III
DASAR TEORI
1. Penjelasan
MAF ( Mass Air Flow ) adalah sensor yang mengukur jumlah udara yang
mengalir melewati throttle valve. ECM mengunakan informasi ini untuk menentukan
timing injeksi bahan bakar dan untuk menyediakan ratio udara-bahan bakar yang
tepat didalam MAF meter, terdapat heated platinum wire yang mengarah ke aliran
udara intake .
Dengan memakai arus tertentu ke kabel, ECM memanaskan kabel ini pada
temperatur tertentu. Aliran udara yang masuk akan mendinginkan kabel dan
internal thermister, untuk mengubah hambatannya. Untuk menjaga nilai arus yang
konstan, ECM mengubah voltase yang dipakai komponen ini pada sensor MAF .
Level tegangannya sebanding dengan aliran udara yang melewati sensor, dan ECM
menggunakan voltase ini untuk menghitung volume udara intake.
Sirkuit ini telah dikonstruksikan sedemikian rupa sehingga platinum hot wire
dan sensor temperatur membuat sirkuit penghubung, dan power transistor
melakukan pengontrolan sehinga potensi A dan B tetap sama untuk menjaga
temperatur yang telah ditentukan sebelumnya.
13
14
1. Lepaskan klem wire harness dan konektor mass air flow meter.
5. Bongkar O-ring
1. Memeriksa
1. Matikan mesin.
2. Lakukan pemeriksaan kendaraan dalam ruangan dan lantai yang rata.
3. Lakukan pemeriksaan mass air flow meter dengan case saringan udara
terpasang (terpasang pada kendaraan). Selama tes, jangan menggunakan
exhaust air duct untuk menghisap pada pipa exhaust.
4. Putar switch pengapian on (ACC).
5. Putar switch pengapian ke on (IG) (jangan menghudupkan mesin).
6. Hidupkan tester ke ON lalu Pilih item : Powertrain / Engine dan ECT /
Data List / MAF. Tunggu 30 detik, dan baca nilainya pada intelligent
tester. Kondiksi standar:
Kurang dari 0,28 g/det.
17
7 . Bila hasilnya tidak sesuai dengan spesifikasi, ganti mass air flow meter.
Jika hasilnya sesuai dengan range spesifikasi, periksa penyebab rasio
udara bahan bakar yang terlalu rich atau lean.
1. Penjelasan
Sistem Variable Valve Timing (VVT) adalah meliputi ECM, OCV dan
pengontrol VVT . ECM bertugas mengirim sinyal putaran kontrol ke OCV. Sinyal
kontrol ini mengatur tekanan oli yang disuplai ke pengontrol VVT. Kontrol timing
camshaft melakukan kerjanya sesuai dengan kondisi kerja mesin seperti intake air
volume, throttle valve position dan engine coolant temperature. ECM mengontrol
OCV, berdasarkan sinyal yang ditransmisikan oleh beberapa sensor. Pengontrol
VVT mengatur sudut intake camshaft menggunakan tekanan oli melalui OCV.
Hasilnya posisi camshaft dan crankshaft menjadi optimal, torsi mesin dan
efisiensi bahan bakar meningkat, emisi gas buang menurun dibawah segala
kondisi berkendara. ECM mendeteksi aktual intake katup timing menggunakan
sinyal dari sensor posisi crankshaft dan camshaft dan melakukan kontrol
feedback.Inilah cara target timing katup diverifikasi oleh ECM.
6. Lepaskan baut dan mur dan bongkar camshaft timing oil control valve.
b. Periksa cara kerja. Hubungkan kabel positif (+) baterai untuk terminal 1 dan
kabel negatif (-) baterai untuk terminal 2, kemudian gerakan valve.
Standar:
3. Pasang camshaft timing oil control valve assembly dengan baut. Torsi: 7,5 Nm{
76 kgfxcm , 66 in.lbf}
PERHATIAN:
Jangan menyisipkan batang penyetel diantara camshaft timing oil control valve
assembly dan generator assembly. Cara ini dapat merusak camshaft timing oil
control valve assembly.
kgfxcm
3. kencangkan baut A, kemudian kencangkan baut B. Torsi: 19 Nm{ 189
14 ft.lbf } untuk A 54 Nm{ 551 kgfxcm , 40 ft.lbf } untuk baut B.
PETUNJUK:
5. Ketika memasang kembali belt bekas pakai lebih dari 5 menit, setel
defleksi. dan tegangannya untuk nilai tengah spesifikasi dari belt bekas
pakai.
24
1. Penjelasan
Camshaft Position (CMP) sensor terdiri dari magnet dan inti besi yang dililit
dengan kawat tembaga, dan dipasangkan pada cylinder head. Ketikacamshaft
berputar, setiap 3 gigi pada camshaft melewati CMP sensor. Hal ini akan
mengaktifkan internal magnet dalam sensor, membangkitkan voltase dalam kawat
tembaga. Camshaft berputar bersesuaian dengan putaran crankshaft. Ketika
crankshaft berputar dua kali, maka akan terbangkit voltase 3 kali dalam CMP
sensor. Voltase yang dibangkitkan dalam sensor ini dianggap sebagai sinyal,
membuat ECM dapat menentukan posisi camshaft . Sinyal ini kemudian
digunakan untuk mengontrol ignition timing, timing injeksi bahan bakar, dan
sistem VVT.
Kondisi
Temperatur Spesifikasi
1,630 sampai
Dingin 2,740 Ω
2,065 sampai
Panas 3,225 Ω
Dalam gambar dan table diatas, terminologi Dingin dan Panas merupakan
referensi untuk temperatur koil. Dingin berarti sekitar -10 samapai 50°C (14
sampai 122°F). Panas berarti sekitar 50 sampai 100°C (122 sampai 212°F).
Bila hasilnya tidak sesuai dengan spesifikasi, ganti camshaft position sensor
2. Pasang sensor posisi camshaft dengan baut. Torsi: 8,0 Nxm{ 82 kgf x cm , 71
in.lbf }
1. Penjelasan
Sistem sensor Crankshaft Position (CKP) terdiri dari CKP sensor plate dan
pickup coil. Sensor plate mempunyai 34 gigi dan dipasang pada crankshaft.
Pickup coil dibuat dari kabel gulungan tembaga, inti besi dan magnet. Sensor
plate berputar, dan setiap gigi melalui pickup coil, gelombang sinyal ditimbulkan.
Pickup coil membangkitkan 34 sinyal pada setiap putaran mesin. Berasarkan
sinyal ini , ECM menghitung posisi crankshaft dan RPM mesin. Menggunakan
perhitungan ini , ijection timing bahan bakar dan ignition timing dikontrol.
Kondisi
Temperatur Spesifikasi
985 sampai
Dingin 1,600 Ω
1,265 sampai
Panas 1,890 Ω
PETUNJUK:
1. Penjelasan
Thermistor sudah built in dalam sensor temperatur pendingin mesin, yang mana
nilai hambatannya berubah sesuai dengan ECT. Struktur sensor dan hubungannya
ke ECM adalah sama dengan sensor intake air temperature (IAT).
PERHATIAN:
Untuk mencegah bahaya panas, jangan membuka radiator cap sub-
assembly selagi mesin dan radiator masih panas. Desakan panas akan-
membuat cairan pendingin mesin yang masih panas dan uap dapat
menyemprot keluar dari radiato assembly.
1. Periksa hambatan.
Throttle Body
1. Penjelasan
Throttle Body (TB) sensor terpasang pada throttle body assembly, dan
mendeteksi sudut bukaan throttle valve. Sensor ini tipe non-contact type, dan
menggunakan Hall-effect elements agar dapat menghasilkan sinyal yang akurat
meski dalam kondisi pengendaraaan sangat ekstrem, seperti pada kecepatan tinggi
atau sangat rendah.
Sensor TP mempunyai 2 sirkuit sensor yang masing-masing memancarkan
sinyal, VTA1 dan VTA2. VTA1 digunakan untuk mendeteksi sudut bukaan
throttle valve dan VTA2 yang digunakan untuk mendeteksi malfungsi dalam
VTA1. Voltase sinyal sensor ini bervariasi antara 0 V dan 5 V sebanding dengan
sudut bukaan throttle valve, dan dipancarkan ke terminal VTA dari ECM.
Begitu valve menutup, voltase output sensor berkurang dan selagi katup
membuka, voltase output sensor meningkat. ECM menghitung sudut buka throtle
valve sesuai dengan sinyal ini dan mengontrol aktuator throttle dalam merespon
input dari pengemudi. Sinyal ini juga digunakan untuk menghitung semacam
koreksi ratio udara-bahan bakar, koreksi peningkatan daya dan kontrol pemutusan
bahan bakar.
PERHATIAN:
b) Lepaskan selang penyuplai uap bahan bakar dan selang penyuplai uap
bahan bakar No.1 dari vacuum switching valve assembly.
4. Lepaskan klem wire harness dan konektor mass air flow meter.
5. Kendurkan klem selang, unlock klem saringan udara assembly dan bongkar
tutup saringan udara sub-assembly dengan selang saringan udara No. 1.
c.) Bongkar baut dan 3 mur kemudian bongkar throttle dengan motor
body assembly.
Knock Sensor
1. Penjelasan
Knock sensor tipe flat (non-resonant type) mempunyai struktur yang dapat
mendeteksi getaran atas frekuensi pita lebar: kira-kira antara 6 kHz dan 15 kHz.
Knock sensor dipasang pada blok mesin untuk mendeteksi engine knocking.
Knock sensor mengandung elemen piezoelectric yang menimbulkan voltase bila
elemen ini berubah bentuk. Voltase ditimbulkan bila blok mesin bergetar karena
knocking. Suatu kejadian dari engine knocking dapat ditekan dengan menunda
ignition timing.
PERHATIAN:
a) Periksa hambatan.
b) Gunakan ohmmeter, ukur hambatan antara terminal-
terminalnya. Hambatan standar: 120 sampai 280 kΩ
pada 20°C (68°F) Bila hasilnya tidak sesuai dengan
spesifikasi, ganti knock sensor.
Pedal Akselerator
1. Penjelasan
Begitu valve menutup, voltase output sensor berkurang dan selagi katup
membuka, voltase output sensor meningkat. ECM menghitung sudut buka throtle
valve sesuai dengan sinyal ini dan mengontrol aktuator throtle dalam merespon
input dari pengemudi. Sinyal ini juga digunakan untuk menghitung semacam
koreksi ratio udara-bahan bakar, koreksi peningkatan daya dan kontrol pemutusan
bahan bakar.
Tempat Kegiatan
Jenis Kegiatan
1. Proses Produksi
Setiap pukul 08.00 WIB pagi kami selalu mengikuti apel pagi yang bertujuan
untuk memupuk rasa persaudaraan sebelum dimulainya aktifitas perusahaan. Pada
saat proses produksi bejalan / sedang berlangsung para mekanik di larang bergurau
karena jika sedang memperbaiki mobil-mobil konsumen dengan bergurau dapat
membahayakan diri kita sendiri dan dapat menurunkan kualitas pekerjan kita.
Dan pada saat perbaikan ada suku cadang yang harus diganti maka kami
mengganti dengan yang baru. Sebelum mengganti dengan yang baru kami lepaskan
lebih dahulu sparepart yang rusak setelah itu kami pergi untuk membeli yang baru.
Setelah mendapat sparepart yang baru kami mulai memperbaiki dengan mengantikan
yang lama dengan yang baru. Setelah pergantian semua selesai, lalu tahap selanjutnya
adalah mencoba / test jalan.Setelah semua sudah dilaksanakan dan sudah selesai lalu
kita berikan mobil yang sudah kita perbaiki dan menerima tip dari konsumen lalu
mengucapkan terima kasih supaya konsumen senang dan dengan harapan konsumen
mau untuk kembali lagi.
41
42
2. Waktu Istirahat
Waktu istirahat diberikan sesuai dengan ketentuan yang ada pada peraturan
perusahaan adalah 60 menit untuk hari kerja senin sampai dengan hari minggu, untuk
memberi kesempatan bagi kaum muslim yang akan melakukan ibadahnya. Sedangkan
bagi yang lainny dapat menggunakan kesempatan ini untuk kegiatan lain sepanjang
tidak melebihi waktu yang telah ditentukan. Jika melebihi dari waktu istirahat yang
telah ditentukan maka akan diberi sanksi dan dicatat sebagai bahan evaluasi pada
akhir tahun untuk peninjauan jabatan dan upahnya.
3. Waktu Pulang
Jam kerja karyawan adalah 8 (delapan) jam dalam sehari. Untuk jam pulang
terbagi menjadi 3 (tiga) bagian dibedakan menurut jenis Shift masuk kerjanya yaitu :
PENUTUP
Kesimpulan
1. Secara umum, konstruksi sistem EFI dapat dibagi menjadi tiga bagian/sistem
utama, yaitu;
a) sistem bahan bakar
b) sistem kontrol elektronik
c) sistem induksi/pemasukan udara.
43
44
5.2 Saran
4. Buku panduan dan kaset pedoman perbaikin untuk teknisi harap lebih
dilengkapi karena ada beberapa buku yang sudah rusak dan tidak terbaca dan
kaset tidak bisa diputar sehingga kerja teknisi dalam menganalisa keluhan
pelanggan lebih optimal.
DAFTAR PUSTAKA
45