Jakarta
2018
PERSETUJUAN
Telah diperiksa, disetujui dan diterima dengan baik oleh Dosen Pembimbing Tugas
Akhir untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna
mengikuti sidang ujian tugas akhir Program Studi Teknik Mesin
Menyetujui,
Dosen Pembimbing 1
(Hendri Sukma, ST. MT) (I. Gede Eka Lesmana, ST. MT)
PERSETUJUAN
Tugas Akhir dengan Judul
Analisis Penanganan Produk Retak pada Produk Timing Chain Cover (TCC) D98E
di PT. Aisin Indonesia Automotive
Menyetujui,
Dosen Pembimbing 1
Analisis Penanganan Produk Retak pada Produk Timing Chain Cover (TCC) D98E
di PT. Aisin Indonesia Automotive
Yang dibuat untuk melengkapi sebagian prasyarat menjadi Sarjana Teknik pada
Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Pancasila, bukan
merupakan tiruan atau duplikasi dari Tugas Akhir yang sudah dipublikasi dan atau
pernah dipakai untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknik di Lingkungan Universitas
Pancasila maupun di Perguruan Tinggi, kecuali bagian yang sumber informasinya
dicantumkan sebagaimana mestinya.
(Edy kurniawan)
(4316218004)
ABSTRAK
Produk cacat (reject) adalah produk yang dihasilkan dari proses produksi, dimana produk
yang dihasilkan tidak sesuai dengan standard mutu yang ditentukan. Secara ekonomis produk tersebut
dapat diperbaiki dengan mengeluarkan biaya tertentu, namun biaya yang dikeluarkan harus lebih
rendah dari nilai jual setelah produk tersebut diperbaiki.
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis penanganan cacat produk casting Timing Chain
Cover (TCC) D98E di PT. Aisin Indonesia Automaotive. Cacat produk yang akan dianalisis adalah
retak (crack) yang terjadi pada area samping produk dan oil shaft. Retak terjadi karena beberapa
penyebab, diantaranya karena temperatur kerja yang terlalu panas (overheating) dan bentuk profil
cetakan yang terlalu tajam atau rumit. Pada proses High Pressure Die Casting (HPDC) parameter
mesin juga sangat berpengaruh terhadap baik tidaknya produk yang dihasilkan. Proses analisis akan
dimulai dari pengamatan pada contoh barang cacat, identifikasi masalah, modifikasi, trial, pengecekan
kualitas produk, dan terakhir pengolahan data.
Analisis ini bertujuan untuk menentukan metode yang tepat untuk menangani cacat retak
pada produk Timing Chain Cover (TCC) D98E. Penanganan dilakukan dengan modifikasi runner dan
gate dengan pertimbangan temperatur dan bentuk profil die.
Kata kunci—Retak (crack); HPDC; Gating system; Temperatur kerja cetakan; Pofil die
ABSTRACT
Reject product is product that produced from production process that doesn’t meet the certain
quality standard. Those Product could be fixed economically by spending certain fee. But that certain
fee should less than selling price of fixed product.
This experiment was conducted to analize the handling of reject casting product Timing
Chain Cover (TCC) D98E at PT. Aisin Indonesia Automative. Reject product that will be analyzed are
crack on side area of product and oil shaft. Cracks could be occured because of overheating work
temperature and mold profile shape that are too sharp or complicated. On High Pressure Die Casting
(HPDC), the machine parameter also influence the quality of product. The analysis process starting
by observing reject product, identification problems, modification, trial, checking product quality, and
Processing the data.
The aim of this analysis is to determine the exact method to handle cracked product on
Timing Chain Cover (TCC) D98E. The handling is done by modifying runner and gate and still
considering temperature and die profile.
i
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya bagi Allah subhanallahu wa ta’ala, yang kita memuji-Nya,
berlindung kepada-Nya dari kejelekan perangai kita dan dari kerusakan perbuatan-
perbuatan kita. Aku bersaksi bahwa tiada zat yang berhak disembah melainkan hanya
Muhammad sholallahu ‘alaihi wassalaam adalah nabi dan utusan-Nya yang mulia.
Dengan sebab pertolongan dan izin dari Allah subhanallahu wa ta’ala semata
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan tugas akhir yang berjudul
“Analisis Penangana Retak pada Produk Timng Chain Cover (TCC) D98E di
dihadapi dalam proses penulisan tugas akhir ini. Penulis mendapatkan motivasi dan
bantuan baik teknis maupun non teknis dari orang-orang yang sangat luar biasa.
apresiasi kepada pihak-pihak yang turut membantu proses penulisan laporan tugas
akhir ini. Penghargaan dan terimakasih yang tulus penulis berikan kepada :
2. Kedua orang tua penulis. Tidak ada satupun balasan yang setimpal yang
dapat diberikan seorang anak kepada kedua orang tua selain upaya untuk
ii
mendampingi dan memberikan support dalam menyelesaikan tugas akhir
ini. Rasa terima kasih yang sangat besar kiranya untuk semua curahan
4. Kepada Bapak Ir. Estu Prayogi, MKKK. Dosen pembimbing yang dengan
6. Dan kepada seluruh pihak yang telah membantu proses penulisan laporan
tugas akhir ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Pada akhirnya penulis hanyalah manusia yang tidak luput dari kesalahan dan
lupa. Maka penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan
laporan tugas akhir ini. Penulis berharap laporan tugas akhir ini dapat berguna bagi
Penulis
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .................................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xi
DAFTAR ISTILAH ............................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
iv
d. Keropos .......................................................................................... 23
e. Kerusakan Permukaan .................................................................... 24
f. Soldering ........................................................................................ 24
g. Deformasi Casting ......................................................................... 24
h. Retak Dalam ................................................................................... 25
4. Element of Gating System .................................................................... 26
a. Runner ............................................................................................ 26
b. Gate ................................................................................................ 28
c. Temperatur Kerja Cetakan ............................................................. 29
v
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 48
A. Kesimpulan .............................................................................................. 48
B. Saran ........................................................................................................ 48
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 49
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
II-12. Flashing...................................................................................................23
viii
IV-9. Temperatur Cetakan Sebelum Modifikasi...............................................46
ix
DAFTAR ISTILAH
alloy. paduan logam cair yang digunakan untuk proses die casting. biasanya
(projected) area. perhitungan total luasan cavity, yang nantinya akan terisi
biscuit. bentukan logam cair yang akan berubah solid di area antara die
berfugsi sebagai tanda apabila volume logam cair yang dimasukkan kurang
atau berlebih.
blank casting (alloy). bentuk akhir dari logam paduan, dari fase cair dan
bentuk akhir dari logam paduan ini adalah berupa part finish casting, setelah
total.
clamping force. perhitungan gaya tekan yang diterima oleh dies ketika
proses penuangan. besaran gaya tekan yang dialami ini harus dibawah dari
mesin.
die(s). komponen utama untuk proses die casting. terdiri dari 2 bagian utama,
yaitu fix side dan moveable side. dimana dari masing-masing bagian utama
x
ini, mempunyai fungsi yang berbeda, sesuai dengan komponen yang ada di
ejector rod. komponen dari mesin die casting yang berfungsi untuk menekan
(semacam) plat dari dies, yang berguna untuk mendorong part keluar dari
gating system. merupakan tempat lewatnya logam cair ketika memasuki dies.
urutan gating system sendiri dimulai dari die sleeve (inlet) – distributor
high speed (fast shot velocity). fase kedua dari perubahan tekanan yang
di dalam dies.
holding furnace. suatu tempat atau bak dengan berbagai heater (pemanas),
berfungsi untuk menjaga temperatur logam cair ketika akan dituang ke dalam
dies.
inject. proses penuangan, disertai dengan tekanan. hal ini dimaksudkan untuk
lebih mendorong logam cair untuk mengisi setiap bagian atau rongga didalam
dies.
injection pressure. gaya tekan yang dialami oleh logam cair ketika didorong
xi
liquid (phase). lebih mudahnya disebut fase cair. merupakan salah satu fase
yang dialami oleh alloy, dengan berat jenis sekitar 2,4 – 2.5 gr/cm3.
parting line. batasan yang digunakan untuk membagi dies menjadi beberapa
bagian. secara umum, parting line ini membagi dies menjadi 2, yaitu fix
digunakan untuk menentukan bagian lain, yaitu slide core (meski bagian ini
volume fase solid denga volume fase cair. kenapa? karena ketika perubahan
fase dari cair ke solid, terjadi penyusutan yang berimbas kepada berubahnya
venting system. suatu sistem pembuangan udara sisa yang berada di dalam
dies ketika proses inject dilakukan. sistem ini dapat berupa alur (pocketing)
xii
BAB I
PENDAHULUAN
tahan terhadap korosi, dan mampu cor yang tinggi dengan biaya pengerjaan
ini. Tak ayal alumunium menjadi komoditas yang cukup potensial khususnya
industri adalah mesin jenis High Pressure Die Casting (HDPC). Jenis
dengan hasil produk yang sama dalam bentuk maupun ukurannya. (Zhu,
High Pressure Die Casting (HPDC) adalah salah satu teknologi proses
mesin casting pressure ini telah banyak berkembang di negara asia khususnya
1
Jepang dan China. HPDC yang banyak beredar di industri biasanya D/C 135
ton, 250 ton, 350 ton, 500 ton, 650 ton, 800 ton, 900 ton, 1500 ton, dan 2500
problem keropos dan uncomplete reject dapat diatasi. Selain tekanan, hal
penting yang harus diperhatikan adalah suhu proses pencetakan. Suhu yang
retak dan keriput pada produk. Retak (crack) adalah salah satu cacat produk
yang cukup sering terjadi pada produk casting. Retakan dibagi menjadi retak
penyusutan (sering terjadi pada bagian filet tajam dari coran) dan retak
tegangan sisa (adalah robekan panas pada temperatur tinggi dan temperatur
Retak penyusutan sering terjadi pada bagian filet yang tajam dari suatu
coran. Lebar retakan berbeda, tetapi bentuk retakan tidak tajam. Sebab utama
dari retakan adalah karena perencanaan coran yang buruk, pemuaian cetakan.
Inti menahan penyusutan dari coran sehingga saluran turun dan penambah
tajam dari coran harus dihindarkan dan perubahan mendadak dari bentuk
B. Perumusan Masalah
1. Metode apa yang efektif untuk mengurangi cacat retak pada produk
C. Batasan Masalah
berikut
1. Jenis cacat produk yang dibahas adalah retak (crack) area oil shaft
Karawang.
3. Tools yang digunakan dalam penelitian adalah tools yang ada di PT.
D. Tujuan
E. Metode Penelitian
Ini juga memperjelas arah serta jalan pemikiran penulis dan juga logika dalam
penyelesaian masalah.
berikut
1. Pengamatan langsung
F. Sistematika Penulisan
Bab I : PENDAHULUAN
sistematika penulisan.
(TCC) D98E.
(TCC) D98E.
Bab V : KESIMPULAN DAN SARAN
LANDASAN TEORI
Fix Body
(Guide bush)
(Cavity)
7
5. Sudut Pengunci : 1.2344 ( 43-45 Hrc )
(Locking wedge)
(Angle pin)
Move Body
(Guide pillar)
(Distributor)
(Core)
(Spacer block)
(Spacer)
(Ejector pin)
18. Pemberhenti : 1.1730
(Stopper)
(Slide core)
B. Die Casting
paduan logam non ferro (Al, Zn, Mg, Cu) dengan cara mencairkan logam
tersebut pada titik leburnya dan menuangkan ke dalam cetakan (Zhu, Yulong et
al, 2004).
Dari cara pengisian dan pemberian tekanan, die casting dibagi menjadi 3
kelompok utama :
2. Centrifugal Casting.
3. Pressure Casting.
tekanan/injeksi pada tungku atau kamar tekanan. Sehingga metal cair dapat
kontinyu dari tungku dan pendinginan dimulai dari bagian atas sehingga
Keuntungan :
pasir.
Kerugian :
Sifat fisik :
Pada benda kerja dengan tuntutan teknis yang tinggi, baik terhadap
Contoh produk :
dalam kamar tekanan pada mesin injeksi dan mendorong cairan tersebut
dengan kecepatan dan tekanan tinggi. Sehingga metal cair tersebut dapat
2012).
Keuntungan :
terbentuk
Kerugian :
tersedia.
Porositas untuk benda agak tebal tidak terjamin, karena adaya udara
terjebak.
Sifat fisik :
tinggi.
Pada jenis ini, tungku peleburan bersatu dengan mesin. Kamar injeksi
metal cairnya.
Penggunaan :
Keuntungan :
cavity.
bertemperatur tinggi.
injeksi.
masuk kedalam
chamber melalui
lubang.
Plunger yang
berhubungan
dengan piston
menekan metal
dalam chamber
ke gooseneck.
Metal cair
masuk kedalam
cavity melalui
lubang nozzle
Setelah cavity
penuh, piston
bergerak
mundur dan
material pada
nozzle akan
terputus.
Saat cetakan
membuka dan
lubang saluran
terbuka, metal
kembali dalam
gooneseck dan
akan menetes
akibat adanya
perbedaan
tekanan.
Gambar II-5 Produk hot chamber timah paduan dan seng paduan.
mesin injeksi. Kamar injeksi bersatu dengan mesin injeksi dan berhubungan
Penggunaan :
magnesium.
tebal.
Keuntungan :
Kerugian :
otomatis.
Plunger yang
cetak.
membeku.
biscuitnya dan
mendorongnya kearah
bawah untuk
mengeluarkan biscuit
adalah pada arah posisi injeksi dan pengisian cetakan. Pada horizontal cold
side gatting.
Gambar II-8 Horizontal cold chamber machine.
Penggunaan :
besar.
Keuntungan :
temperatur tinggi.
Untuk pembentukan logam dengan titik lebur yang tinggi yang tidak
Kamar injeksi yang tinggi , karena torak injeksi dan aliran metal
Dimensi cetakan lebih besar karena posisi saluran masuk tidak dapat
terjadi dapat ditimbulkan oleh berbagai faktor, baik yang bersumber pada faktor
Berbagai macam jenis kerusakan yang dapat terjadi pada produk die casting
diantaranya :
b. Cross Joint
Kerusakan ini lebih banyak disebabkan oleh sambungan pada parting line
yang bergeser.
c. Flashing
line, yang dapat diakibatkan oleh permukaan parting line yang tidak rata,
d. Keropos (Porous)
tekanan injeksi yang rendah, over flow tersumbat, tidak ada venting, dan
dapat juga disebabkan oleh perlakuan pada saat peleburan yang kurang
f. Soldering
tinggi sehingga melekat pada cetakan, serta permukaan cavity yang kering
g. Deformasi Casting
Cacat dalam pada slab merupakan cacat yang ada dalam slab
dan tidak dapat dilihat dari luar. Retak/crack ini terjadi karena adanya
regangan tarik yang relatif besar yang berada di daerah pembekuan oleh
akan tertarik menuju retak ini. Setelah seluruhnya membeku retak yang
terjadi terlihat sebagai garis sulphur yang tersegregasi pada Sulphur Print
Test, terkecuali bilamana terjadinya missalignment atau roll gap yang relatif
besar maka tidak akan teramati retak terbuka. Dari hasil pengamatan
dari tundish.
unsur terlarut tersisih ke dalam. Hal ini terjadi bila pendingin sekunder
a. Runner
(sprue) pada rongga melalui gate. Sebagai saluran penghubung yang akan
mungkin. Dari hasil percobaan yang telah dilakukan para peneliti, secara
D=Smax+1.5(mm)
D=Diameterrunner(mm)
Runner dapat dibuat dalam beberapa macam bentuk dan ukuran, baik
perhitungan.
jumlah material yang mengalir dan penurunan tekanan (pressure drop) yang
timbul akibat terjadinya lapisan kontak yang mengering pada bagian luar
b. Gate
Karena pengaruh faktor injeksi yang tidak tetap untuk tiap jenis
material dan adanya perubahan tekanan pada runner, serta faktor perubahan
pada kondisi yang tetap sehingga tidak terjadi peningkatan atau penurunan
temperatur yang dapat berakibat terhadap produk yang dihasilkan. Pengaturan
yang dialirkan dalam cetakan. Cairan yang umum dipakai adalah oil anti api (tidak
Aluminium 180-300
Paduan
Magnesium 200-250
Paduan
Tembaga 300-350
Paduan
METODOLOGI PENELITIAN
Mulai
TIDAK
YA/TIDAK
YA
Proses modifikasi
Perakitan
Trial
QC produk
TIDAK
YA/TIDAK
YA
Pengolahan data
Selesai
31
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
seperti Timing Chain Cover (TCC), Oil Pan, dan Cam Shaft Housing (CSH).
mobil.
2.Waktu Penelitian
1. Populasi
kuantitatif dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin
dipelajari sifat-sifatnya. Dalam penelitian ini jumlah populasi adalah 30
orang.
2. Sampel
untuk sekedar batasan, apabila obyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil
semuanya. Jika populasi kurang dari 100, maka populasi menjadi sampel atau
sesnus, yaitu mencatat semua elemen yang diselidiki, jadi menyelidiki semua objek,
Adapun jenis data yang digunakan dalam penulisan proposal tugas akhir ini
adalah data kuantitatif. Data jenis ini adalah data yang berupa laporan-laporan secara
tugas akhir.
Sedangkan sumber data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah :
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil observasi dengan
cara pengamatan yang dilakukan oleh penulis dan juga wawancara dengan
2. Data Sekunder
serta informasi tentang tema yang akan penulis angkat dalam penulisan
tugas akhir.
1. Observasi lapangan
proses yang berkaitan dengan tema tugas akhir. Observasi dilakukn secara berkala
2. Wawancara
dan karyawan terkait objek penelitian. Wawancara penelitian yang dilakukan adalah
wawancara yang telah tersusun sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya
(Sugiyono, 2008)
3. Dokumentasi
berupa catatan, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat, lengger, agenda, dan
4. Studi Literatur
penelitian.
Menurut Danial dan Warsiah Studi Literatur adalah merupakan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti dengan mengumpulkan sejumlah buku buku, majalah yang
berkaitan dengan masalah dan tujuan penelitian. Teknik ini dilakukan dengan tujuan
Pengertian lain tentang studi literatur adalah mencari referensi teori yang
relefan dengan kasus atau permasalahan yang ditemukan. Referensi ini dapat dicari
dari buku, jurnal, artikel laporan penelitian, dan situs-situs di internet. Output dari
studi literatur ini adalah terkoleksinya referensi yang relefan dengan perumusan
masalah.
Secara umum studi literatur adalah cara untuk menyelesaikan persoalan
kata lain, istilah Studi literatur ini juga sangat familiar dengan sebutan studi pustaka.
Dalam sebuah penelitian yang hendak dijalankan, tentu saja seorang peneliti harus
1. Posisi Retak
37
1. Penyebab Retak
kekuatan yang baik dan bobot yang ringan. Namun konsekuensi dari sifat
kekuatan materialnya yang baik yaitu sifat getasnya akan ikut meningkat
Dari root cause of problem diatas bisa disimpulkan kasus munculnya retak
produk.
Profil cetakan atau yang biasa disebut cavity dan core merupakan
Retak yang terjadi pada produk TCC D98E rata-rata terjadi pada area
kritis, seperti pada bagian tengah produk dan profil yang tajam/rumit. Untuk itu
dari cetakan yang bertujuan untuk terpusatnya panas dan mencegah stress yang
terjadi akibat pemuaian yang terjadi pada area cetakan yang tajam/rumit. Berikut
A. Fill Time
Percent solid fraction allowable in the metal at the end of filling (S) =
30%
0.0346[(650−570)+(30𝑥3.8)]3
= [570−200]
= 0.054 𝑠𝑒𝑐𝑜𝑛𝑑
= 54 𝑚𝑖𝑙𝑖 𝑠𝑒𝑐𝑜𝑛𝑑
B. PQ2 Calculation
kgf/cm2
Plunger diameter = 80 mm
𝑀𝐴𝑃𝑥(𝐶𝑦𝑙𝑖𝑛𝑑𝑒𝑟 𝑑𝑖𝑎)2
=
(𝑃𝑙𝑢𝑛𝑔𝑒𝑟 𝑑𝑖𝑎)2
150𝑥(130)2
=
(80)2
𝐷𝑆𝑉
= (𝑃𝑙𝑢𝑛𝑔𝑒𝑟 𝑑𝑖𝑎)2 𝑥𝜋𝑥
4
6.15
= (80)2 𝑥𝜋𝑥
4
𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦𝑥𝐺𝑣 2
=
2𝑔𝑥𝐶𝑑 2
2.58𝑥(400)2
=
(2𝑥981)𝑥(0.4)2
412800
=
313.92
= 131.5 𝑘𝑔𝑓⁄𝑐𝑚2
𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦𝑥𝐺𝑣 2
=
2𝑔𝑥𝐶𝑑 2
2.58𝑥(2500)2
=
(2𝑥981)𝑥(0.4)2
16125
=
313.92
Flow Rate
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑜𝑓 𝑚𝑒𝑡𝑎𝑙
=
𝐹𝑖𝑙𝑙 𝑡𝑖𝑚𝑒
261063.6
=
0.054
Runner Design
𝑅𝐴 = 1.3𝑥𝐴𝑔
= 1.3𝑥69
= 86.7 𝑚𝑚
Depth (D)
𝐷 = √𝑅𝐴⁄0.8
= √86.7⁄0.8
= 10.42 𝑚𝑚
Width
𝑊𝑖𝑑𝑡ℎ = 2𝐷
= 2𝑥10.42
= 20.48 𝑚𝑚
Gate Design
𝐴𝑔 = 𝑄 ⁄𝐶𝑑√( 𝑃 ∗ 2𝑔⁄𝜌)
= 0.6877 𝑐𝑚2
𝐿𝑔 = 𝐴𝑔⁄𝑇
= 69⁄3
= 23 𝑚𝑚
Overflow Design
= 0.5 𝑥 68.77
Venting Design
= 0.30 𝑥 68.77
1. Marking
2. Baby grinder
4. Jangka sorong
Prosedur Modifikasi
2. Marking cetakan
b. Modifikasi overflow
D. Hasil Trial
Setelah modifikasi
Sebelum modifikasi
BAB V
A. Kesimpulan
Cover (TCC) di PT. Aisin Indonesia Automotive didapatkan hasil bahwa penyebab
terjadinya retak yaitu temperatur kerja cetakan yang abnormal dan profil cetakan
yang terlalu tajam/rumit. Untuk itu dilakukan penanganan dengan modifikasi lubang
oil shaft dengan menambah tinggi cavity 0.5 mm dan modifikasi saluran overflow
pada area samping produk untuk menangani panas yang memusat saat proses injeksi
sebelum dan sesudah bisa mengalami penurunan sekitar 16-30º C dan jumlah produk
retak menurun.
B. Saran
Proses High Presure Die Casting (HPDC) memiliki ruang lingkup bahasan
yang lebih luas lagi terutama dalam pembahasan parameter yang sangat berpengaruh
baik.
48
DAFTAR PUSTAKA
Abdu, Abdulfatah., T.M. Shafii, K.K. Dubey, & U.K. Gupta. 2016. Design and
Analysis of Pressure Die Casting Die for Automobile Component. Global
Journal of Researches in Engineering: A Mechanical and Mechanics
Engineering. 16(3)
El-Fotouh, M. R.A., A.Y. Shash, & M.H. Gadallah. Semi-automated Gating System
Design with Optimum Gate and Overflow Positions for Alumunium HPDC.
Springer International Publishing AG 2018.
Ingle, Vaibhav & M. Sorte. Defects, Root Cause in Casting Process and Their
Remedies: Review. Int. Jpurnal of Engineering Research and Application. 2017.
7(3)
Setiawan, Budi, dan Tatang Sutisna. 1986. Die Casting. Bandung: Perpustakaan
PMS-ITB.
Zhu, Yulong., et al. 2004. Evaluation of soldering, washout and thermal fatigue
resistance of advanced metal materials for alumunium die-casting dies.
Materials Science and Engineering A, 379.
Yurianto. 2010. Kelayakan Limbah Aluminium sebagai Bahan Baku Perkakas Rumah
Tangga. Semarang: Universitas Diponegoro.
49