Disusun Oleh :
TANGGUH SETIAJI
4.21.18.1.23
Disusun Oleh :
TANGGUH SETIAJI
4.21.18.1.23
i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Tangguh Setiaji
NIM. 42118123
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul “Modifikasi Otomasi Die Cutter pada Mesin Press Hidrolik
Berbasis Electropneumatic guna Menurunkan Cycle Time dan Potensi Bahaya pada
Proses Produksi Tray di PT Techpack Asia” dibuat untuk melengkapi sebagian
persyaratan menjadi Sarjana Terapan pada Program Studi Sarjana Terapan Teknik
Mesin Produksi dan Perawatan Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang
dan disetujui untuk diajukan dalam sidang ujian skripsi.
Mengetahui,
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi dengan judul “Modifikasi Otomasi Die Cutter pada Mesin Press Hidrolik
Berbasis Electropneumatic guna Menurunkan Cycle Time dan Potensi Bahaya pada
Proses Produksi Tray di PT Techpack Asia” telah dipertahankan dalam ujian
wawancara dan diterima sebagai syarat untuk menjadi Sarjana Terapan pada
Program Studi Sarjana Terapan Teknik Mesin Produksi dan Perawatan Jurusan
Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang pada tanggal 16 Agustus 2022.
Tim Penguji,
Penguji I, Penguji II, Penguji III,
Abdul Syukur Alfauzi, S.T., M.T. Drs. Paryono, SST., M.T. Timotius Anggit Kristiawan, S.T., M.Eng
NIP. 197005051999031002 NIP. 196003011986031002 NIP. 198912272019031014
Ketua, Sekretaris,
Mengesahkan,
Ketua Jurusan Teknik Mesin,
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat serta karunianya,
sehingga Penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi dengan judul
“Modifikasi Otomasi Die Cutter pada Mesin Press Hidrolik Berbasis
Electropneumatic guna Menurunkan Cycle Time dan Potensi Bahaya pada Proses
Produksi Tray di PT Techpack Asia”. Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Abdul Syukur Alfauzi, S.T., M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin
sekaligus sebagai Penguji I sidang skripsi.
2. Bapak Dr. Ampala Khoryanton, S.T., M.T. selaku Ketua Program Studi Sarjana
Terapan Teknik Mesin Produksi dan Perawatan sekaligus sebagai Dosen
Pembimbing II sekaligus Sekretaris tim penguji.
3. Bapak Sri Harmanto, S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing I sekaligus Ketua
Tim penguji
4. Bapak Drs. Paryono, SST., M.T. sebagai Penguji II sidang skripsi.
5. Bapak Timotius Anggit Kristiawan, S.T., M.Eng. sebagai Penguji III sidang
skripsi.
6. PT Techpack Asia sebagai tempat penelitian skripsi
7. Teman-teman Sarjana Terapan Teknik Mesin Produksi dan Perawatan angakatan
2018 atas bantuan, dukungan dan kebersamaannya.
8. Kedua orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan, motivasi dan
do’a kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa penulisan skirpsi ini jauh dari sempurna, Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat mebangun dan semoga dapat
bermanfaat bagi Industri, Pihak Akademik, serta semua pihak maupun pembaca.
Tangguh Setiaji
NIM. 42118123
iv
ABSTRAK
Kata kunci : mesin press hidrolik, cycle time, potensi bahaya, tray
v
ABSTRACT
vi
DAFTAR ISI
vii
2.12 Potensi Bahaya .......................................................................... 20
2.13 HIRARC .................................................................................... 21
2.14 ASTM A36 ................................................................................ 23
2.15 Safety Factor ............................................................................. 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................... 25
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 25
3.2 Metodologi ................................................................................ 25
BAB IV DATA DAN HASIL PENELITIAN .......................................... 35
4.1 Data Produksi Tray TG 182 ........................................................ 35
4.2 Data Cycle Time ......................................................................... 35
4.3 Data Pengujian Cycle Time ........................................................ 36
4.4 Data Potensi Bahaya .................................................................. 38
4.5 Data Kebutuhan Material dan Komponen ................................... 38
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN .............................................. 40
5.1 Analiss Perancangan .................................................................... 40
5.2 Analisis Pembuatan Alat ............................................................ 48
5.3 Analisis Pengujian Alat .............................................................. 52
5.4 Analisis Ekonomi ....................................................................... 57
5.5 Analisis Pembebanan Statis ........................................................ 58
5.6 Pembahasan ............................................................................... 61
5.7 Hasil dan Spesifikasi Modifikasi Mesin Press Hdirolik ............... 62
BAB VI PENUTUP ................................................................................. 64
6.1 Kesimpulan ................................................................................ 64
6.2 Saran ......................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 65
LAMPIRAN ........................................................................................... 68
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
DAFTAR LAMBANG
xii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.4 Tujuan
1.5 Manfaat
6
7
- Power dan dapat menurunkan cycle time. Relevansi dengan penelitian ini adalah
menganalisis penurunan cycle time dengan melakukan modifikasi mesin press
menjadi otomatis.
Susilo (2013) dalam penelitianya yang berjudul “Design of Pneumatic
Simulator As Material Handling Equipment” Penelitian tersebut membahas tentang
rancang bangun simulator pneumatic sebagai alat pemindah barang. Hasil dari
penelitian tersebut yaitu dihasilkan alat pemidah barang berbasis pneumatic yang
mampu memindahkan benda dengan massa 10 kg. Relevansi dengan penelitian ini
adalah penggunaan double acting pneumatic cylinder untuk memindahkan produk
Oktolori (2015) dalam penelitianya yang berjudul “Analisis Penilaian
Penyebab Risiko Kecelakaan Kerja Terjepit Mesin Press dan Terkena Pecahan
Kaca Di Mesin Roughing Pada PT XYZ” Penelitian tersebut membahas tentang
analisis risiko tertinggi dari penyebab kecelakaan kerja tangan terjepit dan terkena
pecahan kaca pada mesin roughing. Hasil dari penelitian ini yaitu digunakan
metode ALARP untuk mengendalikan resiko bahaya yang terjadi. Relevansi
dengan penelitian ini adalah analisis risiko kecelakaan kerja tangan terjepit pada
mesin press.
Ariani (2016) dalam penelitianya yang berjudul “Hazard Identification and
Risk Assessment (HIRA) Sebagai Upaya Mengurangi Risiko Kecelakaan Kerja dan
Risiko Penyakit Akibat Kerja di Bagian Produksi PT Iskandar Indah Printing
Textile Surakarta” Penelitian tersebut membahas tentang analisis potensi bahaya di
bagian Produksi PT Iskandar Indah Printing Textile Surakarta menggunakan
metode HIRA. Hasil dari penelitian tersebut yaitu diperoleh beberapa sumber faktor
kecelakaan kerja yaitu lingkungan, mesin, dan sikap kerja yang tidak aman.
Relevansi dengan penelitian ini adalah analisis potensi bahaya menggunakan
metode HIRA
Indah (2018) dalam penelitianya yang berjudul “Development of Cutting
Machine Slipper Hotel With Pneumatik System” Penelitian tersebut membahas
tentang rancang bangun mesin press untuk memotong sandal hotel dengan system
electropneumatic. Hasil dari penelitian ini diperoleh mesin press sendal hotel
dengan kapasitas 61 pcs per 5 jam. Relevansi dengan penelitian ini adalah
memodifikasi mesin press hdirolik menggunakan system electropneumatic
8
Modifikasi Otomasi Die Cutter pada Mesin Press Hidrolik Berbasis Electropneumatic guna
Menurunkan Cycle time dan Potensi Bahaya pada Proses Produksi Tray di PT Techpack Asia
Tool dapat menghasilkan produk secara masal dengan kualitas yang seragam dan
waktu yang singkat sehingga ekonomis dalam segi biaya pembuatan produknya
(Sundari, 2015)
Die Cutter adalah sebuah pisau khusus yang dapat dibuat dalam berbagai
bentuk seperti berbentuk berbentuk lingkaran, berbentuk persegi, berbentuk profil
seperti sandal, dan bentuk-bentuk lainnya. Cutter hydraulic press machine atau
biasa disebut die cutter mempunyai beberapa jenis, antara lain
a. Straight die cutter
Pisau ini memiliki sisi tajam dibagian bawah dan tumpul dibagian atas. Pisau
ini digunakan sebagai pemotong dengan bentuk hanya garis lurus.
b. Proporation die cutter
Pisau ini memiliki sisi tajam berbentuk seperti gergaji yang berfungsi untuk
mempermudah pemotongan garis lurus.
c. Wavy die cutter
Pisau ini memiliki sisi tajam yang bergelombang atau meliuk, memiliki
fungsi memotong dengan bentuk bergelombang (Indah, 2018)
2.4 Electropneumatic
Keterangan :
F = Gaya yang diberikan , [N]
P = Tekanan , [MPa]
A = Luas bor , [m²]
d = Diameter piston rod , [mm]
2.5 Timer
Timer adalah pengatur waktu bagi peralatan yang dikendalikannya. Timer ini
dimaksudkan untuk mengatur waktu hidup atau mati dari solenoid valve, dimana
solenoid valve inilah yang nantinya menghubungkan ke silinder pneumatic.
Kumparan pada timer akan bekerja selama mendapat sumber arus. Apabila telah
mencapai batas waktu yang diinginkan maka secara otomatis timer akan mengunci
dan membuat kontak NO (Normaly Open) menjadi NC (Normaly Close) dan NC
menjadi NO. (Susanto, 2013)
Root Cause Analysis adalah proses yang dirancang untuk digunakan dalam
menyelidiki dan mengkategorikan akar penyebab peristiwa dengan dampak
keselamatan, kesehatan, lingkungan, kualitas, keandalan, dan produksi.
masalah–masalah yang memiliki efek pada proses pemotongan tray. Pihak terkait
yang dimaksud dalam proses wawancara adalah operator, staff engineering dan
section head vacuum tray PT Techpack Asia
b. Memahami Masalah (Understand the problem)
Memahami masalah dilakukan dengan memeriksa ulang data yang
didapatkan, mencocokkan data hasil studi lapangan dan wawancara, mencari
penyebab dan efek yang ditimbulkan dengan mempelajari literatur yang telah
didapat. Pada tahap ini dapat dilakukan analisis menggunakan metode fishbone
diagram untuk menjabarkan masalah berdasarkan machine, man, material, money,
method, dan enviroment atau yang biasa disebut 5M + 1E.
2.8 Perancangan
a. Identification of Need
Identifikasi kebutuhan (Identification of Need) merupakan suatu proses untuk
mengenali kebutuhan yang biasanya dipicu oleh permasalahan atau keadaan yang
merugikan (Budynas, 2008). Perancangan dimulai dengan di identifikasinya suatu
kebutuhan akan suatu produk oleh seseorang yang menyadari adanya suatu problem
yang akan terpecahkan jika diciptakan produk baru atau modifikasi produk yang
telah ada. Identifikasi berisi kegiatan untuk menganalisis permasalahan yang
terjadi.
15
b. Definition of Problem
Definisi masalah merupakan proses penentuan spesifikasi objek yang akan
dirancang secara keseluruhan. Spesifikasi tersebut terdiri dari biaya, jumlah yang
akan diproduksi, masa pakai yang diharapkan, dan keandalan (Budynas, 2008).
Kegiatan yang dilakukan adalah merumuskan masalah tentang produk yang
dibutuhkan. Definisi masalah lebih spesifik dan harus mencakup semua spesifikasi
untuk objek yang akan dirancang. Spesifikasinya adalah input dan output kuantitas,
karakteristik dan dimensi ruang yang harus ditempati objek, dan semua batasan
pada jumlah ini.
c. Synthesis
Sintesis merupakan fase pada saat konsep desain telah ditetapkan dan siap
untuk dinilai apakah kinerja sistem memuaskan atau lebih baik. Jika memuaskan,
seberapa baik kinerjanya. Proses penilaian tersebut harus diusulkan, diselidiki, dan
dikuantifikasi dalam kerangka metrik yang ditetapkan (Budynas, 2008). Tahap
sintesis merupakan skema yang menghubungkan dengan elemen sistem yang
mungkin terjadi atau disebut penemuan desain atau konsep desain. Berbagai skema
harus diusulkan, diselidiki, dan dikuantifikasi dalam bentuk metrik yang telah
ditetapkan.
e. Evaluation
Evaluasi adalah proses pengujian agar diketahui apakah desain tersebut
benarbenar memenuhi kebutuhan, dapat diandalkan, akan berhasil bersaing dengan
produk serupa, mudah dipelihara, dan masih banyak lagi (Budynas, 2008). Hasil
dari langkah analisis dan sintesis dievaluasi atau diukur terhadap spesifikasi yang
telah ditentukan. Evaluasi dilakukan untuk mendapatkan design yang terbaik
meliputi fungsi, berat, proses pengerjaan. Sehingga pada proses penggunaan alat
tersebut diharapkan mampu bekerja dengan baik dan sesuai dengan rancangan awal.
f. Persentation
Presentasi adalah proses mengkomunikasikan desain perancangan kepada
orang lain (Budynas, 2008) . Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan yaitu
menyusun dokumen hasil perancangan dalam bentuk gambar lengkap atau gambar
kerja, daftar komponen, spesifikasi bahan, dan informasi lainnya untuk keperluan
pembuatan. Prosesdur perancangan terebut perlu dilakukan untuk memastikan
bahwa improvement dapat menghasilkan suatu alat yang memiliki tingkat
keamanan yang tinggi, kehandalan yang tinggi, dapat digunakan, dapat diproduksi
dan sesuai dengan kebutuhan dari pihak yang bersangkutan.
n−1 (2.3)
Jumlah = n [ ]
2
Keterangan :
n : Banyaknya kriteria
Value : Bobot x score
Angka pada score dipilih salah satu dari ketentuan 11 point scale dan 5 point scale.
Penilaian terhadap desain yang akan dibuat perlu di kelompokan pada suatu tabel
matriks pembobotan kriteria sesuai pada Tabel 2.2
Fungsi - - - - - - -
Kontruksi - - - - - - -
Pengoperasian - - - - - - -
Pengerjaan - - - - - - -
Biaya Pembuatan - - - - - - -
Perawatan - - - - - - -
Jumlah - - -
2.10 Solidwork
Break Even Point (BEP) adalah analisis yang digunakan untuk mengukur
tingkat keseimbangan antara biaya, volume dan penjualan agar perusahaan tidak
mengalami untung maupun rugi (Wijana, 2016). BEP dapat dihitung melalui dua
pendekatan, yakni pendekatan BEP dalam unit dan BEP dalam rupiah.
Menurut Wijana (2016), BEP dalam unit dapat dihitung dengan rumus:
𝐹𝑖𝑥𝑒𝑑 𝐶𝑜𝑠𝑡 (2.4)
𝐵𝐸𝑃 =
𝑐𝑜𝑛𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑚𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛
Menurut Wijana (2016), BEP dalam rupiah dapat dihitung dengan rumus:
𝐹𝑖𝑥𝑒𝑑 𝐶𝑜𝑠𝑡 (2.5)
𝐵𝐸𝑃 =
𝐶
1−𝑝
Keterangan :
𝐵𝐸𝑃(p,X) = Break Even Point , [Rp]
𝐵𝐸𝑃(X) = Break Even Point , [unit]
𝐹𝑖𝑥𝑒𝑑 𝐶𝑜𝑠𝑡 = Biaya Tetap , [Rp]
𝑋 = Volumen Produksi , Unit]
𝑝 = Price / Harga , [Rp/Unit]
𝐶 = Cost / Biaya , [Rp/Unit]
yang timbul dengan memperhitungkan hasil estimasi tingkat kekerapan dan tingkat
keparahan, sehingga nantinya diklasifikasikan kedalam tingkat risiko bahaya
(Ariani, 2016). Metode yang digunakan untuk menentukan tingkat risiko bahaya
yang terjadi adalah dengan menggunakan metode HIRARC (Hazard Identification
Risk Assessment and Risk Control)
2.13 HIRARC
American Society for Testing and Material A36 adalah baja ringan dan hot-
rolled yang paling umum digunakan. Menurut (Bristot, 2018), Baja jenis ini
memiliki sifat pengelasan dan perlakuan pemesinan yang sangat baik sehingga
cocok untuk proses gerinda, bor dan pemesinan. Karena ketersediaannya di
pasaran dan juga sifat mekanisnya, baja jenis ini cocok digunakan sebagai bahan
untuk membuat bracket pneumatic dan bracket limit swtich pada modifikasi mesin
press hidrolik. ASTM A36 memiliki sifat mekanis seperti pada Tabel 2.8
3.2 Metodologi
Suatu tindakan dan langkah improvement akan lebih mudah dilakukan jika
masalah dan akar penyebab masalah sudah ditemukan. Metode penelitan
menggunakan Root Cost Analysis (RCA) untuk menganalisis permasalahan pada
proses pembuatan tray serta mengetahui solusi penyelesaiannya.
Root Cause Analysis (RCA) adalah metode untuk menemukan sebuah
masalah atau ketidaksesuaian agar sampai ke akar penyebab masalah. Metode ini
digunakan agar dapat memperbaiki atau menghilangkan penyebab masalah dan
mencegah masalah agar tidak terulang (Vorley, 2008). RCA berfungsi untuk
mengidentifikasi dan mengkategorikan permasalahan yang menjadi penyebab
terjadinya sesuatu pada sebuah peristiwa.
Bahasan utama dalam metodologi penelitian ini adalah keseluruhan proses
dalam modifikasi mesin press hidrolik. Proses modifikasi pada penelitian ini
meliputi Identifikasi Masalah, Perumusan Masalah, Proses Perancangan, Proses
Pembuatan Mesin, Pengujian, Analisis Data dan Pembahasan serta Laporan Hasil.
a. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah merupakan tahapan awal dalam memahami suatu
permasalahan. Menganalisis masalah dengan mengetahui penyebab-penyebab dan
efek yang ditimbulkan dari permasalahan yang Identifikasi masalah dalam
penelitian ini dibagi menjadi dua metode yakni studi pustaka dan studi lapangan:
25
26
1) Studi Pustaka
Studi pustaka digunakan untuk memperoleh teori-teori yang mendukung
penelitian dan dapat membantu dalam menyelesaikan permasalahan yang ada di
perusahaan. Studi pustaka dapat bersumber dari buku, jurnal, maupun artikel.
Langkah ini dilakukan untuk menganalisis permasalahan yang ada sesuai
dengan teori-teori yang berkaitan dengan jurnal yang sesuai sebagai pendukung
penyelesaian permsalahan. Studi pustaka yang berhubungan dengan kasus terkait
seperti teori mengenai hydraulic press machine, die cutter, electropneumatic, timer
dan cycle time.
27
2) Studi Lapangan
Observasi dilakukan sebagai kegiatan menganalisis masalah yang ada di
lapangan dengan cara mengambil data-data yang diperlukan guna menentukan
pemecahan masalah tersebut. Kegiatan observasi dilakukan dengan 2 cara yakni
studi lapangan dan wawancara.
Studi lapangan merupakan kegiatan identifikasi masalah yang pertama kali
dilakukan. Kegiatan studi lapangan ini terdiri dari kegiatan pemahaman kasus yang
terjadi di lapangan, diantaranya adalah observasi proses pembuatan tray dan
pengambilan data-data yang tersedia dilapangan.
Wawancara merupakan kegiatan yang dilaksanakan apabila data-data yang
didapatkan dari hasil studi lapangan masih terdapat kekurangan. Objek wawancara
diantaranya yaitu operator, supervisor vacuum tray, supervisor quality control,
supervisor maintenance. Kegiatan wawancara dimaksudkan untuk mendapatkan
data-data tambahan.
b. Perumusan Masalah
Data yang terkumpul pada tahapan studi lapangan dan studi pustaka
selanjutnya dilakukan rumusan masalah untuk menentukan solusi yang tepat dalam
pemecahan masalah tersebut. Perumusan masalah dilakukan untuk merumuskan
mengenai solusi yang dibutuhkan mulai dari target yang harus dicapai, model
rancangan alat, material dan komponen yang akan digunakan, serta pengujian apa
saja yang akan dilakukan. Proses pemahaman masalah dilakukan dengan membuat
beberapa alat analisis seperti diagram cause-effect (fishbone diagram).
Fishbone diagram adalah teknik yang digunakan untuk RCA yang lebih
kompleks. Jenis diagram ini mengidentifikasi semua proses dan faktor potensial
yang dapat berkontribusi pada masalah. Teknik fishbone diagram digunakan untuk
menggambarkan proses penelitian dan untuk menganalisis faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap masalah pada proses pemotongan tray menggunakan mesin
press hidrolik. Pada tahapan ini dapat dilakukan analisis menggunakan metode
fishbone diagram untuk menjabarkan masalah berdasarkan machine, man, money,
method.
28
1) Man
Pada proses pemotongan tray tangan operator harus memasuki mesin press
hidrolik untuk memasukan dan menarik dies cutter. Potensi bahaya yang dapat
terjadi yaitu tangan operator dapat terpotong oleh mesin press hidrolik apabila
tekanan udara pada mesin turun karena kompresor utama mati, maka bagian punch
pada mesin akan turun secara mendadak dan menimpa atau mengepress apapun
yang ada dibawahnya. Seperti pada tahun 2008 dan 2015 terdapat kecelakaan kerja
pada mesin press hidrolik yang menyebabkan jari tangan operator terluka, putus
dan harus diamputasi. Dengan modifikasi pada mesin press hidrolik maka dapat
menurunkan risiko bahaya yang dapat terjadi.
2) Machine
Mesin press hidrolik merupakan mesin yang digunakan untuk memotong
tray. untuk melakukan proses pemotongan operator harus memasukan tray dan dies
cutter ke dalam mesin press hidrolik. Setelah selesai pemotongan operator menarik
tray dan dies cutter dari mesin. Hal ini menyebabkan waktu pemotongan tidak
konstan karena tergantung pergerakan dari operator. Dengan modifikasi pada
mesin press hidrolik maka waktu proses memasukan dan menarik dies cutter dapat
lebih cepat dan konstan.
29
3) Money
Pengiriman produk kepada konsumen sangat bergantung pada ketersediaan
tray. apabila target produksi tray tidak tercapai maka akan terjadi keterlambatan
proses packaging dan pengiriman barang kepada konsumen. Keterlambatan ini
menyebabkan perusahaan mengalami kerugian. Target produksi tray TG 182
perhari yaitu 528 pcs, sedangkan kapasitas produksi yang dapat tercapai hanya 512
pcs, harga 1 buah tray TG 182 yaitu Rp.30.000 /pcs. artinya perusahaan mengalami
kerugian sebesar Rp. 480.000 /hari. Dengan modifikasi pada mesin press hidrolik
maka dapat meningkatkan kapasitas produksi dan mencapai target produksi.
4) Method
Proses memasukan dan menarik dies cutter pada mesin press hidrolik
dilakukan secara manual oleh operator. Hal ini kurang efisien dan menyebabkan
kelelahan pada operator. Dengan modifikasi pada mesin press hidrolik maka
pekerjaan operator dapat lebih ringan.
c. Perancangan
Perancangan dibutuhkan untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan dan
tindakan tindakan apa saja yang akan diambil. Pemecahan masalah perancangan
adalah memberi solusi design yang baik dan optimal dengan mengikuti proses
design formal untuk mendukung perancanganan dalam menyediakan suatu
kerangka kerja atau metodologi. Perancangan yang dilakukan pada modifikasi
mesin press hidrolik ini bertujuan untuk menentukan bentuk dari modifikasi pada
mesin press hidrolik, menentukan komponen yang akan digunakan, dan
memperkirakan biaya yang dibutuhkan dalam proses pembuatan.
Proses perancangan dapat menghasilkan sebuah rancangan produk seperti
gambar kerja dan kebutuhan lain yang diperlukan. Gambar kerja merupakan suatu
media yang sangat efektif sebagai media penyampaian informasi antara perancang
dengan pembuat sehingga dapat diproses pembentukan (fabrication) bentuk fisik
atau sebenarnya. Berikut ini adalah tahapan pada proses perancangan:
30
1) Alternatif Desain
Alternatif desain merupakan sebuah solusi untuk menjawab permasalahan
desain. Pada tahap ini akan menghasilkan berbagai ide-ide perancangan berupa
skematik atau sketsa desain. alternatif desain merupakan garis besar bentuk rencana
desain mesin yang akan dibuat dan disesuaikan dengan komponen yang akan dipilih
sesuai spesifikasi yang ada di pasar. Pembuatan alternatif desain ini memudahkan
untuk mendapatkan desain yang tepat guna penyelesaian permasalahan yang
terjadi.
2) Pemilihan Material
modifikasi mesin press hidrolik yang baik adalah rancangan yang
menggunakan material dengan fungsi yang baik dan sesuai dengan kebutuhan.
Pemilihan material ini bertujuan untuk efisiensi biaya pengadaan dan penentuan
kebutuhan untuk menunjang kinerja alat. Banyak faktor yang menentukan
persyaratan pemilihan, seperti sifat mekanik, sifat kimia, sifat fisik, sifat listrik, dan
biaya. Hal ini harus dipertimbangkan selama proses pemilihan material.
6) Perhitungan komponen
Perhitungan komponen merupakan tahapan terpenting dalam proses
perancangan. Perhitungan ini dilakukan terhadap semua komponen untuk
mengataui keamanan dari suatu desain secara teoritis. Perhitungan komponen
dilakukan setelah alternatif desain terpilih. Perhitungan dilakukan guna mengetahui
spesifikasi material yang akan digunakan serta digunakan untuk melakukan analisis
dari perancangan modifikasi mesin press hidrolik. Dasar dari perhitungan
komponen berasal dari jurnal, buku, handbook serta litelatur pendukung lainnya.
d. Pembuatan Mesin
Setelah perancangan dan pemilihan komponen yang telah disetujui, akan
dilanjutkan dengan pembuatan sesuai dengan gambar kerja sebagai acuan
pengerjaannya. Proses pembuatan komponen bracket pneumatic dan bracket limit
switch dilakukan oleh jasa permesinan diluar perusahaan. Proses assembly bagian-
bagian dari modifikasi mesin press hidrolik menggunakan bantuan alat-alat seperti
gerinda, mesin bor, mesin las serta alat-alat lain yang menunjang proses pengerjaan
modifikasi mesin press hidrolik.
e. Pengujian
Tahapan pengujian merupakan tahapan yang dilakukan dengan tujuan untuk
mengamati fungsi dan kinerja dari alat yang telah dibuat. Pengujian yang gagal akan
dilakukan kembali proses perancangan untuk dilakukan perbaikan, namun apabila
pengujian berhasil akan dilakukan proses analisis. Pengujian yang dilakukan pada
hydraulic press machine meliputi:
32
mesin press hidrolik dimodifikasi. Berikut ini merupakan langkah pengujian waktu
pemotongan setelah mesin press hidrolik dimodifikasi.
a) Menyiapkan stopwatch
b) Menyiapkan tray TG 182 hasil dari proses pada mesin vacuum.
c) Stopwatch mulai dihidupkan ketika operator memasang tray pada dies cutter
d) Operator menekan push button, dies cutter akan otomatis masuk kedalam mesin
press hidrolik dan memulai proses pemotongan. Setelah pemotongan selesai dies
cutter akan mundur secara otomatis.
e) Operator mengambil tray TG 182 dan sisa potongan
f) Stopwatch dimatikan
g) Data waktu pemotongan dicatat pada tabel
h) Waktu proses pemotongan dan waktu proses vacuum dijumlahkan untuk
memperoleh data cycle time
f. Laporan Hasil
Tahapan akhir dalam penelitian adalah pembuatan laporan hasil yang memuat
data pengujian, analisis hasil, serta kesimpulan secara menyeluruh. Laporan dibuat
secara sistematis sesuai prosedur pembuatan yang telah ditetapkan dan dituangkan
dalam bentuk skripsi
BAB IV
DATA DAN HASIL PENGUJIAN
35
36
Berikut ini merupakan data hasil pengujian cycle time pembuatan tray TG
182 setelah dilakukan modifikasi pada mesin press hidrolik. Data diambil di Bagian
Vacuum Tray pada 22 Februari 2022. Data cycle time diperoleh dari penjumlahan
waktu proses vacuum, waktu pemindahan tray dari mesin vacuum ke mesin press,
37
dan waktu proses pemotongan. Berikut data hasil pengujian cycle time
menggunakan mesin press hidrolik yang sudah dimodifikasi ditunjukkan pada
Tabel 4.3.
Berikut ini merupakan data potensi bahaya pada proses pemotongan tray
sebelum dan susah dilakukan modifikasi pada mesin press hidrolik. Tabel 4.4
merupakan data potensi bahaya pada proses pemotongan tray menggunakan mesin
press hidrolik sebelum dilakukan modifikasi.
Tabel 4.4 Data Potensi Bahaya Sebelum Mesin Press Hidrolik Dimodifiaksi
No Aktivitas Potensi Bahaya Peristiwa
Tabel 4.5 merupakan data potensi bahaya pada proses pemotongan tray
menggunakan mesin press hidrolik setelah dimodifikasi.
Tabel 4.5 Data Potensi Bahaya Setelah Mesin Press Hidrolik Dimodifiaksi
No Aktivitas Potensi Bahaya Peritiwa
Kebutuhan material dan komponen yang tertera pada Tabel 4.6 diajukan pada
bagian pembelian terlebih dahulu untuk dilakukan pengecekan apakah terdapat
komponen yang bisa di ambil di gudang atau perlu dilakukan pembelian.
39
Besarnya biaya material diatas merupakan estimasi biaya yang telah disetujui
oleh perusahaan. Biaya material yang tercantum dalam Tabel merupakan estimasi
biaya yang diambil dari sumber di website dan harga pasaran.
BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
a. Alternatif Desain
Pemilihan alternatif desain merupakan sebuah cara untuk menilai konsep
desain dengan memperhatikan kebutuhan yang diperlukan, membandingkan
kelebihan relative antar konsep desain, dan memilih satu konsep desain yang
dianggap terbaik untuk diterapkan dalam penelitian, pengujian, dan pengembangan
selanjutnya pada memodifikasi mesin press hidrolik. Sebelum melakukan penilaian
alternatif desain, terlebih dahulu dilakukan diskusi dengan section head vacuum
tray. Setelah melalui beberapa perubahan dan penyesuain sesuai dengan kebutuhan
didapat 3 alternatif desain yang akan dipertimbangkan serta dinilai untuk dipilih
menjadi desain final. Desain Modifikasi pada mesin press hidrolik pada dasarnya
menambahkan penggerak pada die cutter agar dapat bergerak masuk dan keluar
mesin press hidrolik secara otomatis. Perbedaan antara desain alternatif 1 dan 2
terletak pada penggeraknya yaitu electropneumatic dan motor listrik. Sedangkan
desain alternatif 3 mengganti meja mesin menjadi rotary. Alternatif desain yang
digunakan dalam Modifikasi mesin press hidrolik adalah sebagai berikut.
1) Alternatif Desain 1
Prinsip kerja dari alternatif desain 1 yaitu dengan menambahkan motor listrik
yang di pasang pada sisi kiri meja mesin, motor listrik di hubungkan dengan rantai
dan sprocket, kemudian sprocket dihubungkan dengan poros ke roda, roda akan
bergerak diatas rel, kedua roda duhubungkan dengan poros dan pada tengah poros
dipasang pengait untuk menarik dan mendorong die cutter. Keunggulan desain
alternatif 1 yaitu lebih murah dibanding alternatif 2 dan 3, kecepatan gerakan die
cutter bisa diatur dengan mengatur putaran motor listrik, namun kekurangan
alternatif desain ini kontruksinya lebih rumit dibanding alternatif 2. Alternatif
desain 1 dapat dilihat pada Gambar 5.1
40
41
2) Alternatif Desain 2
Prinsip kerja dari alternatif desain 2 yaitu menggunakan dua buah pneumatic
untuk menggerakan die cutter masuk dan keluar mesin press hidrolik. Dua buah
pneumatic dipasang dengan bracket pada kanan dan kiri meja mesin. Rod
pneumatic dihubungkan dengan connector die cutter agar die cutter dapat
mengikuti gerakan rod pneumatic. Keunggulan desain alternatif 2 yaitu lebih
sederhana perakitan dan proses maintenancenya. Kekuranganya yaitu lebih mahal
karena membutuhkan 2 buah silinder pneumatic. Alternatif desain 2 dapat dilihat
pada Gambar 5.2
3) Alternatif Desain 3
Alternatif desain 3 yaitu mengambil desain dari automatic rotation press
machine OM600 dari perusahaan OMC. Prinsip kerjanya yaitu tray dan die cutter
diletakan pada meja yang dapat berputar, meja ini mempunyai dua bagian yang
dapat digunakan untuk proses pengepressan sehingga ketika dilaukan pengepressan
operator dapat melakukan setting material pada bagian lainya. Keunggulan
alternatif desain 3 yaitu mempunya 2 bagian meja yang dapat digunakan untuk
pengepressan sehingga tidak diperlukan waktu tambahan untuk setting material.
Kekuranganya yaitu perakitan dan kontruksi yang rumit dan biaya yang lebih
mahal. Alternatif desain 3 dapat dilihat pada Gambar 5.3
Keterangan :
A = Fungsi
B = Kontruksi
C = Pengoprasian
D = Perawatan
E = Biaya Pembuatan
Komponen utama hydraulic press machine terdiri dari rangka yang diselimuti
pelat sehingga berbentuk seperti meja. Di dalam rangka yang diselimuti pelat
terdapat sistem elektrikal, diatas rangka ini terdapat meja yang terbuat dari besi cor
sebagai tempat proses pengepressan, pada meja ini terdapat 4 poros, 4 poros ini
digunakan sebagai penyangga dudukan sistem hidrolik dan pneumatic. Selain itu
poros juga berfungsi sebagai pengarah gerakan punch. Punch berfungsi untuk
mengepress material yang diletakan diatas die cutter, punch digerakan oleh
45
pneumatic untuk gerakan naik dan turunya, namun untuk pengepressan punch
digerakan dengan hidrolik. Di depan meja pengepressan terdapat meja yang terbuat
dari stainless steel, meja ini berfungsi sebagai sebagai tempat memasang material
tray pada die cutter, di meja ini juga terdapat push button dan emergency button.
Bagian hydraulic press machine yang di modifikasi yaitu pemangkasan dimensi
meja stailess steel agar bisa dipasang bracket untuk dua buah pneumatic di sisi
kanan dan kiri. Dua buah pneumatic digunakan untuk menggerakan die cutter,
untuk menghubungkan gerakan pneumatic dan die cutter dipasang connector di sisi
kanan dan kiri die cutter. Untuk komponen Selenoid valve dan timer digabung
Bersama komponen elektrikal mesin di dalam rangka mesin
F=PxA
A = 51,84 N / 0,6 MPa
A = 86,6 mm2
A = π/4 x d2
d = 10,5 mm
Jadi bore size yang digunakan harus lebih dari 10,5 mm.
Komponen Spesifikasi
150 x 50 x 6 mm
90 mm x 20 mm x 6 mm
30 mm x 20 mm x 3 mm
1) Pembuatan Komponen
Setelah dilakukan perancangan dan menghasilkan gambar kerja, selanjutnya
gambar kerja dikirimkan kepada bengkel vendor untuk dilakukan proses pembuatan
komponen.
penopang dan penahan bagian depan pneumatic. Bracket ini dipasang pada rangka
mesin menggunakan baut M6. Bracket ini juga dilengkapi slot yang berfungsi untuk
mengatur jarak antara meja dengan pneumatic. Jumlah Bracket pneumatic depan
yaitu 2 buah. Gambar 5.6 merupakan Bracket Pneumatic Depan
d) Connector Pneumatic
Connector pneumatic terbuat dari pelat ASTM A36 dengan dimensi 90 mm
x 20 mm x 6 mm. connector ini dipasang pada ujung rod pneumatic. Berfungsi
untuk menyalurkan gerakan pneumatic untuk mendorong dan menarik die cutter
dengan kontak antara connector die cutter. Jumlah Connector pneumati yaitu 2
buah Gambar 5.9 merupakan Connector Pneumatic
51
2) Perakitan
Tahap perakitan merupakan proses pemasangan dan penggabungan
komponen - komponen yang sudah dibuat pada proses pembuatan komponen, dan
perakitan komponen electropneumatic. Gambar 5.11 merupakan proses perakitan
komponen modifikasi mesin press hidrolik. Tahapan proses perakitan adalah
sebagai berikut.
a) Memasang bracket pneumatic pada rangka mesin
b) Memasang bracket limit switch pada rangka mesin
c) Mengelas connector die cutter pada die cutter
d) Memasang pneumatic pada bracket pneumatic
e) Memasang connector pneumatic pada rod pneumatic
f) Merakit komponen penunjang pneumatic seperti tube, pressure regulator,
flow control dan valve.
52
109
110
109 107 111 110
105 108 108 109
107 106 108 107
105 106 105
100
95
1 2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Spesimen
Cycle Time before modification Cycle Time After Modification
110 108
109
108
107
106
105
= 6,25%
Setelah dilakukan modifikasi mesin press hidrolik, kapasitas produksi
meningkat menjadi 544 pcs/hari sehingga target produksi tray TG 182 dapat
tercapai.
Tabel 5.5 Penilaian Potensi Bahaya Sebelum Mesin Press Hidrolik Dimodifiaksi
No Aktivitas Potensi Peristiawa Penilaian Bahaya
Bahaya P S RS Tingkat
R R (PR x SR) Resiko
1. Mendorong Tangan Pada tahun 2015 2 4 8 Resiko
die cutter terjepit dan 2008 terjadi Sedang
masuk ke mesin kecelakaan kerja
dalam mesin press tangan operator
press hidrolik hidrolik terjepit mesin
menggunakan press hidrolik
tangan sehingga
2. Menarik dies Tangan dilakukan 2 4 8 Resiko
cutter dari terjepit Tindakan medis Sedang
mesin press mesin amputasi pada
hidrolik press jari operator
menggunakan hidrolik
tangan
Total 16
Keterangan : PR = Probability Rate, SR = Severity Rate, RS = Risk Score
Tabel 5.6 Penilaian Potensi Bahaya Setelah Mesin Press Hidrolik Dimodifiaksi
No Aktivitas Potensi Peristiwa Penilaian Bahaya
Bahaya PR SR RS Tingkat
(PR x SR) Resiko
1. Mendorong Tidak ada Tidak ada 1 1 1 Resiko
die cutter potensi Rendah
masuk ke bahaya
dalam mesin
press hidrolik
dengan
pneumatic
2. Menarik dies Tidak ada Tidak ada 1 1 1 Resiko
cutter dari potensi Rendah
mesin press bahaya
hidrolik
dengan
pneumatic
Total 2
Keterangan : PR = Probability Rate, SR = Severity Rate, RS = Risk Score
57
Analisis break even point digunakan agar perusahaan mencapai titik impas
dimana jumlah pendapatan dapat menutupi semua biaya pengeluaran perusahaan.
Biaya yang dibutuhkan dalam proses pembuatan Modifikasi mesin press hidrolik
ditunjukkan pada Tabel 4.5 yaitu Rp. 5.335.000. Biaya operator untuk proses
permesinan pembuatan bracket pneumatic dan bracket limit switch yaitu Rp.
300.000. Harga untuk 1 produk tray TG 182 yaitu Rp. 30.000 dengan rincian biaya
produksi 85%. Sehingga BEP dalam unit dapat dihitung dengn persamaan 2.4
sebagai berikut.
𝐹𝑖𝑥𝑒𝑑 𝑐𝑜𝑠𝑡
BEP =
𝑝𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑡𝑖𝑜𝑛
𝑅𝑝.5.335.000 + 𝑅𝑝.300.000
BEP =
𝑅𝑝.30.000−(85% 𝑥 𝑅𝑝.30.000)
58
BEP dalam rupiah dapat dihitung dengn persamaan 2.5 sebagai berikut.
𝐹𝑖𝑥𝑒𝑑 𝐶𝑜𝑠𝑡
𝐵𝐸𝑃 =
𝐶
1−𝑝
40.000.000
30.000.000
20.000.000
10.000.000
0
0 500 1000 1500 2000 2500
Unit
Fixed Cost Variable cost Total cost Total Revenue
harus diproduksi untuk mencapai BEP adalah 1.252 unit atau dengan nilai
Dalam perhitungan design stress harus diketahui yield strenght dari material
ASTM A36. Berdasarkan Tabel 2.11 mengenai mechanical properties dari ASTM
A36 diketahui yield strength ASTM A36 sebesar 250 MPa. Safety factor untuk
material Steel berdasarkan Gambar 5.14 adalah 4, maka tegangan maksimum yang
diizinkan dapat dicari dengan persamaan berikut (Khurmi, 2005):
𝑌𝑖𝑒𝑙𝑑 𝑆𝑡𝑟𝑒𝑛𝑔𝑡ℎ
𝑆𝑎𝑓𝑒𝑡𝑦 𝐹𝑎𝑐𝑡𝑜𝑟 =
𝑊𝑜𝑟𝑘𝑖𝑛𝑔 𝑜𝑟 𝐷𝑒𝑠𝑖𝑔𝑛 𝑆𝑡𝑟𝑒𝑠𝑠
250 𝑀𝑝𝑎
4 =
𝑊𝑜𝑟𝑘𝑖𝑛𝑔 𝑜𝑟 𝐷𝑒𝑠𝑖𝑔𝑛 𝑆𝑡𝑟𝑒𝑠𝑠
250 𝑀𝑝𝑎
𝐷𝑒𝑠𝑖𝑔𝑛 𝑆𝑡𝑟𝑒𝑠𝑠 =
4
𝐷𝑒𝑠𝑖𝑔𝑛 𝑆𝑡𝑟𝑒𝑠𝑠 = 62,5 𝑀𝑝𝑎
Tegangan yang diizinkan untuk material ASTM A36 dengan pembebaban
statis serta safety factor 4 yaitu sebesar 62.5 MPa
60
5.6 Pembahasan
28 mm x 20 mm x 16 mm
Relay : Omron MY2N
Timer : Omron H3CR
Air Pressure Regulator : DPC AW2000-02
Selenoid Valve : Omron VF3130-G1-01 5/2
Limit Switch : Shemsco T-8108
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
b. Hasil pengujian modifikasi otomasi die cutter pada mesin press hidrolik berbasis
electropneumatic
1) mampu menurunkan cycle time pembuatan tray TG 182 sebesar 3,6 %,
meningkatkan kapasitas produksi sebesar 6,25% sehingga target produksi
dapat tercapai,
2) berdasarkan perhitungan menggunakan metode HIRARC (Hazard
Identification, Risk Assesment, and Risk Control) diperoleh penurunan
potensi bahaya kecelakaan kerja sebesar 87,5%,
3) Berdasarkan analisa pembebanan statis menggunakan metode FEA (Finite
Element Analysis), kontruksi bracket pneumatic dinyatakan aman untuk
digunakan.
6.2 Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan dalam penelitian ini adalah dengan
menambah parameter pengujian berupa mengganti jenis dan bentuk die cutter agar
dapat mengetahui perbedaan hasil kualitas pemotongan tray
64
DAFTAR PUSTAKA
Arifanto, M., & Santoso, E. (2015). Menurunkan Manual Time pada Manpower 5
untuk Menurunkan Cycle Time di Line ASDL 08 dengan cara Memodifikasi
Mesin Install Screww Housing Manual Menjadi Semi Auto di PT. AISIN
Indonesia. Politeknik manufaktur astra. 10(8), 1–9.
Budynas, R. G. & Nisbett, J. K., (2008). Shigley’s Mechanical Engineering Design.
Eighth Edition ed. New York: McGraw-Hill
Cross, N., 2000. Engineering Design Methods Strategies for Product Design Third
Edition. England: John Wiley & Sons. Ltd
Dongen, B.F.V. dkk., (2008). Cycle time Prediction: When Will This Case Finally
Be Finished. Eindhoven: The Netherlands.
Ferdizal, R., & Nur Yulianti Hidayah. (2017). Analisis Penurunan Tingkat
Inventory dan Lead Time Proses Produksi dengan Sistem Just in Time di PT
CG Power Systems Indonesia. Seminar Nasional IENACO - 2017, 334–341
Indah, A. E., Y. R. H. (2018). Pengembangan Mesin Pemotong Sandal Hotel
Dengan Menggunakan Sistem Pneumatik. Institut Teknologi Sepuluh
Nopember Surabaya 2018, 49–55.
Indraswara, A. Y., Anugraha, R. A., & Nugroho, Y. (2015). Perancangan E-
Learning Solidworks Modul Part Assembly Menggunakan Model Addie
Sebagai Media Pembelajaran Gambar Teknik Yang Efektif. Jurnal Rekayasa
Sistem Dan Industri, 2(02), 53–58.
Kurniawan, A., A.N. Afandi, Dwi Prihatno, (2019). Pengembangan Trainer PLC
sebagai Pengendali Sistem Pneumatic pada Matapelajaran Perekayasaan
Sistem Kontrol bagi Siswa Kelas XII Teknik Elektronika Industri SMKN 1
Jenangan Ponorogo. Malang : Universitas Negeri Malang
Lathe, R. M Biradar, V. G., Patil, S.,. (2012). Researchpaper Automation-of-Sheet-
Bending-Machine-Using-Electro-Pneumatic-Devices. International Journal
of Scrientific and Engineering Research Volume.
65
Mallapiang, F., & Samosir, I. A. (2014). Analisis Potensi Bahaya Dan
Pengendaliannya Dengan Metode HIRAC. Public Health Science Journal, VI
(2), 350–362.
Misbah, K., Poernomo, H., & Indrawan, R. (2017). Rancang Bangun Mesin Stapler
Siku Kayu Fleksibel Dua Sisi dengan Sistem Elektropneumatic pada
Perusahaan Manufaktur Mebel. Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.
2654.
Nurcahyo, D. I., & Hartono, G. (2012). Optimalisasi Beban Kerja Dan Standarisasi
Elemen Kerja Untuk Meningkatkan Efisiensi Proses Finishing Part Outer
Door Di Pt Tmmin. Binus University, 13(2), 124–131.
Oktolori, O., Mode, (2015) F., Analysis, F. T., Mode, F., Low, A., & Reasonable,
A. (n.d.). Analisis Penilaian Penyebab Risiko Kecelakaan Kerja Terjepit
Mesin Press Dan Terkena Pecahan Kaca Di Mesin Roughing pada PT XYZ
Odhi Oktolori.
Oladapo, B. I., Balogun, V. A., Adeoye, A. O. M., Olubunmi, I. E., & Afolabi, S.
O. (2017). Experimental analysis of electro-pneumatic optimization of hot
stamping machine control systems with on-delay timer. Journal of Applied
Research and Technology. 356-364
Pane, F. A., Kusnayat, A., & Febriyanti, E. (2020). Analisis Stress Rancangan
Hopper Pada Conveyor Menggunakan Metode Solidworks Simulation 2016.
Telkom University
Ramesh, R., Prabu, M., Magibalan, S., & Senthilkumar, P. (2017). Hazard
Identification and Risk Assessment in Automotive Industry. Ana University.
352–358.
Restuputri, D., & Fakhri, M. (2016). the Analysis of Health and Safety Aspects By
Using Hazard Identification and Risk Assessment (HIRA) Method. Research
Report, 37–44.
R.S. Khurmi, J. K. Gupta. (2005). A Textbook of Machine Design. Eurasia
Publishing House (Pvt.) Ltd.
Sundari, E., Prabudi, D., Kurniawan, D., Saputra, K., & Nopriansyah, A. (2015).
Rancang Bangun Prototype Press Tool Pemotong Side Rubber Sebagai
Komponen Chute Dengan Sistem Hidrolik. Politeknik Negeri Sriwijaya, 1–
10.
Susilo, B. (2013). Rancang Bangun Simulator Pneumatik Sebagai Alat Pemindah
Barang Tugas Akhir. Universitas Diponegoro, 1–21.
Sonera, A. L., Chauhan, D. B. & Chaundhari, T. K., (2017). Design of Pneumatic
Press for Bending and Punching Operation. Science and Technology, 3(3).
Susanto, E., (2013). Automatic Transfer Switch. Jurnal Teknik Elektro, 5(1), pp.
18-21.
Tiara, & Herry. (2020). Potensi Bahaya dan Penilaian Risiko Menggunakan Metode
HIRARC. Higeia Journal of Public Health Research and Development, 1(3),
84–94.
Tomić, B., & Brkić, V. S. (2011). Effective Root Cause Analysis and Corrective
Action Process. Journal Of Engineering Management And Competitiveness
(JEMC) Mihajlo Pupin, 1(12), 16–20.
Tube, S. S. (n.d.). SDA series Miniature Cylinder SDA series Miniature Cylinder.
16–21.
Dari kiri ke kanan, Bapak Timotius Anggit Kristiawan, S.T., M.Eng., sebagai
Penguji III, Bapak Abdul Syukur Alfauzi, S.T., M.T., sebagai Penguji I, Bapak Sri
Harmanto, S.T., M.T. sebagai Ketua dan Pembimbing I, Tangguh Setiaji sebagai
Mahasiswa Sidang Skripsi, Bapak Dr. Ampala Khoryanton, S.T., M.T., sebagai
Sekretaris dan Pembimbing II, Bapak Drs. Paryono, SST., M.T., sebagai Penguji
II.
LAMPIRAN 3
DIAGRAM ELECTROPNEUMATIC
LAMPIRAN 7
GAMBAR KERJA
A 2
DETAIL A DETAIL B
SCALE 1 : 10 SCALE 1 : 8
90
40
29
20
5
27,
17
67,5
,2 5
R3
15
70
40
15
R2
7 32 12 6
6,5
6
50
20
R2
42
60
R3
, 25
10
10 30
10 35
R2
160
4,
3
5 30,4
10 25,4
250
100
65
6
44
15
,2 5
R3
10,5
R2
20
10
10
90
20 28
R2
3
16
10
40
29
20
5
27,
17
67,5
,2 5
R3
15
70
40
15
R2
7 32 12 6
90
6,5
6
50
20
R2
42 9
60
R3
, 25
10
10 30
10 35
R2
160
4,
3
5 30,4
10 25,4
250
100
65 15
6
44
15
,2 5
R3
10,5
R2
20
10
10
90
20 28
R2
3
16
10