Disusun Oleh :
Nama : Septian Wijaya
No / Kelas : 16 / MS - 4A
NIM : 4.21.19.0.21
Disusun oleh:
DANANG BAGUS DAMAYANTO
( 4.21.18.1.09 )
RANCANG BANGUN MESIN TUNGSTEN CARBIDE TIPPED CIRCULAR SAW DALAM UPAYA
MENGURANGI WAKTU PROSES GRINDING DAN BIAYA PERAWATAN DI UPT INDUSTRI KAYU
DAN HASIL KAYU PASURUAN
Disusun oleh:
DANANG BAGUS DAMAYANTO
( 4.21.18.1.09 )
i
PERAWATAN JURUSAN TEKNIK MESIN
ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
ii
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul “Rancang Bangun Mesin Gerinda Tungsten Carbide Tipped
Circular Saw Dalam Upaya Mengurangi Waktu Proses Penggerindaan dan Biaya
Maintenance di UPT Industri Kayu dan Produk Kayu Pasuruan” dibuat untuk
melengkapi sebagian persyaratan menjadi Sarjana Terapan Teknik Mesin
Produksi dan Perawatan Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang dan
disetujui untuk diajukan dalam sidang ujian skripsi.
Mengetahui,
Ketua Program Studi Sarjana Terapan
Teknik Mesin Produksi dan Perawatan
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi dengan judul “Rancang Bangun Mesin Gerinda Tungsten Carbide Tipped
Circular Saw Dalam Upaya Mengurangi Waktu Proses Penggerindaan dan Biaya
Maintenance di UPT Industri Kayu dan Produk Kayu Pasuruan” telah
dipertahankan dalam ujian skripsi dan diterima sebagai syarat untuk menjadi
Sarjana Terapan pada Program Studi Teknik Mesin Produksi dan Perawatan,
Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang pada tanggal 22 Agustus 2022.
Tim Penguji
Penguji I, Penguji II, Penguji III,
Dr. Drs. Anwar Sukito Ardjo, M.Kom. Sri Harmanto, S.T., M.T. Ir. Riles Melvy Wattimena, M.T.
NIP.19580423.198703.1.002 NIP.19620418.198903.1.001 NIP.19670903.199403.1.001
Ketua, Sekretaris,
Mengesahkan,
Ketua Jurusan Teknik Mesin
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas ridho dan hidayah-Nya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Rancang Bangun Mesin Gerinda
Tungsten Carbide Tipped Circular Saw Dalam Upaya Mengurangi Waktu Proses
Penggerindaan dan Biaya Maintenance di UPT Industri Kayu dan Produk Kayu
Pasuruan”. Selama penyusunan skripsi ini tentu tidak lepas dari arahan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu penulis mengucapkan rasa hormat
dan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu.
Pihak-pihak yang terkait tersebut diantaranya sebagai berikut :
1. Bapak Abdul Syukur Alfauzi, S.T., M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin
Politeknik Negeri Semarang.
2. Bapak Dr. Ampala Khoryanton, S.T.,M.T. selaku Kaprodi Sarjana Terapan
Teknik Mesin Produksi dan Perawatan.
3. Bapak Aryo Satito, S.T., M.Eng. selaku Dosen Pembimbing I.
4. Bapak Wahyu Isti Nugroho, S.Pd., M.T. selaku Dosen Pembimbing II.
5. UPT Industri Kayu dan Produk Kayu Pasuruan sebagai tempat penelitian
skripsi.
6. Bapak Reza Alif Arfiansyah S.Tr.T selaku Pembimbing Lapangan di UPT
Industri Kayu dan Produk Kayu Pasuruan.
7. Kedua orang tua dan keluarga saya yang telah mendukung dan mendoakan
yang terbaik.
8. Teman-teman satu angkatan 2018 untuk dukungan dan semangatnya.
9. Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi.
Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekuranngan dalam penyusunan skripsi
ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dan semoga dapat bermanfaat bagi Industri, Pihak Akademik, serta
semua pihak maupun pembaca.
Semarang, 22 Agustus 2022
v
ABSTRAK
Proses pemotongan kayu menggunakan mesin Table Saw dan Radial Arm Saw
memerlukan mata potong yaitu TCT circular saw. Seringnya penggunaan mesin
tersebut membuat TCT circular saw memerlukan proses penggerindaan mata
potong. Karena tidak adanya mesin gerinda TCT circular saw mengakibatkan
proses penggerindaan harus dilakukan di bengkel penjasaan. Metode penelitian
yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Root Cause Analysis (RCA).
Solusi yang diberikan adalah dengan merancang bangun mesin gerinda TCT
circular saw untuk mengurangi waktu dan biaya penggerindaan yang diakibatkan
oleh proses penggerindaan di bengkel penjasaan. Hasil rancang bangun berupa
mesin gerinda TCT circular saw dengan penggerak pegas torsi helik dan kapasitas
kerja penggerindaan circular saw ø8 sampai ø12 inch dengan waktu
penggerindaan 821,8 detik. Berdasarkan hasil percobaan waktu penggerindaan
dan perhitungan biaya penggerindaan, dilakukan perbandingan dengan proses
penggerindaan yang dilakukan di bengkel penjasaan. Terjadi penurunan waktu
penggerindaan sebesar 191,5 detik atau 18,9% dan penurunan biaya
penggerindaan untuk satu TCT circular saw sebesar Rp.17.975,37/proses atau
Rp.395.458,14/bulan.
Kata kunci : Mesin Gerinda, TCT Circular Saw, Pegas Torsi Helik, Waktu, Biaya
vi
ABSTRACT
The process of cutting wood using Table Saw and Radial Arm Saw machines
requires cutting blades, namely TCT circular saws. The frequent use of these
machines makes the TCT circular saw require a cutting blade grinding process.
Because there is no TCT circular saw grinding machine, the grinding process
must be carried out in a service workshop. The research method used in this study
is the Root Cause Analysis (RCA) method. The solution given is to design a TCT
circular saw grinding machine to reduce grinding time and costs caused by the
grinding process in service workshops. The design results are in the form of a
circular saw TCT grinding machine with a helical torsion spring drive and a
circular saw grinding working capacity of ø8 to ø12 inches with a grinding time
of 821.8 seconds. Based on the results of the grinding time experiment and
grinding cost calculation, a comparison was made with the grinding process
carried out in service workshops. There was a decrease in grinding time by 191,5
seconds or 18,9% and a decrease in grinding costs for one TCT circular saw by
Rp. 17,975,37/process or Rp. 395,458,14/month.
Keyword : Grinding Machine, TCT Circular Saw, Helical Torsion Spring, Time,
Cost
vii
DAFTAR ISI
halaman
COVER
SKRIPSI i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ii
HALAMAN PERSETUJUAN iii
HALAMAN PENGESAHAN iv
KATA PENGANTAR v
ABSTRAK vi
ABSTRACT vii
DAFTAR ISI viii
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR LAMPIRAN xiii
DAFTAR LAMBANG xiv
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Perumusan Masalah 2
1.3. Batasan Masalah 3
1.4. Tujuan 3
1.5. Manfaat 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4
2.1. Roadmap Penelitian 4
2.2. Tungsten Carbide Tipped (TCT) Circular Saw 7
2.2.1. Spesifikasi TCT Circular Saw 7
2.2.2. Tungsten Carbide 8
2.3. Diamond Grinding Wheel 9
2.4. Penggerindaan 10
2.4.1. Parameter Penggerindaan 11
2.4.2. Perhitungan Penggerindaan 11
2.5. Helical Torsion Spring 14
2.5.1. Stainless Steel Wire 15
2.5.2. Perhitungan Pegas Torsi Helik 15
3.2.6.1. Pengujian 59
3.2.6.2. Evaluasi 60
ix
3.2.6.3. Analisis dan Laporan 61
BAB IV DATA DAN HASIL PENELITIAN 62
4.1. Proses Penggerindaan TCT Circular Saw Sebelum Improvement 62
4.2. Aliran Proses Penggunaan Mesin Gerinda TCT Circular Saw 63
4.2.1. Proses Setting Gerakan TCT Circular Saw 63
4.2.2. Proses Setting Sudut Dudukan TCT Circular Saw 64
4.2.3. Proses Setting Posisi Diamond Grinding Wheel 65
4.2.4. Proses Penggerindaan TCT Circular Saw 65
4.2.5. Waktu Keseluruhan Proses Mesin Gerinda TCT Circular Saw 66
4.3. Perbandingan Waktu Sebelum dan Sesudah Improvement 67
4.4. Data Analisis Ekonomi 68
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN 70
5.1. Analisis Data Waktu Penggerindaan TCT Circular Saw 70
5.1.1. Pengujian Waktu Penggerindaan TCT Circular Saw 70
5.1.2. Penurunan Waktu Penggerindaan TCT Circular Saw 73
5.2. Analisis Ekonomi Mesin Gerinda TCT Circular Saw 74
5.2.1. Break Even Point (BEP) 77
5.2.2.Waktu Pengembalian Modal 78
5.2.3.Penurunan Biaya Penggerindaan TCT Circular Saw 78
5.2.4.Hasil dan Spesifikasi 80
BAB VI PENUTUP 81
6.1. Kesimpulan 81
6.2. Saran 81
DAFTAR PUSTAKA 82
LAMPIRAN 85
x
DAFTAR GAMBAR
halaman
Gambar 1. 1 Mata Potong TCT Circular Saw 2
Gambar 2. 1 Roadmap Penelitian 6
Gambar 2. 2 Spesifikasi TCT Circular Saw 8
Gambar 2. 3 Type 4ET9 10
Gambar 2. 4 Diagram Alir Perhitungan Penggerindaan 12
Gambar 2. 5 Skema Penggerindaan TCT Circular Saw 13
Gambar 2. 6 Contoh Pegas Torsi Helik Dengan Berbagai Perlakuan 14
Gambar 2. 7 Pegas Torsi Helik 15
Gambar 2. 8 Diagram Alir Perhitungan Pegas Torsi Helik 16
Gambar 2. 9 Skema Pegas Torsi Helik Mesin Gerinda TCT Circular Saw 16
Gambar 2. 10 Linear Ball Bearing 18
Gambar 2. 11 Diagram Alir Perhitungan Baut 21
Gambar 2. 12 Skema Baut Mesin Gerinda TCT Circular Saw 22
Gambar 2. 13 Ketidakseimbangan massa rotor 24
Gambar 2. 14 Efek Ketidakseimbangan 24
Gambar 2. 15 Diagram Alir Perhitungan Ketidakseimbangan 26
Gambar 2. 16 Diagram Alir Perhitungan Getaran 27
Gambar 2. 17 Penampang Persegi Panjang 28
Gambar 2. 18 Diagram Benda Bebas dan Analisis Model 28
Gambar 2. 19 Skema Vibrasi Mesin Gerinda TCT Circular Saw 28
Gambar 2. 20 Motor Listrik 30
Gambar 3. 1 Root Cause Analysis 35
Gambar 3. 2 Fishbone Diagram 37
Gambar 3. 3 Diagram Alir Perancangan Model Shigley’s 40
Gambar 3. 4 Alternatif Desain I Mesin Gerinda TCT Circular Saw 42
Gambar 3. 5 Alternatif Desain II Mesin Gerinda TCT Circular Saw 43
Gambar 4. 1 Aliran Proses Penggerindaan Mesin Gerinda TCT Circular Saw 63
Gambar 5. 1 Grafik Perbandingan Waktu Penggerindaan 70
Gambar 5. 2 Histogram Penurunan Waktu Penggerindaan 73
Gambar 5. 3 Hasil Mesin Gerinda TCT Circular Saw 80
xi
DAFTAR TABEL
halaman
Tabel 2. 1 Pengaruh komposisi WC dan Co 9
Tabel 2. 2 Spesifikasi stainless-steel wire untuk pegas 15
Tabel 2. 3 Mechanical Properties Baja ASTM A36 19
Tabel 2. 4 Baja Karbon untuk konstruksi mesin menurut JIS 20
Tabel 2. 5 Tingkat Kualitas Keseimbangan Rotor 24
Tabel 2. 6 Sifat dinamis material dalam kondisi standar 27
Tabel 3. 1 Kelebihan dan Kekurangan Tiap Alternatif Desain 43
Tabel 3. 2 Matriks Penyaringan Alternatif Desain 44
Tabel 3. 3 Penilaian Alternatif Desain 45
Tabel 4. 1 Pengujian waktu penggerindaan sebelum improvement 62
Tabel 4. 2 Pengujian Waktu Setting Gerakan TCT Circular Saw 64
Tabel 4. 3 Pengujian Waktu Setting Sudut Dudukan TCT Circular Saw 64
Tabel 4. 4 Pengujian Waktu Setting Posisi Diamond Grinding Wheel 65
Tabel 4. 5 Pengujian Waktu Penggerindaan Mesin Gerinda TCT Circular Saw 66
Tabel 4. 6 Waktu Keseluruhan Proses Mesin Gerinda TCT Circular Saw 66
Tabel 4. 7 Perbandingan Waktu Sebelum dan Sesudah Improvement 67
Tabel 4. 8 Daftar Komponen dan Material Mesin Gerinda TCT Circular Saw 68
Tabel 4. 9 Data Tambahan di UPT Industri Kayu dan Produk Kayu Pasuruan 69
Tabel 5. 1 Uji Normalitas Data 71
Tabel 5. 2 Output 1 Paired Sample T-Test 72
Tabel 5. 3 Output 2 Paired Sample T-Test 72
Tabel 5. 4 Output 3 Paired Sample T-Test 72
Tabel 5. 5 Biaya Pembuatan Mesin Gerinda TCT Circular Saw 74
xii
DAFTAR LAMPIRAN
halaman
Lampiran 1. Surat Keterangan Industri 86
Lampiran 2. Dokumentasi Sidang Skripsi 87
Lampiran 3. Dokumentasi Pengerjaan dan Pengujian Mesin 88
Lampiran 4. Katalog circular saw 90
Lampiran 5. Katalog diamond grinding wheel 91
Lampiran 6. Linear bearing and shaft spesification 92
Lampiran 7. NBR (Nitrile Butadiene Rubber) Anti-Vibration Pad 93
Lampiran 8. Energi Spesifik penggerindaan Tungsten Carbide 94
Lampiran 9. Spesifikasi Stainless Steel Wire 95
Lampiran 10. Spesifikasi ASTM A36 96
Lampiran 11. Spesifikasi S30C 97
Lampiran 12 Tingkat Kualitas Keseimbangan Rotor 98
Lampiran 13. Gambar Kerja Mesin Gerinda TCT Circular Saw 100
xiii
DAFTAR LAMBANG
xiv
𝑚 = massa [kg]
𝑀 = massa rotor [kg]
M = Momen lentur [Nm atau Nmm]
𝑀𝑇𝑇𝐹 = Mean Time To Failure [cycle]
𝑛 = jumlah baut
𝑁 = kecepatan putaran mesin [rpm]
N = Jumlah lilitan
𝑝 = Price [Rp/Unit]
𝑆𝑠𝑦 = yield strength pada baut [N/mm²]
𝑆𝑦𝑡 = tensile strength pada baut [N/mm²]
T = Torsi penggerindaan [Nm atau Nmm]
u = energi spesifik material benda kerja [J/mm3]
𝑈 = ketidakseimbangan [kg.m]
v = laju pemakanan [mm/min]
w = lebar penggerindaan [mm]
𝑋 = Volume produksi [unit]
𝜃 = Siklus pegas [cycle]
𝛽 = Tingkat kegagalan
Γ = Fungsi Gamma
𝜉 = Rasio Redaman
𝜏 = tegangan maksimal pada baut [N/mm²]
𝜔 = kecepatan rotasi [rad/min]
𝜔 = Natural frequency [rad/s]
𝜔 = Forced frequency [rad/s]
̅
xv
BAB I
PENDAHULUAN
UPT Industri Kayu dan Produk Kayu Pasuruan merupakan instansi pemerintah
yang bergerak dibidang pelayanan masyarakat industri kayu di Kota Pasuruan.
UPT Industri Kayu dan Produk Kayu melakukan pendampingan teknis industri
kayu dan produk kayu, alih teknologi, penyediaan fasilitas sarana usaha industri,
ketatausahaan dan pelayanan masyarakat. UPT memiliki beberapa mesin yang
digunakan untuk proses pelayanannya, salah satunya adalah 2 mesin Radial Arm
Saw dan 2 mesin Table Saw. Kedua jenis mesin tersebut merupakan mesin yang
menggunakan Tungsten Carbide Tipped (TCT) circular saw sebagai mata
potongnya.
Tungsten Carbide Tipped (TCT) circular saw merupakan alat potong yang sering
digunakan dalam proses pemotongan kayu sehingga memerlukan perawatan yang
baik dan teratur. Perawatan yang dilakukan adalah penggerindaaan mata potong
pada TCT circular saw agar dapat menghasilkan hasil pemotongan kayu yang
baik. Namun karena tidak adanya mesin penggerinda TCT circular saw yang
memadai, membuat penggerindaan TCT circular saw dilakukan di bengkel luar
UPT dan jarang dilakukan. Proses penggerindaan TCT circular saw di bengkel
penjasaan memerlukan waktu 1-2 jam tergantung dari banyaknya antrian di
bengkel tersebut.
1
2
Rata-rata proses penggerindaan TCT circular saw dilakukan sekali tiap harinya,
dengan memerlukan biaya penggerindaan Rp.20.000 dan perkiraan biaya
transportasi Rp.2.000 untuk satu kali perjalanan. Hal ini dinilai tidak efisien
karena memerlukan waktu pengasahan yang lumayan lama dan biaya tambahan
dalam proses penggerindaannya.
1.4. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Merancang rancang bangun mesin gerinda TCT circular saw guna
mengurangi waktu proses penggerindaan TCT circular saw dan biaya
maintenance di UPT Industri Kayu dan Produk Kayu Pasuruan.
b. Menganalisis manfaat yang dihasilkan mesin gerinda TCT circular saw
terhadap waktu proses penggerindaan TCT circular saw dan biaya
maintenance di UPT Industri Kayu dan Produk Kayu Pasuruan.
1.5. Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah:
a. Mampu merancang rancang bangun mesin gerinda TCT circular saw guna
mengurangi waktu proses penggerindaan TCT circular saw dan biaya
maintenance di UPT Industri Kayu dan Produk Kayu Pasuruan.
b. Mengetahui manfaat yang dihasilkan dari mesin gerinda TCT circular saw
terhadap waktu proses penggerindaan TCT circular saw dan biaya
maintenance di UPT Industri Kayu dan Produk Kayu Pasuruan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kadivar, et al. (2018), dalam penelitiannya yang berjudul “Study of specific energy
in grinding of tungsten carbide”. Penelitian tersebut membahas tentang percobaan
untuk menentukan energi spesifik yang dihasilkan untuk menggerinda tungsten
carbide. Pada penelitian lain dihasilkan energi spesifik tungsten carbide sebesar
50 J/mm3, tetapi pada penelitian ini energi spesifik yang dihasilkan hanya sebesar
33 J/mm3. Hal ini dapat terjadi disebabkan karena sifat material benda kerja yang
bergantung pada ukuran butiran tungsten carbide (WC) dan kandungan kobalt
yang terdapat pada benda kerja. Pengujian dilakukan dengan memvariasikan
ketebalan penggerindaan, laju pemakanan dan kecepatan pemotongan. Hasil yang
diperoleh yaitu peningkatan ketebalan chip dan kecepatan potong akan
mengurangi energi spesifik penggerindaan yang dihasilkan, meningkatnya suhu
permukaan kerja. Energi spesifik penggerindaan yang lebih rendah pada
penggerindaan kecepatan
4
5
tinggi menunjukkan proses yang lebih efisien yang dapat disebabkan oleh
pengurangan gesekan dan deformasi plastis selama pembentukan chip.
Penggerindaan tungsten karbida dengan kedalaman pemotongan yang tinggi tidak
menunjukkan keuntungan apapun dibandingkan penggerindaan dangkal
(kedalaman pemotongan lebih rendah), hal ini karena suhu yang meningkat pada
permukaan benda kerja. Relevansi dengan penelitian ini adalah penentuan energi
spesifik penggerindaan pada tungsten carbide yang merupakan bahan dari mata
potong circular saw.
Spesifikasi TCT circular saw yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 2.2
Bosch Catalogue. Tipe WZ memiliki ketebalan mata potong yang beragam
tergantung dari jumlah mata potong pada circular saw.
8
Tungsten carbide berada pada tingkat 9 sampai 9,5 pada skala Mohl dengan
jumlah Vickers sekitar 2600 sehingga dapat dikatakan sangat keras. Tungsten
carbide memiliki ultimate tensile strength 344 Mpa, young modulus sekitar 530-
700 GPa, bulk modulus 630-655 Gpa, shear modulus 274 Gpa, ultimate
compression strength sekitar 2,7 GPa dan poisson ratio 0,31 (Wikipedia.com,
2022).
Menurut Kundrak, et al. (2019) Menggerinda dengan diamond wheel adalah cara
paling efisien untuk memproses komponen dari berbagai bahan. Persoalan ini
terkait dengan meningkatnya efisiensi pemrosesan diamond abrasive, karena
relevansinya, meningkatkan minat bagi produsen dan konsumen peralatan
diamond abrasive. Salah satu cara untuk meningkatkan efektivitas penggerindaan
adalah
11
Pemilihan parameter grinding wheel yang tepat seperti ukuran butir dan
konsentrasi bergantung pada operasi penggerindaan tertentu dan kualitas yang
diperlukan. Selain parameter grinding wheel, persiapan grinding wheel juga
merupakan faktor penting yang mempengaruhi material removal rate, gaya
penggerindaan, dan kualitas permukaan mata potong (Baksa et al., 2018).
Proses penggerindaan terjadi antara diamond grinding wheel dan TCT circular
saw yang menghasilkan material removal rate (MRR), daya penggerindaan, gaya
penggerindaan dan torsi penggerindaan yang terjadi. Berikut merupakan skema
proses penggerindaan dan persamaan yang digunakan dalam proses
penggerindaan:
13
Momen gaya/torsi dapat didefinisikan sebagai produk gaya dan jarak tegak lurus
garis aksinya dari titik atau sumbu yang diberikan (Khurmi & Gupta, 2005).
Daya motor
𝑃𝑜𝑤𝑒𝑟 = 𝑢 × 𝑀𝑅𝑅 (2.2)
(Kalpakjian & Schmid, 2009)
Dengan :
u = energi spesifik material benda kerja [J/mm3]
Gaya penggerindaan
𝑃𝑜𝑤𝑒𝑟 = 𝑇 × 𝜔 (2.3)
𝑇 = 𝐹𝑐 × 𝐷/2 (2.4)
𝜔 = 2𝜋𝑁 (2.5)
(Kalpakjian & Schmid, 2009)
14
Dengan :
T = Torsi penggerindaan [Nm atau Nmm]
Fc = Gaya penggerindaan [N]
D = Diameter grinding wheel [mm]
𝜔 = kecepatan rotasi [rad/min]
𝑁 = kecepatan putaran mesin [rpm]
Menurut Mott, et al. (2018) Pegas adalah elemen fleksibel yang digunakan untuk
mengerahkan gaya atau torsi dan pada saat yang sama menyimpan energi. Gaya
bisa berupa dorongan atau tarikan linier, atau bisa juga radial, bertindak mirip
dengan karet gelang di sekeliling gulungan gambar. Banyak elemen mesin
memerlukan pegas yang menghasilkan momen rotasi, atau torsi, alih-alih gaya
dorong atau tarik. Pegas torsi heliks dirancang untuk memenuhi persyaratan ini.
Pegas memiliki tampilan umum yang sama baik sebagai pegas kompresi heliks
atau pegas ekstensi, dengan kawat bundar yang dibungkus menjadi bentuk
silinder. Biasanya kumparan saling berdekatan tetapi dengan jarak bebas yang
kecil, sehingga tidak ada tegangan awal pada pegas seperti pada pegas ekstensi.
Tabel 2. 2 Spesifikasi stainless-steel wire untuk pegas (Khurmi & Gupta, 2005)
Gambar 2. 9 Skema Pegas Torsi Helik Mesin Gerinda TCT Circular Saw
(Dokumen Pribadi)
17
Indeks pegas
𝐷
𝐶= (2.6)
𝑑
Tegangan lentur
𝜎𝑏
=𝐾 (2.8)
32 𝑀×
𝜋 𝑑3
(Khurmi & Gupta, 2005)
Dengan :
M = Momen lentur [Nm atau Nmm]
Sudut defleksi
64 𝑀
𝜃𝑁
𝐷 = (2.9)
𝐸 𝑑4
(Khurmi & Gupta, 2005)
Dengan :
N = Jumlah lilitan
𝐸 = Modulus elastisitas material [N/mm2]
Konstanta pegas
𝐾𝑎 4
𝜋𝐸𝑑
1
(2.10)
=64[𝜋𝐷𝑁+ 𝑎1+𝑎2 ])
(
3
Dengan :
𝑀𝑇𝑇𝐹 = Mean Time To Failure [cycle]
𝜃 = Siklus pegas [cycle]
𝛽 = Tingkat kegagalan
Γ = Fungsi Gamma
2.9. Baut
Baut dan mur merupakan alat pengikat yang sangat penting. Guna mencegah
kecelakaan, atau kerusakan pada mesin, pemilihan baut dan mur sebagai alat
pengikat harus dilakukan secara seksama untuk mendapatkan ukuran yang sesuai.
Faktor yang harus diperhatikan untuk menentukan ukuran baut dan mur adalah
sifat gaya yang bekerja pada baut, syarat kerja, kekuatan bahan, kelas ketelitiaan,
dll. (Sularso & Suga, 2004). Pemilihan baut sebagai alat pengikat harus dilakukan
dengan seksama untuk mendapatkan ukuran yang sesuai. Berbagai faktor
diperhatikan dalam penentuan baut, seperti sifat gaya yang bekerja pada baut,
kekuatan bahan, dan ketelitian (Bhandari, 2010). Penentuan diameter baut dapat
dipengaruhi oleh berbagai hal salah satunya adalah gaya terjadi pada baut. Gaya
dorong merupakan gaya yang digunakan untuk proses penggerindaan dengan
mesin gerinda TCT circular saw yang dibuat. Gaya dorong atau gaya tarik
maksimum manusia untuk mendorong atau menarik beban adalah 200 N (pria)
dan 150 N (wanita).
Tabel 2. 4 Baja Karbon untuk konstruksi mesin menurut JIS (Pambudi et al., 2022)
Berdasarkan Tabel 2.4 baja S30C memiliki kekuatan tarik sebesar 480 MPa atau
480 N/mm2. Kekuatan tarik tersebut digunakan untuk menentukan diameter baut
yang akan digunakan pada mesin gerinda TCT circular saw.
21
Sambungan baut yang digunakan pada mesin gerinda TCT circular saw umumnya
menggunakan baut tap yang jepitannya diketatkan dengan ulir yang ditap pada
salah satu bagian.
22
𝐹𝑏𝑜𝑙𝑡 𝜋.𝑑 2
=𝑛[ ]𝜏 (2.13)
4
(Bhandari, 2010)
(Bhandari, 2010)
𝐹𝑏𝑜𝑙𝑡 = 𝑚 . 𝑔 (2.17)
Maka, berdasarkan persamaan (2.10) maka diameter baut yang digunakan dapat
ditentukan dengan menggunakan persamaan :
𝑑= √
4.𝐹𝑏𝑜𝑙𝑡 (2.18)
𝜋.𝑛.𝜏
4 .𝐹𝑏𝑜𝑙𝑡
𝑑= (2.19)
√𝜋.𝑛0,5 𝑆𝑦𝑡
𝑓𝑠
23
Dengan :
𝑑 = diameter baut [mm]
𝜏 = tegangan maksimal pada baut [N/mm²]
𝐹𝑏𝑜𝑙𝑡 = gaya yang bekerja pada baut [N]
𝑓𝑠 = factor keamanan
𝑛 = jumlah baut
𝑆𝑠𝑦 = yield strength pada baut [N/mm²]
𝑆𝑦𝑡 = tensile strength pada baut [N/mm²]
𝑚 = massa [kg]
𝑔 = percepatan gravitasi [9,81 m/s2]
Getaran yang terjadi pada suatu sistem umumnya menimbulkan efek yang tidak
dikehendaki, seperti ketidaknyamanan, ketidaktepatan dalam pengukuran atau
rusaknya komponen-komponen pada sistem tersebut (Firman et al., 2018). Apabila
getaran yang terjadi pada proses penggerindaan mesin gerinda TCT circular saw
berlebihan, dapat mengakibatkan bergesernya meja gerinda. Untuk meminimalisir
terjadinya pergeseran yang terjadi, maka diperlukan proses balancing dalam
pemasangan batu gerinda atau memberi material peredam getaran yang dipasang
pada kaki-kaki meja gerinda.
Balancing
Rotor Types
Grades
G 4000 Crankshaft drives of rigidly mounted slow marine diesel engines
with uneven number of cylinders.
G 1600 Crankshaft drives of rigidly mounted large two-cycle engines
G 630 Crankshaft drives of rigidly mounted large four-cycle engines.
25
Ketidakseimbangan
𝐸𝑡 = (9.550/𝑁). 𝐺 (2.20)
𝑈 = 𝐸𝑡. 𝑀 (2.21)
Dengan,
𝐸𝑡 = Eksentrisitas massa [μ]
𝑀 = massa rotor [kg]
𝐺 = Tingkat kualitas keseimbangan [mm/s]
𝑁 = Kecepatan putaran mesin [rpm]
𝑈 = Ketidakseimbangan [kg.m]
(Dokumen Pribadi)
28
1
𝐼= 𝑏ℎ3 (2.22)
12
Dengan:
𝐼 = Momen inersia penampang persegi panjang [mm4]
𝑏 = Lebar penampang persegi panjang [mm]
ℎ = Kedalaman penampang persegi panjang [mm]
Getaran yang terjadi pada mesin gerinda TCT circular saw dapat dihitung dengan
persamaan sebagai berikut:
Koefisien kekakuan
48𝐸𝐼
𝑘= 𝐿3 (2.23)
Natural Frequency
𝑘 − 𝜔 2𝑚 = 0 (2.24)
Forced frequency
𝜔
2𝜋𝑁
(2.26)
̅=
60
Keuntungan:
1. Investasi biaya untuk perawatan rendah
2. Staf yang dibutuhkan relatif lebih sedikit
Kekurangan:
1. Meningkatkan biaya akibat downtime peralatan yang tidak terencana.
2. Meningkatkan biaya tenaga kerja, terutama jika lembur dibutuhkan.
3. Biaya terkait perbaikan atau penggantian peralatan.
4. Kemungkinan peralatan sekunder atau kerusakan proses akibat kegagalan
peralatan.
5. Penggunaan sumber daya staf yang tidak efisien.
Keuntungan:
1. Hemat biaya dalam banyak proses padat modal.
2. Fleksibilitas memungkinkan penyesuaian periodisitas perawatan.
32
Kekurangan:
1. Kegagalan bencana masih mungkin terjadi.
2. Tenaga kerja intensif.
3. Kinerja perawatan yang tidak dibutuhkan.
4. Potensi kerusakan insidentil pada komponen dalam melakukan perawatan yang
tidak dibutuhkan.
Keuntungan:
1. Meningkatnya umur operasional komponen/ketersediaan.
2. Memungkinkan tindakan perbaikan pre-emptive.
3. Munurunkan peralatan atau proses downtime.
4. Penurunan biaya untuk suku cadang dan tenaga kerja.
5. Kualitas produk yang lebih baik.
6. Peningkatan pekerja dan keamanan lingkungan.
7. Peningkatan moral pekerja.
8. Hemat energi.
9. Diperkirakan penghematan biaya 8% sampai 12% dari program perawatan
preventif.
33
Kekurangan:
1. Meningkatnya investasi pada peralatan diagnostik
2. Meningkatnya investasi pelatihan staf
3. Potensi tabungan tidak mudaah dilihat oleh manajemen
𝐹𝐶
𝐵𝐸𝑃 (𝑋) =
𝑝− 𝑐 (2.29)
𝐹𝐶
𝐵𝐸𝑃 (𝑝. 𝑋) =
1− (2.30)
𝑝�
Dengan:
𝐵𝐸𝑃 (𝑋) = Break even point [unit atau proses]
𝐵𝐸𝑃 (𝑝. 𝑋) = Break even point [Rp]
𝐹𝐶 = Fixed Cost [Rp]
𝑝 = Price [Rp/Unit]
𝑐 = Cost [Rp/Unit]
𝑋 = Volume produksi [unit]
BAB III
METODE PENELITIAN
35
36
3.2.1.2. Wawancara
Wawancara merupakan kegiatan studi lapangan yang dilaksanakan apabila data-
data yang didapatkan dari hasil studi lapangan masih belum lengkap. Objek
wawancara yaitu operator, bendahara pembantu, pengelola produksi, dan kepala
seksi yang dimaksudkan untuk mendapatkan data-data tambahan yang
berhubungan dengan perawatan TCT circular saw.
Penjasaan
Tingkat kekerasan gerinda
TCT circular sawTCT circular
yang tinggi saw memerlukan waktu yang lama
Operator kurang paham cara penggerindaan
Rancang Bangun Mesin gerinda Tungsten Carbide Tipped (TCT) Circular Saw
Penggerindaan TCT
circular saw
Memerlukan biaya
Tidak adanya mesin gerinda untuk penggerindaan TCT tambahan untuk proses penggerindaan
circular saw Banyaknya debu kayu di workshop
1. Man
Sebab akibat dari faktor man yaitu permasalah yang disebabkan oleh
pekerja/operator. Akibat Operator yang kurang memahami cara penggerindaan
TCT circular saw akan mengakibatkan tidak dapat dilakukannya proses
penggerindaan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka memerlukan mesin
gerinda TCT circular saw yang mudah dioperasikan dan dilakukannya pelatihan
tentang cara penggerindaan TCT circular saw menggunakan mesin gerinda yang
telah dibuat.
38
2. Material
Permasalahan dari faktor material yaitu tingkat kekerasan TCT circular saw yang
tinggi sehingga tidak dapat menggunakan batu gerinda dengan kekerasan
dibawahnya. Proses penggerindaan memerlukan diamond grinding wheel untuk
mengatasi kekerasan dari TCT circular saw (Kundrak, et al., 2019).
3. Method
Tidak adanya mesin gerinda TCT circular saw mengakibatkan proses
penggerindaan TCT circular saw harus dilakukan di bengkel penjasaan. Hal ini
terkadang memerlukan waktu yang lama karena banyaknya antrian di bengkel
penjasaan. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan merancang mesin gerinda
TCT circular saw yang mudah penggunaannya dan tidak memakan waktu yang
lama untuk proses penggerindaannya.
4. Machine
Permasalahan dari faktor machine yaitu tidak adanya mesin gerinda yang dapat
digunakan untuk menggerinda TCT circular saw. Hal ini dikarenakan
penggerindaan TCT circular saw memiliki sudut gerinda tertentu untuk
mendapatkan hasil pemotongan yang baik. Permasalahan tersebut dapat diatasi
dengan merancang rancang bangun mesin gerinda TCT circular saw yang dapat
mengatur sudut penggerindaannya.
5. Money
Proses penggerindaan yang dilakukan di bengkel penjasaan akan memerlukan
biaya tambahan. Biaya tersebut seperti biaya penggerindaan dan biaya transportasi
untuk setiap satu kali proses penggerindaan.
6. Environment
Kondisi lingkungan di workshop secara tidak langsung akan mempengaruhi
kondisi suatu mesin. Banyaknya debu kayu yang beterbangan di workshop akan
mempengaruhi proses perawatan mesin terutama dalam hal kebersihan mesin.
Bentuk dan desain suatu mesin yang rumit akan membuat proses pembersihan
mesin tersebut akan sulit dilakukan. Berdasarkan permasalahan tersebut,
diperlukan desain mesin gerinda TCT circular saw yang sederhana dan mudah
dalam proses pembersihannya.
39
3.2.5.2. Perancangan
Perancangan digunakan untuk menganalisis proses pembuatan mesin gerinda TCT
circular saw yang dimulai dari membuat konsep desain hingga pemilihan
komponen dan material yang digunakan. Berikut merupakan langkah-langkah
pembuatan produk dari proses perancangan menurut (Budynas & Nisbett, 2015).
40
3.2.5.2.3. Synthesis
Tahap sintesis merupakan skema yang menghubungkan dengan elemen sistem
yang mungkin terjadi atau disebut penemuan desain atau konsep desain. Berbagai
skema harus diusulkan, diselidiki, dan dikuantifikasi dalam bentuk metrik yang
telah ditetapkan. Tahap sintesis mencakup proses mencari referensi yang sejenis
dengan desain penelitian yang dibuat.
41
a. Konsep Desain
Konsep desain adalah garis besar bentuk rencana desain yang akan dibuat. Konsep
desain ini disesuaikan dengan komponen yang akan dipilih sesuai spesifikasi yang
ada di pasar. Konsep desain dan komponen yang telah dipilih selanjutnya
dilakukan proses desain alat secara tiga dimensi (3D) menggunakan aplikasi
Solidwork.
b. Desain 3D
Konsep desain yang telah ditentukan, selanjutnya direalisasikan dengan bentuk
desain visual secara tiga dimensi (3D). Desain dilakukan menggunakan aplikasi
Solidwork. Dimensi material disesuaikan dengan ketersediaan material dan
komponen yang sudah ada di industri serta dirancang sesuai kondisi lapangan di
workshop, sedangkan dimensi komponen mengikuti dimensi standar yang ada di
pasaran.
1) Alternatif Desain I
Alternatif desain I menggunakan merek VEVOR type circular blade sharpener
sebagai referensi mesin gerinda TCT circular saw yang ada di pasaran. Prinsip
kerja mesin ini yaitu diamond grinding wheel dipasang langsung pada motor
listrik yang sebagai penggeraknya. Kelebihan dari alternatif desain ini adalah
konstruksinya yang sederhana sehingga memudahkan proses maintenance,
mudahnya proses setting pada mesin, dan dapat dilakukan setting sudut dudukan
circular saw maupun sudut diamond grinding wheel. Kekurangan dari alternatif
desain ini adalah kurangnya keamanan operator karena harus memegang circular
saw secara langsung. Operator harus memutar circular saw secara manual karena
tidak adanya komponen untuk memutar circular saw secara otomatis.
42
2) Alternatif Desain II
Alternatif desain II merupakan penggabungan antara alternatif desain I dengan ide
penulis. Prinsip kerja mesin gerinda TCT circular saw alternatif desain yang
kedua yaitu diamond grinding wheel langsung dipasang pada motor listrik, dan
adanya pegas oneway sebagai pemutar circular saw. Pada proses penggerindaan
menggunakan alternatif desain II, operator tidak memegang circular saw secara
langsung dan hanya perlu memajukan dan memundurkan handle circular saw.
Saat handle dimundurkan, circular saw akan berputar sesuai dengan jumlah gigi
yang diatur karena adanya pegas oneway sebagai pemutarnya. Posisi motor listrik
dapat diatur bebas sesuai dengan rail yang dibuat sehingga dapat melakukan
penggerindaan berbagai sudut. Kelebihan alternatif desain ini adalah dapat
digunakan untuk menggerinda dengan sudut tertentu karena motor listrik yang
dapat diatur bebas dan perawatan lebih sedikit karena tidak terdapat transmisi.
Kekurangan dari alternatif desain ini adalah kecepatan putar grinding wheel tidak
dapat diatur karena langsung terpasang pada motor listrik.
43
Desain I
Desain II
Kriteria (VEVOR type
(Mesin Gerinda TCT
circular blade
Circular Saw)
sharpener)
Fungsional 0 0
Keamanan Penggunaan - +
Biaya Terjangkau 0 0
Perawatan Mudah + -
Konstruksi Sederhana 0 0
Jumlah + 1 1
Jumlah 0 3 3
45
Jumlah - 1 1
Nilai 0 0
Ranking Sama
Alternatif I Alternatif II
Kriteria Bobot
Skor Nilai Skor Nilai
Keterangan :
Nilai = Bobot x Skor
Berdasarkan penilaian yang dilakukan terhadap masing-masing alternatif desain,
maka alternatif desain II dipilih karena memiliki nilai paling tinggi daripada
alternatif desain yang lain yaitu sebesar 8,35.
𝑀𝑅𝑅 = 𝑑𝑜𝑐 × 𝑤 × 𝑣
2) Daya Penggerindaan
Berdasarkan persamaan 2.2 dilakukan perhitungan daya yang diperlukan
untuk proses penggerindaan menggunakan persamaan :
𝑃𝑜𝑤𝑒𝑟 = 𝑢 × 𝑀𝑅𝑅
𝑊.𝑠
𝑃𝑜𝑤𝑒𝑟 = 33
1 𝑚𝑖𝑛 𝑚𝑚 3
𝑚𝑚3 ( 60 𝑠 ) × 500 𝑚𝑖𝑛
3) Gaya penggerindaan
Berdasarkan perhitungan daya penggerindaan telah menggunakan persamaan
2.2 diketahui daya penggerindaan sebesar 275 watt.
Berdasarkan persamaan 2.3, 2.4 dan 2.5 dapat dilakukan perhitungan gaya
penggerindaan (Fc) dengan persamaan :
Jika diameter diamond grinding wheel adalah D = 5 inch atau 127 mm, dan
kecepatan putaran mesin yang digunakan adalah N = 2.975 rpm, maka:
16.500 𝑁𝑚/𝑚𝑖𝑛 × 2
𝐹𝑐 = 0,001 𝑚
127 𝑚𝑚 ( ) × 2𝜋 2.975 𝑟𝑝𝑚
1 𝑚𝑚
𝐹𝑐 = 13,9 𝑁
4) Torsi penggerindaan
Berdasarkan persamaan 2.4 dilakukan perhitungan untuk torsi penggerindaan
dengan persamaan :
𝑇 = 𝐹𝑐 × 𝐷/2
𝑇 = 13,9 𝑁 × 127 𝑚𝑚/2
𝑇 = 882,65 𝑁𝑚𝑚
48
3) Tegangan lentur
Berdasarkan persamaan 2.8 dilakukan perhitungan untuk tegangan lentur
pegas torsi helik dengan persamaan :
32 𝑀
𝜎𝑏 = 𝐾 ×
𝜋 𝑑3
Jika momen yang diterapkan pada pegas torsi sebesar M = 0,03 Nm atau 30
Nmm, maka
32 × 30
𝜎𝑏 = 1,06 × 𝑁𝑚𝑚
𝜋 (1 𝑚𝑚)3
𝜎𝑏 = 323,9 N/mm2
4) Sudut defleksi
Berdasarkan persamaan 2.9 dilakukan perhitungan untuk sudut defleksi
pegas torsi helik dengan persamaan :
64 𝑀
𝜃= 𝐷𝑁
𝐸 𝑑4
49
𝜋𝐸𝑑4
𝐾𝑎 =
1
64[𝜋𝐷𝑁 + (𝑎 + 𝑎 )]
3 1 2
Jika panjang lengan pegas 𝑎1= 15 mm dan 𝑎2= 6,5 mm, jumlah lilitan N = 4
lilitan, dan berdasarkan Lampiran 9 dapat diketahui modulus elastisitas
stainless-steel E = 196 KN/mm2, maka
∞
Jika berdasarkan persamaan 2.12 Fungsi gamma Γ(𝑛) = ∫ 𝑥𝑛−1𝑒−𝑥𝑑𝑥,
0
maka dihasilkan
100
Γ (1 + 1 ) = ∫ 𝑥 𝑛−1 𝑒 −𝑥 𝑑𝑥
2,07 0
100
Γ(1,4831) = ∫ 𝑥1,4831−1𝑒−𝑥𝑑𝑥
0
100
Γ(1,4831) = ∫ 𝑥0,4831𝑒 −𝑥 𝑑𝑥
0
Γ(1,4831) = 0,8858
Dari fungsi gamma yang dihasilkan diatas maka didapat MTTF sebesar:
c. Perhitungan Baut
1) Baut landasan dudukan circular saw
Mur dan baut ini digunakan untuk menahan landasan dudukan circular saw pada
rangka meja. Pemilihan mur dan baut yang digunakan pada landasan dudukan ini
dihitung berdasarkan :
Berdasarkan persamaan (2.17) dan (2.19) maka diameter baut yang aman
digunakan adalah sebagai berikut :
𝐹𝑏𝑜𝑙𝑡 = 𝑚 . 𝑔
𝑚
= 4,8472 𝑘𝑔 × 9,81
𝑠2
= 47,551 𝑁
𝐹𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 47,551 + 200 𝑁
= 247,551 𝑁
4 𝑥 247,551 𝑁
𝑑 = 𝑁
√ 0,5 𝑥480
4𝜋 𝑥
5
𝑚𝑚2
= 1,281 𝑚𝑚
Diameter baut yang akan digunakan adalah M10 x 1,5 (𝑑 = 9,5 𝑚𝑚), maka
baut yang direncanakan aman untuk digunakan.
Berdasarkan persamaan (2.17) dan (2.19) maka diameter baut yang aman
digunakan adalah sebagai berikut :
𝐹𝑏𝑜𝑙𝑡 = 𝑚 . 𝑔
𝑚
= 2,93148 𝐾𝑔 × 9,81
𝑠2
= 28,758 𝑁
𝐹𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 28,758 + 200 𝑁
= 228,758 𝑁
4 𝑥 228,758 𝑁
𝑑 = 𝑁
√ 0,5 𝑥480
2𝜋 𝑥
5
𝑚𝑚2
= 1,742 𝑚𝑚
Diameter baut yang akan digunakan adalah M10 x 1,5 (𝑑 = 9,5 𝑚𝑚), maka
baut yang direncanakan aman untuk digunakan.
Berdasarkan persamaan (2.17) dan (2.19) maka diameter baut yang aman
digunakan adalah sebagai berikut :
𝐹𝑏𝑜𝑙𝑡 = 𝑚 . 𝑔
𝑚
= 6 𝐾𝑔 × 9,81
𝑠2
= 58,86 𝑁
4 𝑥 58,86 𝑁
𝑑 = 𝑁
√ 0,5 𝑥480
4𝜋 𝑥
5
𝑚𝑚2
= 0,62 𝑚𝑚
Diameter baut yang akan digunakan adalah M10 x 1,5 (𝑑 = 9,5 𝑚𝑚), maka
baut yang direncanakan aman untuk digunakan.
Berdasarkan persamaan (2.17) dan (2.19) maka diameter baut yang aman
digunakan adalah sebagai berikut :
𝐹𝑏𝑜𝑙𝑡 = 𝑚 . 𝑔
𝑚
= 7,15822 𝐾𝑔 × 9,81
𝑠2
= 70,222 𝑁
54
𝑑 = 4 𝑥 70,222 𝑁
√ 𝑁
0,5 𝑥480
𝜋𝑥
5
𝑚𝑚2
= 1,365 𝑚𝑚
Diameter baut yang akan digunakan adalah M10 x 1,5 (𝑑 = 9,5 𝑚𝑚), maka
baut yang direncanakan aman untuk digunakan.
Berdasarkan persamaan (2.17) dan (2.19) maka diameter baut yang aman
digunakan adalah sebagai berikut :
𝐹𝑏𝑜𝑙𝑡 = 𝑚 . 𝑔
𝑚
= 8,307 𝐾𝑔 × 9,81
𝑠2
= 81,49 𝑁
4 𝑥 81,49 𝑁
𝑑 = 𝑁
√ 0,5 𝑥480
6𝜋 𝑥
𝑚𝑚2
5
= 0,600 𝑚𝑚
Diameter baut yang akan digunakan adalah M6 x 1,5 (𝑑 = 5,5 𝑚𝑚), maka
baut yang direncanakan aman untuk digunakan.
55
Berdasarkan persamaan (2.17) dan (2.19) maka diameter baut yang aman
digunakan adalah sebagai berikut :
𝐹𝑏𝑜𝑙𝑡 = 𝑚 . 𝑔
𝑚
= 9,786 𝐾𝑔 × 9,81
𝑠2
= 96 𝑁
𝑑= √ 4 𝑥 96
𝑁 𝑁
0,5 𝑥480
12𝜋 𝑥 𝑚𝑚2
5
= 0,46 𝑚𝑚
Diameter baut yang akan digunakan adalah M6 x 1,5 (𝑑 = 5,5 𝑚𝑚), maka
baut yang direncanakan aman untuk digunakan.
d. Perhitungan Balancing
Data perhitungan proses balancing berdasarkan spesifikasi motor yang digunakan
dan tingkat kualitas keimbangan rotor standar. Diketahui bahwa motor yang
digunakan memiliki kecepatan putaran mesin N sebesar 2.975 rpm dengan berat
rotor 2,5 kg. Berdasarkan Lampiran 12 dapat diketahui bahwa tingkat kualitas
56
keseimbangan rotor untuk gerinda adalah G 0,4. Eksentrisitas massa yang terjadi
dapat dihitung sebagai berikut:
𝐸𝑡 = (9.550/𝑁). 𝐺
𝐸𝑡 = 1,284 𝜇
𝑈 = 𝐸𝑡. 𝑀
0,001 𝑚𝑚 1.000 𝑔𝑟
𝑈 = 1,284 𝜇 × 2,5 𝑘𝑔 1 𝑘𝑔
1𝜇
𝑈 = 3,21 𝑔𝑟. 𝑚𝑚
1
𝐼 = 𝑏ℎ3
12
1
𝐼 = 180 × 43
12
𝐼 = 960 𝑚𝑚4
48𝐸𝐼
𝑘=
𝐿3
57
48 × 2 × 105[𝑁/𝑚𝑚2] × 960[𝑚𝑚4]
𝑘=
2203[𝑚𝑚3]
𝑘 = 865,515 𝑁/𝑚𝑚
𝑘
𝜔=√
𝑚
𝑁
865,515 [ ]
√ 𝑚𝑚
𝜔=
6 [𝑘𝑔]
𝜔 = 12,01 𝑟𝑎𝑑/𝑠
2𝜋𝑁
̅ =
60
2𝜋 × 2.975 [𝑟𝑝𝑚]
̅ =
60
𝜔̅ = 311,54 𝑟𝑎𝑑/𝑠
𝐶𝑐𝑟 = 2 √𝑘 𝑚
𝑁
𝐶𝑐𝑟 = 2 × √865,515 [ ] × 6 [𝑘𝑔]
𝑚𝑚
Jika menggunakan rasio kekakuan dengan koefisien redaman (k/c) = 100, maka
koefisien redamannya sebagai berikut:
𝑘
= 100
𝑐
𝑘
𝑐=
100
58
865,515
𝑐=
100
𝑐 = 8,655 𝑁𝑠/𝑚𝑚
Setelah diketahui koefisien redaman aktual dan dan kritis, dapat dilakukan
perhitungan rasio redaman menggunakan persamaan 2.28:
𝐶
𝜉=
𝐶𝑐𝑟
8,655
𝜉=
144,126
𝜉= 0,06
Berdasarkan sifat dinamis material dibawah kondisi standar pada tabel 2.5 dan
perhitungan rasio redaman, dapat diketahui bahwa material rubber dapat
digunakan sebagai peredam getaran untuk mengurangi getaran yang terjadi pada
mesin gerinda TCT circular saw karena material rubber memiliki damping ratio
(𝜉 rubber) yang mendekati yaitu sebesar 0,05. Berdasarkan Lampiran 7,
spesifikasi NBR (Nitrile Butadiene Rubber) Vibration Pad, material NBR
memiliki nilai damping ratio sebesar 0,09 – 0,1, sehingga dapat dikatakan getaran
yang terjadi dapat diredam menggunakan material tersebut.
3.2.5.2.5. Evaluation
Hasil dari langkah sintesis dan analisis dievaluasi terhadap spesifikasi yang telah
ditentukan. Evaluasi dilakukan untuk mendapatkan desain terbaik yang mampu
bekerja dengan baik sesuai dengan rancangan yang telah dibuat.
3.2.5.2.6. Presentation
Presentasi berfungsi untuk mengkomunikasikan hasil pengujian dari alat yang
dibuat dan membuktikan bahwa solusi yang diberikan lebih baik. Presentasi
meliputi mempersiapkan gambar detail rancangan desain, daftar komponen yang
dibutuhkan, dan pemberian informasi proses pembuatan rancang bangun mesin
gerinda TCT circular saw.
2. Pengujian Biaya
Pengujian biaya bertujuan untuk mengetahui biaya pembuatan mesin gerinda TCT
circular saw dan berapa titik impas dari pembuatan tersebut. Biaya pembuatan
terdiri dari harga material, harga komponen dan harga jasa pembuatan mesin
gerinda TCT circular saw. Pengujian menggunakan metode Break Even Point
(BEP) yang diharapkan dapat diketahuinya titik impas pembuatan mesin dan
adanya penurunan biaya pada proses penggerindaan TCT circular saw.
3.2.6.2. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap untuk mengetahui apakah solusi yang dibuat dan hasil
pengujian yang dilakukan telah berhasil menyelesaikan permasalahan yang
ditemukan. Hasil pengujian pada mesin gerinda TCT circular saw dibandingkan
dengan sebelum menggunakan mesin tersebut. Apabila hasil evaluasi telah
berhasil mengatasi permasalahan yang ditemukan, maka dilanjutkan ke tahap
analisis dan laporan. Namun jika belum berhasil harus kembali ke tahap
perancangan dan pembuatan mesin untuk memperbaiki kekurangan yang ada.
61
1 15 menit 7 detik
(907 s)
2 12 menit 55 detik
(775 s)
3 15 menit 42 detik
(942 s)
4 20 menit 29 detik
(1.229 s)
5 17 menit 45 detik
(1.065 s)
6 16 menit 58 detik
(1.018 s)
7 22 menit 43 detik
(1.363 s)
8 19 menit 38 detik
(1.178 s)
9 13 menit 9 detik
(789 s)
10 14 menit 27 detik
(867 s)
62
63
(lanjutan)
9 7s 10 s
10 9s 9s
(lanjutan)
Keterangan :
Tabel 4.8 adalah daftar komponen dan material yang digunakan dalam proses
pembuatan mesin gerinda TCT circular saw.
Tabel 4. 8 Daftar Komponen dan Material Mesin Gerinda TCT Circular Saw
(lanjutan)
Tabel 4.9 adalah data tambahan yang terdapat di UPT Industri Kayu dan Produk
Kayu Pasuruan yag sebelumnya dilakukan survei. Data tersebut digunakan dalam
perhitungan analisis ekonomi proses penggerindaan TCT circular saw.
Tabel 4. 9 Data Tambahan di UPT Industri Kayu dan Produk Kayu Pasuruan
Data Keterangan
(*) Penentuan biaya jasa proses penggerindaan ditentukan sesuai dengan peraturan
UPT Industri Kayu dan Produk Kayu
BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
WA KT U P E N GGE R I N D A A N T C T C I R C U L A R SA W
1600
1.363
1400
1200 1.229 1.178
1000 1.065 1.018
800 942
600 907 875 868
829
400
WAKTU
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
PENGUJIAN KE-
Sebelum Improvement Sesudah Improvement
70
71
Berdasarkan Gambar 5.1 dapat dibuat data statistik menggunakan software SPSS
dengan metode paired sample t-test untuk mengetahui perbedaan rata-rata waktu
dari kedua sampel. Sebelum melakukan analisa data dengan metode paired sample
t-test terlebih dahulu data–data tersebut dilakukan uji normalitas, hal ini dilakukan
untuk memastikan bahwa data – data tersebut terdistribusi secara normal.
Rinciannya sebagai berikut:
Merumuskan Hipotesis:
Unstandardized Residual
N 10
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 56,87465815
Most Extreme Differences Absolute .189
Positive .189
Negative -.161
Test Statistic .189
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
1. Jika nilai Sig. (2-tailed) < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Maka
terdapat nilai perbedaan yang signifikan antara kedua sampel.
2. Jika nilai Sig. (2-tailed) > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Maka
tidak terdapat nilai perbedaan yang signifikan antara kedua sampel.
Berdasarkan output paired sample t-test diatas dapat diketahui bahwa nilai Sig.(2-
tailed) yang dihasilkan sebesar 0,000, dimana nilai tersebut < 0,05. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua sampel
yaitu data waktu sebelum improvement dan setelah improvement.
73
1.200
1.013,3
1.000
821,8
800
600
Waktu
400
200
𝑃𝑊% = 18,9%
74
(lanjutan)
Kabel Nyyhy Cosmic
16 3 meter - Rp.33.400
2x1.5
17 Steker Broco 1 Rp.11.000 Rp.11.000
Harga-harga yang tercantum merupakan estimasi biaya yang diambil dari tempat
pembelian, website dan perkiraan berdasarkan harga pasaran. Dalam proses
pembuatan mesin gerinda TCT circular saw menggunakan jasa pembuatan di
bengkel penjasaan.
Berdasarkan perhitungan upah per jam diatas maka diubah menjadi upah
pekerja per proses penggerindaan TCT circular saw.
821,8 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝑈𝑝𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟 𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠 = 𝑅𝑝. 24.798 ×
3600 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝑈𝑝𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟 𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠 = 𝑅𝑝. 5.660
Jadi upah pekerja per proses penggerindaan TCT circular saw adalah
Rp.5.660.
Biaya Overhead
Biaya overhead adalah pengeluaran tambahan yang tidak berkaitan
langsung dengan proses produksi yang dilakukan. Biaya overhead pada
mesin gerinda TCT circular saw adalah sebagai berikut:
1. Biaya Penggunaan Listrik
Motor listrik yang digunakan menggunakan daya 1 HP = 746 Watt atau
0,746 kW. Berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2016, tentang Tarif
Tenaga Listrik yang disediakan oleh PT. Perusahaan Listrik Negara
(Persero), harga listrik untuk golongan industri I-3/TM adalah
Rp.1.114,74 per kWh. Biaya listrik untuk satu kali proses
penggerindaan dapat dihitung sebagai berikut:
821,8 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑙𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘 = 0,746 𝑘𝑊 × × 𝑅𝑝. 1.114,74 𝑝𝑒𝑟 𝑘𝑊ℎ
3600 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝑡𝑐
𝐶𝑐 = 𝐶 ×
𝑇
0,228 𝑗𝑎𝑚/𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠
𝐶𝑐 = 𝑅𝑝. 230.000 ×
300 𝑗𝑎𝑚
𝐶𝑐 = 𝑅𝑝. 174,8/𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠
77
Total biaya overhead mesin gerinda TCT circular saw dapat dihitung
sebagai berikut:
Berdasarkan hasil perhitungan biaya tenaga kerja dan biaya overhead, maka
dapat dihitung biaya pengeluaran (cost) yang diperlukan untuk melakukan satu
kali penggerindaan :
Jadi biaya pengeluaran (c) untuk satu kali proses penggerindaan adalah sebesar
Rp.6.024,63.
𝐹𝐶
𝐵𝐸𝑃 (𝑋)
= 𝑝−𝑐
𝑅𝑝. 2.665.700
𝐵𝐸𝑃 (𝑋)
=
𝑅𝑝. 14.400 − 𝑅𝑝. 6.024,63
𝐵𝐸𝑃 (𝑋) = 318,29 ≈ 318 𝑝𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠
Berdasarkan perhitungan BEP tersebut dapat disimpulkan bahwa titik impas dari
mesin gerinda TCT circular saw adalah Rp.4.583.200 atau 318 proses
penggerindaan, keadaan ini UPT tidak mendapatkan laba maupun rugi.
Penurunan biaya proses penggerindaan TCT circular saw per proses dapat
dihitung berdasarkan biaya sebelum improvement dan biaya sesudah improvement
sebagai berikut:
Terdapat 4 (empat) buah circular saw di UPT Industri Kayu dan Produk Kayu
Pasuruan sehingga penurunan biaya menjadi:
Jadi penurunan biaya total per bulan proses penggerindaan TCT circular saw
sebesar Rp.1.581.800.
Spesifikasi Komponen :
Dimensi Keseluruhan Mesin : 600 mm x 500 mm x 1000 mm
Gerinda (LxWxH)
Material Rangka Meja : Angle beam ASTM A36
Material Kontruksi Mesin : Steel Plate ASTM A36
Gerinda
Batu Gerinda : Diamond Grinding Wheel 6”
Motor Listrik : 1 HP (746 watt); 2975 rpm
Kapasitas Kerja Mesin : Diameter circular saw tipe WZ dari ø8 inch ke
ø12 inch
Waktu Proses : 821,8 detik (48 gigi mata potong)
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Kesimpulan rancang bangun mesin gerinda TCT circular saw adalah sebagai
berikut:
a. Rancang bangun mesin gerinda TCT circular saw telah diimplementasikan di
UPT Industri Kayu dan Produk Kayu Pasuruan. Rancang Bangun mesin
gerinda TCT circular saw dirancang menggunakan bahan ASTM A36 dengan
penggerak pegas torsi helik yang terbuat dari kawat stainless steel. Rancang
bangun mesin gerinda TCT circular saw memiliki dimensi panjang 600
(mm), lebar 500 (mm), dan tinggi 1.000 (mm). Rancang bangun mesin
gerinda TCT circular saw memiliki kapasitas penggerindaan untuk circular
saw tipe WZ dari ø8 inch ke ø12 inch dengan lama penggerindaan rata-rata
821,8 (detik) untuk 48 gigi mata potong. Rancang bangun mesin gerinda TCT
circular saw memiliki penggerak pegas torsi helik yang berfungsi untuk
memutar TCT circular saw.
b. Rancang bangun mesin gerinda TCT circular saw berpengaruh terhadap
waktu proses penggerindaan TCT circular saw sebesar 191,5 (detik) atau 18,9
% perproses, yang diperoleh berdasarkan pengurangan rata-rata waktu
sebelum improvement 1.013,3 (detik) dan sesudah improvement 821,8 (detik).
Rancang bangun mesin gerinda TCT circular saw juga berpengaruh terhadap
biaya maintenance TCT circular saw sebesar Rp.17.975,37/proses atau
Rp.395.458,14 tiap bulan, yang dihasilkan berdasarkan pengurangan biaya
penggerindaan sebelum improvement yaitu Rp.24.000 dan biaya
penggerindaan sesudah improvement yaitu Rp.6.024,63.
6.2. Saran
Saran rancang bangun mesin gerinda TCT circular saw adalah sebagai berikut:
Perawatan komponen mesin gerinda TCT circular saw terutama pegas torsi helik
harus dilakukan secara berkala karena komponen tersebut merupakan sistem
penggerak yang paling rentan terjadi kerusakan.
81
DAFTAR PUSTAKA
Ananda, G., & Hamidi. (2019). Analisis Break Even Point Sebagai Alat
Perencanaan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan Dan
Minuman Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2017.
Measurement, 13(1), 1–10. https://doi.org/10.33373/mja.v13i1.1789
Baksa, T., Schornik, V., Adamek, P., Hronek, O., & Zetek, M. (2018). Effects of
grinding conditions and strategy on the quality of the cutting edge.
Manufacturing Technology, 18(1), 3–7.
https://doi.org/10.21062/ujep/43.2018/a/1213-2489/MT/18/1/3
Bhandari, V. B. (2010). Design of Machine Elements. In Design of Machine
Elements: Vol. Third edit.
Budynas, R. G., & Nisbett, J. K. (2015). Mechanical Engineering Design
(TENTH EDIT). McGraw-Hill Education.
Ding, W., Li, H., Zhang, L., Xu, J., Fu, Y., & Su, H. (2017). Diamond wheel
dressing: A comprehensive review. Journal of Manufacturing Science and
Engineering, 139(12). https://doi.org/10.1115/1.4037991
Eliyus, A. R., Alhilman, J., & Sutrisno. (2014). Estimasi Biaya Maintenance
Dengan Metode Markov Chain Dan Penentuan Umur Mesin Serta Jumlah
Maintenance Crew Yang Optimal Dengan Metode Life Cycle Cost (Studi
Kasus: PT Toa Galva). Jurnal Rekayasa Sistem Dan Industri, 1(02), 48–54.
https://www.neliti.com/publications/226934/
Eziokwu, C. E. (2020). On Analytical Review of the Gamma Functions. Asian
Research Journal of Current Science, 2(1), 28–33.
Firman, L. O. M., Lesmana, I. G. E., & Heru, D. (2018). Analisis Sistem Getaran
Paksa Satu Derajat Kebebasan Pada Alat Pengering Tipe Rak. Seminar
Nasional Teknik Mesin, 174–181.
http://semnas.mesin.pnj.ac.id/prosiding/2018_pdf/A020.pdf
Haryadi, G. D. (2007). Analisa Kerusakan Hasil Pengelasan Bawah Air Pada
Lambung Kapal Dengan Bahan Elektroda Rb 26 Terseloti. Analisa
Kerusakan Hasil Pengelasan Bawah Air Pada Lambung Kapal Dengan
Bahan Elektroda Rb 26 Terseloti, 9(1), 31–41.
Holland, H. E., Khadka, R., Marble, L., & Tutor, K. (2021). Tungsten: The
Strongest Natural Metal on Earth (Issue December).
Kadim, A. (2017). Penerapan Manajemen Produksi dan Operasi Di Industri
Manufaktur. In Jakarta: Mitra Wacana Media.
Kadivar, M., Azarhoushang, B., & Daneshi, A. (2018). Study of specific energy in
grinding of tungsten carbide. June.
Kalmegh, A., & Bhaskar, S. (2012). Dynamic Balancing of Centrifugal Pump
Impeller. International Journal of Emerging Technology and Advanced
82
83
85
86
(Terlampir)
Bosch Accessories for Power Tools 09/10 Circular Saw Blades | Overview | 537
Optiline Wood:
Top performance in wood.
When it comes to service life, cutting speed and precision, the Optiline Wood is hard
to beat. It is ideal for precise quality cuts in all standard woodworking applications, both
in interior working and on the construction site. Use it to make precise cuts in soft, hard,
pressed and laminated wood, as well as chipboard, wood core plywood and MDF boards.
Alternate offset teeth made of high-quality tungsten carbide guarantee these impressive
cutting results. Optiline Wood circular saw blades are available for hand-held circular
saws, mitre saws and for bench circular saws.
538 | Circular saw blades | Optiline Wood Bosch Accessories for Power Tools 09/10
Scope of range
diameter 130 to 450 mm
Coarse cut
Tungsten carbide teeth
Ideal for rip cuts and cross cuts in
WZ: alternate offset teeth
softwood, hardwood, raw
with positive hook angle.
chipboards, casing boards and
WZ/N: alternate offset teeth
plywood.
with negative hook angle (-5°)
for safe cuts on mitre saws.
Fine cut
Ideal for cross cuts in softwood, hardwood
and plywood. Also wood core plywood,
chip- boards laminated on one side and
parquet. TKS: Pitch circle
Body and expansion slots
They lower vibration,
NL: Pin hole
dampen noise and reduce
Very fine cut heat development.
Ideal for cross cuts in softwood, hardwood,
plywood and wood core plywood. Also parquet,
chipboards laminated on one and two sides, fibre
materials and MDF.
Ordering information
..
Product properties
..
130 20 16.0 2.4/1.4 20 WZ - 2 608 640 C1a 1 1 193764
582
..
130 20 16.0 2.4/1.4 30 WZ - 2 608 640 C1a 1 1 193771
..
583
140 20 12.7 2.4/1.4 12 WZ - 2 608 641 C1a 1 1 373500
168
..
140 20 12.7 2.4/1.4 20 WZ - 2 608 640 C1a 1 1 193801
586
..
140 20 12.7 2.4/1.4 30 WZ - 2 608 640 C1a 1 1 193818
..
587
150 20 16.0 2.4/1.4 12 WZ 7/42 2 608 641 C1a 1 1 373517
169
150 20 16.0 2.4/1.4 24 WZ 7/42 2 608 640 C1a 1 1 193863
592
..
...
150 20 16.0 2.4/1.4 36 WZ 7/42 2 608 640 C1a 1 1 193870
.
593
160 20 16.0 1.8/1.2 12 WZ 6/32 2 608 641 C1a 1 1 373524
170*
160 20 16.0 1.8/1.2 24 WZ 6/32 2 608 641 C1a 1 1 373531
171*
160 20 16.0 1.8/1.2 48 WZ 6/32 2 608 641 C1a 1 1 373548
172*
* For an extra-thin cut with little effort. Also especially suitable for cordless circular saws.
To order a quantity of items, the number of items =sales package quantity x dispatch package
quantity. Order in multiples of numbers in dispatch packages (e.g. 5 -> 10 -> 15).
91
(Terlampir)
Diamond / CBN Grinding Wheels
and Discs
Catalogue ES09/2020
1929
1
Survey of Grinding
Wheels
Type 1A1 Page 14 Type 14A1 Page 14
11
Survey of Grinding
Wheels
Type 12V5 Page 31 Type 9A3 Page
33
23
92
(Terlampir)
SC ALUMINUM CASE UNIT
4—S X I
K +0.2
4— 2 D+0.02
O
SC20UUN - QA N SQ
Blank
UU
U
ONew type(0 [X|0[E['zf)
Blank
N
o@
138 | SAMICK
SC ALUMINUM CASE UNIT
Linear
f\ é *2
L/B h D W H G A J E K L
SAMICK | 139
SFLM Shaft
L
#
SF Cg630 - 1000L
LMl[’+ a x
5-100mm
100-
262 UAMICK
93
Balancing
Rotor Types
Grades
G 4000 Crankshaft drives of rigidly mounted slow marine diesel engines
with uneven number of cylinders.
G 1600 Crankshaft drives of rigidly mounted large two-cycle engines
G 630 Crankshaft drives of rigidly mounted large four-cycle engines.
Crankshaft drives of elastically mounted marine diesel engines.
G 250 Crankshaft drives of rigidly mounted fast four-cylinder diesel
engines.
G 100 Crankshaft drives of fast diesel engines with six or more cylinders.
Complete engines (gas or diesel) for cars, trucks and locomotives.
G 40 Car wheels, wheel rims, wheel sets, drive shafts. Crankshaft drives
or elastically mounted fast four-cycle engines (gas or diesel) with
six or more cylinders. Crankshaft drives for engines of cars,
trucks or locomotives.
G 16 Drive shafts (propeller shafts, cardan shafts) with special
requirements. Parts of crushing machinery. Parts of agricultural
machinery. Individual components of engines (gas or diesel) for
cars, trucks and locomotives. Crankshaft drives of engines with six
or more cylinders under special requirements. Slurry or dredge
pump impeller.
G 6.3 Parts or process plant machines. Marine main turbine gears
(merchant service). Centrifuge drums. Fans. Assembled aircraft
gas turbine rotors. Fly wheels. Pump impellers. Machine tool and
general machinery parts. Normal electrical armatures. Individual
components of engines under special requirements
G 2.5 Gas & steam turbines, including marine main turbines (merchant
service). Rigid turbo-generator rotors. Rotors. Turbo-compressors.
Machine tool drives. Medium and large electrical armatures with
special requirements. Small electrical armatures.
Turbine driven pumps.
99
Lampiran 13. Gambar Kerja Rancang Bangun Mesin Gerinda TCT Circular Saw
(Terlampir)
3
1.1
1.3
6
A A
500 250
ISOMETRIC VIEW
1
Rangka Meja 1.1 ASTM A36 500x600x800 -
Jumlah
Nama Bagian No Bahan Ukuran Keterangan
III II I Perubahan
2
5 5 5
G G G
5
5 5 5
3 5
5
G
5 5
G G
, , Tol. 1
240 120
M N OP
ISOMETRIC VIEW
1
I J K L
E F G H
5
C D
3
A B
KOORDINAT LUBANG
A B C D E F G H I J K L M N O P
X 200 270 200 270 200 230 370 400 200 230 370 400 200 230 370 400
Y 70 70 230 230 285 285 285 285 370 370 370 370 455 455 455 455
Ukuran 10 THRU 6 THRU
TOLERANSI 0,1
III II I Perubahan
1
80
81
2.6
, , Tol. 0,1
digerinda
N1
2
ISOMETRIC VIEW
Scale 1:3
7
1
1
25 150
200
2 x M10 x 1,25 8 8
digerinda digerinda
N12 N12
8
8
7
4
8
3
50
5
, , Tol 0,1
M6 x 1
3
2
115 6 THRU
20 100,00
digerin
N12
1
4
8
1
3
3
N12
8 6 digerinda
-0,004 8
3x -0,019 digerinda 8
10 N12
20
140
Tol 0,1
3 digerinda
N12
0
32 -0,1
digerinda
N12
1
3
1
B B
75
75 25
137
232
8x 5 THRU
10x90
M10 x 100
1,25
8
1
1
4
30
247
SECTION B-B 1 Dudukan Circular 2.3 ASTM A36 8x100x247 -
Jumlah Nama Bagian No Bahan Ukuran Keterangan
III II Perubahan
I
9/8/'22 Danang
60
C C
12 THRU
+0,2
32 +0,1
SECTION C-C
3
1
2.5 N12
Tol. 0,1
ISOMETRIC VIEW
Scale 1:1
6 THRU
10 x 90
15
31
1
4
ISOMETRIC VIEW
2
0
D D
2 1
dib
N
4
6
50
SECTION D-D
ISOMETRIC
VIEW
Scale 1:2
2
0
E E
4 1
4
M6 x 1
80
SECTION E-E
ISOMETRIC VIEW
3
15
3
1
2
F
F 10 20
40
10
8
M6 x 1
1
4
M6 1
SECTION F-F
2
Part Setting 2 2.8 ASTM A36 15x20x40 -
Jumlah
Nama Bagian No Bahan Ukuran Keterangan
III II I Perubahan
ISOMETRIC VIEW
34,5 Scale 1:1
1,5
15
dib
N
8
41
25
digerinda
N12
1
8
15
4
2
M10 x 1,25
R1
1
7
2,4
G
5
1
1
G
SECTION G-G
1 Height 11
2 Revolution 4,25 Note
3 Start Angle 0 1. All corner fillet 0,8 mm
2. wire diameter is 1 mm
4 Pitch 1,3
2 Pegas Torsi Helik 2.11 Stainless 12x12x17,5 -
Jumlah Nama Bagian No Bahan Ukuran Keterangan
III II I Perubahan
1
16
digerinda
2.13 N12
, , Tol. 1
1
200
3.7
3.9
3.8
3.5
3.16
3.6
1
8
2
difrais
N8
8
difrais
N8
10
difrais
N8
4
4
52
3 x M6 x 1
2
7
difrais
1
N8
7
difrais
N8
10
10 difrais
N8
6
20
Tol. 0,1
H H
2
50
M10x1,25
3
2
8
12
70
SECTION H-H
ISOMETRIC VIEW
2
4
dib
N
7
4
10,5
Tol. 0,1
t= 4
6x 6 THRU ALL
13,5 X 90°
C F
2
B E
1
A D
5 11
220
KOORDINAT LUBANG
A B C D E F
X 25 25 25 195 195 195
Y 20 90 160 20 90 160
TOLERANSI 0,05
13,5 100
1 4x 10 THRU
I I
1
10 THRU ALL
120,
dib 16 X 90°
dib
N
N
8
12
SECTION I-I
ISOMETRIC VIEW
G G
Nama
Jumlah 1 Penutup BagianWheel 1.3 3.7.3
Grinding No Bahan
Stainless Ukuran
1,5x40x147 Keterangan
30/31
1 Perubahan
Penutup Grinding Wheel 1.2 3.7.2 Stainless 1,5x50x495 29/31
G III II
I 1 Penutup Grinding Wheel 1.1 3.7.1 Stainless 1,5x170x185 28/31
t = 1,5
PC 5 3x 6 THRU
1
65
100
t = 1,5
ISOMETRIC VIEW
Scale 1:5
61
497
t = 1,5
2x 6 THRU
147
4
t = 1,5
4x 6 THRU
ISOMETRIC VIEW
1
PCD
65
100