SKRIPSI
Pemesinan keras pada baja atau biasa disebut sebagai hard turning telah
menarik banyak industry untuk pengerjaan produksi massal. Perancangan proses
produksi dilakukan untuk mengetahui ongkos dan waktu dari proses pembubutan.
Di jaman yang sangat maju ini telah banyak menggunakan software untuk
membuat simulasi pembubutan yang baik serta menghitung waktu dan ongkos
dari pembubutan tersebut, yang berguna untuk meminimalisir biaya produksi.
Eksperimen produktivitas pada permesinan keras baja menggunakan pahat
karbida berlapis. Metode penelitian yang digunakan adalah pengumpulan data
berdasarkan untuk mendapatkan data kondisi pemotongan yaitu, kecepatan
potong v (m/min), gerak makan f (mm/rev), dan kedalaman potong a (mm)
sebagai nilai m dengan variasi nilai maximum dan minimum sebagai nilai n ,yaitu:
v = 100 (high), 90 (low) ; f = 0.2 (high), 0.15 (low) ; a = 2 (high), 1.5 (low).
Sehingga didapatkan VMR terbesar 760 cm3 dengan v = 90 m/min ; f = 0.15
mm/rev ; a = 2 mm ; Vb = 0.239 ; Tc = 28.17. Untuk MRR terkecil didapat 20.25
cm3/min dengan nilai v = 90 m/min ; f = 0.15 mm/rev ; a = 1.5 mm ; Vb = 0.3 mm
; tc = 33 min. Dari data VMR terbesar dan MRR terkecil akan dibuat suatu
perhitungan manual dalam bentuk tabel, untuk mencari waktu produksi dan
kecepatan putaran mesin dari simulasi pembubutan tersebut. Berfokus kepada
bagian Applications dalam software MasterCam yang mencakup tentang CAD
dan CAD/CAM. MasterCam adalah sebuah software simulasi pembubutan, yang
berguna untuk mendapatkan teknik pembubutan yang baik dan waktu pembubutan
efisien. Tahapan perencanaan proses (CAPP) axle shaft mengikuti langkah-
langkah proses planning yaitu: Interprestasi gambar teknik, Proses dan urutan,
Pemilihan peralatan, Pemilihan tools,dies, mold dan gages, Metode Analisa,
Standart Kerja, Cutting tools dan Cutting condition. Didapat total waktu produksi
untuk studi kasus implementasi I adalah 135.7 menit dan untuk studi kasus
implementasi II adalah 163.7 menit. Harga row material untuk pembubutan Axle
Shaft adalah Rp 284.930,-. Ongkos keseluruhan untuk studi implementasi 1
adalah biaya row material di tambah biaya pahat insert CVD karbida berlapis
kenametal adalah Rp 535.468,- dan Ongkos keseluruhan untuk studi implementasi
2 adalah biaya row material di tambah biaya pahat insert CVD karbida berlapis
kenametal adalah Rp 535.468,-. Perbedaan Studi Implementasi I dan Studi
Implementasi II berada pada kondisi pemotongan di mana studi implementasi I
dengan kondisi pemotongan v = 90 m/min, f = 0.15 mm/ref, a = 2 mm dan kondisi
pemotongan studi implementasi II adalah v = 90 m/min, f = 0.15 mm/ref, a = 1.5
mm. Waktu produksi Studi Implementasi I adalah 135.71 menit atau 2.26 jam.
Waktu produksi Studi Implementasi II adalah 163.67 menit atau 2.72 jam. Untuk
ongkos produksi studi implementasi I dan Studi Implementasi II sama yaitu Rp.
535.468,- .
Puji syukur penulis ucapkan atas berkat Tuhan Allah Yang Maha Esa yang
telah memberikan menyertai dan menuntun penulis sampai saat ini, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skrispsi ini dengan judul “APLIKASI CAD/CAPP/CAM PADA
PRODUKSI AXLE SHAFT DARI BAHAN BAJA AISI 4340 YANG DI
KERASKAN”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat menyelesaikan Pendidikan Strata 1
(S1) pada Departemen Teknik Mesin Sub Bidang Produksi, Fakultas teknik,
Universitas Sumatera Utara.
Dalam menyelesaikan skripsi ini banyak kesulitan yang penulis hadapi,
namun berkat dorongan semangat, doa dan bantuan materil, moril dari berbagai pihak
akhirnya kesulitan dapat diatasi. Untuk itu sebagai manusia yang harus berterima kasih,
dengan penuh ketulusan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Armansyah Ginting, M.Eng. selaku dosen pembimbing,
yang dengan penuh kesabaran dan telah memberikan bimbingan dan motivasi
kepada penulis.
2. Bapak Dr. Ir. Muhammad Sabri, MT. selaku Ketua Departemen Teknik Mesin
Fakultas Teknik Univesitas Sumatera Utara.
3. Bapak Terang Ukur H. S. Ginting Manik, ST, MT. selaku Sekretaris
Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Univesitas Sumatera Utara.
4. Kedua orang tua penulis, Drs. Binsar Siahaan dan Dra. Rugun Panjaitan serta
abang dan kakak penulis yang selalu memberi semangat, doa, dan memotivasi
penulis.
5. Seluruh staf pengajar dan staf tata usaha Departemen Teknik Mesin yang
membimbing dan membantu segala keperluan penulis selama masa
perkuliahan.
6. Teman satu team penelitian, Akbar Reza, Bayu Bakkara, dan Fadlan.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari penulisan skripsi ini, baik
dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan
pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan sebagai motivasi dalam rangka pengembangan diri menjadi lebih baik.
120401125
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR NOTASI
MF = medium finish
DAFTAR LAMPIRAN
tungsten (wolfram, W) titanium (Ti), tantalum (Ta) dibuat dengan karbida yang
kemudian digiling (ball mill) dan disaring. Salah satu atau serbuk karbida tersebut
kemudian dicampur dengan bahan pengikat cobalt (Co) dan dicetak dengan
memakai bahan pelumas (lilin). Setelah itu dilakukan presintering (1000℃
pemanasan mula untuk menguapkan bahan pelumas) dan kemudian sintering
(1600℃) sehingga bentuk keping (sisipan) sebagai hasil proses cetak tekan (cold
atau HIP) akan menyusut menjadi sekitar 80% dari volume semula.
Kennametal menawarkan portofolio lengkap penyisipan ISO/ANSI. Positif,
negatif, CVD, PVD, atau tidak dilapisi, kita memiliki sisipan untuk membantu
meningkatkan produktivitas dan mencapai penghematan yang lebih besar. Plus,
garis sisipan karbida kami mengandung teknologi Beyond ™. Di luar sisipan
menawarkan fleksibilitas yang lebih besar, kehandalan, dan produktivitas hingga
30% lebih tinggi (Kennametal, 2013).
Benda kerja dipegang oleh pencekam yang dipasang diujung poros utama
(spindle), dengan mengatur lengan pengatur yang terdapat pada kepala diam, poros
utama (n) dapat dipilih. Harga putaran poros utama umumnya dibuat bertingkat,
dengan aturan yang telah distandartkan, misalnya 630, 710, 800, 900, 1000, 1120,
1250, 1400, 1600, 1800, dan 2000 rpm.
Gerak makan (f) yang tersedia pada mesin bubut bermacam-macam dan
menurut tingkatannya telah distandarkan misalnya : . . . ., 0,1, 0,112, 0,125, 0,14,
0,16, . . . . (mm/r). Adapaun kondisi pemotongan pada proses pembubutan adalah
sebagai berikut :
Benda kerja :
a. 𝑑0 = diameter mula (mm)
b. 𝑑𝑚 = diameter akhir (mm)
c. 𝑙𝑡 = panjang permesinan (mm)
Pahat :
a. 𝑘𝑟 = sudut potong utama (°)
b. 𝛾𝑜 = sudut geram (°)
Mesin bubut :
𝑑0
⁄𝑑
𝑚
a. a = kedalaman potong 𝑎 = (mm)
2
3. Waktu pemotongan
𝑙𝑡
𝑡𝑐 = ⁄𝑣𝑓 (min)
𝜋 . 𝑑. 𝑛
𝑣= (𝑚⁄𝑚𝑖𝑛 )
1000
D : Diameter pahat.
Dimana,
f = Gerak makan (mm/rev).
Tm = Waktu riil permesinan (min).
t = Ketebalan benda kerja (mm).
A = Jarak antara sisi terluar pahat drill dengan permukaan benda kerja
kertika ujung drill mulai menyentu permukaan .
d = Kedalaman lubang.
N = Drill poit angle.
2.3.1 CAD/CAM
CAD/CAM berkaitan dengan fungsi teknik dalam desain dan manufaktur.
Desain produk, analisi teknik, dan dokumentasi perancangan (misalnya penyusunan
) merupakan kegiatan rekayasa dalam desain. Perencanaan proses, pemrograman
bagian NC, dan aktivitas lain yang terkait dengan CAM merupakan kegiatan
rekayasa di bidang manufaktur. System CAD/CAM yang dikembangkan selama
tahun 1970-an dan awal 1980-an dirancang terutama untuk mengatasi masalah
rekayasa jenis.Selain itu, CAM telah berevolusi untuk mencakup banyak fungsi lain
di bidang manufaktur, seperti perencanaan kebutuhan material, penjadwalan
produksi, pemantauan produksi komputer, dan pengendalian proses dengan media
software yaitu pada komputerisasi.
Perlu juga dicatat bahwa CAD/CAM menunjukkan integrasi antara kegiatan
perancangan dan pembuatan dengan menggunakan system komputer. Metode
pembuatan produk adalah fungsi langsung dari desainnya. Dengan prosedur
konvensional yang dipraktekkan selama bertahun-tahun di industry, gambar teknik
disiapkan oleh insinyur manufaktur untuk mengembangkan rencana proses.
Kegiatan yang terlibat dalam merancang produk dipisahkan dari kegiatan yang
terkait dengan perancangan proses. Intinya prosedur dua langkah diperkerjakan. Ini
memakan waktu dan melibatkan duplikasi usaha dengan tenaga desain dan
manufaktur. CAD/CAM adalah salah satu teknologi yang memungkinkan untuk
rekayasa bersamaan. Tujuan CAD/CAM tidak hanya untuk mengotomatisasi fase
desain tertentu dan fase pembuatan tertentu, namun juga untuk mengotomatisasi
peralihan dari desain ke manufaktur.
Dalam CAD/CAM yang ideal, adalah mungkin untuk mengambil
spesifikasi desain produk karena berada di basis data CAD dan mengubahnya
menjadi rencan proses untuk membuat produk, konversi ini dilakukan secara
otomatis oleh system CAD/CAM. Sebagian besar pengolahan dapat dilakukan pada
alat mesin yang dikontrol secara numerik sebagai bagian dari rencana proses pada
NC program dihasilkan secara otomatis oleh CAD/CAM. Sistem CAD/CAM
mendownload program NC secara langsung ke alat mesin melalui jaringan
telekomunikasi. Semua pengaturan, desain produk, pemrograman NC dan produksi
fisik diimplementasikan oleh komputer.
proses dan pemrograman numeric (NC) part programming. Aplikasi CAM dapat
dibagi menjadi dua kategori, yaitu :
1 Perencanaan manufaktur.
2 Kontrol maufaktur.
Perencanaan manufatur. Aplikasi CAM untuk perencanaan manufaktur
adalah komputer yang digunakan secara tidak langsung untuk mendukung fungsi
produksi. Komputer digunakan off-line untuk memberikan informasi tentang
perencanaan dan pengolahan kegiatan produksi yang efektif. Daftar berikut ini
menunjukkan aplikasi penting CAM dalam kategori ini :
1. Computer-aided process planning (CAPP). Perancangan proses berkaitan
dengan penyusunan lembar kerja yang mencantumkan urutan operasi dan pusat
kerja yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk dan komponennya.
Pembahasan CAPP lebih lengkap pada hal
2. Program NC. Merupakan pemrograman bagian dari metode yang jauh lebih
efisien untuk menghasilkan kontrol/intruksi untuk alat mesin daripada
pemrograman bagian manual.
3. Computerized machinability data system. Salah satu masalah dalam
mengoperasikan alat pemotong logam adalah menentukan kecepatan dan
umpan yang harus digunakan untuk memberi mesin perintah kerja. Sebuah
program yang telah di atur untuk merekomendasi kondisi pemotongan yang
sesuai untuk digunakan pada bahan yang berbeda. Perhitungannya didasarkan
pada data yang telah diperoleh baik di pabrik maupun di laboratorium yang
menghubungkan tool life dengan cutting conditions.
4. Development of work standards (Pengembangan standar kerja). Menentukan
standart kerja langsung yang dibutuhkan untuk melakukan kerja. Program
komputer ini menggunakan data waktu standar yang telah dikembangkan untuk
pekerjaan dasar yang mencakup setiap tugas manual. Dengan menjumlahkan
waktu untuk elemen individual, yang dibutuhkan untuk melakukan perkerjaan
baru, program menghitung standart waktu untuk melakukan pekerjaan itu.
5. Cost estimating/perkiraan biaya. Tugas untuk memperkirakan biaya produk
baru telah disederhanakan di sebagian besar komputer dengan
mengomputerisasikan beberapa langkah penting yang diperlukan untuk
a. Design
Untuk membuat bentuk 3D wireframe, pengukuran, serta importing dan
exporting file-file CAD non Mastercam seperti Autocad, Solidworks, Solid
Edge, Inventor, Parasolid, dan lainnya.
b. Mill
Untuk pekerjaan frais yang dapat dilakukan seperti pocketing, kontur,
pengeboran, dan lainnya. Pengefraisan dapat dilakukan hngga 5 sumbu.
c. Lathe
Untuk pengerjaan pembubutan berupa bubut silindris atau pembuatan lubang
benda kerja silinder.
d. Wire
Untuk membuat wirepath baik 2 sumbu maupun 4 sumbu
e. Art
Untuk merancang design 3D dengan cepat maupun mengonversi 2D artwork
menjadi bentuk yang machinable (mampu dikerjakan dengan permesinan)
Sejarah dan pengembangan teknologi ini telah di dokumentasi dan telah banyak di
publikasi.
Dalam manufaktur, terutama pada pengerjaan logam teknologi numerical
controlterjadi karena sebuah revolusi. Pada saat sebelum computer memiliki
perlengkapan yang standart dalam setiap perusahaan, teknologi numerical control
hanya ditemukan pada tempat-tempat khusus. Evolusi pada mikro elektronik dan
pengembangan computer tidak pernah berhenti berdampak pada teknologi
numerical control, yang membawa perubahan yang signifikan pada dunia
manufaktur umumnya dan pengerjaan logam khususnya.
1. Pengertian dari Numerical Control (NC)
Dalam berbagai publikasi dan artikel-artikel banyak penjelasan telah
digunakan selama bertahun-tahun, untuk mengartikan apa itu Numerical Control
(NC). Banyak pengertian dengan ide yang sama, konsep dasar yang sama, hanya
penggunaan kata yang berbeda. Sebagian dari semua definisi yang ada dapat
disimpulkan menjadi sebuah pengertian yang relatif sederhana “Numerical Control
dapat didefinisikan sebagai operasi pemesinan dengan cara instruksi khusus yang
dikodekan untuk system kontrol mesin”
Instruksi adalah kombinasi dari huruf-huruf abjad, angka, dan symbol-
simbol seperti decimal, persen, dan kurung. Semua instruksi ditulis dalam urutan
logis dan bentuk yang telah ditentukan. Kumpulan semua intruksi yang dibutuhkan
untuk mesin adalah sebuah bagian yang disebut NC program, CNC program, atau
part program. Program tersebut dapat disimpan untuk digunakan di masa
mendatang atau digunakan untuk berulang kali untuk mendapatkan hasil
pemesianan yang indentik pada saat kapanpun.
2. NC dan CNC
Sistem NC yang diproduksi selama tahun enam puluhan menggunakan
perangkat keras elektronik berdasarkan teknologi rangkaian digital system CNC,
yang di perkenalkan pada tahun tuju puluhan, menggunakan komputer mini atau
mikro untuk mengontrol alat mesin dan menghilangkan, seperti sejauh mungkin,
sirkuit perangkat keras tambahan di cabinet kontrol. [222] Dalam kepatuhan yang
ketat pada istilah, ada sebuah perbedaan arti dalam singkatan NC dan CNC. NC
adalah singkatan dari Numerical Control teknologi yang awal dan original,
Secara umum terdapat beberapa gerakan utama pada mesin bubut. Yang
pertama yaitu gerakan pemakanan dengan pahat sejajar terhadap sumbu benda
kerja pada jarak tertentu sehingga akan membuang permukaan luar benda kerja
atau biasa disebut dengan proses bubut rata. Lalu terdapat pemakanan yang identik
dengan proses bubut rata, tetapi arah gerakan pemakanan tegak lurus terhadap
sumbu benda kerja atau gerak pemakanannya menuju ke sumbu benda kerja, gerak
pemakanan ini biasa disebut proses bubut permukaan (surface turning). Dan yang
terakhir adalah proses bubut tirus (taper turning), proses bubut ini sebenarnya
identik dengan proses bubut rata di atas, hanya jalannya pahat membentuk sudut
tertentu terhadap sumbu benda kerja (Widarto, dkk., 2008).
Gambar 2.7 Proses Bubut Rata, Bubut Permukaan dan Bubut Tirus
Yaitu waktu penggantian pahat yang dibagi rata untuk sejumlah produk yang
dihasilkan sejak pahat yang baru dipasang sampai pahat tersebut harus diganti
karena aus. Bagi mesin perkakas NC atau ATC, maka pahat dapat diganti sewaktu
pahat tersebut tidak digunakan (tersimpan pada tempatnya), dengan demikian siklus
proses tidak terganggu, akibat komponen waktu ini dihilangkan.
Keterangan :
𝑡𝑑 = waktu penggantian atau pemasangan pahat (tool changing time) ; min
T = umur pahat ; min
𝑡𝑐
= bagian dari umur pahat yang digunakan untuk menyelesaikan satu produk
𝑇
Keterangan :
𝑡𝑎 = waktu non produktif (auxiliary time)
𝑡𝐿𝑊 = waktu pemasangan benda kerja (time for loading the workpiece);
min/produk
𝑡𝐴𝑇 = waktu penyiapan yaitu waktu yang diperlukan untuk
membawa/menggerakan pahat dari posisi mula sampai pada posisi siap untuk
memotong (advancing tme) ; min/produk
𝑡𝑅𝑇 = waktu pengakhiran ; yaitu waktu yang diperlukan untuk
membawa/menggerakan pahat kembali keposisi semula (retracting time) ;
min/produk
𝑡𝑈𝑊 = waktu pengambilan produk (time for unloading the workpiece) ;
min/produk
𝑡𝑠
𝑛𝑡
= bagian dari waktu penyiapan mesin beserta perlengkapannya (fixture and
attachments) yang dibagi rata untuk sejumlah produk yang direncanakan untuk
dibuat saat itu (𝑛𝑡 , lot size)
Dengan demikian waktu pemesinan perproduk rata-rata adalah:
𝑡𝑐
𝑡𝑚 = 𝑡𝑎 + 𝑡𝑐 + 𝑡𝑑 ; min/produk…………………………………….……...(2.4)
𝑇
optimal seperti kecepatan potong, laju umpan, kedalaman potong harus dipelajari
secara rinci.[2-3]
Bagi suatu indusrti pemesinan adalah mutlak untuk mengetahui beberapa
ongkos sebenarnya dalam pembuatan suatu produk/komponen mesin. Dengan
mengetahui harga jual produk atau harga penawaran kontrak pembuatan sejumlah
produk (subcontract parts) maka dapat dibayangankan keuntungan yang akan
diperoleh. Dalam kenyataan, penghitungan ongkos pembuatan tersebut tidak selalu
mudah, tergantung pada ukuran perusahaan, ragam dan kompleksitas produk yang
ditanganinya dan struktur penghitungan ongkos (akutansi/cost accounting) yang
dianut oleh perusahaan yang bersangkutan. Ongkos pembuatan dapat ditentukan
dari beberapa komponen ongkos yang membentuknya. Berbagai bentuk struktur
komponen-komponen ongkos telah diajukan orang, masing-masing dengan cara
pendekatan yang berbeda dengan anggapan dan penyederhanaan yang berlainan
disesuaikan dengan kondisi atau ukuran perusahaan, guna mempermudah
perhitungan ongkos. Terlepas dari perbedaan yang ada tersebut, dapat dikatakan
bahwa semakin teliti penentuan ongkos pembuatan maka keuntungan yang akan
diperoleh akan semakin pasti atau perusahaan akan semakin berani untuk
mengajukan penawaran yang serendah mungkin. Hal ini dapat dimaklumi, karena
perusahaan dapat mengetahui dan berusaha untuk menekan bilamana mungkin pada
salah satu atau beberapa komponen ongkos pembuatannya.
Struktur ongkos pembuatan dapat dibuat menjadi bebrapa komponen
ongkos yang sesuai untuk digunakan pada analisis kondisi pemotongan optimum.
Dalam hal ini pembahasan yang akan dibatasi pada hal-hal yang dianggap perlu
dalam kaitannya dengan proses pemesinan. Sementara itu, penghitungan yang rinci
atas komponen ongkos yang lain dapat dipelajari pada beberapa buku referensi yang
sesuai (teknik akutansi). Dengan demikian, dari pemahaman atas struktur ongkos
ini diharapkan dapat menjadi bekal yang cukup mantap untuk dipraktekan,
dikembangkan atau disesuaikan dengan masalah sesungguhnya di industry
pemesinan.
Keterangan :
Cu = ongkos total ; Rp/produk
CM = ongkos material ; Rp/produk
Cplan = ongkos persiapan/perencanaan produksi ; dapat pula dimasukan
ongkos perencanaan produk (bila produk dirancang sendiri)
CP = ongkos salah satu proses produksi ; Rp/produk…………………....(2.6)
Ongkos material terdiri atas tiga pembelian dan ongkos tidak langsung
(indirect/overhead cost of material) yang merupakan ongkos khusus yang
dibebankan bagi material yang berkaitan dengan penyimpanan (sewaktu masih
berupa bahan ataupun setelah menjadi produk) dan penyiapan. Bagian gudang
membebani perusahaan dengan adanya ruang/gudang mesin-mesin pemotong
(precutting), pengangkutan (material handling) dengan penghitungan atas bunga,
pajak dan asuransi, pemeliharaan, serta karyawan yang menangani masalah
pergudangan. Kesemuanya itu dibagi (dengan factor pemberat) dan dibebankan
bagi masing-masing material yang ada di gudang sesuai dengan luas lantai yang
diperlukan dan lamanya penyimpanan.
CM = CMo + CMi ; Rp/produk………………………….………(2.7)
Keterangan :
CM= ongkos material ; Rp/produk
CMo= harga pembelian ; Rp/produk
CMi = ongkos tak langsung ; Rp/produk
Ongkos proses produksi dapat dirincikan menjadi ongkos penyiapan dan
peralatan (special tooling, fixture), ongkos pemesinan (machining cost), dan ongkos
pahat (cutter/tool cost), yaitu:
CP = Cr + Cm + Ce ; Rp/produk ………………………………..…..(2.8)
Keterangan :
CP= ongkos produksi ; Rp/produk
Cr= ongkos penyiapan dan peralatan ; Rp/produk
Cm = ongkos pemesinan ; Rp/produk
Ce = ongkos pahat ; Rp/produk
Peralatan khusus seperti pemegang (fixture) mungkin diperlukan guna
memperkecil waktu nonproduktif. Fixture ini dibuat sesuai dengan mesin perkakas
yang digunakan, langkah/cara pemesinan dan geometri bahan. Ongkos pembuatan
fixture yang biasanya mahal (dibuat khusus, toleransi geometri komponen-
komponennya cukup sempit) harus diatasi dengan memperbesar jumlah produk
yang akan dibuat (lot size). Ditinjau dari proses produksi, ongkos ini dianggap
sebagai ongkos tetap yang tidak dipengaruhi oleh laju kecepatan produksi.
Cr = (Cset + Cfix + Cpr)/nt ; Rp/produk……………….……..(2.9)
Keterangan :
Cr= ongkos persiapan dan peralatan khusus ; Rp
Cset= ongkos pengeturan/setting mesin (Cm , tset ) ; Rp
Cfix= ongkos perkakas bentuk cekam (fixture) ; Rp
Cpr= ongkos penyiapan program NC (hanya berlaku bagi mesin perkakas NC) yang
meliputi, programming (cpr , tpr ), percobaan (first article test, cm , tset
ditambah bahan habis untuk percobaan) dan pengukuran pertama untuk
sertifikasi program cm , tset ; Rp
nt = jumlah produk yang dibuat ; buah
Cm = cm . tm ; Rp/produk ………………………………….(2.10)
Keterangan :
Cm = ongkos pemesinan ; Rp/produk
Keterangan :
CJ = ongkos operasi pertahun ; Rp/tahun
Cf = ongkos tetap pertahun ; Rp/tahun
Cd = ongkos variabel langsung pertahun ; Rp/tahun
Ci = ongkos variabel tak langsung pertahun ; Rp/tahun
3. Ongkos mata potong
Pahat (tool/cutter) merupakan bahan habis yang diperlukan dalam proses
pemesinan. Suatu langkah proses pemesinan menghabiskan sebagian dari umur
pahat sehingga perlu dikenakan beban atau ongkos mata potong pahat. Ongkos ini
dapat dihitung bedasarkan harga pokok mata potong tersebut ditambah dengan
biaya pendukungnya yaitu penyetelan dan/atau pengasahan. Sesuai dengan jenis
dan konstruksinya, maka dapat dibedakan dua macam pahat yaitu pahat tanpa
pengasahan (throwaway carbide trip) dan pahat yang dapat diasah (brazed tip yaitu
carbide tip yang dipasang mati pada bahan pahat, dan HSS).
a. Pahat tanpa pengasahan
Coti Csh
ce = (z) e
+ r
+ (cs ts ) ; Rp/mata potong ………….(2.12)
Keterangan :
ce = ongkos mata potong pahat ; Rp/mata potong
Coti = harga sisipan karbida (carbide tip/insert) Rp
Keterangan :
Cotb = harga pahat HSS atau pahat dengan kerbida sisipan yang dipatri
keras (brazed carbide tip), dalam kondisi siap pakai (tajam) ; Rp
rg = jumlah pengasahan yang mungkin dilakukan, sampai mata potong
menjadi terlalu pendek (4 -15 kali)
cg tg = ongkos penegasahan pahat tergantung pada ongkos operasi
permenit untuk proses pengasahan cg , dan waktu pengasahan tg
cs ts = ongkos penyetelan pahat pada tool shank atau tool block, yang
dilakukan diluar mesin perkakas NC ; Rp/mata potong.
3.2 Peralatan
Peralatan-peralatan yang digunakan untuk mendukung terlaksananya
penelitian produktivitas untuk memperoleh data eksperimen yang mencakup
tentang waktu dan ongkos produksi adalah sebagai berikut:
3.2.1 Stopwatch
Stopwatch digunakan untuk mencatat waktu pemesinan setiap passing
pembubutan berlangsung.
3.2.4 Toolholder
Toolholder yang digunakan dalam pada penelitian adalah seri MSDNN
2020 K12 mempunyai spesifikasi:
a. M = Pengunci ganda,
b. S = Bentuk sisipan segi empat,
c. D = Sudut potong pahat 45°,
d. N = Sudut pahat 0°,
e. N = Arah pahat netral,
f. Tebal Holder = (20x20) mm,
g. K (panjang holder) = 125 mm,
h. Ukuran pahat sisipan = 12 mm
Nickel(Ni) 1.65
3.2.6 Laptop
Laptop digunakan sebagai mediasi untuk membuat simulasi pembubutan
melalui software MasterCam yang ada pada laptop.
Toolholder yang digunakan adalah seri MSDNN 2020 K12 berikut ini
adalah katalog toolholder.
2. Ini adalah gambar dari Axle Shaft bagian kedua. Berbeda file dengan Axle
Shaft bagian pertama.
3. Tahap kedua adalah Lathe Rough juga. Berikut adalah gambar dari
pengaturan Lathe Rough.
4. Tahap ketiga adalah Lathe Rough juga. Berikut adalah gambar dari
pengaturan Lathe Rough.
5. Jenis pembubutan ke empat adalah lathe finish. untuk finishing dari sisa-
sisa pembubutan Lathe Rough sebelumnya.
2. Terdapat empat tahapan Lathe Rough pada simulasi pembubutan Axle Shaft
bagian kedua. Berikut adalah gambar Lathe Rough tahapan pertama pada
simulasi pembubutan Axle Shaft bagian kedua
6. Tahapan kelima dalam simulasi pembubutan Axle Shaft bagian kedua adalah
Lathe Groove.
8. Tahap ketuju dalam simulasi pembubutan Axle Shaft bagian 2 adalah Lathe
Finish juga dikarenakan pembubutan yang rumit.
Dari data diatas didapatkan bahwa VMR terbesar adalah 760.59 cm 3 dengan
v = 90 m/min ; f = 0.15 mm/rev ; a = 2 mm ; Vb = 0.239 ; Tc = 28.17. Untuk MRR
terkecil didapat 20.25 cm3/min dengan nilai v = 90 m/min ; f = 0.15 mm/rev ; a =
1.5 mm ; Vb = 0.3 mm ; tc = 33 min. Dari data VMR terbesar dan MRR terkecil
akan dibuat suatu perhitungan manual dalam bentuk tabel, untuk mencari waktu
produksi dan kecepatan putaran mesin dari simulasi pembubutan tersebut.
dan efesiensi pabrik. Urutan operasi pada routing sheet ini didasarkan pada urutan
operasi yang ada pada peta proses operasi. Informasi-informasi yang diperoleh dari
perhitungan routing sheet adalah dapat mengetahui kapasitas alat teorits, jumlah
unit yang disiapkan, produk dengan efesiensi serta jumlah mesin teoritis.
Berikut merupakan penjelasan dari tiap perencanaan proses poros utama
turbin angina yaitu :
4.2.5 Metode Analisa atau Implementasi Proses Pemesinan Keras Axle Shaft
Metode analisa dilakukan untuk mencari waktu dan ongkos produksi pada
tiap-tiap pemprosesan. Berikut adalah perhitungan waktu dan ongkos produksi
pembubutan produk Axle Shaft :
4.2.5.1 Perhitungan Waktu Produksi
Setiap proses pembubutan dapat diketahui waktu pemesinannya dengan
mengetahui terlebih dahulu putaran mesin dan panjang pemesinan. Adapun rumus
mencari putaran mesin adalah sebagai berikut :
Putaran mesin
1000 .𝑣
𝑛=
𝜋 .𝑑
Keterangan :
n = putaran mesin (rpm)
v = kecepatan potong (m/min)
d = diameter benda kerja (mm).
Keterangan :
Tm = waktu driil pemesinan (min)
d = panjang pemesinan (mm)
N = putaran mesin (rpm)
f = gerak makan (mm/rev)
3) Roughing dan medium finish poros bertingkat bagian 2 dari diameter 120.85
mm sampai 50.15 mm dengan panjang 25.8 mm.
Tabel 4.5 studi implementasi 1 bagian 1 R15-R32 dan MF
v f a d lt
No n (rpm) tc (min) keterangan
(mm/min) (mm/rev) (mm) (mm) (mm)
1 90 0.15 2 120.85 25.8 237.1735241 0.725207422 R15
2 90 0.15 2 116.85 25.8 245.2924295 0.701203867 R16
3 90 0.15 2 112.85 25.8 253.9868886 0.677200311 R17
4 90 0.15 2 108.85 25.8 263.3203526 0.653196756 R18
5 90 0.15 2 104.85 25.8 273.365955 0.6291932 R19
6 90 0.15 2 100.85 25.8 284.2084321 0.605189644 R20
7 90 0.15 2 96.85 25.8 295.9465192 0.581186089 R21
8 90 0.15 2 92.85 25.8 308.6959653 0.557182533 R22
9 90 0.15 2 88.85 25.8 322.5933639 0.533178978 R23
10 90 0.15 2 84.85 25.8 337.8010652 0.509175422 R24
11 90 0.15 2 80.85 25.8 354.5135483 0.485171867 R25
12 90 0.15 2 76.85 25.8 372.9657825 0.461168311 R26
13 90 0.15 2 72.85 25.8 393.4443429 0.437164756 R27
14 90 0.15 2 68.85 25.8 416.3024021 0.4131612 R28
15 90 0.15 2 64.85 25.8 441.980268 0.389157644 R29
16 90 0.15 2 60.85 25.8 471.0340244 0.365154089 R30
17 90 0.15 2 56.85 25.8 504.17626 0.341150533 R31
18 90 0.15 2 52.85 25.8 542.3352958 0.317146978 R32
19 90 0.15 2 50.15 25.8 571.5338062 0.300944578 MF
Total tc 9.682134178
71
Universitas Sumatera Utara
2) Roughing dan medium finish untuk membubut material pada poros bertingkat bagian 1 dari diameter 59.6 mm sampai 49.3 mm
dengan panjang 713.3 mm.
Tabel 4.8 studi implementasi 1 bagian 2 R2,R3,R4 dan MF
No v (mm/min) f (mm/rev) a (mm) d (mm) lt (mm) n (rpm) Tc (min) keterangan
1 90 0.15 2 59.6 713.3 480.9130937 9.888134 R2
2 90 0.15 2 55.6 713.3 515.511158 9.224501 R3
3 90 0.15 2 51.6 713.3 555.4732632 8.560868 R4
4 90 0.15 2 49.3 713.3 581.3878374 8.179279 MF
Total Tc 35.85278
3) Roughing dan medium finish untuk membubut material pada poros bertingkat bagian 2 dari diameter 49.3 mm sampai 35.2 mm
dengan panjang 697 mm.
Tabel 4.9 studi implementasi 1 bagian 2 R5-R8 dan MF.
v
No f (mm/rev) a (mm) d (mm) Lt (mm) n (rpm) tc (min) keterangan
(mm/min)
1 90 0.15 2 49.3 697 581.3878374 7.99237 R5
2 90 0.15 2 45.3 697 632.7245117 7.343902 R6
72
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.9 studi implementasi 1 bagian 2 R5-R8 dan MF (Lanjutan)
3 90 0.15 2 41.3 697 694.0053361 6.695434 R7
4 90 0.15 2 37.3 697 768.4295009 6.046965 R8
5 90 0.15 2 35.2 697 814.2733063 5.70652 MF
Total Tc 33.78519
4) Roughing dan medium finish untuk membubut material pada poros bertingkat bagian 2 dari diameter 35.2 mm sampai 32.06 mm
dengan panjang 664 mm.
Tabel 4.10 studi implementasi 1 bagian 2 R9 dan MF.
v f
No a (mm) d (mm) lt (mm) n (rpm) tc (min) keterangan
(mm/min) (mm/rev)
1 90 0.15 2 35.2 664.1 814.2733063 5.437159 R9
2 90 0.15 2 32.06 664.1 894.0243413 4.95214 MF
Total Tc 10.3893
5) Langkah terakhir adalah Grooving untuk membubut material yang memiliki bentuk paritan atau alur dari diameter 32.06 mm
sampai 30 mm dengan panjang 653.98 disetari chamfer seperti pada gambar.
73
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.11 studi implementasi 1 bagian 2 G10 dan MF
No v (mm/min) f (mm/rev) a (mm) d (mm) lt (mm) n (rpm) tc (min) keterangan
1 90 0.15 2 32.06 576.98 894.0243 4.302493 G10
2 90 0.15 2 30 576.98 955.414 4.026038 MF
Total Tc 8.328531
4.3.2 Studi Implementasi II MRR minimum f = 0.15 dan a= 1.5 cm3/min
4.3.2.1 Bagian I
1) Roughing dan medium finish untuk membubut material dari diameter 172.03 mm sampai pada diameter Axle Shaft 168.03 mm.
Tabel 4.12 studi implementasi 2 bagian 1 R1 dan MF
No v (mm/min) f (mm/rev) a (mm) d (mm) lt (mm) n (rpm) tc (min) keterangan
1 90 0.15 1.5 172.03 39.36 166.6129186 1.57490789 R1
2 90 0.15 1.5 168.03 39.36 170.5791846 1.538288512 MF
Total Tc 3.113196402
2) Roughing dan medium finish untuk membubut material pada poros bertingkat bagian 1 dari diameter 168.03 mm sampai 120.85 mm
dengan panjang 30.03 mm.
74
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.13 studi implementasi 2 bagian 1 R2 – R17 dan MF
f
No v (mm/min) a (mm) d (mm) lt (mm) n (rpm) tc (min) keterangan
(mm/rev)
1 90 0.15 1.5 168.03 30.03 170.5791846 1.173648476 R2
2 90 0.15 1.5 165.03 30.03 173.6800605 1.152694209 R3
3 90 0.15 1.5 162.03 30.03 176.8957624 1.131739943 R4
4 90 0.15 1.5 159.03 30.03 180.2327887 1.110785676 R5
5 90 0.15 1.5 156.03 30.03 183.6981374 1.089831409 R6
6 90 0.15 1.5 153.03 30.03 187.2993556 1.068877143 R7
7 90 0.15 1.5 150.03 30.03 191.0445936 1.047922876 R8
8 90 0.15 1.5 147.03 30.03 194.9426674 1.026968609 R9
9 90 0.15 1.5 144.03 30.03 199.003127 1.006014343 R10
10 90 0.15 1.5 141.03 30.03 203.2363354 0.985060076 R11
11 90 0.15 1.5 138.03 30.03 207.6535563 0.964105809 R12
12 90 0.15 1.5 135.03 30.03 212.2670546 0.943151543 R13
13 90 0.15 1.5 132.03 30.03 217.0902097 0.922197 R14
14 90 0.15 1.5 129.03 30.03 222.1376454 0.901243 R15
15 90 0.15 1.5 126.03 30.03 227.4253779 0.880289 R16
75
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.13 studi implementasi 2 bagian 1 R2 – R17 dan MF (lanjutan)
16 90 0.15 1.5 123.03 30.03 232.9709858 0.859334 R17
17 90 0.15 1.5 120.03 30.03 238.7938047 0.83838 MF
Total Tc 17.10224
3) Roughing dan medium finish poros bertingkat bagian 2 dari diameter 120.85 mm sampai 50.15 mm dengan panjang 25.8 mm.
Tabel 4.14 studi implementasi 2 bagian 1 R18-R38 dan MF
No v (mm/min) f (mm/rev) a (mm) d (mm) lt (mm) n (rpm) tc (min) Keterangan
1 90 0.15 1.5 120.85 25.8 237.1735241 0.725207 R18
2 90 0.15 1.5 116.85 25.8 245.2924295 0.701204 R19
3 90 0.15 1.5 112.85 25.8 253.9868886 0.6772 R20
4 90 0.15 1.5 108.85 25.8 263.3203526 0.653197 R21
5 90 0.15 1.5 104.85 25.8 273.365955 0.629193 R22
6 90 0.15 1.5 100.85 25.8 284.2084321 0.60519 R23
7 90 0.15 1.5 96.85 25.8 295.9465192 0.581186 R24
8 90 0.15 1.5 92.85 25.8 308.6959653 0.557183 R25
9 90 0.15 1.5 88.85 25.8 322.5933639 0.533179 R26
10 90 0.15 1.5 84.85 25.8 337.8010652 0.509175 R27
11 90 0.15 1.5 80.85 25.8 354.5135483 0.485172 R28
12 90 0.15 1.5 76.85 25.8 372.9657825 0.461168 R29
13 90 0.15 1.5 72.85 25.8 393.4443429 0.437165 R30
14 90 0.15 1.5 68.85 25.8 416.3024021 0.413161 R31
76
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.14 studi implementasi 2 bagian 1 R18-R38 dan MF (lanjutan)
15 90 0.15 1.5 64.85 25.8 441.980268 0.389158 R32
16 90 0.15 1.5 60.85 25.8 471.0340244 0.365154 R33
17 90 0.15 1.5 56.85 25.8 504.17626 0.341151 R34
18 90 0.15 1.5 52.85 25.8 542.3352958 0.317147 R35
19 90 0.15 1.5 50.15 25.8 571.5338062 0.300945 MF
Total tc 9.682134
4) Proses drilling pada bagian flange dengan diameter lubang 13 mm dan kedalaman lubang 9.33 mm sebanyak 5 lubang
Tabel 4.15 studi implementasi 2 bagian 1 D1,D2,D3 dan MF
D
v f a d L5 t Lt N Tm
No pahat MRR keterangan
(mm/min) (mm/rev) (mm) lubang (mm) (mm) (mm) (rpm:rev/min) (min)
(mm)
1 90 0.25 1.5 13 14 2.4 9.33 2.73 401.2738854 0.027213 15435 D1
2 90 0.25 1.5 13 14 2.4 9.33 5.73 401.2738854 0.057118 15435 D2
3 90 0.25 1.5 13 14 2.4 9.33 8.73 401.2738854 0.087023 15435 D3
4 90 0.25 1.5 13 14 2.4 9.33 11.73 401.2738854 0.116928 15435 MF
TOTAL Tm 0.288282
77
Universitas Sumatera Utara
4.3.2.2 Bagian 2
1) Roughing dan medium finish untuk membubut material sampai pada diameter Axle Shaft 63.6 mm sampai 59.6 mm dengan panjang
739.69 mm.
Tabel 4.16 studi implementasi 2 bagian 2 R1 dan MF
No v (mm/min) f (mm/rev) a (mm) d (mm) lt (mm) n (rpm) tc (min) Keterangan
1 90 0.15 1.5 63.6 739.69 450.667 10.94215 R1
2 90 0.15 1.5 59.6 739.69 480.9131 10.25397 MF
Total Tc 21.19612
2) Roughing dan medium finish untuk membubut material sampai pada diameter Axle Shaft 63.6 mm sampai 59.6 mm dengan panjang
739.69 mm.
Tabel 4.17 studi implementasi 2 bagian 2 R2,R3,R4,R5, dan MF
No v (mm/min) f (mm/rev) a (mm) d (mm) lt (mm) n (rpm) tc (min) Keterangan
1 90 0.15 1.5 59.6 713.3 480.9131 9.888134 R2
2 90 0.15 1.5 56.6 713.3 506.4032 9.39041 R3
3 90 0.15 1.5 53.6 713.3 534.7466 8.892685 R4
78
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.17 studi implementasi 2 bagian 2 R2,R3,R4,R5, dan MF (lanjutan)
4 90 0.15 1.5 50.6 713.3 566.451 8.39496 R5
5 90 0.15 1.5 49.3 713.3 581.3878 8.179279 MF
Total Tc 35.85278
3) Roughing dan medium finish untuk membubut material pada poros bertingkat bagian 2 dari diameter 49.3 mm sampai 35.2 mm
dengan panjang 697 mm.
Tabel 4.18 studi implementasi 2 bagian 2 R6,R7,R8,R9,R10 dan MF
No v (mm/min) f (mm/rev) a (mm) d (mm) lt (mm) n (rpm) tc (min) keterangan
1 90 0.15 1.5 49.3 697 581.3878 7.99237 R6
2 90 0.15 1.5 46.3 697 619.0588 7.506019 R7
3 90 0.15 1.5 43.3 697 661.9497 7.019668 R8
4 90 0.15 1.5 40.3 697 711.2263 6.533317 R9
5 90 0.15 1.5 37.3 697 768.4295 6.046965 R10
6 90 0.15 1.5 35.2 697 814.2733 5.70652 MF
Total Tc 40.80486
4) Roughing dan medium finish untuk membubut material pada poros bertingkat bagian 2 dari diameter 35.2 mm sampai 32.06 mm
dengan panjang 664 mm.
79
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.19 studi implementasi 2 bagian 2 R10,R11 dan MF
No v (mm/min) f (mm/rev) a (mm) d (mm) lt (mm) n (rpm) tc (min) keterangan
1 90 0.15 1.5 35.2 664.1 814.2733 5.437159 R10
2 90 0.15 1.5 32.2 664.1 890.1373 4.973765 R11
3 90 0.15 1.5 32.06 664.1 894.0243 4.95214 MF
Total Tc 15.36306
5) Langkah terakhir adalah Grooving untuk membubut material yang memiliki bentuk paritan atau alur dari diameter 32.06 mm sampai
30 mm dengan panjang 653.98 disetari chamfer seperti pada gambar.
Tabel 4.20 studi implementasi 2 bagian 2 G12 dan MF
v
No f (mm/rev) a (mm) d (mm) lt (mm) n (rpm) tc (min) keterangan
(mm/min)
1 90 0.15 1.5 32.06 576.98 894.0243 4.302493 G12
2 90 0.15 1.5 30 576.98 955.414 4.026038 MF
Total Tc 8.328531
80
81
= 1.814,92 cm3
𝑔
Massa = (7,85 𝑐𝑚3 ) x 1.814,92 cm3
= 2.380,36806 cm3
𝑔
Massa = (7.85 ) x 2.380,36806 cm3
𝑐𝑚3
135,71
𝑖𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑝𝑎ℎ𝑎𝑡 = = 4,817 𝑖𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑝𝑎ℎ𝑎𝑡
28,17
Satu pahat insert CVD karbida berlapis kenametal terdiri dari 8 indeks
pahat, jadi julah pahat yg dipakai adalah :
𝑖𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑝𝑎ℎ𝑎𝑡
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎ℎ𝑎𝑡 =
8
4,817
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎ℎ𝑎𝑡 = = 0,60214 𝑝𝑖𝑒𝑐𝑒𝑠 = 1 𝑝𝑖𝑒𝑐𝑒𝑠
8
163,67
𝑖𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑝𝑎ℎ𝑎𝑡 = = 4,959 𝑖𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑝𝑎ℎ𝑎𝑡
33,00
Satu pahat insert CVD karbida berlapis kenametal terdiri dari 8 indeks
pahat, jadi julah pahat yg dipakai adalah :
𝑖𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑝𝑎ℎ𝑎𝑡
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎ℎ𝑎𝑡 =
8
4,959
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎ℎ𝑎𝑡 = = 0,6199 𝑝𝑖𝑒𝑐𝑒𝑠 = 1 𝑝𝑖𝑒𝑐𝑒𝑠
8
biaya pahat
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang di dapat dari akhir penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan proses yang dilakukan untuk produksi “Axle Shaft” sebagaimana
tujuan penelitian ini dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
1) Interprestasi gambar teknik
2) Proses dan Urutan
3) Pemilihan peralatan
4) Pemilihan tool,dies,mold dan gages
5) Metode analisa
6) Standart Kerja
7) Cutting tools dan cutting condition
Penjelasan dan rincian dari perencanaan proses terdapat pada BAB IV.
2. Tahapan Interprestasi gambar rancangan hingga standart kerja telah disusun
dalam lembar kerja sehingga implementasi produksi “Axle Shaft” dapat
disimulasikan menggunakan perangkat lunak Master Cam.
3. Studi Implementasi produksi telah berhasil dilakukan melalui 2 studi
implementasi, yaitu :
1) Studi Implementasi 1 dengan VMR terbesar, dengan hasil : dilakukan
dengan kondisi pemotongan v = 90 m/min , f = 0,15 mm/rev dan a = 2
mm didapatkan waktu pembubutan adalah 135,72 menit
2) Studi Implementasi 2 dengan MRR terkecil , dengan hasil : dilakukan
dengan kondisi pemotongan v = 90 m/min , f = 0,15 mm/rev dan a = 1,5
mm didapatkan waktu pembubutan adalah 163,68 menit.
4. Adapun perbandingan studi implementasi 1 dan studi implementasi 2 telah
dilakukan menunjukkan hasil, sebagai berikut :
Diambil dari tabel perbandingan Studi Implementasi 1 dan Studi Implementasi
2.
Implementasi Implementasi
1 2
v = 90 m/min v = 90 m/min
Kondisi f = 0,51 f = 0,51
pemotongan mm/ref mm/ref
a = 2 mm a = 1,5 mm
135,71 menit 163.67 menit
Waktu produksi
2,2618 jam 2,7278 jam
Ongkos produksi Rp 535.468,- Rp 535.468,-
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa perbedaan studi implementasi 1 dan studi
implementasi 2 terletak pada waktu dengan selisih waktu 28 menit sedangkan
pada ongkos produksi hasilnya sama.
5. Studi Implementasi 1 dan studi Implementasi 2 telah berhasil dilakukan dengan
perangkat lunak Master Cam dan hasil simulasi adalah seperti ditunjukkan pada
tabel diatas dan pada BAB IV dapat dilihat penjelasan gambar yang
menunjukkan penggunaan software Master Cam, tabel perbandingan studi
implementasi di atas adalah proyeksi produksi yang baik dan dapat disimpulkan
bahwa simulasi berhasil dilakukan dengan baik.
5.2 Saran
Adapun saran dari penulis untuk penelitian berikutnya agar hasil penelitian
lebih baik lagi, adalah sebagai berikut :
1. Pada penelitian berikutnya agar tidak hanya menghitung waktu dan ongkos
produksi, tetapi menghitung waktu pergantian pahat, waktu set-up benda kerja
pada mesin, biaya ongkos mesin. Upah pegawai dan lainnya.
2. Mensimulasikan Axle Shaft pada Software Swansoft CNC simulation dengan
cara menskalakan dimensinya jika ukuran benda tidak sesuai dengan panjang
permesinan CNC.
Daftar Pustaka
LAMPIRAN
Lampiran 1. Sertifikat baja AISI 4340
Lampiran 4 (lanjutan)
Lampiran 4 (lanjutan)
Lampiran 4 (lanjutan)
% X164.532 X127.977
O0000 X167.36 Z-28.416 G1 X125.148 Z2.5
(PROGRAM NAME - G0 Z3.914 Z-29.83
BENDA 1 X159.163 X129.447
IMPLEMENTASI 1) G1 X156.335 Z2.5 X132.275 Z-28.416
(DATE=DD-MM-YY - Z-29.83 G0 Z3.914
18-04-18 X160.633 X124.078
TIME=HH:MM - X163.462 Z-28.416 G1 X121.25 Z2.5
08:36) G0 Z3.914 Z-26.6
(MCX FILE - X155.265 Z-29.83
C:\USERS\HERBERT\D G1 X152.437 Z2.5 X125.548
OCUMENTS\MY Z-29.83 X128.377 Z-28.416
MCAM2017\MCX\SKRIP X156.735 G97 S571
SI\0.15 ; 2\NO 1 X159.563 Z-28.416 G0 Z4.5
0.2.MCAM) G0 Z3.914 X116.944
(NC FILE - X151.367 G1 Z2.5
C:\USERS\HERBERT\D G1 X148.538 Z2.5 Z-25.6
OCUMENTS\MY Z-29.83 X120.85
MCAM2017\LATHE\NC\ X152.837 X123.678 Z-24.186
LAMPIRAN 1 BENDA 1 X155.665 Z-28.416 G0 Z4.5
IMPLEMENTASI 1.NC) G0 Z3.914 X113.039
(MATERIAL - X147.468 G1 Z2.5
ALUMINUM MM - G1 X144.64 Z2.5 Z-25.6
2024) Z-29.83 X117.344
G21 X148.938 X120.173 Z-24.186
(TOOL - 1 OFFSET - X151.767 Z-28.416 G0 Z4.5
1) G0 Z3.914 X109.133
(OD ROUGH RIGHT - X143.57 G1 Z2.5
80 DEG. INSERT - G1 X140.742 Z2.5 Z-25.6
CNMG 12 04 08) Z-29.83 X113.439
G0 T0101 X145.04 X116.267 Z-24.186
G18 X147.868 Z-28.416 G0 Z4.5
G97 S520 M03 G0 Z3.914 X105.228
G0 G54 X168.43 X139.672 G1 Z2.5
Z2.6 G1 X136.843 Z2.5 Z-25.6
G50 S3600 Z-29.83 X109.533
G96 S275 X141.142 X112.362 Z-24.186
G99 G1 Z2.5 F.15 X143.97 Z-28.416 G0 Z4.5
Z-40.16 G0 Z3.914 X101.322
X168.571 Z-40.089 X135.773 G1 Z2.5
G97 S237 G1 X132.945 Z2.5 Z-25.6
G0 Z3.914 Z-29.83 X105.628
X166.96 X137.243 X108.456 Z-24.186
G1 X164.132 Z2.5 X140.072 Z-28.416 G0 Z4.5
Z-29.83 G0 Z3.914 X97.417
X168.03 X131.875 G1 Z2.5
X170.858 Z-28.416 G1 X129.047 Z2.5 Z-25.6
G0 Z3.914 Z-29.83 X101.722
X163.062 X133.345 X104.551 Z-24.186
G1 X160.233 Z2.5 X136.173 Z-28.416 G0 Z4.5
Z-29.83 G0 Z3.914 X93.511
Z-645.73
Z-644.08
Z-366.408
G0 X34.887
G28 U0. V0. W0.
M05
T4100
M01
(TOOL - 3 OFFSET -
3)
(OD FINISH RIGHT -
35 DEG. INSERT -
VNMG 16 04 08)
G0 T0303
G18
G97 S571 M03
G0 G54 X35.06 Z-
651.98
X32.06
G1 Z-653.98 F.15
Z-664.1
X33.6
G18 G3 X35.2 Z-
664.9 K-.8
G1 Z-678.9
Z-696.8
G2 X35.6 Z-697.
I.2
G1 X47.7
G3 X49.3 Z-697.8
K-.8
G1 Z-703.643
Z-713.1
G2 X49.7 Z-713.3
I.2
G1 X58.
G3 X59.6 Z-714.1
K-.8
G1 Z-739.689
X62.428 Z-738.275
G18
G0 Z2.
X32.06
G1 Z0.
Z-49.8
Z-77.8
Z-87.
X34.888 Z-85.586
G28 U0. V0. W0.
M05
T0300
M30
%
Z-29.83 G0 Z3.914
% X165.506 X138.697
O0000 X168.335 Z-28.416 G1 X135.869 Z2.5
(PROGRAM NAME - G0 Z3.914 Z-29.83
IMPLEMENTASI 2 X162.087 X139.192
BAGIAN 1) G1 X159.259 Z2.5 X142.021 Z-28.416
(DATE=DD-MM-YY - Z-29.83 G0 Z3.914
18-04-18 X162.582 X135.773
TIME=HH:MM - X165.411 Z-28.416 G1 X132.945 Z2.5
12:08) G0 Z3.914 Z-29.83
(MCX FILE - X159.163 X136.269
C:\USERS\HERBERT\D G1 X156.335 Z2.5 X139.097 Z-28.416
OCUMENTS\MY Z-29.83 G0 Z3.914
MCAM2017\MCX\SKRIP X159.659 X132.85
SI\IMPLEMENTASI X162.487 Z-28.416 G1 X130.021 Z2.5
2\1.5.MCAM) G0 Z3.914 Z-29.83
(NC FILE - X156.24 X133.345
C:\USERS\HERBERT\D G1 X153.411 Z2.5 X136.173 Z-28.416
OCUMENTS\MY Z-29.83 G0 Z3.914
MCAM2017\LATHE\NC\ X156.735 X129.926
IMPLEMENTASI 2 X159.563 Z-28.416 G1 X127.097 Z2.5
BAGIAN 1.NC) G0 Z3.914 Z-29.83
(MATERIAL - X153.316 X130.421
ALUMINUM MM - G1 X150.487 Z2.5 X133.25 Z-28.416
2024) Z-29.83 G0 Z3.914
G21 X153.811 X127.002
(TOOL - 1 OFFSET - X156.64 Z-28.416 G1 X124.174 Z2.5
1) G0 Z3.914 Z-29.83
(OD ROUGH RIGHT - X150.392 X127.497
80 DEG. INSERT - G1 X147.564 Z2.5 X130.326 Z-28.416
CNMG 12 04 08) Z-29.83 G0 Z3.914
G0 T0101 X150.887 X124.078
G18 X153.716 Z-28.416 G1 X121.25 Z2.5
G97 S520 M03 G0 Z3.914 Z-26.6
G0 G54 X168.43 X147.468 Z-29.83
Z2.6 G1 X144.64 Z2.5 X124.574
G50 S3600 Z-29.83 X127.402 Z-28.416
G96 S275 X147.964 G97 S571
G99 G1 Z2.5 F.15 X150.792 Z-28.416 G0 Z4.5
Z-40.16 G0 Z3.914 X117.921
X168.571 Z-40.089 X144.545 G1 Z2.5
G97 S237 G1 X141.716 Z2.5 Z-25.6
G0 Z3.914 Z-29.83 X120.85
X167.935 X145.04 X123.678 Z-24.186
G1 X165.106 Z2.5 X147.868 Z-28.416 G0 Z4.5
Z-29.83 G0 Z3.914 X114.992
X168.03 X141.621 G1 Z2.5
X170.858 Z-28.416 G1 X138.792 Z2.5 Z-25.6
G0 Z3.914 Z-29.83 X118.321
X165.011 X142.116 X121.149 Z-24.186
G1 X162.182 Z2.5 X144.945 Z-28.416 G0 Z4.5