Anda di halaman 1dari 2

Fenomena boomingnya Crypto

Pada awal tahun 2020 ada pandemic covid-19 yang masuk di Indonesia. Banyak orang yang terjangkit
Virus Corona. Terjadinya Pandemi membuat masyarakat di himbau untuk berdiam diri dirumah. Pada
saat masyarakat dirumah mulai bosan, disanalah banyak orang yang bermain crypto. Banyak orang
yang bermain crypto sehingga 31,6 Milyar pada bulan juni 2020.

Bitcoin adalah bentuk investasi terbaru. Salah satu kabar paling menggembirakan adalah harga
Bitcoin yang kembali menyentuh level tertingginya, yaitu sekitar USD19.600 atau Rp270 juta. Bitcoin
mengalami permintaan yang masif dari Kuartal II (Q2) 2020. Saat itu, orang-orang memahami bahwa
Bitcoin adalah aset safe haven saat pandemi.

Orang-orang mengamankan asetnya di Bitcoin karena aset lain menurun saat pandemi COVID-19.
Hal ini dikarenakan karena mengakibatkan naiknya harga Bitcoin karena tingginya demand aset
kripto tersebut. Karena itu tak mengherankan, kita melihat sejarah kembali berulang saat ini. Pada saat
halving ketiga pada Mei 2020 lalu, harga Bitcoin ada di angka 8.500 dolar AS per BTC.

Banyak platform untuk membeli crypto ataupun NFT yang sudah terdaftar di BABBPEBTI. Misalnya
IndoDax, Meskipun sudah beroperasi sejak tahun 2014, Indodax baru resmi terdaftar sebagai
pedagang fisik aset crypto di BAPPEBTI (Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi) pada
bulan Januari 2020.

Namun kini, 6 bulan setelah halving, harganya tembus 19.000 dolar AS per BTC pada Rabu 25
November 2020, atau meningkat 220 persen lebih. Pada tahun 2020 ini harga mata uang kripto
botcoin diprediksi akan terus meningkat. Tak pelak hal ini memicu kenaikan permintaan BTC yang
mendorong kenaikan harganya melewati US$ 12.950 per BTC pada akhir Oktober 2020 lalu.

Fenomena meningkatnya harga Bitcoin juga ternyata diiringi kenaikan harga mata uang kripto lainnya
seperti Ethereum (ETH), Ripple (XRP) dan Binance Coin (BNB). pada 17 November lalu kenaikan
harga berbagai aset kripto lainnya tak lepas dari pengaruh krisis akibat pandemi Covid-19. Sampai
dengan Tahun 2021 Bitcoin (BTC) menyentuh angka 960 juta rupiah. Pada Tahun 2021 banyak
crypto baru yang memulai debutnya project investasi. Pada tahun 2021 juga terjadinya crypto winter
(jatuhnya harga crypto).

Fenomena crypto winter mengurangi minat kolektor ataupun investor berburu non fungible token
(NFT). Pasar kripto masih menghadapi kejatuhan harga secara drastis dan berkepanjangan. aktor
makroekonomi seperti kekhawatiran akan adanya resesi global, kenaikan tingkat inflasi, dan
geopolitik seperti perang Ukraina dan keresahan China-Taiwan, dan faktor faktor lainnya yang
mempengaruhi pasar kripto, NFT, dan selera risiko investor secara umum. Penurunan kinerja NFT
tentunya tidak terlepas dari pengaruh crypto winter. erlebih, NFT tidak memiliki peta jalan yang jelas
seperti penetapan nilai aset NFT yang tidak memiliki fundamental.
pendekatan NFT di Indonesia masih mengusung benefit apa yang bisa didapatkan dengan memiliki
NFT dalam bentuk nyata. Komunitas NFT di Indonesia sebenarnya sudah mulai bertumbuh. Namun
dengan kondisi market kripto saat ini pastinya berimbas pada keberlanjutan proyek NFT sehingga
banyak proyek yang terhenti. Banyak juga Pro Kontra terhadap Crypto. Sejak pertama kali booming,
mata uang kripto menuai pro kontra.

Berbagai pihak memberikan respon beragam. Mereka yang pro beranggapan bahwa mata uang kripto
terhindar dari inflasi, proses transaksinya cepat, praktis dan keuntungannya jelas. Sementara mereka
yang kontra menilai kripto sebagai mata uang dengan fluktuasi nilainya yang tinggi, serta tidak diakui
oleh bank sentral. Namun terlepas dari itu, mata uang kripto memiliki kelebihan dan kelemahan.
Kelebihannya

1. Sistem transaksinya cepat, yakni bisa diproses dalam beberapa menit hingga satu jam saja.
Jauh lebih cepat dibandingkan dengan transaksi antarbank internasional yang membutuhkan
waktu hingga lebih dari satu hari. Selain itu ketika ingin melakukan transfer ke rekening luar
negeri, bisa dilakukan kapan saja tanpa harus bergantung pada jam kerja dan hari kerja.
2. Transparansi terjamin karena setiap transaksi tercatat dengan jelas.
3. Menghindari pemalsuan. Mata uang berbasis kriptografi ini dirancang agar tidak mudah
diretas oleh orang lain. Cryptocurrency pun tidak dapat dipalsukan, jadi diharapkan dapat
memberi rasa aman kepada pemiliknya.

Kelemahannya

1. Belum mendapat perizinan secara penuh. Di beberapa negara, mata uang ini diberlakukan
sebagai alat pembayaran online yang sah, sehingga masih dianggap ilegal. Sehingga, untuk
beberapa negara, cryptocurrency tidak berlaku sebagai alat pembayaran online yang sah.
2. Votalitas atau fluktuasinya tinggi. Mata uang kripto termasuk mata uang baru yang belum
lama dikenal oleh masyarakat dunia. Oleh sebab itu volatilitas mata uang jenis ini masih
sangat tinggi. Nilai mata uang bisa tiba-tiba mengalami kenaikan yang drastis. Begitu juga
dengan penurunan nilainya yang juga bisa terjadi dalam waktu yang sangat cepat.

Anda mungkin juga menyukai