TUGAS AKHIR
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan
Pendidikan Diploma III Politeknik Manufaktur Astra
Oleh:
TASSYA ARSYANIA ADISTIYA
0220170058
PROGRAM STUDI
KONSENTRASI MEKATRONIKA
POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA
JAKARTA
2020
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun oleh:
TASSYA ARSYANIA ADISTIYA
0220170058
Mengetahui,
Telp. (021) 651 9555 ext. 2880 Fax. (021) 651 9821
ABSTRAK
Politeknik Manufaktur Astra
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas akhir ini
dengan tepat waktu. Tugas akhir ini disusun untuk melengkapi salah satu mata
kuliah dan syarat kelulusan Diploma III Program studi Teknik Produksi dan Proses
Manufaktur konsentrasi Mekatronika, Politeknik Manufaktur Astra.
1. Kedua orang tua dan keluarga besar penulis yang selalu memberikan
semangat, dukungan dan do’a kepada penulis.
2. Bapak M. Hidayat, S.T., M.T., selaku pembimbing akademik yang selalu
memberikan bimbingan dengan baik kepada penulis.
3. Bapak Eko Ralesiya Ramadhan, S.Kom., selaku pembimbing industri atas
bimbingan dan pengarahan selama magang di industri yang memberikan
banyak ilmu untuk diserap oleh penulis.
4. Bapak Irfan Abdurrahman Siddiq, S.T., selaku IT Department Head di
PT Akebono Brake Astra Indonesia
5. Bapak Sunu yang telah memercayai saya untuk mengerjakan proyek ini,
Ibu Oni, Bapak Imam dan seluruh karyawan PT Akebono Brake Astra
Indonesia khususnya Department of Information and Technology yang
telah membantu pembuatan tugas akhir ini.
6. Bapak Ir. Tony Harley, selaku Direktur Politeknik Manufaktur Astra.
7. Bapak Ir. Budi Wahyu Utomo, M.T., Ketua Program Studi Teknik
Produksi dan Proses Manufaktur – Mekatronika.
8. Seluruh dosen dan instruktur Politeknik Manufaktur Astra khususnya
Mekatronika yang telah memberikan banyak pengetahuan bagi penulis.
9. Rekan-rekan Mekatronika 2017 yang telah memberikan dukungan,
bantuan dan kerjasamanya dalam proses pembuatan tugas akhir ini.
10. Pihak-pihak yang tidak bisa penulis sebutkan yang telah membantu
terselesaikannya tugas akhir ini secara langsung atau tak langsung.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas akhir ini masih banyak
terdapat kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran dari berbagai pihak sangat
penulis harapkan demi perbaikan tugas akhir ini. Penulis berharap tugas akhir ini
dapat bermanfaat untuk para pembaca.
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
1
2
Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah pada tugas akhir ini
adalah bagaimana cara membuat pokayoke dan sistem marking disc pad
berdasarkan nomor lot pada mesin hot press sehingga adanya jaminan tipe yang
diproduksi sesuai dengan tipe pada Daily Work Order (DWO) hot press, serta
sesuai dengan tipe supplied part hot press, stamping reject dapat berkurang, dan
proses pelacakan data informasi disc pad jadi lebih mudah.
1.4.1 Tujuan
Tujuan dari tugas akhir ini adalah untuk membuat pokayoke dan
sistem marking disc pad berdasarkan nomor lot pada mesin Hot Press
dengan metode pemindaian barcode, QRcode, serta integrasi antara PLC,
SCADA, dan database SQL.
1.4.2 Manfaat
5
6
Jenis penandaan terdiri dari beberapa jenis, bisa berbentuk titik – titik (dot),
berbentuk garis, dan berbentuk kode bar (barcode). Karena pada tugas akhir ini
penulis menggunakan jenis marking dot, maka berikut penjelasannya.
1
William Bolton, Programmable Logic Controller (PLC), Fourth Edition, (UK: Elsevier, 2006),
hlm. 3.
2
Muhammad Hidayat, Programmable Logic Controller Basic Level, Politeknik Manufaktur Astra.
9
3
William Bolton, Op. Cit, hlm. 4.
10
4
Ibid.
5
Ibid.
11
6
Handy Wicaksono, Programmable Logic Controller – Teori, Pemrograman dan Aplikasinya
dalam Otomasi Sistem, (Jogjakarta: Graha Ilmu, 2009), hlm. 34.
7
Musbikhin, “Arsitektur PLC”, diakses dari https://www.musbikhin.com/arsitektur-plc-seri-
belajar-plc/, pada tanggal 15 April 2020.
12
8
William Bolton, Op.Cit, hlm. 5.
13
1. Field Device
Field device mengacu pada sensor dan aktuator yang terhubung ke
peralatan atau mesin yang dikontrol dan dipantau oleh sistem SCADA.
Sensor mengubah parameter fisik (misal aliran fluida, kecepatan, level
fluida, dan lain-lain) menjadi sinyal listrik (misal tegangan dan arus) yang
dapat dibaca dan dikirim ke MTU melalui RTU.9 Output dari sensor dapat
berupa analog atau digital, sedangkan aktuator digunakan untuk
mengendalikan peralatan seperti motor, saklar, katup, dan sebagainya.
9
Muhammad Rif’an, RANCANG BANGUN HMI SCADA DENGAN DELPHI, (Jakarta: PT.Lestari
Kiranatama, 2013), hlm. 10.
16
10
Ibid, hlm. 9.
17
11
Hamdani dan Andi Wawan Indrawan, Programmable Logic Controller dan SCADA Teori,
Pemrograman dan Aplikasinya dalam Otomasi Sistem Tanur, (Yogyakarta: Deepublish, 2015), hlm.
22.
19
2.5 Database
12
Bharadwaj Reddy, “What is OPC?”, diakses dari https://instrumentationtools.com/what-is-opc/,
pada tanggal 24 April 2020.
20
13
Admin, “Pengertian Database”, diakses dari https://www.termasmedia.com/lainnya/software/69-
pengertian-database.html, pada tanggal 26 April 2020.
14
ITL Education Solutions Limited, Introduction to Database Systems, (Delhi: Pearson, 2010), hlm.
2.
21
15
Whil Hentzen, MySQL Client-Server Applications with Visual FoxPro, (USA: Hentzenwerke,
2007), hlm. 13.
22
dikirim ke tujuan yang benar.16 Pada TCP/IP terdapat protokol sub yang menangani
masalah komunikasi antar komputer. TCP/IP diimplementasikan sebagai arsitektur
berlapis yang terdiri dari lima lapis, yaitu:
1. Physical Layer, (lapisan fisik) merupakan lapisan terbawah yang
mendefinisikan besaran fisik seperti media komunikasi dan lapisan ini dapat
bervariasi bergantung pada media komunikasi pada jaringan yang
bersangkutan.
2. Network Access Layer, lapisan ini mengatur penyaluran frame-frame data pada
media fisik. Lapisan ini biasanya memberikan servis untuk deteksi dan koreksi
kesalahan dari data yang ditransmisikan.
3. Internet Layer, mendefinisikan bagaimana hubungan dapat terjadi antara dua
pihak yang berada pada jaringan yang berbeda. Beberapa tugas penting pada
lapisan ini adalah addressing yaitu menambahkan IP Address pada datagram,
dan routing yaitu menentukan ke mana datagram akan dikirim, proses routing
sepenuhnya ditentukan oleh jaringan.
4. Transport Layer, lapisan ini menjamin bahwa informasi yang diterima pada sisi
penerima adalah sama dengan informasi yang dikirimkan pada pengirim. Pada
TCP/IP, protokol yang dipergunakan adalah Transmission Control Protocol
(TCP) yang memiliki fungsi flow control dan error detection dan bersifat
connection oriented, atau User Datagram Protocol (UDP) yang bersifat
connectionless tidak ada mekanisme pemeriksaan data dan flow control,
sehingga UDP disebut juga unreliable protocol.
5. Application Layer, lapisan paling atas dalam arsitektur TCP/IP yang berfungsi
mendefinisikan aplikasi-aplikasi yang dijalankan pada jaringan.
16
The Editors of Encyclopaedia Britannica, “TCP/IP Internet Protocol”, diakses dari
https://www.britannica.com/technology/TCP-IP, pada tanggal 28 April 2020.
23
17
Gilbert Held, Ethernet Networks: Design, Implementation, Operation and Management, Fourth
Edition, (England: John Wiley & Sons, 2003), hlm. 30.
24
• Media fisik, terdiri dari kabel dan perangkat keras lain yang digunakan
untuk membawa sinyal ethernet digital antara komputer yang terpasang
ke jaringan
RS232 adalah suatu standar komunikasi serial transmisi data antar dua
peralatan elektronik dan dibuat pada tahun 1962 oleh Electronic Industry
Association and Telecommunication Industry Association.18 Pada RS232 data
dikirim dari perangkat pengirim ke perangkat penerima dalam format serial bit, data
dikirim secara bit per bit dan secara berurutan pada kecepatan yang ditentukan
sebelumnya.
18
Insinyoer.com, “Prinsip Kerja Komunikasi Serial RS232”, diakses dari
https://www.insinyoer.com/prinsip-kerja-komunikasi-serial-rs232/, pada tanggal 29 April 2020.
25
Sumber: https://misterikomputer.wordpress.com/2013/05/08/pengertian-port-serial-rs232/
BAB III
PENGUMPULAN DATA DAN PERANCANGAN
(a)
(b)
Gambar 3.1 Letak Disc Pad (a) pada mobil, (b) pada motor
26
27
Ketika bantalan dipaksa melawan rotor dari kedua sisi, gesekan yang
dihasilkan mengubah energi kinetik menjadi panas, yang menyebabkan
rotor dan roda yang terpasang melambat atau berhenti. Kekuatan
pengereman dari setiap rem tergantung pada koefisien gesekan (sifat
material gesekan).
Dalam proses pembuatannya, disc pad melalui tahapan proses press
yang dilakukan di mesin Hot Press pada Plant 3. Proses ini bertujuan
menyatukan dua supplied part yaitu pressure plate treatment dan preform
pad, yang nantinya hasil dari proses tersebut adalah disc pad. Pressure plate
treatment dan preform pad masing-masing mempunyai kertas tag sendiri
yang berisikan informasi produk, seperti tipe, kapan dibuat, kuantitas, dan
lain-lain sebagai berikut.
(a) (b)
Gambar 3.3 Kertas Tag (a) Preform Pad, (b) Pressure Plate Treatment
28
No Merek Tipe
1 Daihatsu D40D Export & New
2 Daihatsu D30D
3 Daihatsu/Toyota D01N New
4 Daihatsu/Toyota D14 N
5 Daihatsu/Toyota D80 12" Inner & Outer
6 Daihatsu/Toyota 2nd D8012' Inner & Outer
7 Mistubishi SMPV
8 Mistubishi KZ
9 Nissan K2
10 Nissan X11M
11 Suzuki NEW APV
12 Yamaha 04G Inner & Outer
13 Yamaha 08A Inner & Outer
14 Yamaha 01A FT Inner & Outer
15 Yamaha 05K Inner & Outer
HMI
Up Dies
NG Box
Middle Dies
Low Dies
Tugas akhir ini diimplementasikan pada mesin Hot Press HPD 31.
Jika ada produk NG, maka produk itu dimasukkan ke NG box yang di
dalamnya terdapat sensor untuk counter produk NG. Hanya saja pada HPD
31 sensornya belum terpasang. Mesin Hot Press memiliki beberapa
parameter production condition (PCO) untuk memproduksi masing-masing
tipe. Parameter ini di antaranya adalah nilai tekanan mesin (pressure),
waktu tekan (press time), dan suhu cetakan (temperature dies). Berikut
parameter production condition mesin hot press HPD 31.
Tabel 3.2 Parameter Production Condition Hot Press
1. PLC
Mesin hot press HPD 31 menggunakan PLC Mitsubishi tipe
Q03UDECPU dengan beberapa modul sebagai pengendalinya. Berikut
gambar PLC mesin hot press beserta keterangannya.
2 3 4 5 6 7 8
1
Keterangan gambar:
1. Q61P sebagai power supply.
2. Q03UDECPU sebagai CPU.
3. QJ71E71-100 sebagai modul ethernet.
4. Q64AD2DA sebagai modul analog.
5. QJ71C24N-R4 sebagai modul komunikasi serial.
6. QX42 sebagai modul input.
7. QY42P sebagai modul output.
8. QJ71C24N-R2 sebagai modul komunikasi serial.
Perangkat modul yang akan berkaitan dalam pembuatan tugas akhir ini
adalah modul ethernet QJ71E71-100 dan modul komunikasi serial
Q71C24N-R2.
31
2. HMI
Berikut adalah analisa kondisi yang ada dan analisa sebab akibat dari
permasalahan yang dihadapi penulis.
Kondisi yang ada terkait dengan mesin hot press HPD 31 dan disc
pad dijelaskan dalam poin-poin berikut:
• Tahap pemberian identitas disc pad dilakukan pada proses stamping.
• Identitas disc pad berupa nomor lot produksi, di mana satu nomor lot
produksi terdiri dari beberapa nomor lot formula.
• Nomor lot formula terdapat pada kertas preform tag, di mana satu kertas
tag biasanya memuat minimal 18 pcs preform pad, sedangkan satu kali
proses press hanya dapat memuat 12 pcs disc pad. Hal itu menyebabkan
nantinya akan ada kondisi mixing nomor lot formula dalam satu proses
press.
• Proses pencatatan identitas nomor lot produksi dan nomor lot formula
dilakukan secara manual pada buku.
• Jika ada satu produk NG maka seluruh produk yang memiliki identitas
sama akan dianggap NG.
• HPD 31 sudah terhubung dengan Cimon SCADA Server melalui modul
ethernet QJ71E71-100. Proses ganti tipe/cetakan mesin memperoleh
data parameter PCO dari data server (melalui SCADA) tapi hanya tipe
SMPV dan memakai pemindai Omron V400-R1CF.
33
(a) (b)
Gambar 3.10 Flowchart proses ganti tipe HPD 31 melalui (a) data lokal (b) data server
Proses ganti tipe juga bisa dilakukan menggunakan data local (tidak
melalui SCADA) dengan cara tanpa memindai kanban dan langsung
memasukkan data parameter PCO secara manual pada HMI lalu menekan
tombol “LOCAL”, setelahnya proses press bisa dimulai. Berikut gambar
layar HMI untuk memasukkan data PCO secara manual.
Gambar 3.12 Flowchart Proses Ganti Tipe Hot Press Setelah Perbaikan
harian mesin hot press, data itu dimasukkan oleh foreman pada sebuah aplikasi web
dan nantinya data itu akan tersimpan pada database. Sistem marking disc pad
memanfaat kan preform tag untuk mendapatkan nomor lot formula, yang nantinya
akan dijadikan identitas disc pad. Pada flowchart proses “A” akan dilakukan
berulang kali karna satu tipe disc pad terdiri beberapa kertas preform tag.
Dengan adanya ini diharapkan kesalahan berupa tidak cocoknya supplied
pressure plate dan preform pad tidak terjadi lagi, proses stamping dapat diganti
dengan proses marking pada mesin hot press sehingga produk yang tidak sesuai
standar dapat berkurang.
3.4 Perancangan
Berikut adalah proses alur data scanner, PCO, dan data marking
yang akan melewati SCADA Server.
Keterangan gambar:
1. Data scanner di sini adalah nilai barcode kanban dan treatment tag,
serta nilai QRcode preform tag. Data ini diterima oleh PLC, lalu dikirim
ke SCADA server oleh PLC, dan diteruskan ke database oleh SCADA
server. Data scanner digunakan sebagai syarat pengambilan data dari
database.
2. Data PCO dari database yang sesuai dengan tipe dari data scanner akan
diterima oleh SCADA server, lalu diteruskan ke PLC, dan PLC akan
mengirim data PCO ke mesin hot press dan HMI.
40
3. Data marking yang sesuai dengan data scanner dari database akan
diterima oleh SCADA server, lalu diteruskan k e PLC, dan PLC akan
mengirim datanya ke controller MB2 lalu diteruskan ke Markinbox
head.
Berikut adalah data marking:
• Nomor lot formula. didapat saat proses scan
• Kuantitas pada preform tag. preform tag
• Nomor file yang akan di eksekusi. didapat saat proses
• Nomor mesin. scan treatment tag
Karna sistem yang akan dibuat adalah satu Markinbox untuk dua
mesin hot press, maka berikut adalah flowchart alur pengiriman data
marking antar dua hot press ke Markinbox.
Gambar 3.19 Flowchart Alur Data Marking antar 2 Mesin Hot Press
Pada mesin hot press HPD 31 terdapat HMI Mitsubishi GOT 1000
dengan tipe GT16 series. HMI ini terhubung dengan Q03UDECPU PLC
melalui kabel ethernet. Pada perbaikan ini HMI akan dirancang untuk
41
Untuk sistem ini akan dirancang 2 base screen yaitu layar PCO dan
layar cek tipe, sedangkan layer pop up untuk indikator saat proses berjalan
tidak sesuai program.
WIRELESS
Radio/Range 2.4 GHz to 2.5 GHz (ISM Band) Adaptive
Frequency Hopping; Bluetooth v2.1: Class 1: 100 m
(300 ft) line of sight
Data Rate Up to 1 Mbps
Battery: 2400 mAh Li-Ion minimum
Number of Scans: Up to 50,000 scans per charge
MECHANICAL/ELECTRICAL
Dimensions (L x W x H) • Scanner (1911iER-3): 133 mm x 75 mm x 195
mm (5.2 in x 2.9 in x 7.6 in)
• Charger/Communication Base
(COB02/CCB02100BT-07N): 250 mm x 103
mm x 65 mm (9.9 in x 4.1 in x 2.6 in)
Operating Power • Scanner: N/A
(Charging) • Charger/Communication Base: 5 W (1A @ 5 V)
Non-Charging Power • Scanner: N/A
• Charger/Communication Base: 0.6 W (0.12A @
5 V)
Host System Interfaces: • Scanner: N/A
• Charger/Communication Base: USB, Keyboard
Wedge, RS-232 TTL
ENVIROMENTAL
45
Head Specifications
Marking Area X axis 1.3″ (33mm)
Y axis 0.6″ (15mm)
Marking Head Dimensions 4.6″ (W) x 2.9″ (D) x 7.5″ (H) (116mm x 73mm
x 190mm)
Carbide Stylus Pin 120 degree Standard Angle for most materials-
Angles/Length 52mm OAL Standard (See Accessories for
Other Stylus Pin Angles/Nose Radius and
Longer Length)
Materials for Marking Alloys, Aluminium, Brass, Cast Iron, Copper,
Hardened Steel, Inconel, Lead, Mild Steel,
Plastics, Sheet Metal, Stainless Steel, Tin,
Titanium, Tool Steel, Zinc
Items Specification
Interface CH 1 RS-232-compliance
CH 2 (D-sub 9P)
Transmission speed 50, 300, 600, 1200, 2400, 4800, 9600,
14400, 19200, 28800, 38400, 57600, 115200,
230400 (bps)
• Transmission speed 230400 bps is available for
only CH1. (Not
available for CH2)
• Total transmission speed of two interfaces is
available up to 230400
bps.
48
Specification
Items
100BASE-TX 10BASE-T
100 Mbps
Data transmission (Full- 10 Mbps
Speed duplex/Half- (Half-duplex)
duplex)
Transmission
Base band
Method
Maximum
node-to-node -
Transmission distance
specifications Maximum segment 100 m (328.08 ft.)
Length
Cascade Cascade
Maximum number of connection connection
nodes/connection Maximum 2 Maximum 4
stages stage
Interval between the
minimum nodes
Number of 6 connections (Connections
simultaneously open usable by the sequence
connections allowed program)
Fixed buffer 1 k words * 16
Transmission data
Random access
storage memory 6 k words * 1
Buffer
Attached
6 k words * 1
E-mail file
Main text 960 words * 1
Number of I/O points occupied 32 points/1 slot (I/O
assignments: intelligent)
5 V DC internal current
0.50 A
Consumption
12 V DC external power supply
-
capacity (Transceiver)
BAB IV
PEMBUATAN DAN PENGUJIAN
Untuk menampilkan layar pada HMI melalui program PLC dapat dilakukan
dengan cara membuat program PLC berdasarkan alamat layar HMI sesuai dengan
data pada tabel 3.3. Alamat layar HMI dapat dilihat dan diatur menggunakan
software GT Designer3 GOT 1000. Berikut adalah cara pengaturannya.
Buka aplikasi GT Designer3 (GOT 1000) → Klik ’System’ → Klik ‘Screen
Switching Windows’ → Setelah selesai melihat dan mengatur alamat screen → Klik
‘Apply’ lalu klik ‘OK’.
Pada perbaikan ini dibuat dua base screen yaitu layar Production Condition
(PCO) dan layer cek tipe, sedangkan untuk windows screen terdapat 4 layar yaitu
layar scan kanban, layar type not match, layar kanban not match, dan layar marking
queue full. Berikut adalah penjelasan serta desain tampilan dari layar tersebut.
50
51
Obyek yang dipakai adalah input numerik untuk data berbentuk angka, dan
input ASCII untuk data berbentuk huruf. Tipe data pada input numerik adalah
‘Signed BIN16’, sedangkan format tampilannya adalah ‘Real’ untuk angka dengan
koma, dan ‘Signed Decimal’ untuk angka tidak ada koma. Terdapat tombol ‘NEXT’
untuk pindah ke layar cek tipe, dan tombol ‘AUTO MONITOR’ untuk kembali ke
layer auto monitor.
Pada layar AUTO MONITOR ditambahkan bit switch “Check Tag” (alamat
M1762) dan “Scan Kanban” (alamat M1660), serta ditambahkan informasi
marking status (alamat D1290 untuk nomor lot & D1292 QTY). Berikut desainnya.
55
Ke port
RS232
Channel 1
Gambar 4.15 Program PLC untuk Input Data dari Honeywell Scanner
58
Klik
Klik kiri
Gambar 4.16 I/O Signal pada QJ71C24N-R2
Gambar 4.27 Program PLC untuk Mengirim Data dari PLC ke MB2 Controller
Program PLC yang dibuat terbagi dalam 3 proses yaitu saat scan
kanban, scan preform tag, dan scan treatment tag. Berikut adalah program-
program tersebut yang dibuat pada PLC HPD31.
1. Proses Scan Kanban
Berikut adalah program PLC saat proses scan kanban.
64
Saat tombol ‘scan kanban’ (M1660) pada layar auto monitor di HMI
ditekan, HMI akan menampilkan layar PCO, dan saat M1701 aktif PLC
akan melakukan request data pada tabel PCO dan tabel DWO di database
ke CIMON SCADA berdasarkan nilai barcode pada D1200. Setelah
SCADA mendapatkan data tersebut dan mengirimnya ke PLC, maka
SCADA akan mengaktifkan bit M1702 pada PLC.
65
Ketika M1703 aktif PLC akan membandingkan data TYPE dari tabel
PCO (D5000) dengan TYPE dari tabel DWO (D1350), saat di tekan tombol
‘NEXT’ (M1705) jika data TYPE yang dibandingkan sama maka M1707
akan aktif dan jika tidak M1708 yang aktif. Jika M1707 aktif data PCO dari
SCADA (D4000) akan masuk ke alamat PCO mesin (D4500) dan M1714
aktif lalu proses berlanjut ke scan preform tag dan treatment tag. Jika
M1708 aktif operator akan mengkonfirmasi proses apakah akan mengulang
scan kanban atau tetap melanjutkan proses.
Saat M1714 aktif atau saat tombol ‘check tag’ di auto monitor
(alamat M1762) ditekan maka layar HMI akan pindah ke layar Check Type,
lalu T71 aktif dan mengaktifkan M1717 untuk melakukan request ke
SCADA data pada tabel preform tag di database. Setelah SCADA
mendapatkan data dan mengirimkannya ke PLC, maka M1718 aktif lalu
PLC akan memindahkan data dan menyimpannya di alamat D1370 (formula
name), D1385 (nomor lot formula), dan D1387 (snp/kuantitas produk). Saat
M1719 aktif berikut program lanjutannya.
67
Pada program M1721 akan memicu T73 untuk aktif, lalu T73 akan
mengaktifkan M1726, lalu saat M1727 aktif PLC akan meminta ke SCADA
data pada tabel treatment tag di database. Setelah SCADA mendapatkan
data dan mengirimkannya ke PLC, maka sebagai respons M1728 aktif lalu
PLC akan memindahkan data dan menyimpannya di alamat D1375
(treatment type). Setelah itu M1730 aktif dan lanjut ke program di bawah.
69
Saat M1730 aktif, maka T74 aktif dan PLC akan membandingkan
data treatment type dari proses scan kanban (D1365) dengan treatment type
dari proses scan treatment tag (D1375) jika sesuai maka M1731 aktif. PLC
juga akan menetukan nomor file marking yang akan diubah datanya
berdasarkan data treatment type, sebagai contoh pada program untuk tipe
‘D14N’ nomor file marking-nya adalah ‘01’. Saat M1731 aktif maka M1732
70
akan aktif dan proses berlanjut ke tahap pengiriman nomor mesin dan data
untuk proses penandaan ke data antrian, lalu saat operator menekan tombol
‘Done Check’ pada HMI, PLC akan mengirim data antrian ke MB 2
Controller. Namun jika tipe tidak sesuai M1733 yang akan aktif dan proses
scan treatment tag akan diulang kembali.
3. Pada ‘Station’, Klik Station yang telah dibuat → Klik ‘Add COM Block’
→ Buat COM Block seperti berikut. Pengaturan COM Block didasarkan
pada Block I/O PLC yang akan di read/write oleh SCADA. Kemudian
pada ‘COM Port’ buat pengaturan seperti berikut dengan IP Address
diisi dengan IP dari Server SCADA → Klik save lalu close.
a b
Gambar 4.37 (a) Tahap 1 (b) Tahap 2 Pembuatan ODBC
a b
Gambar 4.38 (a) Tahap 3 (b) Tahap 4 Pembuatan ODBC
2. Script
Script ini berisikan program SCADA, melalui program ini pengguna
dapat mengontrol data / objek di CIMON. Pada script disediakan
beberapa fungsi termasuk fungsi untuk input/output informasi tag,
fungsi untuk sistem, fungsi untuk SQL. Berikut tahap pembuatannya.
3. ODBC
Fitur ODBC pada inilah yang akan menghubungkan CIMON dengan
database SQL. Beragam data CIMON-SCADA dapat didaftarkan ke
database relasional dan diperoleh dengan menggunakan SQL standar
dan transaksi dilakukan melalui mekanisme ODBC. Berikut tahap
pembuatannya.
(a)
75
(b)
(c)
Gambar 4.43 Tahap (a) 1 (b) 2 (c) 3 Pembuatan ODBC Query SELECT
Berikut adalah diagram blok serta diagram alir dari program CIMON-
SCADA pada HPD 31 & HPD 30.
(b)
(a)
Gambar 4.45 Flowchart Program SCADA pada (a) HPD 31 (b) HPD 30
77
4.4 Pengujian
No Titik Pemeriksaan OK NG
PLC terhubung dengan Honeywell 1911i
1
Scanner √ -
Pada sub bab ini akan dibahas pengujian program PLC, SCADA,
dan HMI apakah sudah berjalan dengan baik dan memenuhi kriteria sistem.
Pengujian dilakukan dengan cara menyimulasikan proses penandaan disc
pad dengan Honeywell 1911i Scanner dan Markinbox 3315s. Berikut adalah
tabel dari hasil pengujian program.
No Titik Pemeriksaan OK NG
Dapat melakukan request data PCO dan data
1
pendandaan ke database melalui SCADA.
√ -
(a) (b)
Gambar 4.51 Data PCO Hot Press pada (a) CIMON SCADA (b) PLC HPD 31
Data antrean 1
Data antrean 2
Data antrean 3
= nomor mesin
= nomor file
nomor mesin. Nomor file ditentukan otomatis berdasarkan tipe disc pad,
lalu nomor mesin ditentukan berdasarkan dari mana data berasal, apakah
HPD 30 atau HPD 31, sehingga titik pemeriksaan 3, 4, dan 5 terpenuhi.
(a)
(b) (c)
Gambar 4.52 Tampilan saat (a) tipe benar (b) kanban dan (c) supplied part salah
(a)
(b)
Gambar 4.53 Disc Pad (a) Sebelum ditandai (b) Sesudah ditandai
Dari diagram tersebut dapat diperoleh nilai rata – rata reject disc pad
per bulan dalam rupiah, yang nantinya nilai tersebut akan diasumsikan
sebagai saving cost yang diperoleh jika perbaikan sudah
diimplementasikan. Seperti berikut perhitungannya.
Rata – rata Reject / bulan = Saving Cost / bulan
∑ NG Stamping + ∑ NG Hot Press
Saving Cost / bulan = x 200000*
5
1650
= x 200000*
5
= Rp. 66.000.000
*Asumsi harga disc pad / pcs = Rp. 200.000
Saving cost per bulan hasil perbaikan adalah Rp. 66.000.000………..(1)
Dengan syarat setelah perbaikan diimplementasikan tidak ada lagi reject
disc pad akibat stamping dan hot press.
Berikut adalah rincian harga peralatan yang dibutuhkan untuk
pembuatan perbaikan untuk 26 mesin hot press (belum termasuk biaya
untuk sistem konveyor).
85
Dengan 𝐵𝑟𝑒𝑎𝑘 𝐸𝑣𝑒𝑛 𝑃𝑜𝑖𝑛𝑡 (BEP) yang didapat adalah sebagai berikut:
Total Biaya Perbaikan
BEP =
Saving Cost per bulan
1155000000
=
66000000
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan oleh penulis untuk pokayoke dan sistem marking
disc pad berbasis SCADA pada mesin hot press yaitu sebagai berikut:
1. Proses dan hasil marking disarankan untuk dimasukkan ke database dan
dibuatkan pengolahannya.
2. Mengganti Markinbox 3315s dengan marking device lain yang mendukung
teknologi laser engraving untuk hasil dengan resolusi tanda yang lebih tinggi,
tidak menghasilkan noise yang berlebihan, serta sistem dapat menjaga kualitas
disc pad agar tetap baik.
86
xiii
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN