Anda di halaman 1dari 88

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MESIN REAR TAB

BENDING UNTUK PRODUK RAIL SEAT BERDASARKAN


INQUIRY PT. XYZ DI PT. AISIN INDONESIA

TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan
Studi Diploma III Teknik

Oleh :
ACHMAD KHAIRUL AMIN
0220160002

PROGRAM STUDI
TEKNIK PRODUKSI DAN PROSES MANUFAKTUR
POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA
2019
LEMBAR PENGESAHAN

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MESIN REAR TAB BENDING


UNTUK PRODUK RAIL SEAT BERDASARKAN INQUIRY PT. XYZ
DI PT AISIN INDONESIA

Disusun Oleh :
ACHMAD KHAIRUL AMIN
0220160002

Program Studi Teknik Produksi dan Proses Manufaktur


Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Studi
Diploma III Teknik
Jakarta, 8 Agustus 2019

Agung Kaswadi, S.T, M.T Pipin Haryanto


Pembimbing I Pembimbing II

Heri Sudarmaji, S.T, M.T Pramonoaji Sugiarto Arianto Nugroho


Penguji I Penguji II Penguji III

Mengetahui,

Ir. Budi Wahyu Utomo,


MT. Ketua Program Studi

i
POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA
TEKNIK PRODUKSI DAN PROSES MANUFAKTUR
Jl.Gaya Motor Raya No. 8 Sunter II Jakarta 14330
Telp.(021) 651 9555 ext.2880 Fax. (021) 651 9821

LEMBAR TUGAS AKHIR

Diberikan Kepada : Achmad Khairul Amin

Pembimbing : 1. Agung Kaswadi, S.T, M.T

2. Pipin Haryanto

Judul Tugas Akhir : Perancangan dan Pembuatan Mesin Rear Tab Bending
untuk Produk Rail Seat berdasarkan Inquiry PT. XYZ di
PT. Aisin Indonesia

Jangka waktu : Januari 2019 – Juni 2019

Isi Tugas Akhir 1. Pengumpulan data-data yang berkaitan dengan proses


: perancangan
2. Pendeskripsian informasi yang berhubungan dengan
kekurangan mesin sebelumnya, demand, dan wishes
customer
3. Penjabaran proses perancangan per-bagian atau per-
unit dari mesin yang akan dibuat
4. Pengujian mekanisme kerja mesin dan perhitungan
kritis.
5. Evaluasi hasil, saran dan kesimpulan dari pembuatan
mesin rear tab bending.
Jakarta, 1 Maret 2019
Pembimbing I

Agung Kaswadi, S.T, M.T


ABSTRAK

Politeknik Manufaktur Astra

Program Studi Teknik Produksi dan Proses Manufaktur


Tugas Akhir DIII – Tahun 2018 / 2019

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MESIN REAR TAB BENDING


UNTUK PRODUK RAIL SEAT BERDASARKAN INQUIRY PT. XYZ
DI PT AISIN INDONESIA

ACHMAD KHAIRUL AMIN


0220160002

PT. Aisin Indonesia tidak hanya memproduksi komponen otomotif tetapi


juga merancang dan membuat mesin baik untuk mesin produksi in-plant maupun
out-plant yang dilakukan oleh section Equipment Development. Saat ini EQ-DEV
sedang menjalani kerjasama dengan PT. XYZ yang merupakan bagian dari Aisin
Group untuk membuat beberapa mesin penunjang proses produksi diperusahaan
tersebut. Salah satunya mesin Rear Tab Bending. Project ini sudah terjalin dari
tahun lalu dan pada tahun ini PT. XYZ memiliki beberapa produk baru yang
diproduksi pada mesin buatan EQ-DEV tersebut, karena ada beberapa kekurangan
dari mesin sebelumnya untuk memproduksi produk baru dari Rail Seat maka
dilakukanlah proses Improvement pada mesin yang lama sehingga menghasilkan
mesin Rear Tab Bending yang sebelumnya hanya memproduksi dua type/model
dari produk rail seat kini dapat memproses empat type/model dari produk rail
seat. Oleh karena itu, hampir setiap bagian pada mesin tersebut mengalami
perubahan diantaranya bending unit, clamp unit, dan jig unit. Dengan demikian,
adanya mesin Rear Tab Bending yang baru ini dapat memenuhi inquiry terhadap
demand & wishes dari PT.XYZ untuk produk Rail Seat yang baru.

Kata Kunci : Perancangan, Rear Tab Bending, Improvement, type/model, Rail Seat
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul
“PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MESIN REAR TAB BENDING
UNTUK PRODUK RAIL SEAT BERDASARKAN INQUIRY PT. XYZ DI PT
AISIN
INDONESIA” sebagai salah satu syarat kelulusan Diploma III Program Studi
Teknik Produksi dan Proses Manufaktur, Politeknik Manufaktur Astra.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada berbagai
pihak sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik, terutama kepada :
1. Allah S.W.T yang pertama dan paling utama.
2. Orang tua serta keluarga besar yang selalu memberikan semangat, do’a
serta dukungan moril dan material.
3. Yth. Bapak Heri Sudarmaji, S.T, M.T, Selaku Sekertaris Program
Studi Teknik Produksi dan Proses Manufaktur, Politeknik Manufaktur
Astra.
4. Yth. Bapak Agung Kaswadi, S.T, M.T, selaku pembimbing akademik
yang telah membimbing saya dalam menyelesaikan tugas akhir ini .
5. Yth. Bapak Pipin & Bapak Rudy, selaku pembimbing industri yang
telah membimbing saya selama magang di industri.
6. Yth. Bapak Rido Utomo, selaku mentor industri yang telah
mengajarkan banyak hal terkait design dan telah meluangkan waktu,
tenaga, serta pikiran dan ilmu dalam membantu mengerjakan project
tugas akhir ini.
7. Seluruh staff dan karyawan PT Aisin Indonesia khususnya di section
Equipment Development, atas segala bantuannya selama saya
menjalani praktik kerja industri.
8. Seluruh Dosen dan Instruktur Politeknik Manufaktur Astra, atas semua
ilmu dan pengalaman yang begitu banyak yang telah diajarkan kepada
penulis hingga ke tahap penyelesaian ini.
9. Keluarga besar Teknik Produksi dan Proses Manufaktur angkatan 2016
yang telah memberikan kenangan baik suka maupun duka dalam 3
tahun menjalani masa kuliah di kampus tercinta.
10. Terima kasih untuk Darojatun dan Mochammad Suryana, selaku Trio
Bontot dan sohib terbaik atas segala dukungan, do’a, dan hiburannya.
11. Pihak - pihak yang tidak bisa penulis sebutkan yang telah membantu
terselesaikannya tugas akhir ini secara langsung atau tidak langsung.

Penulis sadar bahwa tugas akhir ini jauh dari kata sempurna dan masih
dalam tahap belajar, untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna menyempurnakan tugas akhir ini. Demikian tugas akhir ini
dibuat dengan harapan tugas akhir ini dapat diterima dan bermanfaat bagi para
pembaca.

Jakarta, 8 Agustus 2019


Penyusun,

Achmad Khairul Amin


0220160002
DAFTAR ISI

COVER JUDUL...........................................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................................i

LEMBAR TUGAS AKHIR........................................................................................ii

ABSTRAK...................................................................................................................iii

KATA PENGANTAR................................................................................................iv

DAFTAR ISI...............................................................................................................vi

DAFTAR TABEL.......................................................................................................ix

DAFTAR GAMBAR...................................................................................................x

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1

1.1 Latar Belakang................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................2
1.3 Tujuan & Manfaat Penelitian........................................................................2
1.3.1 Tujuan.....................................................................................................2
1.3.2 Manfaat...................................................................................................2
1.4 Batasan Masalah..............................................................................................3
1.5 Metode Penelitian............................................................................................3
1.6 Sistematika Penulisan......................................................................................4

BAB II LANDASAN TEORI......................................................................................5

2.1 Teori Perancangan..........................................................................................5


2.2 Desain................................................................................................................7
2.3.1 Type-type desain.....................................................................................7
2.3 Teori Bending Sheet Metal..............................................................................8
2.4.1 Proses Bending Sheet Metal..................................................................9
2.4.2 Jenis-jenis Bending Sheet Metal............................................................9

vi
2.4 Tegangan Tekan (σtk)...................................................................................10
2.5.1 Faktor Konsentrasi Tegangan............................................................10
2.5 Momen Gaya (Torsi).....................................................................................11
2.6 Tegangan Bending.........................................................................................12
2.7 Inersia Penampang........................................................................................13
2.8 Titik Pemberat (Centroid).............................................................................13

BAB III PENGUMPULAN DATA..........................................................................14

3.1 Pengenalan Produk........................................................................................14


3.2 Langkah Proses Rear Tab Bending Machine ( Before )..............................19
3.3 Design Rear Tab Bending Machine ( Before )..............................................21
3.4 Pengembangan Konsep Rear Tab Bending Machine..................................25
3.5 Pengumpulan Daftar Kebutuhan.................................................................26
3.5.1 Data Design Requirement....................................................................26

BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBUATAN...................................................28

4.1 Spesifikasi Mesin Rear Tab Bending.........................................................28


4.2 Alur Proses Pembuatan Mesin Rear Tab Bending...................................29
4.3 Desain Mesin Rear Tab Bending................................................................31
4.3.1 Konsep Mesin.......................................................................................31
4.3.2 Design....................................................................................................34
4.4 Perencanaan Proses Manufaktur..............................................................39
4.4.1 Proses Assy............................................................................................44
4.4.2 Proses Assy Tambahan........................................................................45
4.5 Part Manufaktur.........................................................................................46
4.5.1 Bending Unit.........................................................................................47
4.5.2 Jig Unit..................................................................................................48
4.5.3 Frame Unit............................................................................................50
4.5.4 Clamp Unit............................................................................................50
4.5.5 Ejector Unit & Chute Finish................................................................51

vii
4.6 Bill Of Material............................................................................................52
4.6.1 Bill Of Material dari Bending Unit.....................................................52
4.6.2 Bill Of Material dari Jig Unit..............................................................52
4.6.3 Bill Of Material dari Frame Unit........................................................52
4.6.4 Bill Of Material dari Clamp Unit........................................................53
4.6.5 Bill Of Material dari Ejector Unit & Chute Finish............................53
4.7 Analisa dan Perhitungan Kritis.................................................................54

BAB V PENGUJIAN DAN EVALUASI HASIL....................................................62

5.1 Pengujian Rear Tab Bending........................................................................62


5.1.1 Aspek Fungsi........................................................................................63
5.1.2 Aspek Geometri...................................................................................66
5.1.3 Aspek Safety.........................................................................................67
5.1.4 Aspek Proses Manufaktur..................................................................67
5.1.5 Aspek Maintenance..............................................................................67
5.1.6 Aspek Operational Time......................................................................68
5.1.7 Aspek Estetika......................................................................................68
5.2 Evaluasi Hasil.................................................................................................69
5.3 Net Quality Income (NQI)..............................................................................70

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................72

6.1 Kesimpulan.....................................................................................................72
6.2 Saran...............................................................................................................72

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................74

LAMPIRAN...............................................................................................................75

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Langkah proses Rear Tab Bending Machine (Before)................................19


Tabel 3.2 Design Requirement Rear Tab Bending Machine......................................27
Tabel 4.1 Spesifikasi Mesin Rear Tab Bending..........................................................28
Tabel 4.2 Standart Part List........................................................................................39
Tabel 4.3 Making Part List.........................................................................................42
Tabel 4.4 Tambahan Pekerjaan saat Proses Assy........................................................46
Tabel 4.5 Part Sub Assy Bending Unit........................................................................47
Tabel 4.6 Part Sub Assy Jig Unit................................................................................48
Tabel 4.7 Part Sub Assy Frame Unit..........................................................................50
Tabel 4.8 Part Sub Assy Clamp Unit..........................................................................50
Tabel 4.9 Part Sub Assy Ejector Unit & Chute Finish...............................................51
Tabel 5.1 Langkah proses Rear Tab Bending Machine (After)..................................63
Tabel 5.2 Tabel Evaluasi Mesin Rear Tab Bending...................................................69

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Langkah Proses Perancangan.................................................................5


Gambar 2.2 Ilustrasi Bending ( a dan b )...................................................................8
Gambar 2.3 Ilustrasi Proses V-Bending.....................................................................9
Gambar 2.4 Ilustrasi Proses Edge-Bending..............................................................10
Gambar 2.5 Contoh bentuk untuk mengurangi konsentrasi tegangan.....................11
Gambar 2.6 Ilustrasi Tegangan Bending..................................................................12
Gambar 2.7 Rumus dan Ilustrasi Momen Inersia....................................................13
Gambar 3.1 Rail Seat type B1221N Rear (i), Rail Seat type B1241D Rear (ii).......14
Gambar 3.2 Upper Rail............................................................................................15
Gambar 3.3 Lower Rail............................................................................................15
Gambar 3.4 Locking Wire........................................................................................16
Gambar 3.5 Area bending Rail Seat type B1241D Rear (i), type B1221N Rear (ii)16
Gambar 3.6 Area bending Rail Seat type B1111D Rear (i), type B1121D Rear (ii)17
Gambar 3.7 Area bending pada salah satu produk di mesin sebelumnya................18
Gambar 3.8 Mesin Rear Tab Bending sebelumnya.................................................21
Gambar 3.9 Mesin Rear Tab Bending before (A) & Jig Unit (B) (tampak atas) 21
Gambar 3.10 Mesin Rear Tab Bending sebelumnya (tampak samping)...................22
Gambar 3.11 Mesin Rear Tab Bending sebelumnya (tampak depan).......................22
Gambar 3.12 Rear Tab Bending Machine (i) , Jig & Slider System Portion (ii) 23
Gambar 3.13 Detail Bending Punch (a), Detail Clamp Product (b).........................23
Gambar 3.14 Detail Chute FG (x), Detail Ejector Product FG (y)...........................24
Gambar 4.1 Alur Pembuatan Mesin Rear Tab Bending di PT. Aisin Indonesia 29
Gambar 4.2 Jig dandory yang flexible.....................................................................31
Gambar 4.3 Tambahan komponen untuk dapat memproses 4 type/model..............32
Gambar 4.4 Penjelasan 2 proses dalam satu siklus..................................................32
Gambar 4.5 Perbedaan clamping unit sebelumnya dan sesudahnya........................33
Gambar 4.6 Posisi bracket scan barcode pada clampin unit (after)........................34

x
Gambar 4.7 Desain Mesin Rear Tab Bending (After)..............................................34
Gambar 4.8 Detail Design Bending Unit pada Mesin Rear Tab Bending (After). . .35
Gambar 4.9 Detail Design Jig Unit pada Mesin Rear Tab Bending (After)............36
Gambar 4.10 Detail Design Frame Unit pada Mesin Rear Tab Bending (After)......37
Gambar 4.11 Detail Design Clamp Unit pada Mesin Rear Tab Bending (After)......38
Gambar 4.12 Detail Design Ejector Unit & Chute Finish pada Mesin RTB (After). 38
Gambar 4.13 Area Kritis Mesin Rear Tab Bending...................................................54
Gambar 4.14 Area Stopper Block dan Stopper Jig....................................................55
Gambar 4.15 Ilustrasi perhitungan momen bending..................................................56
Gambar 4.16 Ilustrasi perhitungan jarak sumbu netral ke tegangan normal.............57
Gambar 4.17 Ilustrasi perhitungan inersia tanpa counter bore.................................58
Gambar 4.18 Ilustrasi perhitungan inersia dengan counter bore...............................59
Gambar 5.1 Implementasi mesin rear tab bending (i), keadaan ter-packing (ii).....62
Gambar 5.2 Dimensi mesin Rear Tab Bending after (tampak samping)................66
Gambar 5.3 Dimensi mesin Rear Tab Bending after...............................................66
Gambar 5.4 Hasil machining dan welding rapi........................................................68

xi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

PT. Aisin Indonesia adalah perusahaan industri manufaktur yang


memproduksi komponen – komponen otomotif, khususnya untuk
kendaraan roda empat. Perusahaan yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh
Aisin Seiki Jepang dan sebagian dari PT. Astra Otoparts Tbk ini telah
berdiri sejak 1996 di Indonesia. PT. Aisin Indonesia berlokasi di East
Jakarta Industrial Park (EJIP) Plot 5 J. Cikarang Selatan, Lemah Abang,
Bekasi 17550 Jawa Barat. Perusahaan ini memproduksi tiga bagian
penting dari mobil yaitu Body Related Parts, Drive Train, dan Engine
Related Parts.

PT. Aisin Indonesia tidak hanya memproduksi komponen otomotif


tetapi terdapat juga Machine Maker atau pembuat mesin yaitu Equipment
Development bagian dari Engineering Departement, sudah mendapat
kepercayaan untuk merancang dan membuat mesin, mesin yang dibuat
juga sesuai dengan standarisasi mesin yang ada di perusahaan Aisin Seiki
yang merupakan induk perusahaan dari PT. Aisin Indonesia di Jepang.

Saat ini Equipment Development mendapat permintaan membuat


mesin Rear Tab Bending untuk proses maupun model/type baru dari
produk Rail Seat. Mesin Rear Tab Bending ini memiliki perbedaan pada
saat prosesnya, yaitu proses penekukan part produk yang sebelumnya
hanya satu proses penekukan part produk dalam satu siklus kini bisa
melakukan dua proses penekukan part produk dalam satu siklus,
penambahan model/type dari sebelumnya 2 model/type jadi 4 model/type,
serta terdapat jig dandory sesuai dengan model/type produknya.

1
2

Untuk menjawab akan permintaan tersebut, maka penulis dan team


Eq-Dev melakukan proses improvement terrhadap mesin sebelumnya.
Karena proses improve yang dilakukan penulis dan team Eq-Dev terlalu
banyak pada mesin sebelumnya maka penulis menetapkan project ini
sebagai tema tugas akhir yang diambil dan dibahas nantinya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah pada tugas


akhir ini adalah sebagai berikut :
 Bagaimana merancang dan membuat Mesin Rear Tab Bending dengan
tambahan produk baru yang dapat mendeteksi dan melakukan proses
bending model/type produk yang sesuai dengan beberapa model
produk yaitu model Produk Rail Seat B1221N Rear, Rail Seat B1241D
Rear, Rail Seat B1111D Rear, dan Rail Seat B1121D Rear?

1.3 Tujuan & Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan

Tujuan dari tugas akhir ini yaitu untuk mendapatkan Mesin Rear
Tab Bending yang mampu melakukan proses bending sesuai dengan
model/type produknya baik produk yang sebelumnya diproduksi maupun
produk baru yang akan di produksi di mesin ini dengan cycle time tetap
atau lebih rendah.

1.3.2 Manfaat
Manfaat pembuatan tugas akhir ini adalah untuk memenuhi
kebutuhan akan mesin complex yang dapat menunjang produktifitas dan
memberikan kemudahan pengoperasian termasuk penambahan proses dan
pendeteksian model/type serta melokalitaskan mesin dari Jepang.
3

1.4 Batasan Masalah

Agar penulisan tidak menyimpang dari masalah yang akan dibahas


dan lebih terarah ke tujuan yang telah ditetapkan, maka penulis membatasi
permasalahan yang akan dibahas didalan tugas akhir ini antara lain :

1. Membahas perancangan mesin Rear Tab Bending untuk produk Rail


Seat hanya pada bagian mekanik.

2. Tidak membahas proses pemesinan untuk setiap part mekanik yang


dibuat dan di-Assy.

3. Perancangan mekanik dilakukan dengan pendekatan praktis.

1.5 Metode Penelitian

Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis menggunakan


beberapa metode dalam melakukan penelitian, yaitu :
 Obeservasi Lapangan
Obsevasi dilakukan dengan cara komparasi dari kekurangan desain
Rear Tab Bending yang telah ada sebelumnya di industri

 Studi Literatur
Penulis mencari informasi dan mengambil materi dari berbagai
sumber tertulis yang digunakan sebagai bahan tertulis sekaligus
dasar pemikiran dan landasan teori yang berhubungan dengan
perancangan Rear Tab Bending baik dari handbook, jurnal, tugas
akhir, tesis, maupun disertasi.

 Wawancara
Yaitu pengambilan data dengan melakukan tanya jawab dengan pihak
yang berkompeten dalam pembuatan dan perakitan mesin di bagian
Equipment Development, dan pihak – pihak yang berkaitan dengan
permasalahan.
4

 Perakitan dan Pengujian


Yaitu melakukan perakitan dan pengujian pada mesin Rear Tab
Bending dimulai dengan merakit part mekanik, sensor, dan aktuator,
serta pengujian terhadap langkah proses mesin Rear Tab Bending yang
baru.

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penulisan, maka tugas akhir ini disusun


dalam beberapa bagian sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan, berisi mengenai latar belakang, perumusan
masalah, pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode
penelitian serta sistematika penulisan.
Bab II Landasan Teori, berisi pengertian dari istilah yang
digunakan dalam penelitian ini, serta teori-teori mengenai perancangan
dan sebagainya yang mendukung tugas akhir ini.
Bab III Pengumpulan Data, berisi tentang data-data mengenai
mesin Rear Tab Bending meliputi pengenalan produk, langkah proses
kerja mesin, design mesin sebelumnya, serta konsep mesin Rear Tab
Bending.
Bab IV Perancangan dan Pembuatan, berisi tentang realisasi
pembuatan mesin Rear Tab Bending mulai dari spesifikasi mesin yang
akan dibuat, perencanaan proses produksi, daftar komponen lengkap mesin
rear tab bending, bill of material, serta perhitungan diarea kritis.
Bab V Pengujian & Evaluasi Hasil, berisi tentang pengujian
mekanisme langkah kerja yang membuktikan kesesuaian antara konsep
mesin dengan realisasi yang dilakukan serta aspek aspek yang sesuai
dengan data design requirement.
Bab VI Kesimpulan dan Saran, kesimpulan dari hasil penulisan
tugas akhir ini, serta saran yang membangun agar mesin yang dibuat dapat
menjadi lebih baik dari pada sebelumnya.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Teori Perancangan1

Secara umum pengertian perancangan ialah kegiatan


merencanakan suatu kebutuhan atau untuk meyelesaikan masalah.
Sedangkan pengertian dari perancangan engineering mekanik (mechanical
engineering design) sendiri ialah perencanaan yang berhubungan dengan
produksi dan pem- prosesan energi dengan menyediakan kebutuhan
produksi, alat transportasi produk dan teknik- teknik otomasi.

Gambar 2.1 Langkah Proses Perancangan

1. Identification of Need, identifikasi kebutuhan. Terkadang mengawali


sebuah proses perancangan. Identifikasi kebutuhan membutuhkan
kreativitas yang tinggi, karena terkadang kebutuhan hanya berupa
kreativitas yang samar-samar, merasa sesuatu tidak mudah untuk
dilakukan atau penalaran bawa sesuatu tidak benar.

1
Budynas- Nisbett Shigley’s Mechanical Engineering Design, Eighth Edition (Hal. 4)

5
6

2. Definition of Problem, mendefinisian permasalahan. Mendefinisikan


permasalahan berbeda dengan pernyataan tehadap kebutuhan.
Mendefinisikan permasalahan berarti menentukan spesifikasi objek
yang akan di rancang. Spesifikasi bisa berupa jumlah input dan ouput,
dimensi dan karakteristik dari objek yang akan dibuat dll.

3. Synthesis, merupakan kegiatan yang menggabungkan ide dari


sekumpulan elemen-elemen sistem yang sering diartikan sebagai
penemuan konsep atau perancangan konsep. Tahap ini berhubungan
erat dengan tahap selanjutnya yaitu analysis and optimization.

4. Analysis and optimization, analisa dan optimalisasi. Synthesis yang


sebelumnya telah dibuat kemudian mulai dilakukan analisa dengan
menggunakan perhitungan-perhitungan ataupun dengan menggunakan
simulasi bantuan komputer. Hasil konsep dikembangkan atau bahkan
dihilangkan dan inilah yang disebut optimalisasi.

5. Evaluation, merupakan tahap akhir dari pembuktian rancangan yang


telah dilakukan dan biasanya dengan pengujian yang berdasarkan
aspek aspek yang jadi tuntutan. Pada tahap ini kita berharap untuk
mengetahui rancangan yang kita buat bener-bener memenuhi
kebutuhan yang diharapkan atau tidak.

6. Presentation, mengkomunikasikan hasil rancangan yang telah


dilakukan kepada orang lain merupakan tahapan yang vital. Banyak
perancangan yang tidak bisa atau tidak ingin mempresentasikan hasil
rancangannya kepada orang lain. Hal ini merupakan ajang bagi
perancang selain untuk mempromosikan hasil rancangannya juga
untuk mempromosikan dirinya sendiri.
7

2.2 Desain2

Desain adalah kegiatan komunikasi yang intensif di mana kata-kata


dan gambar digunakan dalam bentuk tertulis maupun lisan digunakan.
Sumber daya pribadi perancang dari kreativitas, kemampuan komunikatif,
dan masalah-keterampilan pemecahan terkait dengan pengetahuan
teknologi dan prinsip-prinsip pertama. Alat-alat teknik (seperti
matematika, statistik, komputer, grafik, dan bahasa) digabungkan untuk
menghasilkan rencana yang, ketika dilakukan, menghasilkan produk yang
berfungsi nasional, aman, andal, kompetitif, dapat digunakan, dapat
diproduksi, dan dapat dipasarkan, apa pun itu siapa yang membangunnya
atau siapa yang menggunakannya.

2.2.1 Type-type desain

Dalam desain, ada beberapa jenis dan tipe-tipe yang dikategorikan


kedalam beberapa bentuk. Berikut ini tipe dan jenis dari desain :

1. Desain asli (Original Design)

Disebut juga sebagai desain inovatif. Desain asli


memperkerjakan konsep untuk mencapai kebutuhan. Desain
benar-benar asli ini melibatkan penemuan. Desain asli jarang
sekali terjadi kesuksesannya, tetapi ketika mereka berhasil
mereka bisa mengganggu pasar yang ada, karena didalamnya
desain inin memiliki benih-benih teknologi baru dengan
konsekuensi yang lebih jauh. Contohnya desain mikroprosesor
adalah salah satu desain asli.

2. Desain Adaptif (Adaptive Design)

Bentuk desain ini terjadi ketika tim desain menyesuaikan solusi


yang dikenal untuk memenuhi kebutuhan yang berbeda untuk

2
Budynas- Nisbett Shigley’s Mechanical Engineering Design, Eighth Edition (Hal. 5)
8

menghasilkan aplikasi yang baru. Misalnya, mengadaptasi


konsep yang sebelumnya sudah ada dan kemudian di-improve
untuk memenuhi tuntutan fungsi yang diminta.

3. Desain Ulang (Redesign)

Desain ulang lebih sering disebut desain teknik digunakan


untuk meningkatkan desain yang sudah ada tanpa perubahan
apapun dalam prinsip kerja atau konsep desain aslinya.

4. Desain Pilihan (Selection Design)

Desain yang paling sering digunakan dalam komponen standar


seperti bantalan motor kecil, atau pompa yang disediakan oleh
vendor yang mengkhususkan dirinya dalam pembuatan dan
penjualan mereka.

2.3 Teori Bending Sheet Metal

Bending merupakan pengerjaan dengan cara memberi tekanan pada


bagian tertentu sehingga terjadi deformasi plastis pada bagian yang diberi
tekanan. Sedangkan proses bending merupakan proses penekukan atau
pembengkokan menggunakan alat bending manual maupun menggunakan
mesin bending. Pengerjan bending biasanya dilakukan pada bahan plat
baja karbon rendah untuk menghasilkan suatu produk dari bahan plat.

Gambar 2.2 Ilustrasi Bending ( a dan b )


9

2.3.1 Proses Bending Sheet Metal

Proses bending adalah salah satu proses yang paling mudah


dari sekian banyak proses pembentukan pada sheet metal, dan
dapat juga dilakukan dengan peralatan yang cukup sederhana.
Proses bending merupakan salah satu proses didalam grup proses
metal forming.

2.3.2 Jenis-jenis Bending Sheet Metal

- V-Bending

V-Bending biasanya dilakukan dalam produksi yang


berskala kecil karena biaya yang dibutuhkan untuk melakukan
pelipatan tidak mahal. kualitas dari hasil pelipatan ini
ditentukan pada pengereman pelipat yang bergerak (Punch
pada gambar). Proses V-Bending dapat dilihat seperti pada
gambar 2.4.

Gambar 2.3 Ilustrasi Proses V-Bending

- Edge Bending

Edge-Bending ini kebalikan dari V-Bending, biasanya


dilakukan pada produksi yang berskala besar dan memerlukan
banyak biaya untuk mengadakan alat pelipat ini. Kualitas hasil
kerja proses ini ditentukan dari tekanan bantalan (pad) yang
membuat plat tetap diam saat dilipat. Dapat dilihat pada
gambar 2.5.
10

Gambar 2.4 Ilustrasi Proses Edge-Bending


2.4 Tegangan Tekan (σtk)

Tegangan (stress) secara sederhana dapat didefinisikan sebagai gaya


persatuan luas penampang.

σtk = F
A (N/ mm2)

σtk : Tegangan Tekan (N/mm2)


F : Gaya (N)
A : Luas penampang (mm2)

2.4.1 Faktor Konsentrasi Tegangan

Pembahasan persamaan tegangan di atas diasumsikan


bahwa tidak ada penambahan tegangan. Hal ini karena deformasi
yang terjadi pada elemen-elemen yang berdampingan dengan
tingkat keseragaman yang sama. Jika keseragaman dari luas
penampang tidak terpenuhi maka dapat terjadi suatu gangguan
pada tegangan tersebut.
Untuk mengurangi besarnya konsentrasi tegangan, maka
dalam mendesain komponen mesin harus dihindari bentuk-bentuk
yang dapat memperbesar konsentrasi tegangan. Sebagai contoh
dengan membuat camfer dan fillet, pada bagian-bagian yang
berbentuk siku atau tajam.
11

Gambar 2.5 Contoh bentuk untuk mengurangi konsentrasi tegangan

2.5 Momen Gaya (Torsi)

Momen gaya atau sering dikenal juga dengan torsi adalah hasil kali antara
gaya f dan lengan momennya. Torsi digambarkan dengan lambang τ.
Secara matematis rumus momen gaya dapat ditulis sebagai berikut ini:

τ=ℓxF

Jika antara lengan gaya ℓ dan gaya F tidak tegak lurus maka rumusnya
dapat ditulis sebagai berikut ini:

τ = ℓ x F sin α

Keterangan: τ = momen torsi (n.m)


ℓ =panjang lengan (m)
F = gaya (n)

α = sudut antara antara lengan gaya ℓ dan gaya f


12

2.6 Tegangan Bending3

Tegangan Bending adalah keadaan yang terjadi pada suatu balok


karena adanya momen perlawanan dalam (internal resisting moment) pada
irisan balok untuk menghadapi momen timbul karena gaya – gaya yang
bekerja dari luar. momen perlawanan dalam (internal resisting moment)
tersebut bekerja dalam arah yang berlawanan dengan arah momen luar
untuk mencapai suatu keseimbangan balok ( ΣM = 0).

Gambar 2.6 Ilustrasi Tegangan Bending

Rumus lenturan untuk beban tetap (steady) dapat dijabarkan sebagai


berikut :
M.y
σb =
I
Keterangan :
M = Momen lentur/internal resisting moment (N.m)

σb = Tegangan lentur maksimum (N/ m2)


I = Inersia penampang (m4)
y = Jarak antara sumbu netral dengan titik pada irisan dimana
terdapat tegangan lentur yang tegak lurus diukur terhadap
sumbu netral (m)

3
Popov, E.P, Mekanika Teknik, Edisi Kedua. Terjemahan oleh Zainul Astamar Tanisan. (Jakarta :
Penerbit Erlangga, 1983), hal. 131-146
13

2.7 Inersia Penampang4

Momen inersia penampang adalah suatu sifat kekauan yang


ditimbulkan dari hasil perkalian luas penampang dengan kuadrat jarak ke
suatu garis lurus atau sumbu.

 Rumus inersia penampang persegi dan penampang lingkaran.

1 𝜋
𝐼𝑥 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐼𝑦 = 𝑏ℎ3 𝐼𝑝 = 𝑑4
12 32

Gambar 2.7 Rumus dan Ilustrasi Momen Inersia

2.8 Titik Pemberat (Centroid)

Suatu benda tegar dianggap tersusun dari banyak partikel


karenanya gaya gravitasi bekerja pada tiap-tiap partikel tersebut. Dengan
kata lain, setiap partikel mempunyai beratnya masing-masing. Titik berat
suatu benda adalah suatu titik pada benda tersebut atau di sekitar benda
tersebut di mana berat semua bagian benda terpusat pada titik tersebut.

- Untuk menggunakan massa

- Untuk benda 2 dimensi (A= Area Luas)

- Untuk benda 3 dimensi (V = Volume)

4
Spotts, M.F. (1981) Design of machine elements. Fifth Edition. New Delhi : Prentice-Hall of
India Private Limited. ( Hal 11-15)
BAB III
PENGUMPULAN DATA

3.1 Pengenalan Produk

Selain memproduksi komponen otomotif PT. Aisin Indonesia juga


membuat mesin untuk menunjang proses produksi baik untuk mesin
produksi in-plant maupun out-plant yaitu Equipment Development bagian
dari Engineering Departement. Pada tahun sebelumnya Equipment
Development telah membuat mesin Rear Tab Bending untuk proses
bending pada produk Rail Seat di PT. XYZ, dimana hanya terdapat 2
model/type dari Rail Seat yang dapat diproses di mesin tersebut yaitu Rail
Seat B1221N Rear & Rail Seat B1241D Rear.

Berikut ini produk Rail Seat yang diproduksi oleh mesin Rear Tab
Bending sebelumnya :

(i)

(ii)
Gambar 3.1 Rail Seat type B1221N Rear (i), Rail Seat type B1241D Rear (ii)

Rail Seat atau komponen inti dari Slider Unit tidak bisa dipisahkan
dengan mobil secara keseluruhan, karena Rail Seat salah satu part
penyusun dari Car Seat (jok mobil) yang berfungsi untuk mengatur posisi
maju/mundurnya Car Seat (jok mobil) pengemudi maupun penumpang
bagian depan dan merupakan komponen interior mobil yang bertujuan
untuk memberikan kenyamanan bagi pengemudi dan penumpang.

14
15

Rail Seat ini terdiri dari berbagai macam sub komponen yang
dibuat dengan beberapa proses seperti blanking, stamping, drawing, serta
bending yang dirakit menjadi satu dan menghasilkan suatu fungsi.
Beberapa sub komponen rail seat yang mempunyai fungsi penting antara
lain: upper rail, lower rail dan locking wire. Sub komponen itu
mempunyai fungsi sebagai berikut :

1. Upper Rail berfungsi untuk menghubungkan car seat dengan slider


unit. Penghubungnya menggunakan nut.

Gambar 3.2 Upper Rail

2. Lower Rail berfungsi untuk menghubungkan slider unit dengan body


frame mobil. Penghubungnya menggunakan nut.

Gambar 3.3 Lower Rail


16

3. Locking Wire berfungsi untuk mengunci dan me-release slider unit


(Upper Rail & Lower Rail) . Penguncinya berupa flange bergerigi yang
berkaitan dengan lower rail.

Gambar 3.4 Locking Wire

Dari ketiga sub komponen rail seat tersebut, penulis memfokuskan


hanya pada proses bending komponen lower rail pada produk rail seat.
Berikut ini area produk yang diproses bending pada mesin Rear Tab
Bending sebelumnya, dapat dilihat pada gambar 3.5 :

} B1241D
(i)

} B1221N
(ii)

Gambar 3.5 Area bending Rail Seat type B1241D Rear (i), type B1221N Rear (ii)
17

Dari gambar 3.5 diatas terlihat jelas jarak dimensi yang sama untuk
proses bending dari kedua model/type rail seat yang diproduksi
menggunakan mesin Rear Tab Bending sebelumnya yaitu sebesar 52.5
mm untuk outside dan 114 mm untuk area inside. Namun keduanya
memiliki perbedaan yaitu pada fix bolt dari sub komponen lower rail,
dimana pada produk lower rail rear inner B1241D terdapat 5 fix bolt
sedangkan pada lower rail rear outer hanya terdapat 4 fix bolt.

Untuk tambahan produk baru yang nantinya akan diproduksi di


mesin ini, dapat dilihat pada gambar 3.6 berikut ini :

} B1111D
(i)

} B1121D
(ii)

Gambar 3.6 Area bending Rail Seat type B1111D Rear (i), type B1121D Rear (ii)

Pada gambar 3.6 diatas terlihat jelas jarak dimensi untuk proses
bending dari kedua model/type rail seat yang diproduksi menggunakan
mesin Rear Tab Bending yang akan dibuat. Dimensi pada type/model
B1111D yang ditunjuk pada gambar 3.6 (i) untuk proses bending outside
dari part lower rail front outer dan untuk type/model B1121D yang
ditunjuk pada gambar 3.6 (ii) untuk proses bending inside dari part lower
rail front inner.
18

Sedangkan perbedaan lainnya yaitu pada fix bolt dari sub komponen upper
rail, dimana pada produk upper rail front outer B1111D hanya terdapat 3
fix bolt dan pada upper rail front inner B1121D terdapat 4 fix bolt. Dan
untuk persamaan dari kedua model/type rail seat yaitu pada bagian lower
rail front outer & lower rail front inner, keduanya sama-sama tidak
memiliki fix bolt.

Berikut ini merupakan gambar 3D dari salah satu model/type dari


produk rail seat yang sebelumnya sudah diproduksi pada mesin rear tab
bending yang dapat dilihat pada gambar 3.7 berikut :

Gambar 3.7 Area bending pada salah satu produk di mesin sebelumnya

Lingkaran biru pada gambar 3.7 diatas menunjukan area yang di-
bending pada mesin sebelumnya, area tersebut merupakan area bending
outside dari produk rail seat yang dimana telah dijelaskan jarak
dimensinya pada gambar 3.5 dihalaman sebelumnya. Sedangkan untuk
area inside belum ada yang di-bending pada produk tersebut.
19

Oleh karena adanya produk baru tersebut yang telah dijelaskan


pada paragraf sebelumnya dan dapat dilihat pada gambar 3.6 dihalaman
sebelumnya, hal ini menjadi salah satu tuntutan untuk meng-improve
mesin rear tab bending sebelumnya menjadi mesin yang mampu
memproses kekurangan yang terjadi dan memenuhi tuntutan-tuntutan yang
lainnya yang telah diminta oleh user yang bersangkutan.

3.2 Langkah Proses Rear Tab Bending Machine ( Before )

Pada gambar 3.5 diatas terdapat lingkaran merah yang


menjelaskan bahwa diarea yang ditunjuk oleh anak panah tersebut terjadi
proses bending oleh mesin Rear Tab Bending sebelumnya dan oleh karena
itu, dibawah ini akan dijabarkan step by step ilustrasi dari langkah proses
pada mesin Rear Tab Bending sebelumnya yang dapat dilihat pada tabel
3.1 berikut ini :

Tabel 3.1 Langkah proses Rear Tab Bending Machine (Before)

No Langkah Proses Ilustrasi Waktu

Letakan workpiece
1 2’
di jig slider
Datum Datum
Proximity

Forward

Jig slider berjalan


2 1.5’
forward

Silinder clamp
turun, kemudian
3 0.5
mencekam
workpiece Clamp
20

Lanjutan Tabel 3.1 Langkah proses Rear Tab Bending Machine (Before)
No Langkah Proses Ilustrasi Waktu
Silinder bending
maju untuk mem-
4 1’
bending workpiece
dari dua sisi (kanan &
kiri)

Silinder bending
5 1’
mundur

Silinder clamp
6 0.5’
melepas workpiece

Clamp

Reverse
Jig slider berjalan
7 1.5’
reverse sampai home

Silinder ejector naik


8 dan workpiece ke 0.5’
angkat
Ejector Up

Silinder
chute
9 0.5’
mendorong
workpiece sampai
keluar dari jig slider

Workpiece berhenti
10 1’
di uke

Uke
21

3.3 Design Rear Tab Bending Machine ( Before )

Berikut ini merupakan mesin Rear Tab Bending sebelumnya yang


hanya mem-proses 2 model/type dari Rail Seat, dapat dilihat pada Gambar
3.8 dibawah ini :

Gambar 3.8 Mesin Rear Tab Bending sebelumnya

Untuk general component rear tab bending machine sebelumnya


dapat dilihat pada gambar 3.9, gambar 3.10 dan gambar 3.11 berikut ini :

Tidak adanya
base plate
cylinder IAI

Tidak adanya
cylinder IAI

(A) (B)

Gambar 3.9 Mesin Rear Tab Bending before (A) & Jig Unit (B) (tampak atas)
22

Tidak ada Tidak ada guide shaft


base slider untuk clamping
clamp

Clamping Unit fixed


Bracket scan Barcode fixed

Tidak ada komponen


Cylinder clamp
penyusun bending area
diubah dari
inside sehingga hanya
MGPM 50-50
dapat melakukan 1
ke CDLM2F40-
proses bending (lh &
100
rh) dalam satu siklus

Gambar 3.10 Mesin Rear Tab Bending sebelumnya (tampak samping)

Tidak ada pilla


A002 & A003
Cylinder bending hanya
ada 2 (LH & RH)

Gambar 3.11 Mesin Rear Tab Bending sebelumnya (tampak depan)

Gambar 3.8, 3.9, 3.10, 3.11 diatas dapat dijadikan acuan dari
klasifikasi perancangan. Sehingga dapat diketahui komponen penunjang
perancangan mesin Rear Tab Bending ini. Kemudian untuk detail
component portion dari rear tab bending machine ini sebagai berikut :
23

(i) (ii)

Gambar 3.12 Rear Tab Bending Machine (i) , Jig & Slider System Portion (ii)

(a) (b)

Gambar 3.13 Detail Bending Punch (a), Detail Clamp Product (b)
24

(x) (y)

Gambar 3.14 Detail Chute FG (x), Detail Ejector Product FG (y)

Pada gambar 3.12 (i) tampak keseluruhan componenet dari mesin


sebelumnya, terdapat beberapa lingkaran hitam yang merupakan detail
portion yang akan diperbesar dan ditampilkan pada gambar 3.12 (ii),
gambar 3.13 (a,b), dan gambar 3.14 (x,y). Untuk gambar 3.12 (ii)
menjelaskan detail dari Jig & Slider System tanpa dandory jig. Gambar
3.13
(a) menjelaskan area bending punch yang melakukan proses bending dari
sisi kanan dan kiri, gambar 3.13 (b) menjelaskan clamp system pada
produk yang mencekam produk dari sisi atas kearah tengah produk,
gambar 3.14
(y) menjelaskan proses eject product saat jig portion berada pada home
position, dan gambar 3.14 (x) menjelaskan posisi tempat produk Finish
Good sementara.
25

3.4 Pengembangan Konsep Rear Tab Bending Machine

Pengembangan konsep desain Rear Tab Bending Machine ini


dilakukan karena adanya requirement dari PT. XYZ terkait penambahan
model/type produk Rail seat yang diproduksi pada perusahaan tersebut
serta untuk melokalitaskan mesin yang sebelumnya didapat dari negara
luar dengan harga yang tinggi dan waktu pemesanan maupun pengiriman
yang lama. Permintaan akan produk baru menuntut perusahaan untuk
membuat mesin produksi yang memiliki teknologi sesuai dengan
perkembangan jaman, mudah untuk dimodifikasi dan mudah untuk
dilakukan perawatan yang tentunya dengan biaya yang rendah. Mesin
Rear Tab Bending sebelumnya memiliki beberapa kekurangan antara lain:

1. Produk dalam keadaan ter-locking, sehingga hanya dapat melakukan


satu proses bending dalam satu siklus, sisi kiri dan sisi kanan. Karena
produk rail seat B1221N rear dan rail seat B1241D rear sama dalam
dimensi bending outside, jadi dua model/type ini bisa diproses dalam
keadaaan ter-locking.
2. Bracket atau dudukan dari silinder clamping ini bersifat fixed sehingga
tidak bisa melakukan proses clamping apabila memiliki model/type
yang berbeda.
3. Tidak adanya type jig, sehingga hanya bisa melakukan proses bending
pada model/type yang berbeda dengan jarak dimensi bending yang
sama. Tapi untuk jarak dimensi bending yang berbeda belum bisa.
4. Bracket atau dudukan dari Sensor scan barcode ini bersifat fixed
sehingga untuk men-detect barcode dengan model/type yang berbeda
belum bisa.
26

Oleh karena itu, diperlukan mesin yang menunjang proses produksi


penambahan model/type pada produk Rail seat itu dengan menjadikan
mesin Rear Tab Bending yang sebelumnya untuk proses bending Rail Seat
tersebut sebagai referensi dari Rear Tab Bending Machine yang akan
dibuat yang meliputi cara kerja dan spesifikasi yang sudah ada serta
dengan spesifikasi dan cara kerja tambahan sesuai dengan Demand &
Wishes yang diminta. Dari penggabungan antara desain mesin yang
sebelumnya dengan tambahan improvement baik fungsi dan komponennya
nanti, diharapkan dapat menghasilkan konsep Rear Tab Bending Machine
terbaik. Yang dimana perbedaan sebelum dan sesudah proses improvement
Rear Tab Bending Machine ini dapat terlihat.

3.5 Pengumpulan Daftar Kebutuhan

3.5.1 Data Design Requirement

Demand merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki mesin


sebagai sarana pemecah masalah yang ada. Klasifikasi yang termasuk
kedalam demand harus dipenuhi pada setiap kondisi yang ada. Wishes
merupakan syarat yang masih bisa dipertimbangkan keberadaannya
sebagai nilai tambah yang terdapat pada mesin tersebut. Klasifikasi yang
termasuk kedalam wishes adalah persyaratan yang diinginkan apabila
memungkinkan.

D = Demand ( Tuntutan )

W = Wishes ( Keinginan )
27

Tabel 3.2 Design Requirement Rear Tab Bending Machine

No. Aspek D/W Keterangan PIC


Dapat mendetect positioning benda kerja
1 D
(Rail Seat) agar dapat diproses
Dapat mendetect model/type dari benda
2 D
Fungsi kerja (Rail Seat) AKA
Dapat mem-bending bagian dari benda
3 D
kerja (Rail Seat)
4 D Dapat meng-eject benda kerja dari chute
5 D Tinggi mesin kurang dari 1500mm
Geometri Panjang dan Lebar mesin Maks. 2000mm AKA
6 D
& 700mm
7 D Bagian berbahaya diberi pengaman
Safety AKA
8 D Aman dalam pengoperasian
9 Proses D Mudah dalam proses fabrikasi dan presisi
AKA
10 Manufaktur W Biaya murah
11 D Mudah perawatannya
Maintenance AKA
12 W Mudah dibersihkan
Operation
13 D 10s/ siklus AKA
Time
Memiliki bentuk yang bagus (Hasil
14 Estetika W AKA
machining dan welding rapi)
BAB IV
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

4.1 Spesifikasi Mesin Rear Tab Bending

Berdasarkan konsep dan kekurangan – kekurangan yang ada pada


Rear Tab Bending sebelumnya serta adanya penambahan baik fungsi
maupun produk yang dihasilkan, maka ditentukanlah spesifikasi mesin
yang akan dibuat. Berikut ini adalah spesifikasi mesin Rear Tab Bending
yang akan dibuat :

Tabel 4.1 Spesifikasi Mesin Rear Tab Bending

No Specification Description

1 Overall Dimension 1600mm x 660mm x 1400mm


2 Material MIX
3 Berat total ± 180 Kg
4 Perawatan Cukup dilumasi oli / grease
5 Mekanisme Clamping, Bending, Slider Jig Unit
6 Operation Manual & Auto
7 Cost > Rp. 180.000.000
8 Standard Part Misumi, SMC, THK, IAI

Spesifikasi pada tabel 4.1 diatas ditentukan berdasarkan


permintaan user, spesifikasi produk serta diskusi dengan team EQDEV,
maka didapat spesifikasi tersebut. Untuk biaya pengeluaran dan berat total
mesin, penulis menentukan berdasarkan jenis material dan volume part.

28
29

4.2 Alur Proses Pembuatan Mesin Rear Tab Bending

Proses pembuatan mesin pada PT. Aisin Indonesia dapat dilihat


pada flow chart sebagai berikut :

Proposal
Improvement Request
Capacity
Machine Feasibility Feasibility Study
User Request Study Schedule
Cost & Benefit

NG
OK / NG
Feasibility Study Request For Quotation
Schedule Concept Design
OK
Cost & Benefit Schedule
Order Decision Standard List

Quotation Ordering Pre Order


Concept Design
Schedule

Design Part List


Machine Standard Wiring Diagram
Safety Standard Drawing Design
Design Approval
OK / NG
NG
OK
Part List Approval
Wiring Diagram
Drawing Design
Design Approval

Making

- Critical Part
Machine Standard
Safety Standard - Wiring Diagram
Trial & Verification
Pengecekan Mesin baru - Part List
- Ladder Diagram
NG
OK / NG
OK
Project Report
Machine Number Closing
Manual Book
Handover Machine

Gambar 4.1 Alur Pembuatan Mesin Rear Tab Bending di PT. Aisin Indonesia
30

Flow Process diatas menjelaskan runtutan pembutan mesin rear


tab bending yang dimulai dari pengambilan data-data sampai proses
terakhir yaitu closing/handover mesinnya. Pada proses desain memerlukan
referensi data mesin yang pernah ada dan pernah dibuat, dari situ bisa
didapatkan sistem/cara penekukan dan fungsional dari mesin rear tab
bending ini. Oleh karena itu, penulis akan membahas prosesnya secara
detail.
Adanya perancanan dan pembuatan mesin ini berawal dari user
yang meminta pembuatan mesin didasari oleh adanya improvement
request, proposal ataupun capacity. Setelah adanya permintaan mesin, lalu
dikaji kemungkinan-kemungkinan seperti cost & benefit serta scheduling.
Jika OK maka dilanjutkan tahap berikutnya dan jika NG dikembalikan lagi
kepada user. Tahap selanjutnya adalah keputusan permintaan, yaitu
memutuskan konsep desainnya, standardnya dan schedule-nya. Kemudian
dilanjutkan oleh desain, pada proses ini ada beberapa yang harus
terpenuhi, yaitu standard mesin dan standard safety. Design juga
menghasilkan part list, wiring diagram, drawing, dan design approval.
Jika OK maka lanjut ke tahap berikutnya, jika NG maka redesign. Jika
part list, wiring diagram, drawing dan design approval-nya OK maka
lanjut ke tahap making. Dalam proses ini diawali dengan adanya
pemesanan komponen yang telah ditentukan, kemudian merakit komponen
yang ada dan pengkabelan, serta pembuatan sistem kontrol. Setelah proses
making selanjutnya adalah proses trial & verification. Pada proses trial,
semua komponen yang terpasang pada kesatuan unit mesin akan dicoba
fungsi nya, baik yang making part, standart part dan electrical part-nya.
Dan juga untuk menguji safety standard serta pengujian produk. Jika NG
akan dilakukan trial ulang. Jika OK lanjut ke tahap berikutnya yaitu
pembuatan manual book, machine number, serta machine handover.
Disini penulis akan lebih fokus pada proses pembuatan dan
perhitungan gaya yang diterima oleh stopper block dan stopper jig
terhadap slider jig.
31

4.3 Desain Mesin Rear Tab Bending

Mesin didesain dengan berdasarkan pada referensi sebelumnya


yang telah dijelaskan pada point 3.3 dan dilakukan pengembangan yang
ada pada point 3.4 serta penambahan baik fungsi maupun produk yang ada
pada point
3.5. Setelah digabungkan dan dipelajari didapatkan spesifikasi mesin yang
akan dibuat, serta akan dibahas pada sub-sub bab berikut ini :

4.3.1 Konsep Mesin


Konsep mesin rear tab bending ini sama seperti mesin
sebelumnya, yaitu untuk menekan side of product yang telah diletakan
pada slider jig. Ada beberapa hal yang membuat mesin ini berbeda, yaitu :
1. Part yang diproses bisa tidak dalam keadaan ter-locking

Karena datum pada Slider Jig


sudah dibuat Flexible, sehingga
bisa diatur sesuai dengan
dimensi dari setiap model/type
baik yang B1221N dan
B1241D maupun yang
B1111D dan B1121D.

Datum Pin
Locating Pin
Locating Hole

Gambar 4.2 Jig dandory yang flexible

2. Bisa memproses 4 type/model produk

Agar mesin rear tab bending mampu memproses 4


type/model, perlu ada nya penambahan komponen baik pada jig
unit maupun pada bending unit. Perubahan pada jig unit sudah
djelaskan pada gambar 4.2 diatas, sedangkan untuk penambahan
komponen pada bending unit akan dijelaskan pada gambar 4.3
berikut :
32

Tambahan Silinder bending


Silinder bending utama

Jaws Holder Side Pusher Adjusting Bolt Plate


Tambahan Silinder bending

Gambar 4.3 Tambahan komponen untuk dapat memproses 4 type/model

3. Melakukan 2 proses bending dalam satu siklus

Yang dimana 2 proses bending ini digunakan untuk mem-


bending area outer dan inner pada keempat produk rail seat. Untuk
dapat melakukan 2 proses bending dalam satu siklus dibutuhkan
tambahan komponen untuk mendukung hal tersebut. Penambahan
komponen ini telah dijelaskan pada gambar 4.3 diatas. Berikut ini
merupakan ilustrasi dari 2 proses dalam satu siklus, pada gambar
4.4 dibawah ini :

Gambar 4.4 Penjelasan 2 proses dalam satu siklus


33

Dari gambar 4.4 diatas, arah panah merah dari kiri dan kanan
merupakan tanda pergerakan silinder yang medorong plate, jaws
holder, adjusting bolt, side pusher, yang pada akhirnya jaws
mendorong side of product bagian outer hingga kemiringan 50°.
Sedangkan untuk anak panah merah dari bawah merupakan tanda
pergerakan silinder yang mendorong punch keatas sehingga punch
for bending tertekan dan bergeser ke kanan dan kiri yang
mengakibatkan side of product bagian inner tertekuk (bending).
Karena kedua pergerakan silinder ini bersamaan, maka mesin ini
dapat melakukan 2 proses bending dalam satu siklus.

4. Clamping cylinder flexible (Advance & Reverse)

Untuk Clamping cylinder-nya sendiri berbeda jauh dari


design sebelumnya, karena apabila produk baru yang bersifat
unlocking akan diproses di design mesin sebelumnya maka akan
terjadi tidak seimbang dan unclamp yang dikarenakan dimensi dari
produk yang berbeda (lihat gambar 3.5 dan 3.6). Maka dari itu
untuk menanggulangi hal tersebut, dibuatlah konsep dari clamping
unit ini bersifat slider agar saat clamping turun bisa langsung
mencekam sesuai dengan produknya yang memiliki dimensi yang

berbeda.

(a) (b)
Gambar 4.5 Perbedaan clamping unit sebelumnya dan sesudahnya

Dari yang sebelumnya berbentuk fixed (Gambar 4.5 (a)) menjadi


flexible (Gambar 4.5 (b)).
34

5. Bracket sensor scan barcode flexible

Dan yang terakhir perbedaan dari konsep sebelumnya yaitu


pada bracket sensor scan barcode-nya yang dimana pada design
sebelumnya bracket sensor scan barcode bersifat fixed sehingga
saat produk memiliki dimensi yang berbeda (lebih panjang) karena
produk dalam keadaan unlocking maka scan barcode tidak dapat
mendeteksi QR-Code yang ada pada produk. Oleh karena itu, pada
konsep mesin improvement ini dibuat bracket scan barcode yang
flexible dengan dudukan bracket yang menyatu pada plate
clamping.

Bracket Scan Barcode


Bracket Scan Barcode

Plate Clamping

Datum Clamping

Gambar 4.6 Posisi bracket scan barcode pada clamping unit (after)

4.3.2 Design
Setelah konsep design telah ditentukan maka dilanjutkan dengan
pembuatan design untuk mesin tersebut, berikut ini gambar dari design
mesin tersebut.

Gambar 4.7 Desain Mesin Rear Tab Bending (After)


35

4.3.2.1 Bending Unit


Bending Unit ini merupakan komponen penyusun utama
dalam mesin ini, dalam arti lain bending unit ini adalah
pemeran utama yang dimana produk yang dihasilkan dari
mesin ini berasal dari bending unit. Pada bending unit ini
menggunakan silinder dari SMC dengan tambahan bracket,
jaw holder, adjusting bolt, jaws, shim dan stopper bolt.

Tambahan Silinder bending

Jaws Holder Adjusting Bolt Plate

Tambahan Silinder bending

Komponen Tambahan setelah di improve

Gambar 4.8 Detail Design Bending Unit pada Mesin Rear Tab Bending (After)
36

4.3.2.2 Jig Unit


Jig Unit berfungsi sebagai penyangga produk, positioning
center untuk produk yang akan di proses, dan dandory
type/model produk sekaligus jig unit ini bergerak maju dan
mundur membawa produk untuk di proses.

Komponen Tambahan setelah di improve

Gambar 4.9 Detail Design Jig Unit pada Mesin Rear Tab Bending (After)
37

4.3.2.3 Frame Unit


Frame unit berfungsi sebagai penopang atau penyangga
komponen mesin yang didesain dengan 4 kaki tersusun dari
kerangka besi hollow. Dan untuk bagian bawah kaki frame
unit ini menggunakan leveling pad.

Gambar 4.10 Detail Design Frame Unit pada Mesin Rear Tab Bending (After)

4.3.2.4 Clamp Unit


Clamp Unit berfungsi sebagai penjepit atau pengunci
produk saat dilakukannya proses bending. Untuk mesin
rear tab bending sebelumnya clamp unit berbentuk fix,
tetapi berbeda dengan yang sudah di-improve, clamp unit
berbentuk flexible.
38

Komponen Tambahan setelah di improve

Gambar 4.11 Detail Design Clamp Unit pada Mesin Rear Tab Bending (After)

4.3.2.5 Ejector Unit & Chute Finish


Ejector Unit berfungsi sebagai kesatuan perangkat/ unit
untuk mengeluarkan benda kerja atau produk finish good
yang telah selesai diproses. Sedangkan untuk chute unit
yang dimaksud ini yaitu berfungsi sebagai seluncuran untuk
produk setelah di eject dan tertampung sementara di uke.

Gambar 4.12 Detail Design Ejector Unit & Chute Finish pada Mesin R T B (After)
39

4.4 Perencanaan Proses Manufaktur

Setelah konsep dan desain di approve, maka dilanjutkan pada


perencanaan proses manufaktur mesin tersebut. Perencanaan proses
manufaktur diawali dengan memesan komponen yang telah ditentukan
pada proses desain, selanjutnya diproses ini terdapat pengelompokan
komponen antara standart part & making part. Standart part adalah part
yang sudah ada di pasaran dan sudah ada standardnya serta tidak perlu
diproses manufaktur lagi. Sedangkan untuk making part adalah part yang
sudah didesain 3D maupun 2D tetapi proses manufakturnya dikerjakan
diluar PT. AII kemudian baru adanya penerimaan komponen dari vendor.
Jadi pada dasarnya, PT. AII hanya melakukan proses perancangan dan
pembuatan mesin tanpa melakukan proses manufaktur per komponen
penyusunnya dan untuk step ini dilakukan oleh supplier yaitu PT. Seiki
Tekhnik dan PT. Trimitra Engineering Perkasa.

Untuk pengelompokan part ini bertujuan untuk mempermudah dan


mempercepat dalam proses pengerjaannya. Material standart part tersebut
pada umumnya menggunakan material mix, dimana material yang
digunakan yaitu : PE, S45C, SPCC, SCM435, SS400, STKM SPHC, Alloy
Solid, 1018 Carbon Steel, SUJ2, 1045 Carbon Steel, SUS304, dan SKS93.
Untuk pemilihan standart part ini, dilakukan dengan cara melihat katalog
dari masing-masing brand baik melalui katalog manual mapun software.
Berikut ini adalah data standart part list yang dijabarkan pada tabel 4.2.

 Standart Part List

Tabel 4.2 Standart Part List

Part Code Part Name Qty


NLR10-130 ENGINEERING PLASTICS RAIL 2
FJX10-1.25 FLOATING JOINT 2
SMKB6-5 SPACE COLLAR 4
CLSWH6-36-F10-T10 CANTILEVER PIN 1
STEHN10 STOP PIN 4
40

Lanjutan Tabel 4.2 Standart Part List

Part Code Part Name Qty


ANBH8-25 SCREW STOPPER 1
ANBH8-30 SCREW STOPPER 5
TSBSE8-10 SCREW STOPPER 2
STEHN10B STOP PIN 1
CBS8-16 LOW HEAD CAP SCREWS 4
STEHN17 STOP PIN 4
ANBH16-60 SCREW STOPPER 4
AJKC12-30 BLOCKS FOR ADJUSTING BOLTS 4
AJSTF12-25 ADJUSTING BOLTS 4
STEHN8 STOP PIN 2
SELBN13-70 SLIDE GUIDE 1
SELBNL13-80 SLIDE GUIDE 1
BPJF5 PLUNGER 4
MSCLB32-H44-M5 BRACKETS FOR AIR CYLINDERS 1
AJLSTT8-25 LOCATING BLOOK 2
HLRC10 FLOATING JOINT 1
FJD8-1.25-6 FLOATING JOINT 1
ANBN5-40 SCREW STOPPER 1
HXCS20 MAGNETS WITH HOUSINGS 2
FJMX5-0.8 FLOATING JOINT 1
C-MPBZ10-12 OIL FREE BUSH C-VALUE TYPE 1
ETKRS12-35-SC10-LKC CIRCULAR POST 2
SELB20-160 SLIDE GUIDE 1
SELBN20-160 SLIDE GUIDE 1
SCD25 SET COLLAR 2
WSSB15-8-1 WASHER 2
FWSSB-D13-V0-T5 WASHER 2
MFMW25 OIL FREE BUSH 2
SFJZ25-300-M12-N12-
LINEAR SHAFT 2
SC0
SHFT25 SHAFT HOLDER 2
STPAHR15-L45.00 LOCATING PIN 2
LPHT10-L40.0 LOCATING PIN 1
CBSS4-10 EXTRA LOW HEAD CAP SCREWS 4
ETKRS30-232-SC10 CIRCULAR POST 4
STHRB35 SHAFT HOLDER 4
MFMS-S35 OIL FREE BUSH 4
PSFJW35-310-M16-N16 LINEAR SHAFT 4
WSSB50-16-10 WASHER 4
STHCB35 SHAFT HOLDER 4
FJA36 FLOATING JOINT 1
41

Lanjutan Tabel 4.2 Standart Part List

Part Code Part Name Qty


SWH12-60 COIL SPRING 2
SCSP35-15 SET COLLAR 4
PCIMRS10-13-1.0 SHIMS 2
NLR10-210 ENGINEERING PLASTICS RAIL 2
NLR10-100 ENGINEERING PLASTICS RAIL 1
CBSS6-10 EXTRA LOW HEAD CAP SCREWS 2
JBAFMP10-P6.00-L8.0 LOCATING BUSH 3
JBPEM10-P8.00-W6.00-
LOCATING BUSH 4
L10
CBSA2.5-8 BOLT 4
HFS6-3030-1240 ALUMINUM FRAME 2
HFS6-3030-660 ALUMINUM FRAME 1
HFS6-3030-600 ALUMINUM FRAME 3
HFS6-3030-590 ALUMINUM FRAME 2
HFS6-3030-540 ALUMINUM FRAME 2
HFS6-3030-700-Z6-
ALUMINUM FRAME 2
XA150-XB550
HFS6-3030-660-Z6-
ALUMINUM FRAME 1
XA130-XB530
HFS6-3030-600-Z6-
ALUMINUM FRAME 1
XA100-XB500
BRACKETS FOR ALUMINUM
HBLFSN6 28
FRAME
NFJN16-150 ADJUSTER PADS 4
NFJNF12-100 ADJUSTER PADS 4
HNTT6-6 NUTS FOR ALUMINUM FRAME 111
HNST6 NUT STOPER FOR ALUMINUM FRAME 111
J-1415 FLOATING JOINT 1
SHS15LV1UU+460L LM GUIDE 2
SHS15V2UU+580L-II LM GUIDE 2
TKP35H22-
CABLEVEYOR 1
30W38R37+11L
TKP35H22-
CABLEVEYOR 1
30W25R37+10L
MGPM20-100Z GUIDE CYLINDER 1
D-M9BWL REED SWITCH 24
AS2201F-01-08SA SPEED CONTROL 14
MGPM32-50Z GUIDE CYLINDER 2
MDB1B32-350Z CYLINDER 1
CDLM2B40-100-E FINE LOCK CYLINDER 1
MGPM80-25Z GUIDE CYLINDER 4
AS3201F-03-08SA SPEED CONTROL 8
42

Lanjutan Tabel 4.2 Standart Part List

Part Code Part Name Qty


CDQ2B32-35DZ COMPACT CYLINDER 1
CQUB25-15 CYLINDER 1
CDS2WB160-50Z CYLINDER 1
NT-16 NUT 16 1
SS5Y5-10L23-06B-C8 MANIFOLD ASSEMBLY 2
SY5300-5U1 SELENOID 5
SY5400-5U1 SELENOID 7
TU0805B-20 TUBING Ø8mm 1
RCP6-RA6R-WA-42P-6-
ROBO CYLINDER IAI 1
300-P3

 Making Part List

Material making part tersebut pada umumnya menggunakan material mix,


dimana material yang digunakan yaitu : SS400, SS400-D, SKS3, SPHC,
S45C, SKD11, SKH51, SUS304, dan Mc Nylon. Berikut ini adalah data
making part list yang dijabarkan pada tabel 4.3.

Tabel 4.3 Making Part List


Part Code Part Name Qty
MMS0070-A0001-00 MAIN BASE 1
MMS0070-A0002-00 PILLA 2
MMS0070-A0003-00 PILLA 2 2
MMS0070-A0004-00 LM BASE PLATE 1
MMS0070-A0005-00 PLATE 1
MMS0070-A0006-00 PLATE 2 1
MMS0070-A0007-00 PIN 1
MMS0070-A0008-00 READER PLATE 2
MMS0070-A0009-00 ANGLE 1
MMS0070-A0010-00 ANGLE 2 1
MMS0070-A0011-00 BLOCK 1
MMS0070-A0012-00 BKT 1
MMS0070-A0013-00 LIFT PLATE 1
MMS0070-A0014-00 CYLINDER PLATE 1
MMS0070-A0015-00 STOPPER PLATE 1
MMS0070-A0016-00 LOCATING PLATE 1
MMS0070-A0017-00 PLATE 3 2
MMS0070-A0018-00 BIND 1
43

Lanjutan Tabel 4.3 Making Part List


Part Code Part Name Qty
MMS0070-A0019-00 STOPPER 1
MMS0070-A0020-00 PUNCH 1
MMS0070-A0021-00 PUNCH 2 1
MMS0070-A0022-00 SLIDE PLATE 1
MMS0070-A0023-00 HIGHT BLOCK 1
MMS0070-A0024-00 BACKUP BLOCK 1
MMS0070-A0025-00 SLIDE GUIDE 4
MMS0070-A0026-00 BLOCK OCCUNTER 2
MMS0070-A0027-00 STOPPER BLOCK 4
MMS0070-A0028-00 SHIM 1
MMS0070-A0029-00 BKT 2 2
MMS0070-A0030-00 PLATE 4 4
MMS0070-A0031-01 JAW HOLDER 2
MMS0070-A0031-02 JAW HOLDER 2 2
MMS0070-A0032-00 SIDE PUSHER 4
MMS0070-A0033-01 JAW 2
MMS0070-A0033-02 JAW 2 2
MMS0070-A0034-00 RIB 2
MMS0070-A0035-00 BLOCK 2 4
MMS0070-A0036-00 PLATE 5 1
MMS0070-A0037-00 PLATE 6 1
MMS0070-A0038-00 SUB BASE 1
MMS0070-A0039-00 BLOCK 3 1
MMS0070-A0040-00 BLOCK 4 1
MMS0070-A0041-00 PIN 1
MMS0070-A0042-00 SENSOR BLOCK 2
MMS0070-A0043-00 JPGJS10S 1
MMS0070-A0044-00 JPDJS10 1
MMS0070-A0045-00 GUIDE PLATE 1
MMS0070-A0046-00 BKT 3 1
MMS0070-A0047-00 PLATE 7 1
MMS0070-A0048-00 PLATE 8 1
MMS0070-A0049-00 BLOCK 5 2
MMS0070-A0050-00 MAGNET HOLDER 1
MMS0070-A0051-00 SLIDE BLOCK 1
MMS0070-A0052-00 GUIDE BLOCK 2
MMS0070-A0053-00 ROD 1
MMS0070-A0054-00 BKT 4 1
MMS0070-A0055-00 PLATE 9 1
MMS0070-A0056-00 GUIDE 1
MMS0070-A0057-00 BKT 5 1
MMS0070-A0058-00 ANGLE 3 1
44

Lanjutan Tabel 4.3 Making Part List


Part Code Part Name Qty
MMS0070-A0059-00 BLOCK 6 1
MMS0070-A0060-00 BLOCK 7 2
MMS0070-A0061-00 STOPPER BLOCK 2 1
MMS0070-A0062-00 BLOCK 8 2
MMS0070-A0063-00 PLATE 10 1
MMS0070-A0064-00 BKT 6 1
MMS0070-A0065-00 BLOCK 9 2
MMS0070-A0066-00 BKT 7 1
MMS0070-A0067-00 BKT 8 1
MMS0070-A0068-00 UKE 1
MMS0070-A0069-00 SIM 1
MMS0070-A0070-00 SIM TRAY 4
MMS0070-A0071-00 STOPPER 1
MMS0070-B0001-00 BASE FRAME 1
MMS0070-B0002-00 FRONT COVER 1
MMS0070-B0003-00 FRONT COVER 2 2
MMS0070-B0004-00 COVER AREA SENSOR 6
MMS0070-B0005-00 PLATE 11 1
MMS0070-B0006-00 FLAME 1

4.4.1 Proses Assy

Part-part yang dijabarkan pada tabel 4.2.dan tabel 4.3


diatas, kemudian di rakit atau disatukan pada proses Assembly.
Proses perakitan dalam pembuatan mesin rear tab bending lebih
banyak menggunakan sistem bolt/nut. Ada pula yang menggunakan
mesin, yaitu mesin welding yang diperlukan dalam proses Assy
frame unit. Akan tetapi, untuk proses welding frame unit itu sudah
dilakukan oleh supplier sehingga saat frame unit diserahkan ke
pihak PT. AII sudah dalam keadaan rapi.

Dalam proses assembly ini ada beberapa hal yang harus


diperhatikan agar aktualnya sesuai dengan perencanaannya, hal
yang harus diperhatikan yaitu :
45

 Kerataan
Dimaksud kerataan disini yaitu agar keempat kaki utama
pada frame unit tersebut mempunyai ketinggian yang sama
atau seimbang.

 Centering
Centering berfungsi untuk meluruskan jig slider unit
dengan support block agar berada pada satu sumbu,
sehingga produk dapat diproses.

 Ketegaklurusan
Dimaksud agar mesin tidak miring, maka setiap mesin
harus memiliki center of gravity.

4.4.1.1 Sistem Bolt & Nut

Sistem bolt & nut adalah proses perakitan atau


menyatuan sementara menggunakan alat tambah yaitu
berupa bolt (baut) dan nut (mur), sistem ini mayoritas
digunakan dalam proses perakitan atau penyatuan mesin
rear tab bending. Penggunaan sistem ini bertujuan agar
mesin mudah di preventif dan mudah dilakukan
improvement.

4.4.2 Proses Assy Tambahan

Pada proses Assy tambahan ini, terdapat beberapa pekerjaan


tambahan seperti pengeboran, pembuatan ulir, pembuatan bracket,
dan proses rebuild mesin yang disebabkan karena material yang
korosi. Adanya penambahan proses tersebut dikarenakan ada
beberapa komponen yang tidak masuk pada design, beberapa
komponen yang harus menyesuaikan letaknya, dan ada beberapa
komponen yang bisa dibilang itu NG, sehingga harus di-repair
terlebih dahulu, serta ada juga yang karena ke-presisiannya.
46

Beberapa daftar tambahan pekerjaan yang dilakukan saat


perakitan mesin rear tab bending dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.4 Tambahan Pekerjaan saat Proses Assy


No. Pekerjaan Tambahan Fungsi
Pengeboran base plate jig, dan Untuk pemasangan sensor
1
pembuatan ulir pada lubang tersebut reader
Pengeboran frame dan pembuatan Untuk dudukan cable rail pada
2
ulir pada lubang tersebut frame
Pembuatan bracket sensor jarak Untuk tempat sensor pada
3
mesin
Rebuild mesin Dilakukan karena permukaan
4
material pada part terjadi karat
Proses repair part Terjadi karena part yang
5 dikirim supplier salah,
harusnya female malah male
Pembuatan bracket EMG Stop & Untuk tempat EMG Stop &
6
Start Switch Start Switch pada mesin
Untuk melebarkan
Penggerindaan hole pada lift plate &
7 hole/permukaan part yang akan
stopper guide
dipasang

4.5 Part Manufaktur

Proses ini dilakukan oleh supplier dan pengerjaannya dibagi


menjadi 5 sub unit, yaitu bending unit, jig unit, frame unit, clamp unit dan
ejector unit & chute finish. berdasarkan proses pengerjaannya, mesin rear
tab bending ini dikerjakan satu persatu part penyusunnya.
Berikut ini data part dari masing-masing sub unit penyusun yang
akan diproses, yaitu :
47

4.5.1 Bending Unit


Berikut ini komponen penyusun dari Bending Unit, yang
akan dipaparkan pada tabel 4.5 Part Sub Assy Bending Unit.
Tabel 4.5 Part Sub Assy Bending Unit
No Part Dimensi Qty Material Ket
1 MMS0070-A013-00 460 x 360 x 15 1 SS400 Making Part
2 MMS0070-A014-00 460 x 360 x 16 1 SS400-D Making Part
3 MMS0070-A015-00 260 x 230 x 16 1 S45C Making Part
4 MMS0070-A016-00 140 x 85 x 25 1 S45C Making Part
5 MMS0070-A017-00 38 x 32 x 9 2 SS400 Making Part
6 MMS0070-A018-00 Ø78 x 66 x 128 1 SKD11 Making Part
7 MMS0070-A019-00 Ø80 x 55 x 25 1 SS45C Making Part
8 MMS0070-A020-00 82 x 55 x 54 1 SKH51 Making Part
9 MMS0070-A021-00 82 x 55 x 54 1 SKH51 Making Part
10 MMS0070-A022-00 174 x 75 x 14 1 S45C Making Part
11 MMS0070-A023-00 53 x 22 x 54 1 S45C Making Part
12 MMS0070-A024-00 85 x 42 x 19 1 SKD11 Making Part
13 MMS0070-A025-00 53 x 22 x 26 4 S45C Making Part
14 MMS0070-A026-00 65 x 25 x 35 2 S45C Making Part
15 MMS0070-A027-00 38 x 36 x 32 4 S45C Making Part
16 MMS0070-A028-00 18 x 6 x 1 1 SUS304 Making Part
17 MMS0070-A029-00 245 x 200 x 96 2 SS400 Making Part
18 MMS0070-A030-00 236 x 92 x 22 4 SS400-D Making Part
19 MMS0070-A031-01 91 x 70 x 70 2 S45C Making Part
20 MMS0070-A031-02 91 x 70 x 70 2 S45C Making Part
21 MMS0070-A032-00 40 x 26 x 16 4 S45C Making Part
22 MMS0070-A033-01 40 x 18 x 6 2 SKD11 Making Part
23 MMS0070-A033-02 43 x 32 x 6 2 SKD11 Making Part
24 MMS0070-A034-00 220 x 80 x 16 2 SS400 Making Part
25 MMS0070-A035-00 50 x 19 x 3 4 SS400 Making Part
26 MMS0070-A070-00 17.8 x 5.8 x 3 4 SS400 Making Part
27 Stop Pin – STEHN17 17 x 17 x 19.6 4 SCM435 Standart Part
28 Adjusting Screw – ANBH16-60 60 x 24 x 27.7 4 S45C Standart Part
29 Block Adjuster – AJKC12-30 65 x 41 x 19 4 SS400 Standart Part
30 Adjusting Bolt – AJSTF12-25 71 x 19 x 17.5 4 S45C Standart Part
31 Washer - FWSSB Ø13 x 5 2 S45C Standart Part
32 Extra Low Head Cap – CBSS4-10 Ø8 x 11.5 4 SCM435 Standart Part
1018 Carbon
33 Circular Post – ETKRS Ø30 x 232 4 Steel
Standart Part
34 Holder for Shaft - STHRB35 Ø35 x 50 4 SS400 Standart Part
35 Oil Free Bushing – MFMS-S35 Ø82 x 68 4 SS400 Standart Part
36 Shaft – PSFJW-M16-N16 Ø35 x 310 4 SUJ2 Standart Part
37 Washer – WSSB Ø50 x 10 4 S45C Standart Part
38 Holder for Shaft – STHCB35 Ø35 x 50 4 SS400 Standart Part
39 Floating Joint – FJA36 Ø134 x 40 1 S45C Standart Part
40 Coil Spring – SWH12-60 Ø12 x 60 2 Alloy Steel Standart Part
41 Set collar – SCSP35-15 Ø35 x 15 4 S45C Standart Part
42 Extra Low Head Cap – CBSA2.5-8 Ø5 x 9.5 4 SCM435 Standart Part
43 Guide Cylinder – MGPM80-25 SMC 4 - Standart Part
44 Cylinder – CDS2WF SMC 1 - Standart Part
45 Nut – NT-16 SMC 2 - Standart Part
48

4.5.2 Jig Unit


Berikut ini komponen penyusun dari Jig Unit, yang akan
dipaparkan pada tabel 4.6 Part Sub Assy Jig Unit.
Tabel 4.6 Part Sub Assy Jig Unit
No Part Dimensi Qty Material Ket
1 MMS0070-A036-00 600 x 50 x 16 1 SS400-D Making Part
2 MMS0070-A037-00 600 x 50 x 16 1 SS400-D Making Part
3 MMS0070-A038-00 336 x 250 x 14 1 SS400 Making Part
4 MMS0070-A039-00 46 x 45.5 x 47 1 SS400 Making Part
5 MMS0070-A040-00 58 x 43 x 47 1 SS400 Making Part
6 MMS0070-A041-00 Ø14 x 53 2 SKS3 Making Part
7 MMS0070-A042-00 32 x 14 x 59 1 SS400 Making Part
8 MMS0070-A043-00 Ø10 x 25 1 SKS3 Making Part
9 MMS0070-A044-00 Ø10 x 27 1 SKS3 Making Part
10 MMS0070-A045-00 81 x 30 x 6 1 S45C Making Part
11 MMS0070-A046-00 250 x 175 x 55 1 SS400 Making Part
12 MMS0070-A047-00 195 x 100 x 12 1 SS400-D Making Part
13 MMS0070-A048-00 114 x 75 x 9 1 SS400-D Making Part
14 MMS0070-A049-00 23.6 x 22 x 12 2 SS400-D Making Part
15 MMS0070-A050-00 99 x 25 x 36 1 SS400 Making Part
16 MMS0070-A051-00 25 x 20 x 9 1 S45C Making Part
17 MMS0070-A052-00 42 x 20 x 12 2 S45C Making Part
18 MMS0070-A053-00 Ø16 x 46 1 S45C Making Part
19 MMS0070-A057-00 180 x 60 x 37 1 SS41 Making Part
20 MMS0070-A058-00 110 x 55 x 50 1 SPHC Making Part
21 MMS0070-A059-00 90 x 16 x 32 1 SS400 Making Part
22 MMS0070-A060-00 50 x 12 x 19 2 S45C Making Part
23 MMS0070-A061-00 53 x 20 x 12 1 S45C Making Part
24 MMS0070-A069-00 48 x 24 x 1 1 SUS304 Making Part
25 MMS0070-A071-00 60 x 50 x 86 1 SS400 Making Part
26 Sop Pin – STEHN10 Ø10 x 11 4 SCM435 Standart Part
27 Adjusting Screw – ANBH8-25 M8 x 25 1 SCM435 Standart Part
28 Adjusting Screw – ANBH8-30 M8 x 30 5 SCM435 Standart Part
29 Block for Adjusting – TSBSE8-10 30 x 16 x 9 2 SS400 Standart Part
30 Stop Pin – STEHN10B M10 x 17 1 SCM435 Standart Part
31 Extra Low Head Cap – CBS8-16 M8 x 16 4 S45C Standart Part
32 Stop Pin – STEHN8 Ø8 x 6 2 SCM435 Standart Part
33 Miniature Linear Guide – SELBN 70 x 27 x 13 1 STKM Standart Part

34 Miniature Linear Guide – SELBNL 80 x 27 x 13 1 STKM Standart Part


49

Lanjutan Tabel 4.6 Part Sub Assy Jig Unit


No Part Dimensi Qty Material Ket
35 Ball Plunger – BPJF5 Ø5 x 12.8 4 SCM435 Standart Part
36 Bkt for Air Cylinder – MSCLB 47 x 67 x 25 1 - Standart Part
37 Stopper Block for Locating – AJLSTT 44 x 35 x 22 2 S45C Standart Part
38 Holder – HLRC10 44 x 20 x 12 1 S45C Standart Part
39 Floating Joint – FJD8-1.25-6 Ø10 x 48 1 S45C Standart Part
40 Adjusting Screw – ANBN5-40 Ø9.2 x 40 1 S45C Standart Part
41 Magnet – HXCS20 12 x 12 x 6 2 SPHC Standart Part
42 Floating Joint – FJMX5-0.8 17 x 18.5 x 28.5 1 S45C Standart Part
43 Oil Free Bushing – MPBZ10-12 Ø14 x 12 1 Alloy Solid Standart Part
1018 Carbon
44 Circular Post – ETKRS-LKC Ø12 x 35 2 Steel
Standart Part
45 Miniature Linear Guide – SELBN 160 x 20 x 40 1 STKM Standart Part
46 Miniature Linear Guide – SELBNL 160 x 20 x 40 1 STKM Standart Part
47 Shim Ring – PCIMRS Ø10 x 1 2 SUS304 Standart Part
48 Extra Low Head Cap – CBSS M6 x 10 2 SCM435 Standart Part
49 Bushing for Locating Pin - JBAFMP Ø10 x 8 3 SKS93 Standart Part
50 Bushing for Locating Pin - JBPEM Ø14 x 13 4 SKS93 Standart Part
51 Cylinder – MDB1L32-350Z SMC 1 - Standart Part
52 Compact Cylinder – CDQ2B32-35 SMC 1 - Standart Part
53 Cylinder – CQUB25-15 SMC 1 - Standart Part
54 Fiber Unit – FU-5FZ KEYENCE 2 - Standart Part
55 Fiber Unit – FU-48U KEYENCE 2 - Standart Part
56 Proximity Sensor – EH-308S KEYENCE 1 - Standart Part
57 Photomicro Sensor – EE-SX950-W KEYENCE 4 - Standart Part
58 LM Guide – SHS15LV1UU-460L 460 X 34 X 24 2 SUS440C Standart Part
Nylon 6 +
59 Cableveyor – TKP35H22 40 X 30 X 32 1 Glass 20% Standart Part
50

4.5.3 Frame Unit


Berikut ini komponen penyusun dari Frame Unit, yang akan
dipaparkan pada tabel 4.7 Part Sub Assy Frame Unit.
Tabel 4.7 Part Sub Assy Frame Unit
No Part Dimensi Qty Material Ket
1 MMS0070-A001-00 1300 x 660 x 16 1 SS400 Making Part
2 MMS0070-A002-00 110 x 50 x 322 2 SS400 Making Part
3 MMS0070-A003-00 110 x 50 x 322 2 SS400 Making Part
4 MMS0070-A004-00 600 x 540 x 12 1 SS400 Making Part
5 HFS6-3030-1240 – Allu Frame 30 x 30 x 1240 2 Allumunium Standart Part
6 HFS6-3030-660 – Allu Frame 30 x 30 x 660 1 Allumunium Standart Part
7 HFS6-3030-600 – Allu Frame 30 x 30 x 600 3 Allumunium Standart Part
8 HFS6-3030-590 – Allu Frame 30 x 30 x 590 2 Allumunium Standart Part
9 HFS6-3030-540 – Allu Frame 30 x 30 x 540 2 Allumunium Standart Part
HFS6-3030-700-Z6-XA150- Standart Part
10 XB550 – Allu Frame 30 x 30 x 700 2 Allumunium
HFS6-3030-660-Z6-XA130- Standart Part
11 XB530 – Allu Frame 30 x 30 x 660 1 Allumunium
HFS6-3030-600-Z6-XA100- Standart Part
12 XB500 – Allu Frame 30 x 30 x 600 1 Allumunium
13 HBLFSN6 – Bkt Allu Frame 30 x 30 x 30 28 Allumunium Standart Part
14 NFJN16-150 – Adjusting Pad Ø75 x 182 4 1018 Steel Standart Part
15 NFJNF12-100 - Adjusting Pad Ø60 x 128 4 SS400 Standart Part
16 HNTT6-6 – Nut for Allu Frame 15 x 14 x 6.3 111 Allumunium Standart Part

4.5.4 Clamp Unit


Berikut ini komponen penyusun dari Clamp Unit, yang akan
dipaparkan pada tabel 4.8 Part Sub Assy Clamp Unit.
Tabel 4.8 Part Sub Assy Clamp Unit
No Part Dimensi Qty Material Ket
1 MMS0070-A005-00 570 x 200 x 12 1 SS400-D Making Part
2 MMS0070-A006-00 400 x 75 x 16 1 SS400-D Making Part
3 MMS0070-A007-00 Ø18 x 28 1 SKS3 Making Part
4 MMS0070-A008-00 85 x 25 x 4.5 2 SPHC Making Part
5 MMS0070-A009-00 40 x 25 x 42 1 SPHC Making Part
6 MMS0070-A010-00 30 x 25 x 42 1 SPHC Making Part
7 MMS0070-A011-00 143 x 95 x 97.5 1 SS400 Making Part
8 MMS0070-A012-00 134 x 50 x 110.5 1 SS400 Making Part
9 Floating Joint – FJX10-1.25 34.5 X 27 x 29.5 2 S45C Standart Part
10 Set Collar – SCD25 Ø50 x 20 2 SS400 Standart Part
11 Washer – WSSB15-8-1 Ø15 x 1 2 S45C Standart Part
12 Oil Free Bushing –MFMW25 Ø62 x 108 2 SS400 Standart Part
13 Shaft – SFJZ Ø25 x 300 2 SUJ2 Standart Part
14 Holder for Shaft – SHFT25 70 x 40 x 25 2 S45C Standart Part
51

Lanjutan Tabel 4.8 Part Sub Assy Clamp Unit


No Part Dimensi Qty Material Ket
15 Hight Adjusting Pin - STPAHR Ø15 x 45 2 S45C Standart Part
16 Holder for Locating Pin - LPHT Ø17 x 45 1 1045 Carbon Steel Standart Part
17 Fine Lock Cylinder – CDLM2F SMC 1 - Standart Part
18 Bkt – BKT for SR-700 KEYENCE 2 - Standart Part
19 Barcode Reader – SR-700 KEYENCE 2 - Standart Part
20 Robo Cylinder – RCP6-RA6R IAI 1 - Standart Part
EN 1.1191
21 Floating Joint – J-1415 HIKASA 1 Standart Part
Equiv
LM Guide – SHS15LVV2UU-
22 580 x 34 x 24 2 SUS440C Standart Part
580L
Nylon 6 +
23 Cableveyor – TKP35H22 40 x 30 x 32 1 Standart Part
Glass 20%

4.5.5 Ejector Unit & Chute Finish


Berikut ini komponen penyusun dari Ejector Unit & Chute
Finish, yang akan dipaparkan pada tabel 4.9 Part Sub Assy Ejector
Unit & Chute Finish.
Tabel 4.9 Part Sub Assy Ejector Unit & Chute Finish
No Part Dimensi Qty Material Ket
1 MMS0070-A054-00 200 x 75 x 35 1 SS400 Making Part
2 MMS0070-A055-00 114 x 44 x 12 1 SS400-D Making Part
3 MMS0070-A056-00 213 x 142 x 160 1 SS400 Making Part
4 MMS0070-A062-00 62.5 x 12 x 23 2 SS400 Making Part
5 MMS0070-A063-00 150 x 125 x 9 1 SS400-D Making Part
6 MMS0070-A064-00 220 x 80 x 39 1 SS400 Making Part
7 MMS0070-A065-00 50 x 25 x 39 2 MC Nylon Making Part
8 MMS0070-A066-00 50 x 50 x 75 1 SS400 Making Part
9 MMS0070-A067-00 80 x 75 x 55 1 SS400 Making Part
10 MMS0070-A068-00 296 x 150 x 116 1 SS400 Making Part
Polymer Guide Rail – NLR10-
11 Ø10 x 130 2 PE Standart Part
130
12 Spacer – SMKB6-5 Ø7.8 x 5 4 SPCC Standart Part
13 Hinge Pin – CLSWH Ø6 x 36 1 S45C Standart Part
Polymer Guide Rail – NLR10-
14 Ø10 x 210 2 PE Standart Part
210
Polymer Guide Rail – NLR10-
15 Ø10 x 100 1 PE Standart Part
100
16 Guide Cylinder – MGPM20-100Z SMC 1 - Standart Part
17 Guide Cylinder – MGPM32-50Z SMC 2 - Standart Part
52

4.6 Bill Of Material

Proses perhitungan Bill of Material ini ditinjau dari persetujuan


penawaran harga yang diberikan oleh supplier dan disetujui oleh pihak PT.
Aisin Indonesia. Dalam pembuatan mesin Rear Tab Bending ini, penulis
tidak memasukan biaya repair, karena biaya repair sudah termasuk ke
biaya man power assembly yang dilakukan sendiri. Daftar harga total
making part dan standart part dapat dilihat per-masing masing sub-unit
berikut ini :

4.6.1 Bill Of Material dari Bending Unit

Untuk Bill of Material dari Bending Unit terdiri dari 26


making part & 19 standart part mekanik dengan jumlah harga
untuk pengerjaan bending unit dari mulai material yang terdiri dari
harga making part dan standart part yaitu sebesar Rp.
93.042.457,00.

4.6.2 Bill Of Material dari Jig Unit

Untuk Bill of Material dari Jig Unit terdiri dari 25 making


part & 34 standart part mekanik dengan jumlah harga untuk
pengerjaan jig unit dari mulai material yang terdiri dari harga
making part dan standart part yaitu sebesar Rp. 59.100.444,00.

4.6.3 Bill Of Material dari Frame Unit

Untuk Bill of Material dari Frame Unit terdiri dari 4


making part & 12 standart part mekanik dengan jumlah harga
untuk pengerjaan frame unit dari mulai material yang terdiri dari
harga making part dan standart part yaitu sebesar Rp.
22.007.271,00.
53

4.6.4 Bill Of Material dari Clamp Unit

Untuk Bill of Material dari Clamp Unit terdiri dari 8


making part & 15 standart part mekanik dengan jumlah harga
untuk pengerjaan clamp unit dari mulai material yang terdiri dari
harga making part dan standart part yaitu sebesar Rp.
46.666.114,00.

4.6.5 Bill Of Material dari Ejector Unit & Chute Finish

Untuk Bill of Material dari Ejector Unit & Chute Finish


terdiri dari 10 making part & 7 standart part mekanik dengan
jumlah harga untuk pengerjaan ejector unit & chute finish dari
mulai material yang terdiri dari harga making part, standart part
dan man power yaitu sebesar Rp. 23.863.335,00.

Jadi, apabila ditotal jumlah pengeluaran biaya standart part


dan making part mekanik dari Bending Unit, Jig Unit, Frame Unit,
Clamp Unit, dan Ejector Unit & Chute Finish mesin Rear Tab
Bending ini sebesar :

Mesin Rear Tab Bending = Bending Unit+Jig Unit+Frame


Unit+Clamp Unit+Ejector Unit & Chute Finish

Mesin Rear Tab Bending = Rp. 93.042.457,00+ Rp.


59.100.444,00+ Rp. 22.007.271,00+ Rp. 46.666.114,00+
Rp. 23.863.335,00

Mesin Rear Tab Bending = Rp. 244.679.621,00

Biaya diatas merupakan biaya yang terdiri dari making part &
standart part mekanik dan belum termasuk biaya repair,
sedangkan untuk biaya repair masuk kedalam biaya proses
assembly, finishing dan trial pada pembuatan mesin rear tab
bending ini.
54

Sedangkan untuk semua perincian biaya dari mulai design,


assembly, dan trial serta biaya standart part dan making part dapat
dilihat pada sub 5.3.

4.7 Analisa dan Perhitungan Kritis

Analisa dan perhitungan kritis dilakukan dengan tujuan untuk


memastikan stopper jig tidak mengalami patah saat bertabrakan dengan
stopper block. Gambar stopper jig dapat dilihat pada gambar 4.13.

Stopper Block

Stopper Jig

Gambar 4.13 Area Kritis Mesin Rear Tab Bending

Pada gambar 4.13 diatas menjelaskan bahwa stopper jig bergerak


maju sesuai yang ditunjuk anak panah dengan gaya (F) dan menabrak
permukaan adjuster bolt yang ditopang oleh stopper block. Untuk itu,
perlu diketahui berapa besar gaya (F) yang diterima stopper block terhadap
stopper jig. Berikut ini langkah-langkah dalam melakukan analisa dan
perhitungan kritis antara stopper jig maupun stopper block, antara lain :
55

1) Menghitung gaya yang diterima stopper block terhadap stopper jig

Konsep yang digunakan untuk menyelesaikan persoalan ini adalah


konsep tegangan tekan. Berikut penyelesaiannya :

d = 8 mm

F
𝒑

Gambar 4.14 Area Stopper Block dan Stopper Jig

Diketahui : d adjuster bolt pada stopper block = 8 mm

: σtk = 1 N/mm ( base on spec of cylinder SMC )


2 5

Ditanyakan : F ... ?
𝐹
Dijawab : σtk = 𝐴
(lihat pada sub 2.4)

: 1 N/mm2 = 𝐹
𝐴

: 1 N/mm2 = 𝐹
𝜋.𝑟2

: 1 N/mm2= 𝐹
3.14.8.8

: 1 N/mm2 = 200,96 𝑚𝑚2


𝐹

: 𝐹 = 1 N/mm2 . 200,96 𝑚𝑚 2 : 𝐹 = 200,96 𝑁

5
Base on SMC CATALOG, series MB1 Hal 333
56

2) Menghitung tegangan bending pada stopper jig

Konsep yang digunakan untuk menyelesaikan persoalan ini adalah


konsep Hukum Newton, tegangan dan momen inersia. Berikut
penyelesaiannya :

σb = M I. y (lihat pada sub 2.7)

Ditanyakan : M ... ? ( Pada point a )


: y......? ( Pada point b )
: I......? ( Pada point c )
Dijawab : per masing masing point.

a) Menghitung momen bending yang terjadi pada stopper jig (M....?)

Dalam kasus ini berlaku Hukum Newton III, yaitu F aksi = F reaksi.
Berikut penyelesaiannya :
F reaksi

F F aksi

Gambar 4.15 Ilustrasi perhitungan momen bending

Diketahui : ℓ = 35 mm
: F = 200,96 N
Ditanya : M........?
Dijawab :M=F.ℓ (lihat pada sub 2.5)
: M = 200,96 N . 35 mm
: M = 7033,6 Nmm
57

b) Menghitung jarak dari sumbu netral ke tegangan normal (y ...?)6

. a b.
. c

Gambar 4.16 Ilustrasi perhitungan jarak sumbu netral ke tegangan normal

Diketahui : A1 = 2,5 . 9 = 22,5 y1 = 7 + 4,5 = 11,5


: A2 = 2,5 . 9 = 22,5 y2 = 7 + 4,5 = 11,5
: A3 = 20 . 7 = 140 y3 = 3,5

ATot = 185 mm

: Karena Bangun simetris, maka Xn = 10mm

Ditanyakan : yn..........?

Dijawab : yn
( A1 . y1 ) + ( A2 . y2 ) + ( A3 . y3 ) (lihat pada sub 2.8)
= Atot

: yn
( 22,5 . 11,5 ) + ( 22,5 . 11,5 ) + ( 140 . 3,5 )
= 185
: yn
1007,5
= 185

: yn = 5,44 mm

6
R. C. Hibbeler,1986, Engineering Mechanics Static & Dynamic, 13th Edition Macmillan NewYork
( Chapter 9, Center of Gravity and Centroid ) Hal. 477 example : 9.10
58

c) Menghitung momen inersia ( I.....?)

I=1
12 . b . h3 h (lihat pada sub 2.8)

b
Ditanya : I dari masing- masing yang diketahui, bila?
: - Counterbore diabaikan?
: - Counterbore dihitung?

Dijawab : - Bila counterbore diabaikan.

Gambar 4.17 Ilustrasi perhitungan inersia tanpa counter bore

16

20

Diketahui : b = 20 mm
: b = 16 mm
1
Dijawab :I= . b . h3 (lihat pada sub 2.8)
12
59

: I =121 . 20 mm . 16mm3
1
:I = . 81920 mm4
12

: I = 6826,6 mm4

Dijawab : - Bila counterbore dihitung?

B 9

16
15
A

20

Gambar 4.18 Ilustrasi perhitungan inersia dengan counter bore

1
Dijawab : I = (12 . b . h3) - ( . b . h3) (lihat pada sub 2.8)
1

12
1
:I =( mm . 16mm3) - ( . 15 mm . 9mm3)
12 .1 20

12

:I = (1
12 . 81920 mm4) - ( . 10935 mm4)
1

12

: I = ( 6826,6 mm )- ( 911,25 mm4)


4

: I = 5915,35 mm4
60

Setelah semua elemen diidapat, maka :


- Bila counterbore diabaikan?

M.y
σb = I (lihat pada sub 2.7)

7033,6 Nmm . 5,44 mm


= 6826,6 mm4

38262,78 Nmm2
= 6826,6 mm4

= 5,6 N⁄mm2

- Bila counterbore dihitung?

M.y
σb = I (lihat pada sub 2.7)

7033,6 Nmm . 5,44 mm


= 5915,35 mm4

38262,78 Nmm2
= 5915,35 mm4

= 6,46 N⁄mm2

Tegangan yang diizinkan pada material SS4007 adalah sebesar 235 N⁄ .


mm2
- Untuk tegangan bending pada counter bore yang diabaikan yaitu
sebesar 5,6
N⁄ sedangkan,
2
mm

- Untuk tegangan bending pada counter bore yang dihitung yaitu

sebesar 6,46 N⁄
mm2

7
Lihat pada lampiran *Mechanical Properties material SS400*
61

Jadi, bisa dikatakan material ini aman apabila bertabrakan terus menerus
sampai batas waktu yang tidak bisa diperkirakan.
Gaya bending yang didapat ini merupakan satu proses bending
sederhana dari bentuk sheet metal yang di drawing menjadi suatu
komponen dan gaya bending merupakan fungsi dari kekuatan material,
panjang area yang di-bending dan ketebalan material serta gaya tekan dari
silinder yang digunakan.
Proses bending pada mesin ini dimulai ketika part berada pada
positioning jig yang kemudian jig tersebut bergerak maju dan clamping
unit yang membawa barcode reader men-detect type/model yang apabila
tidak sesuai dengan yang di-input pada program maka part tersebut tidak
akan diproses, begitupun sebaliknya apabila sesuai dengan program yang
di- input maka part dapat diproses. Kemudian jig berhenti ketika Stoper
Jig & Support Block bertemu atau berbenturan, dan disaat itulah clamping
unit bergerak turun yang dibarengi oleh bending unit yang bergerak maju
dan mem-bending bagian outer dari part sedangkan bagian inner di-
bending dengan punch bending oleh silinder yang bergerak dari bawah
keatas dan mendorong part A020 & A021 untuk masing-masingnya
bergerak mundur dan menekuk part bagian dalam. Setelah itu, bending
unit kembali pada posisi home begitupun clamping unit dan jig unit
kemudian dilanjutkan dengan proses ejector dan chute finish sebagai
temporary finish good dari part yang dihasilkan pada mesin ini.
BAB V
PENGUJIAN DAN EVALUASI HASIL

5.1 Pengujian Rear Tab Bending

Setelah proses perancangan mesin Rear Tab Bending selesai maka


penulis melakukan implementasi untuk merealisasikan apa yang sudah
direncanakan dan dirancang sedemikian rupa. Berikut ini adalah gambar
hasil dari implementasi mesin Rear Tab Bending yang sudah direalisasikan
di workshop Equipment Development dan dalam keadaan ter-packing.

(i) (ii)

Gambar 5.1 Implementasi mesin rear tab bending (i), keadaan ter-packing (ii)

Seperti pada gambar 5.1 diatas, secara garis besar mesin ini sudah
sesuai dengan apa yang telah dirancang. Hanya saja, bila secara detail ada
beberapa perubahan terkait proses pekerjaan tambahan yang telah
dijelaskan pada tabel 4.4 sehingga terjadi sedikit perbedaan dari drawing.

62
63

5.1.1 Aspek Fungsi

Pengujian dilakukan dengan cara mensimulasikan fungsi


dari mekanisme kerja mesin rear tab bending ini. Oleh karena itu,
dibawah ini akan dijabarkan step by step ilustrasi dari langkah
proses pada mesin Rear Tab Bending setelah di improve yang
dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut ini :

Tabel 5.1 Langkah proses Rear Tab Bending Machine (After)

No Langkah Proses Ilustrasi Waktu

Letakan workpiece
di jig slider (sesuai
1 1.5s
dengan type/model
produk)

Jig slider berjalan


2 1.5s
forward

Jig slider berhenti


3 dan men- 0.5s
scan barcode

Jika OK,
clamp turun
kemudian
4 0.5s
mencekap
workpiece
Jika NG, alarm
error ON
64

Lanjutan Tabel 5.1 Langkah proses Rear Tab Bending Machine (After)

No Langkah Proses Ilustrasi Waktu

Silinder

bending out side


maju dan in side
5 1.5s
naik untuk me-
mem-bending
workpiece 2 sisi
(kiri kanan bagian
in side maupun out
side.

Silinder bending
6 out side mundur 0.5s
dan in side turun

Silinder clamp
7 0.5s
melepas workpiece

Jig slider berjalan


8 reverse sampai 1.5s
home

Silinder ejector
9 naik dan workpiece 0.5s
ke angkat
65

Lanjutan Tabel 5.1 Langkah proses Rear Tab Bending Machine (After)

No Langkah Proses Ilustrasi Waktu

Silinder
chute
10 0.5s
mendorong
workpiece sampai
keluar dari jig
slider

Workpiece berhenti
11 1s
di uke

Berdasarkan hasil pengujian dengan cara mensimulasikan


fungsi dari mekanisme kerja mesin rear tab bending ini,
didapatkan hasil yang diminta pada data design requirement yang
telah dijelaskan pada tabel 3.2 yang sesuai dengan demand pada
aspek fungsi. Aspek fungsi nomer 1 pada tabel 3.2 dijelaskan pada
nomer 1 tabel 5.1, aspek fungsi nomer 2 pada tabel 3.2
dijelaskan pada
nomer 3 tabel 5.1, aspek fungsi nomer 3 pada tabel 3.2 dijelaskan
pada nomer 5 tabel 5.1, aspek fungsi nomer 4 pada tabel 3.2
dijelaskan pada nomer 10 tabel 5.1.
66

5.1.2 Aspek Geometri

Gambar 5.2 Dimensi mesin Rear Tab Bending after (tampak samping)

(i) (ii)
Gambar 5.3 Dimensi mesin Rear Tab Bending after
(tampak belakang (i) & tampak atas (ii))

Aspek Geometri nomer 5 pada tabel 3.2 dijelaskan pada


gambar 5.2 dan memenuhi demand yaitu 1400mm, aspek geometri
nomer 6 pada tabel 3.2 dijelaskan pada gambar 5.3 (i) dan gambar
5.3 (ii) dan memenuhi demand yaitu 1600mm untuk panjangnya
dan 660mm untuk lebarnya.
67

5.1.3 Aspek Safety

Aspek Safety nomer 7 pada tabel 3.2, telah memenuhi


demand yang diminta karena bagian mesin yang berbahaya telah
diberi pelindung berupa acrylic board dan safety sensor agar
mencegah terjadinya kecelakaan pada operator saat proses berjalan.
Aspek Safety nomer 8 pada tabel 3.2, telah memenuhi demand
yang diminta karena bagian mesin yang tajam telah di champer,
agar tidak melukai operator yang bekerja dimesin ini.

5.1.4 Aspek Proses Manufaktur

Aspek Proses Manufaktur nomer 9 pada tabel 3.2, telah


memenuhi demand yang diminta karena desain part nya yang
simple sehingga mudah untuk diproses manufaktur (dapat dibuat
dengan mesin-mesin konvensional). Aspek Proses Manufaktur
nomer pada tabel 3.2, telah memenuhi wishes yang diminta karena
biaya lebih murah dan pengiriman lebih cepat dibanding dengan
membeli mesin ini dari negara luar.

5.1.5 Aspek Maintenance

Aspek Maintenance nomer 11 pada tabel 3.2, telah


memenuhi demand yang diminta karena sebagian besar komponen
yang dirakit menggunakan baut dan mur sehingga mudah dalam
proses bongkar pasang saat perbaikan kemudian beberapa part
yang mudah aus telah diberi spare part lebih. Aspek Maintenance
nomer 12 pada tabel 3.2, telah memenuhi wishes yang diminta
karena proses pembersihan hanya pada permukaan dari mesin serta
bagian yang bersentuhan terus menerus diberi pelumas (sisi jaws).
68

5.1.6 Aspek Operational Time

Aspek Operational Time nomer 13 pada tabel 3.2, telah


memenuhi demand yang diminta karena waktu yang dibutuhkan
untuk sekali proses dengan tambahan pekerjaan untuk produk baru
dari rail seat nya sama seperti mesin sebelumnya yaitu 10s/ siklus.

5.1.7 Aspek Estetika

Aspek Estetika nomer 14 pada tabel 3.2, telah memenuhi


wishes yang diminta karena memiliki hasil machining yang rapi
seperti pada gambar 5.4 dibawah ini :

Gambar 5.4 Hasil machining dan welding rapi


69

5.2 Evaluasi Hasil

Berdasarkan hasil dari pengujian dan aspek-aspek yang telah


dijelaskan pada sub 5.1, berikut ini hasil evaluasinya yang kan dijabarkan
pada tabel 5.2 dibawah ini :

Tabel 5.2 Tabel Evaluasi Mesin Rear Tab Bending


No. Aspek D/W Keterangan PIC Status
Dapat mendetect positioning benda
1 D OK
kerja (Rail Seat) agar dapat diproses
Dapat mendetect model/type dari
2 D OK
benda kerja (Rail Seat)
Fungsi AKA
Dapat mem-bending bagian dari
3 D OK
benda kerja (Rail Seat)
Dapat meng-eject benda kerja dari
4 D OK
chute
5 D Tinggi mesin kurang dari 1500mm OK
Geometri Panjang dan Lebar mesin Maks. AKA
6 D OK
2000mm & 700mm
7 D Bagian berbahaya diberi pengaman OK
Safety AKA
8 D Aman dalam pengoperasian OK
Mudah dalam proses fabrikasi dan
9 Proses D OK
presisi AKA
Manufaktur
10 W Biaya murah OK
11 D Mudah perawatannya OK
Maintenance AKA
12 W Mudah dibersihkan OK
Operation
13 D 10s/ siklus AKA OK
Time
Memiliki bentuk yang bagus (Hasil
14 Estetika W AKA OK
machining dan welding rapi)
70

5.3 Net Quality Income (NQI)

Net Quality Income (NQI) adalah keuntungan bersih yang


didapatkan dari sebuah perbaikan yang dilakukan. Nilai NQI ini didapat
dengan rumus sebagai berikut :

NQI = Keuntungan – Biaya Perbaikan

Rumus diatas merupakan rumus umum yang nantinya dapat dilihat


seberapa besar efek perbaikan yang telah dilakukan terhadap keuntungan
secara finansial. Untuk mengetahui besarnya NQI dari perbaikan terhadap
mesin Rear Tab Bending yang sudah dibuat, berikut ini akan disampaikan
perhitungan secara lengkap.

1. Harga Jual mesin Rear Tab Bending (Asumsi)

Harga jual dari mesin Rear Tab Bending ini yaitu Rp. 765.000.000,-

2. Total harga pembuatan mesin Rear Tab Bending

- Biaya Part (A) :

Making Part : Rp. 182.850.000,-

Mechanic Part : Rp. 24.700.000,-

Electric : Rp. 160.000.000,-

Pneumatic : Rp. 79.683.404,-

Standart Part : Rp. 55.441.796,- +

Rp. 502.675.200,-
- Biaya Man Power (B) :
(Total Desain = 45 Jam, Assy = 27 Jam, Trial = 14 Jam)
Desain : Rp. 120.000,- X 45jam = Rp. 5.400.000,-
Assy : Rp. 80.000,- X 27jam = Rp. 2.160.000,-
Trial : Rp. 80.000,- X 14jam = Rp. 1.120.000,-
71

(Desain & Trial/Hari = 6 Jam) dan (Assy/Hari = 7 Jam)


Desain : Rp. 5.400.000,- X 6 Jam = Rp. 32.400.000,-
Assy : Rp. 2.160.000,- X 7 Jam = Rp. 15.120.000,-
Trial : Rp. 1.120.000,- X 6 Jam = Rp. 6.720.000,- +
Rp. 54.240.000,-

Point A + Point B = Rp. 502.675.200,- + Rp. 54.240.000,-


= Rp. 556.951.200,-

Jadi, NQI pembuatan mesin Rear Tab Bending secara keseluruhan adalah
sebagai berikut :

NQI = Harga Jual – Harga Pembuatan

NQI = Rp. 765.000.000,- - Rp. 556.951.200,-


= Rp. 208.084.800,-
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Setelah melakukan proses perancangan dan proses pembuatan


mesin rear tab bending, dapat disimpulkan bahwa mesin Rear Tab
Bending hasil improve mampu melakukan pendeteksian model/type sesuai
dengan yang diproses, mampu melakukan proses bending sesuai dengan
type/model produk dari Rail Seat baik produk yang sebelumnya diproduksi
yaitu B1221N dan B1241D maupun produk baru yaitu B1111D dan
B1121D, mampu memproduksi produk dengan cycle time tetap yaitu 10s/
siklus dengan 2 proses bending dalam 1 siklus, sehingga memenuhi
kebutuhan akan mesin complex yang dapat menunjang produktifitas serta
melokalitaskan mesin dari jepang.
Bagian berbahaya pada mesin telah diberi pelindung berupa acrylic
board dan safety sensor agar mencegah terjadinya kecelakaan pada
operator saat proses berjalan serta bagian tajam telah diberi champer agar
tidak ada operator yang tergores saat mengoperasikan mesin. Secara
keseluruhan hasil dari evaluasi pada masing-masing aspek yang telah diuji
seperti aspek geometri dengan dimensi mesin 1600mm X 660mm X
1400mm sudah OK dan sesuai dengan demand & wishes yang diminta
oleh PT. XYZ.

6.2 Saran

Berikut ini adalah saran yang diberikan untuk pengembangan


mesin rear tab bending kedepannya dan perbaikan sistem pembuatan
mesin pada section EqDev, yaitu :
- Penulisan tugas akhir ini masih banyak kekurangan di perhitungan
detail yang tidak dicantumkan. Untuk kedepannya agar
diperhatikan lagi detailnya dari setiap perhitungan yang ada.

- Untuk penggunaan toleransi hole pada slider plate dibuat menjadi


suaian longgar agar pada saat proses assy dan trial tidak

72
73

memerlukan tenaga banyak, perihal beban dari material yang


cukup berat.

- Beberapa part pneumatik menggunakan part sisa, bila ada biaya


lebih sebaiknya semua part menggunakan yang baru karena projek
ini untuk perusahaan lain.

- Saat proses assy belum selesai terutama saat assy making part
mekanik, lumasi area surface dari material making part tersebut
agar tidak terjadi korosi.

- Untuk selanjutnya diperlukan pengambilan data proses produksi


diperusahaan customer untuk melihat masalah-masalah yang
muncul terkait mekanik dan non mekanik.
DAFTAR PUSTAKA

Shigly, Joseph Edward. Mechanical Engineering Design. Fifth Edition. Singapore


: McGraw-Hill Book Co. 1989.

R. C. Hibbeler,1986, Engineering Mechanics Static & Dynamic, 13th Edition


Macmillan NewYork ( Chapter 9, Center of Gravity and Centroid )

Budynas- Nisbett Shigley’s Mechanical Engineering Design, Eighth Edition

Popov, E.P, Mekanika Teknik, Edisi Kedua. Terjemahan oleh Zainul Astamar
Tanisan. (Jakarta : Penerbit Erlangga, 1983)

Spotts, M.F. (1981) Design of machine elements. Fifth Edition. New Delhi :
Prentice-Hall of India Private Limited.

Sularso. (2000) Dasar perencanaan dan pemilihan elemen mesin. Jakarta : PT.
Pradnya Paramita.

Manual Book Catalog SMC (2016-2018), Series MB1 (Hal.332-339)

Manual Book Catalog SMC (2016-2018), Series MGP (Hal.3-16 & 20)

Software Catalog Misumi

Software Catalog SMC

http://arissulistyo.blogspot.com/2014/04/makalah-bending-teknik-mesin-s-1.html
diakses pada tanggal 14 Juni 2019

http://materibending.blogspot.com/2014/06/makalah-bending.html?m=1 diakses
pada tanggal 14 Juni 2019

https://www.academia.edu/15560086/Sheet_Metal_Working diakses pada tanggal


17 Juni 2019

74
LAMPIRAN

Lampiran 1 : Drawing Making Part (2D) .................................................................


Lampiran 2 : Drawing Approval Design....................................................................
Lampiran 3 : Specification Cylinder IAI Robo RCP6(S)-RA6R_p55-56...................
Lampiran 4 : Specification Cylinder SMC MB1........................................................
Lampiran 5 : Specification Cylinder SMC CS2W......................................................
Lampiran 6 : Specification Cylinder SMC MGP.......................................................
Lampiran 7 : Mechanical Properties of SS400..........................................................

75

Anda mungkin juga menyukai