TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan
Studi Diploma III Teknik
Oleh :
ACHMAD KHAIRUL AMIN
0220160002
PROGRAM STUDI
TEKNIK PRODUKSI DAN PROSES MANUFAKTUR
POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA
2019
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh :
ACHMAD KHAIRUL AMIN
0220160002
Mengetahui,
i
POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA
TEKNIK PRODUKSI DAN PROSES MANUFAKTUR
Jl.Gaya Motor Raya No. 8 Sunter II Jakarta 14330
Telp.(021) 651 9555 ext.2880 Fax. (021) 651 9821
2. Pipin Haryanto
Judul Tugas Akhir : Perancangan dan Pembuatan Mesin Rear Tab Bending
untuk Produk Rail Seat berdasarkan Inquiry PT. XYZ di
PT. Aisin Indonesia
Kata Kunci : Perancangan, Rear Tab Bending, Improvement, type/model, Rail Seat
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul
“PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MESIN REAR TAB BENDING
UNTUK PRODUK RAIL SEAT BERDASARKAN INQUIRY PT. XYZ DI PT
AISIN
INDONESIA” sebagai salah satu syarat kelulusan Diploma III Program Studi
Teknik Produksi dan Proses Manufaktur, Politeknik Manufaktur Astra.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada berbagai
pihak sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik, terutama kepada :
1. Allah S.W.T yang pertama dan paling utama.
2. Orang tua serta keluarga besar yang selalu memberikan semangat, do’a
serta dukungan moril dan material.
3. Yth. Bapak Heri Sudarmaji, S.T, M.T, Selaku Sekertaris Program
Studi Teknik Produksi dan Proses Manufaktur, Politeknik Manufaktur
Astra.
4. Yth. Bapak Agung Kaswadi, S.T, M.T, selaku pembimbing akademik
yang telah membimbing saya dalam menyelesaikan tugas akhir ini .
5. Yth. Bapak Pipin & Bapak Rudy, selaku pembimbing industri yang
telah membimbing saya selama magang di industri.
6. Yth. Bapak Rido Utomo, selaku mentor industri yang telah
mengajarkan banyak hal terkait design dan telah meluangkan waktu,
tenaga, serta pikiran dan ilmu dalam membantu mengerjakan project
tugas akhir ini.
7. Seluruh staff dan karyawan PT Aisin Indonesia khususnya di section
Equipment Development, atas segala bantuannya selama saya
menjalani praktik kerja industri.
8. Seluruh Dosen dan Instruktur Politeknik Manufaktur Astra, atas semua
ilmu dan pengalaman yang begitu banyak yang telah diajarkan kepada
penulis hingga ke tahap penyelesaian ini.
9. Keluarga besar Teknik Produksi dan Proses Manufaktur angkatan 2016
yang telah memberikan kenangan baik suka maupun duka dalam 3
tahun menjalani masa kuliah di kampus tercinta.
10. Terima kasih untuk Darojatun dan Mochammad Suryana, selaku Trio
Bontot dan sohib terbaik atas segala dukungan, do’a, dan hiburannya.
11. Pihak - pihak yang tidak bisa penulis sebutkan yang telah membantu
terselesaikannya tugas akhir ini secara langsung atau tidak langsung.
Penulis sadar bahwa tugas akhir ini jauh dari kata sempurna dan masih
dalam tahap belajar, untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna menyempurnakan tugas akhir ini. Demikian tugas akhir ini
dibuat dengan harapan tugas akhir ini dapat diterima dan bermanfaat bagi para
pembaca.
COVER JUDUL...........................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................................i
ABSTRAK...................................................................................................................iii
KATA PENGANTAR................................................................................................iv
DAFTAR ISI...............................................................................................................vi
DAFTAR TABEL.......................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
vi
2.4 Tegangan Tekan (σtk)...................................................................................10
2.5.1 Faktor Konsentrasi Tegangan............................................................10
2.5 Momen Gaya (Torsi).....................................................................................11
2.6 Tegangan Bending.........................................................................................12
2.7 Inersia Penampang........................................................................................13
2.8 Titik Pemberat (Centroid).............................................................................13
vii
4.6 Bill Of Material............................................................................................52
4.6.1 Bill Of Material dari Bending Unit.....................................................52
4.6.2 Bill Of Material dari Jig Unit..............................................................52
4.6.3 Bill Of Material dari Frame Unit........................................................52
4.6.4 Bill Of Material dari Clamp Unit........................................................53
4.6.5 Bill Of Material dari Ejector Unit & Chute Finish............................53
4.7 Analisa dan Perhitungan Kritis.................................................................54
6.1 Kesimpulan.....................................................................................................72
6.2 Saran...............................................................................................................72
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................74
LAMPIRAN...............................................................................................................75
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
Gambar 4.7 Desain Mesin Rear Tab Bending (After)..............................................34
Gambar 4.8 Detail Design Bending Unit pada Mesin Rear Tab Bending (After). . .35
Gambar 4.9 Detail Design Jig Unit pada Mesin Rear Tab Bending (After)............36
Gambar 4.10 Detail Design Frame Unit pada Mesin Rear Tab Bending (After)......37
Gambar 4.11 Detail Design Clamp Unit pada Mesin Rear Tab Bending (After)......38
Gambar 4.12 Detail Design Ejector Unit & Chute Finish pada Mesin RTB (After). 38
Gambar 4.13 Area Kritis Mesin Rear Tab Bending...................................................54
Gambar 4.14 Area Stopper Block dan Stopper Jig....................................................55
Gambar 4.15 Ilustrasi perhitungan momen bending..................................................56
Gambar 4.16 Ilustrasi perhitungan jarak sumbu netral ke tegangan normal.............57
Gambar 4.17 Ilustrasi perhitungan inersia tanpa counter bore.................................58
Gambar 4.18 Ilustrasi perhitungan inersia dengan counter bore...............................59
Gambar 5.1 Implementasi mesin rear tab bending (i), keadaan ter-packing (ii).....62
Gambar 5.2 Dimensi mesin Rear Tab Bending after (tampak samping)................66
Gambar 5.3 Dimensi mesin Rear Tab Bending after...............................................66
Gambar 5.4 Hasil machining dan welding rapi........................................................68
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.3.1 Tujuan
Tujuan dari tugas akhir ini yaitu untuk mendapatkan Mesin Rear
Tab Bending yang mampu melakukan proses bending sesuai dengan
model/type produknya baik produk yang sebelumnya diproduksi maupun
produk baru yang akan di produksi di mesin ini dengan cycle time tetap
atau lebih rendah.
1.3.2 Manfaat
Manfaat pembuatan tugas akhir ini adalah untuk memenuhi
kebutuhan akan mesin complex yang dapat menunjang produktifitas dan
memberikan kemudahan pengoperasian termasuk penambahan proses dan
pendeteksian model/type serta melokalitaskan mesin dari Jepang.
3
Studi Literatur
Penulis mencari informasi dan mengambil materi dari berbagai
sumber tertulis yang digunakan sebagai bahan tertulis sekaligus
dasar pemikiran dan landasan teori yang berhubungan dengan
perancangan Rear Tab Bending baik dari handbook, jurnal, tugas
akhir, tesis, maupun disertasi.
Wawancara
Yaitu pengambilan data dengan melakukan tanya jawab dengan pihak
yang berkompeten dalam pembuatan dan perakitan mesin di bagian
Equipment Development, dan pihak – pihak yang berkaitan dengan
permasalahan.
4
1
Budynas- Nisbett Shigley’s Mechanical Engineering Design, Eighth Edition (Hal. 4)
5
6
2.2 Desain2
2
Budynas- Nisbett Shigley’s Mechanical Engineering Design, Eighth Edition (Hal. 5)
8
- V-Bending
- Edge Bending
σtk = F
A (N/ mm2)
Momen gaya atau sering dikenal juga dengan torsi adalah hasil kali antara
gaya f dan lengan momennya. Torsi digambarkan dengan lambang τ.
Secara matematis rumus momen gaya dapat ditulis sebagai berikut ini:
τ=ℓxF
Jika antara lengan gaya ℓ dan gaya F tidak tegak lurus maka rumusnya
dapat ditulis sebagai berikut ini:
τ = ℓ x F sin α
3
Popov, E.P, Mekanika Teknik, Edisi Kedua. Terjemahan oleh Zainul Astamar Tanisan. (Jakarta :
Penerbit Erlangga, 1983), hal. 131-146
13
1 𝜋
𝐼𝑥 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐼𝑦 = 𝑏ℎ3 𝐼𝑝 = 𝑑4
12 32
4
Spotts, M.F. (1981) Design of machine elements. Fifth Edition. New Delhi : Prentice-Hall of
India Private Limited. ( Hal 11-15)
BAB III
PENGUMPULAN DATA
Berikut ini produk Rail Seat yang diproduksi oleh mesin Rear Tab
Bending sebelumnya :
(i)
(ii)
Gambar 3.1 Rail Seat type B1221N Rear (i), Rail Seat type B1241D Rear (ii)
Rail Seat atau komponen inti dari Slider Unit tidak bisa dipisahkan
dengan mobil secara keseluruhan, karena Rail Seat salah satu part
penyusun dari Car Seat (jok mobil) yang berfungsi untuk mengatur posisi
maju/mundurnya Car Seat (jok mobil) pengemudi maupun penumpang
bagian depan dan merupakan komponen interior mobil yang bertujuan
untuk memberikan kenyamanan bagi pengemudi dan penumpang.
14
15
Rail Seat ini terdiri dari berbagai macam sub komponen yang
dibuat dengan beberapa proses seperti blanking, stamping, drawing, serta
bending yang dirakit menjadi satu dan menghasilkan suatu fungsi.
Beberapa sub komponen rail seat yang mempunyai fungsi penting antara
lain: upper rail, lower rail dan locking wire. Sub komponen itu
mempunyai fungsi sebagai berikut :
} B1241D
(i)
} B1221N
(ii)
Gambar 3.5 Area bending Rail Seat type B1241D Rear (i), type B1221N Rear (ii)
17
Dari gambar 3.5 diatas terlihat jelas jarak dimensi yang sama untuk
proses bending dari kedua model/type rail seat yang diproduksi
menggunakan mesin Rear Tab Bending sebelumnya yaitu sebesar 52.5
mm untuk outside dan 114 mm untuk area inside. Namun keduanya
memiliki perbedaan yaitu pada fix bolt dari sub komponen lower rail,
dimana pada produk lower rail rear inner B1241D terdapat 5 fix bolt
sedangkan pada lower rail rear outer hanya terdapat 4 fix bolt.
} B1111D
(i)
} B1121D
(ii)
Gambar 3.6 Area bending Rail Seat type B1111D Rear (i), type B1121D Rear (ii)
Pada gambar 3.6 diatas terlihat jelas jarak dimensi untuk proses
bending dari kedua model/type rail seat yang diproduksi menggunakan
mesin Rear Tab Bending yang akan dibuat. Dimensi pada type/model
B1111D yang ditunjuk pada gambar 3.6 (i) untuk proses bending outside
dari part lower rail front outer dan untuk type/model B1121D yang
ditunjuk pada gambar 3.6 (ii) untuk proses bending inside dari part lower
rail front inner.
18
Sedangkan perbedaan lainnya yaitu pada fix bolt dari sub komponen upper
rail, dimana pada produk upper rail front outer B1111D hanya terdapat 3
fix bolt dan pada upper rail front inner B1121D terdapat 4 fix bolt. Dan
untuk persamaan dari kedua model/type rail seat yaitu pada bagian lower
rail front outer & lower rail front inner, keduanya sama-sama tidak
memiliki fix bolt.
Gambar 3.7 Area bending pada salah satu produk di mesin sebelumnya
Lingkaran biru pada gambar 3.7 diatas menunjukan area yang di-
bending pada mesin sebelumnya, area tersebut merupakan area bending
outside dari produk rail seat yang dimana telah dijelaskan jarak
dimensinya pada gambar 3.5 dihalaman sebelumnya. Sedangkan untuk
area inside belum ada yang di-bending pada produk tersebut.
19
Letakan workpiece
1 2’
di jig slider
Datum Datum
Proximity
Forward
Silinder clamp
turun, kemudian
3 0.5
mencekam
workpiece Clamp
20
Lanjutan Tabel 3.1 Langkah proses Rear Tab Bending Machine (Before)
No Langkah Proses Ilustrasi Waktu
Silinder bending
maju untuk mem-
4 1’
bending workpiece
dari dua sisi (kanan &
kiri)
Silinder bending
5 1’
mundur
Silinder clamp
6 0.5’
melepas workpiece
Clamp
Reverse
Jig slider berjalan
7 1.5’
reverse sampai home
Silinder
chute
9 0.5’
mendorong
workpiece sampai
keluar dari jig slider
Workpiece berhenti
10 1’
di uke
Uke
21
Tidak adanya
base plate
cylinder IAI
Tidak adanya
cylinder IAI
(A) (B)
Gambar 3.9 Mesin Rear Tab Bending before (A) & Jig Unit (B) (tampak atas)
22
Gambar 3.8, 3.9, 3.10, 3.11 diatas dapat dijadikan acuan dari
klasifikasi perancangan. Sehingga dapat diketahui komponen penunjang
perancangan mesin Rear Tab Bending ini. Kemudian untuk detail
component portion dari rear tab bending machine ini sebagai berikut :
23
(i) (ii)
Gambar 3.12 Rear Tab Bending Machine (i) , Jig & Slider System Portion (ii)
(a) (b)
Gambar 3.13 Detail Bending Punch (a), Detail Clamp Product (b)
24
(x) (y)
D = Demand ( Tuntutan )
W = Wishes ( Keinginan )
27
No Specification Description
28
29
Proposal
Improvement Request
Capacity
Machine Feasibility Feasibility Study
User Request Study Schedule
Cost & Benefit
NG
OK / NG
Feasibility Study Request For Quotation
Schedule Concept Design
OK
Cost & Benefit Schedule
Order Decision Standard List
Making
- Critical Part
Machine Standard
Safety Standard - Wiring Diagram
Trial & Verification
Pengecekan Mesin baru - Part List
- Ladder Diagram
NG
OK / NG
OK
Project Report
Machine Number Closing
Manual Book
Handover Machine
Gambar 4.1 Alur Pembuatan Mesin Rear Tab Bending di PT. Aisin Indonesia
30
Datum Pin
Locating Pin
Locating Hole
Dari gambar 4.4 diatas, arah panah merah dari kiri dan kanan
merupakan tanda pergerakan silinder yang medorong plate, jaws
holder, adjusting bolt, side pusher, yang pada akhirnya jaws
mendorong side of product bagian outer hingga kemiringan 50°.
Sedangkan untuk anak panah merah dari bawah merupakan tanda
pergerakan silinder yang mendorong punch keatas sehingga punch
for bending tertekan dan bergeser ke kanan dan kiri yang
mengakibatkan side of product bagian inner tertekuk (bending).
Karena kedua pergerakan silinder ini bersamaan, maka mesin ini
dapat melakukan 2 proses bending dalam satu siklus.
berbeda.
(a) (b)
Gambar 4.5 Perbedaan clamping unit sebelumnya dan sesudahnya
Plate Clamping
Datum Clamping
Gambar 4.6 Posisi bracket scan barcode pada clamping unit (after)
4.3.2 Design
Setelah konsep design telah ditentukan maka dilanjutkan dengan
pembuatan design untuk mesin tersebut, berikut ini gambar dari design
mesin tersebut.
Gambar 4.8 Detail Design Bending Unit pada Mesin Rear Tab Bending (After)
36
Gambar 4.9 Detail Design Jig Unit pada Mesin Rear Tab Bending (After)
37
Gambar 4.10 Detail Design Frame Unit pada Mesin Rear Tab Bending (After)
Gambar 4.11 Detail Design Clamp Unit pada Mesin Rear Tab Bending (After)
Gambar 4.12 Detail Design Ejector Unit & Chute Finish pada Mesin R T B (After)
39
Kerataan
Dimaksud kerataan disini yaitu agar keempat kaki utama
pada frame unit tersebut mempunyai ketinggian yang sama
atau seimbang.
Centering
Centering berfungsi untuk meluruskan jig slider unit
dengan support block agar berada pada satu sumbu,
sehingga produk dapat diproses.
Ketegaklurusan
Dimaksud agar mesin tidak miring, maka setiap mesin
harus memiliki center of gravity.
Biaya diatas merupakan biaya yang terdiri dari making part &
standart part mekanik dan belum termasuk biaya repair,
sedangkan untuk biaya repair masuk kedalam biaya proses
assembly, finishing dan trial pada pembuatan mesin rear tab
bending ini.
54
Stopper Block
Stopper Jig
d = 8 mm
F
𝒑
Ditanyakan : F ... ?
𝐹
Dijawab : σtk = 𝐴
(lihat pada sub 2.4)
: 1 N/mm2 = 𝐹
𝐴
: 1 N/mm2 = 𝐹
𝜋.𝑟2
: 1 N/mm2= 𝐹
3.14.8.8
5
Base on SMC CATALOG, series MB1 Hal 333
56
Dalam kasus ini berlaku Hukum Newton III, yaitu F aksi = F reaksi.
Berikut penyelesaiannya :
F reaksi
F F aksi
Diketahui : ℓ = 35 mm
: F = 200,96 N
Ditanya : M........?
Dijawab :M=F.ℓ (lihat pada sub 2.5)
: M = 200,96 N . 35 mm
: M = 7033,6 Nmm
57
. a b.
. c
ATot = 185 mm
Ditanyakan : yn..........?
Dijawab : yn
( A1 . y1 ) + ( A2 . y2 ) + ( A3 . y3 ) (lihat pada sub 2.8)
= Atot
: yn
( 22,5 . 11,5 ) + ( 22,5 . 11,5 ) + ( 140 . 3,5 )
= 185
: yn
1007,5
= 185
: yn = 5,44 mm
6
R. C. Hibbeler,1986, Engineering Mechanics Static & Dynamic, 13th Edition Macmillan NewYork
( Chapter 9, Center of Gravity and Centroid ) Hal. 477 example : 9.10
58
I=1
12 . b . h3 h (lihat pada sub 2.8)
b
Ditanya : I dari masing- masing yang diketahui, bila?
: - Counterbore diabaikan?
: - Counterbore dihitung?
16
20
Diketahui : b = 20 mm
: b = 16 mm
1
Dijawab :I= . b . h3 (lihat pada sub 2.8)
12
59
: I =121 . 20 mm . 16mm3
1
:I = . 81920 mm4
12
: I = 6826,6 mm4
B 9
16
15
A
20
1
Dijawab : I = (12 . b . h3) - ( . b . h3) (lihat pada sub 2.8)
1
12
1
:I =( mm . 16mm3) - ( . 15 mm . 9mm3)
12 .1 20
12
:I = (1
12 . 81920 mm4) - ( . 10935 mm4)
1
12
: I = 5915,35 mm4
60
M.y
σb = I (lihat pada sub 2.7)
38262,78 Nmm2
= 6826,6 mm4
= 5,6 N⁄mm2
M.y
σb = I (lihat pada sub 2.7)
38262,78 Nmm2
= 5915,35 mm4
= 6,46 N⁄mm2
sebesar 6,46 N⁄
mm2
7
Lihat pada lampiran *Mechanical Properties material SS400*
61
Jadi, bisa dikatakan material ini aman apabila bertabrakan terus menerus
sampai batas waktu yang tidak bisa diperkirakan.
Gaya bending yang didapat ini merupakan satu proses bending
sederhana dari bentuk sheet metal yang di drawing menjadi suatu
komponen dan gaya bending merupakan fungsi dari kekuatan material,
panjang area yang di-bending dan ketebalan material serta gaya tekan dari
silinder yang digunakan.
Proses bending pada mesin ini dimulai ketika part berada pada
positioning jig yang kemudian jig tersebut bergerak maju dan clamping
unit yang membawa barcode reader men-detect type/model yang apabila
tidak sesuai dengan yang di-input pada program maka part tersebut tidak
akan diproses, begitupun sebaliknya apabila sesuai dengan program yang
di- input maka part dapat diproses. Kemudian jig berhenti ketika Stoper
Jig & Support Block bertemu atau berbenturan, dan disaat itulah clamping
unit bergerak turun yang dibarengi oleh bending unit yang bergerak maju
dan mem-bending bagian outer dari part sedangkan bagian inner di-
bending dengan punch bending oleh silinder yang bergerak dari bawah
keatas dan mendorong part A020 & A021 untuk masing-masingnya
bergerak mundur dan menekuk part bagian dalam. Setelah itu, bending
unit kembali pada posisi home begitupun clamping unit dan jig unit
kemudian dilanjutkan dengan proses ejector dan chute finish sebagai
temporary finish good dari part yang dihasilkan pada mesin ini.
BAB V
PENGUJIAN DAN EVALUASI HASIL
(i) (ii)
Gambar 5.1 Implementasi mesin rear tab bending (i), keadaan ter-packing (ii)
Seperti pada gambar 5.1 diatas, secara garis besar mesin ini sudah
sesuai dengan apa yang telah dirancang. Hanya saja, bila secara detail ada
beberapa perubahan terkait proses pekerjaan tambahan yang telah
dijelaskan pada tabel 4.4 sehingga terjadi sedikit perbedaan dari drawing.
62
63
Letakan workpiece
di jig slider (sesuai
1 1.5s
dengan type/model
produk)
Jika OK,
clamp turun
kemudian
4 0.5s
mencekap
workpiece
Jika NG, alarm
error ON
64
Lanjutan Tabel 5.1 Langkah proses Rear Tab Bending Machine (After)
Silinder
Silinder bending
6 out side mundur 0.5s
dan in side turun
Silinder clamp
7 0.5s
melepas workpiece
Silinder ejector
9 naik dan workpiece 0.5s
ke angkat
65
Lanjutan Tabel 5.1 Langkah proses Rear Tab Bending Machine (After)
Silinder
chute
10 0.5s
mendorong
workpiece sampai
keluar dari jig
slider
Workpiece berhenti
11 1s
di uke
Gambar 5.2 Dimensi mesin Rear Tab Bending after (tampak samping)
(i) (ii)
Gambar 5.3 Dimensi mesin Rear Tab Bending after
(tampak belakang (i) & tampak atas (ii))
Harga jual dari mesin Rear Tab Bending ini yaitu Rp. 765.000.000,-
Rp. 502.675.200,-
- Biaya Man Power (B) :
(Total Desain = 45 Jam, Assy = 27 Jam, Trial = 14 Jam)
Desain : Rp. 120.000,- X 45jam = Rp. 5.400.000,-
Assy : Rp. 80.000,- X 27jam = Rp. 2.160.000,-
Trial : Rp. 80.000,- X 14jam = Rp. 1.120.000,-
71
Jadi, NQI pembuatan mesin Rear Tab Bending secara keseluruhan adalah
sebagai berikut :
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
72
73
- Saat proses assy belum selesai terutama saat assy making part
mekanik, lumasi area surface dari material making part tersebut
agar tidak terjadi korosi.
Popov, E.P, Mekanika Teknik, Edisi Kedua. Terjemahan oleh Zainul Astamar
Tanisan. (Jakarta : Penerbit Erlangga, 1983)
Spotts, M.F. (1981) Design of machine elements. Fifth Edition. New Delhi :
Prentice-Hall of India Private Limited.
Sularso. (2000) Dasar perencanaan dan pemilihan elemen mesin. Jakarta : PT.
Pradnya Paramita.
Manual Book Catalog SMC (2016-2018), Series MGP (Hal.3-16 & 20)
http://arissulistyo.blogspot.com/2014/04/makalah-bending-teknik-mesin-s-1.html
diakses pada tanggal 14 Juni 2019
http://materibending.blogspot.com/2014/06/makalah-bending.html?m=1 diakses
pada tanggal 14 Juni 2019
74
LAMPIRAN
75