Anda di halaman 1dari 92

LAPORAN AKHIR

MAGANG & STUDI INDEPENDEN BERSERTIFIKAT


Formula SAE Chassis Analysis Using Ansys
Mechanical
Di PT CADFEM Simulation Technology Indonesia

Diajukan untuk memenuhi persyaratan kelulusan


Program MSIB MBKM

oleh :
A. Ramadhan / 062040212041

JURUSAN TEKNIK MESIN


PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK MESIN PRODUKSI &
PERAWATAN
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2023
Lembar Pengesahan
Program Studi D-IV Teknik Mesin Produksi & Perawatan
Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya
Formula SAE Chassis Analysis Using Ansys Mechanical
Di PT CADFEM Simulation Technology Indonesia

Oleh :

A. Ramadhan / 062040212041

disetujui dan disahkan sebagai


Laporan Studi Independen Kampus Merdeka

Palembang, 10 Juli 2023


Pembimbing Studi Independen
Program Studi D-IV Teknik Mesin Produksi & Perawatan

Ella Sundari, S.T.,M.T.


NIP 198103262005012003

2
Lembar Pengesahan
Formula SAE Chassis Analysis Using Ansys Mechanical
Di PT CADFEM Simulation Technology Indonesia

Oleh :
A. Ramadhan / 062040212041

disetujui dan disahkan sebagai


Laporan Studi Independen Kampus Merdeka

Bandung, 30 Juni 2023


Pembimbing Magang
PT CADFEM Simulation Technology Indonesia

Raihan Lutfianto
Mentor FEA

3
Abstraksi

Kampus Merdeka merupakan bagian dari kebijakan Merdeka Belajar oleh


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia
yang memberikan kesempaatan bagi mahasiswa/i untuk mengasah kemampuan
sesuai bakat dan minat dengan terjun langsung ke dunia kerja sebagai persiapan
karir di masa depan. Kampus merdeka tersebut merupakan kerangka untuk
menyiapkan mahasiswa menjadi sarjana dan diploma yang tangguh, relevan
dengan kebutuhan zaman, dan siap menjadi pemimpin dengan semangat
kebangsaan yang tinggi. Banyak program kampus merdeka yang dapat di ikuti
mahasiswa guna mengasah skill untuk mempersiapkan karir di masa depan, salah
satunya adalah Program Studi Independen, kegiatan ini bertujuan untuk
memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar dan mengembangkan
diri melalui aktivitas di luar kelas perkuliahan, namun tetap diakui sebagai bagian
dari perkuliahan.
Salah satu mitra dari kegiatan ini adalah PT CADFEM Simulation
Technology Indonesia, yang telah menjadi Mitra Ansys yang sukses sejak 1985.
Sebagai pelopor penerapan simulasi numerik dalam pengembangan produk dan
penyedia CAE terkemuka, dan mendukung pengguna Ansys dengan semua aspek
simulasi. Metode course pada Program Studi Independen dilakukan secara daring
dengan memanfaatkan website Ansys Innovation Space sebagai tempat
perkuliahan. Peserta Studi Independen di PT CADFEM Simulation Technology
Indonesia diharapkan dapat melakukan eksplorasi tentang berbagai macam materi
yang diberikan dan mampu mengembangkan skill simulasi CAE di berbagai
sektor secara mandiri dan profesional sekaligus mendukung terciptanya industri
4.0 di Indonesia .

Kata Kunci: Kampus Merdeka, Studi Independen, PT CADFEM Simulation


Technology Indonesia, CAE.

4
Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat
rahmat dan karunia-Nya Studi Independen selama 1 semester di PT CADFEM
Simulation Technology Indonesia dapat terlaksana dengan baik dan Penyusunan
Laporan Studi Independen Program Merdeka Belajar - Kampus Merdeka
(MBKM) dapat selesai tepat pada waktunya dengan judul “Formula SAE Chassis
Analysis Using Ansys Mechanical”.
Dalam penyusunan laporan akhir ini saya berupaya semaksimal mungkin
untuk menyajikan gambaran umum, lingkup course, serta proses dan pencapaian
hasil dari course Studi Independen ini, namun saya pun menyadari sepenuhnya
karena berbagai keterbatasan yang ada pada saya dengan mempertimbangkan
kekuatan, kelemahan, potensi dan tantangan yang ada sehingga laporan akhir ini
masih jauh dari kata sempurna serta perlu penyempurnaan sesuai dengan
perkembangan dan peraturan yang berlaku.
Terselesaikannya Laporan Studi Independen Program Merdeka Belajar -
Kampus Merdeka (MBKM) ini tidak luput dari bantuan, motivasi serta partisipasi
dari semua pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
terima kasih sebesar-besarnya kasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa yang selalu menjadi sumber perlindungan dan
kekuatan bagi penyusun dalam melaksanakan Program Studi Independen
serta dalam penyusunan laporan.
2. Kedua Orang Tua yang senantiasa mendoakan serta memberikan dukungan
moral dan materil selama Proses Studi Independen dilaksanakan.
3. Bapak Carlos RS, S.T., M.T. selaku Wakil Direktur Bidang Akademik
Politeknik Negeri Sriwijaya yang telah membantu dalam Pelaksanaan
Program Studi Independen.
4. Bapak Ahmad Zamheri, S.T., M.T. selaku Wakil Direktur Bidang
Kemahasiswaan Politeknik Negeri Sriwijaya yang telah membantu dalam

5
Pelaksanaan Program Studi Independen.
5. Ibu Dr. Indri Ariyanti, S.E., M.Si. dan Ibu Ella Sundari, S.T., M.T. selaku
Koordinator PT MSIB 3 Politeknik Negeri Sriwijaya.
6. Ir. Sairul Effendi, M. T. Selaku Kepala Jurusan Teknik Mesin Politeknik
Negeri Sriwijaya sekaligus Pembimbing Program Studi D3 Teknik Mesin
Politeknik Negeri Sriwijaya.
7. Bapak Gilang Pradhypta selaku Direktur PT CADFEM Simulation
Technology Indonesia sekaligus mentor yang telah membantu dalam
Pelaksanaan Program Studi Independen.
8. Mas Raihan Lutfianto dan Mas Muhammad Rizky Pratama Hakim selaku
mentor CADFEM Ansys - Engineering Simulation - Finite Element Analysis
(FEA) PT CADFEM Simulation Technology Indonesia.
9. Teman-teman Studi Independen CADFEM Ansys - Engineering Simulation -
Finite Element Analysis (FEA) di PT CADFEM Simulation Technology
Indonesia yang telah membantu selama Proses Studi Independen
berlangsung.
Saya menyadari penyusunan laporan akhir ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu sangat dibutuhkan kritik dan saran yang
membangun sebagai bahan bagi perbaikan laporan ini dimasa yang akan datang.
Akhir kata, saya berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Sekian dan
Terima Kasih.

Palembang, 10 Juli 2023

A. Ramadhan

6
7
Daftar Isi

Halaman
Lembar Pengesahan..............................................................................................ii
Lembar Pengesahan.............................................................................................iii
Abstraksi................................................................................................................iv
Kata Pengantar......................................................................................................v
Daftar Isi...............................................................................................................vii
Daftar Gambar......................................................................................................ix
Daftar Tabel..........................................................................................................xi

Bab I Pendahuluan.............................................................................................1
I.1 Latar belakang......................................................................................1
I.2 Lingkup................................................................................................1
I.3 Tujuan..................................................................................................2
Bab II Profil Perusahaan Mitra..........................................................................4
II.1 Profil Perusahaan.................................................................................4
II.1.1 CADFEM - Simulation Engine Sejak 1985.............................4
II.1.2 CADFEM & Ansys..................................................................4
II.1.3 Pengembangan Software Ansys dan CADFEM......................4
II.1.4 Produk Software dan Solusi IT................................................4
II.1.5 Pelayanan Para Expert CADFEM............................................5
II.2 Lingkup Pembelajaran.........................................................................5
II.3 Deskripsi Pembelajaran........................................................................6
II.3.1 Stress analysis in Solid Mechanics.........................................6
II.3.2 Strain in Deformation Analysis................................................7
II.3.3 Stress and Local Equilibrium...................................................7
II.3.4 Modal Analysis.........................................................................7
II.3.5 Structural Dynamics................................................................8
II.3.6 Time Domain Dynamic Problems............................................8
II.3.7 Structural Nonlinearity............................................................8
II.3.8 Large Deformation...................................................................9
II.4 Jadwal Kerja.........................................................................................9
Bab III Formula SAE Chassis Analsys...............................................................10
III.1 Deskripsi final project........................................................................10
III.2 Proses Pengerjaan Final Project........................................................10
III.2.1 Problem Definition.................................................................10
III.2.2 Simulation Setup....................................................................11
III.3 Hasil final project...............................................................................23
Bab IV Penutup.................................................................................................52
IV.1 Kesimpulan........................................................................................52
IV.2 Saran...................................................................................................55
Referensi...............................................................................................................56
Bab V Lampiran A. TOR.............................................................................A-1

viii
Bab VI Lampiran B. Log Activity.................................................................B-1
Bab VII Lampiran C. Dokumen Teknik........................................................C-1

ix
Daftar Gambar

Halaman
Gambar III. 1 (a). Model type, (b). Material (c). Beam profile.........................................11
Gambar III. 2 Unit & display...........................................................................................12
Gambar III. 3 Joint Spherical - LHS_Front_Lower_beams To Chassis_beams 17...........12
Gambar III. 4 Named selection.........................................................................................13
Gambar III. 5 Joint dengan object generator...................................................................13
Gambar III. 6 Set-up spring pada connections..................................................................14
Gambar III. 7 Spring pada connections............................................................................14
Gambar III. 8 Meshing geometry......................................................................................14
Gambar III. 9 Remote force untuk left upright.................................................................15
Gambar III. 10 Remote force untuk right upright.............................................................15
Gambar III. 11 Simply supported.....................................................................................16
Gambar III. 12 Solutions: total deformation dan beam tool.............................................16
Gambar III. 13 Point mass...............................................................................................17
Gambar III. 14 Acceleration.............................................................................................17
Gambar III. 15 Standard earth gravity.............................................................................18
Gambar III. 16 Fixed support...........................................................................................18
Gambar III. 17 Solutions:total deformation, beam tool dan axial force...........................19
Gambar III. 18 Acceleration.............................................................................................19
Gambar III. 19 Standard earth gravity –y direction.........................................................20
Gambar III. 20 Fixed support...........................................................................................20
Gambar III. 21 Solutions: total deformation dan beam tool.............................................21
Gambar III. 22 Force pada z component..........................................................................21
Gambar III. 23 Simply supported.....................................................................................22
Gambar III. 24 Solutions: total deformation, total bending moment dan beam tool.........22
Gambar III. 25 Mengganti material dan mengisi property...............................................23
Gambar III. 26 Material alluminum alloy with plasticity.................................................23
Gambar III. 27 Total deformation analisis torsion test material structural steel.............24
Gambar III. 28 Total deformation analisis torsion test material alluminum alloy with
plasticity.................................................................................................25
Gambar III. 29 Direct stress analisis torsion test material structural steel......................26
Gambar III. 30 Direct stress analisis torsion test material alluminum alloy with
plasticity.................................................................................................26
Gambar III. 31 Maximum combined stress analisis torsion test material structural
steel.........................................................................................................27
Gambar III. 32 Maximum combined stress analisis torsion test material alluminum alloy
with plasticity..........................................................................................28
Gambar III. 33 Minimum combined stress analisis torsion test material structural steel.29
Gambar III. 34 Minimum combined stress analisis torsion test material alluminum alloy
with plasticity..........................................................................................30
Gambar III. 35 Total deformation analisis cornering test material structural steel..........30
Gambar III. 36 Total deformation analisis cornering test material alluminum alloy with
plasticity.................................................................................................31
Gambar III. 37 Direct stress analisis cornering test material structural steel...................32
Gambar III. 38 Direct stress analisis cornering test material alluminum alloy with
plasticity.................................................................................................33
Gambar III. 39 Maximum combined stress analisis cornering test material structural
steel.........................................................................................................34

x
Gambar III. 40 Maximum combined stress analisis cornering test material alluminum
alloy with plasticity.................................................................................34
Gambar III. 41 Minimum combined stress analisis cornering test material structural
steel.........................................................................................................35
Gambar III. 42 Minimum combined stress analisis cornering test material alluminum
alloy with plasticity.................................................................................36
Gambar III. 43 Axial force analisis cornering test material structural steel.....................37
Gambar III. 44 Axial force analisis cornering test material alluminum alloy with
plasticity.................................................................................................37
Gambar III. 45 Total deformation analisis aerodynamic & cornering test material
structural steel........................................................................................38
Gambar III. 46 Total deformation analisis aerodynamic & cornering test material
structural steel........................................................................................39
Gambar III. 47 Direct stress analisis aerodynamic & cornering test material structural
steel.........................................................................................................40
Gambar III. 48 Direct stress analisis aerodynamic & cornering test material structural
steel.........................................................................................................41
Gambar III. 49 Maximum combined stress analisis aerodynamic & cornering test material
structural steel........................................................................................42
Gambar III. 50 Maximum combined stress analisis aerodynamic & cornering test material
alluminum allow with plasticity..............................................................42
Gambar III. 51 Minimum combined stress analisis aerodynamic & cornering test material
structural steel........................................................................................43
Gambar III. 52 Maximum combined stress analisis aerodynamic & cornering test material
alluminum alloy with plasticity...............................................................44
Gambar III. 53 Total deformation analisis frontal impact test material structural steel.. .44
Gambar III. 54 Total deformation analisis frontal impact test material alluminum alloy
with plasticity..........................................................................................45
Gambar III. 55 Total bending moment analisis frontal impact test material structural
steel.........................................................................................................46
Gambar III. 56 Total bending moment analisis frontal impact test material alluminum
alloy with plasticity.................................................................................46
Gambar III. 57 Direct stress analisis frontal impact test material structural steel............47
Gambar III. 58 Direct stress analisis frontal impact test material alluminum alloy with
plasticity.................................................................................................48
Gambar III. 59 Maximum combined stress analisis frontal impact test material structural
steel.........................................................................................................49
Gambar III. 60 Maximum combined stress analisis frontal impact test material alluminum
alloy with plasticity.................................................................................49
Gambar III. 61 Minimum combined stress analisis frontal impact test material structural
steel.........................................................................................................50
Gambar III. 62 Minimum combined stress analisis frontal impact test material alluminum
alloy with plasticity.................................................................................51
Gambar VII. 1 Website Ansys Innovation Space...........................................................C-1
Gambar VII. 2 Geometry preparation in Ansys Spaceclaim...........................................C-1
Gambar VII. 3 Model setup using Ansys Mechanical.....................................................C-2
Gambar VII. 4 Generate mesh using Ansys Mechanical................................................C-2
Gambar VII. 5 Setup load & boundary condition in Ansys Mechanical.........................C-3
Gambar VII. 6 Solve the solutions in Ansys Mechanical................................................C-3

xi
Daftar Tabel

Halaman
Tabel V. 1 Detail Pembelajaran.....................................................................................A-3

Tabel VI. 1 Log Activity B-1

xii
Bab I Pendahuluan

I.1 Latar belakang


Kampus Merdeka merupakan bagian dari kebijakan Merdeka
Belajar oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi Republik Indonesia yang memberikan kesempaatan bagi
mahasiswa/i untuk mengasah kemampuan sesuai bakat dan minat
dengan terjun langsung ke dunia kerja sebagai persiapan karir di
masa depan. Kampus merdeka tersebut merupakan kerangka untuk
menyiapkan mahasiswa menjadi sarjana dan diploma yang tangguh,
relevan dengan kebutuhan zaman, dan siap menjadi pemimpin
dengan semangat kebangsaan yang tinggi. Banyak program kampus
merdeka yang dapat di ikuti mahasiswa guna mengasah skill untuk
mempersiapkan karir di masa depan, salah satunya adalah Program
Studi Independen. Studi Independen adalah bagian dari program
Kampus Merdeka yang bertujuan untuk memberikan kesempatan
kepada mahasiswa untuk belajar dan mengembangkan diri melalui
aktivitas di luar kelas perkuliahan, namun tetap diakui sebagai
bagian dari perkuliahan.
Dalam Kegiatan tersebut, mahasiswa akan difasilitasi dalam
mengikuti berbagai kegiatan yang ditawarkan oleh mitra. Salah
satunya PT CADFEM Simulation Technology Indonesia merupakan
perusahaan multinasional penyedia lisensi & pelatihan Engineering
Simulation Ansys terbesar dengan pengalaman lebih dari 35 tahun.
Dengan engineering simulation sebagai main focus pada perusahaan
ini, maka diharapkan percepatan perancangan produk atau bahan
penelitian dapat diperoleh secara signifikan dengan tersedianya
akses pada virtual lab untuk setiap kondisi percobaan. Sehingga
pentingnya penguasaan engineering simulation menjadi prioritas
utama yang perlu diperhatikan oleh kita bersama, khususnya di
dunia pendidikan. Demi terwujudnya tenaga ahli dan lulusan teknik

1
yang siap bertaji menuju Indonesia 4.0.

I.2 Lingkup
Program Studi Independen merupakan hasil kolaborasi
dengan berbagai bidang dan perusahaan yang ada di seluruh
Indonesia sehingga memiliki lingkup yang sangat luas di berbagai
bidang. Karena lingkup yang cukup luas, berbagai mahasiswa dari
berbagai bidang berkesempatan untuk mengasah skill baik berupa
softskill ataupun hardskill yang dimiliki.
Lingkup kegiatan Studi Independen di PT CADFEM
Simulation Technology Indonesia adalah engineering simulation
dengan menggunakan aplikasi Ansys. Untuk engineering simulation
pada PT CADFEM Simulation Technology Indonesia terdapat dua
course yaitu Computational Fluids Dynamic (CFD) dan Finite
Element Analysis (FEA).
Pada Engineering Simulation - Finite Element Analysis
(FEA) sendiri setiap peserta akan menyelesaikan pelatihan course
dalam delapan sesi materi. Untuk menyelesaikan pelatihan, peserta
akan menyimak video course, membaca Hand-Out yang disediakan,
hingga menyelesaikan pemasalahan praktikal lengkap serta
"Homeworks" dengan menggunakan Software Ansys versi pelajar
yang dapat diunduh secara gratis ataupun menggunakan Virtual
Machine pada browser mereka. Kemudian menyelesaikan kuis
daring untuk menpesertai perkembangan dan menguji retensi
mereka. Setelah menyelesaikan semua sesi pelatihan, selanjutnya
peserta akan mengikuti Ujian Sertifikasi Internasional sebagai
evaluasi dari semua pelatihan yang telah dilalui. Terakhir sebelum
dinyatakan lulus, peserta harus mengambil satu studi kasus untuk
diuji coba secara individu atau berkelompok pada Software simulasi
Ansys untuk memberi dampak langsung pada pengalaman praktik
peserta dan juga lingkungan.

2
I.3 Tujuan
Adapun tujuan dari kegiatan studi independen Ansys -
Engineering Simulation - Finite Element Analysis (FEA) di PT
CADFEM Simulation Technology Indonesia ialah :
a. Memberikan pengetahuan yang cukup kepada mahasiswa bagaimana
mengoptimalkan teknologi yang ada dalam proses Engineering Simulation
- Finite Element Analysis (FEA).
b. Mampu bekerja secara efektif dan efisian ketika memasuki dunia kerja.
c. Mampu bekerja sama dengan peserta dengan berbagai latar belakang
instansi.
d. Mempersiapkan dan mewujudkan lulusan teknik serta tenaga ahli yang
siap bertaji di Industri 4.0

3
4
Bab II Profil Perusahaan Mitra

II.1 Profil Perusahaan


II.1.1 CADFEM - Simulation Engine Sejak 1985
CADFEM telah memberikan dorongan pasti untuk berhasil
melanjutkan sejarah CAE dan FEM sejak 1985. Dari CADFEM
GmbH Jerman, CADFEM telah berkembang menjadi salah satu
penyedia solusi simulasi terkemuka di dunia. Kompetensi teknik
yang kuat dengan pengalaman praktis yang tinggi dan konsultasi
yang berppesertangan jauh ke depan dengan perasaan pasar yang
baik dan tren menjadi ciri khas CADFEM.

II.1.2 CADFEM & Ansys.


Sejak perusahaan ini didirikan pada tahun 1985, CADFEM
telah menjadi mitra penjualan dekat Ansys, pengembang Software
simulasi terbesar di dunia. Kami menjual produk Software Ansys
dan mendukung pengguna Ansys dalam segala hal yang berkaitan
dengan simulasi.

II.1.3 Pengembangan Software Ansys dan CADFEM


Sejak awal kemitraan CADFEM, CADFEM telah
memastikan bahwa Software Ansys berhasil digunakan di
perusahaan dan lembaga penelitian. Melalui komitmen CADFEM
terhadap Ansys, CADFEM berperan aktif dalam memastikan bahwa
permintaan pelanggan diperhitungkan dalam pengembangan
Software di Ansys.

II.1.4 Produk Software dan Solusi IT


a. Pemasok Software simulasi dari:
i) ANSYS.
ii) Complementary Software.

5
iii) CADFEM ANSYS Extensions.
b. Jasa konsultasi teknis untuk optimalisasi konfigurasi Software dan
hardware.
c. Jasa konsultasi untuk pengembangan jangkan panjang untuk
implementasi simulasi.
d. Penyedia platform cloud untuk simulasi.
e. Pelatihan & Pendidikan.

II.1.5 Pelayanan Para Expert CADFEM


250 Proyek Konsultasi per tahun dengan berbagai ukuran dan
kompleksitas membuat expert kami memahami dan mengantisipasi
tantangan teknis + implikasi bisnis serta memberikan solusi sesuai
pesanan & rencana eksekusi untuk pelanggan, yaitu:
a. Rencana analisis sebelum memulai proyek baru
b. Simulasi berdasarkan permintaan
c. Menyediakan model dan solusi CAE
d. Operasi dan rekayasa Software
e. Pendapat kedua yang dapat dipesertalkan
f. Alur kerja yang konsisten, dapat direproduksi, dan dipercepat
g. Hemat waktu dan jaminan kualitas
h. Support CADFEM yang selalu available.
i. Generalisasi simulasi
j. Bersertifikat ISO 9001:2015 & ISO 27001:2013

II.2 Lingkup Pembelajaran


Sebagai mitra MSIB PT CADFEM Simulation Technology
Indonesia yang bergerak di dunia engineering simulation
memberikan 2 pilihan course kepada mahasiswa, yaitu:
a. Finite Element Analysis (FEA).
Untuk dapat melakukan analisis struktur tingkat lanjut, penting untuk
memahami fisika struktur dan bagaimana ini diterjemahkan ke dalam

6
persamaan matematika. Jalur course ini adalah kumpulan course yang
dapat membantu peserta mulai mempelajari bagaimana perilaku benda
padat. Ada banyak kuantitas untuk mencirikan perilaku struktur dan
masing-masing dari mereka menceritakan sebuah cerita. Analisis yang
berhasil mengidentifikasi jumlah yang sesuai dan metode yang tepat untuk
mengekstraksinya. Memiliki pemahaman yang kuat tentang fisika dan
interpretasinya menggunakan persamaan adalah kuncinya. Dalam jalur
course ini, kita akan melanjutkan course yang secara bertahap membangun
peserta untuk mempelajari dasar-dasar mekanika padat. Jalur course ini
adalah pendahulu untuk topik yang lebih lanjut yang dapat menambah
wawasan peserta tentang mekanika padat terapan.

b. Computational Fluids Dynamic (CFD)


Dari atmosfer kita hingga darah yang mengalir di pembuluh darah
kita, fluida ada di mana-mana dan sangat penting bagi kehidupan. Studi
tentang fluida yang bergerak disebut dinamika fluida, dan para engineer
mengpesertalkannya untuk merancang dan mengoptimalkan aplikasi
teknik. Prinsip-prinsip dinamika fluida memungkinkan para engineer
merancang roket yang membawa manusia ke luar angkasa, untuk
mendinginkan perangkat elektronik berkinerja tinggi, untuk memberi daya
pada kota-kota kita, dan banyak aplikasi teknik penting lainnya. Dalam
jalur course ini, kita akan mulai dengan menjawab pertanyaan sederhana
namun penuh teka-teki " What Are Fluids?" Peserta kemudian akan
melanjutkan melalui course yang secara bertahap membangun peserta
untuk mempelajari dasar-dasar dinamika fluida. Jalur course ini adalah
pendahulu untuk topik yang lebih lanjut yang dapat memperluas wawasan
peserta/mahasiswa tentang dinamika fluida.

II.3 Deskripsi Pembelajaran


Berikut adalah 8 sub-course dari course Engineering
Simulation - Finite Element Analysis (FEA) yang disediakan oleh PT

7
CADFEM Simulation Technology Indonesia dan Ansys yang harus
diselesaikan peserta/mahasiwa:
II.3.1 Stress analysis in Solid Mechanics
Stress analysis adalah tugas yang sangat penting bagi
engineer di bidang sipil, mekanik, aerospace, dan banyak bidang
lainnya. Meskipun disebut stress analysis, analisis ini mencari
tegangan dan regangan pada struktur untuk menentukan kondisi
suatu struktur di bawah beban eksternal. Stress analysis dapat
dilakukan melalui berbagai cara, misalnya, pengujian eksperimental,
solusi analitis, atau simulasi komputasi, atau kombinasi dari metode-
metode tersebut. Dalam course ini, kita akan mulai dari tujuan dan
aplikasi stress analysis dan kita akan membahas pentingnya peran
seorang engineer dalam simulasi komputasi stress analysis.

II.3.2 Strain in Deformation Analysis.


Course ini akan membahas bagaimana regangan diukur
dalam percobaan dan bagaimana regangan tersebut dijelaskan secara
matematis dalam analisis tegangan. Salah satu hal penting yang akan
dipahami dari course ini adalah bahwa definisi regangan tidaklah
unik, dan mengetahui perbedaan di antara definisi-definisi tersebut
sangat penting dalam menentukan sifat material dan mengevaluasi
hasil regangan.

II.3.3 Stress and Local Equilibrium.


"Mekanika Bahan" adalah studi tentang hubungan antara
beban eksternal dan gaya internal yang dialami oleh suatu struktur.
Besarnya gaya internal di suatu titik dalam struktur dapat diukur
sebagai "tekanan" atau "stress". Dalam course ini, kami
memperkenalkan tekanan dalam format tensor terlebih dahulu,
diikuti dengan cara dan alasan mengapa tensor tekanan diubah
menjadi tekanan prinsipal dan tekanan setara. Kami juga membahas

8
keseimbangan gaya internal, yang mengarah pada keseimbangan
lokal, yang merupakan persamaan dasar dalam analisis tekanan.
Memahami keseimbangan lokal memberikan dasar yang baik untuk
mempelajari simulasi komputasional dalam analisis tekanan.

II.3.4 Modal Analysis.


Modal analysis merupakan jenis analisis dinamis yang
mendasar, yang memberikan frekuensi alami di mana sebuah
struktur akan beresonansi. Frekuensi alami ini sangat penting dalam
berbagai bidang rekayasa. Suspensi biasanya disetel untuk memiliki
frekuensi alami yang berbeda pada mobil penumpang dan mobil
balap. Engineer struktural perlu menghitung frekuensi alami
bangunan agar gelombang seismik yang dihasilkan saat gempa tidak
cocok dengan frekuensi alami bangunan tersebut. Course ini
berfokus pada teori dan konsep dasar, serta aplikasi analisis modal
dalam rekayasa.

II.3.5 Structural Dynamics


Perilaku dinamis struktur merupakan hal yang penting dalam
berbagai disiplin rekayasa. Dengan memahami dinamika struktural,
engineer sipil dapat merancang bangunan yang mampu menahan
beban dinamis yang kuat akibat gempa bumi dan badai, engineer
aerospace dapat mengendalikan getaran sayap pesawat dalam
kondisi turbulensi, dan engineer mekanik dapat merancang fitur
perlindungan tabrakan untuk mengurangi kekuatan tabrakan. Dalam
course ini, kita akan mempelajari prinsip-prinsip dasar dan aplikasi
dinamika struktur dalam engineering.

II.3.6 Time Domain Dynamic Problems.


Dalam Ansys Innovation Course tentang "Time Domain
Dynamic Problems" ini, course ini akan memperkenalkan

9
persamaan gerak yang mengatur dan membahas kapan dan
bagaimana variabel waktu yang independen penting dalam
mempelajari respons mekanik suatu struktur. Di course ini akan
membahas faktor-faktor apa yang menyebabkan ketergantungan
pada waktu dan kapan analisis dapat diidealisasikan sebagai analisis
statis. Para siswa akan mempelajari pentingnya mempertimbangkan
efek inersia dalam analisis dan bagaimana efek tersebut dapat
mengubah perilaku mekanik suatu sistem.

II.3.7 Structural Nonlinearity.


Dalam tentang "Pengantar Nonlinearitas," kami akan
menyajikan diskusi tentang apa yang dimaksud dengan respons
mekanik suatu struktur dan apa yang membuatnya menjadi
nonlinier. Setelah menyelesaikan course ini, para siswa akan dapat
membuat keputusan yang terinformasi tentang apakah penggunaan
solver linear atau nonlinier lebih cocok untuk menganalisis suatu
sistem.

II.3.8 Large Deformation


Dalam Ansys Innovation Course tentang "Large
deformations," kami akan memperkenalkan sifat fisik large
deformations dan bagaimana large deformations tersebut ditangkap
secara matematis. Course ini akan menyajikan asumsi
penyederhanaan yang dibuat ketika kita menggunakan teori
deformasi kecil dan dampaknya terhadap akurasi solusi melalui
beberapa contoh. Menyelesaikan course ini akan memungkinkan
Anda menjawab pertanyaan sederhana tetapi sangat penting: Kapan
kita menggunakan teori large deformations untuk menganalisis
respons struktur?

10
II.4 Jadwal Kerja
Pada pelaksanaan program Studi Independen di PT
CADFEM Simulation Technology Indonesia, diadakan course bagi
peserta berupa dasar-dasar teori hingga hal yang berhubungan
dengan proses pengerjaan project dengan jadwal sangat fleksibel
karena pada dasarnya sistem yang digunakan adalah self learning.
Namun pada setiap minggunya diadakan mentoring session untuk
melihat progres dari masing-masing peserta/mahasiswa juga sebagai
tempat untuk bertanya bagi peserta/mahasiswa jika mendapatkan
kesulitan pada saat course mandiri.

11
Bab III Formula SAE Chassis Analysis

III.1 Deskripsi final project


Pada final project ini terdapat di dalam How-to-Series Ansys
Innovation Course, peserta akan menjelajahi berbagai langkah yang
terlibat dalam mensimulasikan, menganalisis, dan memahami
chassis mobil Formula SAE. Chassis sendiri merupakan bagian
utama dalam desain otomotif karena menjadi backbone structural
dari berbagai sistem fungsional yang terpasang di atasnya serta
bertanggung jawab dalam menanggung beban dari berbagai
komponen. Menganalisis sebuah chassis dalam Ansys Mechanical
membantu untuk menguji berbagai konfigurasi agar chassis tersebut
dapat menjadi sekokoh mungkin dengan biaya manufaktur yang
minimal. Dalam kursus ini, analisis FEA dari sebuah chassis
(rangka) dilakukan dengan mempertimbangkan beban-beban seperti
torsi, cornering, aerodinamika, dan frontal impact. Pada course ini
terdapat beberapa step pengerjaan yaitu: Persiapan geometry untuk
Formula SAE chassis di Ansys Spaceclaim. Menambahkan
suspension arms ke Formula SAE chassis di Ansys Spaceclaim.
Men-generate joints dan meshing untuk Formula SAE chassis di
Ansys Mechanical. Memasukkan boundary conditions dan men-
solve simulasi.

III.2 Proses Pengerjaan Final Project


III.2.1 Problem Definition
Untuk itu rumusan masalah pada simulasi ini adalah:
a. Bagaimana hasil dari Torsion test pada simulasi Formula SAE Chassis
Analysis?
b. Bagaimana hasil dari Cornering test pada simulasi Formula SAE Chassis
Analysis?
c. Bagaimana hasil dari Aerodynamc + cornering test pada simulasi Formula

12
SAE Chassis Analysis?
d. Bagaimana hasil dari Frontal impact pada simulasi Formula SAE Chassis
Analysis?
e. Lakukan simulasi dengan nonlinear material (ada plasticity) kemudian
bandingkan hasil simulasinya, bebas menentukan nonlinear material-nya.
f. Apakah kita bisa mendapatkan hasil equivalent stress dan equivalent strain
dari beam entity?
g. Apa yang dimaksud dengan direct stress, maximum combined stress, dan
minimum combined stress dari beam entity?
h. Mengapa tidak dilakukan analisis dinamik untuk kasus ini?

III.2.2 Simulation Setup


Berikut langkah-langkah dalam men-set up pada simulasi
Formula SAE chassis di Ansys Mechanical.
a. Men-generate Joints dan Meshing Geometry.
1. Mengecek “Model Type” geometry sebagai “Beam” , mengecek
material yang digunakan pada geometry dengan klik geometry untuk
keduanya, dan mengecek beam profile yang di-assign dengan klik
cross sections dan pilih circular tube serta cek unit dan ubah display
menjadi wireframe.

13
(a) (b) (c)
Gambar III. 1 (a). Model type, (b). Material (c). Beam profile

Gambar III. 2 Unit & display

2. Memasukkan/menambahkan joint connection. Klik kanan connections


> insert > joints.

Gambar III. 3 Joint Spherical - LHS_Front_Lower_beams To


Chassis_beams 17

3. Buat Named Selection untuk wishbone vertices, upper wishbone


vertices, lower wishbone vertices, upper upright vertices, lower
upright vertices, chassis vertices. Dengan pilih titik-titik named
selection > klik kanan > named selection > ganti namanya.

14
Gambar III. 4 Named selection

4. Memasukkan/menambahkan joint dengan object generator.

Gambar III. 5 Joint dengan object generator.

15
5. Memasukkan/menambahkan spring pada connections.

Gambar III. 6 Set-up spring pada connections.

Gambar III. 7 Spring pada connections.

6. Meshing geometry pada simulasi ini. Meshing menggunakan body


sizing dengan element size 5 mm untuk all body.

Gambar III. 8 Meshing geometry

16
b. Men-set up boundary conditions dan solve simulasi.
1. Analisis torsion test .
a. Menambahkan remote force untuk left upright. Dengan klik kanan
torsion test > insert > remote force > geometry > y component >
1500 N.

Gambar III. 9 Remote force untuk left upright.

b. Menambahkan remote force untuk right upright. Dengan klik


kanan torsion test > insert > remote force > geometry > y
component > -1500 N.

Gambar III. 10 Remote force untuk right upright.

17
c. Menambahkan simply supported.

Gambar III. 11 Simply supported.

d. Memasukkan solutions yaitu: total deformation dan beam tool.

Gambar III. 12 Solutions: total deformation dan beam tool.

e. Klik solve.
2. Analisis cornering test.
a. Menambahkan point mass A 70 kg. dan point mass B 25 kg. pada
geometry.

18
Gambar III. 13 Point mass

b. Menambahkan acceleration dengan klik cornering test > insert >


acceleration, pada x component input nilai acceleration sebesar
9800 mm/s2.

Gambar III. 14 Acceleration.

c. Menambahkan standard earth gravity dengan klik cornering test >


insert > standard earth gravity, pada –y direction.

19
Gambar III. 15 Standard earth gravity

d. Menambahkan fixed support.

Gambar III. 16 Fixed support.

e. Memasukkan solutions yaitu: total deformation, beam tool dan


axial force.

20
Gambar III. 17 Solutions:total deformation, beam tool dan axial force.

f. Klik solve.
3. Analisis aerodynamics + cornering test.
a. Menambahkan acceleration dengan klik kanan aero + cornering
test > insert > acceleration, pada x component input nilai
acceleration sebesar 19600 mm/s2.

Gambar III. 18 Acceleration.

b. Menambahkan standard earth gravity –y direction.

21
Gambar III. 19 Standard earth gravity –y direction.

c. Drag & drop fixed support dari cornering test.

Gambar III. 20 Fixed support.

22
d. Memasukkan solutions yaitu: total deformation dan beam tool.

Gambar III. 21 Solutions: total deformation dan beam tool.

e. Klik solve.
4. Analisis frontal impact.
a. Menambahkan force dengan klik kanan frontal impact > insert >
force >input nilai force pada z component sebesar -10000 N.

Gambar III. 22 Force pada z component

b. Drag & drop simply supported dari torsion test.

23
Gambar III. 23 Simply supported.

c. Memasukkan solutions yaitu: total deformation, total bending


moment dan beam tool.

Gambar III. 24 Solutions: total deformation, total bending moment dan


beam tool.

d. Klik solve.

c. Tambahan challenge (mengganti material menjadi nonlinear material ada


plasticity)
1. Mengganti material menjadi alluminum alloy with plasticity dan
masukkan property-nya di engineering data.

24
Gambar III. 25 Mengganti material dan mengisi property.

2. Pastikan material sudah terganti dengan mengecek kembali Ansys


Mechanical dan solve untuk semua jenis analisis.

Gambar III. 26 Material alluminum alloy with plasticity.

III.3 Hasil final project


Berikut adalah hasil simulasi Formula SAE chassis di Ansys
Mechanical:
a. Analisis Torsion test .
1. Total deformation.

25
Gambar III. 27 Total deformation analisis torsion test material structural
steel.

Terlihat pada gambar untuk total deformasi maksimumnya pada


chassis FSAE adalah pada bagian upright depan chassis mobil khususnya
di sebelah kanan sebesar 2.268 mm berwarna merah karena respon
terhadap beban yang diberikan dan nilai total deformasi minimalnya 0
berwarna biru pada bagian rare chassis menunjukkan bahwa bagian rear
chassis relatif tidak mengalami deformasi dalam respons terhadap beban
yang diberikan. Total deformasi ini menggambarkan besarnya perpindahan
atau displacement pada berbagai bagian chassis mobil yang mengalami
beban torsional akibat diterapkannya gaya pada kedua upright depan.
Total deformasi maksimal sebesar 2,268 mm pada bagian upright
depan menunjukkan displacement maksimal yang terjadi pada bagian
tersebut akibat beban torsional yang diterima. Sementara itu, total
deformasi minimal sebesar 0 pada bagian rear chassis menunjukkan bahwa
bagian tersebut mengalami perpindahan yang sangat kecil atau tidak ada
perpindahan sama sekali sebagai respons terhadap beban tersebut.

26
Gambar III. 28 Total deformation analisis torsion test material alluminum
alloy with plasticity.

Dibandingkan dengan material structural steel. Terlihat pada gambar


untuk total deformasi maksimumnya pada chassis FSAE dengan material
alluminum alloy with plasticity adalah sama pada bagian upright depan
chassis mobil khususnya di sebelah kanan namun lebih besar
dibandingkan dengan material structural steel yaitu sebesar 6,2501 mm
dan nilai total deformasi minimalnya 0 pada bagian rare chassis. Hal ini
menunjukkan bahwa perbedaan total deformasi yang signifikan antara
kedua material menunjukkan bahwa material yang berbeda memiliki sifat
mekanik yang berbeda pula. Material yang digunakan saat ini lebih lentur
atau elastis: Dengan total deformasi yang lebih besar pada material
alluminum alloy ini, dapat disimpulkan bahwa material tersebut memiliki
karakteristik yang lebih lentur atau elastis. Ini berarti material tersebut
lebih mudah mengalami deformasi sementara dan dapat kembali ke bentuk
awalnya setelah beban dihilangkan. Di sisi lain, material yang digunakan
sebelumnya mungkin lebih kaku atau memiliki kekuatan regangan yang
lebih tinggi, sehingga deformasinya lebih terbatas.
2. Beam tool.
a. Direct stress.

27
Gambar III. 29 Direct stress analisis torsion test material structural
steel.

Terlihat Nilai maksimum direct stress pada FSAE chassis sebesar


11,176 Mpa yang berwarna merah ini menunjukkan tegangan
maksimum yang dialami oleh material pada bagian tertentu dari
chassis. Dan nilai minimum direct stress sebesar -11,174 Mpa
berwarna biru menunjukkan tegangan kompresi yang terjadi pada
material. Tegangan kompresi dapat terjadi pada area-area yang
mengalami deformasi minimal atau bagian-bagian yang mendukung
bagian yang mengalami tegangan maksimum.

Gambar III. 30 Direct stress analisis torsion test material alluminum


alloy with plasticity.

Dibandingkan dengan material Structural steel. Terlihat pada


gambar untuk Jika nilai maksimum direct stress untuk material

28
aluminium alloy adalah 11,185 MPa dan nilai minimum direct
stressnya adalah -11,184 MPa, sedangkan untuk material structural
steel nilai stressnya lebih rendah, hal tersebut menunjukkan perbedaan
dalam kekuatan dan perilaku material yang digunakan.
Nilai maksimum direct stress yang lebih tinggi pada aluminium
alloy: Nilai maksimum direct stress yang lebih tinggi pada aluminium
alloy dibandingkan dengan structural steel menunjukkan bahwa
aluminium alloy memiliki kekuatan yang lebih rendah dalam menahan
beban dan tegangan.
Nilai minimum direct stress yang lebih tinggi pada aluminium
alloy: Nilai minimum direct stress yang lebih tinggi pada aluminium
alloy menunjukkan bahwa material ini cenderung lebih kaku dalam
menahan tegangan kompresi dibandingkan dengan structural steel.
Kekakuan yang lebih tinggi dapat berarti bahwa material aluminium
alloy akan mengalami perubahan dimensi yang lebih sedikit atau lebih
sedikit deformasi saat dikenakan tegangan kompresi.
b. Maximum combined stress.

Gambar III. 31 Maximum combined stress analisis torsion test


material structural steel.

Terlihat nilai maximum combine stress-nya untuk maksimalnya


sebesar 202,04 MPa berwarna merah dan nilai minimal dari nilai

29
maximum combine stressnya adalah -10,37 MPa berwarna biru pada
chassis mobil FSAE ini menunjukkan nilai maximum dari nilai
maximum combine stress dan minimum dari nilai maximum combine
stress yang diperoleh dari analisis torsion test pada chassis mobil
Formula SAE memberikan informasi tentang tegangan kombinasi
yang terjadi pada material struktur.

Gambar III. 32 Maximum combined stress analisis torsion test


material alluminum alloy with plasticity.

Dibandingkan dengan material Structural steel. Terlihat pada


gambar untuk nilai maximum combine stressnya untuk maksimalnya
sebesar 195,75 MPa berwarna merah dan nilai minimal dari nilai
maximum combine stressnya adalah -10,368 MPa berwarna biru pada
chassis mobil FSAE ini Jika material alluminum alloy menghasilkan
nilai maximum combine stress yang lebih rendah daripada structural
steel, ini dapat menunjukkan bahwa material alluminum alloy
memiliki batas kekuatan yang lebih rendah dan mungkin kurang
cocok untuk menahan beban atau stres yang tinggi.

c. Minimum combine stress.

30
Gambar III. 33 Minimum combined stress analisis torsion test
material structural steel.

Terlihat nilai minimum combine stressnya untuk maksimalnya


sebesar 10,364 MPa berwarna merah dan nilai minimal dari nilai
maximum combine stressnya adalah -202,03 MPa berwarna biru pada
chassis mobil FSAE menunjukkan bahwa ada perbedaan arah dan
magnitudo antara tegangan normal (direct stress) dan tegangan geser
(shear stress) yang dialami oleh material.
Nilai maximum dari minimum combine stress mengindikasikan
tegangan maksimum yang terjadi pada material ketika kombinasi
tegangan normal dan geser mencapai nilai tertinggi. Sedangkan nilai
minimal dari nilai minimum combine stress menunjukkan tegangan
minimum yang terjadi pada material ketika kombinasi tegangan
normal dan geser mencapai nilai terendah.

31
Gambar III. 34 Minimum combined stress analisis torsion test
material alluminum alloy with plasticity.

Dibandingkan dengan material structural steel. Terlihat pada


gambar untuk nilai minimum combine stressnya maksimalnya untuk
material alluminum alloy yaitu sebesar 10,375 MPa berwarna merah
dan nilai minimal dari nilai minimum combine stressnya adalah -
195,74 MPa berwarna biru pada chassis mobil FSAE Perbandingan ini
mengindikasikan bahwa dalam kasus ini, structural steel memiliki
kekuatan yang lebih tinggi dan mampu menahan beban atau stres yang
lebih besar dibandingkan dengan alluminum alloy.

b. Analisis Cornering test.


1. Total deformation.

Gambar III. 35 Total deformation analisis cornering test material


structural steel.

32
Terlihat pada gambar untuk total deformasi maksimumnya pada
chassis FSAE adalah sebesar 0,62524 mm berwarna merah kebanyakan di
sebelah kanan chassis karena respon terhadap beban acceleration yang
diberikan dan chassis mengalami tekanan kebawah dikarenakan gaya
gravitasi yang diberikan dan nilai total deformasi minimumnya 0 mm
berwarna biru pada bagian upright yang merupakan fixed support, ini
menunjukkan bahwa bagian upright relatif tidak mengalami deformasi
dalam respons terhadap beban yang diberikan.

Gambar III. 36 Total deformation analisis cornering test material


alluminum alloy with plasticity.

Dibandingkan dengan material Structural steel. Terlihat pada gambar


untuk total deformasi maximumnya pada chassis FSAE dengan material
alluminum alloy with plasticity adalah sama pada kebanyakan di sebelah
kanan chassis namun lebih besar dibandingakan dengan material
structural steel yaitu sebesar 1,585 mm dan nilai total deformasi
minimalnya 0 pada bagian upright. Hal ini menunjukkan bahwa:
Perbedaan total deformasi yang signifikan antara kedua material
menunjukkan bahwa material yang berbeda memiliki sifat mekanik yang
berbeda pula.
Material yang digunakan saat ini lebih lentur atau elastis: Dengan total
deformasi yang lebih besar pada material alluminum alloy ini, dapat
disimpulkan bahwa material tersebut memiliki karakteristik yang lebih

33
lentur atau elastis. Ini berarti material tersebut lebih mudah mengalami
deformasi sementara dan dapat kembali ke bentuk awalnya setelah beban
dihilangkan. Di sisi lain, material yang digunakan sebelumnya mungkin
lebih kaku atau memiliki kekuatan regangan yang lebih tinggi, sehingga
deformasinya lebih terbatas.
2. Beam tool.
a. Direct stress.

Gambar III. 37 Direct stress analisis cornering test material structural


steel.

Terlihat Nilai maksimum direct stress pada FSAE chassis sebesar


4,7111 Mpa berwarna merah pada bagian rare lower chassis, ini
menunjukkan tegangan maksimum yang dialami oleh material pada
bagian tertentu dari chassis. Dan nilai minimum direct stress sebesar -
5,0733 Mpa berwarna merah juga dibagian rare lower chassis
menunjukkan tegangan kompresi yang terjadi pada material.
Tegangan kompresi dapat terjadi pada area-area yang mengalami
deformasi minimal atau bagian-bagian yang mendukung bagian yang
mengalami tegangan maksimum.

34
Gambar III. 38 Direct stress analisis cornering test material
alluminum alloy with plasticity.

Dibandingkan dengan material Structural steel. Terlihat pada


gambar untuk Jika nilai maksimum direct stress untuk material
aluminium alloy adalah 3,24 MPa dan nilai minimum direct stressnya
adalah -3,45 Mpa dengan letak yang sama dengan structural steel,
sedangkan untuk material structural steel nilai stressnya lebih rendah,
hal tersebut menunjukkan perbedaan dalam kekuatan dan perilaku
material yang digunakan.
Nilai maksimum direct stress yang lebih tinggi pada aluminium
alloy: Nilai maksimum direct stress yang lebih tinggi pada aluminium
alloy dibandingkan dengan structural steel menunjukkan bahwa
aluminium alloy memiliki kekuatan yang lebih rendah dalam menahan
beban dan tegangan.
Nilai minimum direct stress yang lebih tinggi pada aluminium
alloy: Nilai minimum direct stress yang lebih tinggi pada aluminium
alloy menunjukkan bahwa material ini cenderung lebih kaku dalam
menahan tegangan kompresi dibandingkan dengan structural steel.
Kekakuan yang lebih tinggi dapat berarti bahwa material aluminium
alloy akan mengalami perubahan dimensi yang lebih sedikit atau lebih
sedikit deformasi saat dikenakan tegangan kompresi.

35
b. Maximum combined stress.

Gambar III. 39 Maximum combined stress analisis cornering test


material structural steel.

Terlihat nilai maximum combine stressnya untuk maksimalnya


sebesar 90,23 MPa berwarna merah dan nilai minimal dari nilai
maximum combine stressnya adalah -5,04 MPa berwarna biru pada
chassis mobil FSAE ini menunjukkan nilai maximum dari nilai
maximum combine stress dan minimum dari nilai maximum combine
stress yang diperoleh dari analisis torsion test pada chassis mobil
Formula SAE memberikan informasi tentang tegangan kombinasi
yang terjadi pada material struktur.

Gambar III. 40 Maximum combined stress analisis cornering test


material alluminum alloy with plasticity.

36
Dibandingkan dengan material structural steel. Terlihat pada
gambar untuk nilai maximum combine stressnya untuk maksimalnya
sebesar 58,8 MPa berwarna merah dan nilai minimal dari nilai
maximum combine stressnya adalah -3,4 MPa berwarna biru pada
chassis mobil FSAE ini Jika material alluminum alloy menghasilkan
nilai maximum combine stress yang lebih rendah daripada structural
steel, ini dapat menunjukkan bahwa material alluminum alloy
memiliki batas kekuatan yang lebih rendah dan mungkin kurang
cocok untuk menahan beban atau stres yang tinggi.
c. Minimum combined stress.

Gambar III. 41 Minimum combined stress analisis cornering test


material structural steel.

Terlihat nilai minimum combine stressnya untuk maksimalnya


sebesar 4,69 MPa berwarna merah dan nilai minimal dari nilai
maximum combine stressnya adalah -89,59 MPa berwarna biru pada
chassis mobil FSAE menunjukkan bahwa ada perbedaan arah dan
magnitudo antara tegangan normal (direct stress) dan tegangan geser
(shear stress) yang dialami oleh material.
Nilai maximum dari minimum combine stress mengindikasikan
tegangan maksimum yang terjadi pada material ketika kombinasi
tegangan normal dan geser mencapai nilai tertinggi. Sedangkan nilai
minimal dari nilai minimum combine stress menunjukkan tegangan

37
minimum yang terjadi pada material ketika kombinasi tegangan
normal dan geser mencapai nilai terendah.

Gambar III. 42 Minimum combined stress analisis cornering test


material alluminum alloy with plasticity.

Terlihat nilai minimum combine stressnya untuk maksimalnya


sebesar 4,69 MPa berwarna merah dan nilai minimal dari nilai
maximum combine stressnya adalah -89,59 MPa berwarna biru pada
chassis mobil FSAE menunjukkan bahwa ada perbedaan arah dan
magnitudo antara tegangan normal (direct stress) dan tegangan geser
(shear stress) yang dialami oleh material.
Nilai maximum dari minimum combine stress mengindikasikan
tegangan maksimum yang terjadi pada material ketika kombinasi
tegangan normal dan geser mencapai nilai tertinggi. Sedangkan nilai
minimal dari nilai minimum combine stress menunjukkan tegangan
minimum yang terjadi pada material ketika kombinasi tegangan
normal dan geser mencapai nilai terendah.

38
3. Axial force.

Gambar III. 43 Axial force analisis cornering test material structural steel.

Terlihat nilai maksimal axial force sebesar 1475,3 N berwarna merah


dan nilai minimal dari nilai maximum combine stressnya adalah -1589,8 N
berwarna biru pada rear lower chassis mobil FSAE menunjukkan bahwa
Axial force merujuk pada gaya yang bekerja sepanjang sumbu aksial suatu
komponen atau struktur. Dalam konteks rear lower chassis mobil FSAE,
nilai maksimal axial force sebesar 1014,8 N menunjukkan bahwa bagian
tersebut menerima beban maksimal dalam arah aksial positif, sedangkan
nilai negatif dari nilai minimal maximum combine stress (-1082,8 N)
menunjukkan bahwa bagian tersebut menerima beban maksimal dalam
arah aksial negatif.

Gambar III. 44 Axial force analisis cornering test material alluminum


alloy with plasticity.

39
Dibandingkan dengan material Structural steel. Terlihat nilai
maksimal axial force sebesar 1014,8 N berwarna merah dan nilai minimal
dari nilai maximum combine stressnya adalah -1082,8 N berwarna biru
pada rear lower chassis mobil FSAE. Perbandingan ini menunjukkan
bahwa material structural steel mampu menahan beban axial yang lebih
besar dibandingkan dengan alluminum alloy dalam kasus ini.

c. Analisis Aerodynamic + cornering test.


1. Total deformation.

Gambar III. 45 Total deformation analisis aerodynamic & cornering test


material structural steel.

Terlihat pada gambar untuk total deformasi maximumnya pada


chassis FSAE adalah sebesar 0,69 mm berwarna merah kebanyakan di
sebelah kanan chassis karena respon terhadap beban acceleration yang
diberikan dan chassis mengalami tekanan kebawah dikarenakan gaya
gravitasi yang diberikan dan nilai total deformasi minimalnya 0 mm
berwarna biru pada bagian upright yang merupakan fixed support, ini
menunjukkan bahwa bagian upright relatif tidak mengalami deformasi
dalam respons terhadap beban yang diberikan.

40
Gambar III. 46 Total deformation analisis aerodynamic & cornering test
material structural steel.

Dibandingkan dengan material Structural steel. Terlihat pada gambar


untuk total deformasi maksimumnya pada chassis FSAE dengan material
alluminum alloy with plasticity adalah sama pada kebanyakan di sebelah
kanan chassis namun lebih besar dibandingakan dengan material
structural steel yaitu sebesar 1,712 mm dan nilai total deformasi
minimalnya 0 pada bagian upright. Hal ini menunjukkan bahwa:
Perbedaan total deformasi yang signifikan antara kedua material
menunjukkan bahwa material yang berbeda memiliki sifat mekanik yang
berbeda pula.
Material yang digunakan saat ini lebih lentur atau elastis: Dengan total
deformasi yang lebih besar pada material alluminum alloy ini, dapat
disimpulkan bahwa material tersebut memiliki karakteristik yang lebih
lentur atau elastis. Ini berarti material tersebut lebih mudah mengalami
deformasi sementara dan dapat kembali ke bentuk awalnya setelah beban
dihilangkan. Di sisi lain, material yang digunakan sebelumnya mungkin
lebih kaku atau memiliki kekuatan regangan yang lebih tinggi, sehingga
deformasinya lebih terbatas.

41
2. Beam tool.
a. Direct stress.

Gambar III. 47 Direct stress analisis aerodynamic & cornering test


material structural steel.

Terlihat Nilai maksimum direct stress pada FSAE chassis sebesar


5,2027 Mpa berwarna merah pada bagian rare lower chassis, ini
menunjukkan tegangan maksimum yang dialami oleh material pada
bagian tertentu dari chassis. Dan nilai minimum direct stress sebesar -
5,4501 Mpa berwarna biru juga dibagian rare lower chassis
menunjukkan tegangan kompresi yang terjadi pada material.
Tegangan kompresi dapat terjadi pada area-area yang mengalami
deformasi minimal atau bagian-bagian yang mendukung bagian yang
mengalami tegangan maksimum.

42
Gambar III. 48 Direct stress analisis aerodynamic & cornering test
material structural steel.

Dibandingkan dengan material Structural steel. Terlihat pada


gambar untuk Jika nilai maksimum direct stress untuk material
aluminium alloy adalah 3,5 MPa dan nilai minimum direct stressnya
adalah -3,7 Mpa dengan letak yang sama dengan structural steel,
sedangkan untuk material structural steel nilai stressnya lebih rendah,
hal tersebut menunjukkan perbedaan dalam kekuatan dan perilaku
material yang digunakan.
Nilai maksimum direct stress yang lebih tinggi pada aluminium
alloy: Nilai maksimum direct stress yang lebih tinggi pada aluminium
alloy dibandingkan dengan structural steel menunjukkan bahwa
aluminium alloy memiliki kekuatan yang lebih rendah dalam menahan
beban dan tegangan.
Nilai minimum direct stress yang lebih tinggi pada aluminium
alloy: Nilai minimum direct stress yang lebih tinggi pada aluminium
alloy menunjukkan bahwa material ini cenderung lebih kaku dalam
menahan tegangan kompresi dibandingkan dengan structural steel.
Kekakuan yang lebih tinggi dapat berarti bahwa material aluminium
alloy akan mengalami perubahan dimensi yang lebih sedikit atau lebih
sedikit deformasi saat dikenakan tegangan kompresi.

43
b. Maximum combine stress.

Gambar III. 49 Maximum combined stress analisis aerodynamic &


cornering test material structural steel.

Terlihat nilai maximum combine stressnya untuk maksimalnya


sebesar 95,8 MPa berwarna merah dan nilai minimal dari nilai
maximum combine stressnya adalah -5,4 MPa berwarna biru pada
chassis mobil FSAE ini menunjukkan nilai maximum dari nilai
maximum combine stress dan minimum dari nilai maximum combine
stress yang diperoleh dari analisis torsion test pada chassis mobil
Formula SAE memberikan informasi tentang tegangan kombinasi
yang terjadi pada material struktur.

Gambar III. 50 Maximum combined stress analisis aerodynamic &


cornering test material alluminum allow with plasticity.

Dibandingkan dengan material Structural steel. Terlihat pada

44
gambar untuk nilai maximum combine stressnya untuk maksimalnya
sebesar 63,059 MPa berwarna merah dan nilai minimal dari nilai
maximum combine stressnya adalah -3,6595 MPa berwarna biru pada
chassis mobil FSAE ini Jika material alluminum alloy menghasilkan
nilai maximum combine stress yang lebih rendah daripada structural
steel, ini dapat menunjukkan bahwa material alluminum alloy
memiliki batas kekuatan yang lebih rendah dan mungkin kurang
cocok untuk menahan beban atau stres yang tinggi.
c. Minimum combine stress.

Gambar III. 51 Minimum combined stress analisis aerodynamic &


cornering test material structural steel.

Terlihat nilai minimum combine stressnya untuk maksimalnya


sebesar 5,11 MPa berwarna merah dan nilai minimal dari nilai
maximum combine stressnya adalah -98,8 MPa berwarna biru pada
chassis mobil FSAE menunjukkan bahwa ada perbedaan arah dan
magnitudo antara tegangan normal (direct stress) dan tegangan geser
(shear stress) yang dialami oleh material.
Nilai maximum dari minimum combine stress mengindikasikan
tegangan maksimum yang terjadi pada material ketika kombinasi
tegangan normal dan geser mencapai nilai tertinggi. Sedangkan nilai
minimal dari nilai minimum combine stress menunjukkan tegangan
minimum yang terjadi pada material ketika kombinasi tegangan

45
normal dan geser mencapai nilai terendah.

Gambar III. 52 Maximum combined stress analisis aerodynamic &


cornering test material alluminum alloy with plasticity.

Dibandingkan dengan material Structural steel. Terlihat pada


gambar untuk nilai minimum combine stressnya maksimalnya untuk
material alluminum alloy yaitu sebesar 3,55 MPa berwarna merah dan
nilai minimal dari nilai minimum combine stressnya adalah -64,85
MPa berwarna biru pada chassis mobil FSAE Perbandingan ini
mengindikasikan bahwa dalam kasus ini, structural steel memiliki
kekuatan yang lebih tinggi dan mampu menahan beban atau stres yang
lebih besar dibandingkan dengan alluminum alloy.

d. Analisis Frontal impact.


1. Total deformation.

Gambar III. 53 Total deformation analisis frontal impact test material


structural steel.

46
Terlihat pada gambar untuk total deformasi maximumnya pada
chassis FSAE adalah sebesar 10,52 mm berwarna merah dibagian depan
chassis karena respon terhadap beban gaya yang diberikan ke arah -z dan
nilai total deformasi minimalnya 0 mm berwarna biru pada bagian bagian
belakang chassis, ini menunjukkan bahwa bagian belakang chassis yang
tidak mengalami deformasi dalam respons terhadap beban yang diberikan.

Gambar III. 54 Total deformation analisis frontal impact test material


alluminum alloy with plasticity.

Dibandingkan dengan material Structural steel. Terlihat pada gambar


untuk total deformasi maximumnya pada chassis FSAE dengan material
alluminum alloy with plasticity adalah lebih kecil dibandingakan dengan
material structural steel yaitu sebesar 9,9125 mm di bagian depan dan nilai
total deformasi minimalnya 0 pada bagian belakang chassis. Hal ini
menunjukkan bahwa:
Perbedaan total deformasi yang signifikan antara kedua material
menunjukkan bahwa material yang berbeda memiliki sifat mekanik yang
berbeda pula.
Material yang digunakan saat ini lebih lentur atau elastis: Dengan total
deformasi yang lebih besar pada material structural steel ini, dapat
disimpulkan bahwa material tersebut memiliki karakteristik yang lebih
lentur atau elastis. Ini berarti material tersebut lebih mudah mengalami
deformasi sementara dan dapat kembali ke bentuk awalnya setelah beban

47
dihilangkan. Di sisi lain, material alluminum alloy mungkin lebih kaku
atau memiliki kekuatan regangan yang lebih tinggi, sehingga deformasinya
lebih terbatas.
2. Total bending moment.

Gambar III. 55 Total bending moment analisis frontal impact test material
structural steel.

Terlihat pada gambar untuk total bending moment maximumnya


pada chassis FSAE adalah sebesar 6,8 N.mm berwarna merah di
bagian belakang chassis dan nilai total deformasi minimalnya
1,3582e-10 N.mm berwarna biru pada hampir di seluruh chassis.

Gambar III. 56 Total bending moment analisis frontal impact test material
alluminum alloy with plasticity.

Dibandingkan dengan material Structural steel. Terlihat pada


gambar untuk total bending moment maximumnya pada chassis FSAE

48
dengan material alluminum alloy with plasticity adalah sama pada
kebanyakan di sebelah kanan chassis namun lebih kecil
dibandingakan dengan material structural steel yaitu sebesar 2,27
N.mm dan nilai total deformasi minimalnya 1,4011e-14 N.mm hampir
di seluruh chassis.
3. Beam tool.
a. Direct stress.

Gambar III. 57 Direct stress analisis frontal impact test material


structural steel.

Terlihat Nilai maksimum direct stress pada FSAE chassis sebesar


7,04 Mpa berwarna merah, ini menunjukkan tegangan maksimum
yang dialami oleh material pada bagian tertentu dari chassis. Dan nilai
minimum direct stress sebesar -35,87 Mpa berwarna biru
menunjukkan tegangan kompresi yang terjadi pada material.
Tegangan kompresi dapat terjadi pada area-area yang mengalami
deformasi minimal atau bagian-bagian yang mendukung bagian yang
mengalami tegangan maksimum.

49
Gambar III. 58 Direct stress analisis frontal impact test material
alluminum alloy with plasticity.

Dibandingkan dengan material Structural steel. Terlihat pada


gambar untuk Jika nilai maksimum direct stress untuk material
aluminium alloy adalah 2,34 MPa dan nilai minimum direct stressnya
adalah -11,9 Mpa dengan letak yang hampir sama dengan structural
steel, sedangkan untuk material structural steel nilai stressnya lebih
rendah, hal tersebut menunjukkan perbedaan dalam kekuatan dan
perilaku material yang digunakan.
Nilai maksimum direct stress yang lebih tinggi pada aluminium
alloy: Nilai maksimum direct stress yang lebih tinggi pada aluminium
alloy dibandingkan dengan structural steel menunjukkan bahwa
aluminium alloy memiliki kekuatan yang lebih rendah dalam menahan
beban dan tegangan.
Nilai minimum direct stress yang lebih tinggi pada aluminium
alloy: Nilai minimum direct stress yang lebih tinggi pada aluminium
alloy menunjukkan bahwa material ini cenderung lebih kaku dalam
menahan tegangan kompresi dibandingkan dengan structural steel.
Kekakuan yang lebih tinggi dapat berarti bahwa material aluminium
alloy akan mengalami perubahan dimensi yang lebih sedikit atau lebih
sedikit deformasi saat dikenakan tegangan kompresi.

50
b. Maximum combined stress.

Gambar III. 59 Maximum combined stress analisis frontal impact test


material structural steel.

Terlihat nilai maximum combine stressnya untuk maksimalnya


sebesar 315,34 MPa berwarna merah dan nilai minimal dari nilai
maximum combine stressnya adalah -33,808 MPa berwarna biru pada
hampir di semua bagian chassis mobil FSAE ini menunjukkan nilai
maximum dari nilai maximum combine stress dan minimum dari nilai
maximum combine stress pada chassis mobil Formula SAE
memberikan informasi tentang tegangan kombinasi yang terjadi pada
material struktur.

Gambar III. 60 Maximum combined stress analisis frontal impact test


material alluminum alloy with plasticity.

Dibandingkan dengan material Structural steel. Terlihat pada

51
gambar untuk nilai maximum combine stressnya untuk maksimalnya
sebesar 105,21 MPa berwarna merah dan nilai minimal dari nilai
maximum combine stressnya adalah -11,267 MPa berwarna biru pada
chassis mobil FSAE ini jika material alluminum alloy menghasilkan
nilai maximum combine stress yang lebih rendah daripada structural
steel, ini dapat menunjukkan bahwa material alluminum alloy
memiliki batas kekuatan yang lebih rendah dan mungkin kurang
cocok untuk menahan beban atau stres yang tinggi.
c. Minimum combined stress.

Gambar III. 61 Minimum combined stress analisis frontal impact test


material structural steel.

Terlihat nilai minimum combine stressnya untuk maksimalnya


sebesar 4,69 MPa berwarna merah hampir di semua bagian chassis
dan nilai minimal dari nilai maximum combine stressnya adalah -
329,59 MPa berwarna biru hanya pada bagian belakang chassis, ini
menunjukkan bahwa ada perbedaan arah dan magnitudo antara
tegangan normal (direct stress) dan tegangan geser (shear stress) yang
dialami oleh material.
Nilai maximum dari minimum combine stress mengindikasikan
tegangan maksimum yang terjadi pada material ketika kombinasi
tegangan normal dan geser mencapai nilai tertinggi. Sedangkan nilai
minimal dari nilai minimum combine stress menunjukkan tegangan

52
minimum yang terjadi pada material ketika kombinasi tegangan
normal dan geser mencapai nilai terendah.

Gambar III. 62 Minimum combined stress analisis frontal impact test


material alluminum alloy with plasticity.

Dibandingkan dengan material structural steel. Terlihat pada


gambar untuk nilai minimum combine stressnya maksimalnya untuk
material alluminum alloy yaitu sebesar 1,56 MPa berwarna merah dan
nilai minimal dari nilai minimum combine stressnya adalah -109,97
MPa berwarna biru pada chassis mobil FSAE Perbandingan ini
mengindikasikan bahwa dalam kasus ini, structural steel memiliki
kekuatan yang lebih tinggi dan mampu menahan beban atau stress
yang lebih besar dibandingkan dengan alluminum alloy.

53
Bab IV Penutup

IV.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh selama kegiatan Studi
Independen berlangsung adalah sebagai berikut:
a. Final Project.
1) Secara keseluruhan, analisis torsion test pada material structural steel
dalam simulasi menunjukkan bahwa material tersebut mampu
menahan beban dan tegangan yang signifikan. Deformasi, tegangan
langsung, dan tegangan kombinasi yang terjadi pada material dapat
memberikan wawasan yang penting dalam evaluasi kekuatan,
keandalan, dan performa struktural dari chassis mobil Formula SAE
yang menggunakan material structural steel.
2) Berdasarkan simulasi di atas, dapat dikatakan bahwa dari analisis
cornering test, aerodynamic dan frontal impact menunjukkan bahwa
chassis Formula SAE dengan material structural steel memiliki
deformasi yang relatif kecil dan tegangan yang berada dalam batas
aman selama pengujian. Namun, untuk penilaian yang lebih akurat,
perlu dilakukan evaluasi lebih lanjut terhadap desain dan batasan
kekuatan untuk memastikan kinerja chassis secara menyeluruh dalam
kondisi cornering yang lebih realistis.
3) Hasil perbandingan material yang digunakan untuk simulasi chassis
FSAE antara structural steel dengan non linear material yaitu
allumunum alloy with plasticity dari simulasi menunjukkan bahwa
structural steel lebih kuat untuk menahan beban dan gaya dengan
besar yang sama antar kedua material dibandingkan dengan
alluminum allow with plasticity. Hal ini mengindikasikan bahwa
structural steel lebih mampu menahan tegangan dan beban yang
dihasilkan selama operasi kendaraan. Kekuatan yang lebih tinggi
pada structural steel dapat memberikan keuntungan dalam
menghadapi beban yang berat, seperti beban aksial, torsi, atau beban

54
lateral saat melakukan manuver cornering.
4) Kita tiba bisa mendapatkan hasil equivalent stress dan equivalent
strain dari beam entity, karena geometrinya dari awal di-generate
menggunakan beam dari sketch frame-nya di Ansys spaceclam. Jadi
di Ansys mechanical munculnya hanya total deformasi, dan kalau
ingin mencari stress menggunakan beam tool > maximum dan
minimum combined stress.
5) Berikut adalah pengertian dari:
Direct stress (Tegangan Langsung): Direct stress mengacu
pada tegangan yang dihasilkan langsung oleh beban yang diterapkan
pada balok. Nilai direct stress mencerminkan sejauh mana material
dalam balok terkena tegangan yang berhubungan langsung dengan
beban yang diterapkan. Pada hasil simulasi, direct stress dilaporkan
dalam satuan MPa (Megapascal).
Maximum combine stress (tegangan gabungan maksimum):
Maximum combine stress menggambarkan tegangan maksimum yang
terjadi pada balok akibat kombinasi tegangan yang berbeda, seperti
tegangan tarik dan tegangan geser. Ini mencerminkan kemampuan
balok untuk menahan kombinasi tegangan yang terjadi pada saat yang
bersamaan. Maximum combine stress juga dilaporkan dalam satuan
MPa.
Minimum combine stress (tegangan gabungan minimum):
Minimum combine stress adalah tegangan terendah yang terjadi pada
balok akibat kombinasi tegangan yang berbeda. Ini mengindikasikan
bagian balok yang mungkin mengalami tegangan terendah dalam
kondisi simulasi tersebut. Minimum combine stress juga dilaporkan
dalam satuan MPa.
6) Tidak dilakukanya analisis dinamik (dynamic analysis) pada kasus
ini, Karena:
Fokus pada analisis tertentu: Simulasi tersebut mungkin
memiliki fokus khusus pada analisis statis, seperti torsion test atau

55
cornering test, yang memerlukan pemodelan dan analisis tegangan
pada kondisi statis tertentu. Analisis dinamik, seperti analisis getaran
atau respons dinamik kendaraan, mungkin bukan bagian dari tujuan
awal simulasi tersebut.
Batasan waktu atau sumber daya: Simulasi dinamik
membutuhkan waktu komputasi yang lebih lama dan sumber daya
komputasi yang lebih besar dibandingkan dengan analisis statis.
Terkadang, terbatasnya waktu atau sumber daya komputasi dapat
menjadi faktor dalam pengambilan keputusan untuk tidak melakukan
analisis dinamik dalam simulasi tertentu.
Keterbatasan model atau data: Analisis dinamik membutuhkan
model yang lebih rinci dan data yang lebih lengkap tentang sifat
dinamik material, kekakuan, redaman, dan sumber beban dinamik
lainnya. Jika model atau data yang diperlukan tidak tersedia atau
tidak lengkap, maka analisis dinamik mungkin tidak dapat dilakukan
secara memadai.

b. Kegiatan Studi Indipenden.


1) Kegiatan Studi Independen ini akan menambah pengetahuan,
wawasan dan kompetensi mengenai engineering simulation dimana
nantinya akan berguna pada saat memasuki dunia kerja juga untuk
bisa mewujudkan industri 4.0 di Indonesia.
2) Untuk menguji kompetensi peserta, maka peserta diberi kesempatan
untuk mengikuti ujian sertifikasi internasional Ansys yaitu
Associated Certification untuk CFD atau FEA
3) Untuk meningkatkan pengetahuan, setiap peserta akan diberikan
project tugas akhir. Pengerjaan project tugas akhir di PT CADFEM
Simulation Technology Indonesia dapat dijadikan sebagai referensi untuk
menyelesaikan project lain.

56
IV.2 Saran
Saran selama menjalani kegiatan Studi Independen
berlangsung adalah sebagai berikut:
a. Sebaiknya mitra memperbanyak jenis course agar peserta bisa
mendapatkan pilihan yang lebih banyak untuk Studi Independen
kedepannya.
b. Untuk kegiatan Studi Independen sebaiknya memperhatikan kembali
pemberian uang saku kepada peserta mengingat kebutuhan uang kuota
dan hal-hal lainnya serta pemberian uang saku ini akan menambah
motivasi dan semangat dalam menjalani kegiatan Studi Independen ini.

57
Referensi

cadfem-sea.com. 2022. About Us. Diakses pada 25 Juli 2023,


https://www.cadfem.net/sg/en/about-us.html
courses.Ansys.com. 2020. Understanding the Physics of Structural Mechanics.
Diakses pada 25 Juli 2023, dari
https://courses.Ansys.com/index.php/courses/structural-mechanics-
understanding-the-physics/
Kemendikbud. 2020. Buku Panduan Merdeka Belajar - Kampus Merdeka. Jakarta:
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Kemdikbud RI.

58
Bab V Lampiran A. TOR

CADFEM Ansys - Computational Fluids Dynamic (CFD) Learning Track


Sebagai salah satu pilar utama di Industri 4.0, Engineering
Simulation merupakan bidang vital yang harus dikuasai bahkan
menjadi fondasi untuk pilar-pilar lainnya seperti Additive
Manufacturing, Internet of Things, Artificial Intelligence, hingga
Autonomous System, dapat kita uji coba dalam virtual lab yang
dinamakan Engineering Simulation.
Dengan Engineering Simulation, percepatan perancangan
produk atau bahan penelitian dapat diperolehsecara signifikan
dengan tersedianya akses pada virtual lab untuk setiap kondisi
percobaan. Sehingga pentingnya penguasaan Engineering
Simulation menjadi prioritas utama yang perlu diperhatikan oleh kita
bersama, khususnya di dunia pendidikan. Demi terwujudnya tenaga
ahli dan lulusan teknik yang siap bertaji menuju Indonesia 4.0.
Studi Independen Finite Element Analysis (FEA) ini adalah
kumpulan modul pelatihan yang dapat membantu untuk mempelajari
perilaku serta karakteristik struktur (benda padat). Dengan
pemahaman tersebut, keberhasilan pada saat melakukan analisa
dapat lebih mudah dicapai.
Pelatihan ini mencakup pembelajaran individu yang
diselesaikan secara daring berbasis empiris selama 5 bulan atau
setara 20 sks. Dalam program ini, setiap peserta akan menyelesaikan
pelatihan pembelajaran dalam delapan sesi materi. Untuk
menyelesaikan pelatihan, peserta akan menyimak video
pembelajaran, membaca Hand-Out yang disediakan, hingga
menyelesaikan pemasalahan praktikal lengkap serta "Homeworks"
dengan menggunakan Software Ansys versi pelajar yang dapat
diunduh secara gratis ataupun menggunakan Virtual Machine pada

A-1
browser mereka. Kemudian menyelesaikan kuis daring untuk
menandai perkembangan dan menguji retensi mereka.
Setelah menyelesaikan semua sesi pelatihan, selanjutnya
peserta akan mengikuti Ujian Sertifikasi Internasional sebagai
evaluasi dari semua pelatihan yang telah dilalui. Terakhir sebelum
dinyatakan lulus, peserta harus mengambil satu studi kasus untuk
diuji coba secara individu atau berkelompok pada software Simulasi
Ansys untuk memberi dampak langsung pada pengalaman praktik
peserta dan juga lingkungan. Misalnya, melakukan analisa kekuatan
rangka mobil rakit, atau kasus apapun di sekitar mereka yang terkait
dengan Mekanika Struktur. Ansys dan CADFEM akan menyediakan
beberapa ide project untuk studi kasus yang dapat dipilih oleh setiap
peserta. Peserta juga dapat memberi ide dan akan dilakukan voting
untuk mendapat 2 hingga 3 project teratas untuk menjadi pilihan
semua peserta. Sehingga akan ada beberapa pilihan project yang
dapat dipilih secara individu atau berkelompok sebagai salah satu
syarat menyelesaikan program ini.
Para peserta akan didampingi dalam pelatihan ini oleh para
mentor yang berpengalaman di industri khususnya Industri CAE
atau Engineering Simulation. Bahkan peserta juga dapat berdiskusi
langsung dengan para expert lain di dunia ataupun dengan sesama
peserta melalui forum komunitas online. Akan ada kategori khusus
yang dibuat untuk peserta Kampus Merdeka di Forum Pembelajaran
Ansys global yang memiliki ratusan ribu pengguna dan pakar dari
seluruh dunia. Di sini para siswa dapat mengajukan pertanyaan
teknis mereka dan mendapatkan jawaban segera dan mereka juga
dapat mendiskusikan dan berbagi kemajuan mereka. Pendekatan
komunal untuk belajar ini telah ditemukan sebagai motivator yang
hebat dan jalan dukungan yang efektif bagi perkembangan soft-skill
peserta.

A-2
Sehingga pelatihan ini dapat turut serta secara langsung
mempersiapkan dan mewujudkan lulusan teknik serta tenaga ahli
yang siap bertaji di Industri 4.0.

Tabel V. 1 Detail Pembelajaran


Ev
Le
alu
arn
ati
ing
Time TOPIC on
Ou
Me
tco
tho
me
d
Stress Analysis in Solid Mechanics Par P
Stress Analysis in Solid Mechanics tici r
Intro to Solid Mechanics — Lesson 1 pa a
WEEK 1

nts c
Stress Analysis — Lesson 2
can t
The Role of Engineering in Decision- ad i
Making in Stress Analysis — Lesson 3 dre c
45 Numerical Simulation — Lesson 4
ss a
Mentoring Session and 1-week the l
Assignment im E
Homework, Quizzes and Simulation
WEEK

por x
45 Examples: Stress Analysis — Lesson 5 tan a
2

Summary - Stress Analysis — Lesson 6

A-3
Assignment Submission
ce m
of p
an l
en e
gin ,
eer H
’s o
rol m
e e
in w
co o
mp r
uta k
Strain in Deformation Analysis
Intro to Strain - Lesson 1
Strain Measurement - Lesson 2 Participants
Engineering Strain and True Strain - understand the
definition of
WEEK 3

Lesson 3
Strain Tensor - Lesson 4 strain is not
unique and Practical
Evaluate Strain Results - Lesson 5
45 Application for Learning about Strain - knowing the Example,
difference Homework,
Lesson 6
between them is Quizzes
Mentoring Session and 1-week
critical in
Assignment
Homework, Quizzes, Simulation defining
material
WEEK 4

Examples - Mechanical Strain in


Deformation Analysis - Lesson 7 property and
45 evaluating strain
Assignment Submission results.
Stress and Local Equilibrium Par P
Intro to Stress – Lesson 1 tici r
WEE
K5

Stress Tensor – Lesson 2 pa a


Principal Stress – Lesson 3 nt c

A-4
Equivalent Stress – Lesson 4
Local Equilibrium – Lesson 5
Application of Learning about Stress –
45 Lesson 6
Mentoring Session and 1-week
Assignment
Homework, Quizzes, Simulation
Examples – Stress and Local Equilibrium
– Lesson 7

Un t
der i
WEEK 6

sta c
45 nd a
Assignment Submission the l
loc E
al x
eq a
uili m
bri p
um l
to e
giv ,
ea H
go o
od m
fou e
nd w
ati o
on r
Structural Dynamics Par P
Intro to Dynamics – Lesson 1 tici r
WEEK 7

45 Time and Frequency Domain Dynamics – pa a


Lesson 2 nts c
Vibration Mitigation Measures – Lesson 3 un t
der i
Mentoring Session and 1-week
sta c
Assignment

A-5
Homework, Quizzes, Simulation
Examples – Structural Dynamics – Lesson
4
WEEK 8

45 nd a
Assignment Submission the l
bas E
ic x
pri a
nci m
ple p
s l
an e
d ,
ap H
pli o
cat m
ion e
s w
Structural Nonlinearity
Introduction to Nonlinearities – Lesson 1 Participants will
WEEK 9

Sources of Nonlinearities – Lesson 2 be able to make


informed
50 Applications of Nonlinearities – Lesson 3 decisions on
Practical
Mentoring Session and 1-week Example,
Assignment whether a linear
Homework,
Homework, Quizzes, Simulation or a nonlinear
Quizzes
WEEK 10

Examples — Nonlinearity – Lesson 4 solver is best


suited for
50 Assignment Submission analyzing a
system
Large Deformation P
WEEK 11

Intro to Large Deformation — Lesson 1 Par r


Large Strain Formulation — Lesson 2 tici a
pa c
50 Large Deformations Governing Equations
— Lesson 3 nts t

A-6
Applications of Large Deformation —
Lesson 4
Mentoring Session and 1-week
Assignment
Homework, Quizzes, Simulation
Examples — Large Deformation in
Structural Mechanics — Lesson 5

can i
WEEK 12

ans c
50 we a
Assignment Submission ra l
si E
mp x
le a
but m
ver p
y l
im
e
por
,
tan
H
t
qu o
esti m
on: e
W w
he o
n r
do k
we ,
Par Q
P
EE

Modal Analysis
W

Intro to Modal Analysis — Lesson 1 tici r

A-7
Governing Equations of Modal Analysis
— Lesson 2
An Eigenvalue Problem — Lesson 3
Mode Participation Factor and Effective
Mass — Lesson 4
K 13

Free-free Modal and Pre-stressed Modal


Analysis — Lesson 5
Applications of Modal Analysis —
45
Lesson 6
Mentoring Session and 1-week
Assignment
Homework, Quizzes, Simulation
Examples — Lesson 7

pa a
nts c
un t
der i
WEEK 14

sta c
nd a
45 Assignment Submission on l
the E
bas x
ic a
the m
ori p
es l
an e
d ,
co H
nce o
pts m
, as e
Time Domain Dynamic Problems Par P
WEEK 15

Intro to Time Domain Analysis — Lesson tici r


1 pa a
Equations of Motion — Lesson 2 nts c
un
50 Time Dependent Response — Lesson 3 t
Inertial Effects — Lesson 4 der i

A-8
Applications of Time Domain Analysis —
Lesson 5
Mentoring Session and 1-week
Assignment
Homework, Quizzes, Simulation
Examples — Time Domain Dynamic
Problems — Lesson 6

sta
WEEK 16

c
nd a
50 the l
Assignment Submission im E
por x
tan a
ce m
of p
co l
nsi e
der ,
ing H
ine o
rtia m
l e
eff w
ect o
s r
in k
an ,
ana Q
lys u
is i

A-9
International Certification Exam Par
Preparation tici
Exam pa
nts
Remedial
can
be
abl
e
to
per
WEEK 17

for
m
Examination
ad
50 va
Mentoring Session nce
d
ana
lys
es
of
str
uct
ure
s
Studi Kasus - Mini Industry Project Par
WEEK

tici
18

Idea Collection
50 Mentoring Session pa
nts
50 Project Assignment
WE
EK

can
Simulation Project Starts

A-10
be Practical
abl Example
e
to
per
for
m
ad
va
nce
d
ana
19

Evaluation Session lys


es
of
str
uct
ure
s
in
rea
l
life
cas
e

A-11
Bab VI Lampiran B. Log Activity

Tabel VI. 1 Log Activity


Minggu/Tgl Kegiatan Hasil
Onboarding nasional Mentor menjelaskan
Minggu ke-1
dan pengarahan bagaimana cara mengakses
16 - 17 Februari
program bersama materi juga menjelaskan
2023
mentor. fasilitas yang didapat nanti.
Belajar pada course pertama
yaitu tentang stress analysis
Minggu ke-2
Stress Analysis In Solid in solid mechanics yang
20 - 24 Februari
Mechanics terdiri dari 4 materi dan di
2023
akhiri dengan mentoring
session di hari jum'at.
Mengerjakan 3 Simulation
example yaitu Bike Crank,
Lumbar Section Motion,
Minggu ke-3 Reliability Study Of A
Stress Analysis In Solid
27 Februari – 3 Composite Overwrapped
Mechanics
Maret 2023 Pressure Vessel dan 1
Homework yaitu Helicopter
Pitch Arm dengan aplikasi
Ansys serta Quiz Di Web
Minggu ke-4 Strain in Deformation Belajar mandiri course kedua,
6 – 10 Maret 2023 Analysis yaitu Strain in Deformation
Analysis yang terdiri dari 6
materi yaitu intro to Strain -
Lesson 1, Strain
Measurement - Lesson 2,
Engineering Strain and True
Strain - Lesson 3, Strain

B-1
Tensor - Lesson 4, Evaluate
Strain Results - Lesson 5, dan
Application for Learning
about Strain - Lesson 6
melalui web & youtube Ansys
dan diakhiri mentoring
session pada hari jum'at.
Mengerjakan 3 Simulation
example yaitu Tensile
specimen strain
measurement, Cellphone drop
Minggu ke-5 Strain in Deformation test dan Hip implant dan 2
13 – 17 Maret 2023 Analysis Homework, Brake pad
analysis & Paperclip analysis
dengan aplikasi Ansys juga
mengerjakan quiz akhir
course di web Ansys
Minggu ke-6 Stress and Local Belajar mandiri course ketiga,
20 – 24 Maret 2023 Equilibrium yaitu Stress & Local
Equilibrium yang terdiri dari
6 materi yaitu Intro to Stress
– Lesson 1, Stress Tensor –
Lesson 2, Principal Stress –
Lesson 3. Equivalent Stress –
Lesson 4, Local Equilibrium
– Lesson 5 dan Application of
Learning about Stress –
Lesson 6 melalui web &
youtube Ansys dan diakhiri
mentoring session pada hari

B-2
jum'at.
Mengerjakan 3 Simulation
example yaitu Toy drone
blade analysis, Hydrostatic
pressure on a simple
structure like a large
aquarium wall, dan Engine
Minggu ke-7 Stress and Local connecting rod dan 1
27 –31 Maret 2023 Equilibrium Homework yaitu Torsion in a
Circular Bar beserta
challenge-nya untuk course
Stress and Local Equilibrium
dengan aplikasi Ansys juga
mengerjakan quiz akhir
course di web Ansys.
Minggu ke-8 Structural Dynamics Belajar mandiri course
03 - 07 April 2023 keempat, yaitu Structural
Dynamics yang terdiri dari 3
materi yaitu Intro to
Dynamics – Lesson 1, Time
and Frequency Domain
Dynamics – Lesson 2, dan
ibration Mitigation Measures
– Lesson 3 melalui web &
youtube Ansys dan
mengerjakan simulation
example 5 yaitu Billiard Ball
Impact serta homework yaitu
Earthquake Response of a
Building dengan

B-3
menggunakan aplikasi Ansys.
Belajar mandiri course
kelima, yaitu Modal Analysis
yang terdiri dari 6 materi
melalui web & youtube Ansys
dan mengerjakan Simulation
example 1 yaitu Drum
Cymbal Modal Analysis serta
Minggu ke-9 Homework 1 yaitu
Modal Analysis
10 - 14 April 2023 Recreational Drone Blade
dengan menggunakan aplikasi
Ansys dan quiz di web Ansys,
serta diakhiri dengan
mentoring session pada hari
jum'at untuk membahas
materi yang telah dipelajari
atau konsul masalah tugas.
Mulai belajar mandiri course
keenam, yaitu Large
Deformation pada materi
pertama yaitu Intro to Large
Minggu ke-10 Deformation — Lesson 1
Large Deformation
17 - 21 Apr 2023 melalui web & youtube
Ansys. Tetapi selanjutnya
hanya mereview ulang materi
sebelumnya karena mulai
libur hari raya idul fitri
Minggu ke-11 Tidak ada kegiatan Masih tidak ada kegiatan
24 - 28 Apr 2023 khusus hanya mereview ulang
course-course sebelumnya
karena libur hari raya idul

B-4
fitri.
Masih belajar mandiri course
keenam, yaitu Large
Deformstion yang terdiri dari
4 materi melalui web &
youtube Ansys dan
mengerjakan simulation
Minggu ke-12 example 1 yaitu Fishing rod
Large Deformstion
01 - 05 Mei 2023 dengan menggunakan aplikasi
Ansys dan quiz di web Ansys,
serta diakhiri dengan
mentoring session pada hari
jum'at untuk membahas
materi yang telah dipelajari
atau konsul masalah tugas.
Mengerjakan 5 Simulation
example dan 1 Homework
beserta assignment untuk
Minggu ke-13
Large Deformstion course keenam Large
08 - 12 Mei 2023
Deformation dengan aplikasi
Ansys juga mengerjakan quiz
akhir course di web Ansys
Minggu ke-14 Structural Nonlinearity Belajar mandiri course
5 - 19 Mei 2023 ketujuh, yaitu Structural
Nonlinearity yang terdiri dari
3 materi melalui web &
youtube Ansys dan
mengerjakan simulation
example 1 &2 pada course ini
dengan menggunakan aplikasi

B-5
Ansys.
Mengerjakan 3 Simulation
example dan 1 homework
pada Structural Nonlinearity
course dan mengerjakan
challenge pada course kelima
Modal Analysis yaitu A
Ceiling Fan Bracket dengan
Minggu ke-15
Structural Nonlinearity aplikasi Ansys dan diakhiri
22 - 26 Mei 2023
dengan mengikuti mentoring
session untuk membahasa
course pada minggu ini dan
minggu sebelumnya juga
mengikuti sosialisasi untuk
pengerjaan mini project dan
sertifikasi Ansys.
Belajar mandiri course
kedelepan, yaitu Time
Domain Dynamic Problems
Minggu ke-16 yang terdiri dari 5 materi
Time Domain Dynamic
29 Mei - 02 Jun melalui web & youtube Ansys
Problems
2023 dan mengerjakan simulation
example 5 pada course ini
dengan menggunakan aplikasi
Ansys dan quiz di web Ansys.
Minggu ke-17 Persiapan Ansys Persiapan dan review materi
05 - 09 Jun 2023 Associate Certification: untuk mengikuti Ansys
Physics of Structural Associate Certification:
Mechanics. Physics of Structural
Mechanics.
Mengikuti/melakukan Ansys

B-6
Associate Certification:
Physics of Structural
Mechanics di web AIC Ansys
yang terdiri dari Theory Test,
Simulation Test 1, Simulation
Test 2 dan Simulation Test 3
di hari jum'at. Namun gagal di
percobaan ke 1 dan gagal di
theory test pada percobaan ke
2 di hari minggu.
Persiapan dan review materi
serta belajar soal-soal Theory
Test yang sudah dicoba pada
2 percobaan exam
sebelumnya untuk mengikuti
percobaan ketiga Ansys
Associate Certification:
Ansys Associate
Physics of Structural
Minggu ke-18 Certification: Physics
Mechanics.
12 - 16 Jun 2023 of Structural
Melakukan/mengikuti Ansys
Mechanics.
Associate Certification:
Physics of Structural
Mechanics hanya pada
Theory Test-nya untuk
percobaan ketiga di hari
jum'at dan Alhamdulillah
lolos.
Minggu ke-19 Student Teams Mini Mengerjakan Student Teams
19 - 23 Jun 2023 Project Mini Project yaitu Formula
SAE Chassis Analysis dengan
aplikasi Ansys dan

B-7
merekamnya menjadi video
pada saat proses melakukan
set up model dan boundary
condition di Ansys
Mechanicalnya dan
menyampaikan problem
definition-nya. Dan
mengerjakan Challenge untuk
Student Teams Mini Project
yaitu Formula SAE Chassis
Analysis dengan aplikasi
Ansys dan membuat ppt yang
berisi penjelasan hasil
simulasi dan kesimpulan
(menjawab problem
statement-nya)
Pengerjaan Laporan akhir
Laporan Akhir MSIB,
MSIB, ada student mini
Minggu ke-20 Student Mini Project
project showcase dan
26 - 30 Jun 2023 Showcase, dan
Graduation & Program
Graduation MSIB
closing.
Batch 4 CADFEM

B-8
Bab VII Lampiran C. Dokumen Teknik

Gambar VII. 1 Website Ansys Innovation Space.

Gambar VII. 2 Geometry preparation in Ansys Spaceclaim.

C-1
Gambar VII. 3 Model setup using Ansys Mechanical.

Gambar VII. 4 Generate mesh using Ansys Mechanical.

C-2
Gambar VII. 5 Setup load & boundary condition in Ansys Mechanical.

Gambar VII. 6 Solve the solutions in Ansys Mechanical.

C-3

Anda mungkin juga menyukai