1. PemilihanTopik
Koordinator:
Pemain Kunci:
1. Dokter IGD
2. Dokter spesialis penyakit dalam
3. Perawat
4. Ahli gizi
4. Melakukan Kunjungan Lapangan
1. Demam berdarah dengue merupakan demam akut yang disebabkan virus dengue dan
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypty dan Aedes albopticus serta
memenuhi kriteria WHO untuk demam berdarah dengue.
2. Revisi klasifikasi dengue menurut WHO tahun 2009 berdasarkan tingkat keparahan
dibagi menjadi demam dengue tidak berat (dengue wihout / with warning sign) dan
dengue berat ( severe dengue).
Daftarpustaka:
1. Alwi I et al. Penatalaksanaan di bidang ilmu penyakit dalam Panduan Praktik Klinis.
Interna Publishing. Jakarta. 2014.
2. Handbook for clinical management of dengue. WHO. Geneva . 2012.
Pengertian :
Demam berdarah dengue adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue
dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan / atau nyeri sendi yang disertai ruam,
leukopenia, limfadenopati, trombositopenia, dan diatesis hemoragik 1.
Anamnesis :
Demam mendadak tinggi dengan tipe bifasik disertai oleh kecenderungan perdarahan
(perdarahan kulit, perdarahan gusi, epistaksis, hematemesis, melena, hematuria), sakit kepala,
nyeri otot dan sendi, ruam, nyeri di belakang mata, mual-muntah, pemanjangan siklus
menstruasi. Riwayat penderita DBD di sekitar tempat tinggal, sekolah atau di tempat bekerja
di waktu yang sama. Pasien dapat juga datang disertai dengan keluhan sesak, lemah hingga
penurunan kesadaran2.
Pemeriksaan fisik :
Kriteria diagnosis :
Menurut WHO tahun 2009, klasifikasi demam berdarah dengue dibagi menjadi
demam dengue tidak berat dan dengue berat (severe dengue). Demam dengue tidak berat
dibagi menjadi dengue tanpa tanda peringatan dan dengue dengan tanda peringatan (dengue
with warning sign).
Kriteria dugaan dengue adalah pasien dengan riwayat perjalanan ke daerah endemik,
demam, mual – muntah, ruam, nyeri sendi, uji bendung positif, leukopenia, dan salah satu
dari tanda peringatan, serta hasil pemeriksaan laboratorium sesuai dengue.
Tanda – tanda peringatan pada dengue antara lain; nyeri perut, muntah terus – menerus,
klinis akumulasi cairan, pendarahan mukosa, letargi, gelisah, pembesaran hati > 2 cm,
peningkatan hematokrit sejalan dengan penurunan hitung trombosit.
Diagnosis banding :
Pemeriksaan penunjang :
Hemoglobin (Hb), hematokrit (Ht), lekosit, trombosit, serologi dengue, foto toraks.
Evaluasi Ht dan trombosit setiap 12/24 jam sesuai keadaan klinis, USG abdomen sesuai
indikasi atau bila perlu2.
Terapi :
Terapi demam berdarah dengue pada dasarnya terdiri atas terapi non farmakologis dan
terapi farmakologis2:
Non farmakologis
• lstirahat, makanan lunak, tingkatkan asupan cairan oral
• Pantau tanda-tanda syok, terutama pada transisi fase febris (hari 4 - 6)
Klinis: tingkat kesadaran, nadi, tekanan darah
Laboratorium: Hb, Ht, Trombosit, Lekosit
Farmakologis
• Simtomatis: antipiretik parasetamol bila demam
• Cairan intravena: Ringer Laktat atau ringer asetat 4-6 jam/kolf. Evaluasi jumlah
cairan, kondisi klinis, perbaikan/ perburukan hemokonsentrasi. Koloid/plasma
ekspander pada DBD stadium III dan IV bila diperlukan. Transfusi trombosit dan
komponen darah sesuai indikasi. Pertimbangan heparinisasi pacta DBD stadium III
dan IV dengan Koagulasi intravaskular diseminata (KID).
Edukasi:
Pinsip konseling pada demam berdarah dengue adalah memberikan pengertian kepada
pasien dan keluarganya tentang perjalanan penyakit dan tata laksananya, sehingga pasien
dapat mengerti bahwa tidak ada obat/medikamentosa untuk penanganan DBD, terapi hanya
bersifat suportif dan mencegah perburukan penyakit. Penyakit akan sembuh sesuai dengan
perjalanan alamiah penyakit. Modifikasi gaya hidup dengan melakukan kegiatan 3M:
menguras, mengubur, menutup. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi
makanan bergizi dan melakukan olahraga secara rutin 4.
Prognosis :
Demam berdarah dengue adalah penyakit yang tipikal sembuh sendiri dengan tingkat
kematian dibawah 1% jika dideteksi dini dan dengan akses pada pelayanan kesehatan yang
memadai. Dengue berat yang ditatalaksana memiliki tingkat kematian berkisar 2 – 5%,
namun jika tidak dilakukan tatalaksana maka tingkat kematian mencapai 20% 5.
Kepustakaan :
1. Suhendro, Nainggolan L, Chen K, Pohan HT. Demam Berdarah Dengue. In : Setiati
et al editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi IV. Interna Publishing. Jakarta.
2014.
2. Alwi I et al editors. Penatalaksanaan di bidang ilmu penyakit dalam Panduan Praktik
Klinis. Interna Publishing. Jakarta. 2014.
3. Handbook for clinical management of dengue. WHO. Geneva . 2012.
4. Panduan Praktik klinis bagi dokter di fasilitas pelayanan primer. Ikatan Dokter
Indonesia. 2016.
5. Smith DS. Dengue . Medscape . available from :
https://emedicine.medscape.com/article/215840-overview . Accessed 11 Oktober
2019.