Anda di halaman 1dari 17

HAK ATAS KEBEBASAN PRIBADI DAN HAK ATAS

KESEJAHTERAAN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Hukum HAM

DOSEN PENGAMPU :

Nasrullah, SHI, MH.

DISUSUN OLEH KELOMPOK 7 :

1. Diana Umil Hakam (C02217010)


2. Lingga Parama (C92217086)
3. Muhammad Nur Alfian (C02217035)
4. Ratna Ika Aristawati (C92217170)
5. Toyyibatul Hasanah (C92217178)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

HUKUM EKONOMI SYARIAH

2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, berkat dan rahmat Allah SWT sehingga penulis dapat


menyelasaikan tugas makalah materi “Hak atas Kebebasan Pribadi dan Hak atas
Kesejahteraan”. Salawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan pada Nabi
Muhammad SAW., para sahabat dan para pengikutnya yang telah berjuang
menegakkan ajaran islam dalam rangka menebar kemaslahatan bagi alam semesta.
Melalui tugas ini, setiap mahasiswa diharapkan dapat memahami materi tentang
Hak atas Kebebasan dan Hak atas Kesejahteraan.Karenanya pembuatan tugas ini
dimaksudkan untuk mempermudah mahasiswa dalam mempelajari mata kuliah
studi Hukum HAM.

Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan tugas dari


studiHukum HAM. Disamping itu, penulis telah mendapatkan dukungan dari
beberapa pihak, sehingga dapat menyelesaikan pembuatan tugas ini. Oleh karena
itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Bapak Nasrullah, SHI, MH. sebagai dosen pengampu mata kuliah Hukum
HAM.
2. Orang tua yang selalu mendukung penulis, baik berupa dukungan material
maupun dukungan spiritual dan teman-teman semua yang telah
mendukung dalam menyelesaikan pembuatan tugas ini.

Penulis menyadari dalam penyusunan tugas ini masih banyak kekurangan


dan jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun
sangat kami harapkan demi terciptanya tugas yang lebih baik selanjutnya. Dan
semoga dengan hadirnya tugas ini dapat memberi manfaat bagi pembaca sekalian.

Surabaya, 15 Oktober 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ....................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Hak atas Kebebasan Pribadi dan Hak atas Kesejahteraan ...... 3
B. Hak atas Kebebasan Pribadi dan Hak atas Kesejahteraan Menurut Hukum
Indonesia ................................................................................................... 5
C. Hak atas Kebebasan Pribadi dan Hak atas Kesejahteraan Menurut Hukum
Internasional .............................................................................................. 9
D. Contoh Kasus Terhadap Hak atas Kebebasan Pribadi dan Hak atas
Kesejahteraan ............................................................................................ 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 13
B. Saran .................................................................................................... ....13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hak-hak asasi manusia merupakan hak yang melejkat pada hakikat
dan keberadaan manusia, kodrati dan alami sebagai makhluk Tuhan Yang
Maha Kuasa. Sehingga wajib dihormati, dijunjung tinggi, dilindungi oleh
negara, hukum, pemerintah dan setiap orang. Nilai-nilai persamaan,
kebebasan dan keadilan yang terkandung dalam HAM dapat mendorong
terciptanya masyarakat egaliter yang menjadi ciri civil society. Maka dari
itu penegakan HAM merupakan persyaratna dalam menciptakan
masyarakan yang madani.
HAM yang kini telah menjadi objek kajian dari disiplin ilmu
tersendiri merupakan suatu hal yang timbul akibat dari perkembangan
yang terjadi dalam hukum internasional. Dalam hukum internasional
HAM semakin mendapatkan perhatian yang besar. Hal ini dbuktikan dari
adanya mandat yang diberikan oleh ECOSOC kepada Komisi HAM PBB
untuk membuat dokumnen yang dikenal dengan Deklarasi Universal Hak
Asasi Manusia. Deklarasi tersebut merupakan tonggak sejarah bagi
perkembangan hak asasi manusia di dunia.
Dalam hak asasi manusia terdapat banyak hak-hak yang harus
dilindungi dan dihormati, dimana salah satunya yaitu hak atas kebebasan
pribadi dan hak atas kesejahteraan. Kedua hak tersebut akan dijelaskan
dalam makalah ini. Semoga penjelasan tentang hak tersebut dalam
makalah kami bermanfaat.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian hak atas kebebasan pribadi dan hak atas
kesejahteraan?
2. Bagaimana hak atas kebebasan pribadi dan hak atas kesejahteraan
menurut hukum Indonesia?

1
3. Bagaimana hak atas kebebasan pribadi dan hak atas kesejahteraan
menurut hukum Internasional?
4. Bagaimana analisi kasus terhadap hak atas kebebasan pribadi dan
hak atas kesejahteraan?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui pengertian hak atas kebebasan pribadi dan hak
atas kesejahteraan.
2. Untuk mengetahui hak atas kebebasan pribadi dan hak atas
kesejahteraan menurut hukum Indonesia.
3. Untuk mengetahui hak atas kebebasan pribadi dan hak atas
kesejahteraan menurut hukum Internasional.
4. Untuk mengetahui analisi kasus terhadap hak atas kebebasan
pribadi dan hak atas kesejahteraan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Hak Atas Kebebasan Pribadi dan Hak Atas Kesejahteraan


Menurut R.M.T Sukamto Notonegoro, hak merupakan kuasa untuk
menerima atau melakukan sesuatu yang semestinya diterima atau
dilakukan. Sedangkan kesejahteraan merupakan suatu kondisi dimana
manusia dalam keadaan yang sehat, damai, dan makmur.1
Pengertian hak atas kesejahteraan adalah dimana setiap orang
berhak mempunyai milik, baik sendiri maupun bersama-sama dengan
orang lain demi pengembangan dirinya, keluarga, bangsa, dan masyarakat
dengan cara yang tidak melanggar hukum. Hak atas kesejahteraan juga
menyangkut tentang hak untuk mendapatkan jaminan sosial yang
dibutuhkan, berhak atas pekerjaan dan kehidupan yang layak demi
memperjuangkan kualitas dan kesejahteraan hidupnya.
Hak kesejahteraan ini juga meliputi tentang hak atas kepemilikan
sesuatu. Namun berdasarkan ideologi bangsa Indonesia dinyatakan bahwa
hak milik tersebut mempunyai fungsi sosial, dimana hak milik tersebut
tidak bersifat mutlak. Jika diperlukan untuk kepentingan umum maka kita
harus mau menyerahkan hak tersebut demi kepentingn umum. Hal ini
menganut asas bangsa Indonesia bahwa kepentingan umum harus
didahulukan daripada kepentingan pribadi atau golongan.
Kebebasan merupakan suatu kondisi dimana manusia memiliki
kemampuan untuk melakukan apapun yang sesuai dengan keinginannya.
Hak atas kebebasan pribadi merupakan hak fundamental yang pada
dasarnya tidak dapat dipisahkan dan tidak dapat dikurangi. Hak atas
kebebasan pribadi merupakan salah satu hak yang paling mendasar bagi
setiap orang karena menyangkut juga hak menentukan nasib sendiri. Dari
berbagai hak yang dilindungi dalam hak asasi manusia, hak atas kebebasan

1
https://www.maxmanroe.com/ diakses pada tanggal 19 Oktober 2019 Jam 19.16.

3
pribadi dan kebebasan berekspresi, mengeluarkan pendapat, berserikat,
dan berkumpul adalah hak yang paling penting.2
Hak atas kebebasan pribadi dapat meliputi :
1) Hak untuk tidak diperbudak, yaitu diantaranya termasuk
perhambaan, perdagangan budak dan perempuan dan segala
perbuatan yang serupa. Perbudaan ialah dimana seseorang berada
di bawah orang lain sebagai pemilik budak dimana dia harus
menuruti perintah pemiliknya. Misalnya sikap atau perlakuan
majikan kepada pembantu rumah tangga yang semena-mena.
2) Hak untuk bebas memeluk agama merupakan hak pribadi
seseorang dengan Tuhan. Seseorang tidak boleh memaksakan
kehendaknya kepada orang lain untuk memeluk suatu agama
tertentu.
3) Hak untuk bebas memilih dan dipilih, yaitu bukan hanya sekedar
hak memilih dan dipilih dalam pemilu. Namun lebih luas daripada
itu, misalnya hak untuk memilih tempat tinggal, memilih cara
hidup dan pilihan-pilihan lainnya, dan hak untuk dipilih menjadi
juara atau pemenan di dalam kompetisi.
4) Hak untuk menyampaikan pendapat, Setiap manusia mempunyai
hak untuk mengemukakan pendapatnya di depan umum.
5) Hak atas status kewarganegaraan, setiap orang mempunyai hak
untuk memiliki, memperoleh, mengganti atau mempertahankan
kewarganegaraannya. Maka dari itu, tiap orang bebas memilih
kewarganegaraannya dan tanpa diskriminasi.
6) Hak untuk bertempat tinggal merupakan hak dimana setiap orang
berhak untuk bergerak, berpindah dan bertempat tinggal di wilayah
negara Indonesia dan hak dimana tempat tinggalnya tidak diganggu
oleh siapapun.

2
Rhona K.M.Smith dkk, Hukum Hak Asasi Manusia,Yogyakarta: PUSHAM UII Yogyakarta,
2008, hal. 261.

4
B. Hak Atas Kebebasan dan Hak Atas Kesejahteraan Menurut Hukum
Indonesia
Hak Kebebasan Pribadi dan Kesejahteraan Sosial dalam Bingkai
Pancasila mengamanatkan untuk menjunjung tingggi Hak Kebebasan
Pribadi dan Hak Keseejahtreraan Sosial. Tidak dapat dipungkiri bahwa
Pancasila sebagai Ideologi bangsa merupakan jati diri bangsa Indonesia,
sehingga kebebasan pribadi dan kesejahteraan sosial adalah hal yang sudah
mengakar dalam bangsa Indonesia.
Sebagai bentuk pengamalan hak kebebasan pribadi dan hak
kesejahteraan sosial, maka sangat penting untuk tidak keluar dalam nilai
yang sudah terkandung dalam Pancasila.
Jika ditinjau dalam sila pertama yakni Ketuhanan yang Maha
Esa, didalam sila pertama tersebut terdapat nilai Ke-Tuhanan. Indonesia
memang bukan negara yang bercorak satu Agama, namun bukan negara
yang anti terhadap agama. Dengan corak Ke-Tuhanan yang ditampilkan
pancasila yang bersifat universal, bukan berarti meniadakan subjektivitas
kebenaran satu agama namun hal tersebut menandakan bahwa didalam
bangsa dan negara Indonesia, kehidupan beragama yang beragam adalah
suatu hak yang harus dijaga keamanannya dan tidak ada paksaan untuk
memeluk satu agama dengan meninggalkan agama yang sudah di yakini.
Hal ini sangat relevan apabila didalam sila pertama Indonesia terdapatt
semangat yang menjunjug tinggi hak kebebasan pribadi.3
Sila kedua yakni, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Pada sila kedua ini, nilai yang
dapat diambil yakni bangsa Indonesia sangat menjunjung tinggi akan
manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan. Manusia sebagai mahluk
ciptaanNya memiliki potensi pikir, rasa dan cipta. Karena potensi tersebut,
maka kedudukan seorang manusia harus dihargai oleh manusia yang lain.
Sikap kerohanian dari bangsa Indonesia harus memiliki pandangan bahwa

3
Darjo Darmiharjo, Santiaji Pancasila, (Surabaya: Usaha Naisonal, 2001), Hlm 46

5
semua manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan yang kedudukannya sama.
Sehingga, persaan superiorias golongan dan perasaan merasa berhak atas
suatu kuasa baik politik, ekonomi harus dihilangkan. Aspek kebudayaan
dari bangsa Indonesia yang bhineka pun juga turut dilindungi dan dihargai
dalam sila kedua pancasila. Adab dapat ditafsirkan sebagai budaya,
sehingga dalam setiap tindakan maupun hukum yang diciptakan harus
memiliki cerminan memanusiakan manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan
dengan tetap menghargai sebagai manusia yang memiliki budaya. Dalam
sila kedua ini dapat dinyatakan bahwa semangat hak kebebasan pribadi
dan kesejahteraan sosial dalam lingkup pancasila sebagai cara pandang
melakukan kehidupan bangsa Indonesia tercermin dalam sila kedua
Pancasila. Kebebasan pribadi dalam prespektif Pancasila dapat dinyatakan
dengan perlakuan adil tanpa diskriminatif dengan tindakan memanusiakan
manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan. Hak kesejahteraan sosial juga
sudah tercermin dalam sila kedua pancasila, dengan menjunjung tinggi
manusia sebagai mahluk yang berbudaya dan juga penekanan pada
tindakan memanusiakan manusia yang diwujudkan dengan sikap adil
maka dapat dinyatakan bahwa sila kedua Pancasila terdapat suatu
semangat cerminan yang dicita citakan bangsa Indonesia yang menjunjung
tinggi hak kebebasan pribadi dan hak kesejahteraan sosial.4
Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Pada sila
kelima ini, terdapat suatu nilai bahwa bangsa Indonesia sangat menjunjung
rasa keadilan. Secara historis, bangsa Indonesia yang melewati perjalanan
penjajahan dengan aspek penindasan yang terjadi kepada bangsa Indonesia
maka wajar jika keadilan adalah suatu hal yang dijunjung tinggi. Keadilan
sosial ini beraspek pada kedilan jasmani dan juga keadilan dalam
pemenuhan kehidupan rohani. Keadilan sosial merupakan tujuan bangsa

4
Ibid, hal. 46.

6
Indonesia dalam bernegara, yang perwujudannya ialah tata masyarakat adil
berlandaskan Pancasila.5
Dapat disimpulkan bahwa, negara Indonesia adalah negara yang
menjunjung tinggi akan hak kebebasan Pribadi dan hak kesejahteraan
sosial. Dengan mengimplementasikan Pancasila yang merupakan jati diri
bangsa Indonesia, maka nilai nilai yang terkandung dalam Pancasila dapat
ditranformasikan dalam kehidupan berbangsa yang mengharagai akan hak
kebebasan pribadi dan hak kesejahteraan sosial dengan tetap berpegang
teguh pada kesepakatan luhur yang telah dimiliki bangsa Indonesia.
Namun jika ditinjau dalam dalam pembukaan deklarasi universal
HAM menyatakan bahwa perlindungan terhadap HAM harus dilaksanakan
melalui sarana hukum agar aspek kepastian hukum terhadap perlindungan
HAM akan lebih terjamin. Negara Republik Indonesia mengakui dan
menjungjung tinggi hak asasi manusia dan kebebasan dasar manusia
sebagai hak yang secara kodrati melekat dan tidak terpisahkan dari
manusia yang harus dilindungi, dihormati, dan ditegakkan demi
peningkatan martabat kemanusiaan, kesejahteraan, kebahagian dan
kecerdasan serta keadilan. Landasn konstitusional mengenai pengakuan
HAM di Indonesia telah diatur dalam UUD 1945. Sebagai sumber hukum
tertinggi negara di Indonesia UUD 1945 telah secara eksplisit mengatur
tentang HAM didalam Bab XA dari pasal 28A sampai pasal 28J.6
Hak atas kebebasan dan hak atas kesejahteraan merupakan suatu
hak asasi manusia yang fundamental yang dimiliki dan melekat pada
setiap manusia. Pada asasnya hak ini tidak dapat dikurangi atau dicabut
dan tidak dapat dipisahkan dari setiap manusia serta hak ini dijamin oleh
undang-undang. 7 Hak atas kebebasan pribadi dengan jelas telah diatur
dalam UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM yang tercantum dalam pasal
20 sampai pasal 27. Dimana dalam pasal 20 sampai pasal 27 tentang hak

5
Ibid, hal. 46
6
Andrey Sujatmoko, Hukum HAM Dan Hukum Humaniter, (PT RajaGrafindo Persada, 2016), hal.
40-41.
7
Scott Davidson, Hak Asasi Manusia, (Jakarta: Grafiti, 1994), hal. 22.

7
kebebasan pribadi menyangkut tentang hak untuk bebas dari perbudakan
pribadi, hak atas keutuhan pribadi, kebebasan memeluk agama dan
keyakinan, kebebasan untuk berserikat dan berkumpul, kebebasan untuk
menyampaikan pendapat, status kewarganegaraan dan kebebasan untuk
bergerak. 8 Sedangkan hak atas kesejahteraan juga telah diatur dengan
tegas dalam Undang-undang No. 39 Tahun 1999 tentang HAM yang
tercantum dalam pasal 36 sampai pasal 42. Dalam hak kesejahteraan ini
dalam pasal 36 sampai pasal 42 menyangkut tentang Hak milik, hak atas
pekerjaan, hak untuk bertempat tinggal secara layak, jaminan sosial,
Perlindungan bagi kelompok rentan.9
Dalam Undang-Undang Dasar 1945 telah dikemukakan dalam
pasal 28E tentang hak atas kebebasan dan pasal 28H tentang hak atas
kesejahteraan yang menyatakan bahwa:

Pasal 28E

(1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut


agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih
pekerjaanm memeilih kewarganegaraan , memilih tempat tinggal
di wilayah negara meninggalkannya, serta berhak kembali.
(2) Setiap orang berhak atas kebebasan menyakini kepercayaan,
menyatakan pikiran dan sikap sesuai dengan hati nurani.
(3) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan
mengeluarkan pendapat.

Pasal 28H

(1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat
tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat
serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.

8
Pasal 20-27 Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
9
Pasal 36-42 Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia

8
(2) Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus
untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna
mencapai persamaan dan keadilan.
(3) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan
pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang
bermartabat
(4) Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik
tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh
siapapun.
Penegakan hukum HAM di Indonesia secara kelembagaan ada dua
institusi yang mempunyai peran sangat penting, yaitu pertama Komisi
Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) berdasarkan Tap MPR No.
XVII Tahun 1998 tentang HAM dan UU No. 39 Tahun 1999 tentang
HAM. Kedua Pengadilan HAM berdasarkan UU No. 26 Tahun 2000
tentang Pengadilan HAM.10
C. Hak Atas Kebebasan dan Hak Atas Kesejahteraan Menurut Hukum
Internasional
Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM) dibagi dalam
dua Kovenan Internasional yang secara hokum mengikat. Walaupun
terdapat perbedaan dalam jumlah negara yang sudah meratifikasi setiap
Kovenan tersebut, hal itu tidak dapat dipandang bahwa Kovenan yang satu
lebih penting dari yang lain. Kedua Kovenan tersebut merupakan bagian
integral Peraturan Perundang Undangan Hak Asasi Manusia Internasional
(International Bill of Human Rights). Isi kedua Kovenan dan juga
instrumen-instrumen yang dibuat sesudahnya tersebut tergabung dalam
DUHAM. Dalam banyak hal, pembagian hak-hak antara kedua Kovenan
masih merupakan sisa-sisa dari ketegangan selama perang dingin.
Terdapat garis pemisah antara mereka yang mengadvokasikan bahwa
semua hak harus diperlakukan secara sama dengan mereka yang melihat

10
Majda El Muhtaj, Dimensi-Dimensi HAM: Mengurai Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya, (Jakarta:
PT RajaGrafindo, 2009), hal. 70.

9
bahwa hak ekonomi dan sosial sebagai hak-hak yang berbeda dari hak
asasi lainnya dan tidak dapat ditegakkan dengan cara yang sama. Saat ini
hanya sedikit negara yang membedakan antara hak-hak yang tercantum di
dalam kedua Kovenan tersebut dan dengan instrumen-instrumen
berikutnya yang menganut pendekatan yang lebih holistik, hak asasi
manusia kembali ke konsep universalitas asalnya. Ratifikasi sejak kedua
instrumen tersebut Diterima 40 tahun yang lalu dan mulai berlakunya
sejak 30 tahun yang lalu telah mengalami peningkatan hingga tahap di
mana kebanyakan negara telah mejadi negara pihak masing-masing
Kovenan tersebut. Indonesia juga telah meratifikasi kedua Kovenan
tersebut.
Instrumen HAM yang memberikan jaminan terhadap pemenuhan
hak ekonomi, sosial dan budaya (Ekosob) adalah Undang-Undang Nomor
11 Tahun 2005 tentang Pengesahan Kovenan Internasional Hak Ekonomi,
Sosial dan Budaya. Sebagai hak positif (positive rights) cara
pemenuhannya diukur dengan seberapa jauh kehadiran tanggung jawab
Negara dalam pemenuhan hak-hak yang masuk dalam kategori Ekosob.
Hak-hak yang dijamin dan dilindungi Undang-Undang Nomor 11
Tahun 2005 tentang Pengesahan Kovenan Internasional Hak Ekonomi,
Sosial dan Budaya adalah sebagai berikut :
1) Pasal 6 Hak atas pekerjaan.
2) Pasal7 Hak untuk menikmati kondisi kerja yang adil dan
menyenangkan.
3) Pasal 8 Hak untuk membentuk dan ikut serikat buruh.
4) Pasal 9 Hak atas jaminan sosial, termasuk asuransi sosial.
5) Pasal 10 Hak atas perlindungan dan bantuan yang seluasa
mungkin bagi keluarga, ibu, anak dan orang muda.
6) Pasal 11 Hak atas standar kehidupan yang memadai.
7) Pasal 12 Hak untuk menikmati standar kesehatan fisik dan mental
yang tertinggi yang dapat dicapai.
8) Pasal 13 Hak atas pendidikan

10
9) Pasal 14 Hak untuk ikut serta dalam kehidupan budaya11
D. Contoh Kasus Terhadap Hak Atas Kebebasan dan Hak Atas
Kesejahteraan Menurut Hukum Indonesia
“Penambangan Pasir ilegal dan terbunuhnya Salim Kancil”
Penambangan pasir di Desa Selok Awar Awar Kecamatan
Pasirian Kabupaten Lumajang Jawa Timur mulai 2014. Penambangan
tersebut telah memberikan dampak kerusakan lingkungan, merusak jalan
desa, lahan pertanian dan polusi udara. Salim dan kawan-kawannya
menolak berbagai upaya mereka lakukan menghentikan kegiatan tersebut.
Salim tidak bisa lagi menggarap sawahnya akibat kerusakan
tersebut. Ia dan beberapa warga membentuk Forum komunikasi Peduli
Desa Selok Awar Awar. Forum tersebut mulai bergerak memprotes
penambangan pasir di desanya sejak awal 2015.
Pada tanggal 26 September 2015, Salim Kancil bersama puluhan
warga akan aksi damai menolak tambang liar di Jalan Desa Selok Awar
Awar Kecamatan Pasirian Kabupaten Lumajang Jawa Timur. Mereka akan
menghentikan truk galian tambang. Mereka ingin menyampaikan bahwa,
pertambangan sudah dihentikan kepala desa 9 September 2015. Baru
sekitar 50 meter dari rumah, Salim melihat sekelompok orang yang
dikenal dengan tim 12 datang dari arah selatan. Dia memutar balik sepeda
motor kembali ke rumah
Kala berbalik badan, pukulan Ehsan dan Madasir dengan tangan
kosong. Tejo mendekap tubuh Salim, tangan diikat Madasir menggunakan
tali tambang. Lalu Salim dinaikkan ke sepeda motor oleh Madasir dan
diapit oleh Basri menuju ke Balai desa. Di Balai desa Salim Kancil
dipukuli berkali-kali menggunakan bambu dan kayu. Dibacok dengan
golok salim tak juga mati.

11
Franz Magnis Susen, Hukum Hak Asasi Manusia, (Yogyakarta: Pusat Studi Hak Asasi Manusia,
2008), hal. 111.

11
Kemudian seorang pelaku menyetrum tubuh Salim menggunakan
kabel listrik disambungkan ke sakelar listrik di Balai Desa. Dari Balai
Desa massa membawa Salim Kancil ke jalann dekat Pemakaman. Di
Pemakaman salim kembali dipukul menggunakan bambu dan kayu,
kepalanya dipukul dengan cangkul, Salim roboh tak sadarkan diri. Mereka
meninggalkan Salim terbaring di jalan dekat pemakaman.
Tak lama Salim sadarkan diri, dia berdiri berusaha lari. Seorang
pelaku melihat dan berteriak kepada yang lain. Para pelaku kembali
menghajar Salim, saat itu Madasir masuk ke pemakaman, mengambil batu
memukulkan ke kepala Salim. Kepala salim meneteskan darah, melihat hal
tersebut, Madasir memukul berkali-kali. Akhirnya Salim Kancil tewas.
Dari kasus diatas banyak pelanggaran HAM yang terjadi seperti
melanggar hak kesejahteraan dan hak kebebasaan pribadi. Hak
kesejahteraan yang dilanggar adalah hak untuk bertempat tinggal serta
berkehidupan yang layak, yang mana lingkungan warga untuk bertempat
tinggal dan beraktivitas di rusak oleh kegiatan penambangan dan hak
kebebasaan pribadi yang dilanggar adalah hak menyampaikan pendapat
dimuka umum yang mana Salim Kancil akan melakukan aksi demo
mendapat terror yang mengakibatkan dia terbunuh.12
Aparat penegak hukum dapat berperan dalam memediasi pihak-
pihak yang berkonflik agar konflik tidak berkepanjangan, Komnas HAM
dapat memberikan perlindungan kepada para pembela HAM termasuk
keluarganya dan terutama Pemerintah agar menjamin hak asasi manusia
bagi warganya.

12
http://sajogyo-institue.org/ diakses pada tanggal 20 Oktober 2019 Jam 09.21.

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hak atas kesejahteraan adalah dimana setiap orang berhak
mempunyai milik, baik sendiri maupun bersama-sama dengan orang lain
demi pengembangan dirinya, keluarga, bangsa, dan masyarakat dengan
cara yang tidak melanggar hukum.
Hak atas kebebasan pribadi merupakan salah satu hak yang paling
mendasar bagi setiap orang karena menyangkut juga hak menentukan
nasib sendiri.
Hak atas kebebasan pribadi dengan jelas telah diatur dalam UU No.
39 Tahun 1999 tentang HAM yang tercantum dalam pasal 20 sampai pasal
27. Sedangkan Hak atas kesejahteraan diatur dalam UU No. 39 Tahun
1999 tentang HAM yang tercantum dalam pasal 20 sampai pasal 27.
B. Saran
Semoga dengan adanya penjelasan tentang hak atas kebebasan
pribadi dan hak atas kesejahteraan dapat membuat pembaca memahami
arti kedua hak teersebut serta adanya penjelasan tenntang hak tersebut bisa
meningkatkan rasa untuk menegakkan hak asasi manusia.

13
DAFTAR PUSTAKA

Davidson,Scott. 1994. Hak Asasi Manusia, Jakarta: Grafiti.


K.M.Smith, Rhona dkk. 2008. Hukum Hak Asasi Manusia,Yogyakarta: PUSHAM
UII Yogyakarta.
Darmiharjo, Darjo. 2001. Santiaji Pancasila, Surabaya: Usaha Naisonal.
Muhtaj, Majda El. 2009. Dimensi-Dimensi HAM: Mengurai Hak Ekonomi, Sosial
dan Budaya, Jakarta: PT RajaGrafindo.
Sujatmoko, Andrey. 2016. Hukum HAM Dan Hukum Humaniter, PT
RajaGrafindo Persada.
Susen, Franz Magnis. 2008. Hukum Hak Asasi Manusia, (Yogyakarta: Pusat
Studi Hak Asasi Manusia.
Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
http://sajogyo-institue.org/
https://www.maxmanroe.com/

14

Anda mungkin juga menyukai