Disusun Oleh
Jurusan Akuntansi
Kendari
2019
Akuntansi Aset Tetap Berwujud
Aset teta merupakan bagian laporan posisi keuangan yang dilaporkan manajemen
dalam setiap periode atau setiap tahun. Aset terdiri dari aset lancar, aset tetap dan aset tak
berwujud. Pada ringkasan ini akan membahas aset tetap berwujud. Aset tetap adalah aset
berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu ,
yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka
kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun (PSAK
no 16 Revisi Tahun 2007). Contohnya adalah kepemilikan mobil yang mempunyai masa
manfaat selama 10 tahun. Penetapan apakah mobil tersebut termaksud aset tetap
berwujud atau tidak sangat tergantung pada persyaratan yang terpenuhi seperti batasan
dan tujuan kepemilikan. Apabila mobil tersebut tujuan kepemilikannya tidak untuk dijual
tetapi digunakan dalam kegiatan norma perusahaan, maka dikategorikan sebagai Aset
Tetap Berwujud. Untuk lebih memahami berikut ringkasan subbab dari materi Akuntansi
Aset Berwujud :
A. Pengakuan Aset
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No 16 Revisi 2007 bertujuan untuk
mengatur perlakuan aluntansi aset tetap, agar laporan keuangan dapat memahami
informasi mengenai investasi entitas di Aset Tetap, dan perubahan dalam investasi
tersebut pernyataan tersebut tidaklah berlaku untuk hak penambangan. Namun,
penyataan tersebut tetap berlaku untuk mengembangkan aset yang terkai dengan hal
penambangan. Terdapat biaya yang dikeluarkan untuk perolehan aset tetap harus diakui
sebagai aset jika dan hanya jika :
1) Besar kemungkinan manfaat ekonomis dimasa depan berkenaan dengan aset
tersebut akan mengalir keentitas.
2) Biaya perolehan dapat diukur secara andal.
1) Manfaat keekonomian masa yang akan datang yang berkaitan dengan aset
tersebut kemungkinan akan mengalir ke dalam perusahaan.
2) Biaya perolehan dapat diukur secara andal.
Suatu aset tetap yang memenuhi kualifikasi diakui sebagai aset pada awal harus
diukur sebesar biaya perolehan. Sebagai komponen biaya perolehan aset etap tersbut
meliputi berikut ini :
1. Harga Perolehan
2. Biaya-biaya yang dapar diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke
lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai keinginan dan
maksud manajemen.
3. Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi
lokasi aset.
Pengakuan terhadap biaya-biaya dalam jumlah tercatat suatu aset tetap dihentikan
pada saat aset berada pada lokasi dan kondisi yang diinginkan agar siap digunakan sesuai
yang diinginkan dan dimaksudkan manajemen. Dari hal tersebut, sehingga biaya
pemakaian dan pengembangan aset tidak dimasukkan kedalam jumlah tercatat aset.
Beberapa contoh yang dikategorikan sebagai biaya yang tidak termaksud jumlah tercatat
yaitu :
1) Biaya-biaya yang terjadi saat aset telah mampu beroperasi sebagaimana
dimaksudkan oleh manajemen namun belum dipakai atau masuk beroperasi
dibawah kapasitas sepenuhnya
2) Kerugian awal operasi,
3) Biaya relokasi atau reorganisasi sebagian atau seluruh operasi entitas.
Terdapat pula aset tetap yang menurut akuntansi dapat disusutkan, tetapi menurut
akuntansi pajak tidak dapat disusutkan, yaitu :
1. Aset tetap perusahaan berupa kendaraan yang dikuasi dan dibawa pulang
pegawai, termaksud juga yang ada di daerah terpencil
2. Aset tetap perusahaan berupa rumah yang terletak bukan didaerah terpencil yang
ditempati pegawai yang tidak diberi tunjangan oleh perusahaan.
2. Dasar pengunaan
Metode jam jasa
Metode ini besarnya penyusutan didasarkan pada teori bahwa pembeliaan
aset tetap ditunjukakkan dari jumlah jam jasa langsung dan dalam metode
ini mengakui estimasi masa manfaat aset yang diukur dalam jam jasa.
Tarif Penyusutan Per Jam = Harga perolehan – Nila residu
Estimated Service Life
I. Harga Perolehan atau Harga Penjualan Dalam Hal Terjadi Tukar Menukar
Harta
Dalam hal terjadi transaksi tukar menukar harta dengan harta lain, maka itu
perolehan atau nilai penjualan harta tersebut adalah sebagai berikut :
1. Bagi pihak pembeli, harga perolehan harta adalah harga yang seharusnya
dikeluarkan berdasarkan harga pasar
2. Bagi pihak penjual, harga penjualan harta adalah harga yang seharusnya diterima
berdasarkan harga pasar.
Dalam harga perolehan atau harga dalam hal terjadi didua kondisi
1. Harga Perolehan atau Harga Penjualan Dalam Hal Terjadi pengalihan harta
karena Hibah, Bantuan atau Sumbangan dan Warisan.
Apabila terjadi pengalihan harta karena hibah yang diterima oleh keluarga
sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat dan oleh badan kegamaan atau
badan pendidikan atau badan sosial termaksud yayasan dan bantuan aau
sumbangan dengan syarat hibah, bantuan dan sumbangan dalam rangka hubungan
kerja, hubungan usaha, hubungan kepemilikan, atau hubungan pengusaan antara
pihak-pihak yang bersangkutan, serta warisan, maka dasar penilaian atau nilai
perolehan bagi pihak yang menerima pengalihan harta adalah :
Pengunaan metode penyusutan ini taat asa konsisten. Dalam hal wajib ppajak
menggunakan metode saldo menurun, maka sisa buku pada akhir masa manfaat harus
disusutkan sekaligus