Percobaan 5
Percobaan 5
Percobaan 5
I. Tujuan Percobaan
1. Menjelaskan perbedaan antara antiseptik, desinfektan, dan antibiotik.
2. Menjelaskan perbedaan prinsip pengujian antiseptik.
3. Menjelaskan perbedaan prinsip dan kegunaan pengujian metode kontak
(koefisien fenol) dengan metode difusi agar.
II. Pendahuluan
2.1 Antiseptik dan desinfektan
Fenol adalah zat pembaku daya antiseptik obat lain sehingga daya antiseptik
dinyatakan dalam koefesien fenol. Mekanisme kerja fenol sebagai desinfektan
yaitu dalam kadar 0,01%-1% fenol bersifat bakteriostatik. Larutan 1,6% bersifat
bakterisid, yang dapat mengadakan koagulasi protein. Ikatan protein dengan fenol
mudah lepas, sehingga fenol dapat berpenetrasi ke dalam kulit utuh. Larutan 1,3%
bersifat fungisid, berguna untuk sterilisasi ekskreta dan alat kedokteran
(Ganiswarna,1995).
- Staphylococcus aereus
Merupakan bakteri gram positif, berbentuk kokus, hidup secara serobic
ataupun anaerobic, dan patogenik. Suhu optimum untuk pertumbuhan
Staphylococcus aereus adalah 35-37oC dengan suhu minimum 6,7oC dan suhu
maksimum 45,5 oC. Bakteri Staphylococcus aereus dapat dilihat pada gambar
1. Berikut ini.
- Escherichia coli
Merupakan bakteri gram negatif berbentuk batang, relative pendek
sampai kokus (Fardiaz, 1989). Ukuran bakteri bervariasi, yaitu lebar 1.1 -1,5
mikron dan panjang 2-6 mikron. Pada umumnya, Escherichia coli tumbuh
merupakan mikroflora normal pada usia manusia dan hewan, tetapi beberapa
galur bersifat patogenik. Bakteri Escherichia coli dapat dilihat pada Gambar 2.
Berikut ini .
Alat Bahan
V. Data Pengamatan
5.1 Tabel penentuan koefisien fenol
1 + + - - - -
2 + + + + + +
3 + + + + + +
4 + + + + - +
5 + + + - - -
6 + + + + + +
7 + - - - - -
T15
+
T30
T45
-
T60
T75
-
T90
5.2 Perhitungan
1. Media Nutrien Agar (NA)
NA yang dibutuhkan = 130 mL + 10%
= 143 mL
Serbuk NA yang ditimbang :
23 x
=
1000 143
23 . 143
x=
1000
x = 3,29 g
VI. Pembahasan
Bahan anti mikroba yang ditemukan memiliki keefektifan yang bermacam-
macam, dan pengunaannya pun ditujukan terhadap hal-hal yang berbeda-beda
pula .Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita jumpai berbagai macam senyawa
kimia baik organik maupun anorganik bersifat racun terhadap jasad renik.
Sehubungan dengan itu, usaha manusia dalam mengatasi jasad renik. Penyebab
penyakit banyak dilakukan menggunakan bahan kimia.
VII. Kesimpulan
- Desinfektan merupakan zat antimikrobial yang membunuh mikroorganisme,
namun tidak membunuh sporanya dan digunakan pada benda mati. Antiseptik
adalah suatu zat antimikrobial yang banyak digunakan pada permukaan kulit
makhluk hidup maupun membran mucus. Antibiotik suatu senyawa yang
dihasilkan oleh mikroorganisme yang pada konsentrasi rendah dapat
memusnahkan atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain
- Sampel paling efektif yaitu desinfektan diduga pada sampel 7 karena pada
waktu 30 detik sampai 90 detik sampel dapat menghambat pertumbuhan
mikroba. Sedangkan sampel antiseptic yaitu pad sampel 5 karena pada waktu
60 detik sampai 90 deik sampel dapat menghambat pertumbuhan mikroba.
- Prinsip metode koefisien fenol dibandingkan dengan fenol sebagai senyawa
yang pertama ditemukan, ketika di bandingkan nilainya > 1 dimana memiliki
potensi antiseptic dan desinfektan. Sedangkan metode kontak dilihat dari waktu
kefektifan membunuh kuman apabila waktunya cepat yaitu desinfektan
sedangkan yang memiliki waktu lebih lambat yaitu antiseptic
DAFTAR PUSTAKA.
Franklin, J. Trevor., and George Alam Snow. 2006. Biochemistry and Molecular
Biology of Antimicrobial Drug Action. United States of America :
Springer
Ganiswarna, S. G., et all. 1995. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: Bagian Farmakologi
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Gobel, Risco, B dkk. 2008. Mikrobiologi Umum Dalam Praktek. Makassar: Universitas
Hasanuddin.
Greenwood, D., Slack, R., Peutherer, J. and Barer, M. 2007. Medical Microbiology.
Elsevier, China.
Isadiartuti, D. dan S. Retno. 2005. Uji Efektifitas Sediaan Gel Antiseptik Tangan yang
Mengandung Etanol dan Triklosan. Majalah Farmasi Airlangga, 5(3),