Anda di halaman 1dari 8

Tujuan Praktikum

1. Terampil dan memahami cara menguji spektrum kerja antibiotika


2. Mampu membedakan antibiotika spektrum luas dan spektrum sempit
3. Memahami penggunaanantibiotika spektrum luas dan antibiotika spektrum
sempit
4. Mampu menerapkan metode pemilihan antibiotika untuk penyakit infeksi
oleh mikroba pyrogen
Pendahuluan
Pengertian Antibiotik
Antibiotik adalah suatu senyawa yang dihasilkan oleh mikroorganisme
yang pada konsentrasi rendah dapat memusnahkan atau menghambat
pertumbuhan mikroorganisme lain. Pengujian potensi antibiotik dilakukan
untuk memberikan jaminan bahwa kualitas dan mutu antibiotik yang
digunakan dalam pengobatan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan
(Radji, 2010).
Antibiotik digunakan untuk membasmi mikroba penyebab terjadinya
infeksi. Gejala infeksi terjadi akibat gangguan langsung oleh mikroba dan
berbagai zat toksik yang dihasilkan mikroba. Pada dasarnya suatu infeksi dapat
ditangani oleh sistem pertahanan tubuh, namun adakalanya sistem ini perlu
ditunjang oleh penggunaan antibiotik. Antibiotik yang digunakan untuk
membasni mikroba penyebab infeksi pada manusia, harus memiliki sifat
toksisitas selektif. Artinya antibiotik harus bersifat toksik untuk mikroba,
tetapi relatif tidak toksik untuk hospes. Toksisitas selektif tergantung
kepada struktur yang dimiliki sel bakteri dan manusia misalnya dinding
sel bakteri yang tidak dimiliki oleh sel manusia, sehingga antibiotik dengan
mekanisme kegiatan pada dinding sel bakteri mempunyai toksisitas selektif
relatif tinggi (Ganiswarna, 1995)

Mekanisme Antibiotik

Antibiotik dapat menghambat kerja reaksi. Reaksi tersebut ada yang penting
untuk pertumbuhan sehingga menggangu pertumbuhan mikroba.
Penghambatan pada beberapa reaksi dapat terjadi secara langsung, yaitu
antibiotik langsung memblokir beberapa reaksi tersebut, namun masing-
masing reaksi memerlukan konsentrasi antibiotik yang berbeda.
Ketergantungan pada konsentrasi ini menggambarkan perbedaan kepekaan
reaksi tersebut terhadap antibiotik (Glazer, 2007).

Berdasarkan aktivitasnya, antibiotik dikelompokkan sebagai berikut (Kee, 1996) :

1. Antibiotika spektrum luas (broad spectrum) contohnya seperti tetrasiklin


dan sefalosporin efektif terhadap organism baik gram positif maupun gram
negatif. Antibiotik berspektrum luas sering kali dipakai untuk mengobati
penyakit infeksi yang menyerang belum diidentifikasi dengan pembiakan
dan sensitifitas.
2. Antibiotika spektrum sempit (narrow spectrum) golongan ini terutama
efektif untuk melawan satu jenis organisme. Contohnya penisilin dan
eritromisin dipakai untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri
gram positif. Karena antibiotik berspektrum sempit bersifat selektif, maka
obat-obat ini lebih aktif dalam melawan organisme tunggal tersebut
daripada antibiotik berspektrum luas.
3. Antibiotik jenis ini bukan bekerja pada bakteri gram positif atau gram
negatif, tetapi lebih spesifik lagi yaitu bakteri yang bersifat aerob dan
bakteri yang bersifat anaerob.
Untuk menguji spektrum kerja suatu antibiotik digunakan bakteri uji gram
positif danbakteri uji gram negatif dengan metode difusi agar (cakram
kertas). Sebagai bakteri uji dapat digunakan bakteri gram positif seperti
: Staphylococcus aureus, Bacilus subtilis atau Sarcina lutea dan bakteri
gram negatif seperti Escherichia coli atau Salmonella typhi.

Berdasarkan struktur kimianya, menurut Glazer (2007), antibiotik dikelompokkan


sebagai berikut:
a) Golongan Aminoglikosida. Diantaranya amikasin, dibekasin,
gentamisin, kanamisin, neomisin, netilmisin, paromomisin, sisomisin,
streptomisin, tobramisin.

b) Golongan Beta-Laktam. Diantaranya golongan karbapenem (ertapenem,


imipenem, meropenem), golongan sefalosporin (sefaleksin, sefazolin,
sefuroksim, sefadroksil, seftazidim), golongan beta-laktam monosiklik, dan
golongan penisilin.

c) Golongan Glikopeptida. Diantaranya vankomisin, teikoplanin,


ramoplanin dan dekaplanin.

d) Golongan Poliketida. Diantaranya golongan makrolida (eritromisin,


azitromisin, klaritromisin, roksitromisin), golongan ketolida (telitromisin),
golongan tetrasiklin (doksisiklin, oksitetrasiklin, klortetrasiklin).

e) Golongan Polimiksin. Diantaranya polimiksin dan kolistin.

f) Golongan Kinolon (fluorokinolon). Diantaranya asam nalidiksat,

siprofloksasin, ofloksasin, norfloksasin, levofloksasin, dan trovafloksasin.

g) Golongan Streptogramin. Diantaranya pristinamycin, virginiamycin,


mikamycin, dan kinupristin-dalfopristin.

h) Golongan Oksazolidinon. Diantaranya linezolid dan AZD2563.

i) Golongan Sulfonamida. Diantaranya kotrimoksazol dan trimetoprim.

j) Antibiotika lain yang penting, seperti kloramfenikol, klindamisin dan


asam fusidat.

Bakteri Staphylococcus aureus


Staphylococcus aureus merupakan bakteri Gram positif berbentuk
bulat Berdiameter 0,7-1,2 μm, tersusun dalam kelompok-kelompok yang
tidak teratur seperti buah anggur, fakultatif anaerob, tidak membentuk
spora, dan tidak bergerak. Bakteri ini tumbuh pada suhu optimum 37 oC,
tetapi membentuk pigmen paling baik pada suhu kamar (20-25 oC). Koloni
pada perbenihan padat berwarna abu-abu sampai kuning keemasan,
berbentuk bundar, halus, menonjol, dan berkilau. Lebih dari 90% isolat
klinik menghasilkan S. aureus yang mempunyai kapsul polisakarida atau
selaput tipis yang berperan dalam virulensi bakteri. Berbagai derajat
hemolisis disebabkan oleh S. aureus dan kadang-kadang oleh spesies
stafilokokus lainnya. (Jawetz et al., 2005).

Bakteri Escherichia coli

Bakteri E. coli merupakan merupakan bakteri Gram negatif, bentuk


batang, memilki ukuran 2,4 mikro 0,4 hingga 0,7 mikro, bergerak, tidak
berspora, positif pada tes indol, glukosa, laktosa, sukrosa.Escherichia coli
dan dapat hidup pada pH 5,5-8. E. coli akan tumbuh secara optimal pada
suhu 27° C. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Hawa et al. (2011), E.
coli memiliki suhu maksimum pertumbuhan 40-45°C, di atas suhu tersebut
bakteri akan mengalami inaktivasi (Greenwood et al., 2007).

Bakteri Gram Negatif

Bakteri Gram Negatif Berbentuk Batang (Enterobacteriacea).


Bakteri gram negatif berbentuk batang habitatnya adalah usus manusia dan
binatang. Enterobacteriaceae meliputi Escherichia, Shigella, Salmonella,
Enterobacter, Klebsiella, Serratia, Proteus). Beberapa organisme seperti
Escherichia coli merupakan flora normal dan dapat menyebabkan penyakit,
sedangkan yang lain seperti salmonella dan shigella merupakan patogen
yang umum bagi manusia. (Jawetz,2005).

Bakteri Gram Positif


Gram positif pembentuk spora : Spesies Bacillus dan Clostridium.
Kedua spesies ini terdapat dimana-mana, membentuk spora, sehingga dapat
hidup di lingkungan selama bertahun-tahun. Spesies Basillus bersifat aerob,
sedangkan Clostridium bersifat anaerob obligat. Bakteri Gram-positif Tidak
Membentuk Spora: Spesies Corynebacterium, Listeria, Propionibacterium,
Actinomycetes. Beberapa anggota genus Corynebacterium dan kelompok
Propionibacterium merupakan flora normal pada kulit dan selaput lender
manusia .

Metode Difusi Agar (Cakram Kertas)

Cara yang mudah untuk menetapkan kerentanan organisme terhadap


antibiotik adalah dengan menginokulasi pelat agar dengan biakan dan membiarkan
antibiotik terdifusi ke media agar. Cakram yang telah mengandung antibiotik
diletakkan di permukaan pelat agar yang mengandung organisme yang diuji. Pada
jarak tertentu pada masing-masing cakram,antibiotik terdifusi sampai titik
antibiotik tersebut tidak lagi menghambat pertumbuhan mikroba.Efektivitas
antibiotik ditunjukkan oleh zona hambatan. Zona hambatan terlihat sebagai area
jernih atau bersih mengelilingi cakram tempat zat dengan aktivitas antimikroba
terdifusi. Diameter zona dapat diukur dengan penggaris dan hasil dari eksperimen
ini merupakan satu antibiogram. Ukuran zona hambatan dapat dipengaruhi oleh
kepadatan media biakan, kecepatan difusi antibiotik,konsentrasi antibiotik pada
cakram filter,sensitivitas organisme terhadap antibiotik, dan interaksi antibiotik
terhadap media.suatu zat yang mempunyai efek samping signifikan tidak boleh
digunakan (Harmita dkk, 2008).
Daftar Pustaka

Ganiswarna, S., 1995, Farmakologi dan Terapi, edisi IV, 271-288 dan 800-810,
Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

Glazer, A.N, dan Nikaido, H. 2007. Microbial biotechnology: fundamentals of


applied microbiology, second edition. Cambridge:USA.

Greenwood, D., Slack, R., Peutherer, J. and Barer, M. 2007. Medical Microbiology.
Elsevier, China.

Harmita. Radji, Maksum. (2008). Buku Ajar Analisis Hayati Edisi 3. Jakarta : EGC
:26.

Jawetz, E, J. melnick, et al., 2005. Jakarta: EGC Jawetz, melnick & Adelberg
Mikrobiologi Kedokteran. Kedokteran. Jakarta: EGC

Kee, J.L. dan Hayes, E.R.,1996, Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan.


Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta.

Radji, Maksum. 2010. Buku Ajar Mikrobiologi Panduan Mahasiswa Farmasi dan

Anda mungkin juga menyukai