Setiap negara yang mempunyai status, pastilah mempunyai beberapa klasifikasi yang
mejadi syarat bahwa sebuah negara layak masuk atau dikategorikan ke dalam status tersebut.
Demikan halnya dengan negara berkembang. negara berkembang juga mempunyai beberapa
klasifikasi atau persyaratan untuk suatu negara ditetapkan sebagai negara berkembang. Dalam
perserikatan bangsa- bangsa, perihal kriteria negara berkembang ini tidak dicantumkan, sehingga
penetapannya menggunakan beberapa pendapat. Beberapa klasifikasi ini diutarakan dalam
berbagai pendapat, antara sebagai berikut:
Menurut pendapat dari mantan Sekretaris Jenderal PBB, Kofi Annan, negara berkembang
adalah:
“Negara yang mana semua warganya memungkinkan untuk menikmati kehidupan yang bebas
dan sehat dalam lingkungan yang aman.”
Apabila menelaah makna dari pernyataan tersebut, maka bisa kita ambil kesimpulan bahwa
negara berkembang merupakan negara yang mempunyai potensi untuk maju. Sehingga negara-
negara yang masih berusaha untuk memajukan atau mengembangkan dirinya ini disebut sebagai
negara berkembang.
International Monetary Fund yag disingkat IMF merupakan salah lembaga yang dimiliki
oleh PBB. IMF merupakan lembaga PBB yang bergerak dalam pemberian pinjaman tingkat
dunia. IMF sendiri juga pernah menyatakan mengenai klasifikasi negara berkembang. Menurut
IMF, ntuk melihat status dari negara berkembang, dalapat dilihat dari berbagai sisi, antara lain:
Menurup pandangan dari poin ini, maka negara- negara yang mengekspor minyak dan memiliki
PDB per kapita tinggi tidak akan masuk dalam klasifikasi sebagai negara maju. Hal ini karena
70% barang ekspornya berupa minyak.
Nah, itulah beberapa poin untuk mengukur atau megklasifikasikan apakah suatu negara
dikatakan sebagai negara berkembang ataupun maju. Pendapat tersbeut dikeluarkan oleh
International Monetary Fund.
3. World Bank
Selanjutnya menurup pandangan bak dunia atau World Bank. World Bank
mengklasifikasikan negara berkembang dengan empat klasifikasi. Klasifikasi yang diusung
World Bank ini dibagi menurut pendapatan nasional perkapita denagn menggunakan tingkat
pendapatan sebagai berikut:
Negara- negara yang mempunyai penghasilan rendah memilii pendapatan perkapita US $ 975
ataupun kurang dari jumlah tersebut, dikategorikan sebagai negara berkembang.
Negara- negara yang mempunyai penghasilan menengah ke bawah, memiliki penghasilan per
kapita antara US $ 976 dan US $855, dikategorikan sebagai negara berkembang.
Negara- negara yang mempunyai penghasilan menengah ke atas, mempunyai penghasilan per
kapita antara US $856 dan US $ 11.905, masih dikategorikan sebagai negara berkembang.
Negara- negara yang mempunyai penghasilan tinggi, yakni memiliki pendapatan per kapita lebih
dari US $906, dikategorikan sebagai negara maju.
Nah, itulah klasifikasi mengenai penetapan negara berkembang menurut pandangan World Bank.
Berdasarkan pandangan tersbeut, jelas terlihat bahwa semua negara berpenghasilan rendah dan
menengah dikategorikan sebagai negara berkembang oleh Bank Dunia atau World Bank.
Klasifikasi oleh Bank Dunia ini mempunyai tujuan untuk memudahkan. Pengelompokkan
menurut pendapatan nasional secara langsung tidak akan mencerminkan status pembangunan
suatu Negara.
Kebanyakan negara Asia dan Afrika pernah dijajah oleh negara Erofa seperti Inggris,
Perancis, Belgia, Belanda, Jerman, Portugal dan Spanyol. Struktur Perekonomian, pendidikan
dan lembaga sosial negara tersebut dibentuk oleh bekas negara penjajah. Sehingga setiap negara
yang pernah dijajah oleh negara yang berbeda-beda akan memiliki kebudayaan, pembentukan
kelembagaan dan sosial yang berbeda-beda pula. Seperti India yang dijajah oleh Inggris,
Philipina yang dijajah Spanyol dan Amerika, Vietnam dijajah oleh Perancis dan Indonesia yang
dijajah oleh Belanda.
Sebagian besar negara berkembang menganut sistem ekonomi campuran, yaitu sektor
pemerintah dan swasta ikut campur dalam menggunakan sumber daya. Pembagian antar dua
sektor tersebut masing-masing secara relatif umumnya ditentukan oleh situasi historis dan politis.
Besarnya pemilikan oleh pihak asing disektor swasta merupakan variabel yang penting
untuk menentukan perbedaan diantara negara negara berkembang, Sektor swasta besar yang
dimiliki oleh pihak asing biasanya mendorong timbulnya masalah serta kesempatan politis dan
ekonomis yang ditemui. Misalnya negara Afrika yang seringkali mengalami kekurangan sumber
daya manusia terdidik cenderung lebih menitik beratkan aktivitas sektor pemerintahan dan
perusahaan negara berdasarkan asumsi bahwa kekurangan sumber daya terdidik dapat diatasi
dengan koordinasi daripada melalui pemecahan administratif dan kewirausahaan.
Struktur Industri
Sebagian besar negara berkembang merupakan negara agraris, pertanian baik untuk
keperluan konsumsi sendiri maupun komersial, merupakan aktivitas ekonomi utama ditinjau dari
sudut distribusi penggunaan angkatan kerja maupun ditinjau daru proporsi sumbangan dalam
GNP.
Peranan sektor manufaktur dan jasa diantara negara berkembang juga memperlihatkan
perbedaan yang besar. Walaupun terdapat persamaan masalah namun strategi pembangunan di
negara berkembang berbeda-beda, tergantung kepada sifat alam, struktur dan tingkat saling
ketergantungan antara sektor primer (pertanian, kehutanan, perikanan), sektor industri sekunder
(umumnya bidang manufaktur) dan sektor industri tersier (perdagangan, keuangan, transportasi
dan jasa).
Walaupun tingkat ketergantungan ekonomi sangat tinggi, yakni dalam bentuk transfer
barang dan teknologi, namun ada juga keuntungannya yaitu berupa transmisi kelembagaan
(umumnya sistem pendidikan dan pelayanan kesehatan), nilai-nilai, pola konsumsi, serta sikap
hidup, bekerja dan bersikap diri.
Oleh karena itu, setiap perubahan ekonomi dan sosial memerlukan dukungan dari
kelompok elit, baik melalui persuasi meupun paksaan dan jika perlu menyingkirkan mereka
dengan kekuatan. Jalan manapun yang ditempuh, pembangunan ekonomi dan sosial tidak
mungkin dilakukan tanpa mengubah lembaga-lembaga sosial, politik, dan ekonomi suatu negara
(misalnya sistem sewa tanah, struktur pendidikan, hubungan pasar tenaga kerja, undang-undang
hak milik, pembagian dan pengawasan harta keuangan dan fisik, undang-undang perpajakan dan
warisan dan peraturan perkreditan).
Salah satu ciri yang cukup mencolok dalam menandai negara berkembang adalah
pendapatan perkapita penduduknya yang masih rendah. Negara berkembang sangat identik
dengan keterbatasan dan keterbelakangan. Dengan pendapatan perkapita yang rendah, maka akan
banyak penduduk negara berkembang hidup dalam batas garis kemiskinan. Hal ini akan
membuat kesejahteraan penduduk menjadi sangat jauh dari kata baik. Dengan pendapatan
perkapitan yang hanya sedikit itu, kebanyakan masyarakat hanya bisa memenuhi kebutuhan
pokok saja, dan sedikit kemungkinan untuk mereka bisa memenuhi kebutuhan sekunder, atau
bahkan kebutuhan mewah. Karena jumlah pendapatan yang pas- pasan, maka penduduk negara
berkembang ini hanya akan memperoleh makanan yang sederhana saja. Bisa jadi masyarakat
negara berkembang akan kekurangan gizi. Selain itu, rumah- rumah penduduk di negara
berkembang banyak yang masih sangat sederhana. Di beberapa negara berkembang bahkan
masih ada anak- anak serta bayi- bayi yang terlantar, kurang gizi sehingga sangat mudah untuk
terserang penyakit. Perolehan pendidikan juga dalam batas yang biasa saja, disesuaikan dengan
pendapatan yang diperoleh mereka. Tidak heran, di negara berkembang jumlah siswa yang
berprestasi akan sangat jauh beda dengan negara maju yang telah memiliki fasilitas pendidikan
yang lebih lengkap.
Selain pendapatan perkapita yang rendah, salah satu ciri dari negara berkembang lainnya
adalah adanya ketimpangan pendapatan yang tinggi. Ketimpangan pendapatan merupakan
ketidakmerataan jumlah atau besarnya pendapat antara satu daerah ke daerah lainnya yang ada di
suatu negara. Ketimpangan pendapat ini merupakan sesuatu yang tidak baik dan sebisa mungkin
harus segera dibenahi. Jika tidak, maka dalam suatu negara masyarakat atau rakyatnya akan
mempunyai tingkat kesejahteraan yang berbeda- beda pula. Hal ini tentu akan berdampak yang
tidak baik, bukan hanya dalam masalah ekonomi namun juga dalam permasalahan sosial,
mengenai perlakuan masyarakat yang berpenghasilan tinggi kepada masyarakat yang
penghasilannya pas- pasan.
Ciri- ciri negara berkembang yang lainnya adalah adanya ketergantungan pada sektor
primer. Yang dimaksud dengan sektor primer adalah bidang pertanian dan perkebunan
(baca: negara penghasil pisang terbesar di dunia). Negara adalah bidang pertanian dan
perkebunan. negara nya ketergantungan pada sektor primer. Yang dimaksud dengan sektor
primer berkembang mempunyai masyarakat atau penduduk yang hampir 74% nya bekerja di
bidang pertanian. Sementara di negara maju, jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian
hanya sedikit sekali, yakni sekitar 2,5%. Mata pencaharian di bidang pertanian menjadi usaha
pokok karena dilakukan dengan cara kuno, hal ini menjadi membuat sektor pertanian menjadi
tidak produktif. Pertanian (baca: negara penghasil kopi terbesar di dunia) di negara berkembang
biasanya menitik beratkan pada produksi bahan- bahan pangan mentah, seperti karet, padai,
jagung, teh, dan lainnya. Selain bahan pangan mentah, produksi juga dilakukan dalam bidang
pertambangan. Meskipun mayoritas penduduknya bekerja di sektor primer, namun bukan berarti
di negara berkembang tidak mempunyai sektor industri sama sekali. Di negara berkembang
terdapat beberapa industri yang berskala kecil hingga menengah, seperti industri tekstil. Selain
sektor industri, negara berkembang juga mengembangkan sektor jasa, seperti jasa transportasi,
komunikasi, dan lain sebagainya.
Salah satu ciri dari negara berkembang adalah sumber daya alam atau kekayaan
(baca: kekayaan alam Indonesia yang mendunia) alamnya kurang terolah dengan baik. Maka dari
itulah meskipun negara berkembang banyak mempunyai sumber daya alam, namun tidak bisa
memanfaatkan. Banyak negara berkembang yang mempunyai banyak sumber daya alam, namun
dalam hal mengolahnya tidak bisa maksimal karena negara tersebut tidak mempunyai cukup
teknologi canggih untuk mengolahnya, selain itu keterbatasan sumber daya manusia yang
mumpuni juga menjadi salah satu penyebab mengapa sumber daya alam belum terolah dengan
baik.
Kesempatan kerja yang kurang memadai menjadi salah satu ciri negara berkembang.
kesempatan kerja yang sangat terbatas ini dikarenakan oleh berbagai macam faktor. Salah satu
hal yang membuat kesempatan kerja ini menjadi tidak luas adalah karena perekonomian di
negara berkembang hanya mengandalkan sektor pertanian. Dengan demikian lapangan kerja
yang dibuka juga tidak banyak. Kesempatan kerja yang terbatas tersebut akan melahirkan banyak
pengangguran yang akan berdampak buruk bagi negara. Selain adanya kesempatan kerja yang
terbatas, ciri lain dari negara berkembang adalah kurangnya atau sedikitnya jumlah wirausaha.
Sedikitnya jumlah wirausaha ini dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang
membangun bisnis serta terbatasnya modal yang dipunyai masyarakat, ditambah dengan
berbagai macam pendapat yang keluar dari pemikiran yang masih kolot diantara masyarakat
desa.
Telah dikatakan sebelumnya bahwa salah satu ciri dari negara berkembang adalah
sedikitnya jumlah pengusaha atau wirausaha. Hal ini terjadi karena dua hal yakni kurangnya
pengetahuan untuk berwirausaha serta terbatasnya jumlah modal yang dimiliki. Jumlah modal
terbatas karena negara berkembang hanya mengandalkan sektor primer saja, sehingga
pendapatan yang diterima pun juga hanya cukup untuk membiayai kehidupan sehari- hari, dan
sangat sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali yang ditabung. Maka dari itulah masyarakatnya
yang tinggal di negara berkembang hanya mempunyai sedikit modal yang dapat digunakan untuk
membangun usaha. Merintis usaha pun tidak selalu langsung berhasil, terkadang kita mengalami
kerugian terlebih dahulu. Ketika percobaan pertama rugi, maka kita akan mencoba kembali. Kali
kedua membangun usaha itulah kita membutuhkan modal lagi, maka dari itu modal yang
disediakan harus memenuhi jumlah yang cukup.
Ciri dari negara berkembang yang terakhir adalah adanya sifat ketergantungan terhadap
perdagangan luar negeri. Kondisi ekonomi dalam negeri yang tidak bisa diandalkan menjadi
salah satu penyebab tidak berkembangnya kegiatan perekonomian di dalam negeri dengan pesat.
Oleh karena kondisi perekonomian dalam negeri yang tidak menguntungkan, maka akan
menimbulkan ketergantungan negara terhadap perdagangan luar negeri. Perdagangan luar negeri
berarti akan banyak barang dagangan yang dibeli dari negara- negara lain. Maka dari itulah kita
mampu bersaing.
Negara berkembang juga dapat dilihat dari ciri- ciri pendidikan masyarakatnya. Negara
berkembang biasanya akan memiliki masyarakat atau rakyat yang rata- rata mempunyai tingkat
pendapatan yang masih rendah. Maksudnya pendapatan yang masih rendah, apabila di Indonesia
hanya sebatas lulusan Sekolah Dasar atau Sekolah Menengah Pertama. Jika yang teradi
demikian, maka lulusan- lulusan itu hanya akan bekerja sebagai pekerja yang berada di level
rendah. Hal ini karena kemapuannya hanya sebatas ilmu yang ia terima. Tanpa ijazah jenjang
sekolah yang lebih tinggi, maka masyarakat tersebut tidak akan bisa memperoleh pekerjaan yang
lebih baik. Akibatnya mereka juga hanya akan mendapatkan upah sewajarnya saja. Selain tingkat
pendapatan yang rendah, pendidikan yang diterima masyarakat pun juga kurang merata. Artinya,
ada beberapa tempat di penjuru negeri yang tidak terjangkau oleh sistem pendidikan yang
diselenggarakan. Sebagai contoh di Indonesia, penduduk di pulau Jawa rata- rata sudah
mengalami duduk di bangku pendidikan, namun tidak di pulau Kalimantan atau Papua. Di Pulau
Kalimantan atau Papua masih banyak masyarakatnya yang belum mendapatkan sarana
pendidikan.
Salah satu ciri khas dari negara berkembang adalah mempunyai tingkat pertumbuhan
penduduk (baca: manfaat sensus penduduk) yang sangat tinggi. Hal ini bisa disebabkan karena
beberapa hal, seperti kurangnya pengetahuan pentingnya mengendalikan jumlah penduduk, atau
anggapan masyarakat yang masih kolot, yakni pemikiran “banyak anak, banyak rejeki”.
Pertumbuhan penduduk yang tinggi ini apabila tidak diimbangi dengan pembukaan lapangan
kerja yang banyak, maka akan menyebabkan timbulnya pengangguran. Pengangguran-
pengangguran ini terjadi karena kesenjangan antara jumlah lowongan pekerjaan dengan
banyaknya pencari kerja. Dengan demikian, peduduk yang tidak mendapatkan pekerjaan akan
menjadi pengangguran. Jika jumlah pengangguran ini melimpah, maka akan timbul berbagai
macam dampak buruk.
Negara berkembang mempunyai sifat negara yang belum maju, akibatnya penduduknya
pun masih banyak yang tradisional. Penduduk negara berkembang yang sifatya tradisional ini
malah justru jumlahnya mendominasi negara berkembang. Akibatnya di negara berkembang
penggunaan sarana dan prasarana sebagain besar masih bersifat tradisional. Hal ini
menyesuaikan dengan kemampuan dan juga kebiasaan dari masyarakat tradisional tersebut.
Selain itu, biasanya masyarakat tradisional ini mempunyai pemikiran yang sulit untuk maju,
sehingga penggunaan sarana dan prasarana bersifat modern harus dilakukan secara bertahap
untuk mengimbangi penduduk – penduduk yang sifatnya tradisional tersebut.
Penggunaan teknologi yang belum baik, serta perkembangan teknologi yang lamban
Negara berkembang juga ditandai dengan ciri penggunaan teknologi yang belum baik
oleh masyarakat dikarenakan berbagai macam faktor. Faktor- faktor yang dapat mempengaruhi
penggunaan teknologi kurang baik baik tesebut adalah sifat ketradisionalan masyarakat dan juga
tingkat pendidikan yang rendah. Selain itu, perkembangan teknologi di negara berkembang juga
masih sangat lamban. Lambannya perkembangan teknologi ini karena dipngaruhi oleh berbagai
macam faktor, baik dari masyarakat maupun dari sarana dan prasarana yang dimiliki negara
tersebut.
Angka harapan hidup serta indeks pembangunan manusia yang masih rendah
Salah satu indikator menentukan status atau keadaan suatu negara dalam level apa, adalah
dengan mengukur atau menghitung angka harapan hidup dan juga indeks pembangunan manusia
(IBM). Negara berkembang mempunyai angka harapan hidup yang tidak terlalu tinggi. selain itu
negara berkembang juga mempunyai indeks pembangunan manusia yang rendah.
Tingkat produktivitas yang masih redah
Produktivitas merupakan salah satu hal yang bisa menentukan kualitas kerja dari
seseorang. Produktivitas kerja sangat mempengaruhi kesuksesan atau keberhasilan dari dari
suatu perusahaan. Apabila karyawan mempunyai produktivitas rata- rata yang baik maka
perusahaan akan cepat mengalami keberhasilan. Sementara itu jika produktivitas rendah, maka
tingkat keberhasilan perusahaan juga tidak mencapai angka yang tinggi. demikian halnya dengan
suatu negara. Apabila penduduk negara berkembang mempunyai produktivitas tinggi, maka akan
mendorong majunya negara tersebut. Namun bila produktivitas masyarakatnya rendah maka
negara tersebut akan lebih sulit untuk berkembang.
Salah satu indiketor dari negara berkembang adalah masih ditemukannya kemiskinan di
negara tersbeut dalam level yang tinggi. Jika kemiskinan masih tinggi, artinya banyak penduduk
yang masih belum sejahtera. Jika penduduk masih banyak yang belum se jahtera maka negara
tersebut belum bisa dikatakan sebagai negara maju.
Bagi masyarakat yang ada di negara maju, mungkin jarak dari suatu tempat ke tempat
yang lain tidak menjadi halangan lagi. Hal ini karena banyaknya transportasi umum yang cepat.
Namun hal ini tidak terjadi di negara berkembang. Bagi penduduk negara berkembang, jarak
masih menjadi sebuah masalah. Hal ini karena masih terbatasnya transportasi umum, terlebih
yang bisa menempuh jarak dengan cepat. Maka dari itulah di negara berkembang belum terlalu
banyak ditemukan orang yang bekerjanya di jarak yang jauh tanpa nglaju atau pulang ke rumah.
Kebanyakan dari penduduk ini adalah merantau atau menetap di tempat yang jauh dari tempat
asalnya demi mendekati tempat bekerjanya.
Nah, itulah beberapa ciri dari negara berkembang yang dilihat dari berbagai bidang. Ciri- ciri
tersebut meliputi bidang ekonomi, sosial, transportasi dan lainnya.