Anda di halaman 1dari 4

I.

Hari, Tanggal
Hari : Rabu dan Senin

Tanggal : 23 dan 28 November 2016

Tempat : Laboratorium Kimia Poltekkes Kemenkes Yogyakata

II. IIMateri
Pemeriksaan Biochemical Oxygen Demand (BOD)pada air sampel.

III. Dasar Teori


Kebutuhan oksigen biologi (BOD) didefinisikan sebagai banyaknya oksigen yang
diperlukan oleh organisme pada saat pemecahan bahan organic atau
penguraian/pengoksidasian, hampir semua zat organic yang tersuspensi dalam air.
Pemeriksaan BOD diperlukan untuk menentukan beban pencemaran akibat air buangan
penduduk atau industri, dan untuk mendesain system-sistem pengolahan biologis bagi air
yang tercemar tersebut. Pada kondisi aerobic pencemaran bahan organic diartikan bahwa
bahan organic ini digunakan sebagai bahan makanan dan energinya diperoleh dari proses
oksidasi. Dan proses oksidasi tersebut dapat mengakibatkan kematian ikan. Ikan dalam
air dan keadaan menjadi aerobic dan dapat menimbulkan bau busuk dalam air.
Pemeriksaan BOD didasarkan atas reaksi oksidasi zat organic dengan oksigen didalam air
dan proses tersebut berlangsung karena adanya bakteri aerob. Dan hasil oksidasi itu
sendiri adalah akan terbentuknya karbohidrat dalam air, dan reaksi oksidasi. Selain
digunakan untuk menentukan beban pencemaran akibat air buangan. Pemeriksaan BOD
juga dapat digunakan sebagai pemeriksaan beban pencemaran zat organic.

IV. Alat dan Bahan


A. Bahan
No. Nama dan Spesifikasi Bahan Jumlah
1. Larutan MnSO4 2 ml
2. Pereaksi oksigen (iodisa alkali) 2 ml
3. H2SO4 pekat 2 ml
4. Larutan Na2SO4 0,025 N 200 ml
5. Amylum 2 ml

B. Alat
No. Nama Alat dan Spesifikasi
1. Botol Oksigen
2. Erlenmeyer 500ml
3. Pipet tetes
4. Gelas kimia
5. buret
6. statif

V. Prosedur kerja
a. Dilakukan DO segera dari sampel
b. Berdasarkan hasil pemeriksaan DO segera, dilakukan pengenceran dengan tingkat
pengenceran Sebagai berikut :
Kadar DO segera Tingkat Pengenceran
Lebih dari 8,0 Tanpa Pengenceran
6,0-8,0 2-5 kali
5,0-6,0 5-10 kali
3,0-5,0 10-15 kali
1,0-3,0 15-20 kali
0,1-0,3 20-25 kali
0,0-0,1 25, 30, 50, 100 kali

C. Apabila kadar oksigen segera lebih dari 8,0 dilakukan langkah sbb : Doambil 6 botol
oksigen air sampel, 3 botol kadar DO nya (hasil dirata-rata dan dicatat sebagai DO segera
DOs, sedangkan 3 botol yang lain dieramkan (dalam inkubator) dieramkan selama 5hari
pada suhu 20derajad celcius, setelah dieramkan ditentukan Sonya(Hasil rata-rata dan
dicatat sebagai DOs-20)

Apabila kadar oksigen segera rendah (kurang dari 8,0) dilakukan langkah sbb : diambibl
6 botol oksigen air sampel yang telah diencerkan (Air campuran), 3 botol ditentukan
DOnya (hasil dirata-rata dan dicatat sebagai DOs campuran), sedangkan 3 botol yang lain
dieramkan diinkubator selama 5 hari pada suhu 20 derajat celcius. Diambil4 botol
oksigen air pengencer dan 2 botol yang lainnya dieramkan 5hari pada suhu 20 derajat
(dicatat sebagai DO5.20 air pengencer). Setelah pengenceran sesuai waktu dan suhu yang
ditentukan, 3 botol oksigen dariair campuran ditentukan DOnya (hasil dirata-rata dan
dicatat sebagaii DO5.20 campuran) demikian juga dengan 2 botol air (hasil dirata-rata
dan dicatat sebagai DO5.20 pengencer)
Perhitungan bDO5.20

BOD 5.20 = ( (DOs camp-Dos 20camp) - (Dos ap- DO5.20 ap) ) x pengenceran
VI. Perhitungan

 X:
V
X  200(  1)
V P
275
X  200(  1)
275  5

= 3,70
 DOs camp:

= 5 x 7,8 x 1 x 0,2
= 7,8

 DOs5.20 camp :

= 5 x 5,9 x 1 x 0,2
= 5,9
 DOs ap :

= 5 x 0,2 x6,5
=6,5

 D05.20 AP

= 5 x 0,2 x 1 x 6,7
= 6,7

BOD 5.20 = ( (DOs camp-Dos 20camp) - (Dos ap- DO5.20 ap) ) x pengenceran
= ( (7,8-6,1) - (6,5-6,7) x 5
= (1,7 - (-0,2) ) x 5
= 9,5
VII. Pembahasan
Pemeriksaan kali ini dilakukan untuk mengetahui kadar BOD pada air
sampel. Langkah pertama untuk menentukan kadar BOD adalah dengan menentukan DO
segera air sampel sebagai dasar untuk pengenceran. Berdasarkan pemeriksaan DO
tersebut, didapatkan DO segera berkisar antara 7,8, sehingga dilakukan pengenceran
dengan tingkat pengenceran 2-5X. dari hasil pengenceran tersebut, diambil untuk mengisi
penuh 2 botol O2 yang masing-masing diberi label DOs AC dan DOeAC. Kemudian air
pengencer diisikan kedalam 2 botol O 2 yang lain, dan diberi labeb DO e AC dan DOe AP.
Botol O2 DOeAC dan DOe AP dimasukkan kedalam oven bersuhu 200c selama 5 hari.
Lalu pemeriksaan untuk DOs AC dan DOs AP dilanjutkan dengan menambahkan 2 ml
MnSO4 20% dan 3 ml pereaksi O2. Pemeriksaan DO dilanjutkan karena dalam
pemeriksaan ini timbul endapan warna coklat. Selanjutnya larutan dalam botol oksigen
yang telah diketahui volumenya yaitu 280 untuk botol berlabel DO s AC dan 320 untuk
botol berlabel DOs AP, ditambah 2 ml H2SO4 pekat sehingga endapan larut, sebelum
dititrasi larutan tadi dipindah kedalam labu Erlenmeyer untuk memudahkan titrasi.
Larutan yang dimasukkan kedalam labu Erlenmeyer adalah 200 ml + 3,7 ml untuk DOs
AC dan 200 ml + 3,7 ml untuk DOs AP. Kemudian dititrasi dengan Na2S2O3 0,025 N
sampai warna kuning kecoklatan berubah menjadi warna kuning jerami, lalu ditambahkan
indikator amylum hingga warna berubah menjadi warna biru. Setelah itu, titrasi
dilanjutkan hingga warna biru tepat hilang. Volume titrasi untuk DO s AC adalah 7,8 ml
dan untuk DOs AP adalah 6,5 ml. setelah 5 hari, dilakukan cara yang sama terhadap DO e
AC dan DOe AP. Volume titrasi untuk DOe AC adalah 5,9 ml dan untuk DOe AP adalah
6,7 ml.

Dari hasil percobaan didapat kadar BOD sebesar 9,5 mg/L, maka kualitas
air sampel bisa dikatakan kurang baik atau sudah tercemar bila dibandingkan dengan
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 82/2001 mengenai baku mutu air dan air minum
golongan B maksimum yang dianjurkan adalah 9,5 mg/L.

VIII. Kesimpulan
Dari percobaan diatas didapatkan hasil pemeriksaan kadar BOD sebesar
9,5 mg/L. hal ini mengindikasikan bahwa kualitas air sampel tidak baik atau sudah
tercemar karena melampaui Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 82/2001 mengenai baku
mutu air dan air minum golongan B maksimum yang dianjurkan adalah 6 mg/L.

Anda mungkin juga menyukai