Anda di halaman 1dari 11

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara keanekaragaman (pendapat,kepercayaan,
hubungan, dan sebagainya) memerlukan suatu perekat agar bangsa yangbersangkutan dapat
bersatu guna memelihara keutuhan negaranya. Suatu bangsa dalam menyelengarakan
kehidupannya tidak terlepas dari pengaruhlingkungannya, yang didasarkan atas hubungan timbal
balik atau kait-mengait antarafilosofi bangsa, idiologi, aspirasi, dan cita-cita yang dihadapkan
pada kondisi sosial masyarakat, budaya dan tradisi, keadaan alam dan wilayah serta pengalaman
sejarah. Upaya pemerintah dan rakyat menyelengarakan kehidupannya, memerlukan
suatukonsepsi yang berupa Wawasan Nasional yang dimaksudkan untuk menjamin
kelangsungan hidup, keutuhan wilayah serta jati diri. Kata wawasan berasal dari bahasa Jawa
yaitu wawas (mawas) yang artinya melihatatau memandang, jadi kata wawasan dapat diartikan
cara pandang atau cara melihat.Wawasan nusantara sebagai wawasan kewilayahan, sehingga
berfungsi dalam pembatasan negara, agar tidak terjadi sengketa dengan negara tetangga.
Pada zaman sekarang banyak sekali warga negara Indonesia yang kurang sekali
pengetahuannya tentang wawasan nusantara sebagai bagian dari wawasan wilayahnya,
kurangnya pengetahuan tentang pengetahuan tentang ini yang menyebabkan warga Negara
Indonesia tidak menyadari bahwa daerah Republik Indonesia sudah banyak yang berkurang atau
dicurangi oleh Negara lain secara sembunyi-sembunyi. Kehidupan negara senantiasa dipengaruhi
perkembangan lingkungan strategi sehinga wawasan harus mampu memberi inspirasi pada suatu
bangsa dalam menghadapi berbagai hambatan dan tantangan yang ditimbulkan dalam mengejar
kejayaanya. Secara garis besar Wawasan Nasional adalah cara pandang suatu bangsa yang telah
menegara tentang diri dan lingkungannya dalam eksistensinya yang serba terhubung. Makalah
Kewarganegaraan Wawasan Nusantara Sebagai Wawasan Kewilayahan (interaksi & interelasi)
serta pembangunannya di dalam bernegara di tengah-tengah lingkungannya baik nasional,
regional, maupun global.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu implementasi?
2. Apa itu wawasan nusantara?
3. Bagaimana implementasi wawasan nusantara sebagai wawasan kewilayahan?
1
4. Bagaimana kasus wawasan nusantara sebagai wawasan kewilayahan?
5. Apa upaya memperkuat kesadaran mengenai wawasan kewilayahan?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui itu implementasi.
2. Mengetahui itu wawasan nusantara.
3. Mengetahui implementasi wawasan nusantara sebagai wawasan kewilayahan.
4. Mengetahui kasus wawasan nusantara sebagai wawasan kewilayahan.
5. Mengetahui upaya memperkuat kesadaran mengenai wawasan kewilayahan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Implementasi


Implementasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai pelaksanaan atau
penerapan. Artinya yang dilaksanakan dan diterapkan adalah kurikulum yang telah
dirancang/didesain untuk kemudian dijalankan sepenuhnya. Kalau diibaratkan dengan sebuah
rancangan bangunan yang dibuat oleh seorang Insinyur bangunan tentang rancangan sebuah
rumah pada kertas kalkirnya maka impelementasi yang dilakukan oleh para tukang adalah
rancangan yang telah dibuat tadi dan sangat tidak mungkin atau mustahil akan melenceng atau
tidak sesuai dengan rancangan, apabila yang dilakukan oleh para tukang tidak sama dengan hasil
rancangan akan terjadi masalah besar dengan bangunan yang telah di buat karena rancangan
adalah sebuah proses yang panjang, rumit, sulit, dan telah sempurna dari sisi perancang dan
rancangan itu.
Implementasi merupakan salah satu tahap dalam proses kebijakan publik. Biasanya
implementasi dilaksanakan setelah sebuah kebijakan dirumuskan dengan tujuan yang jelas.
Implementasi adalah suatu rangkaian aktifitas dalam rangka menghantarkan kebijakan kepada
masyarakat sehingga kebijakan tersebut dapat membawa hasil sebagaimana yang diharapkan.

2.2 Pengertian Wawasan Nusantara


Secara etimologi istilah wawasan nusantara berasal dari dua kata, yaitu wawasan dan
nusantara. Kata wawasan berasal dari kata wawas(bahasa jawa),berarti melihat atau memandang.
Jika ditambah dengan akhiran an maka secara harfiah, berarti cara penglihatan, cara tinjau, cara
pandnag. Sedangkan nusantara adalah sebuah kata majemuk yang diambil dari bahasa Jawa
Kuno, yakni nusa yang berarti pulau atau kepulauan, dan antara artinya siapit oleh dua hal.
Wawasan nusantara adalah persatuan bangsa dan kesatuan wilayah kepulauan nusantara sebagai
satu kesatuan ekonomi, politik, sosial busaya, dan pertahanan keamanan demi kepentingan
nasional.
Berdasarkan teori-teori tentang wawasan, latar belakang falsafah pancasila, latar
belakang pemikiran aspek kewilayahan, aspek sosial budaya, dan aspek kesejarahan,

3
terbentuklah satu wawasan nasional Indonesia yang disebut Wawasan Nusantara dengan
rumusan pengertian yang sampai saat ini berkembang sebagai berikut :
1. Pengertian Wawasan Nusantara berdasarkan ketetapan Majelis Permusyawaratan
Rakyat tahun 1993 dan 1998 tentang GBHN adalah sebagai berikut :
Wawasan Nusantara yang merupakan wawasan nasional yang bersumber pada
pancasila dan berdasarkan UUD 1945 adalah cara pandang dan sikap bangsa
Indonesia mengenai diri dan lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan
kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.
2. Pengertian Wawasan Nusantara menurut Prof. DR. Wan Usman (Ketua program S-2
PKN-UI) : “wawasan nusantara adalah cara pandangan bangsa Indonesia mengenai
diri dan tanah airnya sebagai negara kepulawan dengan semua aspek kehidupan
yang beragam” tersebut disampaikannya pada waktu lokakarya Wawasan Nusantara
dan Ketahanan Nasional di Lemhannas pada bulan Januari tahun 2000. Ia juga
menjelaskan bahwa Wawasan Nusantara merupakan Geopolitik Indonesia.
3. Pengertian Wawasan Nusantara, menurut kelompok kerja Wawasan Nusantara, yang
di usulkan menjadi ketetapan majelis permusyawaratan rakyat dan dibuat di
Lemhannas tahun 1999 adalah sebagai berikut :
“cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang
serba beragam dan bernilai, strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan
bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional”.

Secara unum wawasan nasional berarti cara pandang suatu bangsa tentang diri dan
lingkungannya yang dijabarkan dari dasar falsafah dan sejarah bangsa itu sesuai dengan posisi
dan kondisi geografi negaranya untuk mencapai tujuan atau cita-cita nasionalnya. Wawasan
nusantara mempunyai arti cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya
berdasarkan pancasila dan UUD 1945 serta sesuai dengan geografi wilayah nusantara yang
menjiwai kehidupan bangsa dalam mencapai tujuan dan cita-cita nasionalnya. (Tim Dosen
UGM) Nilai-nilai pancasila mendasari pengembangan wawasan nasional. Nilai-nilai tersebut
adalah: 1. Penerapan Hak Asasi Manusia (HAM), seperti memberi kesempatan menjalankan

4
ibadah sesuai dengan agama masing- masing. Mengutamakan kepentingan masyarakat daripada
individu dan golongan. 3. Pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat.
Adapun aspek Kewilayahan Nusantara adalah Pengaruh geografi suatu fenomena yang perlu
diperhitungkan, karena Indonesia kaya akan aneka Sumber Daya Alam (SDA) dan suku bangsa.

2.3 Implementasi Wawasan Nusantara Sebagai Wawasan Kewilayahan

Wawasan Nusantara, khususnya di bidang wilayah, adalah diterimanya konsepsi


Nusantara di forum Internasional, sehingga terjaminlah integritas wilayah teritorial Indonesia.
Laut Nusantara yang semula dianggap “laut bebas” menjadi bagian integral dari wilayah
Indonesia. Di samping itu pengakuan terhadap landasan kontinen Indonesia dan ZEE Indonesia
menghasilkan pertambahan luas wilayah yang cukup besar.
Pertambahan luas wilayah sebagai ruang hidup tersebut menghasilkan sumber daya alam
yang cukup besar untuk kesejahteraan bangsa Indonesia. Sumber daya alam itu meliputi minyak,
gas bumi dan mineral lainnya yang banyak berada di dasar laut, baik di lepas pantai maupun di
laut dalam dan Pertambahan luas wilayah tersebut dapat diterima oleh dunia Internasional.
Pemikiran berdasarkan aspek kewilayahan Dalam kehidupan bernegara, geografi
merupakan suatu fenomena yang mutlak diperhatikan dan diperhitungkan baik fungsi maupun
pengaruhnya terhadap sikap dan tata laku negara. a) Wilayah Indonesia pada saat merdeka masih
berdasarkan peraturan tentang wilayah teritorial yang dibuat oleh Belanda yaitu “Territoriale Zee
en Maritieme Kringen Ordonantie 1939” (TZMKO 1939), dimana lebar laut wilayah/teritorial
Indonesia adalah 3 mil diukur dari garis air rendah masing-masing pulau Indonesia. b) TZMKO
1939 tidak menjamin kesatuan wilayah Indonesia sebab antara satu pulau dengan pulau yang lain
menjadi terpisah-pisah, sehingga pada tgl. 13 Desember 1957 pemerintah mengeluarkan
Deklarasi Djuanda yang isinya : 1. Segala perairan disekitar, diantara dan yang menghubungkan
pulau-pulau yang termasuk negara Indonesia dengan tidak memandang luas/lebarnya adalah
bagian-bagian yang wajar daripada wilayah daratan Indonesia. 2. Lalu-lintas yang damai di
perairan pedalaman bagi kapal-kapal asing dijamin selama dan sekedar tidak
bertentangan/mengganggu kedaulatan dan keselamatan negara Indonesia.Batas laut teritorial
adalah 12 mil diukur dari garis yang menghubungkan titik-titik ujung yang terluar pada pulau-
pulau negara Indonesia. 4. Sebagai negara kepulauan yang wilayah perairan lautnya lebih luas

5
dari pada wilayah daratannya, maka peranan wilayah laut menjadi sangat penting bagi kehidupan
bangsa dan negara.
Luas wilayah laut Indonesia sekitar 5.176.800 km2. Ini berarti luas wilayah laut
Indonesia lebih dari dua setengah kali luas daratannya. Sesuai dengan Hukum Laut Internasional
yang telah disepakati oleh PBB tahun 1982. Wilayah perairan laut Indonesia dapat dibedakan
tiga macam, yaitu zona Laut Teritorial, zona Landas kontinen, dan zona Ekonomi Eksklusif. a)
Zona Laut Teritorial Batas laut Teritorial ialah garis khayal yang berjarak 12 mil laut dari garis
dasar ke arah laut lepas. Jika ada dua negara atau lebih menguasai suatu lautan, sedangkan lebar
lautan itu kurang dari 24 mil laut, maka garis teritorial di tarik sama jauh dari garis masing-
masing negara tersebut. Laut yang terletak antara garis dengan garis batas teritorial di sebut laut
teritorial. Garis dasar adalah garis khayal yang menghubungkan titik-titik dari ujung-ujung pulau
terluar. Sebuah negara mempunyai hak kedaulatan sepenuhnya sampai batas laut teritorial, tetapi
mempunyai kewajiban menyediakan alur pelayaran lintas damai baik di atas maupun di bawah
permukaan laut. Deklarasi Djuanda kemudian diperkuat/diubah menjadi Undang-Undang No.4
Prp. 1960. b) Zona Landas Kontinen Landas Kontinen ialah dasar laut yang secara geologis
maupun morfologi merupakan lanjutan dari sebuah kontinen (benua). Kedalaman lautnya kurang
dari 150 meter. c) Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Zona Ekonomi Eksklusif adalah jalur laut
selebar 200 mil laut ke arah laut terbuka diukur dari garis dasar. Di dalam zona ekonomi
eksklusif ini, Indonesia mendapat kesempatan pertama dalam memanfaatkan sumber daya laut.
Berlakunya UNCLOS 1982 berpengaruh dalam upaya pemanfaatan laut bagi kepentingan
kesejahteraan seperti bertambah luas ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif) dan Landas Kontinen
Indonesia. Perjuangan tentang kewilayahan dilanjutkan untuk menegakkan kedaulatan dirgantara
yakni wilayah Indonesia secara vertikal terutama dalam memanfaatkan wilayah Geo Stationery
Orbit (GSO) untuk kepentingan ekonomi dan pertahanan keamanan. Ruang udara adalah ruang
yang terletak diatas ruang daratan dan atau ruang lautan sekitar wilayah negara dan melekat pada
bumi dimana suatu negara mempunyai hak yurisdiksi. Ruang daratan, ruang lautan dan ruang
udara merupakan satu kesatuan ruang yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Sebagian besar negara
di dunia, termasuk Indonesia, telah meratifikasi Konvensi Geneva 1944 (Convention on
International Civil Aviation) sehingga kita menganut pemahaman bahwa setiap negara memiliki
kedaulatan yang lengkap dan eksklusif terhadap ruang udara di atas wilayahnya, dan tidak

6
dikenal adanya hak lintas damai. Jadi tidak satu pun pesawat udara asing diperbolehkan melalui
ruang udara nasional suatu negara tanpa izin negara yang bersangkutan.
1. laut teritorial selebar 3 mil dari masing-masing pulau (TZMKO 1939)
2. pembagian wilayah laut menurut Konvensi PBB tentang Hukum Laut Internasional1982
3. laut wilayah berdasarkan Deklarasi Djaunda dan ZEE Indonesia 18

2.4 Kasus Wawasan Nusantara Sebagai Wawasan Kewilayahan

Pemberian konsesi eksplorasi pertambangan di Blok ND7 dan ND6 dalam wilayah
perairan Indonesia. Tepatnya di Laut Sulawesi, perairan sebelah timur Kalimantan oleh
perusahaan minyak malaysia, petronas kepada PT Shell, pada tanggal16 Februari 2005. Padahal
Pertamina dan Petronas sudah lama saling mengklaim hak atas sumber minyak dan gas di Laut
Sulawesi dekat Tawau, Sabah yang dikenal dengan East Ambalat. Kedua perusahaan minyak dan
gas itu sama-sama menawarkan hak eksplorasi ke perusahaan asing. Blok Ambalat diperkirakan
memiliki kandungan 421,61 juta barel minyak dan gas 3,3 triliun kaki kubik.

Pemberian konsesi minyak oleh Malaysia tersebut menimbulkan reaksi dari berbagai
pihak di Indonesia. klaim tersebut dilakukan Malaysia dengan argumentasi peta tahun 1979 yang
diterbitkan secara sepihak oleh Malaysia. dan menurut Marty Natalegawa “Jangankan Indonesia,
negara lain saja sudah protes atas penerbitan peta itu, karena mengubah wilayah perairan di Asia
Tenggara,”.Protes terhadap peta itu sudah dilakukan sejak Tahun 1980 dan tetap dilakukan
secara berkala. Indonesia sendiri telah memberikan konsesi minyak kepada beberapa perusahaan
minyak dunia di lokasi ini sejak tahun 1960-an tanpa ada keberatan dan protes dari negara lain.
“Karena memang dilakukan di wilayah Indonesia,” kata Marty.

Malaysia semula mengklaim memiliki wilayah perairan Indonesia lebih dari 70 mil dari
batas pantai Pulau Sipadan dan Ligitan. Belakangan Malaysia memperluas wilayahnya sampai
sejauh dua mil. Dengan demikian, total luas wilayah Indonesia yang telah “dicaplok” Malaysia
adalah 15.235 kilometer persegi. Adapun titik awal penarikan garis batas pengakuan dimulai dari
garis pantai Pulau Sebatik, Kaltim.

Persengketaan atas wilayah Ambalat membutuhkan penyelesaian yang logis, relevan,


tanpa merugikan pihak manapun apalagi sampai menimbulkan peperangan. Jika terjadi kontak

7
senjata antar Angkatan Laut maka masing-masing negara bersengketa RI-Malaysia mengalami
kerugian. Diusahakan sedapat mungkin persengketaan atas wilayah Ambalat dapat diselesaikan
secara damai.
Sebuah sentilan mengenai kasus sipadan, ligitan, dan yang terakhir adalah ambalat,
harusnya menyadarkan kita bahwa kita telah jauh dari konsep wawasan nasional yang
merupakan landasan visional bangsa dan Negara Indonesia.
Berkaitan dengan masalah perbatasan ini kaitannya dengan Wawasan Nusantara, penulis
menawarkan solusi untuk menilik kembali kepada diri kita masing-masing harusnya setiap warga
Negara Indonesia perlu memiliki kesadaran untuk:

1. Mengerti, memahami, dan menghayati hak dan kewajiban warga Negara serta hubungan
warga Negara dan Negara, sehingga sadar sebagai bangsa Indonesia yang cinta tanah air
berdasarkan pancasila, UUD 1945, dan Wawasan Nuasantara

2. Mengerti, memahami, dan menghahayati bahwa di dalam menyelenggarakan kehidupannya


Negara memerlukan konsepsi wawasan nusantara, sehingga sadar sebagai earga Negara
memiliki wawasan nusantara guna mencapai cita-cita dan tujuan nasional
Indonesia harus lebih jeli dalam melihat setiap wilayahnya yang berbatasan dengan Negara lain,
dan tentu apapun yang berkaitan dengan hal ini dibutuhkan bukti autentik. Indonesia harus
belajar dari kasus Sipadan Ligitan agar wilayah Indonesia tetap merupakan satu kesatuan utuh
yang berlandaskan kebhinekaan.

2.5 Upaya Memperkuat Kesadaran Mengenai Wawasan Kewilayahan.


Pelembagaan pengenalan terhadap wawasan nusantara dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara dapat dilakukan melalui pendidikan yang terbagi atas pendidikan
formal maupun pedidikan non formal.
Pendidikan Formal. Dalam mewujudkan pelembagaan penegenalan eksistensi wilayah laut
(wawasan Nusantara dilakukan melalui kurikulum yang sekarang diberikan disemua tingkatan
pendidikan formal Pendidikan yang diberikan ada pada pelajaran pendidikan kewarganegaraan
yang memperkenalkan terhadap semangat nasionalisme 17 betapa beratnya para pendiri Negara
mewujudkan Negara kepulauan yang sangat sulit diperjuangkan sehingga negara kita disebut
sebagai negara kepulauan karena batasbatas wilayah laut Indonesia telah menjadi satu kesatuan
wilayah hal ini di nyatakan dalam Deklarasi Djuanda pada tanggal 13 Desember 1957 dimana

8
luas wilayah laut kita telah menjadi 12 mil dari semula hanya 3 mil . sosialisasi melalui
pendidikan formal ini menciptakan rasa kesadaran terhadap nasionalisme yang dapat diwujudkan
dengan keikut sertaan menjaga eksistensi negara kita dari ancaman negara-negara lain.
Pendidikan Non formal. Sosilisasi pemahaman wawasan nusantara dapat juga dilakukan
lewat pendidikan non formal, dimana masyarakat dilibatkan dalam diklat tentang wawasan
kebangsaan dengan tujuan agar supaya semua komponen warga Negara Indonesia mengenal
batas-batas wilayah laut atau perairan dan darat, udara Indonesia. Semua ini dilakukan supaya
perjuangan para pendiri negara yang telah berusaha mencapai batas-batas territorial wilayah
Indonesia dapat dipertahankan perjuangan oleh generasi sekarang ini. karena ditangan generasi
sekarang inilah negara Indonsia akan tetap eksis sepanjang masa. Kesadaran pemahaman
wawasan nusantara dapat menghilangkan rasa kedaeraan yang sering muncul dalam diri kita,
oleh karenanya setelah kita mengenal bahwa seluruh wilayah yang ada di Indonesia ini adalah
satu kesatuan akan dapat memperkokoh semangat nasionalime kita terhadap Negara kesatuan
Republik Indonesia.
Media informasi. Untuk menjangkau sosialisasi pemahaman wawasan nusantara ke seluruh
lapisan masyarakat Indonesia yang tersebar dalam 32 Propinsi dapat dilakukan melalui media
masa atau elektonik, oleh karenanya peranan TV negeri maupun swasta sangat mendukung
mensosialisasikan konsep wawasan nusantara pada masyarakat. Dengan politik media dari
berbagai negara lain diera globalisasi ini pun menjadi tantangan kita bersama agar supaya
masyarakat kita tidak terpengaruh oleh media yang dapat menurunkan semangat nasionalisme.
Melalui media kita dapat memperkenalkan langsung tentang eksistensi negara kita. Namun
upaya ini belum merata didaerah-daerah yang sangat terisolir dengan sarana komunikasi yang
terbatas. Untuk itu pemerintah harus berupaya memfasilitasi sarana tersebut sehingga
mempermudah jangkauan sosialisasi kita dalam mensosialisaikan wawasan nusantara demi
menciptakan masyarakat yang mampu mempertahankan integritas Negara kesatuan Rpublik
Indonesia. Dengan melalui sosialisasi wawasan nusantara ini dapat dipahami oleh warga
masyarakat. Dengan demikian dapat memperkuat semangat nasionalisme untuk saling menyadari
bahwa kita sebetulnya berasal dari sejarah yang sama, nenek moyang sama yang telah menjadi
satu komunitas negara yang akan mewujudkan harapan menuju kepada cita-cita menggapai
masyarakat yang adil dan makmur sebagaimana yang terdapat dalam rumusan pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Wawasan Nusantara sebagai Wawasan Kewilayahan merupakan salah satu ilmu yang
sangat penting untuk kita kuasai, agar tidak mudah terjadi pencurian wilayah atau pelanggaran-
pelanggaran hukum wilayah yang sering terjadi, kejahatan-kejahatan seperti ini sudah sering
terjadidan dampaknya tidak lah kecil, seperti kasus Ambalan dan beberapa kasus lainnya, saat
sudah terjadi sulit untuk kita menyikapinya karena telatnya kinerja dari pemerintah ataupun
minimnya pengetahuan SDM kita.

3.2 Saran

Sebagai warga negara yang baik, hal yang harus dilakukan adalah menjaga,
menanamkan, dan memperkuat kesadaran berbangsa dan bernegara. Sebab, dengan adanya
kesadaran berbangsa dan bernegara maka akan meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan.
Sehingga penerapan dari wawasan nusantara akan berjalan dengan baik.

10
Daftar Pustaka

Basseng, dkk, 2019, Wawasan Kebnagsaan dan Nilai-nilai Bela Negara, Jakarta Lembaga
Administrasi Negara

Kamilah, Muthi. 2013. Wawasan Nusantara Dan Kasusnya. Diakses pada 23 September
2019.https://www.kompasiana.com/muthiputri/552837a2f17e61dd2a8b45a2/wawasan-
nusantara-dan-contoh-kasusnya

Kusrahmadi, Sigit. 2017. Pentingnya Wawasan Nusantara dan Integritas Nasional. Diakses pada
23 September 2019
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/WAWASAN%20NUSANTARA%20%20Jurnal%
20Penting.pdf

Sudiyono, Paul, 2017. Pendidikan di Perguruan Tinggi, Yogyakarta : Thema Publishing

11

Anda mungkin juga menyukai