Anda di halaman 1dari 4

Faktor-faktor yang mempengaruhi metabolisme bilirubin

a. Masa rata-rata hidup eritrosit

Normalnya masa hidup rata-rata eritrosit adalah 120 hari. Setiap hari
dihancurkan sekitar 50ml darah dan menghasilkan 250-350 ml milirubin. Namun
pada rata-rata masa hidup eritrosit yang cepat akan mempengaruhi pembentukan
bilirubin menjadi meningkat dari jumlah normal.1

b. Berat badan

Berat badan akan memperngaruhi pembentukan bilirubin. Dalam kondisi


faal orang dewasa sehat, setiap jamnya 1-2x108 eritrosit dihancurkan. Namun
pada seorang dengan berat badan 70 kg mempertukarkan sekitar 6 gram
hemoglobin.1

c. Obat-obatan

Ada beberapa obat yang telah terbukti berpengaruh dalam ambilan


bilirubin oleh hati seperti, asam flaval pidat, novobiosin dan zat warna
kolesistografik. Jika obat-obat tersebut diberikan maka icterus dan hiperbilirubin
menghilang. Selain ambilan di hati juga mempengaruhi konjugasi bilirubin.1

d. Enzim

Enzim memegang peran penting pada metabolisme karena beberapa


bagian pembentukan bilirubin yang melibatkan enzim. Misalnya hemeoksigenase
yang berfungsi dalam katabolisme heme. Selain itu juga terdapat enzim biliverdin
reductase untuk mereduksi jembatan metin antara piral III dan IV ke gugus
metilin untuk menghasilkan bilirubin.1

e. Sistem transport terfasilitasi

Sistem ini menghantarkan tercapainya keseimbangan antara kedua sisi


membrane hepatosit karena penyerapan bilirubin bergantung pada pengeluaran
bilirubin melalui jalur metabolic berikutnya.1
f. Sel hepatosit

Hepatosit juga merupakan bagian penting dalam pembentukan bilirubin,


karena bilirubin bersifat non polar kemuadian hepatosit ini mengubahnya menjadi
polar yang mudah diekskresikan ke dalam empedu dengan menambahkan molekul
glukuronat ke senyawa ini. Proses ini dinamakan konjugasi.1

g. Peranan sirkulasi entero hepatik dalam metabolisme bilirubin

Bilirubin adalah pigmen kristal berbentuk jingga ikterus yang merupakan


bentuk akhir dari pemecahan katabolisme heme melalui proses reaksi oksidasi-
reduksi.1 Bilirubin berasal dari katabolisme protein heme, dimana 75% berasal
dari penghancuran eritrosit dan 25% berasal dari penghancuran eritrosit yang
imatur dan protein heme lainnya seperti mioglobin, sitokrom, katalase dan
peroksidase.
Metabolisme bilirubin meliputi pembentukan bilirubin, transportasi
bilirubin, asupan bilirubin, konjugasi bilirubin, dan ekskresi bilirubin. Langkah
oksidase pertama adalah biliverdin yang dibentuk dari heme dengan bantuan
enzim heme oksigenase yaitu enzim yang sebagian besar terdapat dalam sel hati,
dan organ lain.
Biliverdin yang larut dalam air kemudian akan direduksi menjadi bilirubin
oleh enzim biliverdin reduktase.Bilirubin bersifat lipofilik dan terikat dengan
hidrogen serta pada pH normal bersifat tidak larut. Pembentukan bilirubin yang
terjadi di sistem retikuloendotelial, selanjutnya dilepaskan ke sirkulasi yang akan
berikatan dengan albumin. Bilirubin yang terikat dengan albumin serum ini tidak
larut dalam air dan kemudian akan ditransportasikan ke sel hepar. Bilirubin yang
terikat pada albumin bersifat nontoksik.
Pada saat kompleks bilirubin-albumin mencapai membran plasma
hepatosit, albumin akan terikat ke reseptor permukaan sel. Kemudian bilirubin,
ditransfer melalui sel membran yang berikatan dengan ligandin (protein Y),
mungkin juga dengan protein ikatan sitotoksik lainnya. Berkurangnya kapasitas
pengambilan hepatik bilirubin yang tak terkonjugasi akan berpengaruh terhadap
pembentukan bilirubin yang tak terkonjugasi dikonversikan ke bentuk bilirubin
konjugasi yang larut dalam air di retikulum endoplasma dengan bantuan enzim
uridine diphosphate glucoronosyl transferase (UDPG-T).
Bilirubin ini kemudian diekskresikan ke dalam kanalikulus empedu.
Sedangkan satu molekul bilirubin yang tak terkonjugasi akan kembali ke
retikulum endoplasmik untuk rekonjugasi berikutnya.
Setelah mengalami proses konjugasi, bilirubin akan diekskresikan ke
dalam kandung empedu, kemudian memasuki saluran cerna dan diekskresikan
melalui feces. Setelah berada dalam usus halus, bilirubin yang terkonjugasi tidak
langsung dapat diresorbsi, kecuali dikonversikan kembali menjadi bentuk tidak
terkonjugasi oleh enzim beta-glukoronidase yang terdapat dalam usus. Resorbsi
kembali bilirubin dari saluran cerna dan kembali ke hati untuk dikonjugasi disebut
sirkulasi enterohepatik.2

Gambar 6.1 : Sirkulasi Entero Hepatik


Referensi :

1. Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Biokimia Harper. Edisi 27. 2012.
Jakarta : EGC .
2. Sherwood L. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem. Edisi 8. 2014 .
Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai