Anda di halaman 1dari 43

UNIT IX

Chapter 45:

Organization of the Nervous System, Basic Functions


of Synapses, and Neurotransmitters
Slides by David J. Dzielak, Ph.D

Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.


• Konstruksi umum sistem saraf
• Daerah utama dari fungsi sistem saraf pusat
• Sinaps sistem saraf pusat
• Beberapa sifat khusus penjalaran sinaps

Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.


Konstruksi umum sistem saraf

• Sistem sensorik
– Reseptor visual di mata, reseptor auditorik di telinga,
reseptor taktil di permukaan tubuh, atau macam-macam
reseptor lainnya.
– Sinyal akan dihantarkan ke berbagai area sensorik pada
(a) semua tingkat medula spinalis;
(b) substansia retikuler dari medula, pons, dan
mesensefalon;
(c) serebelum;
(d) talamus;
(e) area somestetik dari korteks serebri.

Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.


Somatosensory
Axis of the
Nervous System

Figure 45-1
Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.
• Sistem motorik
– mengatur berbagai
aktivitas tubuh seperti :
(1) kontraksi otot rangka
seluruh tubuh,
(2) kontraksi otot polos
organ dalam,
(3) sekresi kelenjar eksokrin
dan endokrin di sebagian
besar tubuh
Figure 45-2
Skeletal Motor Nerve Axis of the
Nervous System
Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.
• Pengolahan informasi – fungsi integratif sistem saraf
– Informasi sensorik yang penting segera disalurkan ke
bagian otak integral yang sesuai sehingga menimbulkan
respon yang diinginkan.
– Sebagian besar informasi ini disimpan dalam korteks
serebri tetapi regio basal otak dan medula spinalis juga
menyimpan sebagian kecil memori.

Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.


3 Daerah Utama dari Fungsi Sistem Saraf Pusat

a. Tingkat Medula Spinalis


- Menyalurkan sinyal yang berasal dari perifer tubuh ke otak
atau dengan arah yang berlawanan dari otak kembali ke
tubuh.
- Fungsi neuronal dalam medula spinalis yaitu :
• Gerakan berjalan
• Refleks yang menarik bagian tubuh dari suatu objek
• Refleks yang mengeraskan kaki untuk menunjang tubuh terhadap
gravitasi’
• Refleks untuk mengatur pembuluh-pembuluh darah setempat,
gerakan gastrointestinal atau ekskresi urin

Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.


b. Tingkat otak bagian bawah
- Terdiri dari : medula oblongata, pons, mesensefalon,
hipotalamus, talamus, serebelum, dan ganglia basalis
- Contohnya :
• Pengaturan tekanan arteri dan pernafasan di dalam medula
oblongata dan pons
• Pengaturan keseimbangan oleh serebelum dan substansi retikular
dari medula oblongata, pons dan mesensefalon
• Refleks untuk makan seperti salivasi diatur oleh daerah dalam
medula oblongata, pons, mesensefalon, amigdala, dan
hipotalamus

Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.


The Higher Brain or Cortical Level

c. Tingkat otak bagian atas atau tingkat korteks


– korteks tidak berfungsi sendiri tetapi selalu
berhubungan dengan pusat-pusat bagian bawah sistem
saraf
– Penyimpanan memori terbesar
– Sebagian besar proses berfikir
– Setiap bagian sistem saraf membentuk fungsi yang
khas tetapi korteks yang membuka penyimpanan
informasi untuk digunakan oleh pikiran seseorang.

Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.


Sinaps Sistem Saraf Pusat

• Terdapat 2 macam sinaps yaitu


1. Sinaps kimia
– hampir semua sinaps yang dipakai untuk menjalarkan
sinyal pada sistem saraf pusat
– Sinaps pada neuron pertama disekresikan pada ujung saraf
disebut neurotransmitter
– Contohnya : asetilkolin, norepinefrine, epinefrin,
histamin, glisin, serotonin, dan glutamat
– Sinaps ini memiliki prinsip konduksi satu arah dimana
sinyal menjalar dalam satu arah dari neuron presinaps ke
neuron postsinaps

Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.


2. Sinaps listrik
• Ditandai oleh adanya kanal cairan terbuka
langsung yang menjalarkan aliran listrik dari satu
sel ke sel berikutnya.
• Kanal ini terdiri dari struktur tubular protein kecil
yang disebut gap junctions

Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.


3 Komponen Neuron

• Soma – badan utama dari


neuron.
• Axon – yang memanjang dari
soma ke dalam saraf perifer yang
meninggalkan medula spinalis
• Dendrit – penonjolan tipis dari
soma yang memanjang keluar
sepanjang 1 mm ke daerah
sekitar medula spinalis
Figure 45-3
Neuron Structure
Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.
Anterior
Motor
Neuron

Figure 45-4
Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.
Ujung Presinaps
• Kira-kira 80-95% terletak pada dendrit; 5-20%
terletak pada soma
• Sebagian besar bersifat mudah dirangsang
(menyekresi suatu bahan transmiter yang
merangsang neuron postsinaps) tetapi sebagian
bersifat menghambat
• Ujung presinaps dipisahkan dari soma neuron
postsinaps oleh celah sinaps dengan lebar 200-300
angstrong.

Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.


• Ujung presinaps memiliki 2 struktur interna
yaitu
a. vesikel transmiter – mengandung bahan
transmiter ke dalam celah sinaps yang dapat
merangsang maupun menghambat neuron
postsinaps
b. Mitokondria – menyediakan ATP yang
menyuplai energi untuk menyintesis bahan
transmitter baru

Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.


Mekanisme Pelepasan Neurotransmiter

• Membran presinaptik mengandung voltage -


gated calcium channels.
– depolarisasi mempran presinaps akibat
potensial aksi menyebabkan terbukanya
kanal kalsium
– Sebagian besar ion kalsium masuk dan
menyebabkan pelepasan neurotransmiter

Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.


Aksi neurotransmiter pada neuron postsinaps

• Membran neuron postsinaps mengandung protein


reseptor .
• Molekul reseptor ini mempunyai 2 komponen :
a. Komponen pengikat yang menonjol keluar dari
membran masuk ke dalam celah sinaps  komponen
ini berikatan dengan neurotransmiter yang berasal dari
ujung presinaps
b. Komponen ionofor yang melewati semua jalur melalui
membran postsinaps ke bagian dalam neuron
postsinaps

Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.


Neurotransmitter
release

Figure 45-5
Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.
Kanal Ion

• Terdapat 2 jenis yaitu :


• Kanal kation yang memungkinkan ion natrium masuk
ketika terbuka tetapi juga ion kalium dan/atau ion
kalsium
• Kanal anion yang memungkinkan ion klorida
• Substansi transmiter yang membuka saluran
natrium disebut sebagai transmiter eksitator.
• Substansi transmiter yang membuka saluran
klorida disebut sebagai transmiter inhibitor–.

Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.


Aktivasi Second Messenger

• Sebanyak 75% dari Second Messenger Activator


merupakan tranduser dengan reseptor protein G
– Protein G terdiri dari komponen alfa yang merupakan
aktivator dan komponen beta serta gamma yang melekat ke
komponen alfa.
– Proses aktivasi oleh impuls saraf- bagian alfa memisahkan
diri dari bagian beta dan gamma, kemudian bebas bergerak
di dalam sitoplasma

Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.


Action of Second Messengers

Figure 45-6
Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.
Reseptor Eksitasi dan Inhibisi Pada Membran Postsinaps

• Eksitasi
– Kanal natrium yang terbuka yang memungkinkan
pelepasan listrik bermuatan positif dalam jumlah
besar untuk mengalir ke bagian anterior dari sel
postsinaps
– Penekanan hantaran melalui kanal klorida atau
kalium atau keduanya
– Berbagai perubahan metabolisme internal neuron
postsinaps untuk merangsang aktivitas sel

Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.


• Inhibisi
– Pembukaan kanal ion klorida melalui membran
postsinaps
– Meningkatkan hantaran ion kalium yang keluar
dari neuron
– Aktivasi enzim reseptor yang menghambat fungsi
metabolik selular

Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.


Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.
Potensial listrik yang timbul selama
eksitasi saraf

• Potensial membran istirahat kira-kira -65 mV.


• Hasil dari distribusi ion melewati membran neuron
– Perbedaan konsentrasi Na+ dari luar ke dalam
– Perbedaan konsentrasi K+ dari dalam keluar
– Perbedaan konsentrasi Cl- dari luar ke dalam
• Pergerakan ion-ion tersebut menyebabkan aktivasi
neuron

Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.


Figure 45-7

Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.


Nernst Potential

• Merupakan potensial yang dapat melawan pergerakan


suatu ion
• Nernst Equation:
– EMF (mV) = ±61 x log (konsentrasi bagian dalam /
konsentrasi bagian luar).
– EMF = besarnya potensial membran (milivolt)
– Untuk ion positif, potensial ini akan negatif (-)
– Untuk ion negatif, potensial ini akan positif (+)

Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.


Potensial membran yang akan
mencegah masuknya ion natrium
dendrite sebesar + 61mV

Na+: 142 mEq/L X 14 mEq/L


K+ : 4.5 mEq/L 120 mEq/L
axon
Cl- : 107 mEq/L 8 mEq/L
61mV

Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.


a membrane potential of -87mV
would be required to prevent the
dendrite
efflux of potassium

Na+: 142 mEq/L 14 mEq/L


K+ : 4.5 mEq/L X 120 mEq/L
axon
Cl- : 107 mEq/L 8 mEq/L
-87mV

Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.


a membrane potential of -69mV
would be required to prevent
dendrite
the influx of chloride

Na+: 142 mEq/L 14 mEq/L


K+ : 4.5 mEq/L 120 mEq/L
axon
Cl- : 107 mEq/L X 8 mEq/L
-69mV

Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.


Postsynaptic Potentials

• The Excitatory Postsynaptic Potential (EPSP)


– Ion Na+ masuk kedalam membran dengan cepat akibat
rangsangan dari transmiter
– Peningkatan masuknya ion positif ini akan menetralkan
sebagian muatan negatif dari potensial membran
istirahat.
– Kenaikan voltase menjadi lebih postif diatas potensial
membran istirahat yang normal (- 65 mV) menjadi ke
nilai kurang negatif postsinaps (~ -45mV) disebut
potensial ekstitasi ( excitatory postsynaptic potential/
EPSP)

Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.


EPSP, increased permeability
to sodium causes membrane
dendrite potential to be less negative

Na+: 142 mEq/L 14 mEq/L


K+ : 4.5 mEq/L 120 mEq/L
axon
Cl- : 107 mEq/L 8 mEq/L
-45mV

Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.


Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.
Postsynaptic Potentials

• The Inhibitory Postsynaptic Potential (IPSP)


• Inhibisi sinaps terutama akan membuka kanal K+ or Cl-
dan menyebabkan hiperpolarisasi neuron
• Keluarnya ion K+ membuat potensial membran menjadi
lebih negatif daripada normal
• Masuknya ion klorida ke dalam membran membuat
potensial membran lebih negatif
• Peningkatan negativitas (-70 mV)yang melebihi
besarnya potensial membran istirahat normal (-65 mV)
disebut potensial inhibisi postsinaps/ inhibitory
postsynaptic potential (IPSP).

Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.


IPSP, increased permeability to
potassium and chloride causes
dendrite membrane potential to be more
negative

Na+: 142 mEq/L 14 mEq/L


K+ : 4.5 mEq/L 120 mEq/L
axon
Cl- : 107 mEq/L 8 mEq/L
-90mV

Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.


inhibition by short circuit: an
increase in chloride permeability
dendrite
will balance the depolarization
caused by an influx of sodium

Na+: 142 mEq/L 14 mEq/L


K+ : 4.5 mEq/L 120 mEq/L
axon
Cl- : 107 mEq/L 8 mEq/L
-65mV

Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.


Presynaptic Inhibition

• aktivasi sinapsis prasinaps mengurangi kemampuan


kanal Ca + untuk membuka terminal prasinaps.
• penghambatan masuknya Ca + menyebabkan
berkurangnya eksitasi neuron.
• penghambatan presinaptik terjadi di banyak jalur
sensorik di sistem saraf.
• neurotransmitter biasanya GABA (asam gamma-
aminobutirik).

Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.


Summation of Postsynaptic Potentials

• Sumasi Spatial
– eksitasi neuron presinaptik tunggal pada dendrit hampir
tidak akan pernah menginduksi potensial aksi dalam
neuron.
– setiap terminal pada dendrite sekitar 0,5 - 1,0 mV EPSP.
– ketika banyak terminal terstimulasi secara bersamaan
EPSP yang dihasilkan dapat melebihi ambang batas
untuk peletupan dan induksi potensi aksi.
– Pengaruh penjumlahan potensial postsinaps yang
simultan dengan cara mengaktivasi ujung-ujung saraf
multiple pada daerah membran neuron yang luas
disebut sumasi spasial/ruang
Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.
Summation of Postsynaptic Potentials
(cont’d)

• Sumasi Temporal
– Neurotransmitter membuka kanal membran sekitar 1
msec tetapi potensial postsinaptik berlangsung sekitar
15 mSec.
– Pembukaan kedua dari kanal membran yang sama dapat
meningkatkan potensial postsinaptik ke tingkat yang
lebih besar.
– semakin cepat tingkat stimulasi terminal, semakin besar
potensial postsinaptik.
– Sehingga pelepasan berikutnya dari ujung presinaps
tunggal, bila timbulnya cukup cepat, akan dapat
menambah satu sama lain dan penjumlahan ini disebut
sumasi temporal
Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.
Fungsi khusus dendrit dalam merangsang
neuron

• dendrit terdapat di segala arah dari neuronal soma.


• memungkinkan penerimaan sinyal dari area spasial besar
yang memberikan kesempatan untuk penjumlahan sinyal
dari banyak neuron presinaptik.
• dendrit tidak mengirimkan potensi aksi.
• mereka memiliki beberapa kanal Na + dengan tegangan
rendah
• dendrit mengirimkan sinyal dengan konduksi
elektrotonik.
• transmisi arus dengan konduksi dalam cairan dendrit.
• tidak ada pembentukan potensial aksi dalam dendrit.
Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.
Sifat Khusus Penjalaran Sinaps

• Kelelahan
– kelelahan dari transmiter di terminal sinaptik.
– sinapsis secara berulang dirangsang gdengan kecepatan
yang cepat sampai laju pelepasan pascasinaps menjadi
semakin berkurang.
– menyebabkan area sistem saraf kehilangan rangsangan
setelah beberapa saat.
– kelelahan merupakan mekanisme perlindungan terhadap
aktivitas neuron berlebih.

Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.


Environmental Changes and Synaptic
Transmission

• efek asidosis.
• menekan aktivitas neuron.
• Perubahan pH dari 7.4 ke 7.0 biasanya akan memicu
koma.
• efek alkalosis.
• meningkatkan rangsangan saraf.
• Perubahan pH dari 7.4 menjadi 8.0 biasanya akan
menyebabkan kejang.
• efek hipoksia.
• Otak sangat tergantung pada oksigen gangguan aliran
darah otak selama 3 hingga 7 detik dapat menyebabkan
ketidaksadaran. Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.
TERIMA KASIH

Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.

Anda mungkin juga menyukai