Chapter 45:
• Sistem sensorik
– Reseptor visual di mata, reseptor auditorik di telinga,
reseptor taktil di permukaan tubuh, atau macam-macam
reseptor lainnya.
– Sinyal akan dihantarkan ke berbagai area sensorik pada
(a) semua tingkat medula spinalis;
(b) substansia retikuler dari medula, pons, dan
mesensefalon;
(c) serebelum;
(d) talamus;
(e) area somestetik dari korteks serebri.
Figure 45-1
Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.
• Sistem motorik
– mengatur berbagai
aktivitas tubuh seperti :
(1) kontraksi otot rangka
seluruh tubuh,
(2) kontraksi otot polos
organ dalam,
(3) sekresi kelenjar eksokrin
dan endokrin di sebagian
besar tubuh
Figure 45-2
Skeletal Motor Nerve Axis of the
Nervous System
Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.
• Pengolahan informasi – fungsi integratif sistem saraf
– Informasi sensorik yang penting segera disalurkan ke
bagian otak integral yang sesuai sehingga menimbulkan
respon yang diinginkan.
– Sebagian besar informasi ini disimpan dalam korteks
serebri tetapi regio basal otak dan medula spinalis juga
menyimpan sebagian kecil memori.
Figure 45-4
Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.
Ujung Presinaps
• Kira-kira 80-95% terletak pada dendrit; 5-20%
terletak pada soma
• Sebagian besar bersifat mudah dirangsang
(menyekresi suatu bahan transmiter yang
merangsang neuron postsinaps) tetapi sebagian
bersifat menghambat
• Ujung presinaps dipisahkan dari soma neuron
postsinaps oleh celah sinaps dengan lebar 200-300
angstrong.
Figure 45-5
Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.
Kanal Ion
Figure 45-6
Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.
Reseptor Eksitasi dan Inhibisi Pada Membran Postsinaps
• Eksitasi
– Kanal natrium yang terbuka yang memungkinkan
pelepasan listrik bermuatan positif dalam jumlah
besar untuk mengalir ke bagian anterior dari sel
postsinaps
– Penekanan hantaran melalui kanal klorida atau
kalium atau keduanya
– Berbagai perubahan metabolisme internal neuron
postsinaps untuk merangsang aktivitas sel
• Sumasi Spatial
– eksitasi neuron presinaptik tunggal pada dendrit hampir
tidak akan pernah menginduksi potensial aksi dalam
neuron.
– setiap terminal pada dendrite sekitar 0,5 - 1,0 mV EPSP.
– ketika banyak terminal terstimulasi secara bersamaan
EPSP yang dihasilkan dapat melebihi ambang batas
untuk peletupan dan induksi potensi aksi.
– Pengaruh penjumlahan potensial postsinaps yang
simultan dengan cara mengaktivasi ujung-ujung saraf
multiple pada daerah membran neuron yang luas
disebut sumasi spasial/ruang
Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.
Summation of Postsynaptic Potentials
(cont’d)
• Sumasi Temporal
– Neurotransmitter membuka kanal membran sekitar 1
msec tetapi potensial postsinaptik berlangsung sekitar
15 mSec.
– Pembukaan kedua dari kanal membran yang sama dapat
meningkatkan potensial postsinaptik ke tingkat yang
lebih besar.
– semakin cepat tingkat stimulasi terminal, semakin besar
potensial postsinaptik.
– Sehingga pelepasan berikutnya dari ujung presinaps
tunggal, bila timbulnya cukup cepat, akan dapat
menambah satu sama lain dan penjumlahan ini disebut
sumasi temporal
Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.
Fungsi khusus dendrit dalam merangsang
neuron
• Kelelahan
– kelelahan dari transmiter di terminal sinaptik.
– sinapsis secara berulang dirangsang gdengan kecepatan
yang cepat sampai laju pelepasan pascasinaps menjadi
semakin berkurang.
– menyebabkan area sistem saraf kehilangan rangsangan
setelah beberapa saat.
– kelelahan merupakan mekanisme perlindungan terhadap
aktivitas neuron berlebih.
• efek asidosis.
• menekan aktivitas neuron.
• Perubahan pH dari 7.4 ke 7.0 biasanya akan memicu
koma.
• efek alkalosis.
• meningkatkan rangsangan saraf.
• Perubahan pH dari 7.4 menjadi 8.0 biasanya akan
menyebabkan kejang.
• efek hipoksia.
• Otak sangat tergantung pada oksigen gangguan aliran
darah otak selama 3 hingga 7 detik dapat menyebabkan
ketidaksadaran. Copyright © 2011 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.
TERIMA KASIH