Anda di halaman 1dari 20

CLINICAL REASONING

KASUS 2

Nama: Agus Egar Permana


NPM: 11870001
Kelompok: 2A
Blok : 4.1
Semester : 4

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI

CIREBON

2020
Kasus 2

Seorang laki-laki berusia 55 tahun datang ke instalasi gawat darurat RS


dengan keluhan napas pendek diserai batuk.

STEP 1

Keluhan Utama : Napas pendek disertai batuk

STEP 2

Napas pendek Batuk

- Flu Burung - Influenza


- Pertussis
- Hipertensi - Asma - Abses Paru
- PPOK
- Bronkitis
akut
- Pneumonia
- Tb Paru
- Empiema
- Bronkiektasis
- SARS
- ARDS
- Gagal
Jantung
- Pericarditis
STEP 3

1. Asma1
a. Etiologi
Asma adalah penyakit obstruksi saluran pernapasan akibat penyempitan
saluran napas yang sifatnya reversible yang ditandai dengan episode
obstruksi pernpasan diantara dua interval asimptomatik.
Penyumbatan atau penyempitan saluran napas terjadi karena
bronkokonstriksi, pembengkakan mukosa bronkus dan hipersekresi lender
karena hiperaktivitas saluran pernpasan terhadap beberapa stimulus,
alergi, dan factor genetic.
b. Manifestasi klinik
1) Mengi saat ekspirasi
2) Batuk
3) Sesak napas
Sesak napas akan mendingan jika pasien duduk
4) Takikardia

c. Pemeriksan penunjang
1) Spirometry
Menilai hambatan aliran udara dan reversibilitas. Jika FEV >12% dan
> 200cc setelah pemberian bronkodilator hasilnya reversible.
2) PEF
Menegakkan diagnosis dan monitoring. Bila diurnal variation PEF
>15% diperkirakan ada asma.
3) Skin test
d. Tatalaksana
1) Teofilin
2) Agonis B2
3) Kortikosteroid : methylprednisolon
4) Kromolin
5) Antileukotrin
6) Aminofiln

2. PPOK ( Penyakit Paru Obstruktif Kronik)1


a. Definisi
Pengelompokan penyakit yang mempunyai gejala terhambatnya arus
udara pernapasan.
b. Etiologi
Permasalahan pada saluran napas dan permasalahan pada parenkim.
Radang mukosa saluran pernapasan, edema, peningkatan sekresi
mucus, dan hilangnya elastisistas recoil.
c. Faktor resiko
- Merokok
- Pajanan terhadap batu bara
- Pajanan terhadap cadmium
- Lapangan kerja berbau
- Polusi udara
d. Manifestasi Klinik
- Batuk kering atau batuk dengan dahak
- Mengi
- Berkurangnya ekspansi dada saat inspirasi
- Produksi sputum berlebihan
- Rasa berat di dada
e. Pemeriksaan fisik
- Perkusi hipersonor
- Terdapat ronki basah
- Bunyi jantung terdengar lebih keras
- Hemidiafragma mendatar
- Sianioosis setral pada membran mukosa
f. Pemeriksaan Penunjang
- Spirometri
- Peak Flow meter
- Annalisis gas darah
- Fptp thoraks
- Pemeriksaan darah rutin
g. Tatalaksana
- Amfinofilin atau teofillin 100-150mg dikombinasi dengan
salbutamol 1mg
- Kortikosteroid diberikan dalam bentuk inhalasi
- Terapi oksigen

3. Bronkitis Akut1
a. Definisi

Peradangan akut membrane mukosa bronkus oleh akibat infeksi


mikroorganisme.

b. Etiologi
- Virus influenza
- Parainfluenza
- Adenovirus
- Rhinovirus
c. Manifestasi Klinik
- Hidung tersumbat
- Pilek
- Sakit tenggrokan
- Batuk : semakin meningkat saat malam hari, banyak bicara,
udara dingin, Tarik napas, tertawa.
- Sesak napas
d. Pemeriksaan Fisik
- Inspeksi dada tampak barrel chest
- Perkusi sonor
- Perajakan hati mengecil
- Batas paru hepar lebih rendah
- Auskultasi terdapat wheezing
- Auskultasi terdapat ronki basah
e. Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaan sputum akan didapatkan leukosit PMN
- Foto thoraks tampak tubular shadow berupa gari garis parallel
keluar dari hilus menuju apex paru
f. Tatalaksana
- Tirah baring
- Menghindari udara dingin
- Kodein atau dekstometorfan untuk meredakan batuk
- Antibiotic diberikan jika terdapat infeksi sekunder bacterial
- Antipiretik ; asetaminofen, parascetamol
- Bronkodilator ; salbutamol, teofilin, aminofilin
- Oksigenasi

4. Pneumonia, Bronkopnemonia1
a. Definisi
Peradangan parenkim paru yang diebabkan oleh
mikroorganisme ; bakteri, virus, jamur parasite dan juga dapat
disebabkan oleh bahan kimia atau radiasi suhu.
b. Etiologi
Bergantung pada mikroorganisme yang menyerang dan yan
gtersering adalah bakteri.
c. Manifestasi Klinik
- demam
- batuk dengan dahak atau dengan darah
- sesak napas
- nyeri dada
d. Pemeriksaan Fisik
- fremitus taktil mengeras pada bagian yang sakit
- perkusi redup dibagian yang sakit
- terdapat ronki bisa basah halus dan bisa basah kasar
e. Pemeriksaan Penunjang
- Pewarnaan gram
-Pemeriksaan leukosit ; positif bila leukosit meninkat hingga
30.000(pada infeksi bakteri), sedang pada infeksi virus leukosit tidak
terlalu tinggi
-foto toraks
-kultur sputum
f. Tatalaksana
- tirah baring
- banyak minum
- pemberian antibiotic ; azitromisin, eritromisin, florokuinolon

5. Tuberculosis Paru2
a. Definisi
Penyakit radang parenkim paru karena infeksi kuman
mycobacterium tuberculosis.
b. Etiologi
- Mycobacterium tuberculosis dan Mycobacterium bovis
c. Manifestasi Klinik
- Batuk berdahak lebih dari tiga minggu
- Batuk berdarah
- Sesak napas
- Nyeri dada
- Berkeringat pada malam hari
- Demam tidak tinggi
- Penurunan berat badan
d. Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaan BTA positif
- Pemeriksaan kultur bakteri
- Pemeriksaan dahak
e. Penularan
Penularan Tbc melalui udara
f. Tatalaksana
- Rifampisin 450mg- 1 tablet setiap hari selama 2 bulan
- Etambutol 750mg- 3 tablet @ 250 mg setiap hari selama 2
bulann

6. Empiema1

a. Definisi

Efusi pleura yang bersifat purulent dan berupa kista empyema.


Sifatnya dapat akut atau kronik.

b. Etiologi
- Perluasan infeksi pada parenkim paru
- Penetrasi luka dinding dada
- Komplikasi tindakan bedah
- Pneumonia
c. Manifestasi Klinik
- Demam
- Berkekringat berlebihan
- Nafsu makan menurun
- Batuk
- Sesak napas
- Nyeri pada daerah yang terkena
d. Pemeriksaan Fisik
- Perkusi redup
- Auskultasi suara napas akan melemah
e. Pemeriksaan Penunjang
- Rontgen
f. Tatalaksana
- Antibiotic
- Pembilasan rongga pleuran melalui irigasi dan menggunakan
cairan garam fisiologik
- Torakoskopi
- Torakostomi

7. Bronkiektasis1
a. Definisi
Pelebaran bronkus yang disebabkan oleh kelemahan dinding bronkus
yang sifatnya permanen.
b. Etiologi
- Kongenital
- Kerusakan jaringan
- Obstruksi bronkus
c. Manifestasi Klinik
- Batuk berdahak ; sputum mukopurulen, kental
- Atau batuk kering
- Sesak
- Mengi
- Demam
- Nyeri dada
- Tidak ada riwayat merokok
d. Pemeriksaan penunjang
- Rontgen ; terdapat tram line shadow
- Spirometry
- Peak flow meter
- Uji keringat untuk mengetahui fibrosis kistik
- Tes sakarin untuk mendeteksi masalah pada mukosiliar
e. Tatalaksana
- Antibiotic
- Kortikosteroid
- Pembedahan paru pada bronkiektasis yang parah
- Transplantasi 2 buah paru untuk ps dibawah 60 tahun dengan
FEV <30% dari prediksi

8. Pertusis2

a. Definisi
Penyakit batuk 100 hari
b. Etiologi
- Bordetella pertussis
c. Manifestasi Klinik
- Batuk terus menerus dan diakhiri dengan whoop (inspirasi
Panjang dan melengking) akan terjadi dalam 1-10 minggu.
- Pilek
- Batuk disertai sputum yang kental
- Batuk semakin hebatv pada malam hari
d. Pemeriksaan penunjang
- Leukositosis
- Limfositosis
e. Tatalaksana
- Antibiotic : eritromisin
- Suportif ; pengencer dahak, oksigen bila perlu
- Simtomatik

9. Flu Burung2

a. Etiologi
- Virus Avian Influenza subtipe H5N1
b. Manifestasi Klinik
- Demam
- Anoreksia
- Pusing
- Sesak
- Nyeri otot
- Kadang konjungtivitis
c. Pemeriksaan Penunjang
- Serologi
- Pemeriksaan PCR positif influenza H5
- Swab tenggorok
d. Tatalaksana
- Supportif ; Vitamin, contohnya vitamin C dan Vitamin B
kompleks
- Simtomatik : anagesik, antitusif, mukolitik
- Profilaksis : antibiotic
- Antivirus : oseltamivir 1x75mg selama 7 hari
10. SARS2
a. Definisi
Sindrom pernapasan akibat infeksi virus pada paru yang bersifat
mendadak.
b. Etiologi
- Coronavirus
c. Manifestasi Klinik
- Demam mendadak >38oc
- Batuk
- Sesak
- Sakit kepala
- Kaku otot
- Malaise
- Anoreksia
- Bercak merah pada kulit
- Bingung
- Diare
d. Pemeriksaan Penunjang
- Tes Antibodi
- Pemeriksaan PCR
- Pemeriksaan Kultur
e. Tatalaksana
- Suportif : vitamin C dan Vitamin B kompleks
- Simtomatik : Analgesik, antitusif, mukolitik
- Profilaksis : antibiotic terapeutik dan profilaksis sesuai indikasi
- Oksigenasi
11. Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS)
a. Pengertian
ARDS merupakan sindrom yang ditandai oleh peningkatan
permeabilitas membrane alveolar-kapiler terhadap air, larutan dan
protein plasma, disertai kerusakan alveolar difus, dan akumulasi
cairan yang mengandung protein dalamparenkim paru.
b. Etiologi
Adanya kegagalan pernapasan berbentuk hipoksemi akut bukan
karena peningkatan tekanan kapiler paru
c. Penularan
Mekanisme penularan ARDS sendiri masih belum jelas, namun
transmisi penularan terjadinya infeksi ARDS bisa saja melalui
pernapasan (batuk, bersin).
d. Manifestasi klinis
Onset akut umumnya berlangsung 3-5 hari sejak adanya diagnosa
kondisi yang menjadi faktor risiko ARDS. Tanda pertama ialah
takipnea, retraksi intercostal, adanya ronkhi basah kasar yang jelas.
Dapat ditemui hipotensi, febris. Pada auskultasi ronkhi basah kasar.
e. Pemeriksaan penunjang
 Laboratorium
-analisa gas darah: hipoksemia, hipokapnia (sekunder karena
hiperventilasi), hiperkapnia (pada emfisema atau keadaan
lanjut).
-Leukositosis, anemia, trombositopenia,peningkatan kadar
amylase.
-Gangguan fungsi ginjal dan hati
 Radiologi
-foto toraks
-CT Scan
f. Tata Laksana
Empat prinsip dasar menjadi pegangan tatalaksana ARDS. Pertama
pemberian oksigen, PEEP dan ventilasi tekanan positif hampir
semuanya menunjukkan keuntungan bagi pasien ARDS dibalik itu
dia juga memiliki potensi efek samping yang berat. kedua walaupun
ARDS seringkali dianggap kegagalan napas primer, kegagalan
multiorgan non paru dan infeksi adalah penyebab utama kematian
ketiga pengaturan ventilasi mekanik yang hati-hati terutama
volume tidal terbukti berakibat komplikasi yang lebih jarang dan
merupakan satu-satunya tatalaksana yang memperbaiki Survival atau
kesintasan. Terakhir prognosis yang buruk apabila penyebab dasarnya
tidak diatasi atau tidak ditangani dengan baik.
12. Influenza

a. Etiologi
Influenza merupakan suatu penyakit infeksi akut saluran pernapasan
yang di akibatkan oleh virus influenza yang termasuk orthomyxovirus
golongan RNA. Virus Influenza senidri terdapat 3 tipe virus yaitu A,
B dan C yang dibedakan dengan complement fixation test. Tipe B
biasanya hanya menyebabkan penyakit yang lebih ringan daripada
tipe A dan kadang-kadang saja sampai mengakibatkan epidemi. Tipe
C adalah tipe yang diragukan patogenesisnya untuk manusia,
mungkin hanya menyebabkan gangguan ringan saja.

b. Manifestasi Klinis
- Demam - Batuk dan serak
- Sakit kepala - Pilek
- Sakit otot - Kadang sakit pd waktu
menelan
c. Pemeriksaan Penunjang
- Usap tenggorok atau usap hidung pd hari-hari pertama sakit
- Serologis : uji fikasasi komplemen/inhibisi hemaglutinasi →
kenaikan titer sebanyak 4x antara serum pertama dan serum
konvalesen/satu titer tunggal yang tinggi.
- IgM
- PCR dan RTPCR
- Antibodi fluoresen
d. Tatalaksana
Simtomatik. Oseltamivir 2x75 mg sehari selama 5 hari akan
memperpendek masa sakit dan mengurangi keperluan antimikroba
untuk infeksi sekundar. Zanamivir dapat diberikan lokal secara
inhalasi.

13. Hipertensi3
a. Definisi
Peningkatan tekanan darah lebih dari 140/90 mmhg.
b. Etiologi
- Penyakit ginjal
- Hipertiroid
- Konsumsi alcohol
- Idiopatik

c. Manifestasi Klinik
- berdebar-debar
-sesak napas
- cepat cape
- nyeri dada
- polyuria
-pandangan kabur
- kaki suka terasa sakit
d. Pemeriksaan Penunjang
- urinalisis
-Hb
- elektrolit
- kolesterol total
-gula darah puasa
e. Tatalaksana
- aspirin
-beta blocker
-kaptopril
-nifedipin

14. Gagal Jantung3

a. Manifestasi klinis
- Sesak napas
- Dyspneu d’effort
- Paroxysmal nocturnal dyspneu
- Batuk malam hari
- Orthopneu
- Lemas
- Mual
- Muntah
b. Fakor risiko
- Diabetes melitus
- Dislipidemia
- Merokok
- Hipertensi
- Riwayat sakit jantung
c. Pemeriksaan fisik
- Cardiomegali
- Takipneu
- Suara gallop S3
- Ronkhi basah basal
- JVP meningkat
- Edema perifer
- Ascites
- Hepatomegali
- Refluks hepatojugular +
- Clubbing finger
d. Pemeriksaan penunjang
- Rontgen thorax
Kardiomegali CTR > 0,5; edem pulmo
- EKG
LVH, atrial fibrilasi, perubahan gelombang T
- Darah rutin
e. Diagnosis banding
- PPOK
- Asthma bronchiale
- ARDS
- Gagal ginjal kronik engan edem pulmo akut
f. Tata laksana
- Terapi oksigen 2-4 liter permenit
- Pemasangan iv line untuk akses pemberian furosemid
injeksi 20 s/d 40 mg bolus dapat diulang tiap jam sampai
dosis maksimal 500 mg/hari
- Segera rujuk

R/ Inj furosemid 10 mg/ml No. II

S i.m.m 

R/O2 nasal kanul No. I

S i.m.m 

15. Pericarditis3

a. Etiologi
Disebabkan oleh infeksi virus atau serangan jantung
b. Patofisiologi
Patifisiologi pericarditis melibatkan proses inflamasi pada lapisan
perikaridum. Pericardium memiliki fungsi efesiensi jantung dengan
cara membatasi dilasi akut jantung, menjaga complianse ventricular.

c. Manifestasi Klinik
- Nyeri dada: timbul tiba-tiab, nyeri semakin memberat saat menarik
napas dalam
- Sesak napas
- Demam
- Batuk
- Disfagia

d. Pemeriksaan Fisik
- Mendengarkan bunyi jantung menggunakan stetoskop
- Ronki di paru- paru
- Suara napas terdengar lebih pelan atau terendam
- Terdapat cairan di paru-paru
e. Pemeriksaan Penunjang
- Elektrokardiogram
- Foto rontgen thoraks
- Ekokardiografi
- Perikardio sentesis diagnostic
f. Tatalaksana
1. Obat antiinflamasi nonstreroid
2. Colchicine
3. Kortikosteroid
4. Antibiotic

16.Abses Paru4
Adalah infeksi destruktif berupa lesi nekrotik pada jaringan paru yang
terlokalisir sehingga membentuk kavitas yang berbentuk nanah. Dalam
parenkim paru pada satu lobus atau lebih yang disebabkan oleh infeksi
mikroba.
a) Etiologi
Yaitu kelompok bakteri anaerob merupakan etiologi terbanyak
abses paru terutama pada orang imunocompeten dan bisanya
diakibatkan pneumonia aspirasi. Bacteriodes melaninogeus.
Bacteriodes fragilis. Bacillus intermedius.
b) Manisfestasi klinis
Badan terasa lemah. Tidak nafsu makan. Penurunan berat badan.
Demam. Keringat malam, menggigil. Batuk kering.

c) Pemeriksaan Fisik
Suhu 40 dearajat. Lalu ditemukan kelainan seperti nyeri tekan
local pada dada. Pada lesi yang konsolidasi ditemukan penurunan
suara nafas. Perkusis redup suara nafas bronchial. Pergerakan
dinding dada tertinggal didaerah lesi.
d) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan darah ditemukan banyak sel polimorfonuklear yang
banyak terutama neutrofil yang immature. Bila abses terlalu lama
dapat ditemukan anemia dan peningkatan LED. Lalu pemeriksaan
serologi untuk mengetahui etiologi jamur atau parasit.
Bronkoskopi dengan biopsy sikatan yang terlindung dan bilasan
bronkus merupakan cara diagnostic yang paling baik dan akurat.
Radiologi foto thoraks ditemukan gambaran radiolusen dalam
bayangan infiltrate yang padat. Dan bila terjadi ruftur sehingga
terjadi drainase abses yang tidak sempurna kedalam bronkus.maka
tampak kavitas irregular dengan dinding tebal.
e) Tatalaksana
Antibiotic yang paling baik adalah klindamisin olehkarena
mempunyai spectrum yang baik pada bakteri anaerob. Mula mula
dosis 3x300 mg intravena sampai nterjadi perbaikan kemudian
4x300 mg oral per hari atau diberikan amoksisilin asam klavulanat
2x875 mg. regimen alternatifadalah penisilin2-10juta unit per hari.
DAFTAR PUSTAKA

1. Djojodibroto D. Respirologi. Edisi 2. Jakarta : EGC. 2015


2. Widoyono. Penyakit Tropis : Epidemiologi, Penularan, Pencegahan, dan
Pemberantasan. Edisi 2. Jakarta : Erlangga. 2011
3. Setiati S. Alwi I. Sudoyo AW. Buku Ajar Ilmu penyakit Dalam. Jillid I. Ediso VI.
Jakarta : Interna Publishing. 2017
4. Setiati S. Alwi I. Sudoyo AW. Buku Ajar Ilmu penyakit Dalam. Jillid II. Ediso
VI. Jakarta : Interna Publishing. 2017

Anda mungkin juga menyukai