Anda di halaman 1dari 15

Materi: Anatomi dan Fisiologi Pernafasan

Alat system a. Hidung


pernafasan: b. Faring
c. Laring
d. Trakea
e. Bronkus
f. Paru paru
g. Bronkiolus
Inspirasi dan I:Masuknya udara karena berkontraksinya otot intrakostalis.
Ekspirasi Tekanan paru yang lebih rendah daripada udara diluar
menyebabkan udara masuk ke paru.
E:Keluarnya udara karena relaksasinya otot dada. Tekanan paru
yang besar daripada tekanan udara luar mengakibatkan udara
keluar.
Anatomi rongga a. Dinding dada
dada b. Dasar thorak
c. Rongga thorak
Factor Kontrol a. Saraf
Pernafasan b. Kimia
c. Non kimia
Fungsi pernafasan Menyebarkan udara keseluruh tubuh. Terjadi karena adanya
sebagai ventilasi perbedaan antara tekanan intra pulmonal dan udara luar.

Materi: Pengkajian Sistem Respirasi


Alat yang digunakan a. A peak flow meter
untuk pengkajian b. Stetoskop
Posisi a. Pasien duduk diatas meja pemeriksaan
b. Tangan pasien berada disamping
c. Ketika pemeriksaan punggung tangan sedakap
didepan
Pengkajian 1. IPPA (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi)
2. Setiap factor resiko untuk penyakit pernafasan
(merokok, gaya hidup, usia, paparan lingkungan,
obesitas, riwayat keluarga)
3. Batuk (tipe batuk<kering, lembab, basah, serak>,
onset, durasi, pola <kegiatan, safety, cuaca>, severity
<efek pada ADL>
4. Sputum (jumlah, warna, adanya darah, bau,
konsistensi, pola produksi)
5. Riwayat kesehatan dahulu
Pemeriksaan a. Inspeksi (devisiasi trakea, deformitas dinding dada,
kyposis, scoliosis, barrel chest, pektus ekskavatum,
pektus carinatum)
b. Palpasi (tactile fremitus adalah getaran dinding dada
yang dirasakan saat palpasi)
c. Perkusi (mengetukkan jari tangan kanan diatas jari
tangan kiri, untuk menilai kondisi parenkim paru)
d. Auskultasi (untuk menilai bunyi nafas, minta pasien
untuk bernafas dalam secaraperlahan melalui mulut)
Suara nafas normal a. Bronchial
b. Bronchovesicular (pada karina persimpangan
bronkus)
c. Vesicular (pada paru perifer)
d. Dimished (terdengar pernafasan dangkal)
Tanda dan gejala a. Apnea
b. Bradypnea
c. Batuk
d. Sianosis
e. Disfonia
f. Dyspneu, dll
Prosedur diagnostik a. Bronkoskopi
b. Thracentesis
c. Laringoskopi
d. Tes sputum
e. Tes fungsional paru

Materi: Askep pada Klien Asma dan PPOK


Definisi Hambatan aliran udara yang tidak sepenuhnya reversible, bersifat
Progresif & berhubungan dengan respon inflamasi paru terhadap
partikel / gas berbahaya.
Factor resiko - Perokok
- Usia tua (> 45 tahun)
- Pajanan polutan
- Defisiensi Þ1 antitripsin (Bayi dg BBLR)
- Infeksi sal.napas berulang (saat balita)
- Diet rendah ikan laut, buah & antioksidan
Tanda dan - Batuk produktif, terutama pada pagi hari
gejala - Sesak napas (tergantung derajat keparahan)
- Nyeri dada (intercostal muscle ischemia)
- Edema tungkai (cor pulmonale /decomp kanan)
- Gejala sistemik (Kalori unt. Bernapas à Kurus), dll
Patologi PPOK - Parenkhim Paru :
Destruksi parenkhim paru dari kerusakan minimal sampai luas
à alveoli melebar.
- Perubahan Vaskuler Paru :
Penebalan lap. intima, ∑ otot polos & kolagen bertambah & infil
sel radang à Penebalan dinding pembuluh darah saluran napas.
Pemeriksaan Inspeksià Bentuk dada : Barrel Chest
fisik Penggunaan otot bantu napas
Pelebaran sela iga ( ICS )
Hypertropi alat bantu napas
Palpasi à Fremitus suara melemah
Perkusi à Hypersonor
AuskultasiàSuara napas vesikuler lemah
Ekspirasi memanjang
Mengi / ngik - ngik

Klasifikasi
PPOK
Macam obat
untuk PPOK

Materi: Asuhan Keperawatan pada Klien TBC


Definisi Merupakan penyakit infeksius yang menyerang parenkim paru,
yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis. Yaitu
sejenis bakteri yang tahan asam aerobic. Penyebaran penyakit
ini melalui transmisi udara.
Etiologi Tuberkulosis paru adalah penyakit menular yang disebabkan
oleh basil mikrobakterium tuberkulosis tipe humanus, sejenis
kuman yang berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-4/mm
dan tebal 0,3-0,6/mm. Sebagian besar kuman terdiri atas asam
lemak (lipid). Lipid inilah yang membuat kuman lebih tahan
terhadap asam dan lebih tahan terhadap gangguan kimia dan
fisik.
Factor resiko a. Kontak dengan penderita TB
tinggi b. Individu imonosupresif
c. Setiap individu tanpa perawatan kesehatan yang adekuat
d. Lingkungan yang kumuh
e. Kemiskinan
f. Malnutrisi
Manifestasi a. Demam
klinik b. Keletihan
c. Anoreksia
d. Penurunan BB
e. Berkeringat malam
f. Nyeri dada
g. Batuk menetap
h. Awalan batuk mungkin non produktif, tapi dapat
membentuk sputum mukopurulen dengan hemoptisis
Evaluasi a. Rontgen dada
diagnostik b. Usap basil tahan asam BTA
c. Kultur sputum
d. Tes kulit tuberculin, tes mantoux
Diagnosa • Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan:
keperawatan Sekret kental atau sekret darah, Kelemahan, upaya batuk
buruk. Edema trakeal/faringeal.
• Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan:
Berkurangnya keefektifan permukaan paru, atelektasis,
Kerusakan membran alveolar kapiler,
• Resiko tinggi infeksi dan penyebaran infeksi berhubungan
dengan: Daya tahan tubuh menurun, fungsi silia menurun,
sekret yang menetap, Kerusakan jaringan akibat infeksi yang
menyebar, Malnutrisi, Terkontaminasi oleh lingkungan,
Kurang pengetahuan tentang infeksi kuman.
Materi: Asuhan Keperawatan pada Klien Efusi Pleura, Pneumotorak, dan
Hematorak
ASKEP EFUSI PLEURA
Definisi Efusi pleura adalah suatu kondisi medis yang ditandai
dengan peningkatan cairan dalam pleura, sehingga
membatasi kemampuan paru-paru untuk berkembang dan
karenanya pasien sulit bernapas.
Macam-macam  Eksudat: peningkatan permeabilitas vaskulerà terjadi
bentuk cairan yang perembesan cairan dan protein di pleura
mengisi Pleura  Transudat: pembesaran cairan disertai perembesan
protein
 Darah
 Pus (empiema)
Etiologi  Perubahan permeabilitas membran pleura (keganasan,
imflamasi, emboli paru)
 Berkurangnya tekanan osmotik plasma (hipoalbuminea,
sirosis)
 Meningkatnya tekanan hidrostatik kapiler sistemik
(gagal jantung kongestif, superior vena kava sindrom,
perikarditis)
 Berkurangnya drainase limfatik (keganasan, trauma)
 Pergerakan cairan dari edema paru melewati lapisan
pleura viseralis
 Meningkatnya cairan peritoneal
 Adanya proses infeksi atau setiap penyebab peradangan
apapun pada permukaan pleura dan rongga pleura yang
dapat menyebabkan pecahnya membran kapiler yang
memungkinkan pengaliran protein plasma dan cairan ke
dalam rongga secara cepat.
Tanda dan gejala 1. Sesak napas, merupakan gejala yang paling sering
dikeluhkan. Mengindikasikan efusi luas, namun
biasanya <500ml
2. Nyeri dada pleuritik (pneumonia), biasanya
dideskripsikan sebagai nyeri tajam atau menusuk,
terutama saat inspirasi dalam
3. Adanya timbunan cairan mengakibatkan perasaan sakit
karena pergesekan, setelah cairan cukup banyak. dll
Pemeriksaan fisik  Suara pekak atau menurunnya resonansi pada perkusi
 Suara pernafasan berkurang atau menghilang
 Stem fremitus melemah
 Egofoni
 Suara gesekan pleura, dll
Pemeriksaan a. Rontgen dada
penunjang b. CT-scan
c. USG dada, dll
Diagnosa 1. Resiko perubahan nutrisi b.d Mual
keperawatan 2. Perubahan kenyamanan b.d pemasangan WSD
3. Resiko Trauma b.d pemasangan WSD
4. Pola pernafasan tidak efektif b.d Inspirasi Tidak
Maksimal
5. Intoleransi aktifitas b.d fatigue

ASKEP EFUSI PNEUMOTORAK


Definisi Terdapatnya udara dalam rongga pleura, hingga paru-
paru dapat terjadi kolaps.
Etiologi Penyebab syndrom ini belum jelas, biasanya didahului
infeksi saluran pernapasan bagian atas atau infeksi
saluran cerna 1-3 minggu sebelum gejala timbul.
Beberapa kasus timbul setelah imunisasi anti rabies dan
influenza, tindakan operasi, infeksi vital non-spesifik dan
beberapa kasus berhubungan dengan infeksi mikroplasma
pneumonia dan kompilobakter jejuni.
Tanda dan Gejala  Sesak napas
 Batuk kering dan pendek
 Tekanan darah menurun
 Denyut nadi lemah dan cepat, dll
Pemeriksaan diagnostik a. Rontgen dada
b. CT-scan
c. EKG
Pemeriksaan penunjang a. Sinar X dada
b. GDA
c. Torasentesis
d. HB
Pengobatan/pencegahan 1. pemasangan sebuah selang kecil pada sela iga yang
memungkinkan pengeluaran udara dari rongga pleura.
2. pembedahan.
3. pada penderita pneumotoraks spontan dengan
komplikasi sebaiknya dilakukan penutupan rongga
pleura dengan memasukkan doxycycline melalui
selang yang digunakan untuk mengalirkan udara
keluar.
Diagnosa keperawatan 1. Ketidakefektifan pola pernapasan berhubungan
dengan menurunnya ekspansi paru sekunder terhadap
peningkatan tekanan dalam rongga pleura.
2. Nyeri akut b.d trauma jaringan dan refleks spasme otot
sekunder.
3. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan ketidak
cukupan kekuatan dan ketahanan untuk ambulasi
dengan alat eksternal. dll

ASKEP EFUSI PNEUMOTORAK


Definisi Hemothorax adalah pengumpulan darah dalam ruang
potensial antara pleura visceral dan parietal.
Etiologi A. Traumatic
Trauma tumpul dan trauma tajam
B. Non traumatic
Neoplasma
Gangguan pembekuan darah
Kematian jaringan paru-paru (infark pulmo)
Kanker paru-paru atau pleura, dll
Manifestasi klinis a. Takipnea
b. Dispnea
c. Sianosis
d. Nyeri pada tempat trauma, bertambah pada saat inspirasi.
e. Takikardia
Penatalaksanaan a. Pengosongan rongga pleura dari darah
b. Menghentikan pendarahan
c. Memperbaiki keadaan umum
Pemeriksaan a. Chest-Ray
diagnostik b. CT-scan
c. USG
d. Cek darah lengkap
Diagnosa 1. Ketidakefektifan pola pernapasan berhubungan dengan
keperawatan ekpansi paru yang tidak maksimal ditandai dengan
akumulasi udara/cairan.
2. Infektifitas bersihan jalan napas berhubungan dengan
peningkatan sekresi sekret dan penurunan batuk sekunder
akibat nyeri dan keletihan.
3. Perubahan kenyamanan : Nyeri akut berhubungan dengan
trauma jaringan dan reflek spasme otot sekunder ditandai
degan pemasangan selang dada.

Materi: Pneumonia, Atelektasis, Fibrosis Paru


PNEUMONIA
Definisi suatu proses inflamasi dimana kompartemen alveolar terisi
oleh eksudat.
Etiologi • Bakteri: streptococcus pneumonia, staphylococcus
aureus, pseudomonas aeroginosa.
• Virus: influenza.
• Jamur: Pneumocystitis Carinii Pneumonia (PCP)
• Pneumonia mikoplasma
• Aspirasi makanan, cairan, gas, debu.
• Zat kimia: uap kimia seperti berilium
Manifestasi klinis • Demam dan menggigil akibat proses peradangan
• Batuk yang sering produktif dan purulen
• Sputum berwarna merah karat (untuk streptococcus
pneumoniae), merah muda (untuk staphylococcus
aureus), atau kehijauan dengan bau khas (untuk
pseudomonas aeruginosa), dll
Pemeriksaan a. Laboratorium
diagnostik b. Radiologi
Penatalaksanaan • Tirah baring
• Obat-obat simptomatis: analgetik, antipiretik
• Keseimbangan cairan dan elektrolit, dll

ATELETAKSIS
Definisi Kolapsnya paru atau alveolus à penurunan luas
permukaan yang tersedia untuk proses difusi à gangguan
pertukaran gas
Etiologi a. Ateletaksis kompresi
b. Ateletaksis absorpsi
c. Obstruktif
d. Non obstruktif
Gejala klinis • gangguan pernafasan
• nyeri dada
• batuk, dll
Diagnosa • Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d
keperawatan peningkatan produksi sputum
• Pola nafas tidak efektif b.d peningkatan produksi
mukus, ketidakmampuan batuk, dll

FIBROSIS PARU
Definisi Suatu penyakit pada saluran pernafasan bagian bawah yang
menyebabkan menurunnya fungsi alveolar (kantong udara)
dan terbatasnya pertukaran oksigen.
Di dalam jaringan paru terjadi peradangan dan penimbunan
jaringan parut yang luas.
Patofisilogi • Menyebabkan hypoksemia yaitu defisiensi oksigenase darah
akibat kurangnya oksigen yang mencapai darah.
• Menyebabkan Hiperventilasi yang merupakan peningkatan
ventilasi paru secara abnormal, menyebabkan penurunan
tekanan karbondioksida yang jika berkepanjangan
menimbulkan alkalosis. dll
Tanda dan gejala • Sesak napas
• Batuk kering kronis tanpa produksi sputum
• mudah lelah
• nyeri dada (kadang-kadang) dll
Diagnosa • Pola nafas tidak efektif
• Gangguan pertukaran gas
• Perfusi jaringan tidak efektif
• Nyeri akut

Materi: Asuhan Keperawatan pada Klien Kanker Paru


Definisi Adanya pertumbuhan sel yang tidak terkontrol pada
jaringan paru, yang berdampak pada tumbuhnya
tumor.
Kanker paru dibagi menjadi a. Primer: tumbuh pada jaringan paru
2, yaitu: b. Sekunder: produk metastasis dari tumor pada
organ lain (liver, otal,dll)
Jenis kanker paru a. Small Cell Lung Cancer (SCLS)-> pertumbuhan
cepat, mudah menyebar,prognosis buruk
b. Non Small Cell Lung Cancer (NSCLC) ->
pertumbuhan lambat, penyebaran lambat
Factor resiko dan Etiologi 1. Pajanan atau inhalasi berkepanjangan suatu zat
yang bersifat karsinogenik, seperti: rokok,
asbestos, radiasi ion, radon, arsen, kromium,
nikel, dan lain-lain
2. Merokok: >4000 bahan kimia, faktor pemicu
lain: usia merokok, banyaknya rokok yang
dihisap perhari, dan lamanya merokok
3. Perokok Pasif
Menghirup asap dari perokok aktif
4. Polusi Udara
Pengaru menghirup udara yang tercemar polusi.
Suatu karsinogen yang ditemukan dalam udara
polusi adalah 3,4 benspiren. dll
Tanda dan Gejala a. Asimptomatik, timbul gejala serius jika sudah
stadium lanjut.
b. Tanda dan gejala tergantung pada: letak tumor,
ukuran tumor
c. Batuk kering, tanpa sputum. Makin lama batuk
sputum kental
d. Dyspnea
e. Terdengar wheezing.
Gejala awalan a. Demam kembuhan
b. Fatigue
c. Anoreksia
d. Penurunan BB, dll
Pemeriksaan a. Lakukan anamnesis (keluhan utama, RPS, RPD,
RPK)
b. Pemeriksaan fisik ( KU, status generalis, status
lokalis <IPPA>)
c. Pemeriksaan penunjang (foto thorak, CT-scan,
Biopsi, Bronchoscopy, Bone scan, pemeriksaan
darah lengkap)
Penatalaksanaan a. Focus pada resolusi tumor
b. Pembedahan: wedge resection, segmental
resection, lobectomy, pneumonectomy
c. Kemoterapi dan radiasi, dll
Komplikasi a. Efusi pleura
b. Sindrom vena cava superior
c. Produksi hormone ektopik
d. Atelektasis
Pencegahan a. Tidak merokok
b. Konsumsi vitamin
Masalah keperawatan a. Intoleransi aktivitas
b. Ansietas
c. Bersihan jalan nafas tidak efektif
d. Antisipasi berduka

Anda mungkin juga menyukai