Anda di halaman 1dari 7

A.

Penggunaan Huruf Kapital


B. Penggunaan Gabungan Kata
1. Kata Dasar
Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Misalnya :
Fitri pergi ke pasar bareng rian tadi pagi.
2. Kata Berimbuhan
Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta gabungan, awalan dan akhiran) ditulis
serangkai dengan bentuk dasarnya.
Misalnya :
 Berjalan
 Berkelanjutan
 Gemetar
 Lukisan
 Mempermudah

Bentuk terikat ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya


Contoh :
 Infrastruktur
 Antibiotic
 Pascasarjana

Bentuk maha yang diikuti kata turunan yang mengacu pada nama atau sifat tuhan ditulis
terpisah dengan huruf awal kapital.
Misalnya :
Marilah kita bersyukur kepada Tuhan yang Maha Pengasih

Bentuk maha yang diikuti kata dasar yang mengacu kepada nama atau sifat tuhan,
kecuali kata esa, di tulis serangaki.
Misalnya :
Tuhan yang mahakuasa menentukan arah hidup kita.

3. Gabungan Kata
1. Unsure gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk,termasuk istilah khusus,
ditulis terpisah.
Misalnya :
 Duta Besar
 Kumis kucinng
 Orang tua
Catatan :
Kata majemuk digabug penulisannya apabila sudah memiliki pengertian baru.
Misalnya :
 Matahari
 Airmata
 Sukarela
 Kacamata
2. Gabungan kata yang dapat memnimbulkan slah pengertian ditulis dengan
membubuhkan tanda hubung (-) diantar unsure-unsurnya.
Misalnya :
Buku-sejarah baru
Buku sejarah-baru
Gabungan kata yang penulisannya terpisah tetap ditulis terpisah jika mendapat
awalan atau akhiran.
Misalnya :
Bertepuk tangan
Menganak sungai
3. Gabungankata yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus ditulis serangkai.
Misalnya :
Dilipatgandakan
Menggarisbawahi
Menyebarluaskan

4. Pemenggalan Kata
 Pemenggalan Kata Dasar
1. Jika di tengah kata terdapat huruf vocal yang berurutan, pemenggalan dilakukan
di antara kedua huruf vocal itu.
Misalnya :
 Bu-ah
 Ma-in
 Sa-at
2. Huruf diftong ai, au, ei, dan oi tidak dipenggal.
Misalnya :
 Pan-dai
 Au-la
 Sau-da-ra
 Sur-vei
3. Singkatan nama diri dan gelar yang terdiri atas dua huruf atau lebih tidak
dipenggal.
Misalnya :
 Ia bekerja di UNHI Denpasar

Penulisan berikut dihindari :


Ia bekerja di UN-HI Denpasar

Catatan :
Pemenggalan kaya yang menyebabkan munculnya satu huruf di awal atau akhir
baris tidak dilakukan
4. Kata Depan
Kata depan, seperti di, ke, & dari, ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya.
Misalnya :
Di mana dia sekrang ?
5. Partikel
 Partikel –lah, -kah, dan –tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya :
Bacalah buku itu baik-baik !

Catatan :
Saat ini partikel –lah sudah sangat jarang ditemukan, kalupun ada biasanya pada
karya sastra lama yang digunakannya dalam kalimat tanya retoris.
 Partikel –pun
Partikel –pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya
Misalnya :
Jika adik diizinkan ikut dalam kegiatan itu, seharusnya aku pun diizinkan juga.

Catatan: Partikel –pun yang merupakan unsur kata penghubung ditulis serangkai.
Misalnya:
Meskipun sibuk, dia dapatmenyelesaikan tugas tepat pada waktunya.
6. Partikel –per
Partikel per yang berarti ‘demi’, ‘tiap’, atau ‘mulai’ ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya.
Misalnya :
Mereka masuk ke dalam ruang rapat satu per satu.

C. Penggunaan Huruf Miring


1. Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majalah, atau nama surat
kabar yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka
Contoh :
Saya sudah membaca buku Salah Asuhan karangan Abdoel Moeis.
Berita ini muncul dalam surat kabar Cakrawala.
2. Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf. Bagian kata, kata,
atau kelompok data dalam kalimat.
Contoh :
Dia tidak diantar, tetapi mengantar.
3. Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah atau
bahasa asing.
Contoh :
Nama ilmiah bunga mawar putih ialah Rosa Albus.

Catatan :
 Nama diri, seperti nama orang, lembaga, atau organisasi, dalam bahasa asing
atau bahasa daerah tidak ditulis dengan huruf miring.
 Dalam naskah tulisan tangan atau mesin tik (bukan computer), bagian yang akan
dicetak miring ditandai dengan garis bawah.

D. Penggunaan Singkatan dan Akronim


1. Singkatan
a. Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan
tanda titik pada setiap unsure singkatan itu.
Contoh : A.H. Nasution (Abdul Haris Nasution)
M.Hum. (Magister Humaniora)
b. Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata nama lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, lembaga pendidikan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi
ditulis dengan huruf capital tanpa tanda titik.
Contoh : KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana)
c. Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata yang bukan nama diri ditulis dengan
huruf tanpa tanda titik.
Contoh : PT (perseroan terbatas)
d. Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti dnegan tanda titik.
Contoh : sda. (sama dengan diatas)
e. Singkatan yang terdiri atas dua huruf yang lazim dipakai dalam surat-menyurat masing-
masing diikuti oleh tanda titik.
Contoh : u.p. (untuk perhatian)
f. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak
diikuti tanda titik.
Contoh : Rp (rupiah)
2. Akronim
a. Akronim nama diri yang terdiri atas huruf awal setiap kata ditulis dengan huruf capital
tanpa tanda titik.
Contoh : PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia)
b. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata
dari deret kata ditulis dengan huruf awal capital.
Contoh : Kalteng (Kalimantan Tengan)
c. Akronim bukan nama diri yang berupa gabunngan huruf awal dan suku kata atau
gabungan suku kata ditulis dengan huruf kecil.
Contoh : rudal (peluru kendali)

E. Penggunaan Tanda Baca


 Tanda Titik
1. Tanda titik dipakai dibelakang huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.
 Tanda titik tidak di brlakang angka atau angka terakhir dalam penomoran deret
digital yang lebih dari satu angka dalam judul tabel, bagan, grafik, atau gambar.
Misalnya :
Tabel 1 Penggunaan Media Online
Bagan 2.1 Bagian Depan
2. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik yang
menunjukkan waktu atau jangka waktu.
Misalnya : pukul 12.30.25 (pukul 12 lewat 30 menit 25 detik)
3. Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis, tabun, judul tulisan
dan tempat terbit.
Contoh : Bagus, I Gusti Ngurah. 1990. Pengantar Kesusastraan Bali. Denpasar.
Fakultas Sastra Unud
4. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang
menunjukkan jumlah
Misalnya : Indonesia memiliki lebih dari 12.000 pulau.
Catatan :
a) Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya
yang tidak menunjukkan jumlah.
Contoh : Surya lahir pada tahun 2000 di Bali.
b) Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan,
ilustrasi, atau tabel. Misalnya :
 Acara Wisuda STMIK Primakara Kedua
c) Tanda titik tidak dipakai di belakang (a) alamat penerima dan pengirim surat
serta (b) tanggal surat.
Contoh :
Yth. Ketua STMIK Primakara
Jalan Tukad Badung No.135,
Renon, Denpasar.

 Tanda Koma
1. Tanda koma dipakai di antara unsure-unsur dalam suatu pemerincian atau
pembilangan.
Contoh :
Telepon seluler, computer, atau internet bukanlah barang asing lagi bagi
masyarakat umum.
2. Tanda koma dipakai sebelum kata penghubung, seperti tetapi, melainkan, dan
sedangkan, dalam kalimat majemuk (setara)
Contoh : Arya ingin mmebeli kamera, tetapi uang saya belum cukup.
3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk
kalimatnya. Catatan : Tanda koma tidak dipakai jika induk kalimat mendahului
anak kalimat.
Contoh : Kalau diusik, saya akan kesal sama dia.
4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antar kalimat,
seperti : oleh karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan dengan itu, dan
meskipun demikian.
Contoh : Lilo rajin dan pandai. Oleh karena itu, dia memperoleh beasiswa belajar
di luar negeri.
5. Tanda koma dipakai sebelum dan/atau sesudah kata seru, seperti o, ya, wah,
aduh, atau bai, dan kata yang dipakai sebagai sapaan, seperti Bu, Dik, atau Nak.
Misalnya : O, seperti itu ya?
6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam
kalimat.
Contohnya :
Kata Tude, “Kita harus tulus dan ikhlas dalam merawat orangtua. ”
7. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki atau acatatan
akhir. Contohnya :
Darmadi, Hamid, Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial (Bandung;
alfabeta,2013), hlm.25.
8. Tanda Koma dipakai di antara nama orang dan singkatan gelar akademis yang
mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga,
ataumarga. Contohnnya :
Prof. Dr. I Wayan Teges. SE., M.KOM.
9. Tanda koma dipakai sebelum angka decimal atau di antara rupiah yang
dinyatakan dengan angka. Misalnya :
27,5 m
10. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan atau keterangan
oposisi. Contoh :
Pak Ngurah Sudiana, dosen teladan. Selalu berupaya memberikan contoh yang
baik kepada para siswanya.
 Tanda Titik Koma
1. Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk
memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang lain didalam
kalimat majemuk. Contonya :
Hari sudah mulai malam, Wayan masih bermain Hp.
2. Tanda titik koma dipakai pada akhir perincian yang berupa klausa.
Contonya :
Syarat penerimaan beasiswa antara lain :
*Memiliki IPK diatas 3,00;
*Mempunyai prestasi di bidang akademik dan non akademik; dan
*Memiliki kartu mahasiswa.

3. Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan bagian-bagian pemerincian dalam


kalimat yang sudah menggunakan tanda koma.
Contoh :
Ibu membeli buku, pensil, dan tinta; baju, celana, dan kaus; pisang, apel, dan
jeruk.

Anda mungkin juga menyukai