Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seorang peneliti pada prakteknya dilapangan akan memilih salah satu metode
yang dipandang paling cocok untuk penelitiannya, yaitu yang sesuai dengan data
yang akan diperoleh, tujuan, dan masalah yang akan dipecahkan (efektivitas).
Pertimbangan lainnya adalah masalah efesiensi, yaitu seorang peneliti harus
memperhatikan keterbatasan dana, tenaga, waktu dan kemampuan. Dengan
demikian metode penelitian yang dapat menghasilkan informasi yang lengkap dan
valid, dilakukan dengan cepat, sehingga dapat menghemat biaya, tenaga dan
waktu.
Dalam melakukan penelitian banyak sekali pilihan metode yang dapat
digunakan. Namun tidak semua metode cocok digunakan, metode yang dipilih
sesuai dengan tujuan penelitian. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam
penelitian adalah metode eksperimen. Terutama dalam penelitian pendidikan,
salah satu metode yang banyak digunakan adalah metode penelitian eksperimen.
Salah satu metode penelitian adalah metode penelitian eksperimen. Metode
penelitian eksperimen merupakan bagian dari metode kuantitatif, dan memiliki
ciri khas tersendiri terutama dengan adanya kelompok kontrol. Dalam bidang
sains, penelitian-penelitian dapat menggunakan desain eksperimen karena
variabel-variabel dapat dipilih dan variabel-variabel lain yang dapat
mempengaruhi proses eksperimen itu dapat dikontrol secara ketat. Sehingga
dalam metode ini, peneliti memanipulasi paling sedikit satu variabel, mengontrol
variabel lain yang relevan, dan mengobservasi pengaruhnya terhadap variabel
terikat. Manipulasi variabel bebas inilah yang merupakan salah satu karakteristik
yang membedakan penelitian eksperimental dari penelitian-penelitian lain.
Keberhasilan eksperimen banyak ditentukan ketelitian seseorang dalam
melakukan kontrol terhadap berbagai gejala yang muncul serta situasi munculnya
gejala. Oleh karena itu pelaksanaan eksperimen banyak menuntut kontrol yang
cermat setiap variabel dan berbagai faktor yang berkaitan dengan operasionalnya.

1
Oleh karena itu penting kiranya untuk dibahas salah satu metode penelitian,
yaitu metode penelitian eksperimen. Dengan dibahasnya metode penelitian
eksperimen ini dalam bentuk makalah dapat memberikan gambaran secara umum
tentang metode penelitian eksperimen tersebut.

1.2 Rumusan masalah


Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah :
1. Apa itu metode penelitian eksperimen ?
2. Apa tujuan dan syarat dilakukan metode penelitian eksperimen ?
3. Bagaimana karakteristik metode penelitian eksperimen ?
4. Bagaimana langkah-langkah melakukan metode penelitian eksperimen ?
5. Bagaimana bentuk desaignt metode penelitian eksperimen ?
6. Bagaimana validitas metode penelitian eksperimen ?

1.3 Tujuan makalah


Adapun tujuan dari makalah ini untuk :
1. Mengetahui metode penelitian eksperimen
2. Mengetahui tujuan dan syarat dilakukan metode penelitian eksperimen
3. Mengetahui karakteristik metode penelitian eksperimen
4. Mengetahui langkah-langkah melakukan metode penelitian eksperimen
5. Mengetahui bentuk desaignt metode penelitian eksperimen
6. Mengetahui validitas metode penelitian eksprimen

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Metode Penelitian Eksperimen


Borg & Gall (1983), menyatakan bahwa penelitian eksperimen merupakan
penelitian yang paling dapat diandalkan keilmiahannya (paling valid), karena
dilakukan dengan pengontrolan secara ketat terhadap variabel-variabel
pengganggu di luar yang dieksperimenkan. Menurut Emmory, penelitian
eksperimen merupakan bentuk khusus investigasi yang digunakan untuk
menentukan variabel-variabel apa saja dan bagaimana bentuk hubungan antara
satu dengan yang lainnya. Menurut konsep klasik, eksperimen merupakan
penelitian untuk menentukan pengaruh variabel perlakuan (independent variable)
terhadap variabel dampak (dependent variable).
Definisi lain menyatakan bahwa metode penelitian eksperimen adalah
penelitian yang dilakukan terhadap variabel yang data-datanya belum ada
sehingga perlu dilakukan proses manipulasi melalui pemberian
treatment/perlakuan tertentu terhadap subjek penelitian yang kemudian
diamati/diukur dampaknya (data yang akan datang). Selanjutnya, metode
eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh
perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan
(Sugiyono, 2011).
Penelitian eksperimen juga merupakan penelitian yang dilakukan secara
sengaja oleh peneliti dengan cara memberikan treatment/perlakuan tertentu
terhadap subjek penelitian guna membangkitkan sesuatu kejadian/keadaan yang
akan diteliti bagaimana akibatnya. Penggunaan metode penelitian eksperimen
pada penelitian sosial dan pendidikan akan dihadapkan pada permasalahan yang
menyangkut subyek penelitian. Dalam hal ini, penggunaan metode eksperimen ini
akan menjadi sangat rumit mengingat obyek yang diteliti menyangkut interaksi
manusia dengan lingkungan, atau interaksi antar manusia itu sendiri.
Arboleda (1981: 27) mendefinisikan eksperimen sebagai suatu penelitian
yang dengan sengaja peneliti melakukan manipulasi terhadap satu atau lebih

3
variabel dengan suatu cara tertentu sehingga berpengaruh pada satu atau lebih
variabel lain yang diukur.
Selain itu, Gay (1981 : 207-208) menyatakan bahwa metedo penelitian
eksperimental merupakan satu-satunya metode penelitian yang dapat menguji
secara berhipotesis menyangkut hubungan kausal (sebab akibat). Dalam penelitian
eksperimen dilakukan manipulasi paling sedikit satu variabel, mengontrol variabel
lain yang relevan dan mengobservasi efek atau pengaruhnya terhadap satu atau
lebih variabel terikat.
Dalam penelitian eksperimen, dibedakan pengertian antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen adalah kelompok yang
diberi perlakuan berupa variabel bebas, sedangkan kelompok kontrol adalah
kelompok yang tidak diberi perlakuan apapun atau diberi perlakuan natural
(Azwar, 2007: 110). Berdasarkan pendapat beberapa ahli yang dinyatakan
sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa penelitian eksperimen adalah penelitian
yang bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan sebab akibat dari satu atau lebih
variabel terikat dengan melakukan manipulasi variabel bebas pada suatu keadaan
yang terkendali (variabel kontrol).
Eksperimen merupakan salah satu metode penelitian yang dapat dipilih
dan digunakan dalam penelitian pembelajaran pada latar kelas (PTK). Penelitian
eksperimental dapat diartikan sebagai sebuah studi yang objektif, sistematis, dan
terkontrol untuk memprediksi atau mengontrol fenomena. Penelitian eksperimen
bertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat (cause and effect
relationship), dengan cara mengekspos satu atau lebih kelompok eksperimental
dan satu atau lebih kondisi eksperimen. Hasilnya dibandingkan dengan satu atau
lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai perlakuan (Danim, 2OO2).

4
2.2 Tujuan Dan Syarat Metode Penelitian Eksperimen
Tujuan umum penelitian eksperimen adalah untuk meneliti pengaruh dari
suatu perlakuan tertentu terhadap gejala suatu kelompok tertentu dibanding
dengan kelompok lain yang menggunakan perlakuan yang berbeda. Misalnya,
suatu eksperimen dalam bidang pendidikan dimaksudkan untuk
menilai/membuktikan pengaruh perlakuan pendidikan (pembelajaran dengan
metode problem solving) terhadap prestasi belajar dan kemampuan komunikasi
fisika pada siswa SMP atau untuk menguji hipotesis tentang ada-tidaknya
pengaruh perlakuan tersebut jika dibandingkan dengan metode konvensional.
Selanjutnya, tindakan di dalam eksperimen disebut treatment, dan
diartikan sebagai semua tindakan, semua variasi atau pemberian kondisi yang
akan dinilai/diketahui pengaruhnya. Sedangkan yang dimaksud dengan menilai
tidak terbatas pada mengukur atau melakukan deskripsi atas
pengaruh treatment yang dicobakan tetapi juga ingin menguji sampai seberapa
besar tingkat signifikansinya (kebermaknaan atau berarti tidaknya) pengaruh
tersebut jika dibandingkan dengan kelompok yang sama tetapi diberi perlakuan
yang berbeda.
Sebuah penelitian dapat berjalan baik dan memberikan hasil yang akurat
jika dilaksanakan dengan mengikuti kaidah tertentu. Seperti halnya dengan
penelitian eksperimen, akan memberikan hasil yang valid jika dilaksanakan
dengan mengikuti syarat-syarat yang ada. Berkaitan dengan hel tersebut, Wilhelm
Wundt dalam Alsa (2004) mengemukakan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh
peneliti dalam melaksanakan penelitian eksperimental, yaitu:
a. Peneliti harus dapat menentukan secara sengaja kapan dan di mana ia akan
melakukan penelitian;
b. Penelitian terhadap hal yang sama harus dapat diulang dalam kondisi yang
sama;
c. Peneliti harus dapat memanipulasi (mengubah, mengontrol) variabel yang
diteliti sesuai dengan yang dikehendakinya;
d. Diperlukan kelompok pembanding (control group) selain kelompok yang
diberi perlakukan(experimental group).

5
2.3 Karakteristik Metode Penelitian Eksperimen
Suatu metode penelitian eksperimen memiliki beberapa karakteristik
khusus dalam pelaksanaan yang membedakan dengan metode penelitian lainnya.
Mc Millan dan Schumacher (2010, 258-259) menyatakan bahwa terdapat enam
karakteristik metode penelitian eksperimen, yaitu :

a. Hipotesis Dibangun Dari Teori (Konstruk)


Pada penelitian eksperimen dapat hipotesis yang dibangun berdasarkan
teori yang relevan dengan masalah penelitian. Konstruk hipotesis menjelaskan
sebab dan akibat penelitian dan mendukung indikasi yang jelas tentang
generalisasi penelitian. Hipotesis yang dinyatakan dengan spesifik mengakibatkan
rentang hasil dapat dibatasi dan faktor peubah lain yang mempengaruhi penelitian
dapat dikurangi.

b. Kesetaraan Statistik Antar Kelas Perlakuan Dan Kelas Control


Penelitian eksperimen mengharuskan kesetaraan individu dalam kelascontr
ol dan kelas eksperimen (kelas perlakuan). Hal ini diperlukan untuk mengatur
variabel-variabel yang mungkin menyebabkan kesimpulan penelitian menjadi
tidak valid. Selain itu, pemilihan sampel secara acak atau pun tidak acak juga
dipengaruhi oleh banyak faktor. Implemetasi pemilihan sampel secara acak
dilakukan jika perlakuan tidak dapat dilakukan pada semua subjek dalam waktu
yang bersamaan.

c. Semua Variable Control Dan Variable Terikat Diaplikasikan Terhadap


Subjek Secara Merata
Pada penelitian eksperimen, peneliti mengkontrol perlakuan atau
melakukan manipulasi searah. Manipulasi memberikan arti bahwa peneliti
mengkontrol perlakuan spesifik., treatment, atau kondisi setiap kelompok.
Variable bebas inilah yang menjadi karakteristik dalam penelitian eksperimen.
Dalam penelitian pendidikan terdapat beberapa variabel yang dapat dimanipulasi
dan tidak dapat dimanipulasi.Variabel bebas yang dapat dimanipulasi contohnya

6
metode pengajaran dan ukuran besar kelompok tetapi variabel yang tidak dapat
dimanipulasi contohnya jenis kelamin dan status sosial. Menurut Gay (1981, 209-
2010), walaupun desain penelitian eksperimen dapat mencakup beberapa variabel
yang ditentukan, setidaknya satu variabel harus dimanipulasi.

d. Setiap Variable Bebas Dan Terikat Dapat Diukur


Salah satu syarat yang harus dimiliki variabel dalam penelitian
eksperimen yaitu: setiap variable dapat diukur baik variable bebas maupun
variable terikat. Jika penelitian telah dilaksanakan tetapi ditemukan data yang
tidak dapat diukur atau tidak bersifat kuantitatif maka penelitian tersebut tidak
dapat dikatakan sebagai penelitian eksperimen.

e. Penelitian Menggunakan Statistic Inferensial


Penelitian eksperimen menggunakan statistic inferensial untuk membuat
pernyatan kemungkinan tentang hasil penelitian. Terdapat dua alasan penggunaan
statistik inferensial, yaitu : (1), karena pengukuran dalam penelitian pendidikan
tidak sempurna (banyak dipengaruhi oleh variabel-variabel diluar variabel bebas);
dan (2), karena dilakukan generalisasi hasil pada group yang sama atau populasi.

f. Seluruh Variable Penelitian Dapat Dikontrol


Pada penelitian eksperimen terdapat variabel-variabel luar (extraneous)
selain variabel bebas dan variabel terikat. Hal yang perlu dilakukan dalam
penelitian adalah mengontrol extraneous dan memastikan bahwa variabel tersebut
tidak mempengaruhi variable terikat atau menjaga agar memiliki pengaruh yang
sama pada semua group.

Danim (2002) menyebutkan beberapa karakteristik penelitian


eksperimental, yaitu :
a. Variabel-veriabel penelitian dan kondisi eksperimental diatur secara tertib
ketat (rigorous management), baik dengan menetapkan kontrol,
memanipulasi langsung, maupun random (rambang).

7
b. Adanya kelompok kontrol sebagai data dasar (base line) untuk
dibandingkan dengan kelompok eksperimental.
c. Penelitian ini memusatkan diri pada pengontrolan variansi, untuk
memaksimalkan variansi variabel yang berkaitan dengan hipotesis
penelitian, meminimalkan variansi variabel pengganggu yang mungkin
mempengaruhi hasil eksperimen, tetapi tidak menjadi tujuan penelitian. Di
samping itu, penelitian ini meminimalkan variansi kekeliruan, termasuk
kekeliruan pengukuran. Untuk itu, sebaiknya pemilihan dan penentuan
subjek, serta penempatan subjek dalarn kelompok-kelompok dilakukan
secara acak.
d. Validitas internal (internal validity) mutlak diperlukan pada rancangan
penelitian eksperimental, untuk mengetahui apakah manipulasi
eksperimental yang dilakukan pada saat studi ini memang benar-benar
menimbulkan perbedaan.
e. Validitas eksternalnya (external validity) berkaitan dengan bagaimana
kerepresentatifan penemuan penelitian dan berkaitan pula dengan
penggeneralisasian pada kondisi yang sama.
f. Semua variabel penting diusahakan konstan, kecuali variabel perlakuan
yang secara sengaja dimanipulasikan atau dibiarkan bervariabel.

2.4 Langkah-Langkah Melakukan Metode Penelitian Eksperimen


Langkah-langkah dalam penelitian eksperimen pada dasarnya hampir
sama dengan penelitian lainnya. Menurut Gay (1982 : 201) langkah-langkah
dalam penelitianeksperimen yang perlu ditekankan adalah sebagai berikut :
1) Adanya permasalahan yang signifikan untuk diteliti.
2) Pemilihan subjek yang cukup untuk dibagi dalam kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol.
3) Pembuatan atau pengembangan instrumen.
4) Pemilihan desain penelitian.
5) Eksekusi prosedur.
6) Melakukan analisis data.

8
7) Memformulasikan simpulan.

Langkah-langkah pokok penelitian eksperimen meliputi:


1) Lakukan telaah kepustakaan yang berhubungan dengan permasalahan.
2) Identifikasi dan definisikan masalahnya.
3) Rumuskan hipoteisis, tentukan faktor-faktor yang berpengaruh, dan
definisikan istilah-istilah pokok dan variabel-varibel penelitiannya.
4) Susun rencana eksperimennya:
a) Identifikasi seluruh variabel non-eksperimental yang mungkin
mengkontaminasi eksperimen dan tentukan bagaimana untuk
mengontrol variabel tersebut.
b) Pilihlah rancangan penelitiannya.
c) Pilihlah sampel dari subyek yang representatif bagi populasi,
tentukan subyek untuk kelompok kontrol dan tentukan kelompok-
kelompok perlakuan eksperimen.
d) Pilih atau susun dan validasi instrumen yang akan digunakan untuk
mengukur hasil eksperimen
e) Rancangkan prosedur pengumpulan data dan kemungkinan
melakukan pilot atau uji coba untuk menyempurnakan instrumen
atau rancangan.
f) Rumuskan hipotesis statistik atau hipotesis nolnya.
5) Lakukan eksperimen
6) Aturlah/susun data mentah yang diperoleh, dengan tujuan pengaturan data
tersebut akan menghasilkan kesimpulan paling baik terhadap efek yang
diperkirakan akan ada.
7) Terapkan uji signifikansi untuk menentukan taraf kepercayaan terhadap
hasil peneltian .
8) Buatlah interpretasi terhadap hasil pengujian tersebut, berikan diskusi, dan
buatlah laporannya.

9
2.5 Desaignt Metode Penelitian Eksperimen
Menurut Sugiyono (2011:73) terdapat macam bentuk desain penelitian
eksperimen, yaitu:
1. Pre-Experimental Design
Dikatakan pre-experimental design, karena desain ini belum merupakan
eksperimen sungguh-sungguh. Karena masih terdapat variabel luar yang ikut
berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Bentuk pre-experimental
ada tiga macam yaitu:

a. One-Shot Case Study


Paradigma dalam penelitian eksperimen model ini dapat digambarkan
seperti berikut.
X = treatment yang diberikan (variabel
X O
independen)
O = Observasi (variabel dependen)
Paradigma itu dapat dibaca sebagai berikut: terdapat suatu kelompok
diberikan treatment/perlakuan, dan selanjutnya diobservasi hasilnya.

b. One-Group Pretest-Posttest
Desain ini terdapat pretest sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian
hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan
dengan keadaan sebelum diberi perlakuan. Desain ini dapat digambarkan sebagai
berikut:
O¹ = nilai pretest (sebelum diberi diklat)
O² = nilai posttest (setelah diberi diklat)
O¹ X O²
Pengaruh diklat terhadap prestasi
kerja pegawai = (O² - O¹)

c. Intact-Group Comparison
Pada desain ini terdapat satu kelompok yang digunakan untuk penelitian,
tetapi dibagi dua, yaitu setengah kelompok untuk eksperimen (yang diberi

10
perlakuan) dan setengah untuk kelompok control (yang tidak diberi perlakuan).
Paradigma penelitiannya dapat digambarkan sebagai berikut.
O¹ = hasil pengukuran setengah
X O¹ kelompok yang diberi perlakuan
O² O² = hasil pengukuran setengah
kelompok yang tidak diberi
perlakuan Pengaruh perlakuan
= O¹- O²
2. True Experimental
Dikatakan true experimental (eksperimen yang betul-betul), karena dalam
desain ini, peneliti dapat mengonttrol semua variabel luar yang mempengaruhi
jalannya eksperimen. Ciri utama dari true experimental adalah bahwa, sampel
yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok control diambil
secara random dari populasi tertentu. Jadi cirinya adalah adanya kelompok control
dan sampel dipilih secara random. Ada dua bentuk true experimental design:

a. Posttest-only Control Design

R X O2
R O4

Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih


secara random (R). Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok yang
lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan
kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol. Pengaruh adanya
perlakuan (treatment) adalah (O¹: O²). Dalam penelitian yang sesungguhnya,
pengaruh treatment dianalisis dengan uji beda, pakai statistic t-test misalnya. Jika
terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok
control, maka perlakuan yang diberikan berpengaruh secara signifikan.

11
b. Pretest-Posttest Control Group Design
R O1 X O2
R O3 O4
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random
kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara
kelompok eksperimen dan kelompok control. Hasil pretest yang baik bila nilai
kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan. Pengaruh perlakuan adalah
(O²-O¹) - (O4- O3).

3. Factorial Design
Desain factorial merupakan modifikasi dari true experimental design, yaitu
dengan memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yang
mempengaruhi perlakuan (variabel independen) terhadap hasil (variabel
dependen). Paradigma design factorial dapat digambarkan seperti berikut:

R O1 X Y1 O2
R O3 Y1 O4
R O5 X Y2 O6
R O7 Y2 O8

Pada desain ini semua kelompok dipilih secara random, kemudian masing-
masing diberi pretest. Kelompok untuk penelitian dinyatakan baik, bila setiap
kelompok nilai pretestnya sama. Jadi O1 = O3 = O5 = O7. Dalam hal ini variabel
moderatornya adalah Y1 dan Y2.

4. Quasi Experimental Design


Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari true
experimental, yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok control,
tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar
yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Quasi experimental ada dua antara
lain:

12
a. Time Series Design

O1O2O3O4 X O5O6O7O8

Dalam desain ini kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dapat
dipilih secara random. Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest sampai
empat kali, dengan maksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan
kelompok sebelum diberi perlakuan. Bila hasil pretest selama empat kali ternyata
nilainya berbeda-beda, berarti kelompok tersebut keadaanya labil, tidak menentu
dan tidak konsisten. Setelah keadaan kelompok dapat diketahui dengan jelas,
maka baru diberi treatment. Desain penelitian ini hanya menggunakan satu
kelompok saja, sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol. Hasil pre test yang
baik adalah O1=O2=O3=O4 dan hasil perlakuan yang baik adalah O5=O6=O7=O8.
Besarnya pengaruh perlakuan adalah = (O5=O6=O7=O8) – (O1=O2=O3=O4).

b. Nonequivalent Control Group


Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group, hanya pada
desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok control tidak dipilih secara
random. O1 X O2
……………………………..

O3 X O4
Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design,
hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak
dipilih secara random. Dalam desain ini, baik kelompok eksperimental maupun
kelompok kontrol dibandingkan, kendati kelompok tersebut dipilih dan
ditempatkan tanpa melalui random. Dua kelompok yang ada diberi pretes,
kemudian diberikan perlakuan, dan terakhir diberikan postes.
Contohnya : Dilakukan penelitian untuk mencari pengaruh adanya tambahan
bumbu pada sekelompok makanan terhadap nilai penjualan. Dalam desain
penelitian dipilih satu kelompok jenis makanan, yang separo diberi perlakuan
dengan ditambah bumbu tertentu dan yang separo tidak. O1 dan O3 merupakan
nilai penjualan makanan setelah ditambah bumbu. O4 nilai penjualan makanan

13
yang tidak diberi tambahan bumbu. Pengaruh tambahan bumbu masalah terhadap
penjualan adalah (O2-O1)-(O4-O3).

2.6 Validitas Metode Penelitian Eksperimen


Suatu eksperimen dikatakan valid jika hasil yang diperoleh hanya
disebabkan oleh variabel bebas yang dimanipulasi, dan jika hasil tersebut dapat
digeneralisasikan pada situasi di luar setting eksperimental (Emzir:2009)
Sehingga ada dua kondisi yang harus diterima yakni faktor internal dan eksternal.

1) Validitas Internal
Validitas ini mengacu pada kondisi bahwa perbedaan yang diamati pada
variabel bebas adalah suatu hasil langsung dari variabel bebas yang dimanipulasi
dan bukan dari variabel lain. Campbel dan Stanley (dalam Gay:1981)
sebagaimana dikutip Emzir (2009) mengidentifikasi delapan ancaman utama
terhadap validitas internal, antara lain:
a. Historis, dimana munculnya suatu kejadian yang bukan bagian dari
perlakuan dalam eksperimen yang dilakukan, tetapi mempengaruhi model,
karakter, dan penampilan variabel bebas.
b. Maturasi, dimana terjadi perubahan fisik atau mental peneliti atau obyek
yang diteliti yang mungkin muncul selama suatu periode tertentu yang
mempengaruhi proses pengukuran dalam penelitian.
c. Testing, dimana sering terjadi ketidak efektifan suatu penelitian yang
menggunakan metode test karena suatu kegiatan test yang dilakukan
dengan menggunakan pra test dan post test, apalagi dengan rentang waktu
yang cukup panjang, dan terkadang nilai pra test dan post test yang sama.
d. Instrumentasi, instrumentasi sering muncul karena kurang konsistensinya
instrumen pengukuran yang mungkin menghasilkan penilaian performansi
yang tidak valid. Dimana jika dua test berbeda digunakan untuk pratest
dan postest, dan test-test tersebut tidak sama tingkat kesulitannya, maka
instrumentasi dapat muncul.

14
e. Regresi Statistik, dimana regresi statistik ini sering muncul bila subyek
dipilih berdasarkan skor ekstrem dan mengacu pada kecenderungan
subyektif yang memiliki skor yang paling tinggi pada pratest ke skor yang
lebih rendah pada postes, begitupun sebaliknya.
f. Seleksi subyek yang berbeda, dimana biasanya muncul bila kelompok
yang ada digunakan dan mengacu pada fakta bahwa kelompok tersebut
mungkin berbeda sebelum kegiatan penelitian dimulai.
g. Mortalitas, dimana sering terjadi bahwa subyek yang terkadang drop out
dari lingkup penelitian dan memiliki karakteristik kuat yang dapat
mempengaruhi hasil penelitian.
h. Interaksi seleksi Maturasi, dimana satu kelompok akan termaturasi dengan
hasil kelompok lain tanpa melalui perlakuan.

2) Validitas Eksternal
Validitas ini mengacu pada kemampuan generalisasi suatu penelitian.
Dimana dibutuhkan kemampuan suatu sampel populasi yang benar-benar bisa
digeneralisasikan ke populasi yang lain pada waktu dan kondisi yang lain.
Campbell dan Stanley dalam Gay (1981) yang dikutip Emzir (2009)
mengidentifikasi beberapa ancaman terhadap validitas eksternal, diantaranya:
a. Interaksi Pretes-Perlakuan, dimana biasanya sering muncul bila respons
subjek berbeda pada setiap perlakuan karena mengikuti prates.
b. Interaksi Seleksi-Perlakuan, dimana akibat yang muncul bila subjek tidak
dipilih secara acak sehingga seleksi subjek yang berbeda diasosiasikan
dengan ketidakvalidan internal.
c. Spesifisitas Variabel, adalah suatu ancaman terhadap yang tidak
mengindahkan generalisabilitas dari desain eksperimental yang digunakan.
d. Pengaturan Reaktif, mengacu pada faktor-faktor yang diasosiasikan
dengan cara bagaimana penelitian dilakukan dan perasaan serta sikap
subjek yang dilibatkan.
e. Interferensi Perlakuan Jamak, biasanya sering muncul bila subjek yang
sama menerima lebih dari satu perlakuan dalam pergantian.

15
f. Kontaminasi dan Bias Pelaku Eksperimen, sering muncul bila keakraban
subjek dan peneliti mempengaruhi hasil penelitian.

Selanjutnya, untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut, ada empat


strategi umum yang dapat digunakan untuk memperbaiki validitas eksternal,
antara lain:
a. Menggunakan pilihan acak (randomly) untuk memilih orang, setting, atau
waktu yang digunakan dari populasi yangada agar generalisasi menjadi
lebih baik.
b. Membuat agar grup individu, manusia ataupun settingnya dibuat
heterogen. Langkah ini ditempuh jika pendekatan random tidak dapat
digunakan.
c. Individu, setting, dan waktu dikonsentrasikan agar memperoleh satu grup
modal populasi.
d. Menggunakan terget populasi yang spesifik (individu, seting, waktu) untuk
memenuhi target yang ingin dicapai.
Dalam setiap penelitian eksperimen perlu diketahui persoalan-persoalan
tentang internal maupun eksternal validitas agar subjektifitas dalam penelitian
dapat dihindari.

16
BAB III
PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dalam makalah ini adalah :
1. Metode penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan terhadap
variabel yang data-datanya belum ada sehingga perlu dilakukan proses
manipulasi melalui pemberian treatment/perlakuan tertentu terhadap
subjek penelitian yang kemudian diamati/diukur dampaknya (data yang
akan datang).
2. Tujuan umum penelitian eksperimen adalah untuk meneliti pengaruh dari
suatu perlakuan tertentu terhadap gejala suatu kelompok tertentu
dibanding dengan kelompok lain yang menggunakan perlakuan yang
berbeda. Sedangkan syarat melakukan metode penelitian eksperimen
yaitu: a). Peneliti harus dapat menentukan secara sengaja kapan dan di
mana ia akan melakukan penelitian; b). Penelitian terhadap hal yang sama
harus dapat diulang dalam kondisi yang sama; c). Peneliti harus dapat
memanipulasi (mengubah, mengontrol) variabel yang diteliti sesuai
dengan yang dikehendakinya; d). Diperlukan kelompok
pembanding (control group) selain kelompok yang diberi
perlakukan(experimental group).
3. Metode penelitian eksperimen memiliki karakteristik diantaranya adalah
variabel-veniabel penelitian dan kondisi eksperimental diatur secara tertib
ketat (rigorous management), baik dengan menetapkan kontrol,
memanipulasi langsung, maupun random (rambang). Adanya kelompok
kontrol sebagai data dasar (base line) untuk dibandingkan dengan
kelompok eksperimental.
4. Langkah-langkah pokok penelitian eksperimen meliputi: 1).Lakukan
telaah kepustakaan yang berhubungan dengan permasalahan;
2).Identifikasi dan definisikan masalahnya; 3).Rumuskan hipoteisis,
tentukan faktor-faktor yang berpengaruh, dan definisikan istilah-istilah
pokok dan variabel-varibel penelitiannya; 4). Menyusun rencana

17
eksperimennya; 5). Melakukan eksperimen; 6). Mengatur/susun data
mentah yang diperoleh; 7). Terapkan uji signifikansi untuk menentukan
taraf kepercayaan terhadap hasil peneltian; 8). Buatlah interpretasi
terhadap hasil pengujian tersebut.
5. Bentuk desain metode penelitian experimen adalah Pre Experimental, One
Shot Case Study, One Group Pretest-Postest, Intec-Group Comparation,
True Experimental, Posttest only Control Design, Pretest Control Group
Design, Factorial Experimental, Quasi Experimental, Time Series Design,
Nonequivalent Control group Design
6. Suatu eksperimen dikatakan valid jika hasil yang diperoleh hanya
disebabkan oleh variabel bebas yang dimanipulasi, dan jika hasil tersebut
dapat digeneralisasikan pada situasi di luar setting eksperimental
(Emzir:2009) Sehingga ada dua kondisi yang harus diterima yakni, yang
pertama: faktor internal, yaitu : validitas ini mengacu pada kondisi bahwa
perbedaan yang diamati pada variabel bebas adalah suatu hasil langsung
dari variabel bebas yang dimanipulasi dan bukan dari variabel lain. Dan
yang kedua faktor eksternal, yaitu : validitas ini mengacu pada
kemampuan generalisasi suatu penelitian. Dimana dibutuhkan kemampuan
suatu sampel populasi yang benar-benar bisa digeneralisasikan ke populasi
yang lain pada waktu dan kondisi yang lain.

18
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006 : Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik,.


Jakarta: Rineka Cipta.
Emzir. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif.
Jakarta: Raja Grafindo Persada
Saragar. Antomi. 2013. Pembelajaran Fisika Kontekstual Melalui Metode
Eksperimen Dan Demonstrasi Diskusi Menggunakan Multimedia Interaktif
Ditinjau Dari Sikap Ilmiah Dan Kemampuan Verbal Siswa. Jurnal
INKUIRI, Vol 2, No.(2), 100-103

Subekti. yuliana. 2016. Pembelajaran Fisika dengan Metode Eksperimen


untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif dan Keterampilan Proses
Sains. Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, Vol 2, No.(2), 252-261

Sugiyono. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta .
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya
Suryabrata, Sumadi. 2011. Metode Penelitian. Jakarta: PT RajaGravindo Persada

19

Anda mungkin juga menyukai