PENDAHULUAN
1
Oleh karena itu penting kiranya untuk dibahas salah satu metode penelitian,
yaitu metode penelitian eksperimen. Dengan dibahasnya metode penelitian
eksperimen ini dalam bentuk makalah dapat memberikan gambaran secara umum
tentang metode penelitian eksperimen tersebut.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
variabel dengan suatu cara tertentu sehingga berpengaruh pada satu atau lebih
variabel lain yang diukur.
Selain itu, Gay (1981 : 207-208) menyatakan bahwa metedo penelitian
eksperimental merupakan satu-satunya metode penelitian yang dapat menguji
secara berhipotesis menyangkut hubungan kausal (sebab akibat). Dalam penelitian
eksperimen dilakukan manipulasi paling sedikit satu variabel, mengontrol variabel
lain yang relevan dan mengobservasi efek atau pengaruhnya terhadap satu atau
lebih variabel terikat.
Dalam penelitian eksperimen, dibedakan pengertian antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen adalah kelompok yang
diberi perlakuan berupa variabel bebas, sedangkan kelompok kontrol adalah
kelompok yang tidak diberi perlakuan apapun atau diberi perlakuan natural
(Azwar, 2007: 110). Berdasarkan pendapat beberapa ahli yang dinyatakan
sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa penelitian eksperimen adalah penelitian
yang bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan sebab akibat dari satu atau lebih
variabel terikat dengan melakukan manipulasi variabel bebas pada suatu keadaan
yang terkendali (variabel kontrol).
Eksperimen merupakan salah satu metode penelitian yang dapat dipilih
dan digunakan dalam penelitian pembelajaran pada latar kelas (PTK). Penelitian
eksperimental dapat diartikan sebagai sebuah studi yang objektif, sistematis, dan
terkontrol untuk memprediksi atau mengontrol fenomena. Penelitian eksperimen
bertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat (cause and effect
relationship), dengan cara mengekspos satu atau lebih kelompok eksperimental
dan satu atau lebih kondisi eksperimen. Hasilnya dibandingkan dengan satu atau
lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai perlakuan (Danim, 2OO2).
4
2.2 Tujuan Dan Syarat Metode Penelitian Eksperimen
Tujuan umum penelitian eksperimen adalah untuk meneliti pengaruh dari
suatu perlakuan tertentu terhadap gejala suatu kelompok tertentu dibanding
dengan kelompok lain yang menggunakan perlakuan yang berbeda. Misalnya,
suatu eksperimen dalam bidang pendidikan dimaksudkan untuk
menilai/membuktikan pengaruh perlakuan pendidikan (pembelajaran dengan
metode problem solving) terhadap prestasi belajar dan kemampuan komunikasi
fisika pada siswa SMP atau untuk menguji hipotesis tentang ada-tidaknya
pengaruh perlakuan tersebut jika dibandingkan dengan metode konvensional.
Selanjutnya, tindakan di dalam eksperimen disebut treatment, dan
diartikan sebagai semua tindakan, semua variasi atau pemberian kondisi yang
akan dinilai/diketahui pengaruhnya. Sedangkan yang dimaksud dengan menilai
tidak terbatas pada mengukur atau melakukan deskripsi atas
pengaruh treatment yang dicobakan tetapi juga ingin menguji sampai seberapa
besar tingkat signifikansinya (kebermaknaan atau berarti tidaknya) pengaruh
tersebut jika dibandingkan dengan kelompok yang sama tetapi diberi perlakuan
yang berbeda.
Sebuah penelitian dapat berjalan baik dan memberikan hasil yang akurat
jika dilaksanakan dengan mengikuti kaidah tertentu. Seperti halnya dengan
penelitian eksperimen, akan memberikan hasil yang valid jika dilaksanakan
dengan mengikuti syarat-syarat yang ada. Berkaitan dengan hel tersebut, Wilhelm
Wundt dalam Alsa (2004) mengemukakan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh
peneliti dalam melaksanakan penelitian eksperimental, yaitu:
a. Peneliti harus dapat menentukan secara sengaja kapan dan di mana ia akan
melakukan penelitian;
b. Penelitian terhadap hal yang sama harus dapat diulang dalam kondisi yang
sama;
c. Peneliti harus dapat memanipulasi (mengubah, mengontrol) variabel yang
diteliti sesuai dengan yang dikehendakinya;
d. Diperlukan kelompok pembanding (control group) selain kelompok yang
diberi perlakukan(experimental group).
5
2.3 Karakteristik Metode Penelitian Eksperimen
Suatu metode penelitian eksperimen memiliki beberapa karakteristik
khusus dalam pelaksanaan yang membedakan dengan metode penelitian lainnya.
Mc Millan dan Schumacher (2010, 258-259) menyatakan bahwa terdapat enam
karakteristik metode penelitian eksperimen, yaitu :
6
metode pengajaran dan ukuran besar kelompok tetapi variabel yang tidak dapat
dimanipulasi contohnya jenis kelamin dan status sosial. Menurut Gay (1981, 209-
2010), walaupun desain penelitian eksperimen dapat mencakup beberapa variabel
yang ditentukan, setidaknya satu variabel harus dimanipulasi.
7
b. Adanya kelompok kontrol sebagai data dasar (base line) untuk
dibandingkan dengan kelompok eksperimental.
c. Penelitian ini memusatkan diri pada pengontrolan variansi, untuk
memaksimalkan variansi variabel yang berkaitan dengan hipotesis
penelitian, meminimalkan variansi variabel pengganggu yang mungkin
mempengaruhi hasil eksperimen, tetapi tidak menjadi tujuan penelitian. Di
samping itu, penelitian ini meminimalkan variansi kekeliruan, termasuk
kekeliruan pengukuran. Untuk itu, sebaiknya pemilihan dan penentuan
subjek, serta penempatan subjek dalarn kelompok-kelompok dilakukan
secara acak.
d. Validitas internal (internal validity) mutlak diperlukan pada rancangan
penelitian eksperimental, untuk mengetahui apakah manipulasi
eksperimental yang dilakukan pada saat studi ini memang benar-benar
menimbulkan perbedaan.
e. Validitas eksternalnya (external validity) berkaitan dengan bagaimana
kerepresentatifan penemuan penelitian dan berkaitan pula dengan
penggeneralisasian pada kondisi yang sama.
f. Semua variabel penting diusahakan konstan, kecuali variabel perlakuan
yang secara sengaja dimanipulasikan atau dibiarkan bervariabel.
8
7) Memformulasikan simpulan.
9
2.5 Desaignt Metode Penelitian Eksperimen
Menurut Sugiyono (2011:73) terdapat macam bentuk desain penelitian
eksperimen, yaitu:
1. Pre-Experimental Design
Dikatakan pre-experimental design, karena desain ini belum merupakan
eksperimen sungguh-sungguh. Karena masih terdapat variabel luar yang ikut
berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Bentuk pre-experimental
ada tiga macam yaitu:
b. One-Group Pretest-Posttest
Desain ini terdapat pretest sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian
hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan
dengan keadaan sebelum diberi perlakuan. Desain ini dapat digambarkan sebagai
berikut:
O¹ = nilai pretest (sebelum diberi diklat)
O² = nilai posttest (setelah diberi diklat)
O¹ X O²
Pengaruh diklat terhadap prestasi
kerja pegawai = (O² - O¹)
c. Intact-Group Comparison
Pada desain ini terdapat satu kelompok yang digunakan untuk penelitian,
tetapi dibagi dua, yaitu setengah kelompok untuk eksperimen (yang diberi
10
perlakuan) dan setengah untuk kelompok control (yang tidak diberi perlakuan).
Paradigma penelitiannya dapat digambarkan sebagai berikut.
O¹ = hasil pengukuran setengah
X O¹ kelompok yang diberi perlakuan
O² O² = hasil pengukuran setengah
kelompok yang tidak diberi
perlakuan Pengaruh perlakuan
= O¹- O²
2. True Experimental
Dikatakan true experimental (eksperimen yang betul-betul), karena dalam
desain ini, peneliti dapat mengonttrol semua variabel luar yang mempengaruhi
jalannya eksperimen. Ciri utama dari true experimental adalah bahwa, sampel
yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok control diambil
secara random dari populasi tertentu. Jadi cirinya adalah adanya kelompok control
dan sampel dipilih secara random. Ada dua bentuk true experimental design:
R X O2
R O4
11
b. Pretest-Posttest Control Group Design
R O1 X O2
R O3 O4
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random
kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara
kelompok eksperimen dan kelompok control. Hasil pretest yang baik bila nilai
kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan. Pengaruh perlakuan adalah
(O²-O¹) - (O4- O3).
3. Factorial Design
Desain factorial merupakan modifikasi dari true experimental design, yaitu
dengan memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yang
mempengaruhi perlakuan (variabel independen) terhadap hasil (variabel
dependen). Paradigma design factorial dapat digambarkan seperti berikut:
R O1 X Y1 O2
R O3 Y1 O4
R O5 X Y2 O6
R O7 Y2 O8
Pada desain ini semua kelompok dipilih secara random, kemudian masing-
masing diberi pretest. Kelompok untuk penelitian dinyatakan baik, bila setiap
kelompok nilai pretestnya sama. Jadi O1 = O3 = O5 = O7. Dalam hal ini variabel
moderatornya adalah Y1 dan Y2.
12
a. Time Series Design
O1O2O3O4 X O5O6O7O8
Dalam desain ini kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dapat
dipilih secara random. Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest sampai
empat kali, dengan maksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan
kelompok sebelum diberi perlakuan. Bila hasil pretest selama empat kali ternyata
nilainya berbeda-beda, berarti kelompok tersebut keadaanya labil, tidak menentu
dan tidak konsisten. Setelah keadaan kelompok dapat diketahui dengan jelas,
maka baru diberi treatment. Desain penelitian ini hanya menggunakan satu
kelompok saja, sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol. Hasil pre test yang
baik adalah O1=O2=O3=O4 dan hasil perlakuan yang baik adalah O5=O6=O7=O8.
Besarnya pengaruh perlakuan adalah = (O5=O6=O7=O8) – (O1=O2=O3=O4).
O3 X O4
Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design,
hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak
dipilih secara random. Dalam desain ini, baik kelompok eksperimental maupun
kelompok kontrol dibandingkan, kendati kelompok tersebut dipilih dan
ditempatkan tanpa melalui random. Dua kelompok yang ada diberi pretes,
kemudian diberikan perlakuan, dan terakhir diberikan postes.
Contohnya : Dilakukan penelitian untuk mencari pengaruh adanya tambahan
bumbu pada sekelompok makanan terhadap nilai penjualan. Dalam desain
penelitian dipilih satu kelompok jenis makanan, yang separo diberi perlakuan
dengan ditambah bumbu tertentu dan yang separo tidak. O1 dan O3 merupakan
nilai penjualan makanan setelah ditambah bumbu. O4 nilai penjualan makanan
13
yang tidak diberi tambahan bumbu. Pengaruh tambahan bumbu masalah terhadap
penjualan adalah (O2-O1)-(O4-O3).
1) Validitas Internal
Validitas ini mengacu pada kondisi bahwa perbedaan yang diamati pada
variabel bebas adalah suatu hasil langsung dari variabel bebas yang dimanipulasi
dan bukan dari variabel lain. Campbel dan Stanley (dalam Gay:1981)
sebagaimana dikutip Emzir (2009) mengidentifikasi delapan ancaman utama
terhadap validitas internal, antara lain:
a. Historis, dimana munculnya suatu kejadian yang bukan bagian dari
perlakuan dalam eksperimen yang dilakukan, tetapi mempengaruhi model,
karakter, dan penampilan variabel bebas.
b. Maturasi, dimana terjadi perubahan fisik atau mental peneliti atau obyek
yang diteliti yang mungkin muncul selama suatu periode tertentu yang
mempengaruhi proses pengukuran dalam penelitian.
c. Testing, dimana sering terjadi ketidak efektifan suatu penelitian yang
menggunakan metode test karena suatu kegiatan test yang dilakukan
dengan menggunakan pra test dan post test, apalagi dengan rentang waktu
yang cukup panjang, dan terkadang nilai pra test dan post test yang sama.
d. Instrumentasi, instrumentasi sering muncul karena kurang konsistensinya
instrumen pengukuran yang mungkin menghasilkan penilaian performansi
yang tidak valid. Dimana jika dua test berbeda digunakan untuk pratest
dan postest, dan test-test tersebut tidak sama tingkat kesulitannya, maka
instrumentasi dapat muncul.
14
e. Regresi Statistik, dimana regresi statistik ini sering muncul bila subyek
dipilih berdasarkan skor ekstrem dan mengacu pada kecenderungan
subyektif yang memiliki skor yang paling tinggi pada pratest ke skor yang
lebih rendah pada postes, begitupun sebaliknya.
f. Seleksi subyek yang berbeda, dimana biasanya muncul bila kelompok
yang ada digunakan dan mengacu pada fakta bahwa kelompok tersebut
mungkin berbeda sebelum kegiatan penelitian dimulai.
g. Mortalitas, dimana sering terjadi bahwa subyek yang terkadang drop out
dari lingkup penelitian dan memiliki karakteristik kuat yang dapat
mempengaruhi hasil penelitian.
h. Interaksi seleksi Maturasi, dimana satu kelompok akan termaturasi dengan
hasil kelompok lain tanpa melalui perlakuan.
2) Validitas Eksternal
Validitas ini mengacu pada kemampuan generalisasi suatu penelitian.
Dimana dibutuhkan kemampuan suatu sampel populasi yang benar-benar bisa
digeneralisasikan ke populasi yang lain pada waktu dan kondisi yang lain.
Campbell dan Stanley dalam Gay (1981) yang dikutip Emzir (2009)
mengidentifikasi beberapa ancaman terhadap validitas eksternal, diantaranya:
a. Interaksi Pretes-Perlakuan, dimana biasanya sering muncul bila respons
subjek berbeda pada setiap perlakuan karena mengikuti prates.
b. Interaksi Seleksi-Perlakuan, dimana akibat yang muncul bila subjek tidak
dipilih secara acak sehingga seleksi subjek yang berbeda diasosiasikan
dengan ketidakvalidan internal.
c. Spesifisitas Variabel, adalah suatu ancaman terhadap yang tidak
mengindahkan generalisabilitas dari desain eksperimental yang digunakan.
d. Pengaturan Reaktif, mengacu pada faktor-faktor yang diasosiasikan
dengan cara bagaimana penelitian dilakukan dan perasaan serta sikap
subjek yang dilibatkan.
e. Interferensi Perlakuan Jamak, biasanya sering muncul bila subjek yang
sama menerima lebih dari satu perlakuan dalam pergantian.
15
f. Kontaminasi dan Bias Pelaku Eksperimen, sering muncul bila keakraban
subjek dan peneliti mempengaruhi hasil penelitian.
16
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dalam makalah ini adalah :
1. Metode penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan terhadap
variabel yang data-datanya belum ada sehingga perlu dilakukan proses
manipulasi melalui pemberian treatment/perlakuan tertentu terhadap
subjek penelitian yang kemudian diamati/diukur dampaknya (data yang
akan datang).
2. Tujuan umum penelitian eksperimen adalah untuk meneliti pengaruh dari
suatu perlakuan tertentu terhadap gejala suatu kelompok tertentu
dibanding dengan kelompok lain yang menggunakan perlakuan yang
berbeda. Sedangkan syarat melakukan metode penelitian eksperimen
yaitu: a). Peneliti harus dapat menentukan secara sengaja kapan dan di
mana ia akan melakukan penelitian; b). Penelitian terhadap hal yang sama
harus dapat diulang dalam kondisi yang sama; c). Peneliti harus dapat
memanipulasi (mengubah, mengontrol) variabel yang diteliti sesuai
dengan yang dikehendakinya; d). Diperlukan kelompok
pembanding (control group) selain kelompok yang diberi
perlakukan(experimental group).
3. Metode penelitian eksperimen memiliki karakteristik diantaranya adalah
variabel-veniabel penelitian dan kondisi eksperimental diatur secara tertib
ketat (rigorous management), baik dengan menetapkan kontrol,
memanipulasi langsung, maupun random (rambang). Adanya kelompok
kontrol sebagai data dasar (base line) untuk dibandingkan dengan
kelompok eksperimental.
4. Langkah-langkah pokok penelitian eksperimen meliputi: 1).Lakukan
telaah kepustakaan yang berhubungan dengan permasalahan;
2).Identifikasi dan definisikan masalahnya; 3).Rumuskan hipoteisis,
tentukan faktor-faktor yang berpengaruh, dan definisikan istilah-istilah
pokok dan variabel-varibel penelitiannya; 4). Menyusun rencana
17
eksperimennya; 5). Melakukan eksperimen; 6). Mengatur/susun data
mentah yang diperoleh; 7). Terapkan uji signifikansi untuk menentukan
taraf kepercayaan terhadap hasil peneltian; 8). Buatlah interpretasi
terhadap hasil pengujian tersebut.
5. Bentuk desain metode penelitian experimen adalah Pre Experimental, One
Shot Case Study, One Group Pretest-Postest, Intec-Group Comparation,
True Experimental, Posttest only Control Design, Pretest Control Group
Design, Factorial Experimental, Quasi Experimental, Time Series Design,
Nonequivalent Control group Design
6. Suatu eksperimen dikatakan valid jika hasil yang diperoleh hanya
disebabkan oleh variabel bebas yang dimanipulasi, dan jika hasil tersebut
dapat digeneralisasikan pada situasi di luar setting eksperimental
(Emzir:2009) Sehingga ada dua kondisi yang harus diterima yakni, yang
pertama: faktor internal, yaitu : validitas ini mengacu pada kondisi bahwa
perbedaan yang diamati pada variabel bebas adalah suatu hasil langsung
dari variabel bebas yang dimanipulasi dan bukan dari variabel lain. Dan
yang kedua faktor eksternal, yaitu : validitas ini mengacu pada
kemampuan generalisasi suatu penelitian. Dimana dibutuhkan kemampuan
suatu sampel populasi yang benar-benar bisa digeneralisasikan ke populasi
yang lain pada waktu dan kondisi yang lain.
18
DAFTAR PUSTAKA
19