Anda di halaman 1dari 4

BAB 3

PEMBAHASAN

A. Analisa Kasus
Pengkajian dilakukan pada tanggal 18 September 2019 jam 09.00 WIB di
ruangan Perinatologi RSWN. Pasien bayi Ny.M berumur 3 hari, jenis kelamin
laki-laki , alamat Sambarito I 10/01 kec Tembalang, agama islam dan bahasa
sehari-hari yang digunakan adalah bahasa jawa. Bayi Ny.I adalah anak ketiga dari
3 bersaudara. Berat badan bayi juga dibawah <2500gr yaitu 2280gr. Dimana ibu
bayi melahiran dengan SC.

Riwayat kesehatan dahulu ibu bayi mengatakan tidak ada anaknya yang
pernah dirawat setelah melahirkan dengan penyakit yang sama di RSWN. Saat
dilakukan pemeriksaan fisik, keadaan umum bayi Ny.M cukup baik, dengan
kesadaran komposmentis (GCS 15), bayi Ny.M tampak lemas, terpasang infus D
10+ Nacl 0,9% sebelah kiri 7 tetes/menit. Tanda-tanda vital bayi Ny.m : Nadi 86
x/menit, Respirasi 20 x/menit, dan suhu 36,8 ° C. Bentuk kepala simetris, rambut
hitam, tidak ada benjolan, dan tidak ada nyeri tekan. Mata simetris, konjungtiva
tidak anemis, sklera jernih bersih, pupil isokor dan bermiosis bila diberi
rangsangan cahaya. Hidung simetris, tidak ada sekret, tidak ada polip, fungsi
penciuman baik. Mulut biibir sedikit kering. Telinga simetris, tidak ada serumen,
tidak ada gangguan pendengaran, tidak ada alat bantu pendengaran. Leher tidak
ada jaringan parut, tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid,tidak teraba adanya
massa. Dada pergerakan simetris,tarikkan dada sama kiri dan kanan, taktil
vremitus sama, sonor, dan vesikular. Abdomen tidak ada benjolan, tidak ada lesi
(luka), tidak teraba massa, tidak ada nyeri tekan, redup, bising usus terdengar
jelas. Integumen sedikit pucat, bersih, tidak ada odema, turgor kulit < 2 detik.

B. Analisa Intervensi Keperawatan.


Bayi Ny.m dengan diagnosa keperawatan, Kebutuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b.d reflek menelan dan menghisap belum berkembang dengan baik.
Bayi merupakan anak yang berada pada rentang usia 0-12 bulan. Masa bayi
merupakan dalam fase pertama kehidupan manusia, dimana pada masa ini memer-

21
lukan adaptasi terhadap lingkungan. BBLR adalah bayi baru lahir yang memiliki
berat saat lahir kurang dari 2500 gram. Prevalensi Bayi Berat Lahir Rendah
diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia dan lebih sering terjadi di
negara-negara berkembang atau dengan sosio ekonomi rendah. Angka kematian
BBLR 35x lebih tinggi di banding pada bayi dengan berat lahir lebih dari 2500
gram.
Saya mengangkat diagnosa Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
b.d reflek menelan dan menghisap belum berkembang dengan baik. Intervensi yang
dilakukan yaitu :
1. Kaji riwayat nutrisi.
2. Observasi dan catat masukan makanan pasien.
3. Timbang BB tiap hari (bila memungkinkan ).
4. Kolaborasi pemberian diit ASI sesuai dosis dengan sonde
Sesuai dengan perencanaan yang telah saya rencanakan diatas maka saya
melaksanakan serangkaian tindakan antara lain : kaji riwayat nutrisi, identifikasi
perubahan berat badan terakhir, menjelaskan etiologi dan rasionalisasi tindakan
terhadap ibu bayi, anjurkan bayi minum ASI/PASI sesuai diit pasien dan dengan
dokter dalam pemberian obat dan memberikan pendidikan kesehatan tentang
teknik kanggoroo kepada ibu bayi.

22
BAB 4
PENUTUP

A. Kesimpulan
Diagnosa keperawatan yang muncul pada bayi Ny.I adalah Kebutuhan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d Reflek menelan dan menghisap belum
berkembang dengan baik. Tindakan yang diberikan kepada bayi Ny.I terlaksana
dengan baik, memonitor kemampuan bayi untuk reflek isap dan menelan, kaji
status nutrisi bayi Ny.I dan tanda tanda vital, identifikasi perubahan berat
badan terakhir, memberikn sonde kepda pasien sesuai dengan diit nya yitu 12-
17 cc. Menjelaskan etiologi dan rasionalisasi tindakan terhadap bayi kepada
Ny.I, anjurkan kepada ibu bayi agar memberikan ASI/PASI untuk bayi agar
selalu habis agar kebutuhan cairan dan nutrisi pada bayi dapat terpenuhi
sehingga dapat dilakukan dengan teknik kanggoro dimana teknik ini selain
dapat untuk menaikkan berat badan pada bayi tetapi juga dapat menjaga suhu
tubuh bayi agar selalu hangat.

B. Saran
Sebaiknya bagi ibu yang memiliki anak dengan BBLR, dapat belajar
melakukan teknik kanggoro dimana teknik kanggoro ini sangat efektif untuk
menaikkan berat badan dan menjaga suhu tubuh bayi. Bagi ibu yang kurang

23
terpapar informasi ini agar selalu rajin untuk mencari informasi untuk si bayi,
dan bagi ibu ibu yang sedang hamil/mengandung agar dapat menjaga kesehatan
tubuh dan terpenuhinya nutrisi ibu selama hamil.

DAFTAR PUSTAKA

Desmawati. (2011). Intervensi keperawatan maternitas pada asuhan keperawatan


perinatal. Jakarta : Trans Info Media.

Risyani, Lin. (2011). Hubungan krakteristik ibu dengan kejadian berat badan
lahir rendah (BBLR) di RSUD Cilacap tahun 2011. Cilacap

Siahaan, Flora. (2011). Penatalaksanaan dan perarawatan bayi dismatur (Bayi


Berat Lahir Rendah). Medika : No.12

Silvia, dkk. (2015). Pengaruh Perawatan Metode Kanguru Terhadap Perubahan


Berat Badan Bayi Lahir Rendah. Jakarta

Tetti solehati, dkk. (2018). Kangaroo mother care pada bayi berat lahir rendah.
Sulawesi tengah

24

Anda mungkin juga menyukai