Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Ilmiah CIVIS, Volume I, No 2, Juli 2011

REFORMASI BIROKRASI PUBLIK


DI INDONESIA
Oleh : Rosalina Ginting & Titik Haryati *)

Abstrak

Birokrasi yang telah dibangun oleh pemerintah sebelum era


reformasi telah membangun budaya demokrasi yang kental
dengan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Akan tetapi,
pemerintahan pascareformasi pun tidak menjamin
keberlangsungan reformasi birokrasi terealisasi dengan baik.
Kurangnya komitmen pemerintah pascareformasi terhadap
reformasi birokrasi cenderung berbanding lurus dengan
kurangnya komitmen pemerintah terhadap pemberantasan
KKN yang sudah menjadi penyakit akut dalam birokrasi
pemerintahan Indonesia selama ini. Sebagian masyarakat
memberikan cap negatif terhadap komitmen pemerintah
pascareformasi terhadap reformasi birokrasi. Ironisnya,
sebagian masyarakat Indonesia saat ini, justru merindukan
pemerintahan Orde Baru yang dianggap dapat memberikan
kemapanan kepada masyarakat, walaupun hanya kemapanan
yang bersifat semu. Untuk itu reformasi birokrasi merupakan
solusi yang sangat mendasar dengan melakukan perubahan,
baik mind set, maupun culture set penyelenggara negara dari
mental yang bersifat mengawasi, mengontrol dan menguasai
masyarakat (colonial paradigm), menjadikan penyelenggaraan
negara (birokrasi) yang pro kepada good public service serta
tata kelola pemerintahan yang dapat meminalisir terjadinya
tindakan KKN baik pada tingkat suprastruktur dan infrastruktur
penyelenggara Negara, dan penegakan supremasi hukum.

Kata kunci : Reformasi, Birokrasi, Publik.

27
Jurnal Ilmiah CIVIS, Volume I, No 2, Juli 2011

Pendahuluan birokrasi pemerintah Indonesia telah


memberikan kontribusi yang sangat
Reformasi politik tahun 1998 besar terhadap kondisi keterpurukan
adalah pintu gerbang Indonesia menuju bangsa Indonesia dalam krisis yang
sejarah baru dalam dinamika politik berkepanjangan. Berbagai
nasional. Reformasi politik yang permasalahan/hambatan yang
diharapkan dapat beriringan dengan mengakibatkan sistem penyelenggaraan
reformasi birokrasi, pada faktanya tidak pemerintahan tidak berjalan dengan
terjadi. Hal ini terlihat dari tahapan baik harus ditata ulang atau
reformasi birokrasi yang mengalami diperbaharui. Berkaitan dengan
hambatan signifikan hingga kini. Ini reformasi birokrasi maka harus
berakibat pada masyarakat yang tidak dipahami juga hal yang melatar
dapat banyak memetik manfaat nyata belakanginya sehingga kajian mengenai
dari reformasi tahun 1998. Sebagai bukti reformasi birokrasi menemui titik temu
nyata atas situasi tersebut adalah dan signifikansi yang besar. Untuk itu
buruknya pelayanan publik, kemudian perlu disampaikan pula latar belakang
menjamurnya kasus korupsi, bahkan perlunya reformasi birokrasi tersebut,
yang telah merambah ke segala lini. yaitu: :
Korupsi tidak hanya terjadi kalangan 1. Praktek Korupsi, Kolusi dan
eksekutif tapi juga merambah juga Nepotisme (KKN) masih
wilayah legislatif, yang seharusnya berlangsung saat ini.
lembaga wakil rakyat tersebut menjadi 2. Tingkat kualitas pelayanan publik
mesin kontrol terhadap jalannya tata yang belum mampu memenuhi
kelola pemerintahan yang baik (good harapan publik
governance),. Pada sisi yang lain 3. Tingkat efisiensi, efektivitas, dan
lembaga penegak hukum juga tidak produktivitas yang belum optimal
luput dari wabah “korupsi” dengan dari birokrasi pemerintah.
bermain konspirasi untuk melindungi 4. Tingkat transparansi dan
oknum tertentu. Akibatnya banyak akuntabilitas birokrasi pemerintahan
tuduhan mafia peradilan yang yang masih rendah
dialamatkan kepada aparat penegak 5. Tingkat disiplin dan etos kerja
hukum. pegawai yang masih rendah.
Dalam aspek politik dan hukum, (www.pn-yogyakota.go.id)
reformasi birokrasi menjadi issue
penting untuk mendapat kajian Dari uraian diatas maka, solusi
tersendiri, serta direalisasikan secara terbaik yang dapat dibangun melalui
konsisten. Terlebih lagi, dikarenakan reformasi birokrasi harus dimaknai

28
Jurnal Ilmiah CIVIS, Volume I, No 2, Juli 2011

sebagai langkah strategis untuk Reformasi birokrasi dilakukan


membangun aparatur negara agar lebih secara internal dan eksternal. Reformasi
berdaya guna dalam mengemban tugas internal meliputi pembenahan dan
umum pemerintahan dan pembangunan penguatan kelembagaan, serta
nasional. Selain itu dengan pesatnya meningkatkan kualitas aparat birokrasi.
kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi Reformasi eksternal meliputi penegakan
informasi dan komunikasi serta hukum (produk hukum dan aparat
perubahan lingkungan strategis maka penegak hukum), struktur politik,
menuntut birokrasi pemerintahan untuk pembongkaran mitos budaya korupsi,
melakukan reformasi diri dan harus dan adanya gerakan kewarganegaraan
dapat menyesuaikan diri dengan yang kuat.
dinamika dan tuntutan masyarakat. Oleh
karena itu harus segera diambil langkah-
langkah yang bersifat mendasar,
komprehensif, dan sistemik, sehingga Pembahasan
tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan
dapat dicapai dengan efektif dan efisien. 1. Dinamika Reformasi Birokrasi
Reformasi di sini merupakan proses Indonesia.
pembaharuan yang dilakukan secara Menurut Riswanda (1998), dalam
bertahap dan berkelanjutan, sehingga Kaelan (2008; 239) makna “reformasi”
tidak termasuk upaya dan/atau tindakan secara etimologis dari kata
yang bersifat radikal dan revolusioner. “reformation” dengan akar kata
Gerakan reformasi, dengan “reform” yang secara semantik
pemberantasan KKN sebagai salah satu bermakna ’make or become better by
tuntutan pokoknya, berusaha untuk removing or putting right what is bad or
memutus warisan birokrasi Orde Baru. wrong’. Secara harfiah reformasi
Berdasarkan TAP MPR RI memiliki makna : suatu gerakan untuk
No.X/MPR/1998 tentang Pokok-Pokok memformat ulang, menata ulang
Reformasi Pembangunan dalam Rangka kembali hal-hal yang menyimpang
Penyelamatan dan Normalisasi untuk dikembalikan pada format atau
Kehidupan Nasional Sebagai Haluan bentuk bentuk semula sesuai dengan
Negara dan TAP MPR No. nilai-nilai ideal yang dicita-citakan
XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan rakyat. Oleh karena itu gerakan
Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, reformasi memiliki kondisi syarat-syarat
Kolusi dan Nepotisme, reformasi sebagai berikut :
birokrasi perlahan-lahan mulai 1). Suatu gerakan reformasi dilakukan
dilakukan. karena adanya suatu

29
Jurnal Ilmiah CIVIS, Volume I, No 2, Juli 2011

penyimpangan-penyimpangan. budaya, serta kehidupan


Masa pemerintahan Orde Baru keagamaan. Dengan lain perkataan
banyak terjadi suatu penyimpangan reformasi harus dilakukan ke arah
misalnya asas kekeluargaan peningkatan harkat dan martabat
menjadi nepotisme, kolusi dan rakyat Indonesia sebagai manusia.
korupsi yang tidak sesuai dengan 5) Reformasi dilakukan dengan suatu
makna dan semangat Pembukaan dasar moral dan etik sebagai
UUD 1945 serta batang tubuh manusia yang Berketuhanan Yang
UUD 1945 Maha Esa, serta terjaminnya
2) Suatu gerakan reformasi dilakukan persatuan dan kesatuan bangsa.
harus dengan cita-cita yang jelas
(landasan ideologis) tertentu, dalam Dari uraian di atas, dapat
hal ini Pancasila sebagai ideologi disimpulkan bahwa reformasi membawa
bangsa dan negara Indonesia. Jadi pesan untuk mengembalikan dan
reformasi pada prinsipnya suatu melakukan perubahan ke arah sistem
gerakan untuk mengembalikan negara hukum dalam arti yang
kepada dasar nilai-nilai sebenarnya sebagaimana terkandung
sebagaimana yang dicita-citakan dalam penjelasan UUD 1945, yaitu
oleh bangsa Indonesia. harus adanya perlindungan hak-hak
3) Suatu gerakan reformasi dilakukan asasi manusia, peradilan yang bebas dari
berdasar pada suatu kerangka penguasa, serta legalitas dalam arti
struktural tertentu (dalam hal ini hukum. Oleh karena itu reformasi itu
UUD) sebagai kerangka acuan sendiri harus berdasarkan pada kerangka
reformasi. Reformasi pada hukum yang jelas. Selain itu reformasi
prinsipnya gerakan untuk harus diarahkan pada suatu perubahan
mengadakan perubahan untuk ke arah transparansi dalam suatu
mengembalikan pada suatu tatanan kebijaksanaan dalam penyelenggaraan
struktural yang ada karena adanya negara karena hal ini sebagai
suatu penyimpangan. manifestasi bahwa rakyatlah sebagai
4) Reformasi dilakukan ke arah suatu asal mula kekuasaan negara dan untuk
perubahan ke arah kondisi serta rakyatlah segala aspek kegiatan negara,
keadaan yang lebih baik. Perubahan Untuk merealisasi hal tersebut di atas,
yang dilakukan dalam reformasi yang utama harus dilakukan adalah
harus mengarah pada suatu kondisi reformasi dalam bidang birokrasi
kehidupan rakyat yang lebih baik pemerintah. Itikad baik pemerintah
dalam segala aspeknya antara lain dalam melakukan reformasi birokrasi
bidang politik, ekonomi, sosial,

30
Jurnal Ilmiah CIVIS, Volume I, No 2, Juli 2011

sudah berjalan cukup lama sejak awal dan global. Pemerintahan Presiden
kemerdekaan RI. Soekarno mempunyai pandangan yang
jelas terhadap administrasi negara.
Reformasi birokrasi pemerintah Perhatiannya untuk mengembangkan
dahulu pernah dilakukan di zaman sistem administrasi negara sangat besar
pemerintahan Bung Karno dengan dengan didirikannya lembaga
slogan yang amat terkenal saat itu yang administrasi negara yang diharapkannya
disebut retooling aparatur (Thoha, sebagai lembaga kajian untuk
2009; 101). Retooling walaupun mengembangkan Ilmu Administrasi
mempunyai konotasi untuk melakukan Negara yang bisa diterapkan dalam
penyingkiran aparatur (pegawai) yang kegiatan sehari – hari dari praktik
kontra revolusi, kementerian itu pada kepemerintahan.
niatnya melakukan pembaruan pegawai. Reformasi kedua dilakukan
Semenjak itu, maka kementerian itu ketika zaman kepresidenan Suharto.
berubah dari retooling yang bernada Dorongan untuk melakukan reformasi
“pemecatan” pegawai, menjadi ini pun diawali oleh keinginan untuk
penertiban dan pendayagunaan aparatur. membangun bangsa dan negara yang di
Pengertian aparatur masih juga belum mulai untuk menyelenggarakan
memberikan solusi arah yang jelas apa stabilitas di segala sektor. Pembangunan
yang ingin diperbaharui. Hasil dari tidak akan terjadi kalau ekonomi bangsa
perubahan ini dilakukan reformasi itu tidak tumbuh. Untuk
administrasi pemerintahan. Susunan menumbuhkannya diperlukan adanya
organisasi kementerian mulai ditata, stabilitas politik, pertahanan, keamanan,
didirikan lembaga administrasi negara sosial dan sektor lainnya. Presiden
yang menjadi pusat pelatihan dan Suharto memegang kendali
pengembangan tenaga – tenaga pemerintahan dengan mengeluarkan PP
administrasi negara , didirikannya No. 44 dan 45 tahun 1974, sebagai
fakultas dan universitas yang tonggak dirombaknya dan disusun
mengajarkan Ilmu Administrasi Negara, sistem dan struktur lembaga birokrasi
seperti yang dikembangkan oleh pemerintah. Reformasi administrasi
Amerika Serikat, dan dibangun badan negara yang dilakukan oleh
perancang nasional yang kelak Pemerintahan Presiden Suharto, karena
kemudian berubah menjadi Bappenas. didorong oleh perubahan sistem
Reformasi pertama yang lingkungan strategis nasional dari
dilakukan ketika zaman kepresidenan pemerintahan Soekarno (Orde Lama) ke
Soekarno didorong oleh perubahan yang pemerintahan Orde Baru. Sementara
terjadi di lingkungan strategis nasional lingkungan strategis global ditandai

31
Jurnal Ilmiah CIVIS, Volume I, No 2, Juli 2011

dengan perlunya bantuan dari negara b. Menuntut penghapusan korupsi,


donor untuk membantu kebijakan dan kolusi, dan nepotisme yang sudah
program pembangunan yang sangat mengakar dan membudaya
dilakukannya. Bantuan dan pinjaman di segala lini birokrasi Indonesia.
merupakan tatanan global yang harus c. Adanya penekanan terhadap
ditaati dan diperhatikan untuk keadilan pembagian kekayaan
keberhasilan pembangunan. Walaupun antara pusat dan daerah (otonomi
pada akhirnya setelah kejatuhan daerah)
pemerintahannya, beban pinjaman ini d. Menuntut adanya
sangat memberatkan kondisi ekonomi keterbukaan/transparansi,
bangsa saat ini. akuntabilitas, dan partisipasi dari
Periodesasi perubahan rakyat (good governance)
pemerintahan yang berlangsung di e. Pengentasan kemiskinan dan
Indonesia, terjadi secara mendasar sejak kesenjangan
digulirkannya reformasi tahun 1998, f. Kesempatan kerja dan penghapusan
dengan ditandai lengsernya rezim pengangguran.
Soeharto yang telah berkuasa selama 32 Pada masa pemerintahan Susilo
tahun. Pasca tahun 1998 banyak Bambang Yudhoyono (SBY) tahun
perubahan yang sangat signifikan, 2004-2009 cukup banyak yang telah
terutama pada sistem pemerintahan dan dilakukan pada pembenahan birokrasi
birokrasi di Indonesia, yaitu berubahnya baik secara ekonomi, politik dan
struktur pemerintahan dari Sentralisasi kelembagaan, antara lain :
menjadi Desentralisasi, dengan 1. Terbentuknya lembaga-lembaga
dikeluarkannya UU Nomor 22 tahun baru.
1999 pada masa pemerintahan Pada masa pemerintahan SBY yang
Abdurrahman Wahid (Gus Dur) , yang paling kontroversi adalah
kemudian direvisi dengan Undang- dibentuknya lembaga baru yang
undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang konsentrasi pada penghapusan
Pemerintahan Daerah pada masa korupsi, kolusi, dan nepotisme,
Pemerintahan Megawati Soekarno Putri. yaitu berdirinya Komisi
Adapun tuntutan awal reformasi yang Pemberantasan Korupsi (KPK)
digaungkan pada tahun 1998 subjek dimana tindakan yang dilakukan
utamanya adalah : oleh lembaga ini cukup banyak
a. Menolak gaya pemerintahan yang membuahkan hasil, dengan
otoriter, dengan menginginkan mengungkap banyak kasus korupsi
demokratisasi dalam segal aspek, besar baik di lembaga legislatif
baik politik maupun ekonomi. (DPR), Eksekutif maupun

32
Jurnal Ilmiah CIVIS, Volume I, No 2, Juli 2011

Yudikatif. Selain KPK masih Kesehatan Masyarakat


banyak lembaga baru yang dibuat (Jamkesmas/Gakkin/Askeskin),
pada masa pemerintahan SBY yaitu Kredit Usaha Rakyat (KUR),
Dewan Pertimbangan Presiden, Program Nasional Pemberdayaan
Komisi Penyiaran Indonesia dan Masyarakat (PNPM)
sebagainya. 5. Bidang Kepegawaian/Aparatur
2. Anggaran Pendidikan 20 % dari Pemerintah
APBN/APBD Pada bidang kepegawaian SBY
Anggaran pendidikan ditetapkan meningkatkan atau menaikkan Gaji
sesuai denagn UUD 1945 yaitu Pegawai rata-rata 15% setiap
20% dari APBN dan APBD, tahunnya, dan menaikkan uang
sehingga banyak terjadi reformasi makan untuk TNI/Polri, serta
di dunia pendidikan, terutama adanya renumerasi bagi
dalam hal pemberian dana Bantuan Departemen Keuangan, MA, dan
Operasional Sekolah (BOS), Wajib juga keinginan baik pemerintah
Belajar 9 tahun, dan peningkatan untuk memberikan renumerasi akan
standar penghasilan guru, serta diberikan kepada semua pegawai di
pemberian bantuan pendidikan seluruh Departemen. Selain itu juga
(beasiswa) untuk peningkatan dikeluarkan Peraturan Pemerintah
kompetensi guru, dan sebagainya. tentang pengangkatan pegawai
3. Demokratisasi, Calon Independen honorer menjadi Pegawai Negeri
dalam Pemilihan Kepala Daerah Sipil, dan pengangkatan Sekdes,
Reformasi di bidang politik adalah dan Guru Bantu untuk Pegawai
dengan dikeluarkannya UU tentang Negeri Sipil.
Pemilu yang memperbolehkan (www://politikana.com/baca/2010/
calon non partai/Perseorangan 05/22).
untuk maju dalam pemilihan kepala
daerah, dengan persyaratan
tertentu, sehingga dengan peraturan 2. Birokrasi Publik
ini, setiap orang punya ruang untuk Birokrasi memegang peranan
maju dalam pemilihan kepala yang penting dalam perumusan,
daerah tanpa harus melalui partai pelaksanaan, dan pengawasan
tertentu. berbagai kebijakan publik serta
4. Program-program Kerakyatan dalam evaluasi kinerja
Dikeluarkannya program-program pemerintahan dan pembangunan
kerakyatan antara lain; Bantuan bangsa.
Langsung Tunai (BLT), Jaminan

33
Jurnal Ilmiah CIVIS, Volume I, No 2, Juli 2011

Menurut Yuliani (2004) dalam wajar untuk dilakukan maka tidak


Hermawan merumuskan birokrasi sering dan tidak harus di publish.
sebagai berikut: d. Karakteristik struktural
a. Semua kantor pemerintah (all Bahwa dalam birokrasi tersebut
government offices) terdapat adanya pembidangan tugas
Bahwa birokrasi adalah yang jelas, prinsip hierarki,
keseluruhan kantor pemerintah spesialisasi, dan profesionalisme.
yang melaksanakan fungsi-fungsi Atau dengan kata lain bahwa
publik yang dilakukan secara terus- birokrasi adalah organisasi yang
menerus / permanen tanpa adanya berlandaskan sistem kewenangan
pengaruh dari perubahan politik yang sah dan formal artinya
yang berkembang . Karena memiliki legitimasi dan bersifat
memang tugas kantor pemerintah formal.
dalam pelayanan publik. (www.google.co.id/♯q=birokrasi+p
b. Semua pegawai pemerintah (all ublik&hl=id).
public officials) Dari uraian diatas maka dapat
Bahwa birokrasi adalah semua disimpulkan bahwa birokrasi
pegawai pemerintah baik yang merupakan faktor penentu
dipilih secara elected (mekanisme keberhasilan seluruh agenda
politik) maupun appointed pemerintahan.
(diangkat). Selain itu pegawai
pemerintah yang dimaksud adalah Berkaitan dengan reformasi
mereka yang bekerja di kantor- birokrasi tersebut maka akan selalu
kantor termasuk mereka yang aktif berkaitan dengan kepentingan umum,
di lapangan seperti ilmuwan, guru, dan lazim disebut dengan istilah
tentara, polisi dan sebagainya. kepentingan publik. Publik, menurut
c. Karakteristik negatif ( a general Suwitri (2011; 7) berasal dari kata
invective) public diartikan sebagai umum, rakyat,
Bahwa sifat negatif birokrasi masyarakat, publik, dan negara atau
antara lain redtape, inefesiensi, pemerintahan. Perkembangan Ilmu
kaku, prosedural, korupsi. Namun Administrasi Negara telah mengalami
sesungguhnya terdapat pula hal-hal pergeseran titik tekan dari
dari birokrasi yang baik. Tapi administration of public dimana negara
karena kebaikan birokrasi itu sebagai agen tunggal implementasi
adalah hal yang sudah memang fungsi negara/pemerintahan, yang
harus dikerjakan dan memang menekankan fungsi
negara/pemerintahan dalam public

34
Jurnal Ilmiah CIVIS, Volume I, No 2, Juli 2011

service ke administration by public yang sumber daya dan dana tertentu, untuk
berorientasi pada public demand are menyelenggarakan fungsi tersebut ,
differentiated dalam arti fungsi birokrasi pemerintah harus menjadi
negara/pemerintah hanyalah sebagai instrumen yang andal, tangguh, dan
fasilitator, katalisator yang bertitik tekan profesional.
pada putting the customers in the driver
seat, tidak lagi sebagai faktor atau aktor
utama atau sebagai driving forces. 3. Reformasi Birokrasi
Perubahan besar terjadi pada makna Publik Di Indonesia
publik yakni makna sebagai negara dan Gerakan reformasi politik tahun
makna publik sebagai masyarakat. 1998, yang kemudian diikuti lahirnya
Pendekatan tidak lagi kepada negara Undang-Undang No.22 Tahun 1999,
tetapi lebih menitikberatkan pada tentang Otonomi dan Undang-Undang
customer’s oriented atau customer’s No.25 Tahun 1999 tentang Perimbangan
approach. Seiring perubahan tersebut, Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
kata publik telah bergeser kearah Daerah, telah membawa perubahan
kepentingan publik. sistem administrasi negara dari model
Birokrasi publik menurut Lijan sentralistik ke model desentralistik.
(2007; 53) merupakan sarana dan alat Kedua undang-undang tersebut telah
dalam menjalankan kegiatan membawa pada perubahan peranan
pemerintahan di era masyarakat yang yang harus dimainkan baik oleh
semakin modern dan kompleks, namun pemerintah pusat maupun pemerintah
masalah yang dihadapi oleh masyarakat daerah. Sebelum berlakunya undang-
tersebut adalah bagaimana memperoleh undang tentang otonomi daerah peranan
dan melaksanakan pengawasan agar pemerintah pusat sangat besar dalam
birokrasi dapat bekerja demi segala sektor pembangunan. Pemerintah
kepentingan rakyat banyak. Pemerintah pusat memegang kendali atas
berfungsi antara lain untuk menjabarkan penyelenggaraan administrasi dan
strategi pembangunan nasional menjadi manajemen pembangunan di daerah.
rencana pembangunan, baik untuk Namun, dengan berlakunya otonomi
kepentingan jangka panjang, jangka daerah ,peranan pemerintah pusat
menengah dan jangka pendek. Aparat semakin berkurang, karena saat ini
birokrasi pemerintah pulalah yang harus pemerintah pusat hanya memegang
menciptakan iklim yang kondusif untuk peranan dalam lima sektor, yakni politik
meningkatkan kepedulian dan partisipasi luar negeri, pertahanan dan keamanan,
berbagai kelompok di masyarakat, peradilan, moneter dan fiskal, dan
bahkan juga dalam mengalokasikan agama. (Purwanto, 2005; 31).

35
Jurnal Ilmiah CIVIS, Volume I, No 2, Juli 2011

Gelombang reformasi yang mengatakan bahwa reformasi birokrasi


bergulir pada tahun 1998 itu ternyata belum berjalan sesuai dengan tuntutan
belum mampu menciptakan masyarakat , yang ditandai antara lain
kesejahteraan umum masyarakat. oleh penyalahgunaan wewenang dan
Barangkali yang paling mudah untuk masih besarnya praktek KKN,
ditunjuk sebagai penyebab sulitnya rendahnya kinerja sumber daya manusia
menciptakan kesejahteraaan umum dan kelembagaan aparatur; sistem
masyarakat adalah kualitas birokrasi kelembagaan (organisasi) dan tata
pemerintahan. Buruknya birokrasi laksana (manajemen) pemerintahan
pemerintahan adalah sebab utama yang belum memadai; rendahnya
mengapa negara ini tidak pernah selesai kualitas pelayanan umum; rendahnya
dengan keterpurukan ekonomi. Birokrasi kesejahteraan PNS; dan banyaknya
pemerintahan adalah mesin yang peraturan perundang-undangan yang
menggerakkan pembangunan dan sudah tidak sesuai dengan
pelayanan kepada masyarakat. perkembangan keadaan dan tuntutan
Menurut Prasojo (2009; 49), pembangunan.
kondisi ini dipersulit oleh beberapa hal : Secara umum sasaran
Pertama, keseriusan dan kemauan penyelenggaraan negara yang akan
politik untuk merevitalisasi dan dicapai adalah terciptanya tata
meremajakan mesin birokrasi sangatlah pemerintahan yang baik, bersih,
lemah jika tidak mau dikatakan tidak berwibawa, profesional, dan
ada. Kedua, birokrasi pemerintahan bertanggung jawab, yang diwujudkan
adalah sasaran yang sangat potensial dengan sosok dan perilaku birokrasi
bagi partai politik untuk menjarah uang yang efisien dan efektif serta dapat
negara melalui koalisi politik dan memberikan pelayanan yang prima
birokrasi. Ketiga, sejak kita merdeka, kepada masyarakat. Secara khusus,
ketentuan peraturan perundang- sasaran yang ingin dicapai adalah ; (1)
undangan yang mengatur perilaku Berkurangnya secara nyata praktek
birokrasi untuk melayani masyarakat korupsi pada birokrasi, dan dimulai dari
tidaklah kondusif. Keempat, masyarakat tataran (jajaran) pejabat yang paling
berada dalam posisi yang sangat lemah atas; (2) Terciptanya sistem
ketika berhadap-hadapan dengan kelembagaan dan ketatalaksanaan
pemerintah, tidak ada posisi tawar dan pemerintahan yang bersih, efisien,
bahkan selalu menjadi pihak yang paling efektif, transparan, profesional dan
dirugikan. akuntabel; (3) Terhapusnya aturan,
Mustopadidjaja AR dalam Road peraturan dan praktek yang bersifat
Map Reformasi Birokrasi 2010-2014, diskriminatif terhadap warga negara ,

36
Jurnal Ilmiah CIVIS, Volume I, No 2, Juli 2011

kelompok, atau golongan masyarakat; pengawasan dan


(4) Meningkatnya partisipasi masyarakat pemeriksaan
dalam proses kebijakan publik; dan (5) f. Peningkatan pemberdayaan
Terjaminnya konsistensi seluruh penyelenggaraan antar dunia
peraturan pusat dan daerah, dan tidak usaha dan masyarakat dalam
bertentangan dengan peraturan dan pemberantasan KKN
perundangan di atasnya. 2. Meningkatkan kualitas
Untuk mempercepat penyelenggaraan administrasi
terwujudnya tata pemerintahan yang negara melalui :
bersih dan berwibawa melalui reformasi a. Penataan kembali fungsi-
birokrasi, diarahkan pada : fungsi kelembagaan
1. Menuntaskan penanggulangan pemerintahan agar dapat
penyalahgunaan kewenangan dalam berfungsi secara lebih
bentuk praktek-praktek KKN, memadai, efektif, dengan
dengan cara : struktur lebih proporsional,
a. Penerapan prinsip-prinsip tata ramping, luwes, dan responsif.
pemerintahan yang baik (good b. Peningkatan efektivitas dan
governance) pada semua efisiensi ketatalaksanaan dan
tingkat dan lini pemerintahan prosedur pada semua tingkat
dan semua kegiatan dan lini pemerintahan
b. Pemberian sanksi yang c. Penataan dan peningkatan
seberat-beratnya bagi pelaku kapasitas sumber daya
KKN sesuai dengan manusia aparatur agar lebih
ketentuan yang berlaku proporsional sesuai dengan
c. Peningkatan efektivitas tugas dan fungsinya untuk
pengawasan aparatur negara memberikan pelayanan yang
melalui koordinasi dan terbaik bagi masyarakat.
sinergi pengawasan internal, d. Peningkatan kesejahteraan
eksternal dan pengawasan pegawai dan pemberlakuan
masyarakat sistem karir berdasarkan
d. Peningkatan budaya kerja prestasi
aparatur yang bermoral, e. Optimalisasi pengembangan
profesional, produktif dan dan pemanfaatan e-
bertanggung jawab Government dan
e. Percepatan pelaksanaan dokumen/arsip negara dalam
tindak lanjut hasil-hasil pengelolaan tugas dan fungsi
pemerintahan

37
Jurnal Ilmiah CIVIS, Volume I, No 2, Juli 2011

3. Meningkatkan keberdayaan disertai tekad yang kuat dari


masyarakat dalam penyelenggaraan birokrat untuk berubah maka
pembangunan dengan : reformasi akan menghadapi
a. Peningkatan kualitas banyak kendala.
pelayanan publik terutama 3. Membangun kultur baru
pelayanan dasar, pelayanan Kultur birokrasi kita begitu
umum dan pelayanan buruk, konotasi negatif seperti
unggulan mekanisme dan prosedur kerja
b. Peningkatan kapasitas berbelit-belit dan
masyarakat untuk dapat penyalahgunaan status perlu
mencukupi kebutuhan dirinya, diubah. Sebagai gantinya
berpartisipasi dalam proses dilakukan pembenahan kultur
pembangunan dan mengawasi dan etika birokrasi dengan
jalannya pemerintahan. konsep transparansi melayani
c. Peningkatan transparansi, secara terbuka, serta jelas kode
partisipasi dan mutu pelayanan etiknya.
akses dan sebaran informasi. 4. Rasionalisasi
Untuk itu, perlu ditempuh Struktur kelembagaan birokrasi
langkah-langkah untuk menuju cenderung gemuk dan tidak
reformasi pada birokrasi publik yang efisien. Rasionalisasi
dapat dilakukan dengan langkah internal kelembagaan dan personalia
dan langkah eksternal antara lain menjadi penting dilakukan agar
sebagai berikut : birokrasi menjadi ramping dan
a. Langkah Internal lincah dalam menyelesaikan
1. Meluruskan orientasi permasalahan serta dalam
Reformasi birokrasi harus menyesuaikan dengan
berorientasi pada demokralisasi perubahan-perubahan yang
dan bukan pada kekuasaan. terjadi di masyarakat, termasuk
Perubahan birokrasi harus kemajuan teknologi informasi
mengarah pada amanah rakyat 5. Memperkuat payung hukum
karena reformasi birokrasi harus Upaya reformasi birokrasi perlu
bermuara pada pelayanan dilandasi dengan aturan hukum
masyarakat. yang jelas. Aturan hukum yang
2. Memperkuat komitmen jelas bisa menjadi koridor dalam
Tekad birokrat untuk berubah menjalankan perubahan-
harus ditumbuhkan. Ini perubahan
prasyarat penting, karena tanpa

38
Jurnal Ilmiah CIVIS, Volume I, No 2, Juli 2011

6. Peningkatan kualitas Sumber keputusan. Sedangkan


Daya Manusia keteladanan adalah keberanian
Semua upaya reformasi memberikan contoh kepada
birokrasi tidak akan bawahan dan masyarakat.
memberikan hasil yang optimal 2. Pengawasan masyarakat
tanpa disertai sumber daya Reformasi birokrasi akan
manusia yang handal dan berdampak langsung pada
profesional. Oleh karena itu masyarakat, karena peran
untuk mendapatkan sumber birokrasi yang utama adalah
daya manusia (SDM) yang memberikan pelayanan kepada
memadai diperlukan penataan masyarakat. Pada tataran ini
dan sistem rekrutmen masyarakat dapat dilibatkan
kepegawaian, sistem penggajian, untuk mengawasi kinerja
pelaksanaan pelatihan, dan birokrasi.
peningkatan kesejahteraan.
7. Reformasi birokrasi dalam Reformasi birokrasi
konteks pelaksanaan otonomi publik di Indonesia telah
daerah perlu dilakukan. memberikan kesadaran yang
signifikan kepada sebagian
masyarakat, terutama dari
b. Langkah eksternal kalangan kelas menengah yang
1. Komitmen dan keteladanan semakin dinamis dan sadar
elit politik akan hak-haknya sebagai
Reformasi birokrasi warga negara yang harus
merupakan pekerjaan besar dilayani oleh pemerintah
karena menyengkut sistem dengan baik sesuai
besar negara yang mengalami kebutuhannya, bahkan
tradisi buruk untuk kurun yang birokrasi publik harus dapat
cukup lama. Untuk memutus memberikan pelayanan publik
tradisi lama dan menciptakan yang lebih profesional, efektif,
tatanan dan tradisi baru, perlu efisien, sederhana, transparan,
kepemimpinan yang kuat dan terbuka, tepat waktu,
patut diteladani. responsif, adaptif dan
Kepemimpinan yang kuat sekaligus dapat membangun
berarti hadirnya pemimpin- kualitas manusia dalam arti
pemimpin yang berani dan meningkatkan kapasitas
tegas dalam membuat individu dan masyarakat

39
Jurnal Ilmiah CIVIS, Volume I, No 2, Juli 2011

secara aktif menentukan masa Kaelan, 2008, Pendidikan Pancasila,


depannya sendiri. Edisi Reformasi, Paradigma
Yogyakarta

Lijan Poltak Sinambela, 2007,


Penutup Reformasi Pelayanan Publik,
Teori, Kebijakan, dan
Reformasi birokrasi publik yang Implementasi, Bumi Aksara,
dilakukan oleh Pemerintah Indonesia Jakarta
dinilai mempunyai cakupan yang sangat
luas dan begitu radikal perubahannya, Miftah Thoha, 2009, Birokrasi
ternyata masih harus terus Pemerintah Indonesia di Era
disempurnakan untuk dapat Reformasi, Prenada Media
menciptakan tata pemerintahan yang Group, Jakarta
baik di Indonesia. Seperti diketahui
bersama bahwa secara sederhana visi Prasojo Eko, 2009, Reformasi Kedua,
reformasi birokrasi publik adalah Melanjutkan Estafet Reformasi,
terwujudnya tata pemerintahan yang Salemba Humanika, Jakarta
baik, sementara misinya adalah
membangun, menata ulang, Purwanto Erwan Agus, Wahyudi
menyempurnakan, membina, dan Kumorotomo, 2005, Birokrasi
menertibkan birokrasi pemerintahan , Publik Dalam Sistem Politik
agar mampu dan komunikatif dalam Semi Parlementer, Gava Media,
menjalankan peranan dan fungsinya. Yogyakarta

Yeremias T.Keban, 2008, Enam Dimensi


Strategis Administrasi Publik
Konsep, Teori Dan Isu, Gava
DAFTAR PUSTAKA Media, Yogyakarta.

Dwiyanto Agus, 2010, Reformasi Sri Suwitri, 2011, Konsep Dasar


Aparatur Negara Ditinjau Kebijakan Publik, Badan
Kembali, Gava Media, Penerbit Universitas
Yogyakarta Diponegoro, Semarang

40
Jurnal Ilmiah CIVIS, Volume I, No 2, Juli 2011

Peraturan Menteri Negara


Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor : 20 Tahun
2010 tentang Road Map
Reformasi Birokrasi 2010-
2014

(www.pn-yogyakota.go.id)

.(www://politikana.com/baca/20
10/05/22).

(www.google.co.id/♯q=birokrasi
+publik&hl=id).

*) Dra. Rosalina Ginting, M.Si. Dosen


FPIPS IKIP PGRI Semarang, saat
ini tengah menempuh Studi
Doktoral Administrasi Publik di
UNDIP Semarang

*) Dra. Titik Haryati, M.Si. Dosen


FPIPS IKIP PGRI Semarang

41

Anda mungkin juga menyukai