Anda di halaman 1dari 22

STATUS PEMERIKSAAN PENDERITA

Oleh : Dhea Tiara

I. IDENTITAS
I.1 IDENTITAS PENDERITA
Nomor register : 51.XX.XX

Nama penderita : By. TJ

Tanggal Lahir : 18 januari 2017

Usia : 10 bulan 10 hari

Tempat lahir : Rumah Sakit

Jenis kelamin : Perempuan

Kebangsaan : Indonesia

Jaminan kesehatan :

Tanggal MRS : 28 November 2017

I.2 IDENTITAS ORANG TUA


AYAH IBU
Nama : TL WD

Umur : 44 tahun 40 tahun

Pekerjaan : Wiraswasta IRT

Pendidikan : S1 SMA

Agama : Advent Advent

Suku : Minahasa Minahasa

Pernikahan :1 1

1
II. ANAMNESIS

Keluhan Utama :
Buang air besar cair sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit.

II.1 Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien datang ke instalasi gawad darurat RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

dengan membawa rujukan dari rumah sakit chantia tompaso baru dengan diare

akut dehidrasi ringan sedang. Pasien datang dengan keluhan buang air besar cair

sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Buang air besar cair disertai lender,

darah, frekuensi lebihh dari 10x/hari. Setiap kali buang air besar cair sebanyak

kurang lebih ¼ - ½ gelas air kemasan, menyemprot dengan bau asam. Pasien juga

dikatakan kedua orangtuanya mengalami muntah – muntah sejak 2 hari sebelum

masuk rumah sakit. Muntah – muntah banyak sekali lebih dari 10x setiap kali

muntah kurang lebih ½ gelas air kemasan, tidak terdapat darah, berisi cairan dan

sisa makanan. Pasien juga mengalami demam naik turun sejak 2 hari sebelum

masuk rumah sakit. Demam tidak diukur hanya dirasakan dengan perabaan. Panas

turun dengan obat penurun panas, namun naik kembali. Setelah buang air besar

cair dan muntah, penderita mengalami penurunan nafsu makan dan berat badan

sebanyak 0,2 kilogram. Pasien mengonsumsi susu formula dari lahir yaitu susu

lactogen, tidak pernah mengalami buang air besar cair, gatal – gatal atau muntah

sebelumnya. Pasien cenderung haus dan ingin minum terus. Menurut keluarga

2
mata pasien terlihat lebih cowong dari biasanya. Pasien dapat buang air kecil

dengan normal dan banyak. Pasien menangis air matanya berkurang dibanding

biasanya. Pasien sudah dirawat di rumah sakit chantia dan disana kesulitan

mendapat akses intravena. Batuk beringus dan keluhan lainnya disangkal.

II.2 RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


-
II.3 RIWAYAT PENYAKIT DALAM KELUARGA
Hanya penderita yang menderita penyakit seperti ini dalam keluarga

SILSILA KELUARGA

SUSUNAN ANGGOTA KELUARGA

3
No. Nama Hubungan Kelamin Umur Keterangan
(tahun)
1. TL Ayah L 44 Sehat
2. WD Ibu P 41 Sehat
3. TJ Anak P 10 Bulan Penderita

II.4 RIWAYAT SOSIAL


A. RIWAYAT ANTENATAL DAN KEHAMILAN
Selama hamil ibu melakukan pemeriksaan antenatal secara teratur (1
kali setiap bulan) di Puskesmas. Ibu mendapat imunisasi TT 2 kali.
Selama hamil ibu sehat

B. RIWAYAT PERSALINAN
Penderita lahir cukup bulan dengan berat badan lahir 2300 gram dan
lahir di RS K.A, langsung menangis, ditolong oleh dokter.

C. RIWAYAT PASCA LAHIR


Setelah lahir penderita tidak tampak kuning ataupun kebiruan jika
menangis. Penderita dapat menyusui dengan baik.

D. RIWAYAT MAKANAN
ASI : 0 - 3 bulan
PASI : 0 – 10 bulan
Bubur saring :-
Bubur biasa : 6 – 10 bulan
Nasi :-

E. RIWAYAT TUMBUH KEMBANG

4
Pertama kali membalik 4 bulan
Pertama kali tengkurap 6 bulan
Pertama kali duduk 8 bulan
Pertama kali merangkak -
Pertama kali berdiri -
Pertama kali berjalan -
Pertama kali tertawa 4 bulan
Pertama kali berceloteh -
Pertama kali memanggil papa 7 bulan
Pertama kali memanggil mama 7 bulan

F. RIWAYAT IMUNISASI

Jenis Imunisasi Dasar Ulangan

I II III I II III

BCG +

POLIO + + +

DTP + + +

CAMPAK +

HEPATITIS B +

G. RIWAYAT KEBUTUHAN DASAR


Asuh (Fisis Biomedis):
ASI diberikan orang tua sejak lahir hingga umur 3 bulan dan segaligus
diberikan PASI sejak lahir hingga umur 10 bulan. Pasien saat ini
mendapatkan pakaian yang layak. Pasien mendapatkan imunisasi

5
lengkap. Ketika pasien mengalami gejala yang tidak pernah didapat
pada bayi orang tua pasien langsung berkonsultasi pada tenaga medis.

Asih (Kebutuhan Emosional)


Pasien merupakan anak yang dinantikan dan diharapkan, karena itu
kasih sayang dan perhatian didapatkan dari kedua orang tua pasien.
Kedua orang tua saling membantu dan merawat pasien sejak lahir.

Asah (Stimulasi Mental)


Pasien berusia 10 bulan 10 hari. Orang tua dapat memahami tangisan
seperti saat pasien ingin minum susu dan saat pasien ingin digendong
ketika hendak tidur.

H. KEADAAN SOSIAL EKONOMI KEBIASAAN DAN LINGKUNGAN

Pasien tinggal di rumah permanen, beratap seng, berdinding papan,

berlantai keramik. Jumlah kamar 2, dihuni oleh 5 orang, terdiri dari 3

dewasa dan 2 anak-anak. WC/Kamar mandi berada didalam

rumah.Sumber air minum dari isi ulang. Sumber penerangan listrik

dari Perusahaan Listrik Negara. Penanganan sampah dibuang.

6
III. PEMERIKSAAN FISIK SAAT DIJADIKAN KASUS PANJANG
Pemeriksaan dilakukan diruang Neonatal Intensive Care Unit, pada
tanggal 28 November 2017

Keluhan utama : Buang air besar cair 1x, volume setengah gelas air

kemasan, muntah tidak ada.

Keadaan umum : Tampak sakit Kesadaran : Kompos mentis

Antropometri
BB = 9300 gram TB = 70 cm
Tanda vital : nadi 100x/m (reguler, isi cukup, kuat angkat), pernapasan 28x/m
suhu badan 36,70 C (aksila), oksigen dalam darah 98%
Kulit : warna sawo matang, ikterik (-), Efloresensi (-), Pigmentasi (-),
jaringan parut (-), lapisan lemak cukup, turgor kulit kembali cepat,
tonus eutoni, edema (-), ikterik (-), sianosis (-).

Kepala dan leher


Kepala : bentuk normocephal, rambut hitam tidak mudah dicabut,
LK : 35 cm, ubun-ubun datar
Mata : konjungtiva anemis (-), sklera ikteri (-), lensa jernih, refleks
kornea +/+, pupil bulat isokor diameter 2 mm – 2 mm, refleks
cahaya +/+, bolamata terletak ditengah.
Telinga : bentuk normal, sekret -/-
Hidung : bentuk normal, sekret -/-, pernapasan cuping hidung (-)
Mulut : mukosa basah, lidah tidak beslag
Tenggorakan : tonsil sulit dievaluasi, faring sulit dievaluasi
Leher : trakea letak di tengah, pembesaran KGB (-)
Dada : bentuk simetris, retraksi (-)

7
Jantung
Periksa Pandang : iktus kordis tidak tampak
Periksa Raba : iktus kordis teraba pada bagian dada sebelah kiri
Periksa Ketuk : batas kanan linea parasternalis dextra, batas kiri linea
mid clavicularis sinistra, batas atas ICS II -III
Periksa Dengar : frekuensi detak jantung 138x/menit, regular, bising (-),
gallop (-)

Paru-paru
Periksa Pandang : pergerakan napas simetris kanan dan kiri
Periksa Raba : stem fremitus kanan = kiri
Periksa Ketuk : sonor kanan = kiri
Periksa Dengar : suara pernapasan bronkovesikuler, kanan = kiri, ronki -/-,
wheezing -/-

Perut
Periksa Pandang : cembung, tali pusat terawat
Periksa Dengar : bising usus dalam batas normal
Periksa Raba : cembung, hepar dan lien tidak teraba membesar,
Periksa Ketuk : bunyi timpani

Tulang belakang : deformitas (-)


Alat kelamin : perempuan, normal
Anggota gerak : akral hangat, capillary refill time ≤ 2“, telapak kaki dan
tangan pucat -/-
Otot - otot : eutoni
Refleks : refleks fisiologis +/+, refleks patologis -/-, spastis (-),
klonus (-)
Sensorik : kesan normal
Motoric : kekuatan otot normal

8
Pemeriksaan Laboratorium
Hasil Pemeriksaan Laboratorium

Parameter Nilai Normal Satuan Hasil

HEMATOLOGI
Leukosit 4000-10000 /uL 6260/uL
Eritrosit 4,70-6,10 10^6/uL 3.7 10^6/uL
Hemoglobin 13.5-19.5 g/dL 12.7 g/dL
Hematokrit 37.0-47.0 % 34.3 %
Trombosit 150-450 10^3/uL 411 10^3/uL
MCH 27.0-35.0 pg 27.5 pg
MCHC 30.0-40.0 g/dL 34.7 g/dL
MCV 80.0-100.0 fL 79.2 fL

KIMIA KLINIK
SGOT <33 U/L 72 U/L
SGPT <43 U/L 23 U/L
Ureum Darah 10-40 mg/dL 13 mg/dL
Creatinin Darah 0.5-1.5 mg/dL 0.3 mg/dL
Gula Darah Sewaktu 70-125 mg/dL 78 mg/dL
Chlorida Darah 98.0-109.0 mEq/L 101.0 mEq/L
Kalium Darah 3.50-5.30 mEq/L 3.9 mEq/L
Natrium Darah 135-153 mEq/L 132mEq/L

IMUNOLOGI
CRP <6.00 mEq/L <6 mEq/L

9
RESUME
Seorang anak perempuan, usia 10 bulan dengan BB : 9200 gram dan

Panjang Badan : 70 centi meter masuk rumah sakit tanggal 28 november 2017

pukul 19.00 WITA datang ke rumah sakit dengan membawa rujukan dari rumah

sakit chintia tompaso baru. Pasien buang air besar cair sejak 1 hari sebelum masuk

rumah sakit lebih dari 10x perhari, kurang lebih ¼ - ½ gelas air kemasan, terdapat

lendir, tidak terdapat ampas dan tidak terdapat darah, bau asam, menyemprot,

muntah lebih dari 10x sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Muntah kurang

lebih ½ gelas air kemasan, isi cairan dan makanan, tidak terdapat darah. Mata

cowong positif, air mata positif, buang air kecil positif, pasien cenderung haus.

Pasien demam sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit naik turun. Keluhan lain

disangkal. Pasien mengalami penurunan nafsu makan.

IV. DIAGNOSIS KERJA


Diare akut dengan dehidrasi ringan sedang.

Terapi : - Oralit sebanyak 75 mL/kgBB/3 jam, berat badan pasien 9,2 kg

maka cairan yang diberikan dalam 3 jam berjumlah 690 ml/ 3 jam

- Zink 1x20 mg

- Dukungan nutrisi diteruskan

- Antibiotik selektif tidak diberikan

10
- Edukasi kepada orang tua tentang tanda-tanda Dehidrasi dan

higienitas

Anjuran : Feses Lengkap, Urin Lengkap

V. PEMANTAUAN SETELAH DIJADIKAN KASUS

28 November 2017
S Buang air besar cair 1x, volume setengah gelas air kemasan, muntah tidak ada

O KU: Tampak sakit


HR: 100x/m R: 28x/m S: 36.7oC SpO2 : 98%
GDS : 134 g/dL
Kepala : Conjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), pupil bulat isokor 2mm/2mm,
refleks cahaya +/+, ubun-ubun besar datar, pernapasan cuping hidung (-)
Thorax : Simetris, retraksi (-)
Pulmo : Sp. Bronkovesikular, rhonki -/-, wheezing -/-
Cor : bising (-), gallop (-)
Abdomen : Datar, lemas, BU (+) N, Hepar/lien tak teraba
Extremitas : Akral hangat, CRT ≤ 2 detik
A Diare akut tanpa dehidrasi

P - oralit 50-100 ml/BAB cair


- Domperidon 3 x 1/3 cth (k/p)
- Paracetamol 3 x 3/4 cth (k/p)
- Antibiotik tidak diberikan
- Nutrisi tetap dilanjutkan
- Edukasi keluarga tentang tanda-tanda dehidrasi dan higienesanitasi

11
29 November 2017
S Buang air besar cair sebanyak 4 kali, ada ampas, lendir tidak ada, darah tidak ada,
muntah tidak ada, demam ada.
O KU: Tampak Sakit
HR: 120x/m R: 30x/m S: 37.6oC SpO2 : 98%
GDS : 134 g/dL
Kepala : Conjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), pupil bulat isokor 2mm/2mm,
refleks cahaya +/+, ubun-ubun besar datar, pernapasan cuping hidung (-)
Thorax : Simetris, retraksi (-)
Pulmo : Sp. Bronkovesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-
Cor : bising (-), gallop (-)
Abdomen : Datar, lemas, BU (+) N, Hepar/lien tak teraba
Extremitas : Akral hangat, CRT ≤ 2 detik
A Diare akut tanpa Dehidrasi

P - Oralit 50-100 mL/ BAB cair


- Zink 1 x 20 mg (2)
- Domperidone 3 x 1/3 cth
- Paracetamol 3 x ¾ cth (k/p)
- Antibiotik selektif tidak diberikan
- Nutrisi tetap dilanjutkan
- Edukasi kepada orang tua

Anjuran : Feses Lengkap

12
30 November 2017
S Buang air besar cair tidak ada, muntah tidak ada, intake baik

O KU: Tampak Sakit


HR: 122x/m R: 22x/m S: 37.0oC SpO2 : 98%
GDS : 134 g/dL
Kepala : Conjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), pupil bulat isokor 2mm/2mm,
refleks cahaya +/+, ubun-ubun besar datar, pernapasan cuping hidung (-)
Thorax : Simetris, retraksi (-)
Pulmo : Sp. Bronkovesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-
Cor : bising (-), gallop (-)
Abdomen : Datar, lemas, BU (+) N, Hepar/lien tak teraba
Extremitas : Akral hangat, CRT ≤ 2 detik
A Diare akut tanpa dehidrasi
P - Oralit 50-100 mL/ BAB cair
- Zink 1 x 20 mg (3)
- Domperidone 3 x 1/3 cth
- Paracetamol 3 x ¾ cth (k/p)
- Antibiotik selektif tidak diberikan
- Nutrisi tetap dilanjutkan
- Edukasi kepada orang tua

Anjuran : Feses Lengkap, Kultur Urin, Uji Sensitivitas

PROGNOSIS

Ad vitam : dubia ad bonam

Ad functionam : dubia ad bonam

Ad sanationam : dubia ad bonam

13
PEMBAHASAN

World Health Organization(WHO) mendefinisikan diare adalah suatu penyakit

yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang lembek

sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar yang lebih dari

biasa, yaitu 3 kali atau lebih dalam sehari yang mungkin dapat disertai dengan

muntah atau tinja yang berdarah.6 Diare akut merupakan produksi tinja berair

dengan frekuensi 3 atau lebih perhari kurang dari 14 hari.2 Pada kasus,

pasien datang dengan keluhan buang air besar cair dengan frekuensi lebih

dari 10 kali perhari sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Berdasarkan

teori, keluhan ini sesuai dengan gejala diare akut.11

Berdasarkan epidemiologi dan faktor resiko, anak yang berusia

kurang dari 5 tahun . Diare akut dapat dialami oleh semua anak tanpa

dibatasi usia, tetapi anak balita lebih rentan dikarenakan daya tahan tubuh

yang masih lema. Kejadian diare meningkat pada anak yang tinggal

dilingkungan yang kurang bersih, orang tua yang kurang pengetahuan

tentang aturan kebersihan.12

Berdasarkan etiologi, diare akut dapat disebabkan oleh banyak

penyebab antara lain bakteri, parasit, dan virus.13 Rotavirus diperkirakan

sebagai penyebab diare cair akut pada 20-80% anak di dunia, paling sering

pada usia kurang dari 2 tahun. Infeksi rotavirus didiagnosis berdasarkan

klinis dan epidemiologi. Pemeriksaan laboratorium jarang dikerjakan.

Membuat diagnosis spesifik dari diare akut karena rotavirus tidak akan

14
mengubah manajemennya karena tidak ada terapi spesifik yang tersedia
14
untuk rotavirus. Pada kasus ini, berdasarkan epidemiologi dan klinis

yang didapatkan penyebab diare akut pada pasien dapat disebabkan oleh

rotavirus.

Dalam menentukan diagnosis perlu di lakukan anamnesis, pada

anamnesis perlu ditanyakan lamanya diare berlangsung,kapan diare

muncul, frekuensi BAB, konsistensi, warna tinja, ada tidaknya lendir dan

darah.

Berdasarkan waktunya, diare dibagi menjadi dua, yaitu15:

a. Diare akut berlangsung kurang dari 14 hari, dan

b. Diare persisten atau diare kronis berlangsung lebih dari 14 hari.

Pada kasus didapatkan keluhan penderita mengalami buang air besar

10 kali perhari dengan konsistensi cair sejak 1 hari sebelum masuk rumah

sakit, tidak terdapat darah dan terdapat lendir.

Pada pemeriksaan fisik penting dilihat tanda-tanda dehidrasi,

karena dehidrasi merupakan komplikasi yang paling sering pada anak

dengan diare akut.

15
Tabel 1 Klasifikasi tingkat dehidrasi anak dengan diare6 :

Penilaian Tanpa Dehidrasi Dehidrasi Dehidrasi

Ringan Sedang Berat

Keadaan umum Baik, sadar Gelisah,, rewel

Mata Normal Cekung Sangat cekung

UUB Datar Cekung Sangat cekung

Air mata Normal Kering Sangat kering

Mukosa mulut Normal Kering Sangat kering

Rasa haus Normal Ada rasa Tidak

haus dapat minum

Turgor kulit Normal Kembali lambat Kembali

sangat lambat

Urin Normal Sedikit gelap Tidak kencing

> 6 jam

Pada kasus didapatkan, pasien menangis dan mengeluarkan air mata, kulit

kembali cepat, mata cowong , turgor kulit kembali cepat, ubun-ubun cekung,

dan pasien banyak minum. Berdasarkan derajat dehidrasii, pasien dapat

digolongkan dengan derajat dehidrasi ringan/sedang.

16
1. Penatalaksanaan

a. Rehidrasi

- Pemberian oralit pada pasien diare akut dengan dehidrasi

ringa/sedang sebanyak 75 ml/kgBB dalam 3 jam pertama. Pada

pasien didapatkan berat badan anak 9200 gram, jumlah cairan

yang harus diberikan dalam 3 jam berjumlah 690 ml. Kegunaan

oralit sebagai intervensi terhadap gangguan keseimbangan

konsentrasi natrium dan kalium. Hasil penelitin Yorva

menyatakan bahwa oralit direkomendasikan WHO tidak hanya

mengembalikan keseimbangan konsentrasi natrium dan kalium,

tetapi juga mempercepat penyembuhan diare.16

b. Zinc

Zinc merupakan obat yang direkomendasikan World Health

Organization (WHO) untuk anak dengan diare. Salah satu studi

di Amerika Serikat menemukan bahwa zinc penting sebagai

suplementasi karena berfungsi memperpendekdan mengurangi

tingkat keparahan episode diare (15-24%). Zinc berperan dalam

penguatan sistem imun, menjaga kestabilan mukosa usus

melalui stimulus regenerasi sel dan stabilitas membrane sel, juga

berperan sebagai kofaktor berbagai faktor transkripsi, sehingga

transkripsi dalam sel usus dapat terjaga. Dosis pemberian, untuk

anak kurang dari 6 bulan 10 mg dan 20 mg anak usia lebih dari

6 bulan selama 10-14 hari.17,18

17
Pada kasus ini, pasien berusia lebih dari 6 bulan sehingga

zinc yang diberikan 1 x 20 mg selama 10 hari.


c.
Nutrisi

Pada kasus diare akut dengan dehidrasi ringan-sedang diberikan

tambahan cairan lebih banyak dari biasanya. Pemberian ASI

diberikan lebih sering dan lebih lama. Pemberian makanan selama

diare harus diteruskan dan ditingkatkan setelah sembuh.

Meneruskan pemberian makanan akan mempercepat kembalinya

fungsi usus yang normal termasuk kemampuan menerima dan

mengabsorbsi berbagai nutrient, sehingga memburuknya status gizi

dapat dicegah atau paling tidak dapat dikurangi.16

d. Antibiotik Selektif

Pemberian antibiotik tidak diindikasi untuk semua diare akut.

Karena sebagian besar kasus diare akut disebabkan oleh rotavirus,

yang self limited. Pemberian antibiotik pada diare akut diberikan

jika didapatkan feses berdarah dan berlendir.19

e. Edukasi

Edukasi yang diberikan kepada orang tua pasien berupa

pemahaman tentang penyakit diare dan terapinya, meliputi cara

pemberian oralit, zinc, nutrisi yang cukup, kebersihan diri dan

makanan. Pada orang tua juga diberikan edukasi apabila

menemukan tanda-tanda pada anak seperti BAB cair lebih sering,

18
muntah berulang, mengalami rasa haus yang nyata, makan minum

sedikit, demam, tinja berdarah atau tidak membaik.17,19

Prognosis pada diare akut umumnya baik. Kematian yang banyak

terjadi pada anak dengan diare disebabkan karena dehidrasi. Namun,

dengan penatalaksanaan ya ng cepat dan tepat serta edukasi yang baik

kepada orang tua, pasien diare dengan dehidrasi dapat memperoleh

prognosis yang lebih baik dan keluarga dapat mendukung proses

pengobatan hingga anak sembuh.17

19
DAFTAR PUSTAKA

1. World Health Organization. Diarrhoea. [cited 2017 Nov 30]. Available

from: http://www.who.int/topics/diarrhoea/en/

2. International Journal of Pediatric, Role Of Anti diarrhoeal Drugs as

Adjunctive Therapies for Acute Diarrhoea in Children. 2013 January 2

[cited 2017 Nov 30]. Available from

https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://downloa

d.hindawi.com/journal/ijpedi/2013/612403.pdf&ved=0ahUKEwii28PV5a

WAhuER48KHVdWDOQQFggYMAA&usg=AFQjCNG-7COT8NYG

3. Lung E, Acute Diarrheal Disease. In: Firedman SL, McQuaid KR, Grendell

JH, editors. Current Diagnosis and Treatment in Gastroenterology. 2nd

edition. New York: Lange Medical Books, 2003. 131-50

4. World Gastroenterology Organisation, Practice Guideline for Acute

Diarrhoea, 2008

5. Onyango and Angienda. Epidemiology of Waterborne Diarrhoeal Disease

among Children Aged 6-36 Months Old in Busia – Western Kenya.

International Journal of Biological and Life Sciences 6 :2. 2010

6. World Health Organization Diarrhoeal disease. 2015. [cited 30 Nov 2017].

Available from : http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs330/en/

7. Anggraeni, N.D., dan Farida. S., 2011. Situasi Diare di Indonesia. Buletin

Jendela Data dan Informasi Kesehatan, Triwulan II: 1-6

20
8. Manoppo, JIC. Profil diare akut dengan dehidrasi berat di ruang perawatan

intensif anak. Indonesia: Sari pediatri. 2010;12:157-61.

9. Widoyono, 2011. Penyakit Tropis: Epidemiologi, Penularan, Pencegahan

dan Pemberantasannya. Edisi Kedua. Erlangga. Ciracas: 193-199.

10. World Gastrenterology Organisation, Practice Guideline for Acute

Diarrhoea, 2005.

11. World Health Organization. Diarrhoea. Pocket book of hospital care for

children. 2nd ed. 2013. p. 125-34

12. Mohammed S, Tilahun M, Tamiru D. Morbidity and associated factors of

diarrheal diseases among under five children in Arba-Minch district,

Southern Ethiopia. 2013. Vol 1, No.2

13. Weizman Z, Asli G, Alsheikh A. Effect of a Probiotic Infant Formula on

Infection in Child Care Centers: Comparison of Two Probiotic Agents.

Pediatrics 2008; 115:5-9

14. Simatupang MM. Rotavirus. Medan : Departemen Mikrobiologi Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara;2009

15. Depkes RI. Lintas diare. Jakarta:Depkes RI; 2011

16. Sayoeti YSR. Cairan Rehidrasi Oral Osmolaritas Rendah Dibandingkan

Oralit untuk Pengobatan Diare Akut pada Anak. Sari Pediatri. 2008;9:304-

8.

17. Alam K, Poudel A, Palaian S, Koiraln B, Shankar P, Role of Zinc in

childhood diarrhea management: a case of Nepal, 2017. Vol.3, no.1

21
18. Yoga. 2006. Suplemen Zinc untuk Pasien Diare, [citiced 2017 Des 1],

available : www.medicalera.com/

19. Gill H, Prasad J. Probiotics, Immunomodulation, and Health Benefits. Adv

Exp Med Biol 2008; 606: 423-54

22

Anda mungkin juga menyukai