“Tutorial Skenario 1”
Kelompok 5
OLEH :
1. Ainur Rofik ( 20181880002 )
2. Kartika Triwahyuni ( 20181880004 )
3. Erlin Sofiyanti ( 20181880005 )
4. Erlinda Prawisti Septyana ( 20181880017 )
5. Levina Rihadatul Aisy ( 20181880024 )
6. Sagita Qolifatu Saqdyah ( 20181880025 )
7. Andi Fikri Agussalim ( 20181880028 )
8. Faradea Rizki Febianti ( 20181880030 )
9. Ayu Nur Asari ( 20181880035 )
10. Ahmad Aldo Septian ( 20181880041 )
0
DAFTAR ISI
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………………………..4
2.1 Definisi ………………………………...………………………………..…….4
2.2 Etiologi ……………………………………………..…………………………4
2.3 Patofisiologi …………………..……………………………………....………5
2.4 Tata Laksana Kram …………………………..……………………….............6
2.5 Faktor Risiko Muscle Cramp …………………………………........................7
BAB III
PEMBAHASAN ……………………………………….……………....…....…....8
BAB IV
KESIMPULAN …………………………………………………………….........10
Final Concept Map…………………………………………………………….…11
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………...….…12
1
Lembar Pengesahan
Dengan ini kami meminta pengesahan dari dr. Nafisah selaku dosen tentor
kami terkait makalah tutorial skenario 2 yang berjudul Skeletal Muscle Cramp
Dosen Tentor :
Kelompok :
TTD,
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 SKENARIO
Keluhan Utama :
Nyeri yang hebat pada betis pada betis tungkai bawah kanan.
Anamnesa :
Tn. Prasetio setiap minggu berolahraga pagi-jalan sehat. Kemudian ikut
mendaftar lari 5K (5000 meter). Sebelumnya belum pernah ikut lari 5K maupun
10K, yang sering diikuti adalah jalan sehat. Malam sebelum ikut lomba, mulai
tidur agak malam karena menonton sinetron TV. Pagi berangkat ikut lomba 5K
dengan tergesa – gesa sehingga makan pagi kelupaan dan hanya minum the
manis. Start lomba dilalui dengan nyaman, mencapai kilometer 2 mulai terasa
tidak nyaman di tungkai dan badan tetapi dipaksakan agar dapat mencapai finish
akibatnya nyeri ditungkai kanan tambah hebat sehingga tidak dapat berjalan dan
terduduk ditengah jalan, selanjutnya ditolong oleh tim kesehatan.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.3.1 DEFINISI
Kram otot adalah nyeri yang diakibatkan oleh konstraksi terus menerus yang dialami
oleh otot atau kelompok otot. Kram otot ini dapat mengenai semua jenis otot, terutama
pada otot-otot besar seperti perut, kaki dan tangan.
Nyeri akibat kram otot dapat berlangsung selama beberapa detik hingga menit dengan
tingkat keparahan yang bervariasi. Daerah yang paling sering terkena kram otot
biasanya adalah otot betis bagian bawah dan otot belakang lutut. (Dorland, 2010)
2.3.2 ETIOLOGI
Kram disebabkan kurangnya aliran darah ke otot yakni adanya penumpukan asam
laktat pada aliran darah. Ketidakseimbangan mineral dalam tubuh, khususnya natrium
menyebabkan kram otot. Keadaan kekurangan cairan serta kelelahan otot juga
dipercaya berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya kram otot. Studi lain
mendapatkan bahwa usia tua, lari jarak jauh, berat badan berlebih, kurang peregangan
dan riwayat kram dalam keluarga juga berperan dalam mengakibatkan terjadinya kram
otot. (Sudarsono, 2003)
2.3.3 PATOFISIOLOGI
Struktur kontraktil didalam serabut otot rangka adalah miofibril terdiri dari 2
filamen yaitu actin filament (filament tipis) dan Myosin filament (filamen tebal).
Pada gambaran mikroskopis terlihat garis-garis gelap dan terang, yaitu I band, A
band, H zone dan Z line. Antara dua Z lines disebut Sarcomere. Pada dasarnya garis
gelap akibat adanya filament tebal dan tipis, gambaran terang oleh karena hanya
ada filamen tipis. Actin filament tersusun oleh kumpulan molekul actin yang
membentuk pilinan (helix) ganda, kumpulan molekul tropomyosin juga
membentuk pilinan ganda dan troponin molekul. Troponin mempunyai 3 bagian
yaitu T,I dan C.
6
2.3.5 FAKTOR RESIKO MUSCLE CRAMP
Biasanya terjadi setelah olahraga berat. Kemungkinan terjadi disebabkan
oleh tidak tercukupinya aliran darah melalui otot.
Olahraga yang tidak biasa dilakukan atau tanpa pemanasan yang memadai.
Dapat terjadi karena:
1. ATP yang menurun dapat terjadi karena proses glikolisis yang rendah.
Sehingga suatu saat ATP dihasilkan untuk proses kontraksi sangat rendah
pada sel dan menyebabkan aktin dan jembatan penyebrangan dari miosin
tidak dapat terlepas sehingga terjadi kontraksi secara terus-menerus.
Sehingga menimbulkan kram (Silooy, 2009).
7
BAB III
PEMBAHASAN
Diagnosis kram otot didasarkan pada adanya keluhan kontraksi otot tiba-tiba,
yang terjadi hanya pada satu atau beberapa area tubuh.
Untuk mencari tahu penyebabnya, dapat dilakukan pemeriksaan tambahan,
misalnya pemeriksaan elektrolit darah. Pemeriksaan ini diperlukan bila terdapat
kecurigaan adanya ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh sebagai pemicu
terjadinya kram otot.
Penyebab:
Penyebab pasti kram otot tidak diketahui pasti (idiopatik). Walau demikian,
beberapa hal diketahui dapat menjadi pemicunya, seperti:
Kurangnya pemanasan
Kurangnya pemanasan sebelum berolahraga dapat membuat otot lebih mudah
lelah. Kelelahan otot ini akan berdampak pada penumpukan zat buang yang
kemudian dapat mengacaukan koordinasi otot–saraf dan memicu terjadinya
kontraksi otot terus menerus.
Dehidrasi
Untuk dapat bekerja dengan baik, otot memerlukan pasokan darah yang cukup
sebagai sumber oksigen dan nutrisi. Bila tubuh mengalami dehidrasi, pasokan
darah ke otot akan berkurang dan memicu terjadi kram otot.
Kekurangan elektrolit dalam tubuh
Selain oksigen dan nutrisi, darah juga mengandung elektrolit yang diperlukan untuk
mengatur kerja otot. Bila jumlah elektrolit dalam darah ini tidak mencukupi, kerja
otot akan terpengaruh dan sebagai efeknya sampingnya dapat terjadi kram otot.
Dikarenakan tuan Prasetio tidak sarapan saat hendak melakukan olahraga dan
sebelumnya tidak sarapan pagi dan hanya minum teh manis sehingga menyebabkan
kurangnya fungsi metabolisme tubuh. Sehingga aktin dan myosin saling
menggandeng tanpa berhenti dikarenakan kekurangan zat kalsium lalu kontraksi
otot berlangsung terus menerus sampai akhirnya otot mengalami kram.
9
BAB IV
KESIMPULAN
Jadi dari scenario di atas dapat diambil kesimpulan bahwa tuan Prasetio
mengalami kram otot rangka/spasm dikarenakan kurangnya fungsi metabolisme
tubuh yang disebabkan oleh kurangnya asupan makanan yang ada dan membuat
Aktin dan Myosin saling menggandeng terus menerus sehingga otot mengalami
kelelahan.
Etiologi
FCM Kurangnya aliran
darah ke otot
Ketidakseimban
Tata Laksana gan mineral
GASTROCNEMIUS MUSCLE dalam tubuh
CRAMP Keadaan
kurangnya
Farmako
cairan serta
1. Relaksasi otot kelelahan otot
Patophysiology
2. Peregangan otot
3. Pijat otot
Non Formako
Faktor Risiko
1. Baklofen
2. Natrium Diklofenak
• Usia
• Kurangnya
Streching
• Kurang istirahat
• dehidrasi
Pencegahan
• Menjaga kondisi
tubuh
• Peregangan otot
secara baik
• Konsumsi nutrisi A
yang cukup T
Ca
P
KDI
DAFTAR PUSTAKA
12