Anda di halaman 1dari 6

MODUL 1 PENGUAT DIFERENSIAL

Muhammad Iqbal Fauzan Aulia (13217051)


Asisten: Umar Al Faruqi (23219014)
Tanggal Percobaan: 04/09/2019
EL3109 – Praktikum Elekronika II
Laboratorium Dasar Teknik Elektro - Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB

Abstrak penguat diferensial juga memberikan output yang


berasal dari sinyal bersama tersebut. Hubungan
Percobaan ini berkaitan dengan penguat diferensial.
input dan ouput pada penguat diferensial tampak
Praktikan melakukan pengukuran pada pasangan diferensial
pada Gambar 2-1.
dengan bias resistor, bias cermin arus, serta bias cermin arus
dan beban aktif untuk menentukan penguatan diferensial,
penguatan bersama, serta keuntungan cermin arus sebagai
sumber arus bias dan sebagai beban aktif.
Kata kunci: Penguat diferensial, bias resistor, bias
cermin arus, bias beban aktif

1. PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Setelah pada Elektronika I praktikan mempelajari
tentang cara kerja transistor, pada percobaan ini, Gambar 2-1 Prinsip Penguatan Diferensial
praktikan mengimplemntasikannya pada salah
satu aplikasinya, yaitu penguat diferensial. Hal ini Pada penguat seperti ini diinginkan penguatan
perlu dilakukan karena penguat ini sering diferensial yang besar dan penguat common mode
digunakan dalam bidang keilmuan elektronika, nol atau sangat kecil. Dengan demikian penguat ini
sehingga penting bagi praktikan sebagai dapat digunakan untuk memperkuat sinyal kecil
mahasiswa elektroteknik untuk mempelajarinya. yang mucul bersamaan dengan sinyal interferensi
yang besar.
1.2 TUJUAN PERCOBAAN Besaran perbandingan penguatan diferensial Ad
Percobaan ini bertujuan agar praktikan: dan penguatan common mode Acm disebut
sebagai CMMR (Common Mode Rejection Ratio)
1. Menetukan penguatan diferensial pada
dengan persamaan:
setiap pasangan penguat
2. Menentukan penguatan bersama pada
setiap pasangan penguat
2.2 RANGKAIAN DASAR PENGUAT
3. Menentukan keuntungan cermin arus
DIFERENSIAL
sebagai sumber arus bias
Rangkaian dasar penguat diferensial terdiri dari
4. Menentukan penggunaan cermin arus
rangkaian pasangan transistor dengan emitor
sebagai beban aktif
bersama, bias arus, dan rangkaian beban seperti
tampak pada Gambar 2-2.
2. STUDI PUSTAKA[1]
Penguat diferensial tersebut akan memberikan
2.1 PRINSIP PENGUAT DIFERENSIAL penguatan diferensial sbb:
Penguat diferensial adalah penguat yang memiliki
dua input dan memperkuat selisih tegangan pada
kedua input tersebut. Pada keadaan ideal pada
dimana gm adalah trankondutansi transistor pada
penguat diferensial, sinyal interferensi yang
arus bias yang diberikan. Penguatan diferensial ini
berupa sinyal yang sama (common signal) yang
sebanding dengan arus bias pada transistornya.
masuk pada kedua input akan dihilangkan pada
proses penguatan karena hanya selisih tegangan
yang diperkuat. Namun, pada implementasinya
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 1
Tampak dari persamaan terakhir penambahan
resistansi degerasi emitor juga akan memperbaiki
atau menekan penguatan common mode.

2.4 PENGUAT DIFERENSIAL DENGAN


BIAS CERMIN ARUS DAN BEBAN
AKTIF
Peningkatan resistansi rangkaian sumber arus bias
dapat dilakukan dengan menggantikan resistor
dengan sebuah cermin arus. Dalam keadaan
demikian resistansi sumber arus adalah resistansi
output transistor cermin arus ybs.
Resistansi kolektor pada pasangan diferensial
dapat juga digantikan dengan beban aktif berupa
Gambar 2-2 Rangkaian Dasar Penguat Diferensial cermin arus. Sinyal output untuk pasangan
diferensial seperti ini diambil pada salah satu
Penguatan common mode untuk pasangan terminal kolektor pasangan diferensialnya. Untuk
diferensial ini adalah rangkaian yang demikian akan diperoleh
penguatan diferensial

dimana REE adalah resistansi sumber arus bias yang


digunakan dan re adalah parameter resistansi Dimana gm adalah transkonduktasi sinyal kecil
emitor transistor pada sinyal kecil. Penguat transistor pasangan diferensial dan ro adalah
common mode dapat ditekan dengan resistansi output transisor beban aktif. Penguatan
menggunakan resistansi sumber arus yang besar. yang diperoleh akan sangat besar mengingat
Untuk rangkaian dengan bias sumber arus resistor umumnya resistansi output ro juga sangat besar.
hal ini dapat dilakukan dengan memperbesar nilai
resistansi biasnya. Namun demikian untuk Penguatan common mode untuk rangkaian dengan
menjaga penguatan diferensialnya maka perlu beban aktif ini akan mendekati:
digunakan juga tegangan bias yang lebih tinggi
agar arus biasnya tetap.

2.3 PENGUAT DIFERENSIAL DENGAN dimana ro4 adalah resistasi output transistor beban
RESISTOR DEGENERASI PADA pada terminal ouput, 3 adalah penguatan arus
EMITOR transistor beban pasangannya, dan REE resistansi
Penguat diferensial di atas mempunyai jangkauan output sumber arus bias.
penguatan linier yang sangat kecil (jauh di bawah
VT). Untuk memperoleh penguat diferensal dengan 2.5 NONIDEALITAS PADA PENGUAT
jangkauan penguatan linier yang lebih besar DIFERENSIAL
digunakan resistansi degenerasi emitor Re. Pada Penguat diferensial ideal bila pasangan diferensial
rangkaian demikian diperoleh penguatan yang digunakan seluruh paramter sepenuhnya
diferensial sama. Namun pada kenyataannya akan sangat
diperoleh komponen yang demikian. Pada kasus
rangkaian diferensial dengan beban resistor akan
ada ofset tegangan input VOS penguat diferensial
dimana  adalah penguatan arus emitor ke sebesar:
kolektor. Penambahan resistor Re ini akan
mengurangi penguatan diferensialnya.
Pada penguat seperti ini penguatan common
modenya adalah sbb.: Demikian juga dengan transistor yang digunakan,
bila arus saturasinya tidak persis sama maka akan
diperoleh tegangan ofset sebesar

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 2


4.1.1.1.3 GRAFIK VO+ - VO-

Selain itu perbadaan penguatan arus  juga akan


memberikan arus ofset input IOS sebesar

3. METODOLOGI

3.1 ALAT DAN KOMPONEN YANG


DIGUNAKAN
4.1.1.1.4 GRAFIK XY VO+ THD VID
1. Kit Praktikum Penguat Diferensial
2. Generator Sinyal
3. Osiloskop
4. Multimeter
5. Catu Daya Ter-regulasi (2 bh)
6. Kabel dan asesori pengukuran
7. DCA Pro

4. HASIL DAN ANALISIS


Berikut adalah data dan analisis hasil percobaan.
4.1.1.1.5 GRAFIK XY VO- THD VID
4.1 PASANGAN DIFERENSIAL DENGAN
BIAS RESISTOR

4.1.1 R BIAS = 5K OHM, VCC = -9V

4.1.1.1 DIFFERENTIAL MODE

4.1.1.1.1 GRAFIK VO+ THD GROUND

4.1.1.2 COMMON MODE

4.1.1.2.1 GRAFIK VO+ THD GROUND


4.1.1.1.2 GRAFIK VO- THD GROUND

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 3


4.1.1.2.2 GRAFIK VO- THD GROUND 4.1.1.2.5 GRAFIK XY VO- THD VID

4.1.1.2.3 GRAFIK VO+ - VO-

4.1.2 R BIAS = 8,6K OHM, VCC = -15V

4.1.2.1 DIFFERENTIAL MODE

4.1.2.1.1 GRAFIK VO+ THD GROUND


4.1.1.2.4 GRAFIK XY VO+ THD VID

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 4


4.1.2.1.2 GRAFIK VO- THD GROUND 4.1.2.1.5 GRAFIK XY VO- THD VID

Analisis:
Karena kesalahan praktikan, input yang
seharusnya berada pada kisaran mV, menjadi 2 V.
Sehingga, pada grafik terlihat banyak yang
terpotong puncaknya.
4.1.2.1.3 GRAFIK VO+ - VO-
4.1.2.2 COMMON MODE

4.1.2.2.1 GRAFIK VO+ THD GROUND

4.1.2.2.2 GRAFIK VO- THD GROUND

4.1.2.1.4 GRAFIK XY VO+ THD VID

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 5


4.1.2.2.3 GRAFIK VO+ - VO- DAFTAR PUSTAKA
[1] M. T. Hutabarat, dkk., Petunjuk Praktikum
Elektronika, Laboratorium Dasar Teknik
Elektro, Institut Teknologi Bandung, 2019.

4.1.2.2.4 GRAFIK XY VO+ THD VID

4.1.2.2.5 GRAFIK XY VO- THD VID

4.2 PERCOBAAN SELANJUTNYA


Percobaan selanjutnya tidak sempat dilakukan
karena masalah waktu.

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 6

Anda mungkin juga menyukai