Visikositas Dan Difusi Hukum Fick
Visikositas Dan Difusi Hukum Fick
Materi:
1. VISIKOSITAS
2. DIFFUSI (HUKUM FICK)
OLEH :
MUH. EDIHAR
G2L1 15 011
i
KATA PENGANTAR
Melalui kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Dr. Zakir,
M.Si. selaku Dosen Pengajar Mata Kuliah Kimia Fisika Lanjut yang telah
mengikuti perkuliahan.
banyak terdapat kekurangan, olehnya itu kritik dan saran yang konstruktif dari
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ii
Tinjauan Pustaka 1
A. Visikositas 1
C. Visikositas Gas 5
D. Visikositas Cairan 6
E. Menentukan Visikositas 7
1. Metode Oswald 7
F. Hukum Fick 10
Daftar Pustaka
Contoh Soal
iii
TINJAUAN PUSTAKA
A. Visikositas
kecilnya gesekan di dalam fluida. Makin besar viskositas suatu fluida, maka
makin sulit suatu fluida mengalir dan makin sulit suatu benda bergerak di dalam
fluida tersebut. Di dalam zat cair, viskositas dihasilkan oleh gaya kohesi antara
molekul zat cair. Sedangkan dalam gas, viskositas timbul sebagai akibat
tumbukan antara molekul gas. Viskositas zat cair dapat ditentukan secara
koefisien viskositas adalah Ns/m2 atau pascal sekon (Pa s). Ketika Anda berbicara
viskositas Anda berbicara tentang fluida sejati. Fluida ideal tidak mempunyai
koefisien viskositas. Apabila suatu benda bergerak dengan kelajuan v dalam suatu
fluida kental yang koefisien viskositasnya, maka benda tersebut akan mengalami
gaya gesekan fluida , dengan k adalah konstanta yang bergantung pada bentuk
aliran cairan atau fluida, Sebagai sebuah ukuran dari resistensi gesekan cairan.
Bila dalam cairan, padatan atau gas terdapat perbedaan laju, itu berarti bahwa
salah satu bagian dari senyawa mempunyai laju yang relatif terhadap yang lain.
1
Bentuk sederhana dari perbedaan laju adalah aliran laminar (aliran berlapis-lapis).
Ini hanya terjadi bila perbedaan laju tegak lurus terhadap arah aliran. Untuk aliran
yang relatif satu sama lain. Misalkan dua bidang A dan B, dengan jarak dr, arah
adalah sebanding dengan S, area dari interface diantara lapisan adalah dv/dr yang
sebagai berikut:
𝑑𝑣
f = S 𝑑𝑟 (1)
2
Hal yang kusus dari aliran laminar adalah aliran cairan atau gas yang
mealui sebuah tabung silindris atau pipa. Ketika cairan atau gas mengalir melalui
adalah jarak dari titik pusat sebuah tabung dengan jejari R, P adalah perbedaan
𝑑𝑣
𝑓𝑟 = − 𝑑𝑟 2𝑟𝜋𝐿 (2)
fluida dalam silider yang melalui tabung. Karena tekanan adalah kekuatan area
𝑓𝑟 = 𝜋𝑟 2 (𝑃1 − 𝑃2 ) (3)
𝑓𝑟1 = 𝑓𝑟2
𝑑𝑣
− 2𝑟𝜋𝐿 = 𝜋𝑟 2 (𝑃1 − 𝑃2 )
𝑑𝑟
𝑟
𝑑𝑣 = − (𝑃 − 𝑃2 )𝑑𝑟
2𝐿 1
3
1
∫ 𝑑𝑣 = − (𝑃 − 𝑃2 ) ∫ 𝑟 𝑑𝑟
2𝐿 1
1 𝑟2
𝑣= − (𝑃1 − 𝑃2 )
2𝐿 2
(𝑃1 −𝑃2 )
𝑣 = − 𝑟 2 + 𝐶𝑜𝑛𝑠𝑡 (4)
4𝐿
(𝑃1 −𝑃2 )
𝑣 = − 4𝐿
𝑟𝑦 2 − 𝑟 2 (5)
Total volume yang dari fluida yang melewati tabung per detik adalah
𝑑𝑉 = ∫ 𝑢. 2𝜋𝑟𝑦 . 𝑑𝑟𝑦 . 𝑑𝑡
𝑑𝑉 (𝑃1 − 𝑃2 ) 0 2
=𝜋 ∫ ( 𝑟𝑦 − 𝑟 2 ).2𝑟 . 𝑑𝑟
𝑑𝑡 4𝐿 𝑟
(𝑃1 − 𝑃2 ) 1 4
=𝜋 ( 𝑟𝑦 − 𝑟 2 . 𝑟𝑦2 ).2𝑟 . 𝑑𝑟
4𝐿 2
𝑑𝑉 (𝑃1 −𝑃2 )
𝑅= = 𝜋𝑟 4 (6)
𝑑𝑟 8𝐿
(Moore, 2011)
4
C. Visikositas Gas
molekul di dalam bidang A dan B, dari kasus kita pada aliran laminer. Transfer
momentum ini akan tergantung pada garis edar bebas bagian tengah, λ (ekivalen
dengan jarak antar bagian A dan B) dan jumlah tumbukan. Tanpa pembuktian
1
(m k T ) 2
gas = (7)
2 2
3
diameter tumbukan.
Pertanyaan yang muncul pada viskositas gas ini adalah mengapa tekanan
gas tidak digunakan dalam penghitungan . Pada persamaan 7 di atas jelas bahwa
tidak tergantung dengan tekanan gas. Alasannya adalah pada saat tekanan
bertambah, maka jumlah tumbukan bertambah, tetapi pada saat yang sama jalan
temperatur. Hal ini berlawanan dengan sifat cairan, viskositas cairan berkurang
5
D. Visikositas Cairan
Umumnya, viskositas dari suatu larutan lebih tinggi dari pada viskositas
pelarut murni. Ini dapat dimengert jika kita mengingat bahwa molekul-molekul
larutan yang lebih besar mengisi sedikit volume dalam volume cairan (V = V
terlarut/V total).
Einstein mendapatkan:
larutan
Viskositas larutan = η
Viskositas pelarut = ηo
6
sp
Viskositas instrik = lim = []
c0 C
Penggunaan ηsp/C dan [η] akan dilihat pada bagian akhir bab ini (Anonim, 2011)
E. Menentukan Visikositas
Banyak metode yang digunakan untuk mengukur viskositas gas dan cairan, karena
1. Metode Ostwald
Poiselle.
𝜋𝑃𝑟 4 𝑡
η= (8)
8𝑉𝑙
perbedaan tekanan aliran kedua ujung pipa viscometer. Untuk dua cairan
7
η1 𝜋𝑃1 𝑟 4 𝑡1 8𝑉𝑙 𝑃 𝑡
= x 𝜋𝑃 4
= 𝑃1 𝑡1 (9)
η2 8𝑉𝑙 2 𝑟 𝑡2 2 2
berlaku:
η1 𝑑1 𝑡1
= (10)
η2 𝑑2 𝑡2
viskositasnya. Waktu yang diperlukan bola untuk jatuh melalui cairan dengan
8
4
𝐹𝑤 = 𝜋𝑟 3 (𝑑𝑏 − 𝑑𝑐 )g (11)
3
𝐹g = 6𝜋𝑟𝑣 (12)
2𝑟 2 g (𝑑𝑏 − 𝑑𝑐 )
= 9𝑣
(13)
η1 (𝑑 − 𝑑𝑐1 )𝑡1
= 1 (14)
η2 (𝑑2 − 𝑑𝑐2 )𝑡2`
9
F. DIFFUSI (HUKUM FICK)
Dalam Bagian dapat melihat bahwa hukum pertama Fick dari difusi
dari model kinetik gas. Sekarang kita akan menunjukkan bahwa hal itu dapat
disimpulkan secara lebih umum dan berlaku untuk difusi spesies di fase kental
juga.
Jika sebuah zat mengalir (as in diffusion), maka aliran diffusi molekul
adalah meter per detik. A Nilai positif jika J menandakan sebuah flux menuju z
dan A bernilai negative jika J menandakan flux menuju negative z. Karena zat
𝑑𝑐
𝐽 (𝑧𝑎𝑡) = −𝐷 (15)
𝑑𝑧
10
Hukum pertama Fick dimanan J adalah jumlah zat (mol) per luas
Telah diamati dalam hokum Fick bahwa diffuse flux sebanding dengan
konsentrasi gradient.
Dimana :
Z=Z0 jumlah dari zat yang masuk per detik adalah 𝐴𝐽 (𝑧0 )
11
Pada Z = Z0 + ∆Z, jumlah yang meninggalkan slab adalah 𝐴 (𝑍𝑜 + ∆Z)
Jumlah flux yang masuk dan yang meninggalkan slab adalah tidak sama.
Sejumlah flux (mol) perdetik yang tetap berada dalam slab , maka
𝑑𝑛
= 𝐴𝐽 (𝑍0 ) − 𝐴𝐽 (𝑍0 + ∆𝑍)
𝑑𝑡
n adalah jumlah mol. Konsentrasi jumlah mol dibagi dengan volume. Volume dari
𝑛
𝑐= (17)
𝐴∆𝑍
𝑑𝑛
𝑑𝑐 𝐴 [𝐽(𝑍0 ) − 𝐽(𝑍0 + ∆𝑍) ]
= 𝑑𝑡 = (18)
𝑑𝑡 𝐴∆𝑍 𝐴∆𝑍
𝑑𝑐 𝑑𝐽
=
𝑑𝑡 𝑑𝑍
𝑑𝑐
𝐽 = −𝐷
𝑑𝑧
𝑑𝑐 𝑑 𝑑𝑐
= −𝐷 ( )
𝑑𝑧 𝑑𝑍 𝑑𝑍
𝑑𝑐 𝑑2 𝑐
= −𝐷 2 (19)
𝑑𝑧 𝑑𝑍
12
Dalam hukum Fick ketika sebuah lapisan tipis dari sebuah diffusant berada
bagian ditengah dari sebuah cell silender yang panjang dengan waktu pada jarak
η𝑜 𝑍2
𝐶 (𝑍, 𝑡) = 𝑒 − (4𝐷𝑡) (20)
√2𝜋𝐷𝑡
η𝑜 adalah jumlah dari subtansi yang mengidikasikan present per unit melalui
(Chao, 2010)
menjadi
𝑑𝑐
𝐽 = −𝐷 (21)
𝑑𝑥
Dimana, D adalah koefisien difusi dan dc/dx adalah konsentrasi (M). Fluks
J = sc (16)
13
Demikian, semua partikel dalam jarak s∆t
𝑑𝑐
𝑠𝑐 = −𝐷 (17)
𝑑𝑥
𝐷 𝑑𝑐 𝐷𝑓
𝑠= − = (18)
𝑐 𝑑𝑥 𝑅𝑇
Oleh karena itu, kekuatan efektif dan koefisien difusi D bias dihitung
denagn kecepatan partikel (dan sebaliknya). Ada satu kasus di mana kita sudah
tahu kecepatan hanyut dan kekuatan akting yang efektif pada partikel: ion dalam
larutan memiliki kecepatan s = u'E ketika mengalami kekuatan ez'E dari medan
listrik kekuatan 'E (sehingga: f = NAez'E = zF'E). Oleh karena itu, mengganti nilai-
𝑧𝐹𝐸𝐷
𝑢𝐸 = (19)
𝑅𝑇
Dan
𝑧𝐹𝐷
𝑢= (20)
𝑅𝑇
𝑢𝑅𝑇
𝐷= (21)
𝑧𝐹
14
Pada memasukkan nilai khas u = 5 x 10-8 m2S-1 V-1, ditemukan D = 1 x 10-9 m2S-1
𝑧 2 𝐷𝐹2
λ = 𝑧𝑢𝐹 = (22)
𝑅𝑇
𝐹2
Ʌ𝑚 = (𝑣+ 𝑧 2 + 𝐷+ + 𝑣− 𝑧 2 − 𝐷− ) (23)
𝑅𝑇
ini adalah ke penentuan koefisien difusi ion dari pengukuran konduktivitas lain
Berhubungan mobilitas ion dengan gaya gesek koefisien difusi. Kita dapat
𝑘𝑇
𝐷= (24)
𝑓
15
Jika gaya gesekan dijelaskan oleh hukum Stoke, maka kita juga
𝑘𝑇
𝐷= (25)
6ήπa
(Atknis, 2006).
16
DAFTAR PUSTAKA
Atkins, P., dan Paula, J. de., 2006, Physical Chemistry Eighth Edition, Oxford
University Press, Great Britain.
Moore W.J., 2011, Physical Chemistry, Tight Binging Book. Universitas Library
OU_166588.
17
Contoh Soal
1. Hitung kecepatan maksimum pada pusat (r=0) dari sebuah tabung dengan
diameter 1 cm, panjang 10 m, dengan air yang sedang mengalir melalui sebu-ah
Jawab:
101.325
v (r=0) = 4 𝑥 9.10−4 𝑥 10 𝑥 (0,005)2
= 70,4 ms-1
Jawab:
Anggap sebuah cincin terpusat, ketebalan dr, pada jarak r dari pusat tabung (lihat
gambar di atas). Area dari cincin ini adalah 2rdr , dan volume yang mengalir
dalam 1 detik melalui permukaan ini adalah 2rdr x v(r ). Untuk mendapatkan
p p R 2 2
Jv(r ) oR 2 r dr (R 2 r 2 ) o (R r ) dr
4 2
=
p
2
R 2 oR r dr oR r 3 dr
p 2 1 2 1 4
2
R . R R
2 4
p R 4
=
8
menghubungkan dua tabung. Laju aliran cairan melalui tabung adalah 20 cm3s-1.
18
Jika tabung memiliki diameter 0,5 cm hitunglah viskositas cairan. Asumsi bahwa
perbedaan tekanan antara bagian atas dan bawah dari tabung adalah 19 pascal.
Jawab:
(𝑃1 − 𝑃2 )
𝑅 = 𝜋𝑟 4
8𝐿
L = 20 cm , R = 20 cm3s-1 = 20 x 10-6m3s-1
Subtitusi
4. Untuk gas N2 diameter, = 0,43 nm2. Hitung viskositas gas N2 pada suhu 300K.
Jawab:
maka diperoleh:
5. Viskositas larutan gula diukur dengan viskometri kapiler. Untuk pelarut, air, waktu
t1=99,5s; 1=1,002 g/ml, larutan gula 5 % t2=187,5s; 2=1,017 g/ml, Hitung η dari
kedua larutan gula tersebut. Hitung juga ηsp dan ηsp/C masing-masing.
Jawab:
19
Gula 1 % t1/t0 = 10/01
2 = 2,27 mPa.s
6. Sebuah larutan berwarna ditempatkan dalam lapisan tipis di tengah sel silinder
yang panjang. Jika difusi dibiarkan terus selama 1 jam dua puluh menit, hitunglah
konsentrasi larutan warna dalam mol dm-3 pada jarak 1 cm dari posisi asli dari
lapisan tipis dengan asumsi bahwa difusi koefisien pewarna adalah 0.79x 10-9 m2
s-1 dan konsentrasi awal zat warna per satuan luas adalah 10 mol m-2.
Jawab:
η𝑜 𝑍2
𝐶 (𝑍, 𝑡) = 𝑒 4𝐷𝑡)
−(
√2𝜋𝐷𝑡
Z = 1 x 10-2 m, t = 4800 s
Sehingga
10 1.10−4
−( )
𝐶 (𝑍, 𝑡) = 𝑒 4𝑥 0,79.10−9 𝑥 4800
√2 𝑥 3,142 𝑥 0,79 𝑥 10−9 𝑥 4800
= 2,807 mol/m3
= 0,002807 mol/dm3
20
7. Perkirakan diameter dan volume suatu protein dengan koefisien difusi D = 3,5
Jawab:
= 7,0 x 10–9m = 7 nm
21