Biogas Sebagai Solusi Permasalahan Polusi di Bandung

Berliana Rahmawati (1801575),Kanthi Pawening Tyas (1906272),Maya Lianawati

(1906071),Mentari Putri Aprilia (1900129),Reka Ayu Adella (1907965),Rezky Neno Putri Zahra
(1909519),Sifathul Jannah (1903400),Syifa Aulia Dewi (1900434), Tabita Dwi Vena (1909877)
Tiara Annisa (1901474),Yulita Khotifah (1907704)

Abstrak

Potensi energi terbarukan di Indonesia sangat besar tetapi pemanfaatannya masih tahap
pengembangan. Biogas menjadi salah satu energi terbarukan. Tujuan dari penelitian ini untuk
mengetahui bahwa biogas bisa menjadi sebagai solusi permasalahan polusi.

Kata kunci: energi terbarukan, biogas

PENDAHULUAN Rumusan masalah dalam karya tulis

Kebutuhan masyarakat dikota
Bandung ini meningkat dratis karena
padatnya penduduk yang ada di kota
Bandung. Hal ini menyebabkan polusi
dimana-mana, karena hampir semua
masyarakat yang ada di Bandung
beraktifitas menggunakan kendaraan.
Permintaan bahan bakar fosil pun terus
meningkat.Sedangkan, bahan bakar fosil itu
sendiri merupakan energi yang tidak dapat
diperbaharukan.Artinya energi ini sewaktu-
waktu dapat habis apabila penggunaan dan
ketersediaan energi fosil tidak
seimbang.Oleh karena itu perlunya adanya
suatu perubahan, yaitu beralih kepada
energy hijau atau biasa yang kita kenal
sebagai green energy. Green energy adalah
suatu energy alternatif pengganti energi fosil
yang ramah lingkungan. Salah satu energy
alternatif, yaitu memanfaatkan limbah
menjadi biogas. “Biogas adalah gas yang
dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau
fermentasi dari bahan-bahan organik oleh
mikroorganisme anaerob.
“(Hanifah,dkk.2018.Hlm.1-2).
ilmiah ini adalah Apakah yang
menyebabkan kita harus beralih ke energi
alternatif? Apakah biogas efektif dalam
mengatasi permasalahan yang ada di
Bandung saat ini? Bagaimana pembuatan
biogas?
”Biogas merupakan sumber yang
mampu menyumbangkan andil dalam usaha
memenuhi kebutuhan bahan bakar . Bahan
baku sumber energi ini merupakan bahan
nonfossil, umumnya adalah limbah atau
kotoran ternak yang produksinya tergantung
atas ketersediaan rumput dan rumput akan
selalu tersedia, karena dapat tumbuh
kembali setiap saat selama dipelihara
dengan baik. Sebagai pembanding yaitu gas
alam yang tidak diperhitungkan sebagai
renewal energy, gas, alam berasal dari fosil
yang pembentukannya memerlukan
waktujutaan tahun .” (Tuti,2018,hlm.1)
Tim DTPB UGM, Dr. Joko
Nugroho, menyampaikan salah satu kegiatan
yang dilakukan dalam program ini adalah
pemanfaatan limbah kotoran ternak sapi
yang dikonversi menjadi gas metana dalam
biodigester. Gas metana yang dihasilkan
menjadi sumber energi yang bisa digunakan
sebagai bahan bakar kompor gas untuk
keperluan memasak warga. (Ika,2019)
PEMBAHASAN
Biogas adalah gas yang dihasilkan
oleh aktivitas bakteri dalam bahan-
bahan organik, seperti
kotoran manusia dan hewan, limbah rumah
tangga, sampah biodegradable atau setiap
limbah organik yang biodegradable dalam
kondisi anaerobik. Kandungan utama dalam
biogas adalah metana dan karbon dioksida.
Gas ini nantinya akan dijadikan sumber
perapian layaknya LPG (Liquified
Petroleum Gas).
Biogas dapat menjadi alternatif energi yang
murah dibandingkan sumber energi lain
yang semakin terbatas. Biogas termasuk
dalam sumber energi yang dapat
diperbaharui. Pengolahan limbah peternakan
menjadi biogas ini diharapkan dapat
mengurangi ketergantungan pada bahan
bakar minyak yang mahal dan terbatas,
mengurangi pencemaran lingkungan, dan
menjadikan peluang usaha bagi peternak
karena produknya terutama pupuk kandang
banyak.
Produk samping dari pembuatan biogas
adalah menghasilkan pupuk kandang yang
juga dapat dimanfaatkan. Selain itu,
pemanfaatan biogas sebagai sumber energi
alternatif juga mampu mengurangi
penggunaan kayu bakar sebagai sumber
perapian. Dengan demikian dapat
mengurangi usaha penebangan hutan,
sehingga ekosistem hutan terjaga. Biogas
menghasilkan api biru yang bersih dan tidak
menghasilkan asap.
Dampak yang ditimbulkan oleh limbah
ternak adalah adanya Pencemaran karena
gas metan menyebabkan bau yang tidak
enak bagi lingkungan sekitar. Gas metan
(CH4) berasal dari proses pencernaan ternak
ruminansia. Gas metan ini adalah salah satu
gas yang bertanggung jawab terhadap
pemanasan global dan perusakan ozon,
dengan laju 1 % per tahun dan terus
meningkat. Oleh karena itu, pemanfaatan
limbah peternakan menjadi biogas
merupakan salah satu cara efektif untuk
menanggulangi permasalahan yang ada di
Bandung saat ini. Rata-rata suhu udara yang
meningkat merupakan suatu bukti nyata
adanya pemanasan global karena udara yang
semakin tercemar.
KESIMPULAN
Kebutuhan masyarakat dikota Bandung ini
meningkat dratis, Permintaan bahan bakar
fosil yang tidak terbaharukan (sewaktu
waktu dapat habis) pun terus meningkat.
Sehingga kita memerlukan energi alternatif
lain seperti biogas. Gas Metan merupakan
salah satu gas yang bertanggung jawab
terhadap pemanasan global. Dengan adanya
biogas yang menghasilkan api biru tidak
berasap dapat menjadi alternatif energi yang
murah dan mengurangi penggunaan kayu
bakar dimana produk samping dari
pembuatan biogas juga dijadikan pupuk
kandang yang tentunya salah satu cara
efektif untuk menanggulangi permasalahan
yang ada di Bandung. Biogas sendiri terbuat
dari limbah organik dan aktivitas
bakteriorganik. Dengann kandungan
utamanya metana dan karbon dioksida.
Dimana nantinya akan dijadikan sumber
perapian layaknya LPG (Liquified
Petroleum Gas).

DAFTAR PUSTAKA

Hanifah,N dkk. 2018. Pemanfaatan Limbah

Tahu Skala Rumah Tangga Menjadi Biogas
Sebagai Upaya Teknologi Bersih di
Laboratorium Pusat Teknologi
Lingkungan.Semarang. UNDIP

Haryai, Tuti. 2018. Limbah Perternakan

yang Menjadi Sumber Energi
Alternatif.Bogor. Balai Penelitian Ternak

Ika. 2019. Mengolah Limbah Ampas Biogas

Menjadi Pupuk. [Online]. Tersedia :
https://www.ugm.ac.id/id/berita/17701-
mengolah-limbah-ampas-biogas-menjadi-
pupuk [22 Oktober 2019]