Anda di halaman 1dari 19

Volume Nomor Halaman Yogyakarta

II 1 151-259 Mei 2019


JURNAL PENGABDIAN DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

Jurnal Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat


Sekolah Vokasi
Universitas Gadjah Mada
Volume 2, Nomor 1 Mei 2019

PEMBINA
Wikan Sakarinto, S.T.,M.Sc.,Ph.D.
(Dekan)
Agus Nugroho, S.T., M.T.
(Wakil Dekan Akademik dan Kemahasisaan)
Nuryati, S.Far., M.P.H.
(Plt.Wakil Dekan SDM, Aset dan Keuangan)
Radhian Krisnaputra, S.T., M.Eng.
(Plt. Wakil Dekan Kerjasama dan Perencanaan Strategis)

PENANGGUNGJAWAB
Dr. Silvi Nur Oktalina, S.Hut., M.Si.
(Plt. Wakil Dekan Penelitian, Pengabdian Masyarakat, Alumni dan
Hubungan Internasional)

PIMPINAN REDAKSI
M. Iqbal Taftazani, ST., M. Eng

REDAKTUR PELAKSANA
Puji Lestari, S.Hut., M.Sc.

EDITOR
Hanik, A.Md.

DESAIN GRAFIS
Yoga Dwi Jatmiko, A.Md.

PENERBIT
Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada

ALAMAT REDAKSI
Kantor Redaksi Jurnal Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat
Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada
Sekip Unit I Yogyakarta
Telp. 0274 541020
Email: jp2m.sv@ugm.ac.id
EDITORIAL

Jurnal Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat (JP2M) edisi kali ini memuat sepuluh
artikel dengan berbagai tema dan berbagai bidang ilmu. Kesemua artikel menyajikan tentang
bagaimana memberdayakan masyarakat sehingga dapat lebih mendayagunakan potensi-potensi
yang ada di masyarakat dengan sumbangsih ilmu pengetahuan dan teknologi.
Artikel tentang pengabdian dan pengembangan masyarakat pertama adalah tentang
instalasi PLTS untuk meningkatkan produktivitas peternakan ayam pedaging di Kecamatan
Jakenan, Kabupaten Pati. Kegiatan ini dilakukan oleh Trias Prima Satya, Imam Fahrurrozi, Galih
Setyawan, Muhammad Rifqi Al Fauzan, Fitri Puspasari, Nur Rohman Rosyid, Prihadi Yogaswara,
Alif Subardono, Sri Lestari, dan Estu Muhamad Dwi Admoko. Kegiatan pengabdian dan
pengembangan masyarakat dilakukan dengan memasang panel surya di salah satu atap kandang,
dan hasilnya dapat menerangi bagian kandang secara maksimal. Selain pemasangan oleh tim
penulis, masyarakat juga mendapatkan pembinaan tentang bagimana memasang, mengoperasikan,
dan merawat perangkat panel surya sehingga dapat berfungsi maksimal dan akhirnya dapat
meningkatkan produktivitas peternakan tersebut.
Pelatihan pembuatan produk kreatif kewirausahaan kepada buruh migran di Hongkong
dilakukan oleh Kokom Komariah, Suyanto, dan Marwanti. Kegiatan ini merupakan artikel kedua
dalam JP2M ini. Metode yang dilakukan adalah dengan memberikan materi motivasi
kewirausahaan dan materi praktik berupa pembuatan makanan olahan dari bahan daging dan ikan.
Hasil yang didapatkan adalah meningkatnya kemampuan buruh migran dan ada di antara buruh
migran yang berpikir untuk tidak memperpanjang kontraknya sebagai buruh migran, dan segera
kembali ke kampung halamannya untuk menata kehidupannya dengan bekal salah satunya hasil
dari pelatihan tersebut.
Purwadi Agus Darwito, Halimatus Sa’diyah, dan Murry Raditya melakukan pegabdian
berupa membuat sistem pengolaha air bersih berstandar WHO dan Kemenkes bagi warga di Dusun
Sinan, Desa Gawarejo, Kecamatan Karangbinangun, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.
Permasalahan awal warga Dusun Sinan adalah karena tercampurnya air yang digunakan untuk
keperluan sehari-hari warga, yang berasal dari sebuah embung yang menampung air dari
Bengawan Solo dan tambak sekitarnya. Metode yang digunakan adalah dengan mengendapkan air
sebanyak dua kali dan menyaring air sehingga air layak konsumsi sesuai standar WHO dan
Kemenkes.
Artikel selanjutnya merupakan kegiatan pengabdian tentang meningkatkan pengalaman
wisata melalui personalisasi layanan dengan kegiatan destinasi wisata pintar yang dilakukan oleh
Bambang Guritno, Haniek Listyorini, Renny Apriliani, dan Y. Sutomo. Kegiatan pengabdian ini
membawa konsep smart berupa personalisasi layanan ke dalam industri pariwisata yang ada.
Dengan personalisasi layanan dalam industri pariwisata dapat meningkatkan pengalaman
berwisata yang lebih baik dan dinamis, dalam hal ini terdapat kemudahan-kemudahan dalam
perjalanan wisatanya.

i
Naela Wanda Yusria Dalimunthe, Clara Ajeng Artdita, dan Fajar Budi Lestari melakukan
kegiatan pembentukan dan pembinaan kelompok tani kelinci di Desa Hargotirto, Kokap, Kulon
Progo. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan dengan transfer informasi dan pelatihan terkait
manajemen pemeliharaan kelinci. Dengan manajemen yang baik, kelompok tani kelinci
diharapkan dapat mendukung keberadaan Desa Wisata Pule Payung. Hasilnya adalah terbentuknya
kelompok ternak kelinci yang dapat mendukung desa wisata yang sudah ada dengan
menambahkan destinasi wisata pada wisata ternak kelinci.
Kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam wujud edukasi manajemen pengelolaan
Kawasan cagar budaya dilakukan oleh Ghifari Yuristiadhi Masyhari Makhasi, Eska Nia Sarinastiti,
dan Fatkurrohman. Kegiatan ini dilakukan dengan melakukan pendampingan pada kelompok
keagaamaan, dalam hal ini adalah PCPM Ngampilan dan PCPM Kraton. Kegiatan pendampingan
diarahkan pada pengembangan potensi yang ada di Kecamatan Kraton dan Ngampilan, yaitu
keberadaan benda cagar budaya untuk dapat meningkatkan produktifitas kelompok keagamaan
tersebut dengan manajemen wisatan heritage.
Optimalisasi kegiatan posyandu dilakukan oleh Ari Indra Susanti dan Fedri Ruluwedrata
Rinawan dengan pelatihan kader melalui program KKN mahasiswa. Permasalahan yang
sebelumnya dihadapi adalah beban kerja kader posyandu sehingga terdapat pekerjaan yang kurang
optimal dan keterbatasan pengetahuan dan keterampilan kader posyandu. Metode yang
dilaksanakan yaitu dengan pelatihan dan sosialisasi untuk meningkatkan keterampilan kader
posyandu. Selain itu kader posyandu juga dibekali kemampuan untuk mengajuan proposal
sponsorship sehingga kendala keterbatasan dana dapat teratasi.
Kegiatan pengabdian yang dilakukan oleh M. Syairaji dan Ismil Khairi Lubis adalah
dengan Peningkatan Kapasitas Petugas Surveilans Puskesmas di Wilayah Kabupaten Gunung
Kidul dalam Pembuatan Peta Sebaran Penyakit melalui workshop Sistem Informasi Geografis.
Kegiatan ini dilakukan dengan melakukan pelatihan penggunaan perangkat lunak untuk
pembuatan peta dan untuk melakukan surveilans. Hasilnya adalah bahwa kegiatan pelatihan ini
mampu memberikan manfaat bagi petugas surveilans yakni kemampuan dalam melakukan analisis
data surveilans dalam bentuk pembuatan peta digital.
Taufik Hery Purwanto, Karen Slamet hardjo, Agung Jauhari dan Rendy Putra Maretika
melakukan Pembuatan Peta Citra Desa Ngargosari Kecamatan Samigaluh Kabupaten Kulon
Progo. Hal ini didasari bahwa keberadaaan peta desa di Desa Ngargosari belum tersedia dengan
lengkap, sehingga perlu dilakukan pembuatan peta citra desa. Metode yang dilaksanakan yaitu
dengan melakukan FGD dengan bahan citra satelit penginderaan jauh dan peta Rupa Bumi
Indonesia. Hasilnya didapatkan peta dengan standar penyusunan Peta Desa disesuaikan dengan
Lampiran III Perka BIG No. 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta Desa.
Penyusunan Peta Desa secara partisipatif dapat mendukung program Percepatan Pemetaan Batas
Desa/Peta Desa yang digalakkan pemerintah. Hasil peta desa berisi informasi batas dusun, persebaran
sarana dan prasarana, jaringan jalan, jaringan irigasi, toponimi dan informasi penting lainya sesuai
peraturan yang berlaku.
Artikel terakhir dalam JP2M ini adalah tentang Budidaya Anggrek Tanah di Desa
Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo yang dilakukan oleh Neni Pancawati,

ii
Agusta Ika Prihanti Nugraheni, dan Nova Perwira Yuda. Metode yang dilaksanakan yaitu dengan
Brainstorming, Pelatihan dan sosialisasi tentang penanaman anggrek tanah, Pendampingan dari
pelatihan penanaman anggrek dilakukan oleh para Pakar. Hasilnya kegiatan terselenggara dengan
lancar sesuai dengan rencana kegiatan yang telah disusun. Potensi budidaya tanaman anggrek tanah ini
sangat mungkin untuk dikembangkan di daerah mereka dan dapat meningkatkan pariwisata di Desa
Pagerharjo.

iii
DAFTAR ISI

Instalasi PLTS sebagai Sumber Energi Listrik untuk Usaha Peternakan Ayam Pedaging
Masyarakat di Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati Jawa Tengah (Trias Prima Satya,
Imam Fahrurrozi, Galih Setyawan, Muhammad Rifqi Al Fauza, Fitri Puspasari, Nur
Rohman Rosyid, Prihadi Yogaswara, Alif Subardono, Sri Lestari, Estu Muhamad Dwi
Admoko) ............................................................................................................................ 151-156

Pengembangan Kapasitas Buruh Migran Melalui Pelatihan Pembuatan Produk Kreatif


Kewirausahaan (Kokom Komariah, Suyanto, Marwanti) ................................................ 157-166

Rancang Bangun Sistem Pengolah Air Bersih Standar WHO dan Kemenkes Bagi Warga
Dusun Sinan - Desa Gawerejo - Kecamatan Karangbinangun - Kabupaten Lamongan
Jawa Timur (Purwadi Agus Darwito, Halimatus Sa’diyah, Murry Raditya ..................... 167-176

Destinasi Wisata Pintar untuk Meningkatkan Pengalaman Wisata Melalui Personalisasi


Layanan (Studi Kasus Pada Perusahaan Pariwisata di Jawa Tengah )
Bambang Guritno, Haniek Listyorini, Sukrisno, Renny Aprilliani, Y.Sutomo) .............. 177-188

Pembentukan dan Pembinaan Kelompok Tani Kelinci dalam Rangka Pengembangan


Desa Wisata di Soropati, Hargotirto, Kokap, Kulon Progo ((Naela Wanda Yusria
Dalimunthe, Clara Ajeng Artdita, Fajar Budi Lestari) ..................................................... 189-201

Model Pemberdayaan dalam Wujud Edukasi Manajemen Pengelolaan Kawasan Cagar


Budaya untuk Organisasi Kepemudaan Berbasis Agama di Yogyakarta (Ghifari
Yuristiadhi Masyhari Makhasi1, Eska Nia Sarinastiti, Fatkurrohman)............................ 203-215

Optimalisasi Kegiatan Posyandu dengan Pelatihan Kader melalui Program Kuliah Kerja
Nyata Mahasiswa (KKNM)
(Ari Indra Susanti1, Fedri Ruluwedrata Rinawan) ........................................................... 217-225

Workshop Sistem Informasi Geografis (SIG): Peningkatan Kapasitas Petugas Surveilans


Puskesmas di Wilayah Kabupaten Gunung Kidul dalam Pembuatan Peta Sebaran
Penyakit (M. Syairaji1, Ismil Khairi Lubis) ....................................................................... 227-233

Pembuatan Peta Citra Desa Ngargosari Kecamatan Samigaluh Kabupaten Kulon Progo
(Taufik Hery Purwanto, Karen Slamet Hardjo, Agung Jauhari, Rendy Putra Maretika) 235-248

Budidaya Anggrek Tanah di Desa Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon


Progo (Neni Pancawati, Agusta Ika Prihanti Nugraheni, Nova Perwira Yuda) .............. 249-259

iv
Pembentukan dan Pembinaan Kelompok Tani Kelinci dalam
Rangka Pengembangan Desa Wisata di Soropati, Hargotirto, Kokap,
Kulon Progo
Naela Wanda Yusria Dalimunthe1*, Clara Ajeng Artdita2, Fajar Budi Lestari3
1,2,3Program Studi Diploma Kesehatan Hewan, Departemen Teknologi Hayati

dan Veteriner, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada, Indonesia.


*
naela.wanda@ugm.ac.id

ABSTRAK

Kegiatan Pengabdian Masyarakat Tahun 2018 telah dilaksanakan di Desa Soropati, Hargotirto,
Kokap, Kulon Progo. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan sosialisasi dalam pemeliharaan
dan pembentukan kelompok kelinci dengan melibatkan civitas akademika Program Studi Diploma
Kesehatan Hewan, Departemen Teknologi Hayati dan Veteriner, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah
Mada dengan Puskeswan Kokap sehingga dapat terjalin komunikasi yang baik antara akademisi,
petugas, dan masyarakat peternak. Kegiatan dilaksanakan dengan memberikan transfer informasi dan
pelatihan mengenai manajemen pemeliharaan kelinci yang meliputi jenis-jenis kelinci, manajemen
perkandangan, pakan, dan breeding. Pelaksanaan dilakukan dengan pemberian materi dan diskusi
secara interaktif dilanjutkan studi banding ke peternak kelinci yang telah sukses, penyuluhan serta
pembinaan. Hasil dari kegiatan ini adalah telah terbentuk Kelompok Tani Mantep Makaryo yang
bergerak dibidang pemeliharaan dan pembudidayaan kelinci. Pembinaan terhadap peternak yang
berkelanjutan perlu dilaksanakan guna meningkatkan manajemen kesehatan dan pengembangan
peternakan kelinci.

Kata kunci: kelinci, kelompok tani, pembinaan

ABSTRACT

Community Service Activities in 2018 have been implemented in Soropati Village, Hargotirto, Kokap,
Kulon Progo. The purpose of this activity was to provide information on the maintenance and formation of
rabbit farmer groups by involving the academics of the Diploma in Animal Health Program, Department
of Biological and Veterinary Technology, Vocational School, Gadjah Mada University with Animal Health
Centre in Kokap so that a better communication between academics, officers, and breeders community
should be conducted well. The activity is carried out by providing information and training transfers
regarding the management of rabbit maintenance including rabbit species, housing management, feed,
and breeding. The implementation of this program was carried out by giving professional speech and
interactive discussions then comparative studies to rabbit farmers who had been successful, counseling
and fostering. The result of this activity is that the Mantep Makaryo farmer group has been formed which
is engaged in the maintenance and cultivation of rabbits. Development of sustainable breeders needs to be
carried out to improve health management and the development of rabbit farms.

Keywords: rabbits, farmer group, coaching

189
PENDAHULUAN kurang lebih 700 m DPL. Luas
Pelaksanaan pengabdian Padukuhan Soropati, Desa
masyarakat berlokasi di Dukuh Hargotirto, di mana Kelompok Tani
Soropati, Desa Hargotirto Mantep Makaryo berada, memiliki
Kecamatan Kokap, Kulon luas 125 HA. Wilayah tersebut
Progo, Daerah Istimewa sebagian besar merupakan daerah
Yogyakarta, Indonesia (Gambar 1). pergunungan yang berbukit. Wilayah
Padukuhan Suropati merupakan Dukuh Soropati sangat cocok
bagian dari Desa Hargotirto yang dikembangkan berbagai macam
memiliki luas 14.713,370 ha dan aktivitas usaha seperti: peternakan,
berpenduduk 8.337 jiwa. Desa perkebunan, dan pariwisata. Jarak
Hargotirto dibagi menjadi 14 tempuh dari kota Wates sebagai
pedukuhan (Dukuh Soropati, ibukota Kabupaten sekitar 15 km,
Sekendal, Segajih, Keji, Teganing I, sedangkan jika dari Kota Yogyakarta
Teganing II, Teganing III, Tirto, berjarak 43 km. Potensi yang ada di
Crangah, Sungapan I, Sungapan II, wilayah kelompok tani Mantep
Menguri, Sebatang dan Nganti), 30 Makaryo, meliputi: peternakan
Rukun Warga(RW) dan 70 Rukun kambing PE(Peranakan Etawa),
Tetangga(RT) (Anonim, 2017). pengolahan susu kambing,
Dukuh Soropati merupakan perkebunan cengkih serta wisata
kawasan perkebunan yang terletak di alam (Anonim, 2018).
pegunungan dengan ketinggian

Peta Lokasi Pengabdian Masyarakat

Gambar 1. Peta lokasi pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat di


kelompok ternak Mantep Makaryo, Padukuhan Soropati,
Hargotirto, Kokap, Kulon Progo, DIY. (Sada, 2012).

190
Permasalahan yang ditemui di Kelinci merupakan salah satu
masyarakat padukuhan antara lain jawaban bagi pemenuhan gizi yang
akses jalan yang menanjak, kurang dikonsumsi bagi masyarakat
lebar dan cukup terjal, sehingga Indonesia, sebagai salah satu
akses transportasi sebagai sarana penyedia protein hewani selain sapi
penghubung dan penggerak ekonomi dan domba. Budidaya kelinci
kurang lancar; tingkat pendidikan merupakan salah satu usaha yang
yang ditemui rata-rata memiliki digalakkan oleh Pemerintah
tingkat pendidikan SD dan SMP; Indonesia dalam menekan impor
terbatasnya kemampuan permodalan daging dari luar. Penekanan impor
anggota untuk pengadaan fasilitas, daging ke depannya akan memberi
sarana dan prasarana. Kondisi- harapan besar bagi bangsa Indonesia
kondisi di atas menjadi faktor yang untuk memberikan efek positif
menyebabkan daerah tesebut masih berupa penambahan devisa negara,
tertinggal dari daerah lain. Melihat serta pengurangan ancaman
permasalahan di atas telah penyakit zoonosis yang berasal dari
menggerakkan hati nurani tim luar negeri.
pengabdian masyarakat Program
Studi Diploma Kesehatan Hewan, METODE
Sekolah Vokasi UGM untuk Tahapan yang perlu dilakukan
membantu masyarakat setempat dalam pengabdian kepada
dalam meningkatkan taraf hidup.
masyarakat ini diawali dengan
Kelompok Tani Mantep berkomunikasi dengan dokter hewan
Makaryo terbagi menjadi beberapa di Puskeswan Kecamatan Kokap
divisi, ada yang bergerak di bidang yang secara administratif
pariwisata dan peternakan (kambing membawahi urusan kesehatan
Etawa). Divisi peternakan tersebut kelompok tani/ ternak di wilayah
berkeinginan membudidayakan tersebut. Selanjutnya dilakukan
ternak lain selain kambing Etawa kunjungan ke lokasi peternakan
yaitu kelinci guna mendukung obyek bersama dokter hewan terkait.
wisata Pule Payung yang ada di Pertemuan yang dilakukan
Padukuhan Soropati. Harapan dengan peternak dan dokter hewan
mereka dengan membentuk setempat menghasilkan beberapa hal
kelompok tani kelinci bersama yang perlu dijadikan perhatian dan
nantinya akan bisa berkembang dapat dijadikan sebagai informasi
menjadi suatu peternakan kelinci dan masukan bagi kegiatan
yang dapat meningkatkan pengabdian kepada masyarakat.
perekonomian. Kelompok tersebut Beberapa hal tersebut antara lain: a).
belum mengetahui manajemen Telah di dapatkan lokasi pelaksanaan
pemeliharaan kelinci yang baik, pengabdian kepada masyarakat yaitu
meliputi manajemen pakan, di Kelompok Tani Mantep Makaryo
perkandangan, kesehatan dan yang berlokasi di Dusun Soropati,
breeding. Kurangnya pengetahuan Desa Hargotirto, Kokap, Kulon
mengenai beternak kelinci yang baik Progo. b) Kesediaan Kelompok Tani
dan kendala pendanaan juga menjadi Mantep Makaryo sebagai mitra
persoalan yang dihadapi oleh kegiatan pengabdian kepada
kelompok tani. masyarakat 2018. c) Identifikasi
permasalahan peternak yang ingin
191
membentuk kelompok tani kelinci pengembangan peternakan sangat
berhasil diperoleh dengan diskusi dibutuhkan. Kelompok Tani Mantep
dengan peternak dan pengamatan Makaryo tergolong kelompok tani
langsung di dusun tersebut. d) tingkat utama sehingga masih perlu
Adanya komunikasi yang baik antara banyak perbaikan dalam hal
Kelompok Tani Mantep Makaryo manajemen pemeliharaan, pakan,
beserta dokter hewan di Puskeswan reproduksi, pengolahan limbah
Kokap dan tim pelaksana kegiatan ternak, pemasaran produksi dan hal
pengabdian kepada masyarakat yang terkait dengan perijinan.
Program Studi Diploma Kesehatan Sehingga program pengabdian
Hewan, Departemen Teknologi masyarakat yang terus berlanjut akan
Hayati dan Veteriner, SV UGM. memberikan dampak positif yang
nyata dalam pengembangan
Metode yang ditawarkan
peternakan, ekonomi dan sosial
dalam pengabdian masyarakat ini
masyarakat Kelompok Tani Mantep
adalah dengan memberikan transfer
Makaryo, di Dusun Soropati, Desa
informasi dan pelatihan mengenai
Hargotirto, Kecamatan Kokap,
manajemen pemeliharaan kelinci
Kabupaten Kulon Progo, DIY.
yang meliputi jenis-jenis kelinci,
manajemen perkandangan, pakan, HASIL DAN PEMBAHASAN
dan breeding. Pelaksanaan dilakukan
Langkah pertama yang
dengan pemberian materi dan
dilakukan adalah melakukan survei
diskusi secara interaktif sehingga
ke Kelompok Tani Mantep Makaryo
anggota kelompok tani dapat
Dusun Soropati, Desa Hargotirto,
memahami dan memiliki
Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon
kesempatan berdiskusi supaya lebih
Progo. Disana kami berdiskusi
memudahkan penyampaian materi
dengan ketua kelompok yaitu Bapak
untuk dipahami.
Suratman beserta anggota tim
Evaluasi pelaksanaan akan lainnya. Ada beberapa hal yang
dilakukan kurang lebih tiga bulan diskusikan antara lain masyarakat
setelah pelaksanaan penyuluhan dan atau kelompok tani disana telah
praktek sosialisasi manajemen cukup lama dan sukses beternak
pemeliharaan kelinci. Hal-hal yang kambing Etawa. Mereka juga telah
dievaluasi antara lain: a) Manajemen berhasil mengembangkan daerah
kandang yang baik. b) Jumlah pakan wisata yang bernama Pule Payung.
yang diberikan, c) perkawinan Harapan ke depan mereka
kelinci, d) populasi kelinci. berkeinginan masyarakat Dusun
Berdasarkan evaluasi di lapangan Soropati berkembang dan maju di
akan dilakukan pembahasan untuk bidang wisata alam yang dipadukan
tindak lanjut pelaksanaan kegiatan dengan wisata ternak. Ternak yang
pengabdian kepada masyarakat pada ingin mereka kembangkan adalah
periode lanjutnya. kelinci.
Kegiatan ini hendaknya tidak Beberapa hal yang telah
hanya dilakukan dalam satu kali diidentifikasi adalah dengan
kegiatan saja. Keberlanjutan kegiatan membentuk kelompok tani kelinci;
sangat baik utuk dilaksanakan masyarakat yang menjalankan ternak
mengingat pendampingan kepada kelinci adalah masyarakat usia di
peternak dalam rangka atas 45 tahun, karena para pemuda-

192
pemudi di sana dikerahkan untuk diadakan bertema “Pemeliharaan
mengembangkan daerah wisata Pule dan Kesehatan Kelinci” yang
Payung; dilakukan beberapa kegiatan disampaikan oleh drh. Slamet
yang bertujuan untuk memberikan Raharjo, MP. Materi tersebut
edukasi kepada masyarakat terkait menjelaskan beberapa hal, yaitu
pembudidayaan kelinci. jenis-jenis, tingkah laku, dan
beberapa penyakit yang sering
Kegiatan perdana dilakukan pada
diderita oleh kelinci (Gambar 3 dan
tanggal 21 April 2018 yaitu kegiatan
4).
sosialisasi, dan diskusi bersama
masyarakat Dusun Soropati dengan Studi banding ke Bumi
mengundang Bapak Suharyanto Merapi dilakukan dengan harapan
sebagai peternak kelinci yang telah memberikan gambaran kepada
sukses (Gambar 2). Beliau kelompok tani cara beternak kelinci
membagikan pengalaman mengenai yang baik dengan sistem yang
awal mula merintis usaha peternakan diterapkan di Bumi Merapi. Bumi
kelinci; cara budidaya kelinci yang Merapi merupakan suatu lokasi
baik serta hal-hal yang diperlukan wisata di mana tempat tersebut
dalam mempersiapkan ternak kelinci adalah miniatur dan perpaduan dari
seperti peralatan dan perlengkapan kebun binatang dan peternakan. Ada
kandang, serta pakan. Ulasan yang beberapa jenis hewan yang
disampaikan Bapak Suharyanto telah dipelihara di tempat tersebut antara
membuka wawasan masyarakat lain ikan, kelinci, reptil, domba
setempat akan budidaya kelinci. Merino, kambing Etawa, serta kuda.
Kegiatan tersebut sekaligus Rute studi banding selanjutnya
membentuk Kelompok Tani Mantep adalah berkunjung ke kediaman
Makaryo yang bergerak di bidang Bapak Suharyanto di daerah Sleman.
ternak kelinci. Disana kelompok tani melihat dan
mempelajari mengenai manajemen
perkandangan (Gambar 5),
pemeliharaan, dan pakan. Bapak
Suharyanto selain sebagai peternak
beliau juga sekaligus membuat dan
memasarkan konsentrat kelinci
dalam bentuk pellet (Gambar 6,7 dan
8).
Menurut Lestari (2004)
perpaduan antara modal kecil, tipe
atau jenis pakan yang mudah didapat
di lingkungan sekitar, dengan
Gambar 2. Penyuluhan bersama
perkembangbiakan cepat,
kelompok tani kelinci yang telah
menjadikan budidaya kelinci
terbentuk.
menjadi alternative usaha bagi
petani dengan lahan terbatas dan
Kegiatan kedua dilaksanakan
tidak mampu memelihara ternak
pada tanggal 30 April 2018 yaitu
besar. Keberlangsungan hidup
dilaksanakannya penyuluhan dan
kelinci sangat ditentukan oleh
studi banding anggota kelompok tani
beberapa hal yaitu perawatan dan
ke Bumi Merapi. Penyuluhan yang
193
perhatian dari pemilik. Jenis, jumlah bentuk segar. Kemampuan kelinci
dan kualitas dari pakan yang dalam mencerna serat kasar dan
diberikan akan menentukan lemak makin bertambah setelah
pertumbuhan, perkembangan, kelinci berusia 5-12 minggu (Eko M.
kesehatan, dan perkembangbiakan dan Sri Susanti, 2017). Kelinci dapat
kelinci. Kemampuan kelinci dalam menggunakan protein hijauan secara
menggunakan berbagai macam jenis efisien, reproduksi tinggi, efisiensi
pakan, memudahkan kelinci untuk pakan tinggi, dan hanya
dipelihara di berbagai tempat (Eko membutuhkan pakan dalam jumlah
M. dan Sri Susanti, 2017). sedikit dengan kualitas daging cukup
tinggi (Farrel dan Raharjo, 1984).
Kelinci mengkonsumsi pakan
dalam bentuk hijauan dan
konsentrat (Lestari, 2004). Hijauan
untuk pakan kelinci diberikan dalam

Gambar 3. Penyuluhan bagi anggota kelompok tani Mantep Makaryo


dengan tema “Pemeliharaan dan Kesehatan Kelinci”.

Gambar 4. Foto bersama peserta penyuluhan beserta pemateri dan panitia.

194
Gambar 5. Studi banding ke kediaman Bapak Suharyanto mengenai
pemeliharaan kelinci (manajemen perkandangan).

Gambar 6, 7 dan 8. Bapak Suharyanto telah berhasil membuat dan


memproduksi konsentrat kelinci (pellet) yang didistribusikan di daerah
Jogja sekitarnya.

Pada tanggal 12 Juli 2018 tim Program Studi Diploma Kesehatan Hewan
melakukan koordinasi dengan dokter hewan dari Puskeswan Kecamatan Kokap
(Gambar 9 dan 10). Koordinasi tersebut kami lakukan terkait dengan penyerahan
indukan yaitu 1 pejantan dengan 4 indukan (Gambar 11, 12,13, dan 14) dan
konsentrat dalam bentuk pellet sebanyak 2 karung beserta tempat pakan dan
minum (Gambar 15).
Kriteria indukan kelinci yang baik adalah memiliki potensi reproduksi
yang tinggi, laju pertumbuhan cepat, periode kebuntingan pendek, cepat dewasa
kelamin, dan kemampuan kawin lagi setelah melahirkan (Effiong dan Wogar,
2007). Kelinci pertama kali dapat dikawinkan setelah pubertas yaitu pada umur
5-6 bulan. Kelinci kembali dikawinkan lagi 7-14 hari setelah beranak (Ensminger,
1991). Seekor indukan kelinci mampu beranak 4-5 kali dalam setahun dengan
lama kebuntingan 30-35 hari serta litter size sekitar 6-8 ekor anak (Rismunandar,
1981).

195
Gambar 9 dan 10. Koordinasi bersama dokter hewan Puskeswan
Kecamatan Kokap.

Gambar 11. Penyerahan indukan kelinci 1 pejantan dan 4 betina.

Gambar 12 dan 13. Indukan betina berjumlah 4 ekor.

Gambar 14. Indukan jantan berjumlah 1 ekor

196
Gambar 15. Penyerahan konsentrat, tempat pakan dan tempat minum.

Menurut Nugroho dkk., (2012) Menurut Nopriani (2006)


pemberian pakan pada kelinci pemberian pakan dalam bentuk
berupa hijauan dan konsentrat. pellet memiliki beberapa keuntungan
Bentuk pakan konsentrat untuk yaitu meningkatkan kapasitas
kelinci dapat berupa tepung, mash, konsumsi sebagai akibat
crumble, dan pellet. Hal tersebut peningkatan kerapatan bahan
sesuai dengan yang diserahkan tim ransum/ kompak; waktu makan
pengabdian kepada kepada lebih cepat dilakukan; ransum
masyarakat Kelompok Tani Mantep menjadi lebih homogen; dan bagian
Makaryo yaitu konsentrat dalam yang terbuang menjadi lebih sedikit
bentuk pellet. Kelinci lebih menyukai sehingga akan mengurangi biaya
konsentrat dalam bentuk pellet produksi.
daripada mash. Pertumbuhan kelinci
Pemberian pakan selain
yang diberi konsentrat dalam bentuk
konsentrat, hijauan juga diberikan.
pellet lebih baik daripada bentuk
Hijauan yang diberikan antara lain
mash. Pellet merupakan campuran
rumput lapangan (Wiradarya, 1989),
beberapa bahan pakan yang diproses
kombinasi dari pemberian hijauan
secara mekanik dengan tekanan
daun wortel dan daun kangkung
tertentu melalui die sehingga akan
menunjukkan hasil yang bagus
terbentuk pakan yang kompak.
ditinjau dari konsumsi zat-zat
Perubahan jenis atau bentuk pakan
makanan, kenaikan berat badan dan
dari mash atau tepung menjadi
konversi pakan ternak kelinci
crumble atau pellet (butiran) tanpa
(Mas’ud dkk., 2015), dan lamtoro
mengubah kualitas pakan disebut
(Eko M. dan Susanti, 2017). Daun
pelleting (Mukodiningsih et al., 2014).
lamtoro sangat baik digunakan
Konsumsi pellet pada kelinci adalah
sebagai pakan ternak, karena kaya
sebanyak 5% dari berat badan. Pakan
akan protein, karoten, vitamin, dan
komersial bentuk pellet merupakan
mineral (Soeseno, O.H. dan
campuran hijauan dan kosentrat
Soedaharoedjian, 1992). Beberapa
pada peternakan intensif dibuat
pakan alami yang memerlukan
dengan imbangan 50–60% hijauan,
perlakuan khusus sebelum diberikan
50–40% konsentrat (Ensminger,
kelinci, seperti pakan yang
1991).
mengandung banyak getah
sebaiknya dilayukan 6-8 jam supaya
197
getahnya berkurang, melalui proses Monitoring pertama kami
pelayuan zat toksik yang terkandung lakukan pada tanggal 27 Agustus
pada hijauan dapat dikurangi. Selain 2018. Pemeliharaan indukan yaitu 1
itu pelayuan dapat menurunkan jantan dan 4 indukan betina telah
kadar air hijauan yang sangat basah, berjalan kurang lebih 43 hari.
dimana hijauan yang basah dapat Indukan jantan diletakkan terpisah
mengakibatkan kembung (bloat) dan dari 4 indukan betina hal tersebut
mencret (enteritis) pada kelinci dilakukan untuk menghindari sifat
diakibatkan Ransum yang kurang agresif dari pejantan, dimana
mengandung serat kasar atau pejantan yang lepas sapih memiliki
kelebihan akan mengakibatkan tingkah laku mengendus-endus
enteritis (Farrel dan Raharjo, 1984). kelinci yang ada disebelahnya.
Pencacahan bagi hijauan yang Pemeliharaan kelinci diberikan
bergetah juga bisa dilakukan supaya kandang yang terbuat dari sebagian
tidak menyebabkan gatal-gatal pada kayu pada tiang utamanya dan pagar
mulut kelinci (Sitorus et al., 1982, cit. kawat, karena kelinci termasuk
Muslih dkk., 2005). binatang pengerat, di mana gigi-
giginya akan tumbuh memanjang
Pemberian pakan kelinci oleh
dengan bertambahnya usia.
masyarakat Kelompok Tani Mantep
Mengerat pada besi atau kawat akan
Makaryo berupa hijauan (rumput)
lebih baik. Lingkungan yang baik
dan konsentrat dalam bentuk pellet.
bagi kelinci adalah tidak lebih dari
Menurut Rahardjo et al., (2004)
28-30°C, sehingga kelinci tidak
dalam pemberian konsentrat pada
mengalami stress (Qisthon, 2012).
kelinci, menunjukkan bahwa
Perkawinan pejantan dan indukan
performans produksi terbaik
betina A telah melahirkan 4 anakan.
ditunjukkan dengan pemberian
Perkawinan dilakukan dengan cara
rumput lapang ad libitum + 60 g
indukan betina A dimasukkan ke
konsentrat dengan pertambahan
kandang pejantan (Wheindrata,
bobot badan sebesar 1191 g/ekor,
2012).
selama 12 minggu sedangkan pada
ternak kelinci yang diberikan rumput Monitoring kedua dilakukan
lapang ad libitum tanpa konsentrat, pada tanggal 19 Oktober 2018.
pertambahan bobot badannya hanya Perkembangan pemeliharaan kelinci
sebesar 610 g/ekor dalam waktu yang menunjukkan bahwa dari induk B
sama. beranak 5, namun 1 anakan mati.
Indukan C sebelum beranak, telah
Meskipun beberapa jenis
mengalami kematian, sama seperti
pakan hijauan dan konsentrat yang di
yang dialami oleh indukan induk D,
ulas di atas memiliki keuntungan
namun indukan D beranak 6, namun
masing-masing, kita perlu
semuanya mati beserta induknya.
memperhatikan bahwa pemberian
Kematian tersebut disebabkan oleh
pakan merupakan faktor utama dalam
skabies.
mencapai performa reproduksi yang
maksimum (Lheukwumere et al., Skabies atau kudis pada
2005). Pemberian pakan dengan kelinci biasanya disebabkan oleh
kualitas jelek akan menunda pubertas tungau Chorioptes cuniculi, Notoedres
pada kelinci sehingga keuntungan cati, Psoroptes cuniculi, dan Sarcoptes
dari peternak rendah. scabiei, juga kutu Haemodipsus
ventricosus (Iskandar T., 2005). Pada
198
infestasi S. scabiei dan N. cati dry cleaned sehingga dapat membunuh
menunjukkan beberapa gejala antara tungau yang menempel (Oakley,
lain kelinci menggaruk-garuk terus 2009).
sehingga bulu muka, kepala, pangkal
telinga, belakang tengkuk, lipatan
paha dan punggung, sekeliling mata SIMPULAN
dan kaki rontok (Wheindrata, 2012).
Pada infestasi berat, kulit di sekeliling Pelaksanaan program Pengabdian
telinga dan hidung dapat berubah Masyarakat yang diselenggarakan
bentuk. Tungau ini cepat menyebar ke oleh Program studi Kesehatan
seluruh koloni kelinci. S. scabiei Hewan, Sekolah Vokasi, UGM telah
bersifat zoonosis karena dapat terlaksana dengan baik, hal tersebut
menginfestasi ke manusia, jika dapat dilihat dengan tercapainya:
menyerang sudut mulut kelinci maka 1. Terbentuknya Kelompok Tani
kelinci sulit makan sehingga Mantep Makaryo yang
menimbulkan kematian. Pengobatan bergerak di bidang ternak
secara continue dilakukan melalui kelinci
pemberian shampoo atau salep atas 2. Adanya studi banding,
resep dokter hewan, selain itu dapat penyuluhan mengenai cara
disembuhkan dengan pemberian beternak kelinci, bantuan
Neguvon 0,15% dan Asuntol 0,05–0,2% indukan 1 ekor pejantan
(Manurung et al., 1986, cit. Iskandar T., dengan 4 ekor betina, dan
2000). Kelinci yang terkena infestasi bantuan pakan pellet, menjadi
tungau harus diasingkan dan diobati stimulan bagi peternak
campuran belerang dengan kapur 5 Kelompok Tani Mantep
berbanding 3 atau Pirantel pamoat Makaryo untuk
(Canex) dicampur vaselin (Smith dan membudidayakan kelinci
Mangkoewidjojo, 1988, cit. Wardhana dengan bersungguh-sungguh
dkk., 2006). Skabies juga dapat diobati guna meningkatkan taraf
dengan injeksi Ivermectin dengan hidup mereka.
dosis 0,2 mg/kg berat badan diberikan 3. Selain itu, sinergisme antara
sub kutan dengan selang waktu 7 hari. akademisi, petugas lapangan
(dokter hewan) di Puskeswan
Menurut Wheindrata (2012) Kecamatan Kokap dan
pencegahan yang perlu dilakukan ada peternak Kelompok Tani
beberapa hal antara lain: sanitasi Mantep Makaryo akan
kandang yang teratur; kelinci yang meningkatkan kualitas
sakit hendaknya disendirikan atau komunikasi dan informasi
diisolasi agar tidak menular ke kelinci sehingga segala permasalahan
lainnya; penyemprotan kandang dapat diselesaikan.
dilakukan dengan menggunakan
insektisida secara berkala dan
dibiarkan di luar selama 15 hari. Pada DAFTAR PUSTAKA
manusia penularan skabies dapat April H. Wardhana, Joses Manurung
ditanggulangi dengan cara segala Dan Tolibin Iskandar. (2006).
sesuatu yang kontak atau Skabies: Tantangan Penyakit
berhubungan dengan penderita lebih Zoonosis Masa Kini. dan Masa
baik dicuci dengan air panas dan Datang. Wartazoa. 16(1): 40-52.
dijemur dibawah sinar matahari atau
199
Chelry S. Mas’ud, Y.R.L. Tulung, J. http://visithargotirto.blogspot.com/2
Umboh, C.A. Rahasia. (2015). 017/06/profil-desa-hargotirto-desa-
Pengaruh Pemberian Beberapa hargotirto.html (diunduh 3
Jenis Hijauan Terhadap November 2018)
Performans Ternak Kelinci.
https://pulepayung.wordpress.com/t
Jurnal Zootek (“Zootek”
entang-pulepayung/ (diunduh 3
Journal ) 35(2): 289 – 294.
November 2018)
Drh. Wheindrata HS. Sp.W. (2012).
Iskandar, T., J. Manurung dan S.J.
Rahasia Beternak Kelinci Ras.
Simanjuntak. (1989). Penyakit
Penerbit Andi Offset. Pp: 102-
pada Kelinci. Latihan
103.
Keterampilan Budidaya
Dedi Muslih, I Wayan Pasek, Kelinci. Badan Pendidikan
Rossuartini dan Bram Latihan dan Penyuluhan
Brahmantiyo. (2005). Pertanian Cihea-Cianjur.
Tatalaksana Pemberian Pakan
Lestari, C.M.S. (2004). Penampilan
Untuk Menunjang Agribisnis
Produksi Kelinci Lokal
Ternak Kelinci. Lokakarya
Menggunakan Pakan Pellet
Nasional Potensi dan Peluang
dengan berbagai aras Kulit Biji
Pengembangan Usaha Kelinci.
Kedelai. Pros. Seminar
Pp: 61-65.
Nasional Teknologi dan
Eko Marhaeniyanto dan Sri Susanti. Peternakan. Pusat Penelitian
(2017). Penggunaan Konsentrat dan Pengembangan
Hijau untuk Meningkatkan Peternakan, Badan Penelitian
Produksi Ternak Kelinci Ne dan Pengembangan Pertanian.
Zealand White. Jurnal Ilmu-
Lheukwumere, F.C.. (2008). Effect of
Ilmu Peternakan 27(1): 28-39.
Mixed Feeding on Litter
Ensminger, M.E., J.E. Oldfield dan Performance Traits of Rabbit
W.Heinemann. (1990). Feeds Does. Pakistan Journal of
and Nutrition. 2nd Ed. The Nutrition 7(4): 594-596.
Ensminger Publishing Co.,
Mukodiningsih S, Sutrisno CI,
Clovis.
Sulistyanto B, Prasetiyono
Effiong, O.O. and G.S. Wogar. BWHE. 2014. Pengendalian
(2007). Litter Performance mutu pakan. Semarang
Traits of Rabbits under Mixed (Indonesia): UPT Undip Press.
Feeding Regime. Proceeding
Manurung, J., S. Partoutomo dan
32th Annual Conference of the
Knox. (1986). Pengobatan
Nigerian Society of Animal
kudis kelinci lokal (Notoedres
Production. Calabar, Maret 18-
cati) dengan ivermectin atau
21, 2007 pp: 155-158.
neguvon. Penyakit Hewan.
Farrell DJ, Raharjo YC. 1984. Potensi 17(29):308−311.
Ternak Kelinci Sebagai
Nopriani, D. (2006). Pengaruh
Penghasil Daging. Pusat
Substitusi Jagung dengan
Penelitian dan Pengembangan
Sorgum dan Menir Sebagai
Peternakan. Ciawi-Bogor.
Sumber Pati Terhadap Kualitas
Fisik Pelet pakan Broiler
200
Finisher. Institut Pertanian Sitorus, P., S. Sastrodihardjo, Y.C.
Bogor. Bogor. Raharjo, I.G. Putu, Santoso, B.
Sudaryanto Dan A .Nurhadi.
Oakley, A. (2009). Scabies. Diagnosis
(1982). Laporan Budidaya
and Management. Best Practice
Peternakan Kelinci di Jawa.
Journal. (19):12-16.
Pusat Penelitian dan
Qisthon, Arif. 2012. Pengaruh Pengembangan Peternakan.
Imbangan Hijauan-Konsentrat Badan Penelitian dan
dan Waktu Pemberian Ransum Pengembangan
terhadap Produktivitas Kelinci Pertanian.Departemen
Lokal Jantan. Jurnal Penelitian Pertanian.
Pertanian Terapan 12 (2): 69-
Sarwono. (1996). Beternak Kelinci
74.
Unggul. Cetakan ke-3. Jakarta: PT
Rismunandar. (1981). Beternak Penebar Swadaya.
Kelinci. Jakarta: Penerbit Masa Baru.
Sidiq Setyo Nugroho, Subur Priyono
Rahardjo, Y.C., T. Murtisari Dan E. Sasmito Budhi, dan Panjono.
Juarini. (2004). Peningkatan (2012). Pengaruh Penggunaan
produktivitas dan mutu Konsentrat Dalam Bentuk
Pelet dan Mash Pada Pakan
produk kelinci eksotis.. Kumpulan Dasar Rumput Lapangan
Hasil-hasil Penelitian APBN Terhadap Palatabilitas dan
Tahun Anggaran 2003. Buku II. Kinerja Produksi Kelinci
Ternak Non Ruminansia. Balai Jantan. Buletin Peternakan. 36
Penelitian Ternak Ciawi Bogor. (3): 169-173.
Pusat Penelitian dan
Pengembangan Peternakan Tolibin Iskandar. (2000). Masalah
Badan Penelitian dan Skabies Pada Hewan Dan
Pengembangan Pertanian. Manusia Serta
Departemen Pertanian. Penanggulangannya.
Wartazoa. 10(1): 28-34.
Sada. 2012. Plan for kulon progo .
https://sadastudio.wordpres Tolibin Iskandar. (2005). Beberapa
s.com/peta/. Online 2012. Penyakit Penting Pada Kelinci
[22 Maret 2017]. Di Indonesia. Seminar
Nasional Teknologi Peternakan
Smith, J.B. Dan Mangkoewidjojo. dan Veteriner : 168-175.
(1988). Pemeliharaan
Pembiakan dan Penggunaan Wiradarya, T.R. (1989). Peningkatan
Hewan Percobaan di Daerah produktivitas ternak domba
Tropis. UI-Press melalui perbaikan nutrisi
rumput lapang. Laporan
Soeseno, O. H & Soedaharoedjian. Penelitian. Bogor: Fakultas
(1992). Sifat-sifat silvika dan Peternakan, Institut Pertanian
agronomi/silvikultur Leucaena Bogor.
leucocephal. Prosiding
Seminar Nasional lamtoro I,
Jakarta.

201

Anda mungkin juga menyukai