Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam arti luas farmakologi adalah ilmu mengenai pengaruh

senyawa terhadap sel hidup, lewat proses kimia khususnya lewat

reseptor. Dalam ilmu kedokteran senyawa tersebut disebut obat dan lebih

menekankan pada pengetahuan yang mendasari manfaat dan resiko

penggunaan obat (Gunawan sulistia,2007)

Obat didefinisikan sebagai senyawa yang digunakan untuk

mencegah mengobati, mendiagnosis penyakit atau gangguan yang

menimbulkan suatu kondisi tertentu, misalnya membuat seseorang

menjadi infertilatau melumpuhkan otot rangka selama pembedah

(Gunawan sulistia, 2007)

Toksikologi mengkaji efek merugikan berbagai bahan kimia dan

fisik pada semua kehidupan. Namun dalam bidang biomedik, tokskologi

terutama mengkaji efek merugikan terhadap manusia akibat paparan

bermacam obat dan dan unsur kimia lain serta penjelasan keamanan atau

bahaya yang berkaitan dengan penggunaan obat dan bahan kimia

tersebut ( Katzung, G. Betram, 2004)

Toksikologi yang mempelajari efek racun dari zat kimia mecakup

yang digunakan dalam industri rumah tangga dan pertanian tidak dapat

dilepaskan dari farmakologi (Gunawan sulistia, 2007)


Toksikologi merupakan ilmu yang lebih tua dari farmakologi.

Toksikologi adalah kemampuan molekul suatu senyawa kimia utuk

menimbulkan kerusakan pada saat mengenai tubuh, baik bagian dalam

maupun bagian permukaan tubuh yang peka terhadapnya. Disiplin ini

mempelajari sifat-sifat racun zat kimia terhadap makhluk hidup dan

lingkungan. Sedikitnya 100.000 zat kimia, kini digunakan oleh manusia

dan karena tidak dapat dihindarkan, maka kita harus sadar tentangnya.

(Gunawan sulistia, 2007)

System saraf adalah bagian yang mengkoordinasi system-sistem

lainnya didalam tubuh, dimana dibagi atas dua kelompok yaitu system

saraf pusat dan system saraf otonom. Berbagai obat yang bekerja pada

system saraf pusat memperlihatkan efek yang luas yakni menghambat

atau merangsang aktivitas system saraf pusat. ( Gunawan sulistia, 2007)

Adapun maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan

memahami efek obat terhadap hewanuji mencit (Mus musculus)

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan mengenal

efek dari beberapa obat yang mempengaruhi atau bekerja pada system

saraf pusat.

Prinsip dari percobaan ini adalah berdasarkan pada respon

neurologik yang ditimbulkan oleh hewan uji mencit (Mus musculus)

setelah pemberian obat kafein, Phenobarbital, efedrin HCl dan Na.Cmc


1%b/v sebagai control atau pembanding yang diberikan secara oral dalam

interval waktu 5, 10, 20, dan 40 menit.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Ringkas

Toksisitas merupakan kemampuan bahan kimia untuk

menyebabkan kerusakan (injury). Istilah ini merupakan istilah kualitatif.

Terjadi atau tidak terjadi kerusakan tersebut tergantung pada jumlah

unsur kimia yang terabsorbsi. Dilain pihak bahaya adalah kemungkinan

kejadian kerusakan pada suatu situasi atau tempat tertentu, kondisi

penggunaan dan kondisi paparan menjadi pertimbangan utama.

(Betram,2004).

Efek fisiologis suatu obat biasanya dikaitkan dengan konsentrasi

obat yang berada dalam reseptor selalu berada dalam keseimbangan

dengan konsentrasi obat dalam darah. Untuk mengetahui pemanfaatan

hayati suatu obat efek farmakologinya dapat diukur dan mudah diamati

tidak perlu diadakan pemeriksaan kadar obat dalam darah. Misalnya

sedatif dan hipotik, hipertensi dan lain-lain. (gunawan, 2007).

Saraf merupakan pusat pengendali atau reaksi tubuh terhadap

perubahan keadaan sekitar. Karena saraf sebagai pengendali atau

pengatur kerja seluruh alat tubuh. Maka jaringan saraf terdapat pada

seluruh alat-alat tubuh kita. Jaringan saraf itu tersusun atas sel-sel

saraf atau neuron. Jaringan saraf inilah yang menghantarkan

rangsangan atau impuls saraf dari bagian tubuh yang satu ke bagian

tubuh lainnya. Sel saraf terdiri dari badan dan jaluran-jaluran


protoplasma yang disebut akson atau neurit, yang berfungsi untuk

menghantarkan impuls-impuls melalui dendrit kemudian ke sel saraf

tersebut dan keluar dari akson ini sangat penting untuk sistem sensibel

(alat perasa). Susunan saraf sadar terdiri atas susunan saraf pusat dan

sumsum tulang punggung.

1. Susunan saraf pusat

Pusat dari seluruh sistem saraf kita adalah otak dan sumsum

tulang punggung.

a. Otak

Otak atau ensepalon merupakan pusat saraf yang utama,

terletak pada tulang tengkorak dan dilapisi meningen. Otak terdiri

dari otak besar, otak kecil, dan sumsum lanjutan. Besar otak

orang dewasa kira-kira 13000 gram, 1/8 bagian berat terdiri dari

otak besar.

b. Sumsum tulang punggung

Sumsum tulang punggung berada di dalam rongga ruas-ruas

tulang punggung yang memanjang mulai dari ruas leher sampai

ruas tulang pinggang yang kedua. Sumsum tulang punggung

dikelilingi oleh tiga lapisan membran atau meninges, yaitu

piameter (dekat otak atau korda), durameter (melapisi kranium

dan saluran neural tulang vertebrae, dan araknoid (membran yang

longgar antara kedua lapisan itu.

2. Susunan saraf tepi


Susunan saraf tepi terdiri dari 12 pasang serabut saraf otak dan

31 pasang serabut saraf sumsum tulang punggung. Serabut saraf

otak keluar dari otak. Tiap pasang serabut saraf otak akan menuju ke

alat tubuh atau otot tertentu. Misalnya ke mata (indera penglihatan),

ke hidung (indera pembau), ke telinga (indera pendengaran), dan

sebagainya. Sedangkan serabut saraf sumsum tulang punggung.

Seperti halnya serabut saraf otak, serabut saraf sumsum tulang

punggung juga berpasangan. Pasangan-pasangan itu berjalan

sejajar menuju ke bagian depan tubuh. Serabut saraf sumsum tulang

punggung terdiri dari serabut saraf sensorik dan serabut saraf

motorik. Pangkal dan ujung saraf sensorik dan motorik berpisah.

a. Susunan saraf simpatik

Susunan saraf simpatik berupa 25 pasang simpul saraf atau

ganglia (ganglia jamak dan ganglion). Ke-25 pasang ganglia itu

terdapat disepanjang tulang belakang sebelah depan, mulai dari

ruas leher terbawah sampai pada tulang ekor. Ganglia-ganglia ini

behubungan denga sistem saraf pusat melalui sumsum tulang

punggung, dengan mempergunakan cabang-cabang penghubung,

yang bergerak keluar dari sumsum tulang punggung menuju

ganglion.

b. Susunan saraf parasimpatiksusunan saraf parasimpatik berupa

jaring-jaring yang berhubungan dengan ganglia yang terbesar di

seluruh tubuh. Urat sarafnya menuju ke organ tubuh yang dikuasai


oleh susunan saraf simpatik. Tiap susunan saraf dibina oleh saraf

sensorik dan saraf motorik. Pusat saraf otonom berpangkal pada

ujung akar dorsal dan sumsum lanjutan (medula oblongata).

Hipnotik dan sedatif merupakan golongan obat pendepresi

susunan saraf pusat (SSP). Efeknya bergantung kepada dosis mulai

dari yang ringan yaitu menyebabkan tenang dan kantuk menidurkan,

hingga yang berat yaitu hilangnya kesadaran, keadaan anastesi, koma,

dan mati. Efek sedasi juga merupakan efek samping beberapa

golongan obat lain yang tidak termasuk obat-obat golongan depresan

SSP. Walaupun obat tersebut memperkuat penekanan SSP secara

tersendiri obat tersebut memperlihatkan efek yang lebih spesifik pada

dosis yang jauh lebih kecil daripada dosis yang dibutuhkan untuk

mendepresi SSP secara umum.(Gunawan, 2007).

Dilain pihak, fungsi SSP dapat ditekan seluruhnya secara tidak

spesifik oleh zat-zat pereda pusat seperti hipnotika dan sedetiva.

Sebagai akibatnya kesadaran untuk impuls eksogen diturunkan secara

aktivitas fisik dan mental dikurangi obat-obat ini tidak mempengaruhi

tingkah laku secara spesifik. Sebagaimana halnya dengan transquilizer,

yang disamping itu juga berkhasiat depresif terhadap SSP. Antagonis

faal dari obat-obat tersebet adalah zat-zat yang berkhasiat menstimulir

seluruh SSP, yakni analeptika dan anti depresiva. Kedua jenis obat ini

mempengaruhi semangat dan suasana jiwa berdasarkan kegiatan

langsung terhadap otak. (Tan Hoan, 2007)


Obat-obat yang bekerja terhadap SSP dapat dibagi dalam

beberapa golongan besar yakni:

1. Psikofarmaka (psikotropika) yang meliputi

a. Psikoleptika: jenis obat yang pada umumnya menekan dan/atau

menghambat fungsi tertentu dari SSP yakni hipnotik dan sedatif

b. Psiko-analeptika: jenis obat yang menstimulasi seluruh SSP yakni

antidepresiva dan psikotimulansia

2. Jenis obat untuk gangguan neurologis seperti analeptika

3. Jenis obat yang menghalau atau memblokir perasaan salat yakni

analgetika, anti radang/ rematik dan narkotika, anastetika umum.

(Tan Hoan, 2007)


B. Penggolongan obat

1. Psikodepresiva

Zat-zat ini berefek menekan SSP dengan ketergantungan fisik

dan psikis yang kuat sekali

a. Opioida: opium, morfin, heroin, metadon, petidin, dan

dekstromoramida

Zat-zat ini memiliki analgetik yang kuat, memberikan

perasaan yang nyaman dan suatu perasaan khayal yang bebas

dari kesulitan maupun frustasi yang mencengkram pikiran,

perasaan bufori demikian lebih nyata pada keadaan jika yang

tertekan, cemas dan tegang, sehingga mudah sekali

berkembang suatu ketergantungan psikis zat-zat ini.

b. Depresiva SSP umum: senyawa benzodizepin, barbital dan

memprolnal

Obat ini juga dapat menimbulkan ketergantungan psikis

maupun fisik. Taraf ketergantungan dari toleransi berbeda-beda

karena masing-masing memiliki mekanisme kerja sendiri-sendiri.

Pada umumjnya ketergantungan susah dapat timbul setelah dua

minggu penggunaan kontinyu

2. Psikostimulansia

Ketergantungan fisika tidak begitu kuat, sedangkan

ketergantungan psikis bervariasi dari lemah (kafein) sampai sangat


kuat (amfetamin, kokain), toleransi dapat terjadi misalnya pada

amfetamin.

3. Zat-zat tambahan

Termasuk kelompok ini adalah LSD, kanabis (THC), ekstasi,

patogen (meskalin), silosibin (dalam jamur). Venisiklidin, ketamin

dan DOM. Zat-zat ini yang juga dinamakan psikedelike, bekerja

halusinogen (kuat) dengan resiko besar akan ketergantungan

psikis, sedangkan ketergantungan fisik lazimnya ringan sekali

4. Inhalasi

Inhalasi sebenarnya termasuk kelompok psikodepresif

karena menekan fungsi otak dengan kuat. Zat ini banyak terdapat

sebagai pelarut pada bahan pembersih kebutuhan rumah tangga.

5. Zat-zat lainnya

a. Alfaamfetamin : pelepasan non adrenalin dan menghambat

reupdate. Akibatnya penekanan frekuensi jantung dan tekanan

darah

b. Kokain “cract”,”snow” dan “gold dust”

Alkaloid ini dukandung daun pohon Eythoroxylan cocah dan

terutama terdapat dilereng gunung bolivia dan peru.


C. UraianBahan

1. Aquadest (Depkes RI, hal 96)

Namaresmi : AQUA DESTILLATA

Nama lain : Air Suling

Rumusmolekul : H2O

Beratmolekul : 18,02

Pemerian : Tidakberwarna, tidakberasa, cairanjernih,

tidakberbau

2. Na.CMC 1% (Depkes RI, hal)

Namaresmi : NATRII CARBOXYMETIL CELULOCUM

Nama lain : NatriumKarboksil

Pemerian : Serbukataubutiran, putihatauputih, kuning

gading, tidakberbauatauhampirtidak

berbau, Higroskopik.

Kelarutan : Mudahmendispersidalam air, membentuk

suspensikoloidal, telahlarutdalametanol

(95 %) p dantidaklebihdalameter P dalam

pelarutorganik.

Penyimparan : Dalamwadahtertutupbaik.
D. UraianObat

1. EfedrinHcl (Depkes RI, 1979)

Namaresmi : EFEDRIN HYDROCLORIDUM

Nama lain : EfedrinaHidroklorida

Beratmolekul : 201,70

RumusMolekul : C10H15No,HcL

Pemerian : Hablurjernihputihatauserbukputihhalus

tidakberbau, rasa pahit.

Kelarutan : Larutdalamtempatbagian air, di 4 bagian

etanol, tidaklarutdalameter.

Penyimpanan : Dalamwadahtertutupbaik.

Khasiat : Simpatinimetikum.

Dosismaksimum : Sekali 50 mg, sehari 150 mg.

Rumusbangun : CH {OH}-CH=CH2-CH3}-CH3

Farmakologi : Efekfarmakodinamikefedrinbanyak,

meyerupaiepinefrin. Perbedaanialahbahwa

epinefrinbukankotekolamin, makaefektif
padapemberian oral,masakerjanyajauh

lebihpanjang, efeksentralnyalebihkuat,

tetapidiperlukandosis yang jauhlebihbesar

daridosisepinefrin.

Efeksamping : Karenaefeknyaberlangsung lama, digunakan

reaksialergi yang memerlukanterapijangka

panjangsepertibanyfever yang berlangsung

beberapabulan.

MekanismeKerja : Bekerjapadareseptor a, B, dan B2. Efek

periferefedrinmelaluikerjalangsungdan

melaluipaparan endogen.

Indikasi : Asma, bronchitis danempisema.

2. Luminal ( Depkes RI, 1979)

Namaresmi : PHENORABITALUM

Nama lain : Fenobarbital, Lumiral

Beratmolekul : 232,24

Rumusmolekul : C14H12 H2 O3

Pemerian : Habluratauserbukhablur, putihtidakberbau,

rasa agakpahit.
Kelarutan : Sangatsukarlarutdalam air, etanol p, dalam

alkali hidroksida, alkali karbonat.

Penyimpanan : Dalamwadahtertutuprapat.

Khasiat : Hipnotikum, Sedativum.

Dosismaksimum : Sekali 300 mg, sebar 600 mg

Rumusbagian :

C2H5

Farmakodinamik : Efekutamanyaadalahdepresisspsemua

tingkatdepresidapatdicapaimulaidarisedasi

hipnotis, berbagaitingkatarastika, koma

sampaikemasanberbiturat tidakmengurangi

rasa nyeritanpadisertaihilangnyakesadaran

dandosiskerildapatmeningkatkanreaksi

terhadapnyeri.

Farmakokinetik : Hipnotik sedative berbituratyang biasanya

berbituratbentukgaramnatriumnya

diabsorpsilebihcepatdaripadabentukasam
bebasnya, terutamabiladiberikansebagai

sediaancair.

Efeksamping : Gejalainimerupakanresidudepresissp

setelahefektifhiprotikberakhis, efekresidu

mungkinbeberapavertgo, mual, muntahatau

diare, kadang – kadangtimbulkelainan

emosionaldarifobiadapattambahhebat.

InteraksiObat : Kombinasi barbiturate dengandepresissp

lain

misalnyaetanolakanmeningkatkanefekdepresarannyaanthistamdan

menghambat MAO jugadapatmenaikkanefekdepresi barbiturate.

3. Kafein

Namaresmi : COFFEINUM

Nama lain : Kofein

Beratmolekul : 194,19

Rumusmolekul : C8H18 N4O2 N

Rumusbangun : CH3 – H

1,3,7 = trimetilheksahina
Pemerian : Serbukatauhablurbentukjarum, mengkilat

biasanyamengumpul, putih, tidakberbau,

rasa pahit.

Kelarutan : Agaksukarlarutdalam air danetanol 95 % P,

mudahlarutdalamkloroform P sukarlarut

dalameter P.

Dosis : Maksimumsekali 500 mg sehari 1,9 gr.

Penyimpanan : Dalamwadahtertutuprapat.

Khasiat : Stimulansarafpusat, kardotanikum

Jalurlebur : Antara 235°C dan 237,5°C, pemetapan

dilakukanmenggunakanzat yang telah

dikeringkanpadasuhu 80°C selama 4 jam.


C. UraianHewanUji

1. Klasifikasi (Anonim, 2008)

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Mamalia

Ordo : Rodentia

Family : Muridae

Sub Family : Muridae

Genus : Mus

Spesies : Musmusculus

2. Morfologi

Mencit( Musmusculus )adalahhewanpenyerat rodentia yang

cepatberkembangbiak, mudahdipeliharadalamjumlah yang

bervariasigenetiknyacukupbesarsertasifatdanfisiologinyakarakteristi

knyadenganbaikjenismencit yang paling

banyakdigunakanuntukpenelitian.

Mencitdapatdikekangdengancaramemegangekornyadengan

carajariataupingset yang ujungnyadilapisikaret,

sedangkantangankananmemegangleheruntuktujuanpenyuntikanda
npemeriksaanmencitdiangkatekornyalaluditempatkanpadapermuka

an yang kasarsehinggamencitterdiam.

3. Karakteristik ( Malole, 1989)

Masatumbuh : 6 bulan

Lama hidup : 2 – 3 bulan

Tekanandarah : 146 – 156

Suhutubuh normal : 37,5 – 39,5°C

Volume darah : 173% Bx

Lajurespurasi : 136 – 216

Masahamil : 19 – 20 hari

Masalaktasi : 21 hari

Jumlahsatu kali lahir : 4 – 21 ekor

Frekuensilahir : 4 x tiaptahun

Beratbadan : 20 – 30 gr

Denyutjantung : 136 kali / menit

Mulaidikawinkan : - Jantan : 50 hari

- Betina :50 – 60 hari

Jumlahpernapasan : 94 : 163 / menit


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil pengamatan

Tabel pengamatan efek neufofarmakologi terhadap hewan uji mencit (Mus

musculus)

Perlakuan
Efek Na. CMC 1% b/v Efedrin HCL Kafein Fenobarbital
No
neufarmakologi
BB 5 10 20 40 BB 5 10 20 40 BB 5 10 20 40 BB 5 10 20 40
15 18 + + + 14 + + + + 15
1. Miosis 16 + 20 + 19 + + + 17
17 21 + 20 + + 18
15 18 14 15 + + + +
2. Midriasis 16 20 19 17
17 21 20 + 18
15 18 + 14 + + + 15 + + + +
3. Vasodilatasi 16 20 + 19 + + + 17
17 21 + 20 + 18
15 18 14 15
4. Vasokontriksi 16 20 19 17
17 21 20 18
15 18 + 14 15 + + + +
5. Bronkokontriksi 16 20 + 19 17
17 21 + 20 18
15 18 14 15
6. Bronkodilatasi 16 20 19 17
17 21 20 + + 18
15 18 14 + + 15
7. Grooming 16 20 19 + + 17
17 21 20 + + 18
15 + 18 + + + + 14 + + + + 15 + +
8. Tremor 16 + 20 + + 19 + + + 17
17 + 21 + + + 20 + + + 18
15 18 14 + 15
9. Diare 16 20 19 17 +
17 21 20 + 18
15 18 14 15
10. Eksoftalmus 16 20 19 17
17 21 20 18
15 18 14 + + 15 + + + +
11. Straub 16 20 19 + + 17
17 21 + 20 + + 18
15 18 + 14 + 15 +
12. Diuresis 16 20 19 + 17
17 21 20 + 18
15 18 + 14 + + + 15 + + + +
13. Respon kaget 16 20 + 19 + + 17
17 21 + 20 + 18
15 18 14 15
14. Ereksi 16 20 19 17
17 21 20 + 18
15 18 14 + 15
15. Ejakulasi 16 20 19 + 17
17 21 20 18

Keterangan: + (ada efek yang terjadi)


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah di lakukan maka dapat di

simpulkan bahwa obat-obatan seperti efedrin HCl, kaffein, dan

fenobarbital merupakan obatyang dapat mempengaruhi sistem saraf

pusat. Obat yang paling memepengaruhi sistem saraf pusat adalah kaffein

karena merupak stimulan sistem saraf pusat dengan efek menghilangkan

rasa letih, rasa lapar, dan mengantuk dan juga berefek natrop positif

terhadap jantung

B. Saran

Di harapkan agar alat dan bahan di laboratorium dapat di lengkapi

lagi agar proses proses praktikum dapat berjalan dengan lancar.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2010.Mencit (online) (http://budhy.men.blogspot.com/2010/12/


Laporan Lengkap.Pemeliharaan.Mencit.html.diakses Tgl 12 juni
2013 : 21.00 WITA
Bakti.Husada.2004.Pedoman Pemeriksaan laboratorium Toksikologi Obat.
Depkes RI : Jakarta
Bakti.Husada.2007.Pelayanan Informasi Obat. Depkes RI : Jakarta
Dirjen POM .1979.Farmakope Indonesia edisi III. Depkes RI : Jakarta
Dirjen POM .1995.Farmakope Indonesia edisi IV. Depkes RI : Jakarta
Gunawan,S.G. 2011. Farmakologi dan Terapan Edisi V. UI Press : Jakarta
Irianto, Kurt. 2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia Untuk Paramedis.
Yrama Media : Jakarta
Malole.1989. Penggunaan Hewan-hewan Uji Di Laboratorium. ITB :
Bandung
Olsen.J.2003. Belajar Mudah Farmakologi. Buku Kedokteran : Jakarta
Tjay.T.H.2007. Obat-Obat Penting Edisi V. PT.Elex Median Kamputindo :
Jakarta
Setiadi. 2007. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Graha Ilmu : Yogyakarta
Staf Pengajar. 1994. Catatan Kuliah Farmakologi. Penerbit Buku
Kedokteran : Jakarta
SKEMA KERJA

Hewan uji mencit ( Mus musculus )

Di puasakan

Di timbang

Perhitungan dosis dan volume pemberian

Perlakuan terhadap hewan uji

Na.Cmc 1% b/v luminal Efedrin HCl kaffein

Pengamatan efek neurologi pada

Menit 10’, 20’ dan 30 ‘

Pengumpulan data

Analisis data

Pembahasan

Kesimpulan
Perhitungan Dosis
1. Kafein 100 mg untuk 100 ml
Dosis untuk BB sekunder = 100 mg x 0,0026
= 0,26 mg/20 gr/1 ml
30
Dosis untuk BBmax = 20 x 0,26

= 0,39 mg/30 gr/1 ml


Pengenceran
100 mg : 0,39

100 2,564
Ditimbang 100 mg dilarutkan dengan Na.CMC 1 % b/v 2,564 ml
dipipet 1 ml ditambahkan dengan Na.CMC 1 % b/v adalah 100 ml
2. Luminal 30 mg
Berat 20 tablet = 2,52
Berat rata – rata = 0,126
Dosis untuk BB sekunder = 300 mg x 0,0026
= 0,078 mg/20 gr/1 ml
30
Dosis untuk BBmax = x 0,078
20
= 0,117 mg/30 gr/1 ml
% b/v sediaan = 0,000117 g × 100 ml × 1 ml
= 0,0117 g b/v
126
Berat yang ditimbang = x 0,117
30
= 0,491 mg
100
Dibuat dalam 100 ml = x 0,491
1
= 44,14 mg
= 0,044 gram

3. Efedrin HCl 25 mg

Berat 20 tablet = 3,04


Berat rata – rata = 0,152 mg = 152 gram

Dosis untuk BB sekunder = 25 mg x 0,0026

= 0,065 mg/20 gr/1 ml


30
Dosis untuk BBmax = x 0,065
20

= 0,0975 mg/30 gr/1 ml


150
Berat yang ditimbang = x 0,0975
25

= 0,592 mg
100
Dibuat dalam 100 ml = x 0,592
1

= 59,28 mg

= 0,0592 gram

 Volume Pemerian

 Untuk kelompok 1 ( Na.cmc )


15
VP1 = 30 𝑥 1 𝑚𝑙 = 0,5 𝑚𝑙
16
VP2 = 30 𝑥 1 𝑚𝑙 = 0,53 𝑚𝑙
17
VP3 = 30 𝑥 1 𝑚𝑙 = 0,566 𝑚𝑙

 Untuk kelompok II ( Efedrin Hcl )


18
VP1 = 30 𝑥 1 𝑚𝑙 = 0,6 𝑚𝑙
21
VP2 = 30 𝑥 1 𝑚𝑙 = 0,7 𝑚𝑙
20
VP3 = 30 𝑥 1 𝑚𝑙 = 0,66 𝑚𝑙

 Untuk kelompom III ( Coffein )


14
VP1 = 30 𝑥 1 𝑚𝑙 = 0,46 𝑚𝑙
20
VP2 = 30 𝑥 1 𝑚𝑙 = 0,66 𝑚𝑙
19
VP3 = 30 𝑥 1 𝑚𝑙 = 0,63 𝑚𝑙

 Untuk kelompok IV ( Fenobarbital )


15
VP1 = 30 𝑥 1 𝑚𝑙 = 0,5 𝑚𝑙
17
VP2 = 30 𝑥 1 𝑚𝑙 = 0,566 𝑚𝑙
18
VP3 = 30 𝑥 1 𝑚𝑙 = 0, 𝑔 𝑚𝑙
Perhitungan % efek

Tabel 1. Hasil pengamatan banyaknya efek yang tampak


dihubungkan dengan factor pembobotan masing-masing aktivitas
yang diamati.

No Kategori Konsentrasi
Na.CMC Efedrin Kafein Fenobarbital
Hcl
1 Parasimpatomimetik 1,67 16,67 40,83 8,33

2 Depresi ssp 8,33 41,67 75 0


3 Simpatotitik 3,57 17,85 41,67 0
4 Relaksasi otot - - - -
5 Stimulasi ssp 0 0 41,67 0
6 Simpatomimetik 0 0 19,44 11,11
7 Parasimpatomimetik 0 0 19,44 11,11

Persamaan yang dipergunakan untuk memperoleh nilai tersebut di


atas :

% Efek =
 ( 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑒𝑓𝑒𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑎𝑡𝑖 𝑥 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡𝑎𝑛)
x 100 %
 (𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑎𝑛𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑥 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡𝑎𝑛 )

1. Parasimpatomimetik : Urinasi, diare,miosis, straub.


Na.CMC 1 % =
 ( 0 𝑥 2,0)+ (0 𝑥 1,0)+ (1 𝑥 1,5)+ (0 𝑥 0,5)
x 100 %
 (12 𝑥 2,0 )+ (12 𝑥 1,0)+ ( 12 𝑥 1,5 )+ ( 12 𝑥 0,5 )

= 1,67 %
Efedrin Hcl =
 ( 1 𝑥 2,0)+ (0 𝑥 1,0)+ (5 𝑥 1,5)+ (1 𝑥 0,5)
x 100 %
 (12 𝑥 2,0 )+ (12 𝑥 1,0)+ ( 12 𝑥 1,5 )+ ( 12 𝑥 0,5 )

= 16,67 %
Kafein =
 ( 3 𝑥 2,0)+ (2 𝑥 1,0)+ (9 𝑥 1,5)+ (6 𝑥 0,5)
x 100 %
 (12 𝑥 2,0 )+ (12 𝑥 1,0)+ ( 12 𝑥 1,5 )+ ( 12 𝑥 0,5 )

= 40,83 %
Fenobarbital =
 ( 1 𝑥 2,0)+ (1 𝑥 1,0)+ (0 𝑥 1,5)+ (4 𝑥 0,5)
x 100 %
 (12 𝑥 2,0 )+ (12 𝑥 1,0)+ ( 12 𝑥 1,5 )+ ( 12 𝑥 0,5 )

= 8,33 %
2. Depresi system saraf pusat : Miosis
 ( 1 x 1,5 )
Na.CMC 1 % = x 100%
( 12 𝑥 1,5 )

= 8,33 %
 ( 5 x 1,5 )
Efedrin Hcl = x 100%
( 12 𝑥 1,5 )

= 41,67 %
 ( 9 x 1,5 )
Kafein = x 100%
( 12 𝑥 1,5 )

= 75 %
 ( 0 x 1,5 )
Fenobarbital = x 100%
( 12 𝑥 1,5 )

= 0
3. Simpatotitik : Vasokontriksi, miosis

 (0 x 2,0 ) + ( 1 x 1,5 )
Na.CMC 1 % = x 100%
(12 𝑥 2,0 ) + ( 12 𝑥 1,5 )

= 3,57%

 (0 x 2,0 ) + ( 5 x 1,5 )
Efedrin Hcl = x 100%
(12 𝑥 2,0 ) + ( 12 𝑥 1,5 )

= 17,85 %

 ( 2 x 2,0 ) + ( 9 x 1,5 )
Kafein = x 100%
(12 𝑥 2,0 ) + ( 12 𝑥 1,5 )

= 41,67 %
 (0 x 2,0 ) + ( 0 x 1,5 )
Fenobarbital = x 100%
(12 𝑥 2,0 ) + ( 12 𝑥 1,5 )

= 0

4. Stimulasi ssp : tremor, brokokontriksi


 (0 x 1,0 ) + ( 0 x 2,0 )
Na.CMC 1 % = x 100%
(12 𝑥 1,0 ) + ( 12 𝑥 2,0 )

=0

 (0 x 1,0 ) + ( 0 x 2,0 )
Efedrin Hcl = x 100%
(12 𝑥 1,0 ) + ( 12 𝑥 2,0 )

=0

 (3 x 1,0 ) + ( 6 x 2,0 )
Kafein = x 100%
(12 𝑥 1,0 ) + ( 12 𝑥 2,0 )

= 41,67 %

 (0 x 1,0 ) + ( 0 x 2,0 )
Fenobarbital = x 100%
(12 𝑥 1,0 ) + ( 12 𝑥 2,0 )

=0

5. Simpatomimetik : kejang – kejang imidriasis

 ( 0 x 1,0 ) + ( 0 x 0,5 )
Na.CMC 1 % = x 100%
(12 𝑥 1,0 ) + ( 12 𝑥 0,5 )

=0

 ( 0 x 1,0 ) + ( 0 x 0,5 )
Efedrin Hcl = x 100%
( 12 𝑥 1,0 ) + ( 12 𝑥 0,5 )

=0

 ( 3 x 1,0 ) + ( 1 x 0,5 )
Kafein = x 100%
( 12 𝑥 1,0 ) + ( 12 𝑥 0,5 )

= 19,44 %
 (0 x 1,0 ) + ( 4 x 0,5 )
Fenobarbital = x 100%
(12 𝑥 1,0 ) + ( 12 𝑥 0,5 )

= 11,11 %

6. Parasimpatomimetik : kejang – kejang imidriasis

 ( 0 x 1,0 ) + ( 0 x 0,5 )
Na.CMC 1 % = x 100%
(12 𝑥 1,0 ) + ( 12 𝑥 0,5 )

=0

 ( 0 x 1,0 ) + ( 0 x 0,5 )
Efedrin Hcl = x 100%
( 12 𝑥 1,0 ) + ( 12 𝑥 0,5 )

=0

 ( 3 x 1,0 ) + ( 1 x 0,5 )
Kafein = x 100%
( 12 𝑥 1,0 ) + ( 12 𝑥 0,5 )

= 19,44 %

 (0 x 1,0 ) + ( 4 x 0,5 )
Fenobarbital = x 100%
(12 𝑥 1,0 ) + ( 12 𝑥 0,5 )

= 11,11 %

Anda mungkin juga menyukai