Anda di halaman 1dari 26

Critical Book Review (CBR)

“Bahasa Indonesia Akademik untuk Perguruan Tinggi”

Disusun oleh

NAMA : Ulfah Khairunnisa Koto

NIM : 7183344015

DOSEN PENGAMPU : Dra. Rosmaini, M.Pd.

MATA KULIAH : Bahasa Indonesia

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Selama ini, kita jarang yang tahu untuk apa membaca, baik membaca buku fiksi,
nonfiksi, jurnal bahkan karya tulis ilmiah. Pada bahasan selanjutnya akan dipaparkan perihal
Bahasa Karya tulis Ilmiah, sebab “bahasa” dalam karya tulis ilmiah berkedudukan sebagai
bahasa komunikasi antara penutur dengan pendengar atau penulis dengan pembaca.
Dalam rangka menciptakan budaya membaca dan menulis karya tulis ilmiah, pendidikan
bahasa karya tulis ilmiah haruslah ditanamkan sedini mungkin. Hubungan dengan hal tersebut,
maka pada perguruan tinggi biasanya terdapat mata kuliah yang khusus membahas perihal Karya
Tulis Ilmiah. Sehingga, mampu membuat pemahaman masyarakat akan beralih pasalnya
penggunaan bahasa pada karya tulis ilmiah dikenal masyarakat luas ataupun awam.
Karya tulis ilmiah sebagai wahana melatih mengungkapkan pikiran atau hasil
penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis memerlukan bahasa
penyambung atau pengantar yang sesuai, disinilah letak fungsi bahasa karya tulis ilmiah. Bahasa
karya tulis ilmiah juga banyak ragamnya dan memiliki struktur atau penyusunan yang tidak jauh
dengan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, hanya saja nampak lebih sistematis
dan metodologis.
Bahasa dalam Karya Tulis Ilmiah bertujuan untuk menyampaikan suatu hal, gagasan
(pendapat), ide kepada orang lain agar dapat memahaminya. Tanpa peran bahasa Karya Tulis
Ilmiah tidak dapat berkembang. Implikasinya di dalam pengembangan daya nalar, menjadikan
bahasa sebagai prasarana berpikir modern.

1.2. Rumusan Masalah


a. Bagaimana Penggunaan Bahasa dalam Karya Tulis Ilmiah?
b. Bagaimana Cara Memulai Menulis Karya Tulis Ilmiah?
c. Jenis-jenis Karya Tulis Ilmiah
1.3.Tujuan
a. Untuk mengetahui bagaimana penggunaan bahasa dalam karya tulis ilmiah
b. Untuk mengetahui bagaimana cara memulai menulis karya tulis ilmiah
c. Untuk mengetahui jenis-jenis karya tulis ilmiah

1.4.Manfaat
Manfaat dibuat nya critical book review ini adalah untuk mengetahui beberapa ilmu yang belum diketahui
sebagaimana maksud dari tujuan critical book review diatas. Selain itu juga dapat dimanfaatkan
sebagai referensi tulisan yang relevan.
IDENTITAS BUKU

Buku utama

1. Judul : Materi kuliah bahasa Indonesia untuk perguruan tinggi


2. Penulis : Dr. Drs. H. Eko Kuntarto, M. Pd, M. Comp. Eng
3. ISBN : -
4. Penerbit & kota : -
5. Tahun terbit : -
6. Jumlah halaman : 185 halaman

Buku Pembanding

1. Judul : Buku Ajar Bahasa Indonesia dan Tata Karya Tulis Ilmiah
2. Penulis : Dr. Ir. I Ketut Wijaya, M.Erg.
3. ISBN : -
4. Penerbit & Kota : Universitas Udayana, Bali
5. Tahun terbit : 2016
6. Urutan cetakan : Pertama
7. Jumlah halaman : 70 halaman
BAB II
DESKRIPSI ISI BUKU

A. Memaparkan ringkasan isi buku yang di kritisi

BUKU UTAMA
BAB VII : BAHASA DALAM KARYA ILMIAH
A. Penggunaan Bahasa dalam Karya Ilmiah
Pemilihan atau penggunaan bahasa merupakan hal yang sangat krusial dalam penulisan karya
ilmiah. Hal ini bertujuan agar apa yang disampaikan oleh penulis skripsi bisa dipahami oleh
pembaca. Karenanya, gunakan bahasa yang baik dan benar. Ketentuan penggunaan bahasa dalam
penyusunan karya ilmiah adalah sebagai berikut :
1) Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia baku sebagaimana termuat dalam Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indoensia Yang Disempurnakan (EYD).
2) Struktur kalimat yang dibuat lengkap, dalam arti ada subyek, predikat, obyek dan/atau
keterangan. Kalimat juga tidak boleh disingkatsingkat, seperti: “Bahan baku pakan ternak terdiri
atas jagung, bekatul, dll”. Kalimat yang benar adalah: “Bahan baku pakan ternak terdiri atas
jagung, bekatul, dan lain-lain”.
3) Satu aline terdiri dari minimal dua kalimat, yakni kalimat inti dan kalimat penjelas. Tidak
boleh ada satu paragraf yang hanya terdiri atas satu kalimat meskipun panjang.
4) Istilah yang digunakan adalah istilah Indonesia atau yang sudah di Indonesiakan. Jika ada
istilah asing maka harus dilengkapi terjemahan dari istilah tersebut.
5) Istilah (terminologi) asing boleh digunakan jika memang belum ada pandangannya dalam
bahasa Indonesia, atau bila dirasa perlu sekali (sebagai penjelas/konfirmasi istilah, diletakkan
dalam kurung), dan diketik dengan menggunakan huruf miring.
6) Kutipan dalam bahasa asing diperkenankan namun harus diterjemahkan atau dijelaskan
maksudnya, dan ditulis dengan huruf miring (italic).

Adapun hal-hal yang harus dihindari dalam penulisan karya ilmiah,


antara lain, sebagai berikut:
1) Penggunaan kata ganti orang pertama atau orang kedua (saya, aku, kami, kita, kamu). Pada
penyajian ucapan terima kasih di bagian Kata Pengantar, istilah “saya” diganti dengan “penulis”.
2) Menonjolkan penulis dalam menguraikan penelitian. Misalnya, “Penulis telah melakukan
ujicoba....”. Pernyataan itu mestinya ditulis: “Ujicoba telah dilakukan.....”
3) Pemakaian tanda baca yang tidak tepat.
4) Penggunaan awalan did dan ke yang tidak tepat (harus dibedakan dengan fungsi di dan ke
sebagai kata depan dan sebagai awalan).
5) Memberikan spasi antara tanda hubung atau sebelum koma, titik, titik koma, titik dua, tanda
tanya, tanda kurung, dan sejenisnya.
6) Penggunaan kata yang kurang tepat pemakaiannya dalam penulisan karya ilmiah.

B. Memulai Menulis Karya Ilmiah


Menulis harus dimulai dengan rasa senang dan keingintahuan. Seorang penulis harus
menyenangi apa yang ditulisnya dan cara-cara menuliskannya. Ia mengawali penulisan dengan
semangat yang tinggi dan cita-cita untuk segera menyelesaikan tulisannya agar dapat dibaca
orang lain. Karya ilmiah, juga karya tulis lain, sesungguhnya merupakan representasi dari ide
atau gagasan serta apa yang diketahui atau dipikirkan oleh penulis. Penulis yang baik tentu
memiliki pengetahuan yang baik tentang hal-hal yang ditulisnya. Pengetahuan dapat diperoleh
melalui berbagai sumber, seperti buku-buku, berita di media massa, mempelajari fenomena alam,
dan sebagainya.
Secara umum, langkah-langkah menulis dapat dijelaskan sebagai berikut:
Pertama, awali menulis dengan menetapkan topik yang menarik, bermanfaat, mudah untuk
ditulis, ada di sekitar kita, dan sesuai dengan tujuan penulisan. Jangan memulai menulis jika
belum ada topik yang menarik karena waktu kita akan terbuang percuma. Kesimpangsiuran
tentang topic akan membuat kita bingung dari mana memulainya. Kedua, berfikirlah bahwa
menulis adalah seni. Untuk bisa memiliki karya ilmiah yang baik maka harus memperbaiki
persepsi tentang menulis. Jika sebelumnya kita menganggap bahwa menulis adalah beban, maka
ubahklah konsepsi kita bahwa menulis itu adalah seni, sesuatu yang menyenangkan,
mengekspresikan kegembiraan, membuat hati kita merasa lega jika sedang menulis.
Ketiga, mulailah menulis tanpa terlalu memperhatikan tatatulis dan gramatika. Ada waktunya
untuk mengedit tulisan yang kita buat. Bahasa, susunan gramatika, pemilihan kosa kata dapat
diperbaiki pada saat atau setelah tulisan selesai dibuat. Meminta orang lain untuk mengedit
tulisan juga dapat dilakukan agar hasilnya lebih baik. Keempat, mulailah dengan kata-kata dan
kalimat yang mudah. Hindari memulai tulisan dengan kata-kata yang sulit dan susunan kalimat
yang kompleks. Justru kata-kata dan kalimat yang sederhana akan lebih mudah dipahami oleh
pembaca dan terhindar dari ketaksaan (ambiguitas) makna. Kalimat majemuk yang berangkai-
rangkai akan menyulitkan penulis dalam mengembangkan paragraf, dan juga menyulitkan
pembaca dalam memahami maksudnya. Istilah asing yang tidak dipahami dengan benar oleh
penulis sebaiknya juga dihindari. Jangan sampai menulis suatu istilah yang penulis sendiri tidak
mengerti artinya. Kelima, milikilah prinsip-prinsip kejujuran, motivasi yang kuat dan benar,
teguh dalam kebenaran, menguasai tata bahasa yang baik dan benar, menguasai dasar-dasar
keilmuan yang relevan secara memadai, susunlah logika penulisan dengan struktur yang baik,
sederhana dalam berfikir dan mengungkapkan ide-ide. Gunakan bahasa yang lugas dan
sederhana, hindari gejolak perasaan yang berlebihan, dan hindari penggunaan metafora,
hiperbola, ironi, dan gaya bahasa sejenis.
Dalam menulis sebuah karya ilmiah dibutuhkan sebuah keaktifan untuk berlatih menuangkan
gagasan. Lakukanlah hal itu setiap hari, meskipun sedikit. Kemauan yang sangat besar untuk
menuliskan gagasan-gagasan yang ditemukan, akan sangat besar peranannya dalam membangun
kemampuan menulis karya ilmiah.

C. Langkah-langkah Penulisan Karya Tulis Ilmiah


Setelah langkah persiapan dilakukan, langkah pertama yang harus dilakukan seorang penulis
karya ilmiah adalah memilih topik dan merumuskan judul tulisan. Ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan pada saat menentukan topik untuk karya ilmiah. Penulisan karya ilmiah harus
mengikuti kaidah kebenaran isi, metode kajian, serta tata cara keilmuan. Salah satu cara untuk
memenuhi kaidah tersebut adalah dengan melakukan pemilihan topik yang jelas dan spesifik.
Setelah topik ditetapkan, batasi topik itu pada yang penting-penting saja. Jangan terlalu luas,
jangan pula terlalu sempit. Pembatasan topik tersebut akan mengarahkan penulis pada
perumusan judul. Judul yang dibuat hendaknya merepresentasikan isi tulisan secara keseluruhan.
Pada dasarnya, judul merupakan simpulan dari isi tulisan. Karena itu, judul hendaknya tidak
terlalu panjang, singkat dan padat. Judul yang terlalu panjang akan membingungkan
pembacanya. Judul yang terlalu pendek kadang tidak mewakili isi tulisan secara keseluruhan.
Langkah kedua adalah merumuskan masalah. Rumusan masalah yang jelas dan tepat menjadi
sangat penting untuk dapat menghasilkan karya tulis ilmiah yang terfokus pembahasannya.
Teknik yang dapat dilakukan untuk merumuskan masalah diantaranya: (1) usahakan
merumuskan masalah dalam satu kalimat yang sederhana, (2) ajukan pertanyaan dengan
menggunakan kalimat tanya yang operasional (mudah dilaksanakan), (3) jika kita dapat
menjawab dengan pasti pertanyaan-pertanyaan yang kita ajukan, berarti rumusan masalah yang
kita buat sudah cukup jelas dan tepat, (4) yang buatlah rumusan masalah secara kronologis
berdasarkan alasan dan latar belakang penulisan, dan (5) rumusan masalah hendaknya relevan
dengan tujuan penulisan. Langkah ketiga merumuskan tujuan. Rumusan tujuan dibuat
berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan penulisan
sesungguhnya merupakan jawaban atas rumusan masalah. Jika kita menetapkan masalah:
“Faktor-faktor apa saja yang menjadi sebab timbulnya banjir?”, maka rumusan tujuan dapat
berbunyai: “Mencari faktor-faktor penyebab terjadinya banjir”. Rumusan tujuan hendaknya
dibuat dengan kalimat-kalimat pernyataan operasional, yaitu pernyataan yang mudah dikerjakan
dan mudah diukur. Jangan menggunakan kata kerja berakhiran –i, misalnya mengetahui.
Gunakan kata kerja operasional berakhiran –kan, misalnya menjelaskan, menggambarkan,
menuliskan, menyebutkan, dan kata kerja lainnya yang mudah dilaksanakan, misalnya mencari
hubungan, menggambarkan peran, melihat pengaruh. Langkah keempat adalah
mengidentifikasi pembaca. Kewajiban seorang penulis karya ilmiah adalah memuaskan
kebutuhan pembacanya akan informasi, yaitu dengan cara menyampaikan pesan yang ditulisnya
agar mudah dipahami oleh pembacanya. Sebelum menulis, kita harus mengidentifikasi siapa
kira-kira yang akan membaca tulisan kita. Hal tersebut perlu dipertimbangkan pada saat kita
menulis karya tulis ilmiah agar tulisan kita tepat sasaran. Langkah kelima adalah menentukan
cakupan materi. Cakupan materi adalah jenis dan jumlah informasi yang akan disajikan di dalam
tulisan. Keluasan cakupan materi akan bergantung pada jenis tulisan ilmiah yang kita buat.
Selanjutnya, langkah keenam adalah mengumpulkan referensi atau rujukan dan data serta
informasi yang diperlukan pada saat tulisan disusun. Rujukan dapat diperoleh dari buku-buku
yang relevan dengan isi penelitian. Jika kita akan menulis tentang pemanfaatan sumber air
sebagai pembangkit listrik maka rujukan yang relevan, misalnya terkait dengan teori-teori
tentang kelistrikan, air sebagai sumber tenaga, teori mekanika, dan sebagainya. Langkah
terakhir adalah mulai menulis bagian-bagian dari struktur karya ilmiah, setahap demi setahap
secara kronologis dan berdasarkan kaidah tatatulis karya ilmiah. Struktur karya ilmiah pada
umumnya sudah baku, sesuai jenisnya. Masing-masing jenis karya ilmiah memiliki struktur dan
bagian-bagian sendiri yang berbeda satu dengan yang lain.

D. Jenis-jenis Karya Ilmiah

 Artikel adalah tulisan yang berisi pendapat subjektif yang penulisannya tentang
suatu masalah atau peristiwa. Dalam konteks ilmiah, artikel adalah karya tulis yang
dirancang untuk dimuat dalam jurnal atau buku yang berisikan artikel. Artikel ilmiah
diangkat dari hasil pemikiran dan kajian pustaka ataupun hasil pengembangan sebuah
proyek.
 Makalah adalah karya ilmiah yang menyajikan sebuah masalah yang
penyelesaiannya mengandalkan bermacam-macam data yang ada di lapangan. Karya
ilmiah ini bersifat empiris dan juga objektif. Dalam penyajiannya, makalah biasanya
dipresentasikan dalam sebuah kegiatan seminar.
 Skripsi adalah karya ilmiah yang dibuat oleh mahasiswa untuk mendapatkan gelar
sarjana (S1)-nya. Skripsi memuat tulisan berisi pendapat penulis dengan mengacu atau
berdasarkan teori yang telah ada sebelumnya.
 Kertas Kerja atau Work paper pada dasarnya sama dengan makalah, namun dibuat
dengan analisis yang lebih mendalam dan tajam serta dipresentasikan pada seminar atau
lokakarya yang biasanya dihadiri oleh ilmuwan.
 Paper adalah sebutan khusus untuk makalah di kalangan mahasiswa dalam
kaitannya dengan pembelajaran dan pendidikannya sebelum menyelesaikan jenjang studi
Diploma, S1, S2 dan atau S3. Sistematika penulisannya pun sama dengan artikel dan
makalah, tergantung panduan yang berlaku di perguruan tinggi yang bersangkutan.
 Tesis adalah karya tulis ilmiah mahasiswa untuk menyelesaikan program studi S2
atau Pascasarjana yang bersifat lebih mendalam dibandingkan dengan skripsi. Tesis
mengungkapkan pengetahuan baru yang didapat dari penelitian yang dilakukan individu
yang bersangkutan.
 Disertasi atau Ph.D thesis diperuntukkan bagi mahasiswa program S3 atau meraih
gelar Doktor/Dr. yang mengemukakan analisis yang dapat dibuktikan oleh penulis
berdasarkan dengan data dan fakta yang sahih atau valid dengan analisis yang terinci.
Disertasi berisi suatu temuan penulis sendiri yang berupa temuan orisinal.

E. Teknik Penyajian Karya Tulis Ilmiah


1. Penulisan Judul
Judul skripsi, tesis, atau disertasi dicantumkan sekitar empat cm dari tepi atas kertas. Judul
diketik dengan huruf kapital seluruhnya tanpa diakhiri tanda baca apa pun. Jika judul tersebut
memiliki subjudul dibubuhkan titik dua (:). Perhatikan contoh berikut!
Contoh judul skripsi tanpa subjudul:
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KARYAWAN HOTEL
GRAND CANDI SEMARANG
Contoh judul skripsi dengan subjudul:
PERBANDINGAN KEEFEKTIFAN KALIMAT SKRIPSI PADA MAHASISWA YANG
MENDAPAT DAN TIDAK MENDAPAT MATA KULIAH BAHASA INDONESIA: STUDI
KASUS DI UNIVERSITAS STIKUBANK SEMARANG
Maksud penyusunan skripsi, tesis, atau disertasi dicantumkan di bawah judul, yang ditulis
dengan menggunakan huruf kapital pada semua awal kata, kecuali kata tugas, seperti di, dalam,
dan, bagi, untuk, sebagai, dan dari. Isi pernyataan ini pun tidak bertanda baca apa pun.
Contoh:
Skripsi ini Disusun guna Melengkapi Syarat Ujian Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi,
Universitas Stikubank Semarang
atau
Skripsi ini Disusun untuk Memperolah Gelar Sarjana Sastra pada Fakultas Bahasa dan Ilmu
Budaya, Universitas Stikubank Semarang
atau
Skripsi ini Disusun untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi pada
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pariwisata Indonesia Semarang
atau
Tesis ini Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam
Bidang Ilmu Pangan pada Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor
atau
Disertasi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Doktor dalam Bidang Ilmu Ekonomi
Pertanian pada Program Pascasarjana, Institute Pertanian Bogor
Nama penyusun dan nomor induk mahasiswa (NIM) dicantumkan di bawah maksud penyusunan
dengan didahului kata Oleh dengan huruf kapital. Selanjutnya, nama penyusun juga dituliskan
dengan huruf kapital. NIM tidak diberi titik dan dicantumkan di bawah nama.
Contoh:
OLEH
PALUI RAKASIWI
NIM 15862012345

Nama program studi, fakultas, universitas, atau perguruan tinggi tempat penyusunan,
dicantumkan di bagian bawah identitas penyusun diikuti dengan nama kota dan tahun
penyusunan.
Untuk skripsi:
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS STIKUBANK
SEMARANG
2005

Untuk tesis atau disertasi:


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2004

2. Lembar Persetujuan
Ada dua macam lembar persetujuan. Lembar pertama persetujuan adalah lembar persetujuan
yang memuat persetujuan dari (para) pembimbing. Hal-hal yang dicantumkan pada lembar
pembimbing adalah (1) teks Skripsi oleh …… ini telah disetujui untuk diuji, atau Tesis ini telah
disetujui untuk diuji, atau disertasi telah disetujui untuk diuji, dan (2) nama lengkap dan nomor
induk pegawai (NIP) Pembimbing I dan II (untuk skripsi dan tesis), serta Pembimbing III (untuk
disertasi). Contoh lembar persetujuan pembimbing dimaksud seperti pada lampiran..
Lembar kedua persetujuan adalah lembar persetujuan adalah lembar persetujuan yang berisi
pengesahan skripsi, tesis, atau disertasi oleh para penguji, ketua jurusan, dan dekan (ketua bagi
sekolah tinggi). Pengesahan ini baru diberikan setelah di adakan penyepurnaan oleh mahasiswa
yang bersangkutan sesuai dengan saran-saran yang diberikan oleh para penguji pada saat
berlangsungnya ujian. Dalam bulan, dan tahun dilaksanakannya ujian, tanda tangan, nama
lengkap, dan NIP dari tiap-tiap dosen penguji dan dekan/ketua sekolah tinggi/ketua jurusan/ketua
program studi. Contoh lembar persetujuan dosen penguji dapat dilihat pada lampiran.
3. Abstrak
Kata abstrak ditulis di bagian tengah halaman dengan huruf kapital, simetris di batas atas bidang
pengetikan dan tanpa tanda titik. Nama penulis diketik dengan jarak 2 spasi dari kata abstrak,
ditepi kiri dengan urutan : nama diakhiri titik, tahun lulus diakhiri dengan titik, judul dicetak
miring dan diketik dengan huruf kecil (kecuali huruf-huruf pertama dari setiap kata) dan diakhiri
dengan titik. Kemudian diiukuti kata skripsi diakhiri degan koma, diikuti oleh nama jurusan,
nama fakultas, nama universitas/institute/sekolah tinggi, diakhiri dengan titik. Setelah itu
dicantumkan nama dosen Pembimbing Utama dan Pembimbing Anggota (ada yang lengkap
dengan gelar akademiknya dan ada yang tidak dicantumkan gelar akademiknya). Urut-urutan ini
juga tidak baku, karena itu disarankan mengikuti pedoman yang dikeluarkan oleh lembaga
pendidikan tinggi masing-masing. Dalam abstrak dicantumkan kata kunci yang ditempatkan
paling bawah teks abstrak, namun ada juga di tempatkan pada bagian atas di bawah nama, judul,
dan nama pembimbing. Jumlah kata kunci antara 3-5 buah. Kata kunci diperlukan untuk
komputerisasi sistem informasi ilmiah. Dengan kata kunci dapat ditemukan dengan mudah judul-
judul skripsi, tesis, dan disertasi berserta abstraknya.Teks abstrak disajikan secara padat intisari
tulisan yang mencakupi latar belakang, masalah yang diteliti, metode yang digunakan, hasil yang
diperoleh, dan simpulan (dan saran yang diajukan, bila ada). Teks abstrak diketik dengan jarak
spasi tunggal, dengan panjang maksimal satu halaman kuarto (A4). Ada juga yang
memperbolehkan panjang teks abstrak maksimal dua halaman kuarto, atau didasarkan pada
jumlah kata maksimal 250 buah kata. Contoh format abstrak dapat dilihat pada lampiran.
4. Prakata
Hal-hal yang dicantumkan dalam prakata antara lain ucapan terima kasih penulis yang ditujukan
kepada orang-orang, lembaga, organisasi, dan pihak-pihak lain yang telah membantu dalam
mempersiapkan , melaksanakan, dan menyelesaikan skripsi, tesis, dan disertasi.
Tulisan prakata diketik dengan huruf kapital, simetris di batas atas bidang pengetikan dan tanpa
tanda titik. Teks prakata diketik dengan jarak dua spasi. Panjang teks tidak lebih dari dua
halaman kertas ukuran kuarto (A4). Pada bagian akhir teks (pojok kanan bawah) dicantumkan
kota, bulan, tahun, dan penulis (tanpa menyebutkan nama terang). Contoh prakata disajikan pada
lampiran.
5. Daftar Isi
Dalam halaman daftra isi dimuat judul bab, judul subbab, dan judul subbab yang disertai dengan
nomor halaman tempat pemuatannya di dalam teks. Semua judul bab diketik dengan huruf
kapital, judul subbab dan subsubsubbab diketik dengan huruf kecil kecuali huruf-huruf pertama
kata utama. Daftar isi seyogyanya menggambarkan garis besar organisasi keseluruhan isi,
sebagaimanan yang dikemukakan pada Bab 2. Contoh daftar isi dapat dilihat pada lampiran.
6. Daftar Tabel
Ada banyak cara dalam menuliskan daftar tabel. Secara umum, halaman daftar tabel memujat
nomror tabel, judul tabel, dan nomor halaman pemuatannya di dalam teks untuk setiap tabel.
Judul tabel harus sama dengan judul tang yang terdapat di dalam teks. Jarak antarbaris judul
tabel diketik dengan spasi ganda, sedangkan judul tabel yang memerlukan lebih dari satu baris,
jarak antarbaris diketik dengan spasi tunggal. Contoh daftar tabel dapat dilihat pada lampiran.
7. Daftar Gambar
Sebagian perguruan tinggi menamai daftar gambar dengan daftar ilustrasi. Pada halaman daftar
gambar (atau daftar ilustrasi) dicantumkan nomor gambar, judul gambar, dan nomor halaman
tempat pemuatannya di dalam teks. Judul gambar harus sama dengan judul gambar yang
terdapat di dalam teks. Jarak antarbaris judul gambar diketik dengan spasi ganda, sedangkan
judul gambar yang memerlukan lebih dari satu baris, jarak antarabaris diketik dengan spasi
tunggal. Comtoh daftar gambar dapat dilihat pada lampiran.
8. Daftar Lampiran
Secara umun, halaman daftar lampiran memuat nomor lampiran, judul lampiran, dan nomor
halaman pemuatannya. Judul lampiran harus sama dengan judul lampiran yang terdapat di dalam
teks. Jarak antarbaris judul lampiran yang memerlukan lebih dari satu baris, jarak antarabaris
diketik dengan spasi tunggal. Contoh daftar lampiran dapat dilihat pada lampiran.
9. Daftar Lain
Jika dalam skripsi, tesis, atau disertasi banyak digunakan tanda-tanda lain yang mempunyai
makna esensial, misalnya singakatan atau lambang-lambang yang digunakan dalam matematika,
ilmu eksakta, teknik, bahasa, dan sebagainya, perlu ada daftar khusus mengenai tanda-tanda,
singkatan, atau lambang-lambang dimaksud. Contoh daftar khusus didajikan pada lampiran.

BUKU PEMBANDING
BAB I. Ragam Bahasa Ilmiah, Non Ilmiah, Dan Semi Ilmiah
1. Ragam Bahasa Ilmiah

a. Cendekia
Ciri cendekia yang dimaksud adalah bahasa Indonesia yang digunakan dalam penulisan karya
ilmiah mampu mengungkapkan hasil berpikir logis secara tepat. Hal itu diwujudkan dalam
penyusunan atau pengorganisasian bahasa secara sistematis, artinya teratur dan runtut sehingga
menunjukkan kelogisan berpikir seseorang atau penulis.
b. Lugas dan Logis
Ciri lugas yang dimaksud adalah bahasa Indonesia yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah
harus bermakna harafiah dan tidak bermakna ganda, sedangkan ciri logis adalah bahasa
Indonesia yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah sesuai dengan logika atau dapat
diterima oleh akal sehat. Hal itu membantu penulis dalam mengungkapkan pola pikir atau
gagasannya dan membantu pembaca dalam memahami gagasan atau pola pikir penulis.
c. Jelas
Ciri jelas yang dimaksud adalah bahasa Indonesia yang digunakan dalam pen ulisan karya
ilmiah jelas struktur kalimat dan maknanya. Hal itu sangat membantu penulis dalam
memaparkan gagasan atau pola pikirnya dan mempermudah pembaca untuk memahami makna
yang dimaksudkan.
d. Padat dan Ringkas
Padat yang dimaksud adalah gagasan atau pola pikir yang akan diungkapkan tidak tercampur
unsur-unsur lain yang tidak ada hubungannya atau tidak diperlukan. Ciri ringkas yang dimaksud
adalah bahasa Indonesia yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah harus singkat, tidak
menggunakan kata-kata yang tidak diperlukan atau kata-kata yang berlebihan (mubazir). Dengan
demikian, pemulisan karya tulis ilmiah menunjukkan gagasan atau pola pikir yang padat dan
tertuang dalam kalimat yang ringkas
e. Formal dan Objektif
Formal yang dimaksud mengacu pada pandangan bahwa komunikasi ilmiah melalui tulisan
ilmiah merupakan komunikasi formal atau resmi sehingga bahasa Indonesia yang digunakannya
harus bahasa Indonesia formal, artinya bahasa Indonesia yang digunakan harus bahasa yang
berlaku dalam situasi formal atau resmi pada struktur bahasa yang mencakup seluruh tataran
struktur kebahasaan. Penggunaan bahasa seperti itulah yang menunjukkan ciri objektif, yaitu
dapat diukur kebenaranya secara terbuka oleh umum.
f. Gagasan sebagai Pangkal Tolak
Gagasan sebagai pangkal tolak yang dimaksud adalah bahasa yang digunakan dalam penulisan
karya ilmiah harus berorientasi pada gagasan atau pola pikir bukan pada penulis. Gagasan
sebagai pangkal tolak terkait dengan objektivitas penulis, artinya penggunaan bahasa tersebut
secara dominan harus bertolak pada objek yang dibicarakan dan bukan pada penulis secara
pribadi. Oleh karena itu, objektivitas harus ditandai dengan upaya penulis untuk menghindari
penggunaan kata saya, kami, dan kita
g. Penggunaan Istilah Teknis
Ciri penggunaan istilah teknis yang dimaksud adalah bahasa Indonesia yang digunakan dalam
penulisan karya ilmiah harus berfungsi sebagai wacana teknis, artinya sesuai dengan bidang
keilmuannya yang dilengkapi dengan peristilahan teknis yang meliputi penulisan angka,
lambang, dan istilah sesuai dengan bidang ilmu.
h. Konsisten
Ciri konsisten yang dimaksud adalah bahasa Indonesia yang digunakan dalam penulisan karya
ilmiah mulai dari tataran terkecil sampai dengan tataran terbesar dan terluas (keseluruhan
struktur bahasa) harus ajeg. Arti ajeg adalah taat asas atau selalu menggunakan bentuk-bentuk
atau unsur-unsur tersebut dari awal tulisan sampai akhir tulisan.
2. Ragam bahasa non ilmiah
Artikel Non Ilmiah (Fiksi) adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta pribadi dan
ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Satu ciri yang pasti ada dalam tulisan
fiksi adalah isinya yang berupa kisah rekaan. Kisah rekaan itu dalam praktik penulisannya juga
tidak boleh dibuat sembarangan, unsur-unsur seperti penokohan, plot, konflik, klimaks, setting
dan lainnya. Bentuk karangan non ilmiah adalah dongeng, cerpen, novel, roman, anekdot,
hikayat, cerber, puisi dan naskah drama.
3. Ragam bahasa semi ilmiah
Kalimat semi ilmiah merupakan kalimat yang membentukan katanya tidak terlalu formal, tidak
terlalu mengikuti metode ilmiah, tetapi tetap konsisten terhadap struktur kalimat yang lengkap
dan obyektif atas tulisan tersebut. Kalimat semi ilmiah biasanya digunakan pada artikel,
editorial, reportase.

BAB II. Penulisan Karya Tulis Ilmiah


Format laporan ilmiah
Ada berbagai macam format penulisan .Namun perbedaan di antara format format yang ada
jangan terlalu dipermasalahkan. Hal yang perlu diperhatikan adalah:
1. Pembaca dapat memahami dengan jelas bahwa penelitian telah dilakukan tujuan dan
hasilnya.
2. Langkah – langkah medannya jelas , agar jika pembaca tertarik dapat mengulang
kembali.
Pada dasarnya ada dua bentuk sistematika penulisan ilmiah ,Yaitu penulisan proposal penelitian
dan laporan hasil penelitian . Pada umumnya sistematika penulisan proposal penelitian dan
Penulisan laporan penelitian sebagai berikut :

Bagian awal
1. Halaman judul
2. Halaman persetujuan dan pengesahan (pada laporan penelitian ,sebelum halaman kata
pengantar dicantumkan intisari /abstrak)
3. Halamn kata pengantar atau prakata
4. Daftar isi
5. Daftar tabel (jika ada)
6. Daftar gambar (jika ada)
7. Daftar lampiran (jika ada)
Bagian Utama
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
2. Rumusan masalah
3. Tujuan penelitian
4. Ruang lingkup
5. Manfaat penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1. Landasan teori/ tinjauan teoretis
2. Kerangak teori
3. Kerangka konsep
4. Hipotesis atau pertamyaan penelitian (jika ada hipotesis)
BAB III METODE PENELITIAN ATAU CARA PENELITIAN
 Jenis penelitian
 Populasi sample (untuk penelitian disertai unit penelitian )
 Variabel penelitian (untuk penelitian laboratorium / eksperimental, sebelum variabel
penelitian dicantumkan bahan dan alat)
 Definisi operasioanal variabel atau istilah –istilah lain yang digunakan untuk memberi
batasan operasional agar jelas yang dimahsud dalam penelitian itu.
 Desain / rancangan penelitian ( tidak harus , kecuali pada penelitian eksperimental)
 Lokasi dan waktu penelitian
 Teknik pengumplan data.
 Instrumen penelitian yang digunakan
 Pengolahan dan Analisis data
Khusus laporan penelitian dilanjutkan dengan bab IV –VI berikut ini :
BAB IV – HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V – KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI – RINGKASAN
Bagian Akhir
1. Daftar pustaka
2. Lampiran – lampiran;

BAB III. Pembentukan Istilah Ilmiah Dalam Bahasa Indonesia


Istilah dan Tata Istilah
Istilah adalah kata atau frasa yang dipakai sebagai nama atau lambing dan yang dengan
cermatmengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang
ilmupengetahuan, teknologi, dan seni. Tata istilah (terminologi) adalah perangkat asas dan
ketentuan
pembentukan istilah serta kumpulan istilah yang dihasilkannya.
Misalnya:
1. Anabolisme pasar modal
2. Demokrasi pemerataan
3. Laik terbang perangkap electron
Istilah Umum dan Istilah Khusus
Istilah umum adalah istilah yang berasal dari bidang tertentu, yang karena dipakai secara luas,
menjadi unsur kosakata umum.
Misalnya:
1. Anggaran belanja penilaian
2. Daya radio
3. Nikah takwa
Istilah khusus adalah istilah yang maknanya terbatas pada bidang tertentu saja.
Misalnya:
1. Apendektomi kurtosis
2. Bipatride pleistosen
Persyaratan Istilah yang Baik
Dalam pembentukan istilah perlu diperhatikan persyaratan dalam pemanfaatan kosakata
bahasa Indonesia yang berikut.
1. Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang paling tepat untuk mengungkapkan
konsep termaksud dan yang tidak menyimpang dari makna itu,
2. stilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang paling singkat di antara pilihan yang
tersedia yang mempunyai rujukan sama.
3. Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang bernilai rasa (konotasi) baik.
4. Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang sedap didengar (eufonik).
5. Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang bentuknya seturut kaidah bahasa
Indonesia.
Nama dan Tata Nama
Nama adalah kata atau frasa yang berdasarkan kesepakatan menjadi tanda pengenal benda,
orang, hewan, tumbuhan, tempat, atau hal. Tata nama (nomenklatur) adalah perangkat peraturan
penamaan dalam bidang ilmu tertentu, seperti kimia dan biologi, beserta kumpulan nama yang
dihasilkannya.
Misalnya:
1. aldehida Primat
2. natrium klorida oryza sativa
PROSES PEMBENTUKAN ISTILAH
Konsep Ilmu Pengetahuan dan Peristilahannya
Upaya kecendikiaan ilmuan (scientist) dan pandit (scholar) telah dan terus menghasilkan
konsep ilmiah, yang pengungkapannya dituangkan dalam perangkat peristilahan. Ada istilah
yang sudah mapan dan ada pula istilah yang masih perlu diciptakan. Konsep ilmiah yang sudah
dihasilkan ilmuwan dan pandit Indonesia dengan sendirinya mempunyai istilah yang mapan.
Akan tetapi, sebagian besar konsep ilmu pengetahuan modern yang dipelajari, digunakan,
dan dikembangkan oleh pelaku ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia datang dari
luar negeri dan sudah dilambangkan dengan istilah bahasa asing. Di samping itu, ada
kemungkinan bahwa kegiatan ilmuwan dan pandit Indonesia akan mencetuskan konsep ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni yang sama sekali baru sehingga akan diperlukan istilah baru.
Bahan Baku Istilah Indonesia
Tidak ada satu bahasa pun yang sudah memiliki kosakata yang lengkap dan tidak memerlukan
ungkapan untuk gagasan, temuan, atau rekacipya yang baru. bahasa Inggris yang kini
dianggap bahasa internasional utama, misalnya, pernah menyerap kata dan ungkapan dari bahasa
Yunani, Latin, Prancis, dan bahasa lain, yang jumlahnya hampir tiga perlima dari seluruh
kosakatanya. Sejalan dengan itu, bahan istilah Indonesia diambil dari berbagai sumber,
terutama dari tiga golongan bahasa yang penting, yakni (1) bahasa Indonesia, termasuk unsur
serapannya, dan bahasa Melayu, (2) bahasa Nusantara yang serumpun, termasuk bahasa Jawa
Kuno, dan (3) bahsa asing, seperti bhasa Inggris dan bahasa Arab.
Pemantapan Istilah Nusantara
Istilah yang mengungkapkan konsep hasil galian ilmuwan dan pandit Indonesia, seperti
bhinneka tunggal ika, batik, banjar, sawer, gunungan, dan pamor, telah lama diterima secara
luas sehingga dapat dimantapkan dan hasilnya dikodifikasi.
Pemadanan Istilah
Pemadanan istilah asing ke dalam bahasa Indonesia, dan jika perlu ke salah satu bahasa
serumpun, dilakukan lewat penerjemahan, penyerapan, atau gabungan penerjemahan dan
penyerapan.
Demi keseragaman, sumber rujukan yang diutamakan ialah istilah Inggris yang pemakaiannya
bersifat internasional karena sudah dilazimkan oleh para ahli dalam bidangnya.
Penulisan istilah serapan itu dilakukan dengan atau tanpa penyesuaian ejaannya berdasarkan
kaidah fonotaktik, yakni hubungan urutan bunyi yang diizinkan dalam bahasa Indonesia.

BAB VI. Tata Tulis Karya Ilmiah


Di dalam penulisan karya ilmiah, tentunya terdapat kaidah-kaidah yang berlaku, yang mana
kaidah-kaidah tersebut dapat dijadikan sebagai pedoman dalam penulisan karya ilmiah yang baik
dan benar. Nah, kaidah-kaidah tersebut dibuat agar terjadi penyelarasan dalam penulisan karya
ilmiah, sehingga penulisan karya ilmiah mudah dipahami oleh penguji dengan sifat yang
seragam.
Dengan adanya aturan pengetikan dalam penulisan karya ilmiah ini, maka penulis dapat menulis
dengan rapi dan terususun. Sehingga penguji dapat membacanya dengan mudah.
Berikut ini adalah beberapa aturan dalam pengetikan karya ilmiah:
Baca juga:
 Sistem Komunikasi Interpersonal
 Proses Komunikasi Interpersonal
 Komunikasi Pembangunan
1. Font, Spasi, dan Ukuran Kertas
Dalam penulisan karya ilmiah terdapat aturan yang perlu diperhatikan yaitu font, spasi, dan
ukuran kertas yang kita gunakan dalam menulis karya ilmiah. Naskah karya ilmiah haruslah
diketik dengan aturan:
 Kertas A4,
 Jenis font Times New Roman,
 Ukuran font 12 px, dan
 Spasi 1
2. Ukuran Margins
Ukuran margins adalah tepian kertas yang merupakan bagian yang kosong. Nah, untuk ukuran
margins ini adalah sebagai berikut:
1. Top (atas) = 3 cm
2. Bottom (bawah) = 4 cm
3. Left (Kiri) = 3 cm
4. Right (Kanan) = 4 cm
3. Bab dan Subbab
Dalam penulisan bab dan subbab pada penulisan penelitian karya ilmiah ini berbeda dengan
penulisan bab dan subbab pada penulisan skripsi pada umumnya. Pada penulisan karya ilmiah,
bab dan subbab ditulis dengan menggunakan sistem numeral (1….a….).
Berbeda halnya dengan penulisan bab dan subbab pada skripsi yang mana bab ditulis dengan
menggunakan sistem romawi (I, II, III, dst) dan untuk penulisan subbab, ditulis dengan
menggunakan sistem numeral (1….a….).
Baca juga:
 Media Komunikasi Modern
 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi
 Teknik Dasar Fotografi
 Tulisan di-Bold
 Huruf pertama setiap katanya ditulis huruf kapital (besar), Sama halnya menulis judul-
judul pada umumnya. Seperti contoh: Tata Cara Penulisan Karya Ilmiah
 Namun, ada pengecualian bahwa kata tugas dan kata preposisi seperti kata hubung di-,
ke-, dari, tetap ditulis huruf kecil. Seperti contoh: Penulisan dalam Karya Ilmiah
Di dalam subbab sendiri terdapat anak subbab yang juga memiliki aturan-aturan penulisan
sebagai berikut: (Baca juga: Strategi Komunikasi Pemasaran)
 Anak subbab ditulis dengan style font italic,
 Masih sama seperti judul-judul pada umumnya, bahwa huruf awal setiap kata ditulis
kapital (besar), kecuali untuk kata preposisi, kata hubung, kata sambung, dan kata tugas.
4. Jarak Antar Bab
Jika penulisan skripsi jarak antara bab satu dengan bab lainnya dibutuhkan jarakm halaman alias
memerlukan ganti halaman untuk membuat bab baru. Namun, berbeda halnya dalam penulisan
karya ilmiah. Dalam karya ilmiah, penulisan bab baru ini tidak memerlukan ganti halaman baru,
melainkan diberi jarak 3 spasi untuk membuat bab baru. (Baca juga: Prospek Kerja Ilmu
Komunikasi)
Sedangkan untuk penulisan subbab, antara jarak bab dengan subbab, ditulis dengan jarak 2,5
spasi. Dan untuk penulisan kalimat awal setelah subbab diberi jarak 2 spasi di bawah subbab.
5. Judul Artikel
Dalam penulisan karya ilmiah, juga terdapat artikel sebagai penunjang penelitian dalam
penelitian karya ilmiah. Maka, terdapat penulisan judul artikel. Pada judul artikel cara
penulisannya adalah sebagai berikut:
 Menggunakan huruf kapital (besar) semua,
 Tulisan di-Bold
 Masih menggunakan jenis font Times New Roman
 Posisi judul berada di tengah halaman alias di-center (Ctrl+E)
 Jangan menggunakan garis bawah atau style font Underline
6. Penulisan Paragraf
Untuk penulisan paragraph atau alinea dalam penulisan karya ilmiah juga terdapat aturan-aturan
penulisan yang di antaranya adalah sebagai dengan Alinea baru diketik ke dalam atau menjorok
sebanyak 7 sampai 8 karakter atau sekitar 1,25 cm.
Baca juga: Macam-Macam Komposisi Fotografi
7. Penulisan Struktur Lain
Dalam penulisan nama-nama penulis dan alamat institusi dalam karya ilmiah ini ditulis yang
letaknya tepat di bawah judul artikel. Nah, penulisannya pun diberikan jarak antara judul artikel
dengan penulisan nama-nama penulis dan alamat institusi dengan jarak 1,5 spasi.
BAB V. Tata Tulis Ilmiah
Karya tulis ilmiah adalah karangan yang disusun secara sistematis dan bersifat ilmiah. Sistematis
berari bahwa karangan atau karya tulis ilmiah tersebut disusun menurut aturan tertentu sehingga
kaitan antara bagian-bagian tersebut sangat jelas dan padu.
Adapun struktur penyajian pada karya tulis ilmiah yaitu:
1. Pendahuluan
Bagian pendahuluan biasanya terdiri atas beberapa paragraf yang memperkenalkan masalah dan
subyek yang dihadapi. Ada juga yang dilengkapi dengan penlaahan kepustakaan. Pada karya
tulis ilmiah hasil penelitian, bagian pendahuluan biasaya disertai uraian pendekatan metodologi
yang dilakukan.
Pada bab pendahuluan,terdapat sub bab yang harus diperhatikan.yaitu:
a. Latar Belakang Masalah
Gambaran tentang riwayat,sejarah,proses terjadinya masalah. Sehingga perlu adanya penelitian.
b. Identifikasi Masalah
Gambaran tentang masalah-masalah yang akan diteliti.
c. Batasan Masalah
Dari banyakanya gambaran dalam suatu permasalahan tersebut dipilih permasalahan dengan
disertai alasan-alasanya. Seperti kegunaan bagi masyarakat, Batasan masalah secara umum
bertujuan untuk mempersempit lingkup tanpa harus terjebak pada persoalan kecil yang tidak
relevan.
d. Rumusan Masalah
Dari adanya masalah-masalah yang ada diatas, maka munculah permasalahan dan dirumuskan
dengan jelas.
2. Pokok Bahasan
Bagian ini merupakan inti karya tulis, berisi keseluruhan bahan untuk menjelaskan seluk beluk
permasalahan suatu karya tulis ilmiah. Penyusunanya harus dilakukan secara sistematis dan
logis.
3. Penutup
Ada beberapa komponen karya tulis yang termasuk dalam bagian pelengkap penutup. Pada karya
yang berbentuk buku, unsur kepustakaan dapat dilengkapi dengan lampiran, glosarium,
tambahan dan indeks subjek.
Lampiran biasanya berisi informasi yang cukup panjang, atau sesuatu informasi baru, atau data
dan informasi yang terkait dengan isi karya tulis. Glosarium berisi daftar istilah berserta definisi
atau penjelasanya. Indeks berwujud daftar kata, istilah nama-nama, atau hal lain yang disebut
dalam karya tulis, yang diikuti nomor halaman yang menunjukkan dihalaman mana istilah atau
kata tersebut dapat dijumpai. Bentuk sederhana kepustakaan hanya berupa sebuah daftar nama-
nama material pustaka yang menjadi acuan penulisan.
Bagian penutup merupakan bagian akhir dari sebuah tulisan. Seperti halnya bagian pendahuluan
dan bagian inti, bagian penutup sebuah karya ilmiah juga mempunyai stuktur sajian yang khas,
yang berbeda dari bagian penutup jenis tulisan lain. Sebuah karya ilmiah biasanya ditutup
dengan simpulan dan harapan atau rekomendasi atau tindak lanjut. Semua ini merupakan
simpulan kajian peserta terhadap topik atau masalah yang disajikan, serta tindak lanjut yang
diharapkan terjadi berdasarkan simpulan tersebut. Berita atau cerpen tidak selalu menutup berita
atau ceritanya dengan simpulan dan rekomendasi.

B. Penilaian terhadap kelebihan dan kekurangan isi bab terkait dengan pokok
bahasan yang dikritisi

 Kelebihan
1. Kedua buku ini menjelaskan secara detail mengenai materi tentang penggunaan bahasa
dalam karya ilmiah.
2. Bahasa yang digunakan dalam buku pembanding ini sederhana dan mudah dimengerti
sehingga dapat membantu pembaca untuk memahami dengan mudah apa isi buku yang
disampaikan.
3. Kedua buku ini memiliki cover yang menarik sehingga dapat menarik minat pembaca
untuk membaca isi buku ini.
 Kekurangan
Menurut saya kekurangan pada buku ini tidak terlalu banyak, hanya saja kurang nya kekereatifan
untuk menulis buku ini sehingga ada kesan yang membosankan pada saat membaca buku.
BAB III
KOMENTAR

Dari pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa, karya ilmiah adalah karya tulis yang
disusun oleh seorang penulis berdasarkan hasil-hasil penelitian ilmiah yang telah dilakukannya.
Karya ilmiah juga biasa disebut karangan ilmiah yang disajikan secara fakta dan ditulis menurut
metodologi penulisan yang baik dan benar. Dalam penulisan karya ilmiah banyak aspek yang
mesti diketahui oleh calon pembuat karya ilmiah karena itu sangat berperan dengan hasil karya
ilmiah yang akan dibuat, misalnya, calon penulis karya ilmiah paling harus mengetahui etika dan
kode etik dalam penulisan karya ilmiah, tehnik penyusunan karya ilmiah yang baik dan benar
dan sikap-sikap dalam menulis karya ilmiah serta harus menjalani dan menerima berbagai
kendala dan masalah dalam proses penulisan karya ilmiah, karena itu merupakan suatu
pembelajaran ketika akan membuat karya ilmiah. Karya ilmiah mempunyai beberapa jenis
seperti, makalah, kertas kerja, skripsi, tesis, disertasi, artikel, esai, opini, dan fiksi. Adapun
tujuan dari penulisan karya ilmiah, antara lain untuk menyampaikan gagasan, memenuhi tugas
dalam studi, untuk mendiskusikan gagasan dalam suatu pertemuan, mengikuti perlombaan, serta
untuk menyebarluaskan ilmu pengetahuan/hasil penelitian. Karya ilmiah dapat berfungsi sebagai
rujukan, untuk meningkatkan wawasan, serta menyebarluaskan ilmu pengetahuan. Bagi penulis,
menulis karya ilmiah bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan membaca dan menulis,
berlatih mengintegrasikan berbagai gagasan dan menyajikannya secara sistematis, serta
memperluas wawasan.

Anda mungkin juga menyukai