Anda di halaman 1dari 13

GASTRO ENTERITIS

No. Dokumen No. Revisi Halaman:


RS BHAYANGKARA
0 1/1
AMBON

Tanggal Terbit : Ditetapkan di : Ambon


Juni 2011 Pada tanggal : Juni 2011
STANDAR Karumkit Bhayangkara Ambon
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. IS SARIFIN, Sp.B


KOMPOL NRP. 67110518
peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan
PENGERTIAN
gejala diare dengan atau tanpa di sertai muntah

TUJUAN Agar pasien yang menderita gastro enteritis dapat diterapi maksimal

1. Pemeriksaan tinja
• Makroskopis dan mikroskopis
• PH dan kadar gula dalam tinja
• Bila perlu diadakan uji bakteri
2. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah,
DIAGNOSIS dengan menentukan PH dan cadangan alkali dan analisa gas
darah.
3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal
ginjal.
4. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium dan
Posfat.

A. Pemberian cairan
B. Pemberian Makanan ( Diatetik )
Terapi diatetik adalah pemberian makanan dan minuman khusus
kepada penderita dengan tujun meringankan ,menyembuhkan serta
menjaga kesehatan penderita
TERAPI
C.Obat – obatan :
- obat anti sekresi
- obat anti spasmolitik
- obat anti biotik dan obat anti ematik

1. Dehidrasi
2. Renjatan hipovolemik
3. Kejang
PENYULIT 4. Bakterimia
5. Malnutrisi
6. Hipoglikemia
7.Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus.
UNIT TERKAIT UGD, Poli penyakit dalam

1
HIV
RS BHAYANGKARA No. Dokumen No. Revisi Halaman:
AMBON 0 1/1

Tanggal Terbit : Ditetapkan di : Ambon


Juni 2011 Pada tanggal : Juni 2011
STANDAR Karumkit Bhayangkara Ambon
PROSEDUR
OPERSIONAL

dr. IS SARIFIN, Sp.B


KOMPOL NRP. 67110518
suatu infeksi virus yang secara progresif menghancurkan sel-sel
PENGERTIAN darah putih dan menyebabkan AIDS (Acquired Immunodeficiency
Syndrome).

TUJUAN Agar pasien yang menderita HIV dapat diterapi maksimal

Pada bayi baru lahir, pemeriksaan darah standar untuk antibodi HIV
tidak bersifat diagnostik karena jika ibunya terinfeksi HIV, maka
darah bayi hampir selalu mengandung antibodi HIV.
Antibodi ini akan tetap berada dalam darah bayi selama 12-18 bulan.
Jika bayi tidak terinfeksi, maka setelah berumur 18 bulan, antibodi
ini akan menghilang; tetapi jika bayi terinfeksi, maka antibodi HIV
DIAGNOSIS tetap ditemukan dalam darahnya.
Karena itu untuk mendiagnosis infeksi HIV pada bayi yang berumur
kurang dari 18 bulan dilakukan pemeriksaan darah khusus, yaitu
reaksi rantai polimerase (PCR, polymerase chain reaction), tes
antigen p24 atau pembiakan virus HIV.Untuk bayi yang berumur
lebih dari 18 bulan dilalukan pemeriksaan darah standar untuk
infeksi HIV.
Pada saat ini sudah banyak obat yang bisa digunakan untuk
menangani infeksi HIV:
1. Nucleoside reverse transcriptase inhibitor
- AZT (zidovudin)
- ddI (didanosin)
- ddC (zalsitabin)
TERAPI - d4T (stavudin)
- 3TC (lamivudin)
- Abakavir
2. Non-nucleoside reverse transcriptase inhibitor
- Nevirapin
- Delavirdin
- Efavirenz

UNIT TERKAIT UGD, Poli Penyakit Dalam

2
KOMA
RS BHAYANGKARA
AMBON No. Dokumen No. Revisi Halaman:
0 1/1

Tanggal Terbit : Ditetapkan di : Ambon


Juni 2011 Pada tanggal : Juni 2011
Karumkit Bhayangkara Ambon
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. IS SARIFIN, Sp.B


KOMPOL NRP. 67110518
PENGERTIAN keadaan siaga yang abnormal (perubahan tingkat kesadaran), otak
tidak mampu berubah dan berfungsi sebagaimana mestinya.
TUJUAN Agar pasien yang menderita Koma dapat diterapi maksimal

Dilakukan pemeriksaan terhadap saluran udara dan pernafasan,


tekanan darah serta denyut jantung.
Suhu yang tinggi bisa merupakan pertanda adanya infeksi; suhu
DIAGNOSIS yang sangat rendah menunjukkan bahwa penderita telah terpapar
oleh dingin dalam wakatu yang cukup lama.
Pada kulit dicari tanda-tanda cedera, suntikan obat atau reaksi alergi;
pada kulit kepala dicari tanda-tanda luka robek dan memar.
Penderita segera dirawat di unit perawatan intensif (ICU) dan denyut
jantung, tekanan darah, suhu serta jumlah oksigen dalam darahnya
dipantau secara ketat.
Diberikan oksigen dan dipasang infus untuk memasukkan obat.
Biasanya segera diberikan glukosa secara intravena.
TERAPI Jika diduga penyebabnya adalah narkotika, maka diberikan nalokson
sebagai penawar.
Jika diduga telah menelan zat racun, segera dilakukan kuras
lambung untuk menentukan isi lambung dan untuk mencegah
semakin banyaknya zat yang terserap.
Untuk mempertahankan denyut jantung dan tekanan darah yang
normal, diberikan darah, cairan dan obat-obatan.
UNIT TERKAIT UGD, Poli Penyakit Dalam

3
MALARIA
RS BHAYANGKARA
AMBON
No. Dokumen No. Revisi Halaman:
0 1/1

Tanggal Terbit : Ditetapkan di : Ambon


Juni 2011 Pada tanggal : Juni 2011
Karumkit Bhayangkara Ambon
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. IS SARIFIN, Sp.B


KOMPOL NRP. 67110518
Malaria adalah suatu infeksi sel darah merah oleh Plasmodium.
- Malaria disebarkan melalui: Gigitan nyamuk betina Anopheles
PENGERTIAN - Transfusi darah yang terkontaminasi
- Suntikan dengan jarum yang sebelumnya telah digunakan oleh
penderita malaria.
TUJUAN Agar pasien yang menderita Malaria dapat diterapi maksimal

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejalanya, dimana terjadi


serangan demam dan menggigil secara periodik tanpa penyebab
yang jelas. Dugaan malaria semakin kuat jika dalam waktu 1 tahun
DIAGNOSIS sebelumnya, penderita telah mengunjungi daerah malaria dan pada
pemeriksaan fisik ditemukan pembesaran limpa. Untuk memperkuat
diagnosis dilakukan pemeriksaan darah guna menemukan parasit
penyebabnya.
Pengobatan malaria tergantung kepada jenis parasit dan resistensi
parasit terhadap klorokuin. Untuk suatu serangan malaria falciparum
TERAPI akut dengan parasit yang resisten terhadap klorokuin, bisa diberikan
kuinin atau kuinidin secara intravena. Pada malaria lainnya jarang
terjadi resistensi terhadap klorokuin, karena itu biasanya diberikan
klorokuin dan primakuin.
UNIT TERKAIT UGD, Poli Penyakit Dalam

4
MIOPATI
RS BHAYANGKARA
AMBON No. Dokumen No. Revisi Halaman:
0 1/1

Tanggal Terbit : Ditetapkan di : Ambon


Juni 2011 Pada tanggal : Juni 2011
Karumkit Bhayangkara Ambon
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. IS SARIFIN, Sp.B


KOMPOL NRP. 67110518
kumpulan kelainan pada otot yang biasanya tanpa melibatkan sistem
PENGERTIAN saraf dan tidak berhubungan sama sekali dengan gangguan pada
jembatan neuromuskuler.

TUJUAN Agar pasien yang menderita miopati dapat diterapi maksimal

Sindrom Guillain-Barré
 Sindrom Eaton-Lambert Myasthenic
 Myastenia Gravis
 Serebral Palsi
 Atrofi Muskular Spinalis
 Hipomielinasi neuropati kongenital
 Kemungkinan sulit untuk membedakan antara miopati dengan
neuropati perifer. Adapun gambaran klinis dari neuropati perifer
antara lain sebagai berikut:
a. Kelemahan terjadi pada otot bagian distal – walaupun ada
beberapa pengecualian:
- Miopati dimana otot bagian distalnya yang mengalami
DIAGNOSIS (distrofi miotonik, miopati Welander)
- Neuropati perifer yang justru terjadi pada otot bagian
proksimal (amiotropi diabetik, penyakit motor neuron).
b. Penurunan reflex otot
c. Fasikulasi
d. Abnormalitias somatosensorik.
 Pada beberapa kasus kompleks dapat terjadi gangguan neurogenik
dan miopatik secara bersamaan, dimana diagnosisnya dapat
disatukan:
a. Diabetes mellitus dapat menyebabkan neuropati dan miopati
inflamatorik
b. Kanker dapat menyebabkan dermatomiositis dan neuropati
perifer akibat kemoterapi pada satu pasien
c. Radikulopati (penyakit degeneratif sendi) dapat terjadi pada
pasien dengan miopati.
Tergantung pada diagnosis, tingkat keparahan dan keadaan penyakit.
Jangkauan penanganan meluas dari penanganan simptomatik sampai
TERAPI penanganan target atau penyebab spesifik. Farmakoterapi, terapi
fisik, terapi supportif, bedah bahkan akupuntur adalah pilihan terpai
terkini untuk beragam kelainan miopati.
UNIT TERKAIT UGD, Poli Penyakit dalam

5
NYERI PUNGGUNG BAWAH
RS BHAYANGKARA
AMBON No. Dokumen No. Revisi Halaman:
0 1/2

Tanggal Terbit : Ditetapkan di : Ambon


Juni 2011 Pada tanggal : Juni 2011
Karumkit Bhayangkara Ambon
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. IS SARIFIN, Sp.B


KOMPOL NRP. 67110518
adalah rasa nyeri yang dirasakan di daerah punggung bawah, dapat
menyebabkan, dapat merupakan nyeri lokal maupun nyeri radikuler
DEFINISI maupun keduanya. Nyeri ini terasa diantara sudut iga terbawah
sampai lipat bokong bawah yaitu di daerah lumbal atau lumbo-
sakral dan sering disertai dengan penjalaran nyeri ke arah tungkai
dan kaki. NPB yang lebih dari 6 bulan disebut kronik.
Agar pasien yang menderita Nyeri punggung bawah dapat diterapi
TUJUAN
maksimal

Diagnosis klinis NPB meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik umum


dan neurologis serta pemeriksaan penunjang.
Anamnesis
Dalam anamnesis perlu diketahui:
Awitan
Penyebab mekanis NPB menyebabkan nyeri mendadak yang timbul
setelah posisi mekanis yang merugikan. Mungkin terjadi robekan
otot, peregangan fasia atau iritasi permukaan sendi. Keluhan karena
penyebab lain timbul bertahap.
Lama dan frekuensi serangan.
NBP akibat sebab mekanik berlangsung beberapa hari sampai
beberapa bulan. Herniasi diskus bisa membutuhkan waktu 8 hari
sampai resolusinya.
Lokasi dan penyebaran
DIAGNOSIS Kebanyakan NPB akibat gangguan mekanis atau medis terutama
terjadi di daerah lumbosakral. Nyeri yang menyebar ke tungkai
bawah atau hanya di tungkai bawah mengarah ke iritasi akar saraf.
Faktor yang memperberat/memperingan
Pada lesi mekanis keluhan berkurang saat istirahat dan bertambah
saat aktivitas.
Kualitas/intensitas
Penderita perlu menggambarkan intensitas nyeri serta dapat
membandingkannya dengan berjalannya waktu. Harus dibedakan
antara NPB dengan nyeri tungkai, mana yang lebih dominan dan
intensitas dari masing-masing nyerinya, yang biasanya merupakan
nyeri radikuler.

6
NYERI PUNGGUNG BAWAH
RS BHAYANGKARA
No. Dokumen No. Revisi Halaman:
AMBON
0 2/2
Selain nyeri oleh penyebab mekanik ada pula nyeri non-mekanik.
Nyeri pada malam hari bisa merupakan suatu peringatan, karena
bisa menunjukkan adanya suatu kondisi terselubung seperti adanya
suatu keganasan ataupun infeksi.

Pemeriksaan Fisik
Inspeksi :
Gerakan aktif pasien harus dinilai, diperhatikan gerakan mana yang
membuat nyeri dan juga bentuk kolumna vertebralis, berkurangnya
lordosis serta adanya skoliosis.

Palpasi :
Adanya nyeri (tenderness) pada kulit bisa menunjukkan adanya
kemungkinan suatu keadaan psikologis di bawahnya (psychological
overlay).

Pemeriksaan motoris : harus dilakukan dengan seksama dan harus


dibandingkan kedua sisi untuk menemukan abnormalitas motoris
yang seringan mungkin dengan memperhatikan miotom yang
mempersarafinya.

Pemeriksaan sensorik : Pemeriksaan sensorik akan sangat subjektif


karena membutuhkan perhatian dari penderita dan tak jarang keliru,
tapi tetap penting arti diagnostiknya dalam membantu menentukan
lokalisasi lesi HNP sesuai dermatom yang terkena.

- Terapi fisik
- Traksi pelvis
- Diatermi/kompres panas/dingin
- Korset lumbal
- Latihan
- Proper body mechanics
Terapi Operatif
Terapi bedah berguna untuk menghilangkan penekanan dan iritasi
TERAPI
pada saraf sehingga nyeri dan gangguan fungsi akan hilang.
Tindakan operatif pada HNP harus berdasarkan alasan yang kuat
yaitu berupa: 10

 Defisit neurologik memburuk.


 Gangguan otonom (miksi, defekasi, seksual).
 Paresis otot tungkai bawah.

7
PERDARAHAN INTRA CEREBRAL
RS BHAYANGKARA
AMBON No. Dokumen No. Revisi Halaman:
0 1/1

Tanggal Terbit : Ditetapkan di : Ambon


Juni 2011 Pada tanggal : Juni 2011
Karumkit Bhayangkara Ambon
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. IS SARIFIN, Sp.B


KOMPOL NRP. 67110518
adalah stroke yang diakibatkan oleh perdarahan primer yang berasal
DEFINISI dari pembuluh darah dalam parenkim otak dan bukan disebabkan
oleh trauma.

Agar pasien yang menderita Perdarahan Intra Cerebral dapat diterapi


TUJUAN
maksimal

1. Anamnesis yang teliti


2. Pemeriksaan fisik umum dan neurologik
3. Melokalisasi tempat lesi
4. Mencari penyebab dan faktor risiko
DIAGNOSIS
5. Pemeriksaan tambahan
· EKG
· Foto toraks
· CT Scan/MRI
· Pemeriksaan laboratorium lengkap
A (airway)
yaitu dengan menilai sistem pernafasan.
B (breathing)
TERAPI dengan pemberian O2
C (circulation)
dengan memperbaiki sirkulasi dan perfusi otak secara sukup dengan
cara mempertahankan curah jantung dan tekanan darah.

UNIT TERKAIT UGD,Poli Penyakit Dalam

8
PARKINSON
RS BHAYANGKARA
AMBON No. Dokumen No. Revisi Halaman:
0 1/1

Tanggal Terbit : Ditetapkan di : Ambon


Juni 2011 Pada tanggal : Juni 2011
Karumkit Bhayangkara Ambon
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. IS SARIFIN, Sp.B


KOMPOL NRP. 67110518
adalah suatu penyakit degeneratif pada sistem saraf, yang ditandai
DEFINISI dengan adanya tremor pada saat beristirahat, kesulitan untuk
memulai pergerakan dan kekakuan otot.
TUJUAN Agar pasien yang menderita Parkinson dapat diterapi maksimal

DIAGNOSIS Diagnosa ditegakkan gejala-gejalanya.

Penyakit Parkinson bisa diobati dengan berbagai obat, seperti


levodopa, bromokriptin, pergolid, selegilin, antikolinergik
(benztropin atau triheksifenidil), antihistamin, anti depresi,
propanolol dan amantadin.
Tidak satupun dari obat-obat tersebut yang menyembuhkan penyakit
atau menghentikan perkembangannya, tetapi obat-obat tersebut
menyebabkan penderita lebih mudah melakukan suatu gerakan dan
memperpanjang harapan hidup penderita.
TERAPI Di dalam otak levodopa dirubah menjadi dopamine, Obat ini
mengurangi tremor dan kekakuan otot dan memperbaiki gerakan.
Penderita Parkinson ringan bisa kembali menjalani aktivitasnya
secara normal dan penderita yang sebelumnya terbaring di tempat
tidur menjadi kembali mandiri.
Pengobatan dasar untuk Parkinson adalah levodopa-karbidopa.
Penambahan karbidopa dimaksudkan untuk meningkatkan
efektivitas levodopa di dalam otak dan untuk mengurangi efek
levodopa yang tidak diinginkan di luar otak.
UNIT TERKAIT UGD, Poli Penyakit Dalam

9
VERTIGO
RS BHAYANGKARA
AMBON No. Dokumen No. Revisi Halaman:
0 1/1

Tanggal Terbit : Ditetapkan di : Ambon


Juni 2011 Pada tanggal : Juni 2011
Karumkit Bhayangkara Ambon
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. IS SARIFIN, Sp.B


KOMPOL NRP. 67110518
adalah perasaan seolah-olah penderita bergerak atau berputar, atau
DFINISI seolah-olah benda di sekitar penderita bergerak atau berputar, yang
biasanya disertai dengan mual dan kehilangan keseimbangan.
TUJUAN Agar pasien yang menderita Vertigo dapat diterapi maksimal

Sebelum memulai pengobatan, harus ditentukan sifat dan penyebab


dari vertigo.
Gerakan mata yang abnormal menunjukkan adanya kelainan fungsi
di telinga bagian dalam atau saraf yang menghubungkannya dengan
otak.
Nistagmus adalah gerakan mata yang cepat dari kiri ke kanan atau
dari atas ke bawah.
Arah dari gerakan tersebut bisa membantu dalam menegakkan
diagnosa. Nistagmus bisa dirangsang dengan menggerakkan kepala
penderita secara tiba-tiba atau dengan meneteskan air dingin ke
dalam teling.
DIAGNOSIS Untuk menguji keseimbangan, penderita diminta berdiri dan
kemudian berjalan dalam satu garis lurus, awalnya dengan mata
terbuka, kemudian dengan mata tertutup.
Tes pendengaran seringkali bisa menentukan adanya kelainan
telinga yang mempengaruhi keseimbangan dan pendengaran.
Pemeriksaan lainnya adalah CT scan atau MRI kepala, yang bisa
menunjukkan kelainan tulang atau tumor yang menekan saraf.
Jika diduga suatu infeksi, bisa diambil contoh cairan dari telinga
atau sinus atau dari tulang belakang.
Jika diduga terdapat penurunan aliran darah ke otak, maka dilakukan
pemeriksaan angiogram, untuk melihat adanya sumbatan pada
pembuluh darah yang menuju ke otak.
Pengobatan tergantung kepada penyebabnya.
TERAPI Obat untuk mengurangi vertigo yang ringan adalah meklizin,
dimenhidrinat, perfenazin dan skopolamin.
UNIT TERKAIT UGD, Poli Penyakit Dalam

10
DELIRIUM
RS BHAYANGKARA
AMBON No. Dokumen No. Revisi Halaman:
0 1/1

Tanggal Terbit : Ditetapkan di : Ambon


Juni 2011 Pada tanggal : Juni 2011
Karumkit Bhayangkara Ambon
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. IS SARIFIN, Sp.B


KOMPOL NRP. 67110518
adalah suatu sindrom dengan gejala pokok adanya gangguan
PENGERTIAN kesadaran yang biasanya tampak dalam bentuk hambatan pada
fungsi kognitif.
TUJUAN Agar pasien yang menderita Delirium dapat diterapi maksimal

Kriteria Diagiostik untuk Delirium Karena Kondisi Medis Umum:

1. Gangguan kesadaran
2. Gangguan timbul setelah suatu periode waktu yang singkat
(biasanya beberapa jam sampai hari dan cenderung berfluktuasi
DIAGNOSIS selama perjalanan hari.
3. Perubahan kognisi (seperti defisit daya ingat disorientasi,
gangguan bahasa)

4. Terdapat bukti-bukti dari riwayat penyakit, pemeriksaan fisik,


atau temuan Iaboratorium

Tujuan utama adalah mengobati gangguan dasar yang


menyebabkan delirium. Tujuan pengobatan yang penting lainnya
adalah memberikan bantuan fisik, sensorik, dan lingkungan. Dua
gejala utama dari delirium yang mungkin memerlukan pengobatan
farmakologis adalah psikosis dan insomnia Obat yang terpilih
untuk psikosis adalah haloperidol (Haldol), suatu obat antipsikotik
TERAPI
golongan butirofenon, dosis awal antara 2 – 10 mg IM, diulang
dalam satu jam jika pasien tetap teragitasi, segera setelah pasien
tenang, medikasi oral dalam cairan konsentrat atau bentuk tablet
dapat dimulai, dosis oral +I,5 kali lebih tinggi dibandingkan dosis
parenteral Dosis harian efektif total haloperidol 5 – 50 mg untuk
sebagian besar pasien delirium.

UNIT TERKAIT UGD, Poli Penyakit Dalam

11
SERANGAN ISKEMIK SESAAT
RS BHAYANGKARA
AMBON No. Dokumen No. Revisi Halaman:
0 1/1

Tanggal Terbit : Ditetapkan di : Ambon


Juni 2011 Pada tanggal : Juni 2011
Karumkit Bhayangkara Ambon
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. IS SARIFIN, Sp.B


KOMPOL NRP. 67110518
DEFINISI adalah gangguan fungsi otak yang merupakan akibat dari
berkurangnya aliran darah ke otak untuk sementara waktu.
Agar pasien yang menderita Serangan Iskemik Sesaat dapat diterapi
TUJUAN
maksimal

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya.


Karena tidak terjadi kerusakan otak, maka diagnosis tidak dapat
ditegakkan dengan bantuan CT scan maupun MRI.
Digunakan beberapa teknik untuk menilai kemungkinan adanya
penyumbatan pada salah satu atau kedua arteri karotis.
DIAGNOSIS Aliran darah yang tidak biasa menyebabkan suara (bruit) yang
terdengar melalui stetoskop.
Dilakukan skening ultrasonik dan teknik Doppler secara bersamaan
untuk mengetahui ukuran sumbatan dan jumlah darah yang bisa
mengalir di sekitarnya.
Angiografi serebral dilakukan untuk menentukan ukuran dan lokasi
sumbatan.
Tujuan pengobatan adalah untuk mencegah stroke.
Obat-obatan diberikan untuk mengurangi kecenderungan
pembentukan bekuan darah, yang merupakan penyebab utama dari
stroke.
TERAPI Salah satu obat yang paling efektif adalah Aspirin.
Kadang diberikan dipiridamol, tetapi obat ini hanya efektif untuk
sebagian kecil penderita.
Untuk yang alergi terhadap Aspirin, bisa diganti dengan tiklopidin.
Jika diperlukan obat yang lebih kuat, bisa diberikan antikoagulan
(misalnya heparin atau warfarin).
UNIT TERKAIT UGD, Poli Penyakit Dalam.

12
13

Anda mungkin juga menyukai