TUJUAN Agar pasien yang menderita gastro enteritis dapat diterapi maksimal
1. Pemeriksaan tinja
• Makroskopis dan mikroskopis
• PH dan kadar gula dalam tinja
• Bila perlu diadakan uji bakteri
2. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah,
DIAGNOSIS dengan menentukan PH dan cadangan alkali dan analisa gas
darah.
3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal
ginjal.
4. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium dan
Posfat.
A. Pemberian cairan
B. Pemberian Makanan ( Diatetik )
Terapi diatetik adalah pemberian makanan dan minuman khusus
kepada penderita dengan tujun meringankan ,menyembuhkan serta
menjaga kesehatan penderita
TERAPI
C.Obat – obatan :
- obat anti sekresi
- obat anti spasmolitik
- obat anti biotik dan obat anti ematik
1. Dehidrasi
2. Renjatan hipovolemik
3. Kejang
PENYULIT 4. Bakterimia
5. Malnutrisi
6. Hipoglikemia
7.Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus.
UNIT TERKAIT UGD, Poli penyakit dalam
1
HIV
RS BHAYANGKARA No. Dokumen No. Revisi Halaman:
AMBON 0 1/1
Pada bayi baru lahir, pemeriksaan darah standar untuk antibodi HIV
tidak bersifat diagnostik karena jika ibunya terinfeksi HIV, maka
darah bayi hampir selalu mengandung antibodi HIV.
Antibodi ini akan tetap berada dalam darah bayi selama 12-18 bulan.
Jika bayi tidak terinfeksi, maka setelah berumur 18 bulan, antibodi
ini akan menghilang; tetapi jika bayi terinfeksi, maka antibodi HIV
DIAGNOSIS tetap ditemukan dalam darahnya.
Karena itu untuk mendiagnosis infeksi HIV pada bayi yang berumur
kurang dari 18 bulan dilakukan pemeriksaan darah khusus, yaitu
reaksi rantai polimerase (PCR, polymerase chain reaction), tes
antigen p24 atau pembiakan virus HIV.Untuk bayi yang berumur
lebih dari 18 bulan dilalukan pemeriksaan darah standar untuk
infeksi HIV.
Pada saat ini sudah banyak obat yang bisa digunakan untuk
menangani infeksi HIV:
1. Nucleoside reverse transcriptase inhibitor
- AZT (zidovudin)
- ddI (didanosin)
- ddC (zalsitabin)
TERAPI - d4T (stavudin)
- 3TC (lamivudin)
- Abakavir
2. Non-nucleoside reverse transcriptase inhibitor
- Nevirapin
- Delavirdin
- Efavirenz
2
KOMA
RS BHAYANGKARA
AMBON No. Dokumen No. Revisi Halaman:
0 1/1
3
MALARIA
RS BHAYANGKARA
AMBON
No. Dokumen No. Revisi Halaman:
0 1/1
4
MIOPATI
RS BHAYANGKARA
AMBON No. Dokumen No. Revisi Halaman:
0 1/1
Sindrom Guillain-Barré
Sindrom Eaton-Lambert Myasthenic
Myastenia Gravis
Serebral Palsi
Atrofi Muskular Spinalis
Hipomielinasi neuropati kongenital
Kemungkinan sulit untuk membedakan antara miopati dengan
neuropati perifer. Adapun gambaran klinis dari neuropati perifer
antara lain sebagai berikut:
a. Kelemahan terjadi pada otot bagian distal – walaupun ada
beberapa pengecualian:
- Miopati dimana otot bagian distalnya yang mengalami
DIAGNOSIS (distrofi miotonik, miopati Welander)
- Neuropati perifer yang justru terjadi pada otot bagian
proksimal (amiotropi diabetik, penyakit motor neuron).
b. Penurunan reflex otot
c. Fasikulasi
d. Abnormalitias somatosensorik.
Pada beberapa kasus kompleks dapat terjadi gangguan neurogenik
dan miopatik secara bersamaan, dimana diagnosisnya dapat
disatukan:
a. Diabetes mellitus dapat menyebabkan neuropati dan miopati
inflamatorik
b. Kanker dapat menyebabkan dermatomiositis dan neuropati
perifer akibat kemoterapi pada satu pasien
c. Radikulopati (penyakit degeneratif sendi) dapat terjadi pada
pasien dengan miopati.
Tergantung pada diagnosis, tingkat keparahan dan keadaan penyakit.
Jangkauan penanganan meluas dari penanganan simptomatik sampai
TERAPI penanganan target atau penyebab spesifik. Farmakoterapi, terapi
fisik, terapi supportif, bedah bahkan akupuntur adalah pilihan terpai
terkini untuk beragam kelainan miopati.
UNIT TERKAIT UGD, Poli Penyakit dalam
5
NYERI PUNGGUNG BAWAH
RS BHAYANGKARA
AMBON No. Dokumen No. Revisi Halaman:
0 1/2
6
NYERI PUNGGUNG BAWAH
RS BHAYANGKARA
No. Dokumen No. Revisi Halaman:
AMBON
0 2/2
Selain nyeri oleh penyebab mekanik ada pula nyeri non-mekanik.
Nyeri pada malam hari bisa merupakan suatu peringatan, karena
bisa menunjukkan adanya suatu kondisi terselubung seperti adanya
suatu keganasan ataupun infeksi.
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi :
Gerakan aktif pasien harus dinilai, diperhatikan gerakan mana yang
membuat nyeri dan juga bentuk kolumna vertebralis, berkurangnya
lordosis serta adanya skoliosis.
Palpasi :
Adanya nyeri (tenderness) pada kulit bisa menunjukkan adanya
kemungkinan suatu keadaan psikologis di bawahnya (psychological
overlay).
- Terapi fisik
- Traksi pelvis
- Diatermi/kompres panas/dingin
- Korset lumbal
- Latihan
- Proper body mechanics
Terapi Operatif
Terapi bedah berguna untuk menghilangkan penekanan dan iritasi
TERAPI
pada saraf sehingga nyeri dan gangguan fungsi akan hilang.
Tindakan operatif pada HNP harus berdasarkan alasan yang kuat
yaitu berupa: 10
7
PERDARAHAN INTRA CEREBRAL
RS BHAYANGKARA
AMBON No. Dokumen No. Revisi Halaman:
0 1/1
8
PARKINSON
RS BHAYANGKARA
AMBON No. Dokumen No. Revisi Halaman:
0 1/1
9
VERTIGO
RS BHAYANGKARA
AMBON No. Dokumen No. Revisi Halaman:
0 1/1
10
DELIRIUM
RS BHAYANGKARA
AMBON No. Dokumen No. Revisi Halaman:
0 1/1
1. Gangguan kesadaran
2. Gangguan timbul setelah suatu periode waktu yang singkat
(biasanya beberapa jam sampai hari dan cenderung berfluktuasi
DIAGNOSIS selama perjalanan hari.
3. Perubahan kognisi (seperti defisit daya ingat disorientasi,
gangguan bahasa)
11
SERANGAN ISKEMIK SESAAT
RS BHAYANGKARA
AMBON No. Dokumen No. Revisi Halaman:
0 1/1
12
13