BAB I
PENDAHULUAN
Filsafat dalam kehidupan manusia tidak terpisahkan, bukan saja karena sejarahnya
yang panjang ke belakang zaman dalam catatan-catatan yang ada. Melina juga
Karena ajaran filsafat Malahan menjangkau masa depan umat manusia dalam
bentuk-bentuk ideologi, manusia, bangsa-bangsa pengabdi setia nilai-nilai filsafat
tertentu, sebagai ideologi nasional masing-masing.
Filsafat dari sudut pendidikan secara sederhana dapat dimengerti dari namanya
sendiri, yaitu filsafat yang dijadikan asas dan pandangan dasar bagi pelaksanaan
sendiri. Akan tetapi persoalan sesungguhnya tidaklah sesederhana itu. Pengertian
pendidikan baik sebagai bidang ilmu pengetahuan maupun sebagai lembaga
pembinaan manusia, sedemikian luas ruang lingkup dan problematikanya.
Demikian pula pengertian pendidikan dan pengertian filsafat, sebagai suatu ilmu
yang paling komprehensif.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakekat Pendidikan
Akan tetapi hakekat pendidikan lebih dari padanya hanya pendidikan formal itu. Di
dalam masyarakat keseluruhan terjadi pula proses pendidikan di mana antar
hubungan dan interaksi sosial mempengaruhi perkembangan kepribadian manusia.
Proses pendidikan yang berlangsung di dalam kehidupan sosial yang disebut
pendidikan informal ini bahkan berlangsung sepanjang kehidupan manusia.
Menurut Prof. Richey dalam bukunya yang berjudul “Planning for Teaching an
Introduction to Education” antara lain sebagai berikut :
Istilah pendidikan berkenaan dengan fungsi yang luas dari pemeliharaan dan
perbaikan kehidupan suatu masyarakat terutama membawa warga masyarakat yang
baru (generasi muda). Jadi hakekat pendidikan adalah proses yang lebih luas dari
pada proses proses yang berlangsung di dalam sekolah saja. Pendidikan adalah
suatu aktivitas sosial yang esensial yang memungkinkan masyarakat tetap ada dan
berkembang. Di dalam masyarakat yang kompleks/modern, fungsi pendidikan ini
mengalami proses spesialisasi dan melembaga dengan pendidikan formal yang
tetap berhubungan dengan proses pendidikan informasi di luar sekolah.
Filsafat pendidikan menjadi sangat penting, sebab menjadi dasar, arah dan
pedoman suatu sistem pendidikan. Filsafat pendidikan adalah aktivitas pemikiran
sebagai hasil pengkajian secara teratur dan mendalam yang menjadikan filsafat
sebagai medianya untuk menyusun proses pendidikan, menyelaraskan dan
mengharmoniskan dan menerangkan nilai-nilai dan tujuan yang akan dicapai.
Manusia sebagai pribadi ataupun sebagai masyarakat, sebagai bangsa dan negara
hidup di dalam sosio-budaya. Aktivitas untuk mewariskan dan mengembangkan
sosio-budaya itu terutama melalui pendidikan. Untuk menjamin supaya pendidikan
itu benar dan prosesnya efektif maka dibutuhkan terutama landasan-landasan
filosofis dan landasan-landasan pendidikan sebagai ases normatif dan pedoman
pelaksanaan pembinaan.
Dengan demikian kedua asas tersebut, filosofis dengan pendidikan tidak dapat
dipisahkan. Sebab, pendidikan sebagai satu wadah dan usaha membina dan
mewariskan kebudayaan, mengemban suatu kewajiban yang luas dan menentukan
prestasi suatu bangsa, bahkan tingkat sosio-budaya mereka. Sehingga pendidikan
bukanlah usaha dan aktivitas spekulatif semata-mata. Pendidikan harus secara
fundamental didasarkan atas asas-asas filosofis dan ilmiah yang menjamin
pencapaian tujuan yakni meningkatkan perkembangan suatu individu tersebut
melalui pendidikan.
Di dalam sebuah sekolah dasar ada beberapa cakupan di dalamnya antara lain :
a Kompetansi Dasar
b Pengenalan-Pengenalan
Sebagai sekolah yang mempunyai tujuan dan arah yang akan dicapai,
maka sekolah harus mempunyai sebuah visi dan misi, berikut adalah
contoh visi dan misi dari suatu sekolah dasar :
Visi
Misi
Tujuan Sekolah
Terdapat kebaikan dan kekurangan yang ditemukan di Sekolah Dasar. Ditinjau dari
:
a Kurikulum
Semester I
Materi
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar dalam
Buku ini
1. Memahami 1.1 Mendeskripsikan (NKRI) BAB I
pentingnya keutuhan
Negara Kesatuan 1.2 Menjelaskan pentingnya
Republik Indonesia (NKRI)
(NKRI)
1.3 Menunjukkan contoh-contoh
perilaku dalam menjaga
keutuhan NKRI
2. Memahami peraturan 1.4 Menjelaskan pengertian dan BAB II
perundang-undangan pentingnya peraturan
tingkat pusat dan perundang-undangan tingkat
daerah pusat dan daerah
Semester II
Materi
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar dalam
Buku ini
1.1 Mendeskripsikan pentingnya BAB III
organisasi
b Sarana Belajar
e Mobiler
Ditinjau dari segi Mobiler beberapa Sekolah Dasar Negeri sudah cukup
baik dikarenakan kursi yang masih bagus dan meja siswa yang lengkap
dengan menggunakan laci.
Metode Ceramah
Metode Diskusi
Metode Demonstrasi
Metode Eksperimen
Metode Simulasi
Metode Penemuan
Metode Latihan
1. PENGERTIAN FILSAFAT
4.Menyeluruh.
1.Apakah sebenarnya hakikat hidup itu? Pertanyaan ini dipelajari oleh Metafisika
2.Apakah yang dapat saya ketahui? Permasalahan ini dikupas oleh Epistemologi.
Beberapa ajaran filsafat yang telah mengisi dan tersimpan dalam khasanah ilmu
adalah:
2.Idealisme yang berpendapat bahwa hakikat kenyataan dunia adalah ide yang
sifatnya rohani atau intelegesi. Variasi aliran ini adalah idealisme subjektif dan
idealisme objektif.
3.Realisme. Aliran ini berpendapat bahwa dunia batin/rohani dan dunia materi
murupakan hakitat yang asli dan abadi.
4.Pragmatisme merupakan aliran paham dalam filsafat yang tidak bersikap mutlak
(absolut) tidak doktriner tetapi relatif tergantung kepada kemampuan minusia.
2. FILSAFAT PENDIDIKAN
Ciri berpikir secara filsafati adalah radikal (berpikir tuntas, atau mendalam sampai
ke akar masalah); sistematis (berfikir logis dan terarah, setahap demi setahap); dan
universal (berpikir umum dan
menyeluruh, tidak terbatas pada bagian-bagian tertentu, tetapi melihat masalah
secara utuh) dan ranah makna (memikirkan makna terdalam berupa nilai
kebenaran, keindahan dan kebaikan).
Objek material dari suatu kajian filsafat adalah segala yang ada mencakup apa
yang tampak (dunia empiris) dan apa yang tidak tampak (dunia metafisik)
sementara objek formalnya adalah sudut pandang yang menyeluruh, radikal dan
rasional tentang segala yang ada (objek material). Suatu masalah akan menjadi
masalah falsafah jika masalah tersebut tidak bisa diselesaikan dengan kaidah
pengamatan atau kaidah sains. Masalah falsafah biasanya melibatkan masalah
tentang konsep, ideologi, dan masalah-masalah lain yang
bersifat abstrak, contohnya apakah kebenaran? Apakah ilmu pengetahuan?
Berpikir filsafati biasanya bertujuan untuk mencari jawaban atas masalah yang
sifatnya baik dan bisa memajukan umat manusia.
Sains berarti ilmu, yaitu pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara
bersistem menurut metode-metode tertentu yang dapat digunakan untuk
menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang (pengetahuan) itu dan bersifat kohe-
ren, empiris, sistematis, dapat diukur dan dibuktikan. Cakupan objek filsafat lebih
luas dibandingkan ilmu. Jika ilmu terbatas hanya pada persoalan empiris, maka
filsafat mencakup masalah diluar empiris. Secara historis, ilmu berasal dari kajian
filsafat karena pada awalnya filsafatlah yang melakukan pembahasan tentang
segala yang ada secara sistematis, rasional dan logis. Filsafat merupakan tempat
berpijak bagi kegiatan keilmuan.
Perkembangan kajian terkait dengan masalah empiris menimbulkan spesi-alisasi
keilmuan dan menghasilkan kegunaan praktis. Sehingga, filsafat sains me-rupakan
disiplin ilmu yang digunakan sebagai kerangka dasar/landasan berpikir bagi proses
keilmuan.