by : jaka 05.0217.15
Sejak Yunani dan Roma sampai zaman kita sekarang, kepandaian pidato
dan kenegarawanan selalu berkaitan. Banyak jago pedang juga terkenal dengan
kefasihan bicaranya yang menawan".
Duel antara dua orator itu telah dikaji sepanjang sejarah. Inilah buah
pendidikan yang dirintis oleh kaum Sophis. Tetapi ini juga yang membentuk citra
negatif tentang kaum Sophis. Seorang tokoh yang berusaha mengembangkan
retorika dengan menyingkirkan Sophisme negatif adalah Isocrates. Isocrates
percaya bahwa retorika dapat meningkatkan kualitas masyarakat; bahwa retorika
tidak boleh dipisahkan dari politik dan sastra. Tetapi ia menganggap tidak semua
orang boleh diberi pelajaran ini. Retorika menjadi sebuah pelajaran elit, hanya
untuk mereka yang berbakat.
Salah satu risalah yang ditulisnya mengkritik kaum Sophis. Risalah ini ikut
membantu berkembangnya kebencian kepada kaum Sophis. Di samping itu,
kaum Sophis kebanyakan para pendatang asing di Athena. Orang selalu
mencurigai yang dibawa orang asing. Apalagi mereka mengaku mengajarkan
kebijaksanaan dengan menuntut bayaran. Yang tidak sanggup membayar tentu
saja melepaskan kekecewaannya dengan mengecam mereka.
Plato menjadikan Gorgias dan Socrates sebagai contoh retorika yang palsu
dan retorika yang benar, atau retorika yang berdasarkan pada Sophisme dan
retorika yang berdasarkan pada filsafat. Sophisme mengajarkan kebenaran yang
relatif. Filsafat membawa orang kepada pengetahuan yang sejati. Ketika
merumuskan retorika yang benar - yang membawa orang kepada hakikat - Plato
membahas organisasi, gaya, dan penyampaian pesan. Dalam karyanya, Dialog,
Plato menganjurkan para pembicara untuk mengenal "jiwa" pendengarnya.
Dengan demikian, Plato meletakkan dasar-dasar retorika ilmiah dan psikologi
khalayak. Ia telah mengubah retorika sebagai sekumpulan teknik (Sophisme)
menjadi sebuah wacana ilmiah.
Dari Aristoteles dan ahli retorika klasik, kita memperoleh lima tahap
penyusunan pidato: terkenal sebagai Lima Hukum Retorika (The Five Canons of
Rhetoric).
Di samping ethos, pathos, dan logos, Aristoteles menyebutkan dua cara lagi
yang efektif untuk mempengaruhi pendengar: entimem dan contoh. Entimem
(Bahasa Yunani: "en" di dalam dan "thymos" pikiran) adalah sejenis silogisme
yang tidak lengkap, tidak untuk menghasilkan pembuktian ilmiah, tetapi untuk
menimbulkan keyakinan. Disebut tidak lengkap, karena sebagian premis
dihilangkan.
Memoria (memori). Pada tahap ini, pembicara harus mengingat apa yang
ingin disampaikannya, dengan mengatur bahan-bahan pembicaraannya.
Aristoteles menyarankan "jembatan keledai" untuk memudahkan ingatan. Di
antara semua peninggalan retorika klasik, memori adalah yang paling kurang
mendapat perhatian para ahli retorika modern.
Buku Ad Herrenium, yang ditulis dalam bahasa Latin kira-kira 100 SM,
hanya mensistematisasikan dengan cara Romawi warisan retorika gaya Yunani.
Orang-orang Romawi bahkan hanya mengambil segi-segi praktisnya saja.
Walaupun begitu, kekaisaran Romawi bukan saja subur dengan sekolah-sekolah
retorika; tetapi juga kaya dengan orator-orator ulung: Antonius, Crassus, Rufus,
Hortensius. Yang disebut terakhir terkenal begitu piawai dalam berpidato
sehingga para artis berusaha mempelajari gerakan dan cara penyampaiannya.
Kira-kira 57 buah pidatonya sampai kepada kita sekarang ini. Will Durant
menyimpulkan kepada kita gaya pidatonya:
Sebuah saran yang berlebihan. Tetapi kita diingatkan lagi pada Cicero. The
good man speaks well.
Balaghah menjadi disiplin ilmu yang menduduki status yang mulia dalam
peradaban Islam. Kaum Muslim menggunakan balaghah sebagai pengganti
retorika. Tetapi, warisan retorika Yunani, yang dicampakkan di Eropa Abad
Pertengahan, dikaji dengan tekun oleh para ahli balaghah. Sayang, sangat
kurang sekali studi berkenaan dengan kontribusi Balaghah pada retorika modern.
Balaghah, beserta ma'ani dan bayan, masih tersembunyi di pesantren-pesantren
dan lembaga-lembaga pendidikan Islam tradisional.
RETORIKA MODERN
Abad Pertengahan berlangsung selama seribu tahun (400-1400). Di Eropa,
selama periode panjang itu, warisan peradaban Yunani diabaikan. Pertemuan
orang Eropa dengan Islam - yang menyimpan dan mengembangkan khazanah
Yunani - dalam Perang Salib menimbulkan Renaissance. Salah seorang pemikir
Renaissance yang menarik kembali minat orang pada retorika adalah Peter
Ramus. Ia membagi retorika pada dua bagian. Inventio dan dispositio
dimasukkannya sebagai bagian logika. Sedangkan retorika hanyalah berkenaan
dengan elocutio dan pronuntiatio saja. Taksonomi Ramus berlangsung selama
beberapa generasi.
1. James A Winans
Ia adalah perintis penggunaan psikologi modern dalam pidatonya. Bukunya,
Public Speaking, terbit tahun 1917 mempergunakan teori psikologi dari William
James dan E.B. Tichener. Sesuai dengan teori James bahwa tindakan ditentukan
oleh perhatian, Winans, mendefinisikan persuasi sebagai "proses menumbuhkan
perhatian yang memadai baik dan tidak terbagi terhadap proposisi-proposisi". Ia
menerangkan pentingnya membangkitkan emosi melalui motif-motif psikologis
seperti kepentingan pribadi, kewajiban sosial dan kewajiban agama. Cara
berpidato yang bersifat percakapan (conversation) dan teknik-teknik
penyampaian pidato merupakan pembahasan yang amat berharga. Winans
adalah pendiri Speech Communication Association of America (1950).
4. Alan H. Monroe
Beberapa sarjana retorika modern lainnya yang patut kita sebut antara lain
A.E. Philips (Effective Speaking, 1908), Brembeck dan Howell (Persuasion: A
Means of Social Control, 1952), R.T. Oliver (Psychology of Persuasive Speech,
1942). Di Jerman, selain tokoh "notorious" Hitler, dengan bukunya Mein Kampf,
maka Naumann (Die Kunst der Rede, 1941), Dessoir (Die Rede als Kunst, 1984)
dan Damachke (Volkstumliche Redekunst, 1918) adalah pelopor retorika modern
juga.
Hurst menyimpulkan:
Penelitian ini menjadi penting bagi kita, bukan karena dilengkapi dengan
data statistik yang meyakinkan atau karena berhasil memberikan gelar doktor
bagi Hurst, tetapi karena erat kaitannya dengan prospek retorika di masa depan.
salam kenal!
best regards
Budax-KPI-oge....
Alhamdulillah, mudah-mudahan kita dapat memanfaatkan media ini sebagai lahan
dakwah dan sharing ilmu, wawasan dan pengalaman. Salam KPI! Eh... friend!!
tonx hilap ngisi komentarnya (di artikel mana aja), tp isinya jangan cuma ttg
artikelnya doank + ama display blognya juga yee.., and jangan cuma kritik doank
plus ama saran-saran yang KREATIF, INOVATIF, INISIATIF, RELATIF,
DOUBLETIF, yaa pokok na mah nu karitu lah... OK! Trim's :-*
Melihat profil lengkap saya
Daftar Menu
Home
Artikel
Informasi
Profil HMJ KPI
Profil Mahasiswa
Opini
Curhat
Quantum Zine
Gallery
Ngobrol yuuk..
Click <a href="http://oggix.com">oggix.com for free Tagboard Shoutbox
Guestbook.</a>
Blog Archive
▼ 2007 (8)
o ▼ Juli (7)
Komunikasi Penyiaran Islam
Nurmawan, Drs.
Menjadi ‘Great Public Speaker’
HAND PHONE AJAIB
Gelap
“Kewajiban Menutup Aurat Bagi Wanita”
SEJARAH PERKEMBANGAN RETORIKA
o ► Agustus (1)
Surat Cinta Untuk Aa Gym
► 2008 (4)
o ► Januari (4)
BURITANNUH (BN)
membenci dan mencintai sama sakitnya (Jewel in t...
Jangan Memberhalakan ”Multikulturalisme”!
Training
Labels
artikel (2)
b3WarA (1)
more than word (1)
profil (1)
Resensi (1)
RSS Feed
Atom Feed (xml)
Credits
Site Design By:
Free Blogger Skins