Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah ini membahas “GANGGUAN MAKAN BULIMIA NERVOSA”.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari
Tuhan Yang Maha Esa.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Bandar Lampung, 8 Mei 2013

Mohammad Haniif Satrio Legowo

NPM:11310229
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1

1.Latar Belakang ..................................................................................................1

2.Perumusan Masalah ..........................................................................................2

3.Tujuan dan manfaat penulisan ..........................................................................2

BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................3

1.Definisi Bulimia Nervosa .................................................................................3

2.Epidemiologi Bulimia Nervosa ........................................................................3

3.Etiologi..............................................................................................................4

4.Faktor resiko......................................................................................................5

5.Manifestasi Klinis..............................................................................................5

6.Diagnosis...........................................................................................................6

7.Perjalanan Penyakit& prognosis.......................................................................7

9.Penatalaksanaan.................................................................................................8

BAB III PENUTUP.................................................................................................10

1.Kesimpulan ......................................................................................................10

2.Daftar Pustaka .................................................................................................11


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bulimia nervosa merupakan kondisi psikiatri yang mempengaruhi banyak remaja dan wanita
dewasa muda. Gangguan tersebut adalah karakeristik makan sebanyak-banyaknya dan tahap
akhir dari proses makannya dengan memuntahkan apa yang dimakan dan dapatmenyebabkan
komplikasi medis. Dengan demikian, pasien dengan bulimia nervosa sering hadirdalam keadaan
perawatan primer. Penanda bulimia nervosa yang berguna dalam membuatdiagnosis yaitu
pemeriksaan fisik dan laboratorium.Di Amerika Serikat, gangguan makanmempengaruhi 5
sampai 10 juta orang, terutama wanita muda antara usia 14 dan 40 tahun. Namun, bulimia
nervosa adalah gangguan umum yang lebih sulit untuk mengidentifikasi dalam pengaturan
perawatan primer.Pada artikel ini, kami memberikan tinjauan tentang bulimia nervosa, terkait uji
fisik dan laboratorium, temuan, dan diagnostik strategi yang berkaitan dengan praktek perawatan
primer.
Dahulu bulimia nervosa termasuk dari varian anoreksia nervosa (Russell pada tahun 1979).
Namun, karena lebih banyak penelitian telah dilakukan dan lebih pasien yang menderita bulimia
nervosa telah diidentifikasi, bulimia nervosa dan anorexia nervosa yang sekarang dikenal sebagai
2 sindrom yang berbeda. Menurut Diagnostik dan Statistik Manual untuk Gangguan Mental,
Edisi Keempat (DSM-IV), bulimia nervosa ditandai dengan episode berulang dari pesta makan
diikuti dengan 1 atau lebih perilaku kompensasi untuk menghilangkan kalori (muntah, obat
pencahar, puasa, dll) yang terjadi rata-rata minimal dua kali seminggu selama 3 bulan atau lebih.
Pasien yang tidak memenuhi kriteria frekuensi atau panjang dapat didiagnosis dengan DSM IV
gangguan makan yang tidak disebutkan secara spesifik. Bulimia nervosa juga digambarkan
menjadi 2 subtipe yang berbeda: pembersihan dan tidak dibersihkan. Dengan subtipe
membersihkan, pasien melakukan beberapa metode untuk menghilangkan makanan binged dari
tubuh mereka. Hal ini yang paling sering dilakukan dengan menginduksi diri agar muntah tetapi
bisa termasuk penyalahgunaan laksatif, enema, atau diuretik.Sedangkan bulimia nonpurging
menggunakan latihan puasa atau berlebihan sebagai kompensasi utama untuk binges tetapi tidak
secara teratur membersihkan. Terlepas dari subtipe, pasien penderita bulimia memiliki evaluasi
negative, menempatkan kepentingan tidak pantas di berat badan dan citra tubuh.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI

Bulimia nervosa merupakan satu gangguan fungsi makan yang ditandai oleh episode nafsu
makan yang lahap tanpa dapat dikendalikan, diikuti dengan muntah yang disengaja atau upaya
pencahar lain yang dimaksudkan untuk mencegah meningkatnya berat badan.

Bulimia nervosa adalah gangguan makan dengan makanan kecanduan sebagai mekanisme
utama. Kriteria untuk diagnosis bulimia mencakup episode rekuren pesta makan, rasa kurangnya
kontrol, evaluasi diri terlalu dipengaruhi oleh berat badan atau bentuk tubuh, dan berulang dan
perilaku kompensasi yang tidak tepat dua kali seminggu selama 3 bulan atau lebih (muntah,
penggunaan pencahar atau diuretik, puasa, olahraga berlebihan).

B. EPIDEMIOLOGI
Bulimia nervosa lebih sering ditemukan pada wanita dibandingkan pada laki-laki, tetapi
onsetnya lebih sering pada masa remaja dibandingkan pada masa dewasa awal.Diperkirakan
bulimia nervosa terentang dari 1-3 persen wanita muda.
Banyak penderita bulimia nervosa memiliki berat badan yang normal dan kelihatannya tidak
ada masalah yang berarti dalam hidupnya. Biasanya mereka orang-orang yang kelihatannya
sehat, sukses di bidangnya dan cenderung perfeksionis. Namun, dibalik itu, mereka memiliki
rasa percaya diri yang rendah dan sering mengalami depresi. Mereka juga menunjukkan tingkah
laku kompulsif. Bulimia nervosa sering terjadi pada orang dengan angka gangguan mood dan
gangguan pengendalian impuls yang tinggi. Juga telah dilaporkan terjadi pada orang yang
memiliki resiko gangguan berhubungan dengan zat dan gangguan kepribadian, memiliki angka
gangguan kecemasan dan gangguan dissosiatif yang meningkat dan riwayat penyiksaan seksual.

C. ETIOLOGI

1. Faktor Biologis
Beberapa peneliti berupaya menghubungkan perilaku makan berlebihan dan
mengeluarkannya kembali dengan beberapa neurotransmitter.Oleh karena antidepresan sering
bermanfaat bagi penderita bulimia nervosa dan serotonin dikaitkan dengan perasaan puas,
serotonin dan norepinefrin telah dilibatkan disini. Oleh karena kadar endrfin plasma meningkat
pada pasien bulimia nervosa yang muntah , perasaan nyaman setelah muntah yang dialami
beberapa pasien ini mungkin di perantarai oleh meningkatnya kadar endorphin . Menurut DSM-
IV-TR, terdapat peningkatan frekuensi bulimia nervosa pada kerabat derajat pertama orang
dengan gangguan ini

2. Faktor Sosial
Pasien Bulimia nervosa,seperti pasien anoreksia nervosa, cenderung memiliki standar yang
tinggi dan memberikan respon terhadap tekanan social yang menuntut orang untuk ramping.
Seperti pada pasien anoreksia nervosa, banyak pasien bulimia nervosa yag mengalami depresi
dan depresi familial yang meningkat , tetapi keluarga pasien bulimia nervosa umumnya kurang
dekat dan lebih memiliki konflik dibandingkan keluarga passion anoreksia nervosa. Pasien
bulimia nervosa menggambarkan orang tuanya sebagai orang tua yang mengabaikan dan lalai.

3. Faktor Psikologis
Pasien bulimia nervosa biasanya merasakan makan yang tidak terkendali yang dilakukan
sebagai egodistoni.Kesulitan yang dimiliki pasien ini dalam mengendalikan impuls seringkali
dimanifestasikan dengan makan yang berlebihan dan mencahar.

D. FAKTOR RESIKO

1) Gender , wanita > laki laki


2) Ras/etnis
3) Pelecehan seksual saat anak – anak
4) Tinggal sendirian
5) Kontrol glikemik yang buruk
6) Diet
7) Perasaan Rendah diri
8) Pekerjaan yang berfokus pada berat badan
9) Keterlibatan dengan atletik
10) Kebiasaan makan & masalah saluran pencernaan
11) Media, baik cetak maupun elektronik
E. MANIFESTASI KLINIS
1) Makan dalam jumlah yang berlebihan.
2) Terobsesi dengan makanan dan kalori.
3) Melakukan perangsangan muntah dan cuci perut.
4) Sering menghilang ke kamar mandi bila selesai makan, untuk mengeluarkan makanan –
makanan yang telah ditelan.
5) Bersikap penuh rahasia.
6) Merasa kehilangan kontrol.

F. DIAGNOSIS
Diagnosis pasti gangguan somatisasi berdasarkan PPDGJ III:
a) Terdapat preokupasi yang menetap untuk makan , dan ketagihan (craving) terhadap
makanan yang tidak bisa dilawan; penderita tidak berdaya terhadap datangnya episode
makan berlebihan dimana makanan dalam jumlah yang besar dimakan dalam waktu yang
singkat.
b) Pasien berusaha melawan efek kegemukan dengan salah satu atau lebih cara seperti
berikut :
 Merangsang muntah oeh diri sendiri,
 Menggunakan pencahar berlebihan,
 Puasa berkala,
 Memakai obat obatan seperti penekan nafsu makan ,sediaan tiroid atau diuretika. Jika
terjadi pada penderita diabetes, mereka akan mengabaikan pengobatan insulinnya.
c) Gejala psikopatologinya terdiri dari ketakutan yang luar biasa akan kegemukkan dan
penderita mengatur sendiri batasan yang ketat dari ambang berat badannya, sangat
dibawah berat badan sebelum sakit dianggap berat badan yang sehat atau optimal.
Seringkali, tetapi tidak selalu, ada riwayat anoreksia nervosa sebelumnya, interval antara
kedua gangguan tersebut berkisar antara beberapa bulan sampai beberapa tahun. Episode
sebelumnya ini dapat jelas terungkap, atau dalam bentuk ringan yang tersembunyi dengan
kehilangan berat badan yang sedang dan atau satu fase sementara dari amenore.

G.DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis bulimia nervosa tidak dapat ditegakkan jika perilaku makan berlebihan dan
memuntahkan kembali hanya terjadi dalam episode anoreksia nervosa. Pada kasus seperti ini
diagnosis nya adalah anoreksia nervosa tipe makan berlebihan / mengeluarkan kembali (binge-
eating/purging type)
Klinisi harus memastikan bahwa pasien tidak memiliki penyakit neurologis seperti
bangkitan epileptik-ekuivalen, tumor sistem saraf pusat (SSP) /sindrom kluver-bucy, atau
sindrome Kleine-Levin.

H. PERJALANAN PENYAKIT DAN PROGNOSIS


Progosis bergantung pada keparahan gejala sisa mengeluarkan makanan sisa kembali-
yaitu apakah pasien mengalami ketidakseimbangan elektrolit , dan sampai derajat berapa
seringnya muntah menyebabkan esofagitis, amilasemia, pembesaran kelenjar saliva, dan karies
gigi. Pada beberapa kasus bulimia nervosa yang tidak diterapi, remisi spontan terjadi dalam 1
hingga 2 tahun. Pada studi terkini dalam 5 hingga 10 tahun, kira kira setengah pasien pulih
sempurna dari gangguan ini, sedangkan 20 persennya terus memenuhi seluruh kriteria diagnostik
bulimia nervosa.

I. PENATALAKSANAAN

1. PSIKOTERAPI

 TERAPI PERILAKU KOGNITIF

Terapi perilaku kognitif harus dipertimbangkan sebagai acuan ,tetapi lini pertama bulimia
nervosa :
Menghentikan siklus perilaku makan berlebihan dan diet yang dipertahankan sendiri.
Mengubah kognisi dan keyakinan seseorang yang mengalami disfungsi mengenai
makanan , berat dan bentuk tubuh , serta konsep diri secara keseluruhan.

 PSIKOTERAPI DINAMIK

Terapi psikodinamik mengungkapkan adanya kecenderungan mewujudkan


defensi intojeksi dan proyeksi. Di dalam sikap yang serupa dengan pemisahan. Makanan
yang bergizi mungkin dipertahankan karena secara tidak sadar menyimbolkan introjeksi
yang baik , sedangkan makanan “sampah” secara tidak sadar dikaitkan dengan introjeksi
buruk sehingga dikeluarkan dengan cara muntah, dan khayalan tidak disadari bahwa
semua kerusakan, kebencian, dan keburukan ,sedang disingkirkan. Pasien sementara
dapat merasa baik setelah muntah karena evakuasi khayalan tetepi perasaan terkait akan
“semuanya baik” berlangsung singkat karena didasarkan pada kombinasi yang tidak
stabil antara pemisahan dan proyeksi.
Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mempertahankan keadaan yang sudah
membaik :
• Setelah pengobatan biasanya pasien akan mengulangi kebiasaannya untuk makan lagi,
maka kita jangan menentangnya, tapi kita anggap bahwa hal itu merupakan respon yang
fisiologis.
• Agar pasien mau makan, maka kita katakana kepadanya bahwa rasa lapar yang timbul
itu, karena tubuhnya memerlukan nutrisi.
• Kalau pengobatan berhasil, maka pasien akan mengurangi ketergantungan terhadap
kebiasaan jeleknya dan gejala depresinya akan teratasi, ini dapat berlangsung untuk
beberapa bulan. Oleh karena kebiasaan makan yang jelek pada bulimua nervosa ini
mudah berulang kembali, maka pengobatan yang paling efektif adalah dengan
memberikan rasa paercaya diri kepada pasien terhadap penampilan dan berat badannya.

2. FARMAKOTERAPI
Antidepresan, termasuk tetrasiklik (Tofranil), Serotonin spesipik re – uptake
inhibitor (SSRI) (fluoksetin (prozac)) dan penghambat monoamin oksidase (MAOI)
(fenelzin (Nardil)) bermanfaat untuk mengobati depresi pada buklimia nervosa.
Semua obat itu digunakan sebagai bagian dari suatu program therapi yang
menyeluruh dengan psikotherapi. Khusus bagi pasien dengan cemas dan agitasi dapat
diberikan lorazepam (Ativan) 1-2 mg per oral atau IM.

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Bulimia Nervosa adalah penyakit yang akan sering kita jumpai dalam dunia klinis dan Bulimia
Nervosa adalah penyakit yang bisa disembuhkan dengan baik. Bulimia Nervosa biasanya
ditandai dengan memakan makanan yang jauh lebih banyak dari porsi biasanya.Pasien dengan
kondisi seperti ini biasanya memiliki berat badan yang naik turun dalam batas normal berat
badan manusia. Perangsangan muntah yang biasa dilakukan oleh penderita bulemia biasanya
dapat menyebabkan :

1.Sialadenosis

2.Enamel erosion

3.Calous middle phalanges

Pasien dengan Bulimia Nervosa biasanya juga mengalami abnormalitas pada keseimbangan
cairan dan asam basa tubuhnya.Bulimia Nervosa biasanya dikaitkan juga dengan keadaan
depresi, gangguan personality, penyalahgunaan (seperti penyalahgunaan obat atau alkohol),
percobaan bunuh diri dan masalah– masalah keluarga yang terjadi dalam kehidupannya.

Pada dasarnya penyakit Bulimia Nervosa bisa disembuhkan dengan baik, apalagi ketika bias
didiagnosa dengan dini maka dapat diobati dan disembuhkan dengan baik. Rata– rata secara
umum pasien bulemia bisa diobati dengan fluoxetine dan CBT, namun demikian pengobatan
yang baik yaitu dengan deteksi sedini mungkin penyakit ini dan pencegahan kebiasaan dalam
makan yang biasa terjadi pada pasien Bulimia Nervosa. Hal penting lainnya adalah penanganan
phisiologi yang penting biasanya dilakukan pada pasien– pasien yang memiliki gangguan makan
dan memiliki gangguan berat badan, pada pasien seperti ini pengobatan awal biasanya perlu
dilakukan .

DAFTAR PUSTAKA

Kaplan, H.I., Sadock B.J.: Sinopsis Psikiatri, Jilid II, Edisi ke-7, Binarupa Aksara, Jakarta, 1997:
hal:333-335.
Maslim, R.: Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas dari PPDGJ III, Jakarta,
2001, hal:91.

UI M.Makalah Jurnal Reading BUlimia Nervosa.from http://www.scribd.com/doc/97428618/A-


makalah-Jurnal-bulimia-nervosa, 08 mei 2013.

Anda mungkin juga menyukai