Chapter LL PDF
Chapter LL PDF
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Lipid
2.1.1. Deskripsi
Lipid ialah setiap kelompok heterogen lemak dan substansi serupa lemak,
termasuk asam lemak, lemak netral, lilin dan steroid yang bersifat dapat larut
dalam air dan larut dalam pelarut nonpolar. Lipid, yang mudah disimpan dalam
tubuh, berfungsi sebagai sumber bahan bakar, merupakan bahan yang terpenting
pada struktur sel dan mempunyai fungsi biologik yang lain. Senyawa lipid terdiri
atas glikolipid, lipoprotein dan fosfolipid (Dorland,1998).
Didalam darah ditemukan tiga jenis lipid yaitu kolesterol, trigliserid, dan
fosfolipid. Dikarenakan sifat lipid yang susah larut dalam lemak, maka perlu
dibuat dalam bentuk yang terlarut. Untuk itu dibutuhkan suatu zat pelarut, yaitu
suatu protein yang dikenal dengan apolipoprotein atau apoprotein. Pada saat ini
dikenal sembilan jenis apoprotein yang diberi nama secara alfabetis yaitu Apo A,
Apo B, Apo C, dan Apo E. Senyawa lipid dengan apoprotein ini dikenal dengan
lipoprotein yang masing-masing memiliki Apo tersendiri.
Setiap lipoprotein berbeda dalam ukuran, densitas, komposisi lemak dan
komposisi apoprotein. Pada manusia dapat dibedakan enam jenis lipoprotein yaitu
l-high-density lipoprotein (HDL), low-density lipoprotein (LDL), intermediate-
density lipoprotein (IDL), very low density lipoprotein (VLDL), kilomikron dan
lipoprotein a kecil (Adam,2007).
2.2. Dislipidemia
2.2.1. Definisi
Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipoprotein, termasuk
peningkatan lipoprotein ataupun defisiensi. Dislipidemia dapat dimanifestasikan
lewat peningkatan dari kolesterol total, kolesterol LDL dan konsentrasi trigliserid,
serta penurunan konsentrasi kolesterol HDL di dalam darah (MIA,2012).
2.2.2. Etiologi
Etiologi dari dislipidemia dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
adalah sebagai berikut (Anwar,2004).
b. Faktor Usia
Semakin tua usia seseorang maka fungsi organ tubuhnya semakin menurun, begitu
juga dengan penurunan aktivitas reseptor LDL, sehingga bercak perlemakan
dalam tubuh semakin meningkat dan menyebabkan kadar kolesterol total lebih
tinggi, sedangkan kolesterol HDL relatif tidak berubah. Pada usia 10 tahun bercak
perlemakan sudah dapat ditemukan di lumen pembuluh darah dan meningkat
kekerapannya pada usia 30 tahun.
c. Faktor Genetik
Faktor genetik merupakan salah satu faktor pencetus terjadinya dislipidemia.
Dalam ilmu genetika menyebutkan bahwa gen untuk sifat – sifat tertentu (spesific
– trait) diturunkan secara berpasangan yaitu dimana diperlukan satu gen dari ibu
dan satu gen dari ayah, sehingga kadar hiperlipidemia tinggi dapat diakibatkan
oleh faktor dislipidemia primer karena faktor kelainan genetik.
d. Faktor Kegemukan
Kegemukan erat hubungannya dengan peningkatan resiko sejumlah komplikasi
yang dapat terjadi sendiri ataupun bersamaan. Kegemukan disebabkan oleh
ketidakseimbangan antara energi yang masuk bersama makanan, dengan energi
yang dipakai. Kelebihan energi ini ditimbun dalam sel lemak yang membesar.
Pada orang yang kegemukan didapat output VLDL trigliserida yang tinggi dan
kadar trigliserida plasma yang lebih tinggi. Trigliserida berlebihan dalam
f. Faktor Merokok
Merokok dapat meningkatkan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida,
dan menekan kolesterol HDL. Pada seseorang yang merokok, rokok akan merusak
dinding pembuluh darah. Nikotin yang terkandung dalam asap rokok akan
merangsang hormon adrenalin, sehingga akan mengubah metabolisme lemak yang
dapat menurunkan kadar kolesterol HDL dalam darah.
g. Faktor Makanan
Konsumsi tinggi kolesterol menyebabkan hiperkolesterolemia dan aterosklerosis.
Asupan tinggi kolesterol dapat menyebabkan peningkatan kadar kolesterol total
dan LDL sehingga mempunyai resiko terjadinya dislipidemia.
2.2.3. Diagnosis
National Cholesterol Education Program Adult Panel III (NCEP-ATP III)
telah membuat satu batasan yang dapat dipakai secara umum dalam mendiagnosis
dislipidemia.
Dikutip dari: ESC Guidelines for the management of acute coronary syndromes in
patients presenting without persistent ST-segment elevation. European Heart
Journal. 2011; 32; 2999-3054
- usia - merokok
- jenis kelamin laki-laki - hipertensi
- Riwayat keluarga - dislipidemia
- etnis - diabetes melitus
- obesitas dan sindrom metabolik
- stres
- diet lemak yang tinggi kalori
- inaktifitas fisik
Faktor resiko baru :
- inflamasi
-fibrinogen
- Homosistein
- stres oksidatif
2.3.3. Klasifikasi
a. Angina pektoris tak stabil
Istilah angina pektoris memiliki arti nyeri dada intermiten yang disebabkan
oleh iskemia miokardium yang reversibel dan sementara (Kumar,2007).
Menurut Kusumoto (1997), Apabila nyeri terjadi hanya pada saat
melakukan aktivitas dan telah stabil dalam jangka waktu yang cukup lama, maka
digolongkan dalam angina stabil. Jika nyeri terjadi pada saat istirahat, maka
digolongkan dalam angina tak stabil. Terakhir, tanpa memperhatikan
penyebabnya, jika nyeri dada berlanjut tanpa henti untuk periode yang lama dan
- Troponin I
Setelah infark miokard akut, kadar troponin T (cTnT) dan troponin I
(cTnI) akan meningkat pada waktu yang hampir sama dengan CK-MB, namun
berbeda dengan kadar CK-MB, kadar troponin akan tetap meninggi selama 4
sampai 7 hari setelah proses akut, sehingga infark miokard dapat didiagnosis lama
setelah kadar CK-MB kembali normal