Anda di halaman 1dari 4

NAMA : NIKENIA VINDY PRADANI

NIM : 17050404045
PRODI : S1 PENDIDIKAN TATA BUSANA 2017 B

PERLINDUNGAN KONSUMEN
A. Pengertian Perlindungan Konsumen
Perlindungan Konsumen yaitu suatu perangkat hukum yang diciptakan untuk
melindungi dan terpenuhinya hak konsumen. Sebagai contoh, para penjual diwajibkan
menunjukkan tanda harga sebagai tanda pemberitahuan kepada konsumen.

B. Undang-Undang Perlindungan Konsumen


UU Perlindungan Konsumen Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen
Republik Indonesia menjelaskan bahwa hak konsumen diantaranya adalah hak atas
kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengonsumsi barang dan atau jasa; hak
untuk memilih barang dan atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta
jaminan yang dijanjikan; hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur
serta tidak diskriminatif; hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan atau
penggantian, apabila barang dan atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian
atau tidak sebagaimana mestinya; dan sebagainya.
Dasar hukum yang menjadikan seorang konsumen dapat mengajukan perlindungan hak
adalah :
 Undang Undang Dasar 1945 Pasal 5 ayat (1), Pasal 21 ayat (1), Pasal 27, dan
Pasal 33
 Undang Undang No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran
Negara Republik Indonesia tahun 1999 No. 42 Tambahan lembaran Negara
Republik Indonesia No. 3821
 Undang Undang No. 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktik Monopoli dan
Persaingan Usaha Usaha Tidak Sehat
 Undang Undang No. 30 Tahun 1999 Tentang Arbritase dan Alternatif
Penyelesaian Sengketa
 Peraturan pemerintah No. 58 Tahun 2001 tentang Pembinaan Pengawasan dan
Penyelenggaraan Perlindungan Konsumen
 Surat Edaran Dirjen Perdagangan Dalam Negeri No. 235/DJPDN/VII/2001
Tentang Penangan pengaduan konsumen yang ditujukan kepada Seluruh dinas
Indag Prop/Kab/Kota
 Surat Edaran Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri No.
795/DJPDN/SE/12/2005 tentang Pedoman Pelayanan Pengaduan Konsumen

C. Hak-Hak Konsumen
Mengacu pada Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen,
pada Bab III Bagian Pertama Pasal 4; Hak Konsumen diatur sebagai berikut :
 Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang
dan/atau jasa;
 Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa
tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan;
 Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan
barang dan/atau jasa;
 Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang
digunakan;
 Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian
sengketa perlindungan konsumen secara patut;
 Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen;
 Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif;
 Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila
barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak
sebagaimana mestinya;
 Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.

D. Kewajiban Konsumen
Mengacu pada Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen,
pada Bab III Bagian Pertama Pasal 5; Kewajiban diatur sebagai berikut :
 Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau
pemanfaatan barang dan/atau jasa, demi keamanan dan keselamatan;
 Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/atau jasa;
 Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati;
 Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen secara
patut.

E. Lembaga Perlindungan Konsumen


 Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN)
Badan yang dibentuk untuk membantu upaya pengembangan perlindungan
konsumen. BPKN mempunyai tugas sebagai berikut :
1. Memberikan saran dan rekomendasi kepada pemerintah dalam rangka
penyusunan kebijakan di bidang perlindungan konsumen;
2. Melakukan penelitian dan pengkajian terhadap barang dan/atau jasa yang
berlaku di bidang perlindungan konsumen;
3. Melakukan penelitian terhadap barang dan/atau jasa yang menyangkut
keselamatan konsumen;
4. Mendorong berkembangnya lembaga perlindungan konsumen swadaya
masyarakat;
5. Menyebarluaskan informasi melalui media mengenai perlindungan
konsumen dan memasyarakatkan sikap keberpihakan kepada konsumen;
6. Menerima pengaduan tentang perlindungan konsumen dari masyarakat,
lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat, atau Pelaku
Usaha; dan Melakukan survei yang menyangkut kebutuhan konsumen.
Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) didirikan pada 21 Juli 2001.
Dasar hukum pendirian BPKN adalah Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun
2001
 Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK)
Salah satu lembaga peradilan konsumen berkedudukan pada tiap Daerah
Tingkat II kabupaten dan kota di seluruh Indonesia sebagaimana diatur menurut
Undang-Undang No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen bertugas
utama menyelesaikan persengketaan konsumen di luar lembaga pengadilan
umum, BPSK beranggotakan unsur perwakilan aparatur pemerintah, konsumen
dan pelaku usaha atau produsen yang diangkat atau diberhentikan oleh Menteri,
dalam menangani dan mengatur permasalahan konssumen, BPSK memiliki
kewenangan untuk melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan dan
keterangan dari para pihak yang bersengketa, melihat atau meminta tanda bayar,
tagihan atau kuitansi, hasil test lab atau bukti-bukti lain, keputusan Badan
Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) bersifat mengikat dan penyelesaian
akhir bagi para pihak.
Tugas BPSK melaksanakan penangan dan penyelesaian sengketa konsumen,
dengan cara melalui mediasi atau arbitrase atau konsiliasi; memberikan
konsultasi perlindungan konsumen; melakukan pengawasan terhadap pencatuman
klausula baku; melaporkan kepada penyidik umum apabila terjadi pelindungan
ketentuan dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen; menerima pengaduan baik tertulis maupun tidak tertulis, dari
konsumen tentang terjadinya pelanggaran terhadap perlindungan konsumen;
melakukan penelitian dan pemeriksaan sengketa perlindungan konsumen;
memanggil pelaku usaha yang diduga telah melakukan pelanggaran terhadap
perlindungan konsumen; memanggil dan menghadirkan saksi, saksi ahli dan/atau
setiap orang yang dianggap mengetahui pelanggaran terhadap Undang-Undang
No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen; meminta bantuan penyidik
untuk menghadirkan pelaku usaha, saksi, saksi ahli, atau setiap orang atau pihak
yang tidak bersedia memenuhi panggilan badan penyelesaian sengketa
konsumen; mendapatkan, meneliti dan/atau menilai surat, dokumen, atau alat
bukti lain guna penyelidikan dan/atau pemeriksaan; memutuskan dan menetapkan
ada atau tidak adanya kerugian di pihak konsumen; memberitahukan putusan
kepada pelaku usaha yang melakukan pelanggaran terhadap perlindungan
konsumen; menjatuhkan sanksi administratif kepada pelaku usaha yang
melanggar ketentuan Undang-undang ini.
Kewenangan untuk menangani dan menyelesaikan sengketa konsumen, Badan
Penyelesaian Sengketa Konsumen membentuk majelis harus ganjil dan sedikit-
dikitnya berjumlah anggota majelis tiga orang terdiri dari seorang ketua
merangkap anggota, seorang wakil ketua merangkap anggota, dan seorang
anggota, majelis ini terdiri mewakili semua unsur yaitu unsur pemerintah, unsur
konsumen, dan unsur pelaku usaha serta dibantu oleh seorang panitera dan
putusan majelis bersifat final dan mengikat.
 Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat (LPKSM)
Suatu lembaga non pemerintah atau wadah pengaduan yang menampung
kasus-kasus atau masalah yang berkaitan dengan hukum perdata guna untuk
melindungi konsumen dari perbuatan yang dapat mergikan konsumen.
LPKSM mempunyai tugas menjalankan amanah undang-undang No 8 Tahun
1999 tentang perlindungan konsuumen yang bekerja sama dengan pemerintah
dalam bidang pengawasan untuk mengawasi hal-hal yang dapat merugikan
konsumen. Selain itu juga tugas LPKSM memberikan informasi serta
memberikan nasehat atau edukasi kepada konsumen agar konsumen menjadi tahu
dan tidak mudah ditipu daya oleh para pelaku usaha yang nakal. Dan apabila
telah terjadinya sengketa berupa barang/jasa oleh pihak pelaku usaha kepada
konsumen yang dirugikan, LPKSM mempunyai wewenang untuk menggugat
pelaku usaha ke Pengadilan Negeri.

Pertanyaan :
1. Jelaskan pengertian tentang perlindungan konsumen!
2. Jelaskan tentang Undang-Undang perlindungan konsumen!
3. Apa saja hak dan kewajiban seorang konsumen?
4. Jelaskan tentang lembaga perlindungan konsumen!

Anda mungkin juga menyukai