Anda di halaman 1dari 18

HAND OUT

DASAR DESAIN
“BAGIAN DAN BENTUK BUSANA”

Disusun Oleh :
NIKENIA VINDY PRADANI

KOMPETENSI KEAHLIAN TATA BUSANA


2020
KATA PENGANTAR
Upaya pemerintah untuk meningkatkan sumber daya manusia dalam Pendidikan, guna
mencetak lulusan siap pakai dibidang industri yaitu dengan cara fokus memperkuat bidang
vokasi. Salah satunya adalah sekolah menengah kejuruan.

Terlibatnya kegiatan belajar serta proses pembelajaran dalam pendidikan tentu saja
mempengaruhi kualitas pendidikan. Beberapa hal yang harus diperhatikan pula dalam
penyelenggaraan pendidikan di suatu instansi yaitu seperti proses belajar mengajar dan bahan
ajar yang akan diterapkan.

Maka sekolah menengah kejuruan terus mengembangkan proses belajar-mengajar,


serta mengaplikasikan bahan ajar yang dianggap mnjadi salah satu instrumen dalam
pembelajaran.

Bahan ajar berupa hand out ini dibuat agar dapat menjadi salah satu sumber informasi
siswa untuk memperbanyak ilmu selain dari internet.

Semoga hand out ini bermanfaat bagi siswa dan juga guru dalam menjalankan
kegiatan belajar-mengajar.

Atas kerja sama dari seluruh pihak yang terlibat, diucapkan terimakasih.

Surabaya, Oktober 2020

Nikenia Vindy Pradani


MATERI
Astuti (2019:48) menyatakan bahwa desain busana digambar dengan baik, sesuai dengan
ide atau gagasan yang dituangkan pada desain tersebut. Desain yang dibuat mudah dibaca dan
dapat menjadi pedoman dalam pembuatan suatu busana. Untuk itu sebuah bentuk busana dan
bagian-bagian busana digambar secara jelas (siluet atau bentuk busana dengan bagian-
bagiannya seperti garis leher, kerah, rok dan bentuk lainnya).

A. Pengertian Bagian Busana


Bagian-bagian busana adalah bagian-bagian yang melengkapi busana atau bentuk suatu
busana yang dapat menjadi ciri khas dari busana tersebut. Dalam hal ini dapat diartikan
pula bahwa bagian-bagian busana merupakan suatu instrumen yang menyusun sebuah
busana.

B. Identifikasi Bagian Busana


Identifikasi bagian busana dibedakan menjadi 2 (pemberian nama pada bagian-bagian
busana dikelompokkan menjadi dua) yaitu :
1. Berdasarkan nama konstruksinya (konstruksi pola, bentuk dan ukuran)
2. Berdasarkan nama populernya (asal negara, penciptanya, pemakai pertama, penguasa /
pemimpin negara, selebritis/seniman dan tempat populer)

C. Klasifikasi Bagian Busana


1. Garis leher
a. Pengertian Garis Leher
Garis leher adalah garis yang membentuk bagian leher sebuah pakaian
(menentukan batas antara bahu dan leher), yang diselesaikan dengan berbagai cara
seperti dilapisi menurut bentuk. Dasar garis leher dibagi menjadi tiga golongan
yaitu bentuk bulat, V dan persegi. Dari tiap-tiap golongan tersebut dapat dibuat
bervariasi.
b. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menggambar garis leher :
1) Menentukan garis tengah muka depan
2) Menentukan garis pangkal leher muka dan belakang
3) Menggambar garis leher disesuaikan dengan arah anatomi
c. Langkah menggambar garis leher :
1) Membuat gambar tubuh dan bagian atas leher dan lengan
2) Menentukan garis leher yang akan dibantu pertolongan titik
3) Menggambar garis leher
4) Perhatikan bagian bahu garis leher dengan bahu selisih tebal badan.
d. Macam-macam Garis Leher
Tabel 1.1 Nama-Nama Garis Leher Berdasarkan Nama Konstruksi Dan Nama Populer
No. Nama Konstruksi Nama Populer Uraian
1. Garis leher bulata. Round Garis leher yang
b. Scoop
c. Scallop berbentuk bulat
d. Petal
Garis leher yang
Garis leher berbentuk segitiga,
2. Vee neck
runcing runcing, atau
berbentuk v
Garis leher yang
Garis leher
3. Square berbentuk persegi
persegi
empat
Garis leher yang
4. Garis leher u U shape
berbentuk huruf u
Garis leher yang
5. Garis leher hati Sweetheart
berbentuk hati
Garis leher bulat
diberi belahan di
6. Garis leher bulat Slot
tengah muka sekitar
10-12 cm
Garis leher terbuka
Garis leher berbentuk v yang
7. Decollete
terbuka lebar rendah tanpa garis
bahu
Garis leher Garis leher rata
8. Sabrina
perahu (bateau) sampai bahu
Garis leher tanpa
bahu, dengan tali
9. Kutang Camisole
yang bervariasi letak
dan modelnya
Garis leher terbuka
10. Tanpa tali Strapless
tanpa tali
Halter berarti jerat.
Garis leher ini dengan
menggunakan sehelai
11. Halter Halter
ban lurus atau
digunting menurut
bentuk pada leher
Garis leher yang
12. Garis leher tinggi Stand away ditinggikan
sekelilingnya
Garis leher yang
berbentuk asimetris
13. Asimetris Crossover
(bagian kanan dan
kirinya tidak sama)
14. Draperi Cowl Garis leher yang
terjadi karena sehelai
kain yang digunting
serong dan di-draper-
kan pada bagian
depan
Garis leher berkerut
dengan bentuk yang
bervariasi dan
Drawting penyelesaiannya
15. Berkerut
Shiring dapat menggunakan
tali, bis ban, atau
lapisan dengan kain
menurut bentuk
Garis leher terbuka
16. Bahu terbuka Off shoulder turun sampai di
bawah bahu

Gambar 1.1 Contoh Garis Leher

2. Kerah
a. Pengertian Kerah
Kerah adalah bagian dari busana yang terletak pada bagian atas pakaian, dan
dijahitkan pada garis leher. Kerah memiliki konstruksi dan bentuk yang bervariasi.
Kerah juga dapat berfungsi sebagai pusat perhatian untuk menambah keindahan
busana, serta dapat menutupi kekurangan pada bentuk leher atau bahu dan
menonjolkan bentuk wajah. Selain berfungsi untuk memperindah, kerah juga
berfungsi memberi kenyamanan pada pemakai seperti mempertimbangkan iklim
pada suatu daerah.
b. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menggambar kerah :
1) Menentukan garis tengah muka pakaian
2) Menentukan garis pangkal leher muka dan belakang
3) Menggambar kerah disesuaikan dengan arah anatomi
c. Tiga macam klasifikasi kerah
1) Kerah yang terpasang (set in)

2) Kerah yang pengembangannya sebagian atau keseluruhan menjadi satu dengan


badan

3) Kerah dua bagian (notched collar), kerah dengan lapel/revere (kelopak) dan
kerah yang terpisah

d. Tiga bentuk dasar kerah


1) Kerah berdiri (stand) yaitu kerah yang letaknya berdiri dan sejajar dengan
leher

2) Kerah setengah berdiri (rolled) yaitu kerah yang jatuhnya sebagian menempel
pada garis leher dan sebagian lagi menempel pada garis bahu
3) Kerah rebah (flat) yaitu kerah yang seluruh bagiannya sejajar pada bahu

3. Lengan
a. Pengertian Lengan
Lengan adalah bagian dari busana, yang menutupi bagian lengan sebagian atau
seluruhnya. Penampilan lengan ditentukan oleh posisi lubang lengan, jahitan pada
bawah lengan, penambahan pada lengan, serta keliman lengan atau mansetnya.

b. Dua macam dasar lengan baju


1) Lengan baju terpasang (set in) lengan yang secara konstruksinya berdiri
sendiri sehingga terdapat jahitan atau sambungan pada kerung lengan.
2) Lengan baju setali (unmounted) lengan yang tidak terdapat potongan atau
jahitan sambungan. Lengan ini menyatu dengan badan.
c. Berdasarkan panjangnya lengan dapat digolongkan menjadi:
1) Cap Sleeve yaitu lengan yang panjangnya hanya sampai puncak lengan.
2) Short Sleeve yaitu lengan yang panjangnya hanya sampai pertengahan pangkal
tangan.
3) Elbow yaitu lengan yang panjangnya hanya sampai siku.
4) Three Quarter Length yaitu panjangnya tiga perempat panjang tangan.
5) Wrist yaitu lengan yang panjangnya sampai mata tangan.
d. Langkah-langkah menggambar lengan
1) Menggambar bagian tubuh yang diperlukan
2) Menentukan letak bagian tubuh
3) Menggambar lengan sesuai dengan model yang dikehendaki

Gambar 2.1 Contoh Lengan Set In

Gambar 2.2 Contoh Lengan Tulip

Gambar 2.3 Contoh Lengan Setali

4. Rok
a. Pengertian Rok
Rok adalah bagian dari busana wanita yang terletak pada bagian tubuh bagian
bawah dari pinggang hingga ukuran panjang rok yang sesuai dengan model.
Panjang rok sangat bervariasi. Bisa sangat pendek dapat juga sangat panjang
sampai menyentuh lantai. Dalam menggambar rok, perlu diperhatikan jatuhnya
rok pada badan.
b. Ukuran panjang rok bawah
1) Peplum adalah ukuran yang paling pendek dari variasi panjang rok. Umumnya
peplum ini dihubungkan dengan busana bagian atas.
2) Micro adalah panjang rok yang hanya cukup menutupi pantat.
3) Mini adalah panjang rok sampai pertengahan paha.
4) Knee adalah panjang rok sampai lutut.
5) Midi adalah panjang rok sampai betis.
6) Maxi adalah panjang rok di atas mata kaki.
7) Ankle adalah panjang rok sampai mata kaki.
8) Floor adalah panjang rok sampai menyentuh lantai.

c. Tiga jenis dasar rok


1) Rok suai adalah rok yang mempunyai siluet lurus tidak mengembang bagian
bawahnya.
2) Rok lingkar adalah rok yang memiliki siluet pas pada pinggang dan melebar
hingga panjang rok yang diinginkan.
3) Rok kerut adalah rok yang memiliki kerutan pada bagian pinggang dan
variasinya.
d. Empat bentuk dasar rok bawah
1) Lurus (Straight)
Rok yang mempunyai jahitan sampai lurus yang dibentuk ke dalam dengan
kerutan, lipatan/ploi, atau kup (darts) untuk menyesuaikan ukuran pinggang.
2) Mengembang (Flared)
Rok yang berbentuk pasak (wedge) yaitu rok yang menambah kepenuhan dari
pinggul sampai kelim bawah. Untuk menambah isi (kepenuhan) pada rok,
maka dijahitkan juga panel. Panel yang dijahitkan tersebut disebut pias.

3) Menyempit ke Bawah (Pegged)


Rok ini bentuknya kebalikan dari rok bawah mengembang. Pada garis
pinggang lebih lebar kemudian menyempit pada kelim bawahnya. Kelebihan
pada pinggang dikurangi dengan kerutan, lipatan, atau dijatuhkan (draped).

4) Lingkaran atau Sirkel (Circular)


Rok sirkel pada bagian bawahnya berbentuk sangat lebar, ramping pada
pinggang, dan sangat penuh pada kelimnya.

e. Langkah-langkah menggambar rok


1) Menggambar bagian tubuh yang diperlukan untuk rok
2) Membuat garis pertolongan untuk menggambar rok seperti batas panjang rok,
batas lebar rok, serta bagian-bagian lainnya
3) Menggambar rok sesuai desain yang diinginkan

5. Blus
a. Pengertian Blus
Blus adalah busana yang menutupi badan (body) dari pundak sampai ke bawah
garis pinggang. Model (styles) dan detail-detail untuk blus sesuai dengan mode
(fashion) yang sedang berkembang. Blus bisa dikenakan dengan rok bawah (skirt),
setelan jas (suits), celana (pants), celana pendek (shorts), rok celana (cullotes) dan
jumper.

b. Blus dibagi menjadi dua kategori / berdasarkan fungsi pemakaiannya:


1) Tuck-In (diselipkan)
Panjang tuck-in blouse rata-rata 10 cm - 18 cm di bawah garis pinggang atau
tergantung mode serta penggunanya.

2) Overblouse (blus luar)


Panjang overblouse bisa dimulai dari garis pinggang, dan memanjang ke
bawah sampai paha (tergantung tren mode yang sedang berkembang).

c. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggambar blus


1) Garis bahu dan lingkar kerung lengan
2) Blus dipakai di luar atau di dalam
3) Detail-detail blus seperti kerah, kantong/ saku, atau hiasan lainnya
4) Siluet blus, pas atau longgar
d. Jenis dasar blus
1) Polo : busana yang dikenakan untuk olahraga dari bahan kaos berlengan
pendek dengan garis leher bulat.
2) Suit : blus yang dikombinasikan dengan rok atau celana yang dibuat dari bahan
yang sama dan didesain untuk dipakai bersama.
3) Surplice : blus dengan garis v agak rendah dan penutup melampaui garis
tengah muka.
4) Peasant : blus dengan penuh kerut-kerut pada leher, lengan dan pinggang.
5) Middy : model mirip pakaian sailor dengan kerah lebar seperti kerah sailor,
panjang blus sampai panggul dengan rok lipit-lipit.
6) Longgtorso : model blus dengan panjang sampai garis pangul.
7) Yoke : blus dengan garis hias di atas dada.
8) Empire : blus dengan garis hias di bawah dada.

6. Celana
a. Pengertian Celana
Celana adalah pakaian luar yang menutupi badan dari pinggang ke mata kaki
dalam dua bagian kaki yang terpisah. Model (style) celana ditentukan oleh
panjang, lebar keliman bawah, serta bentuk pinggul menuju kelimannya.
Bentuknya bisa ditunjukkan pada pinggang, pinggul, lutut, atau kelimannya.
Celana dikencangkan (fitted) pada ban pinggang menggunakan elastic, talikor,
tali pita, (tie) atau ikat pinggang. Celana yang pas atau sesuai memerlukan bukaan
(opening), sehingga bisa ditarik ke atas pinggul sewaktu memakainya.
b. Dasar siluet celana
Gambar 2.1 Dasar-dasar Siluet Celana

Keterangan:
1) Celana dengan siluet lurus
2) Celana dengan siluet longgar di sekitar pinggang, selanjutnya meruncing
menuju kelim bawah
3) Celana bersiluet sangat besar dari pinggul ke kelim bawah, seperti kantong/
baggy
4) Celana dengan siluet melebar lembut keluar dari pinggul atau paha menuju
kelim bawah
5) Siluet celana yang longgar pada bagian atas pesak (crotch) kemudian sangat
sempit ketika mencapai kelim bawah
6) Siluet celana yang melebar, pas pada bagian kaki menuju ke lutut, kemudian
melebar dalam bentuk sebuah lonceng
c. Berdasarkan panjangnya, celana terdiri atas bagian-bagian
1) Short, yaitu celana yang panjangnya cukup menutupi panggul.
2) Jamaica, yaitu celana yang panjangnya pertengahan paha.
3) Bermuda, yaitu celana yang panjangnya sampai di atas lutut.
4) Pedal, yaitu celana yang panjangnya sampai di bawah lutut.
5) Capri, yaitu celana yang panjangnya sampai di atas mata kaki.
6) Full Length, yaitu celana yang panjangnya sampai mata kaki.
Gambar 2.2 Panjang Celana Berdasarkan Bagiannya
d. Celana Terusan (Jumpsuit)
Jumpsuit adalah busana satu bagian yang merupakan celana yang langsung
bersambungan dengan blusnya. Jumpsuit sangat sesuai dikenakan pada
kesempatan santai.

D. Pengertian Bentuk Busana


Desain struktur (struktural design) pada busana disebut juga dengan siluet busana
(silhouette). Siluet adalah garis luar dari suatu bentuk busana, tanpa bagian-bagian atau
detail seperti lipit, kerut, kelim, kup dan lain-lain. Namun jika detail ini ditemukan pada
desain struktur fungsinya hanyalah sebagai pelengkap.

E. Identifikasi Bentuk Busana


Identifikasi bentuk busana (siluet) dapat dilaksanakan pada :
1. Membentuk garis luar dari suatu busana sesuai dengan kriteria mutu
2. Desain struktur dibuat dengan menyesuaikan bentuk tubuh pemesan
3. Siluet busana disesuaikan dengan kesempatan si pemakai
4. Mengetahui bentuk dasar siluet pada desain struktur
5. Hasil desain dapat dipahami/dibaca dengan jelas dan rapi

F. Klasifikasi Bentuk Busana


Klasifikasi bentuk busana dapat dibedakan atas beberapa bagian yang ditunjukkan
dalam bentuk huruf (siluet A, Y, I, S, T, L) sesuai dengan fungsi busana dan
kegunaannya.

G. Bentuk Dasar Desain Struktur (Bentuk Busana)


1. Siluet A : merupakan pakaian yang mempunyai model bagian atas kecil, dan bagian
bawah besar. Bisa juga tidak mempunyai lengan.
2. Siluet I : merupakan pakaian yang mempunyai model bagian atas badan, tengah lurus
sampai bagian bawah atau rok.
3. Siluet Y : merupakan model pakaian dengan model bagian atas lebar tetapi bagian
bawah atau rok mengecil.
4. Siluet T : merupakan pakaian yang mempunyai desain garis leher kecil, ukuran lengan
panjang dan bagian bawah atau rok mengecil.
5. Siluet L : merupakan bentuk pakaian variasi dari berbagai siluet, dapat diberikan
tambahan di bagian belakang dengan bentuk yang panjang / drapery. Bentuk ini
biasanya terlihat pada pakaian pengantin barat.
6. Siluet S : merupakan pakaian yang mempunyai model lengan bagian atas besar,
bagian pinggang kecil dan bagian bawah atau rok besar.
Gambar 2.4 Contoh Siluet Pada Busana
1) Siluet A 2) Siluet I 3) Siluet Y

4) Siluet T 5) Siluet L 6) Siluet S

H. Kriteria Mutu Pembuatan Desain Struktur (Bentuk Busana)


1. Desain sesuai dengan model (siluet) yang dipilih.
2. Teknik mendesain harus sesuai dengan prosedur kerja.
3. Hasil desain rapi, bersih, menarik, luwes, tepat waktu dan sebagainya.
GLOSARIUM
Desain : Rancangan

Empire : Garis hias busana yang terletak di atas pinggang

Full Lentgh : Ukuran celana yang panjangnya sampai mata kaki

Longtorso : Garis hias busana yang terletak di bawah ban pinggang

Maxi : Ukuran gaun atau rok dengan Panjang sampai mata kaki

Midi : Ukuran gaun atau rok yang Panjang di bawah lutut (10-15 cm)

Mini : Ukuran gaun atau rok yang panjangnya 10 cm di atas lutut

Princess : Garis hias busana yang terletak pada tengah bahu ataupun ketiak melewati
kupnat pada pinggang

Silhouette : Disebut siluet yaitu garis luar dari busana atau garis luar dari suatu benda
atau busana
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Rini Tripuji. 2019. Dasar Desain SMK/MAK Kelas X Bidang Keahlian Pariwisata
Program Keahlian Tata Busana Kompetensi Keahlian Tata Busana (Desain Fesyen).
Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Murtihadi, Gunarto. 1982. Dasar-dasar Desain. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah


Kejuruan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Tate, Sharon Lee. 1987. The Complete Book of Fashion Illustration. Second Edition. USA:
Haper & Ron, Publisher. Inc.

Anda mungkin juga menyukai