Anda di halaman 1dari 9

REMEDI AKHIR

Audit Siklus Produksi/Konversi

1. Yang dimaksud dengan siklus produksi adalah:


 Siklus transaksi yang berhubungan dengan pengolahan bahan baku
menjadi suatu produk yang siap untuk dijual.

Unsur-unsur yang ada di dalam siklus produksi:


 Pengawasan produksi  perencanaan produksi, anggaran produksi,
pelaporan biaya produksi
 Akuntansi biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung
 Akuntansi biaya overhead pabrik  konvensional vs ABC
 Pelaporan biaya produksi.

2. Akun-akun dalam laporan posisi keuangan yang berhubungan dengan siklus


produksi:
 Akun persediaan produk dalam proses.
 Akun persediaan produk jadi.
 Akun persediaan bahan baku.
 Akun persediaan bahan pembantu.

Akun-akun buku pembantu untuk keperluan pembuatan laporan biaya


produksi/laporan manajerial:
 Akun biaya bahan baku
 Akun biaya tenaga kerja langsung

3. Tujuan audit siklus produksi adalah:


 Menguji kewajaran asersi manajemen dalam laporan keuangan tentang
transaksi yang berhubungan dengan kegiatan produksi.

Tujuan audit internal/audit operasional, termasuk:


 Menguji kewajaran perencanaan kegiatan produksi.
 Menguji kewajaran anggaran produksi.

4. Kriteria kewajaran asersi manajemen tentang transaksi produksi adalah:


 Persediaan produk dalam proses dan produk jadi didukung dengan
bukti transaksi yang valid.
 Persediaan produk dalam proses dan produk jadi didukung dengan
bukti pembukuan yang valid.
 Persediaan produk dalam proses dan produk jadi sesuai dengan fakta
objektif jumlah dan kondisi persediaan.
 Pelaporan harus diungkap secara penuh (jika diperlukan
pengungkapan).
 Pelaporan persediaan produk dalam proses dan produk jadi sesuai
dengan SAK.

5. Berikut ini adalah bukti-bukti yang berhubungan dengan kegiatan produksi:

Halaman | 1
 Perencanaan produksi
 Anggaran produksi
 Bukti permintaan bahan baku
 Bukti permintaan bahan pembantu
 Daftar biaya tenaga kerja langsung
 Daftar biaya overhead pabrik yang didukung dengan bukti-bukti
pengeluaran biaya overhead prabrik
 Dst......

6. Contoh-contoh kesalahan yang mengakibatkan kesalahan asersi manajemen


dalam laporan keuangan tentang transaksi produksi:
 Kesalahan pencatatan bahan baku.
 Kesalahan pencatatan beban tenaga kerja langsung.
 Kesalahan pencatatan beban overhead pabrik.
 Kesalahan pembuatan laporan biaya produksi.

7. Berikut ini tujuan memahami industri dan bisnis dalam audit siklus produksi:
 Memahami karakteristik proses produksi.
 Memahami karakteristik biaya produksi.
 Memahami karakteristik laporan keuangan.

8. Berikut ini adalah salah satu tujuan dari “Prosedur Pengujian Transaksi”
persediaan produk jadi pada siklus produksi:
 Menguji validitas terjadinya transaksi produksi.
 Menguji keberadaan atau eksistensi persediaan produk jadi – pengujian
saldo akun
 Menguji kesesuaian laporan dengan kondisi fisik persediaan – pengujian
saldo akun
 Menguji ketepatan penyajian persediaan produk jadi dalam laporan
keuangan – pengujian penyajian dan pengungkapan
 Menguji kecukupan pengungkapan persediaan produk jadi – pengujian
penyajian dan pengungkapan

9. SPI siklus produksi sangat lemah, bukti-bukti untuk pengujian audit tidak
tersedia dengan baik, pengujian audit tidak bisa dilakukan dengan sempurna.
Apa yang sebaiknya dilakukan oleh auditor?
 Mengecualiakan transaksi produksi dari pendapat audit

10. Prosedur pengujian “saldo akun persediaan” mencakup:


 Melakukan perhitungan fisik persediaan.
 Mengkonfirmasi persediaan yang disimpan di luar lokasi perusahaan.

 Mengkonfirmasi status barang konsinyasi atau barang yang dititipkan


di perusahaan lain untuk dijual.

11. Asersi yang diuji melalui prosedur konfirmasi atas persediaan yang ada di luar
lokasi pabrik, adalah:

Halaman | 2
 Asersi eksistensi atau terjadinya, asersi kelengkapan, serta asersi hak
dan kewajiban

Audit Siklus Investasi Aset Tetap

12. Audit dilakukan karena adanya potensi kesalahan asersi manajemen, baik
kesalahan yang tidak disengaja (error) maupun yang disengaja
(fraud/irregularity). Berikut ini potensi kesalahan dan kecurangan pada
asersi transaksi aset tetap:
 Kesalahan pengukuran kos aset tetap.
 Kesalahan penentuan kos dasar depresiasi
 Kesalahan konsistensi penggunaan metode depresiasi.
 Kesalahan dalam bentuk ketidaklengkapan atau ketidakcukupan
pengungkapan aset tetap.

13. Dalam audit aset tetap, pemahaman bisnis diperlukan untuk tujuan:
 Memahami karakteristik investasi aset tetap, baik sebarannya,
nilainya, maupun potensi salah sajinya.

Bagaimana cara mengukur dan menentukan beberapa hal berikut ini:


 Menentukan materialitas salah saji aset tetap  memahami dan
menguji SPI
 Mengukur risiko pengendalian aset tetap  memahami dan
menguji SPI
 Mengukur risiko deteksi aset tetap  memahami dan menguji SPI
 Memahami cara perolehan aset tetap  Wawancara dengan
manajemen, inspeksi dokumen.

14. Aspek akuntansi aset tetap mencakup:


 Akuntansi perolehan aset tetap
 Akuntansi depresiasi aset tetap
 Akuntansi beban reparasi dan pemeliharaan, terutama tentang
ketepatan klasifikasi pengeluaran modal dan pengeluaran
pendapatan.
 Akuntansi penghentian aset tetap, baik dijual maupun dihentikan
pengoperasiannya.

15. Kesalahan yang kemungkinan terjadi dalam akuntansi beban pemeliharaan


aset tetap adalah:
 Kesalahan klasifikasi pengeluaran pendapatan (revenue
expenditures) dan pengeluaran modal (capital expenditures).
Notes:
Auditor harus terampil menentukan mana yang relevan dan mana yang
tak relevan

16. Dalam kasus aset tetap diperoleh dengan cara capital lease atau financing
lease, kos aset tetap adalah:

Halaman | 3
 Sebesar nilai tunai jumlah angsuran leasing

Kos aset tetap yang dibeli dengan cara capital lease atau financing
lease adalah:
 DF anuitas x angsuran periodik

17. Berikut ini dokumen transaksi pendukung asersi aset tetap:


 Perencanaan dan anggaran pengadaan aset tetap.
 Surat keputusan pemenang tender pengadaan aset tetap.
 Surat kontrak pengadaan aset tetap.
 Bukti pengeluaran kas untuk pengadaan aset tetap.

Dokumen terdiri dari: dokumen transaksi dan dokumen pembukuan

Audit Siklus Pendanaan

18. Tujuan audit siklus pendanaan adalah:


 Menguji kewajaran asersi manajemen tentang transaksi utang jangka
panjang dan transaksi modal saham, baik dalam laporan posisi
keuangan maupun dalam laporan laba rugi.

19. Berikut ini transaksi pada siklus pendanaan:


 Penerimaan kas dari utang jangka panjang ke bank.
 Penerimaan kas dari hasil penjualan surat utang obligasi.
 Pengeluaran kas untuk pembayaran dividen atas saham.
 Penerbitan memo untuk pengakuan beban bunga dan amortisasi
premium/diskonto utang obligasi.

20. Salah satu sasaran audit atas beban bunga utang obligasi adalah:
 Ketepatan cut-off transaksi beban bunga dan ketepatan pengakuan bunga
efektif.

21. Bunga nominal utang obligasi Rp16.000.000,00, amortisasi premium utang


obligasi Rp2.000.000,00, dicatat Debit: Beban Bunga Rp16.000.000,00 dan
Kredit: Utang Bunga Rp16.000.000,00. Atas temuan audit ini auditor:
 Mengusulkan jurnal penyesuaian Debit: Premium Utang Obligasi dan
Kredit: Beban Bunga, sebesar Rp2.000.000,00

22. Beban bunga nominal utang obligasi Rp3.000.000,00, amortisasi premium


utang obligasi Rp840.000,00. Bunga dan amortisasi premium tersebut untuk
jangka waktu 6 bulan dan akan jatuh tempo pada tanggal 1 Maret tahun
berikutnya. Perusahaan belum melakukan pencatatan apapun terhadap
beban bunga dan amortisasi tersebut. Atas temuan tersebut auditor:
 Mengusulkan jurnal penyesuaian untuk mengakui beban bunga
Rp1.440.000,00

Halaman | 4
Bunga 4 bulan = 4/6 x 3.000.000 = 2.000.000
Amortisasi premium = 4/6 x 840.000 = 560.000
Catatan:
Kasus bisa dibalik ke diskonto utang obligasi

23. Berikut ini transaksi-transaksi yang relevan dengan pengujian asersi


manajemen tentang modal saham:
 Transaksi pengeluaran biaya penerbitan modal saham.
 Transaksi penjualan modal saham.
 Transaksi pembayaran dividen saham, baik dividen tunai maupun dividen
likuidasi
 Transaksi penarikan kembali saham (transaksi saham treasury)

24. Berikut ini prosedur audit untuk menguji asersi “hak dan kewajiban” akun
utang obligasi:
 Menguji ketepatan cut-off atau pisah batas transaksi penerbitan surat
utang obligasi dan bunga atas utang obligasi.

25. Tujuan pengujian asersi “eksistensi atau terjadinya” akun pendanaan adalah:
 Akun utang jangka panjang mencakup seluruh utang jangka panjang
perusahaan - kelengkapan
 Akun utang obligasi dan beban atas utang obligasi diidentifikasi dan
diklasifikasi dengan tepat – penyajian dan pengungkapan
 Akun utang jangka panjang dan akun modal saham adalah akun yang
ada per tanggal laporan keuangan serta didukung dengan bukti-bukti
yang valid – eksistensi dan terjadinya.
 Akun utang jangka panjang dan modal saham dinilai sesuai dengan
prinsip akuntansi yang lazim – penilaian dan alokasi.
 Akun utang jangka panjang dan akun modal saham dilaporkan secara
lengkap – kelengkapan
Catatan:
Bagi auditor, yang terpenting adalah memahami prosedur audit untuk
menguji masing-masing kategori asersi.

26. Pengujian asersi akun pendanaan:


 Akun modal saham menunjukkan kepemilikan saham para investor per
tanggal neraca – hak dan kewajiban
 Akun utang obligasi dan beban atas utang obligasi diidentifikasi dan
diklasifikasi dengan tepat – penyajian dan pengungkapan
 Akun utang jangka panjang dan modal dinilai sesuai dengan prinsip
akuntansi yang lazim – penilaian dan alokasi
 Akun utang jangka panjang dan akun modal saham merepresentasikan
seluruh utang jangka panjang dan seluruh modal saham perusahaan
per tanggal laporan keuangan - kelengkapan

Halaman | 5
 Akun utang jangka panjang dan akun modal saham merupakan
kewajiban perusahaan per tanggal laporan keuangan – hak dan
kewajiban

27. Berikut ini prosedur audit yang bisa ditempuh untuk menguji saham treasury
tersebut:
 Memeriksa dokumen otorisasi penarikan saham treasury
 Memeriksa bukti-bukti pengeluaran kas yang berhubungan dengan
penarikan saham treasury
 Melakukan konfirmasi ke perusahaan sekuritas yang menangani
pembelian kembali saham
 Memeriksa transaksi-transaksi lanjutan yang berhubungan dengan
saham treasury, misalnya transaksi penjualan kembali saham treasury

28. Tujuan prosedur analitis dalam pengujian modal saham adalah


 Untuk menguji kesesuaian saldo modal saham awal dengan saldo per
audit tahun sebelumnya
 Untuk menguji ketepatan perkalian dan penjumlahan – prosedur
matematis
 Untuk menguji kemungkinan adanya mutasi-mutasi akun modal yang
menyimpang dari kebiasaan – observasi data pembukuan
 Untuk menguji ketepatan presentasi dan penyajian modal saham – reviu
penyajian dan pengungkapan
 Untuk menguji validitas transaksi modal saham – inspeksi dokumen
transaksi

29. Prosedur audit yang bisa ditempuh untuk menguji emisi saham baru adalah:
 Menelusur emisi saham baru ke notulen rapat dewan komisaris tentang
kebijakan emisi saham baru.
 Memeriksi bukti penerimaan kas dari hasil emisi saham baru.
 Bukti perizinan emisi saham baru ke lembaga otoritas yang terkait
(bapepam)
 Dst.....

30. Transaksi pembayaran dividen dapat diuji melalui:


 Notulen rapat dewan komisaris tentang kebijakan dividen.
 Bukti pengeluaran kas untuk pembayaran dividen.
 Jurnal pengeluaran kas.

31. Berikut ini prosedur audit untuk menguji kemungkinan terjadinya pelaporan
lebih modal saham:
 Vouching dari pembukuan ke bukti transaksi

Audit Investasi Instrumen Keuangan

32. Tujuan audit investasi instrumen keuangan adalah:

Halaman | 6
 Menguji kesesuaian asersi manajemen tentang transaksi instrumen
keuangan dengan bukti pendukungnya serta dengan standar akuntansi
keuangan yang berlaku.
 Menguji kecukupan pengungkapan asersi manajemen tentang transaksi
keuangan

33. Berikut ini bukti bukti pendukung investasi instrumen keuangan:


 Notulen rapat manajemen dan komisaris tentang kebijakan investasi
instrumen keuangan.
 Dokumen perencanaan dan anggaran investasi instrumen keuangan.
 Laporan portofolio investasi instrumen keuangan dari perusahaan sekuritas.
 Bukti penerimaan dan pengeluaran kas untuk investasi instrumen
keuangan.

34. Berikut ini akun-akun investasi instrumen keuangan dalam laporan keuangan,
 Investasi Surat Berharga (Investasi Sementara).
 Investasi Jangka Panjang Obligasi.
 Investasi Jangka Panjang Saham.
 Pendapatan Dividen
 Pendapatan Bunga
 Laba/Rugi Penjualan Investasi
 Laba/Rugi Penyesuaian Nilai Investasi
 Cadangan Penyesuaian Nilai Investasi

35. Berikut ini prosedur audit untuk menguji asersi “eksistensi dan terjadinya”
investasi sementara saham:
 Mendapatkan bukti notulen rapat manajemen tentang kebijakan investasi
instrumen keuangan.
 Mendapatkan informasi valid, bisa melalui konfirmasi ke perusahaan
sekuritas atau melalui informasi elektronik, tentang portofolio investasi
sementara saham.
 Mendapatkan bukti-bukti pengeluaran dan penerimaan kas atas investasi
sementara saham.

36. Berikut ini prosedur audit untuk menguji ketepatan klasifikasi investasi
instrumen keuangan, sebagai investasi jangka pendek (baik trading maupun
available-for-sale) atau sebagai investasi jangka panjang:
 Mendapatkan dokumen rencana dan anggaran investasi instrumen
keuangan.
 Mendapatkan memo otorisasi investasi instrumen keuangan.
 Mendapatkan notulen rapat manajemen tentang kebijakan investasi
instrumen keuangan.
 Mendapatkan surat representasi klien tentang kebijakan investasi
instumen keuangan.

Audit Saldo Kas

Halaman | 7
37. Tujuan audit saldo kas adalah untuk menguji kewajaran asersi manajemen
tentang saldo kas yang tercantum dalam laporan posisi keuangan. Berikut ini
prosedur pengujian substantif saldo kas:
 Meminta daftar penerimaan dan pengeluaran kas
 Mengirim konfirmasi ke bank untuk meminta cut-off laporan bank (bisa juga
dengan meminta print-out internet banking tentang mutasi kas di
bank), dan penjelasan tentang kemungkinan adanya pembatasan atas
penggunaan saldo kas milik perusahaan.
 Melakukan observasi terhadap proses perhitungan kas, baik kas yang
belum disetor ke bank maupun sisa dana kas kecil.
 Menguji rekonsiliasi bank yang dibuat oleh klien.
 Membuat daftar utama (lead schedule) untuk meringkas saldo kas yang
harus disajikan dalam laporan keuangan.

38. Yang dimaksud dengan check kiting adalah:


 Pelaporan lebih saldo kas dengan memanipulasi transfer kas antar
bank.

39. Yang dimaksud dengan lapping adalah:


 Penyalahgunaan hasil penerimaan kas untuk kepentingan pribadi dan
menutupnya dengan penerimaan kas berikutnya.

Prosedur audit terhadap potensi lapping:


 Membandingkan detil penerimaan kas dengan detil slip setoran bank.
 Melakukan pemeriksaan mendadak terhadap penerimaan kas dan setoran
bank.
 Mengirim konfirmasi piutang (dilakukan pada audit piutang dagang)

40. Tujuan analisis transfer antar bank adalah:


 Untuk menguji kepepatan cut-off transfer dana serta kemungkinan adanya
kecurangan dalam bentuk check kiting.

41. Berikut ini prosedur audit atas kecurangan dalam bentuk lapping:
 Menguji kesesuaian detil penerimaan kas dengan detil slip setoran ke bank.
 Melakukan pemeriksaan mendadak (surprise audit) atas transaksi
penerimaan kas dan setoran ke bank.
 Melakukan konfirmasi kepada debitur perusahaan tentang status utang
mereka.

Audit Peristiwa Kemudian dan Laporan Auditor

42. Yang dimaksud peristiwa kemudian (subsequent events) adalah:


 Peristiwa ekonomi yang berdampak material terhadap laporan keuangan
atau terhadap kinerja perusahaan ke depan, yang terjadi setelah tanggal
laporan keuangan tetapi sebelum tanggal penerbitan laporan auditor.

Halaman | 8
43. Tanggung jawab auditor terhadap peristiwa kemudian adalah:
 Terutama untuk peristiwa kemudian yang terjadi sampai dengan tanggal
berakhirnya pekerjaan lapangan

LIHAT GAMBAR PERISTIWA KEMUDIAN PADA MODUL TANGGUNG


JAWAB PASKA AUDIT

44. Peristiwa kemudian yang memerlukan usulan jurnal penyesuaian adalah:


 Peristiwa kemudian yang berhubungan dengan peristiwa sebelum
tanggal laporan keuangan dan mempengaruhi angka pelaporan.

ANDA HARUS BISA MEMBAYANGKAN PERISTIWA SEPERTI APAKAH


ITU???

45. Berikut ini prosedur audit terhadap permasalahan LCA (litigation, claims, and
assessment).
 Mendapatkan bukti pendukung tentang dugaan pelanggaran hukum oleh
klien.
 Mengirimkan surat konfirmasi persoalan hukum yang dihadapi klien (letter
of audit enquiries) ke kuasa hukum klien.
 Meminta surat representasi manajemen tentang persoalan LCA.

46. Fungsi surat representasi manajemen (representation letter) adalah:


 Untuk mengkonfirmasi pernyataan lisan manajemen.
 Untuk mendokumentasikan pernyataan manajemen.
 Untuk mengurangi potensi salah faham tentang pernyataan manajemen.

47. Yang dimaksud dengan tanggal ganda (dual dating) laporan auditor adalah:

 Pemberian dua tanggal pada laporan auditor, yang terdiri dari tanggal
laporan auditor dan tanggal temuan auditor yang terjadi setelah tanggal
berakhirnya pekerjaan lapangan.

48. Tujuan pemberian tanggal ganda (dual dating) atas laporan auditor adalah:
 Untuk membatasi tanggung jawab auditor, yaitu hanya pada peristiwa yang
dilaporkan dengan tanggal khusus.

49. Tanggal laporan auditor adalah:


 Sesuai dengan tanggal berakhirnya pekerjaan lapangan

50. Auditor akan menolak memberikan pendapat atas laporan keuangan pada
saat:
 Terjadi pembatasan/keterbatasan luas pemeriksaan yang cukup ekstrim.

*** ooo ***

Halaman | 9

Anda mungkin juga menyukai