Anda di halaman 1dari 16

INDIKATOR MUTU ASUHAN KEPERAWATAN

KELOMPOK 2

KELAS A

 ANISA ISTIFARAH J. : 16 3145 105 003

 INDO LALLO : 16 3145 105 012

 MELNDA OLIVIA L. : 16 3145 105 018

 NUR HASNI :16 3145 105 025

 SISKA ANGGIAN : 16 3145 105 032

 SITTI FARADHIBA NUR : 16 3145 105 033

 SURATMI M. ABUBAKAR :16 3145 105 036

 SYANE PERTAFUN : 16 3145 105 037

TAHUN AJARAN 2019


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya yang berjudul
“Indikator Mutu Asuhan Keperawatan”

Makalah ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan


dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini.Untuk itusaya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.Oleh karena
itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dan manfaatnya bagi
pembaca.

Makassar, 31 Oktober 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………….i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………………1
1.2 Tujuan …………………………………………………………....…2
BAB II PEMBAHASAN
A. Indikator Mutu Asuhan Keperawatan……………………………….3
B. Komponen Mutu Pelayanan Kesehatan……………………………...4
C. Indikator Penilaian Mutu Pelayanan Kesehatan……………………..5

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ………...…………………………………..…………....…..4
B. Saran …………………….………………………………………......5

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Konsep mutu pelayanan kesehatan

Peningkatan mutu pelayanan kesehatan dalam ruang lingkup rumah sakit menjadi
issu pertama dalam pembangunan kesehatan baik dalam lingkup nasional maupun
global. Hal ini di dorong karna semakin besarnya tuntutan terhadap organisasi
pelayanan kesehatan untuk mampu menberikan pelayanan kesehatan secara prima
terhadap konsumen. Dalam pengembangan masyarakat yang semakin kritis, maka
mutu pelayanan akan menjadi sorotan baik untuk pelayanan medis, maupun bentuk
pelayanan lainya.

Presepsi tentang mutu suatu organisasi pelayanan sangat berbeda-beda karna sangat
bersifat subjektif, di samping itu selera dan harapan penguna pelayanan kesehatan
selalu berubah-ubah banyak pengertian tentang mutuh di antaranya adalah,

Mutu adalah tingkat kesempurnaan dari penampilan sesuatu yang sedang di


amati(Winston dictionary, 1956)

Mutu adalah sifat yang di miliki oleh suatu program(Donabedian,1980)

Mutu adalah totalitas dari wujud serta cirri suatu barang atau jasa yang di dalamnya
terkandung pengertian rasa aman atau pemenuhan kebutuhan para pengguna(Din
ISO8402,1986)

Menurut Aswar (2006) kualitas pelayanan kesehatan adalah yang menunjukan tingkat
kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam menimbulan rasa puas pada diri setiap
pasien. Makin sempurna kepuasan tersebut, makin baik pula kualitas pelayanan
kesehatan. Dalam menyelenggarakan upaya menjaga kualitas pelayanan kesehatan di
rumh sakit tidak terlepas dari profesi keperawatan yang berperan penting.
Berdasarkan standard tentang evaluasi dang pengendalian kualitas jelaskan bahwa
dalam pelayanan keperawatan menjamin adanya asuhan keperawatan yang
berkualitas tinggi yang terus menerus melibatkan diri dalam program pengendalian
kualitas di rumah sakit.

B. Tujuan
Untuk mengetahui indicator mutu asuhan keperawatan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. INDIKATOR MUTU ASUHAN KEPERAWATAN

Upaya untuk dapat menilai mutu dari hasil asuhan keperawatan telah ditetapkan
indikator. Indikator adalah pengukuran tidak langsung suatu peristiwa atau kondisi.
Indikator juga mempunyai arti variabel yang menunjukkan satu kecendrungan sistem
yang dapat dipergunakan untuk mengukur perubahan. Berdasarkan hal tersebut
indikator klinik adalah ukuran kuantitas sebagai pedoman untuk mengukur dan
mengevaluasi kualitas asuhan pasien dan berdampak terhadap pelayanan.

Indikator mutu pelayanan keperawatan klinik SP2KP

1. Keselamatan Pasien

Indikator ini meliputi pasien aman dari kejadian jatuh, dekubitus, kesalahan
pemberian obat dan cidera akibat restrain.

a. Dekubitus

Dekubitus adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan gangguan integritas


kulit. Hal ini terjadi akibat tekanan, gesekan dan atau kombinasi di daerah kulit dan
jaringan dibawahnya. Komplikasi dekubitus dibagi menjadi 4 tingkat:

 Derajat I

tekanan yang dapat di amati berkaitan dengan perubahan keutuhan kulit yang
merupakan indikator sebagai pembanding daerah berkedekatan atau bersebrangan
pada tubuh meliputi perubahan satu atau lebih yaitu suhu kulit dingin atau hangat,
konsistensi jaringan baik, sensasi nyeri,gatal,kemerahan,serta luka tanpak sebaagai
kemerahan menetap pada kulit terang sedangkan pada kulit yang gelap dekubitus
terlihat berwarna menetap merah,biru atau keunguan

 Derajat II

Sebagian ketebalan kulit hilang yang meliputi epidermis,dermis atau keduanya. Luka
permukaan dan secara klinis sebagai suatu abrasi,blister,atau lubang dangkal.
 Derajat III

Hilangnya secara penuh ketebalan kulit meliputi kerusakan atau nekrosis dari
jaringan subkutan yang dapat meluas kebagian bawah tetapi tidak melewati fasia.
Adanya luka secara klinis sebagai lubang dalam dengan atau tanpa mengikis jaringan
yang ada disebelahnya.

 Derajat IV

Hilangnya secara penuh ketebalan kulit dengan kerusakan yang luas, nekrosis
jaringan atau keruskan otot,tulang atau struktur pendukung(seperti tendon atau kapsul
sendi). Rongga dan saluran sinus juga dapat di kaitan dengan luka tekan derajat

b. Kesalahan dalam pemberian obat

Kesalahan dalam pemberian obat oleh perawat terjadi jika perawat melakukan
kesalahan dalam prinsip 6 benar dalam pemberian obat, yaitu benar pasien,benar
obat, benar waktu pemberian, benar dosis obat, benar cara pemberian, dan benar
dokumentasi. Kejadian kesalahan pengobatan pasien yang dirawat dapat
mengkibatkan keadaan vatal atau kematian. Kejadian nyaris ciderah pada pasien.
Kejadian ini sebagai tanda bahwa adanya kekurangan dalam sistem pengobatan
pasien dan mengakibatkan kegagalan dalam keamanan pasien.

c. Pasien jatuh

Pasien jatuh adalah peristiwa jatuhnya pasien dari tempat tidur ke lantai atau tempat
lainnya yang lebih rendah pada saat istirahat maupun saat pasien terjaga yang tidak di
sebabkan oleh penyakit storoke,epelepsi,seizusure,bahaya karena terlalu banya
aktivitas. Angka kejadian pasien jatuh adalah presentasi jumblah insidensi pasien
jatuh dari tempat tidur yang terjadi di sarana kesehatan pada periode waktu tertentu
setiap bulan.

d. Restrain

Restrain adalah alat bantu yang di gunakan untuk mobilisasi, terutama untuk pasien
bingung atau disorientasi. Restrain hanya digunakan bila metode lain sudah tidak
efektif.
2. Perawatan diri

Kebersihan dan perawatan diri merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus di
penuhi agar tidak timbul masalah lain sebagai akibat dari tidak terpenuhinya
kebutuhan kebersihan dan perawatan diri misalnya kulit,rasa tidak nyaman,infeksi
saluran kemih dan lain-lain. Kebutuhan kebersihan diri tidak selalu dapat dilakukan
secara mandiri,penyebabnya antara lain keadaan sakit. Sakit adalah abnormal dimana
fungsi fisik, emosional, intelektual, perkembangan, sosial atau spiritual menurun atau
berubah di bandingkan dengan keadaan individu sebelumnya. Sistem keperawatan
adalah sistem yang bantu pasien memenuhi kebutuhan kebersihan diri. Cara yang
dilakukan perawat untuk membantu memenuhi kebersihan diri pasien meliputi
melakukan tindakan kebersihan diri untuk pasihen, membimbing pasien melakukan
selagi perawatan, memberikan informasi dan sumber-sumber di komunitas,
memberika dukungan dan anjuran, memberikan lingkungan yang kondusif dan
mengajarkan pasien yaitu berupa pengetahuan dan ketrampilan.

3. Kepuasan pasien

Tingginya tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan tercapai bila


terpenuhinya kebutuhan pasien atau keluarga terhadap pelayanan yang di harapkan.
Pelayanan keperawatan sebagai pemberi jasa pelayanan kesehatan sehinga kepuasan
merupakan tujuanutama memberikan pelayanan yang berkualitas. Kepuasan
merupakan bagian yang penting yang harus dan hal tersebut akan terwujut bila ada
komitmen, presistensi dan determinasi mulai dari top manajer perawatan dan staf.
Tingkat kepuasan pasien berdasarkan skala dikaitkan efisiensi, efektifitas, biaya dan
perilaku terdiri dari:

Kelengkapan dan ketepatan dan informasi dinyatakan lengkap bila informasi tentang

1. Orientasi berupa petugas, ruangan dan fasilitas


2. Hak dan kewajiban pasien
3. Validasi, klarifikasi, fasilitas penyakit dan pengobatan
4. Rencana tindakan keperawatan

4. Penurunan kecemasan

Menurunnya tingkat kecemasan setelah di lakukan intervensi keperawatan :

1. Dapat tidur
2. Tenang
3. Mampu beraktivitas sesuai kondisi
4. Mampu berkomunikasi

B. KOMPONEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN

Input

Input (masukan) adalah segala sesuatu yang di butuhkan untuk dapat melaksanakan
kerjaan menejemen. Input berfokus pada sistem yang di persiapkan dalam organisasi
dari menejemen termasuk komitmen, dan stakeholder lainnya, prosedur serta
kebijakan sarana dan prasarana fasilitas dimana pelayanan di berikan menurut komisi
pendidikan administrasi kesehatan amerika serikat, input ada 3 macam yaitu :

a. Sumber (resource)

Sumber (resource) adalah segala sesuatu yang dapat di pakai untuk menghasilkan
barang atau jasa. Sumber (resource) di bagi 3 macam :

1. Sumber tenaga (labour resorce) di bedakan atas :

Tenaga ahli ( skilled) : dokter, bidan, perawat

Tenaga tidak ahli (anskilled) : pesuruh, penjaga,

2. sumber modal (capital resorce), di bedakan menjadi :

modal bergerak (working capital) :uang, giro

modal tidak bergerak (fixed capital): bangunan, tanah, saranan kesehatan.

Sumber alamia (natural resource) adalah segara sesuatu yang terdapat di alam, yang
tidak termasuk sumber tenaga dan sumber modal.

b. Tata cara (prosures)

Tata cara (procedures) adalah berbagai kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan yang
di miliki dan yang di terapkan

c. Kesanggupan (capacity)

Kesanggupan (capacity) keadaan fisik, mental dan bilogis tenaga pelaksana.

2. Proses
Proses (process) adalah langka yang harus di lakukan untuk mencapai tujuan yang
telah di tetapkan. Proses di kenal dengan nama fungsi manejemen. Pada umunya,
proses ataupun fungsi manejemen merupakan tanggung jawab pimpinan. Pendekatan
proses adalah semua metode dengan cara pelayanan yang di lakukan.

3. Output

Output adalah hasil dari suatu pekerjaan manejemen. Untuk manejemen kesehatan,
output di kenal dengan pelayanan kesehatan (health services). Hasil atau output
adalah hasil dari pelaksanaan kegiatan. Output adalah hasil yang di capai dalam
jangka pendek, misalnya akhir dari kegiatan pemasangan infuse, sedangkan outcome
hasil yang terjadi setelah pelaksanaan kegiatan jangka pendek misalnya phlebitis
setelah 3 x 24 jam pemasangan infus. Macam pelayanan kesehatan upaya kesehatan
perorangan ( UKP ) dan upaya kesehatan masyarakat (UKM)

4. Sasaran

Sasaran (target group) adalah kepada siapa output di hasilkan, yakini upaya kesehatan
tersebut di tujukan.

5. Impact

Dampak (impact) adalah akibat yang di timbulkan dari output. Untuk manejemen
kesehatan dampak yang di harapkan adalah untuk meniingkatkan derajat kesehatan.
Peningkatan derajat kesehatan dapat tercapai jika kebutuhan ( needs) dan tuntutan
(demands) perseorangan/masyarakat dapat di penuhi.
C. INDIKATOR PENILAIAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN

NO JENIS PELAYANAN INDIKATOR STANDAR


1 GAWAT DARURAT Kemampuan menangani live saving 100%
anak dan dewasa
Jam buka pelayanan gawat darurat 24 jam
Pemberian pelayanan kegawat
daruratan yang bersertifikat 80%
ATLS/BTLS/ACLS/PPGD
Waktu tanggap pelayanan dokter
diinstalalsi gawat darurat 5 menit
Kepuasan pelanggan instalasi
gawat darurat 70%
Kematian pasien <24 jam di
instalasi gawat darurat
Pasien dapat ditenangkan dalam 2 Persibu
waktu kurang <1 jam
Tidak ada keharusan membayar 100%
uang muka
Waktu tanggap pelayanan dokter
spesialis di instalasi gawat darurat 100%
Ketersedian tim penanggulangan
bencana 30 menit

Ada tim

2 Rawat jalan Pemberi pelayanan di poli klinik 100% dr spesialis


spesialis chiferesident
Jam buka pelayanan 08.00- 13.00
Ketersediaan pelayanan kecuali jumat
Waktu tunggu di rawat jalan Semua SMF yang
Kepuasan pelanggan ada
Pasien rawat jalan tuborkolosis 60 menit
yang ditangani dengan strategi 90%
DOTS 100%

3 Rawat inap Jam visited dokter spesialis dikelas 100%


1 dan VIP
Jam visited dokter spesialis di kelas 100%
2 dan 3
Dokter penanggung jawab pasien 1005
rawat inap
Ketersediaan pasien rawat inap
Kejadian infeksi pasca operasi Semua SMF
Kematian pasien>48 jam <1,5%
Kejadian pulang paksa 0,24%
Kepuasan pelanggan rawat inap <1,5%
Pasien rawat inap tuborkolosis yang 90%
ditangani strategi DOTS 100%
Tidak adanya kejadian kematian 100%
pasien gangguan jiwa karena bunuh
diri
Tidak adanya kejadian pasien 100%
gangguan jiwa tidak kembali dalam 6 minggu
waktu< 1 bulan
Lama hari perawatan pasien
gangguan jiwa

4 Rawat intensif Rata-rata pasien yang kembali Max 3%


keperawatan intensif dengan kasus 100%
yang sama <72 jam
Pemberi pelayanan unit intensif
dokter spesialis anak 100% perawat
DIII dengan stefikasi perawat mahir
5 persalinan dan Pemberi pelayanan persalinan 100%
pernatologi normal Dr. Sp.OG
Pemberi pelayanan persalinan Dr.Sp.OG
dengan penyulit DrSp.A
Pemberi pelayanan persalinan < 20%
dengan section cesaria 100%
Pertolongan persalinan dengan 80%
section cesaria 20%
Kemampuan menangani BBLR 1%
1500 gr- 2500 gr 0,5%
Kepuasan pelanggan 90%
Kematian ibu Eklamsia >60%
Kematian ibu karena pendarahan
Kematian ibu melahirkan karena
sepsis
Konseling KB pasca persalinan
Angka cakupan kb pasca persalinan
dan pasca keguguran
6 Pelayanan Pemberi pelayanan diruang 90%
keperawatan instalasi rawat inap Maksimum 1,5%
Angka kejadian infeksi nosokomial 100%
Tidak adanya kejadian pasien jatuh <1,5 %
yang berakibat kecacatan/ kematian 0%
Angka kejadian decubitus <1,5 %
Angka kejadian pasien jatuh <30%
Angka kejadian phlebitis <30%
Angka keterbatasan perawatan diri <30%
Angka tata laksana pasien nyeri <30%
Angka kejadian cemas >10%
Pengetahuan tentang perawatan Persepsi positif
penyakitnya pasien terhadap
Perencanaan pasien pulang pelayaaan
Evaluasi penerapan standar asuhan keperawatan 80%
keperawatan kemampuan
perawat dalam
melaksanankan
tindakan
keperawatan 75%
pencapaian
dokumentasi
askep 60%
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Mutu adalah totalitas dari wujud serta cirri suatu barang atau jasa yang di dalamnya
terkandung pengertian rasa aman atau pemenuhan kebutuhan para pengguna (Din
ISO8402,1986)

Indikator adalah pengukuran tidak langsung suatu peristiwa atau kondisi. Indikator
juga mempunyai arti variabel yang menunjukkan satu kecendrungan sistem yang
dapat dipergunakan untuk mengukur perubahan

Menurut Aswar (2006) kualitas pelayanan kesehatan adalah yang menunjukan tingkat
kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam menimbulan rasa puas pada diri setiap
pasien

B. SARAN

Adapun saran yang diharapkan penulis kepada pembaca, agar pembaca dapat mulai
menerapkan manajemen mutu di kehidupan sehari-hari. Mulai meningkatkan
manajemen mutu yang dapat menjaga kualitas mutu dengan sebaik mungkin .
DAFTAR PUSTAKA

Ns. Syah Putra Candra.M.Kep. 2016 Manajemen Keperawatan. Bogor: In Media

Anda mungkin juga menyukai