Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PKRS SOCIAL MEDIA

ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy)

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas Kepaniteraan Klinik Dan Melengkapi


Salah Satu Syarat Menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter Di Bagian Ilmu
Bedah RS Islam Jemursari Surabaya

Oleh:
Niken Ayu Kusumawardani
6120018010

Pembimbing:
dr. Dayu Satriya Wibawa, Sp. B

DEPARTEMEN / SMF ILMU BEDAH


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2019
LATAR BELAKANG

Saat ini di Indonesia masih banyak yang belum mengenal Extracorporeal


Shock Wave Lithotripsy (ESWL), sebagai salah satu terapi penyembuhan penyakit
batu ginjal. ESWL sebenarnya sudah bukan merupakan barang asing dalam dunia
kedokteran khususnya bagi para urologis. Sejak diperkenalkan penggunaannya di
awal tahun 1980-an, ESWL semakin populer dan menjadi pilihan pertama dalam
kasus umum penanganan penyakit batu ginjal. Seiring dengan makin majunya
teknologi kedokteran dalam terapi penyakit batu ginjal, maka saat ini semakin besar
peluang pasien untuk dapat menghindari operasi terbuka untuk mengeluarkan batu
ginjal dari dalam tubuhnya. Terapi batu ginjal dimulai dari terapi natural atau pasif,
yaitu dengan meminum obat-obatan tertentu untuk membantu meluruhkan batu ginjal
secara kimia, kemudian ke terapi aktif, dimulai dari yang bersifat non-invasive seperti
ESWL, kemudian terapi minimal-invasive seperti Percutaneous Nephrolithotomy
(PNL) dan Ureteroscopy (URS), dan akhirnya sebagai pilihan terakhir adalah operasi
terbuka.
MATERI EDUKASI

A. Definisi ESWL
ESWL adalah terapi yang menggunakan gelombang kejut (Shock Wave),
yang ditembakkan dari luar tubuh ke arah batu ginjal sampai batu ginjal tersebut
hancur dan ukuran serpihannya cukup kecil hingga dapat dikeluarkan secara
natural dengan urinasi. Dikatakan sebagai terapi non–invasive, karena tidak
memerlukan pembedahan atau memasukkan alat kedalam tubuh pasien.
Sedangkan PNL dan URS dikatakan sebagai terapi minimal–invasive karena
memerlukan sedikit pembedahan dengan memasukkan alat kedalam tubuh untuk
menghancurkan dan mengeluarkan batu ginjal.

B. Manfaat ESWL
Beberapa keuntungan dari ESWL diantaranya menghindari operasi
terbuka, lebih aman, efektif, dan biaya lebih murah, terutama untuk prosedur
ESWL yang sederhana sehingga tidak memerlukan perlakuan berkali–kali.

C. Sejarah ESWL
ESWL ditemukan tahun 1980 an. Teknologi ESWL berkembang pesat
menjelang 2000, berbagai jenis dan tipe telah disempurnakan. Teknologi
elektrokonduktive yang dikembangkan oleh Inserm di Perancis dengan
membungkus elektrode dengan electrolyte cairan yang sangat konduktive
sehingga menjamin akurasi tenaga shockwave tidak berkurang sampai target
batu. Tenaga shockwave yang optimal ini menjadikan efek terapi pemecahan batu
sangat maksimal
D. Generasi Terbaru ESWL
Mesin ESWL Generasi 2010 adalah Richard Wolf seri piezolith 3000
(R). Alat ini termasuk yang paling canggih dengan kelebihan:
 Daya pecah batu yang lebih kuat
 Fokus dan akurasi lebih baik
 Reaksi nyeri yang lebih minimal
 Tindakan yang lebih cepat
 Double Locator (pelacak batu)
 Suara lebih halus, lebih nyaman
E. Bagaimana Shock Wave menghancurkan batu ginjal ?
Dari hasil observasi pada proses ESWL, ditemukan bahwa pada
awalnya batu ginjal yang ditembak dengan shock waves pecah menjadi dua atau
beberapa fragment besar. Selanjutnya dengan bertambahnya jumlah tembakan,
fragment tersebut pecah kembali dan hancur. Umumnya diperlukan sekitar 1000
sampai 5000 tembakan sampai serpihan–serpihan batu ginjal tersebut cukup kecil
untuk dapat dikeluarkan dengan proses urinasi.
Proses hancurnya batu ginjal diprediksi merupakan hasil kombinasi dari
efek langsung maupun tidak langsung dari shock waves. Untuk dapat
menjelaskan proses hancurnya batu ginjal, terlebih dahulu kita perlu mengetahui
profil dari shock wave yang dihasilkan di titik fokus penembakan. Secara umum,
shock wave ditandai dan diawali oleh High Positive Pressure (Compressive
Wave) dengan durasi singkat sekitar satu mikrodetik, kemudian diikuti oleh
negative pressure (tensile wave) dengan durasi sekitar tiga mikrodetik.
High Positive Pressure di dalam batu ginjal akan mengalami refraksi, refleksi,
dan akhirnya membangkitkan tensile dan shear stress di dalam batu ginjal.
Selanjutnya retak akan terjadi dan merambat hingga menyebabkan batu pecah
menjadi dua atau beberapa fragment besar. Pada saat yang sama, tingginya
compression stress dapat menyebabkan erosi pada permukaan batu ginjal. Proses
di atas dikatakan sebagai efek langsung dari shock wave.
Sedangkan negative pressure, akan mengakibatkan munculnya
cavitation bubbles pada fluida di sekitar batu ginjal dan ini dikatakan sebagai
efek tidak langsung dari shock wave. Cavitation bubbles ini kemudian akan
collapse menghujam permukaan batu ginjal dan menyebabkan erosi

F. Seberapa Besar Batu Yang Bisa Dipecah ?

Dengan alat terbaru, batu ginjal yang pernah dipecah bisa mencapai 7
cm. Bahkan ada 1 pasien dengan batu berukuran 10cm dapat dipecah. Dengan
batu berukuran besar, kadang memerlukan pemasangan stent (sejenis selang
kecil) sebelum tindakan ESWL untuk memperlancar aliran air seni dan
pengeluaran batu. Untuk itu konsultasi kepada dokter ahli urologi yang
menguasai alat terbaru mutlak diperlukan.

G. Kapan ESWL Bisa Dilakukan ?


ESWL dapat dilakukan dalam keadaan:
 Fungsi ginjal masih baik.
 Tidak ada sumbatan distal (di bagian bawah saluran) dari batu.
 Tidak ada kelainan pembekuan darah.
 Tidak sedang hamil, karena menggunakan fasilitas rontgen.
H. Pasca ESWL
Pasien dapat langsung pulang, kecuali dianjurkan oleh dokter karena
kondisi pasien yang memerlukan observasi ketat. Dapat beraktivitas normal
setelah 24 jam pasca terapi.

I. Kelemahan ESWL
Walaupun ESWL telah terbukti keandalannya, namun ia masih
menyisakan beberapa tantangan. Diantaranya adalah rendahnya tingkat
keberhasilan ESWL (dengan satu kali tindakan) pada pasien yang memiliki batu
ginjal dengan diameter >2cm, dan pada batu yang berjenis Cystine. Selain itu
masih didapatinya laporan terjadinya injury pada ginjal yang kemungkinan besar
disebabkan oleh cavitation.
Saat ini berbagai riset masih intensif dilakukan untuk mengatasi
beberapa masalah di atas. Diharapkan pada akhirnya akan dapat dikembangkan
teknologi baru yang dapat meningkatkan efisiensi lithotripter dalam
menghancurkan batu ginjal dan disaat yang bersamaan dapat meminimalkan
injury pada ginjal.

DAFTAR PUSTAKA

1. American Urological Association, The Management of Ureteral Stones, 1997.


2. Eisenmenger W., The Mechanisms of Stone Fragmentation in ESWL, Ultrasound
in Medicine and Biology, Vol. 27, No. 5, 2001.
3. Robin O. et al., Design and characterization of a research electrohydraulic
lithotripter patterned after the Dornier HM3, Review of Scientific Instruments,
February 26, 2000.
4. Jens J. Rassweiler et al., Progress in Lithotripter Technology, EAU Update
Series, No. 3, 2005.

Anda mungkin juga menyukai