PENDAHULUAN
Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi merupakan salah satu penyakit
tidak menular yang memiliki prevalensi cukup tinggi di dunia maupun Indonesia.1
Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang paling umum ditemukan dalam
seperti otak, jantung, ginjal, mata, dan arteri perifer. Kerusakan organ-organ
tersebut bergantung seberapa pada tinggi tekanan darah dan seberapa lama
dunia, karena hipertensi ini merupakan salah satu pintu masuk atau faktor risiko
penyakit seperti jantung, gagal ginjal, diabetes, stroke,” kata Direktur Pencegahan
dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PPTM) Kemenkes RI, dr. Cut Putri
Arianie, M.H.Kes.3
1,13 Miliar orang di dunia menyandang hipertensi, artinya 1 dari 3 orang di dunia
tahunnya, diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 Miliar orang yang terkena
hipertensi, dan diperkirakan setiap tahunnya 9,4 juta orang meninggal akibat
1
Menurut data Sample Registration System (SRS) Indonesia tahun 2014,
kematian pada peringkat pertama disebabkan oleh Stroke, diikuti dengan Penyakit
Infeksi saluran napas bawah dan Gangguan neonatal serta kecelakaan lalu lintas.3
pada tahun 2016 sebesar 2,8 Triliun rupiah, tahun 2017 dan tahun 2018 sebesar 3
Triliun rupiah.3
pengukuran pada penduduk usia 18 tahun menurut provinsi yang ada di Indonesia
Papua sebesar (22,2%). Hipertensi terjadi pada kelompok umur 31-44 tahun
(31,6%), umur 45-54 tahun (45,3%), umur 55-64 tahun (55,2%). Dari prevalensi
dan 13,3% orang yang terdiagnosis hipertensi tidak minum obat serta 32,3% tidak
rutin minum obat. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar penderita
lain karena penderita hipertensi merasa sehat (59,8%), kunjungan tidak teratur ke
2
(12,5%), lupa minum obat (11,5%), tidak mampu beli obat (8,1%), terdapat efek
samping obat (4,5%), dan obat hipertensi tidak tersedia di Fasyankes (2%).
Indonesia.4
3
kunjungan bulan Januari-Desember Tahun 2018, kejadian Penyakit darah tinggi
primer menduduki peringkat kedua setelah infeksi saluran pernafasan atas dengan
jumlah kasus kunjungan total 2.191 pasien atau 6,3% baik pasien laki-laki dan
perempuan, hal ini menunjukkan bahwa kejadian hipertensi masih sangat tinggi.
Jika dilihat dari jumlah kunjungan pasien baru untuk jenis kelamin laki-laki
berjumlah 286 orang dan pasien baru jenis kelamin perempuan berjumlah 449
orang. Jika dilihat dari jumlah kunjungan kasus penderita hipertensi pada tahun
1.845 pasien atau 5,81% berdasarkan data kunjungan tersebut terjadi peningkatan
2018.7
Desa Sekar Putih merupakan salah satu desa yang merupakan wilayah kerja
Puskesmas Tegalampel dengan angka kejadian hipertensi yang cukup tinggi, yaitu
sebanyak 104 kasus pada tahun 2017 dan 126 kasus pada tahun 2018.6 Dari data
Putih.7
Hipertensi disebut sebagai the silent killer karena sering tanpa keluhan,
darah merupakan penyebab utama kematian di dunia tapi juga menjadi beban
4
Berdasarkan data dari Puskesmas Tegalampel pada data 15 penyakit
Tahun 2018, kejadian Penyakit darah tinggi primer menduduki peringkat kedua
setelah infeksi saluran pernafasan atas dengan jumlah kasus kunjungan total
2.191 pasien atau 6,3% baik pasien laki-laki dan perempuan, hal ini menunjukkan
5
demi menurukan angka kejadian hipertensi melalui edukasi dan
promosi kesehatan.
terjadi .
penelitian adalah pasien hipertensi yang hadir dalam kegiatan Posbindu PTM di
Desa Sekar Putih Kecamatan Tegalampel Kabupaten Bondowoso pada bulan Juli-
6
kuesioner, pemeriksaan tekanan darah dan pengukuran Indeks Massa Tubuh
(IMT).