Anda di halaman 1dari 36

PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI

Diajukan untuk memenuhi laporan tutorial


Mata kuliah :
Keperawatan Dasar
Dosen Pengampu :
Widia Lestari M. Kep
Disusun Oleh :
KELOMPOK 2 (A 2019 1)

1. Aziz Johari 1911111916 10. Karolin Paninzela 1911111820


2. Fiqih Zakiyah I. 1911110444 11. Khori Deskia 1911110607
3. Fathhya Rizky N. 1911110769 12. Lidya Asriza 1911110471
4. Friskha Andini 1911112357 13. Luthi Pratiwi 1911113562
5. Hana Fransiska 1911112020 14. Meisya Amanda 1911111695
6. Hapita Nirwani 1911110409 15. Miftahul Jannah 1911110723
7. Humaidiyathul F.N. 1911111694 16. M. Alwari 1911110600
8. Jumratul Maisura 1911110486 17. Nakmaus Solikha 1911110592
9. Imeilda Fiteli 1911112245 18. Nathasya Amelia 1911113021
19. Nia Kurniati 1911110343

UNIVERSITAS RIAU
FAKULTAS KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
PEKANBARU
2019/2020
KATA PENGANTAR

Assalumalaikum Wr. Wb

Puji syukur kami haturkan kepada Allah Swt yang telah memberikan
banyak nikmat taufiq dan hidayah. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi” dengan baik tanpa ada
halangan yang berarti. Penyusunan makalah ini dalam rangka memenuhi tugas tutor
pertama. Makalah ini telah kami selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami sampaikan banyak terimakasih
kepada segenap pihak yang telah berkontribusi secara maksimal dalam
penyelesaian makalah ini.

Kami sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak


kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan
kalimat maupun isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati, kami selaku
penyusun menerima segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca.

Dengan tulisan ini kami berharap dapat berguna bagi pembaca. Demikian
yang bisa kami sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah khazanah ilmu
pengetahuan dan memberikan manfaat nyata untuk masyarakat luas.

Pekanbaru, 19 Oktober 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang.........................................................................................................1
Rumusan Masalah....................................................................................................1
Tujuan………………………………………………………..……………………2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 STEP I................................................................................................................4

2.2 STEP II...............................................................................................................5

2.3 STEP III.............................................................................................................6

2.4 STEP IV.............................................................................................................9

2.5 STEP V ............................................................................................................10

2.6 STEP VI...........................................................................................................10

2.7 STEP VII..........................................................................................................10

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan......................................................................................................32

3.2 Saran.................................................................................................................33

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................34

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Oksigenasi adalah pemberian aliran o2 lebih dari 21% pada tekanan 1
atmosfer sehingga filtrasi oksigen meningkat dalam tubuh. oksigenasi juga
kebutuhan dasar manusia yang berguna untuk kelangsungan metabolisme tubuh
yang akan mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai organ atau sel.
Adapun oksigen dialirkan ke jaringan tubuh ditentukan oleh sistem
respirasi, kardiovaskuler dan keadaan hematologi. sistem respirasi terdiri atas
organ pertukaran gas yaitu paru-paru dan sebuah pompa ventilasi. dalam sistem
respirasi ini, ada 3 langkah proses oksigenasi yaitu ventilasi, perfusi paru, dan
difusi. pada sistem kardiovaskuler ini kemampuan oksigenasi pada jaringan
sangat dipengaruhi oleh fungsi jantung untuk memompa darah sebagai transpor
oksigen. pada hematologi ini, oksigen membutuhkan transpor dari paru-paru ke
jaringan dan co2 dari jaringan ke paru-paru.
Oksigenasi sangat berperan dalam proses metabolisme tubuh. Kebutuhan
oksigenasi dalam tubuh harus terpenuhi, karena apabila kebutuhan oksigenasi
dalam tubuh berkurang maka akan terjadi kerusakan pada jaringan otak dan
apabila hal tersebut berlangsung lama maka akan terjadi kematian.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini, yaitu :
1. Apakah definisi dari oksigenasi?
2. Bagaimana anatomi dan fisiologi mengenai oksigenasi?
3. Apa saja factor yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi?
4. Bagaimana perubahan fungsi pernafasan?

2
5. Bagaimanakah asuhan keperawatan mengenai gangguan oksigenasi?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui definisi dari oksigenasi.
2. Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi mengenai oksigenasi.
3. Untuk mengetahui factor yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi.
4. Untuk mengetahui perubahan fungsi pernafasan.
5. Untuk mengetahui asuhan keperawatan mengenai gangguan oksigenasi.

3
BAB II

PEMBAHASAN

Skenario :

ASAP……OH ASAP

Seorang anak laki-laki berusia 6 tahun sudah dirawat di rumah sakit selama
2 hari karena mengalami dyspnea akibat pneumonia yang dideritanya. Saat
nafasnya sesak tampak retraksi pada inter costa space (ICS), supra sterenal dan
prosesus xiphoideus, bibirnya tampat pucat, didapatkan ahwa anak mulai
mengalami gangguan pernafasan semenjak terjadi kabut asap di Pekanbaru yaitu 1
September 2019. Ibu sudah memakaikan masker, dan melaran anaknya beraktivitas
di luar ruangan, namun karena kabut asap yang tidak kunjungn reda, gejala
pernafasan yang dialami anaknya hilang timbul dan akhir-akhir ini sering terjadi.
Ibu bahkan pernah harus memberikan oksigen semprot kepada anaknya saat sesak
nafasnya kambuh, Hasil pemeriksaan Vital Sign atau Tanda-Tanda Vital (TTV)
diketahui bahwa Blood Pressure (BP) 80/60 mmHg, Tempratur 37,8 ֯C, Pulse (P)
70x/menit dan Respiratory Rate (RR) 40x/menit. Oleh dokter yang memeriksa,
anak mendapatkan terapi oksigen yang diberikan dengan simple mask sebanyak 1-
2 liter/menit, dan disarankan untuk duduk atau tidur dengan posisi semi fowler.
Anak laki-laki tersebut akhirnya diperbolehkan pulang pada hari ketika ia dirawat.
Sebelum pulang, dokter menjelaskan hal-hal yang harus dilakukan oleh anak dan
ibunya untuk menjaga agar pernafasan anak dapat berfungsi normal sehingga anak
tetap sehat.

4
2.1 STEP 1

(Istilah Khusus)

1. Dyspnea adalah kesulitan bernapas.


2. Retraksi adalah pemendekan atau keadaan tertarik kebelakang.
3. Pneumonia adalah infeksi yang menimbulkan peradangan pada kantung
udara disalah satu atau kedua paru-paru, yang dapat berisi cairan.
4. Cyanosis adalah perubahan warna kulit dan memberan mukosa menjadi
biru akibat oksigenasi darah yang buruk.
5. Semi fowler adalah posisi setengah duduk dengan kemiringan 15-60֯ untuk
mengurangi sesak nafas.
6. Pulse adalah denyutan pada nadi yang dapat diraba.
7. Supra sternal adalah diatas tulang dada.
8. Simple mask adalah pemberian oksigen (O2) dengan kadar sedang dalam
konsentrasi dan kelembaban yang lebih tinggi dibandingkan dengan
kanula.
9. Prosessus xiphoidesus adalah tulang pedang pada tulang dada.
10. Intercosta space adalah ruang antar tulang rusuk.
11. Blood pressure adalah tekanan darah.
12. Vital sign adalah tanda-tanda yang menunjukkan kehidupan.
13. Respiratory rate adalah tingkat kecepatan nafas.
14. Sehat adalah keadaan sempurna baik fisik, mental, maupun social.
15. Tempratur adalah hasil pengukuran panas.

2.2 STEP 2
Pertanyaan
1. Kenapa pneumonia menyebabkan dyspnea?
2. Apa saja bakteri/virus yang menyebabkan pneumonia?
3. Apa saja factor yang menyebabkan sesak nafas?
4. Mengapa sesak nafas bisa menyebabkan retraksi?

5
5. Mengapa anak tersebut mengalami bibir pucat dan ujung jari membiru?
6. Bagaimana pengkajian terhadap penderita pneumonia?
7. Bagaimana ciri-ciri gangguan pernafasan?
8. Apa saja dampak kabut asap bagi kesehatan jangka pendek/panjang?
9. Apa saja factor penyebab gangguan napas hilang timbul?
10. Bagaimana cara mencegah anak yang pneumonia agar tidak terpapar kabut
asap?
11. Apa saja gejala pernapasan yang dialami akibat kabut asap?
12. Apakah TTV pada anak tersebut normal?
13. Apakah gunanya posisi semi fowler bagi anak tersebut?
14. Ada berapa cara dalam mendapatkan terapi oksigen?
15. Berapakah kemiringan posisi semi fowler?
16. Bagaimana cara agar pernafasan anak tersebut normal?
17. Bagaimanakah perawatan mendiri akibat dampak dari asap?
2.3 STEP 3
Jawaban
1. Karena pneumonia menyebabkan infeksi pada jaringan paru-paru sehingga
menyebabkan kesulitan bernafas.
2. Bakteri influenza dan streptococcus.
3. Adapun factor yang menyebabkan hal tersebut, yaitu :
a. Penyakit
b. Kondisi Psikologis
c. Lingkungan
d. Keturunan
e. Alergi
4. Karena kita bernafas terengah-engah akibat penyempitan jalan nafas
sehingga tulang dada tidak bisa memanjang akibat nafas yang pendek.
5. Karena aliran Oksigen tidak lancar menyebabkan kadar oksigen di dalam
darah sedikit sehingga membuat kebutuhan oksigen terhalang.
6. Adapun pengkajian bagi penderita pneumonia adalah sebagai berikut :
a. Periksa Tanda-Tanda Vital
6
b. Kondisi bakteri dalam air liur
c. Tanyakan apakah pernah mengalami gangguan pernapasan
sebelumnya
7. Adapun ciri-ciri gangguan pernapasan, yaitu :
a. Pucat
b. Lemas dan lesu
c. Tidak nafsu makan
8. Jangka Pendek
a. Luka di saluran nafas
b. Sesak napas
Jangka Panjang
a. Gangguan ISPA
b. Komplikasi
c. Meninggal
9. Gangguan nafas hilang timbul bisa jadi karena aktivitas seseorang dan
kondisi psikologis.
10. Adapun cara mencegah hal tersebut, yaitu :
a. Tutup ventilasi dengan kain basah
b. Berikan masker dilapisi tisu basah
c. Perbanyak minum air mineral
d. Menggunakan penyari udara (Air Purifier)
e. Menjaga asupan nutrisi
11. Adapun gejala yang terjadi, yaitu :
a. Mata perih
b. Gatal tenggorokan dan batuk
c. Iritasi kulit
d. Pusing
e. Demam
12. Tidak. Karena suhu anak tersebut 37.8 ֯C diatas 37.5 ֯c menandakan anak
tersebut menderita demam. RR anak tersebut 40x/menit dimana pada anak-
anak yang normal sekitar 18-20x/menit.
7
13. Meningkatkan perluasan tulang dada dan ventilasi paru-paru.
14. Dengan cara memakai masker oksigen, nebulizer, dan inhaler.
15. Kemiringan tersebut adala 15-60֯
16. Adapun langkah yang dapat ditempuh agar pernafasan anak tersebut
normal, yaitu :
a. Memberikan terapi oksigen
b. Menghindari sumber gangguan
17. Berikut merupakan perawatan mandiri dirumah, yaitu :
1. Memberikan asupan yang bergizi
2. Memakai inhaler
3. Memakai masker jika berada diluar rumah

8
2.4 STEP IV
Skema

An. Laki-laki 6
tahun

Pneumonia

Penyebab Gejala Akibat

Oksigenasi

Definisi Anfis Faktor Perubahan Asuhan

9
2.5 STEP V
Pertanyaan yang telah diajukan.
1. Jelaskan definisi oksigenasi!
2. Bagaimana anatomi dan fisiologi mengenai oksigenasi?
3. Apa saja factor yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi?
4. Bagaimana perubahan fungsi pernafasan?
5. Bagaimanakah asuhan keperawatan mengenai gangguan oksigenasi?

2.6 STEP VI
Diskusi Mandiri

2.7 STEP VII


Jawaban dari Step V
1. Definisi Oksigenasi
Oksigen merupakan gas yag tidak berbau dan tidak berwarna yang
sangat di perlukan oleh tubuh dalam proses metabolisme sel. Pemenuhan
akan kebutuhan oksigenasi merupkan kebutuhan fisiologis menurut hirarki
Maslow. Pemenuhan akan kebutuhan oksigen atau proses penambahan
oksigen kedalam sistem (kimia atau fisika). Oksienasi adalah memberikan
aliran gas oksigen (O2) lebih dari 21% pada tekanan 1 atmosfir sehingga
konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh.
Oksigenasi adalah salah satu kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan
fisiologis. Pemenuhan oksigenasi ditujukan untuk menjaga kelangsungan
metabolisme tubuh, memepertahankan hidupnya, dan melalukan aktivitas
bagi berbagai organ atau sel. Apabila lebih dari 4 menit orang tidak
mendapatkan oksigen maka akan berakibat pada kerusakan otak yang tidak
dapat diperbaiki dan biasanya pasien akan meninggal.
Oksigen memegang peranan penting dalam semua proses tubuh secara
fungsional. Tidak adanya oksigen akan menyebabkan tubuh secara
10
fungsional mengalami kemunduran atau bahkan dapat menimbulkan
kematian. Oleh karena itu, kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan yang
paling utama dan sangat vital bagi tubuh. Pemenuhan kebutuhan oksigen ini
tidak terlepas dari kondisi sistem pernapasan secara fungsional. Bila ada
gangguan pada salah satu organ sistem respirasi, maka kebutuhan oksigen
akan mengalami gangguan. Sering kali individu tidak menyadari terhadap
pentingnya oksigen. Proses pernapasan dianggap sebagai sesuatu yang
biasa-biasa saja. Banyak kondisi yang menyebabkan seseorang mengalami
gangguan dalam pemenuhan kebutuhan oksigen, seperti adanya sumbatan
pada saluran pernapasan. Pada kondisi ini, individu merasakan pentingnya
oksigen. Oksigenasi adalah pemberian oksigen dari konsentrasi yang lebih
tinggi dibandingkan dengan oksigen di atmosfer (lingkungan).

2. Anatomi dan fisiologi


a. Anatomi
1) Hidung

Rongga hidung berbentuk segi tiga dengan bagian superior yang


menyempit. Ruang segitiga hidung dibagi oleh dinding yang disebut
septum. Bagian pinggir dinding hidung terdapat tiga buah jaringan
mukosa memanjang yang disebut konka. Konka berfungsi sebagi
turbin, memungkinkan seluruh udara yang mengalir dihidung akan
menyentuh permukaan mukosa hidung. Dengan susunan anatomi
tersebut, maka udara yang masuk kedalam parenkim paru akan
dihangatkan, dilembabkan dan dibersihkan oleh hidung.

Dinding hidung terdiri dari jaringan mukosa yang mengandung


cairan mucus dan sel epitel bersilia. Di dalam hidung juga terdapat
jaringan rambut. Partikel debu/ zat asing yang masuk bersama udara
akan tertahan oleh jaringan rambut. Partikel tersebut kemudian jatuh
dan melekat/ tertangkap di cairan mucus. Kemudian sel epitel silia

11
memindahkan cairan mucus bersama partikel asing tersebut ke
tenggorokan. Oleh karena itu, partikel asing yang berdiameter lebih
dari 4-6 μ akan tersaring dan tidak masuk ke system pernafasan.
Disekitar hidung terdapat kantong-kantong yang disebut dengan
sinus paranasalis. Sinus-sinus tersebut berperan untuk
menghangatkan udara dan resonansi suara.

2) Faring
Bagian sebelah atas faring dibentuk oleh badan tulang sfenoidalis
dan sebelah dalamnya berhubungan langsung dengan esofagus. Pada
bagian belakang, faring dipisahkan dari vertebrata servikalis oleh
jaringan penghubung, sementara dinding depannya tidak sempurna
dan behubungan dengan hidung, mulut dan laring. Faring dibagi ke
dalam tiga bagian, nasofaring yang terletak di belakang hidung,
orofaring yang terletak di belakang mulut dan laringofaring yang
terletak di belakang laring. Nasofaring adalah bagian faring yang
terletak di belakang hidung di atas palatum yang lembut. Pada
dinding posterior terdapat lintasan jaringan limfoid yang disebuf
tonsil faringeal, yang biasanya disebut sebagai adenoid. Jaringan ini
kadang-kadang membesar dan menutupi faring serta menyebabkan
pernapasan mulut pada anak-anak. Orofaring terletak di belakang
mulut di bawah palatum lunak, di mana dinding lateralnya saling
berhubungan. Di antara lipatan dinding ini ada yang disebut arkus
palato-glosum ysng merupakan kumpulan jaringan limfoid yang
disebut tonsil palatum. Orofaring merupakan bagian dari sistem
pernapasan dan sistem pencernaan, tetapi tidak dapat digunakan
untuk menelan dan bernapas secara bersamaan. Saat menelan,
pernapasan berhenti sebentar dan orofaring terpisah sempurna dari
nasofaring dengan terangkatnya palatum. Orofaring dilapisi oleh
jaringan epitel berjenjang.
3) Laring
12
Laring merupakan lanjutan bawah orofaring dan bagian atas
trakea. Disebelah atas laring, terletaj tulang hioid dan akar lidah.
Otot leher terletak di depan laring dan di belakang laring terletak
laringofaring dan vertebrata servikalis. Pada sisi lain terdapat lubang
kelenjer tiroid. Laring disusun oleh beberapa tulang rawan tidak
beraturan yang dipersatukan oleh ligamen dan membran-membran.
Tulang rawan tiroid dibentuk oleh dua lempeng tulang rawan datar
yang digabungkan bersama ke bagian depan untuk membentuk
tonjolan laringeal atau jakun. Di sebelah atas tonjolan laring tersebut
terdapat suatu noktah tiroid. Tulang rawan tiroid pada pria lebih
besar daripada tulang tiroid wanita.
4) Trakea
Trakea (tenggorokan) merupakan saluran yang menghantarkan
udara ke paru- paru. Trakea berbentuk seperti pipa dengan panjang
kurang lebih 10 cm. Dinding tenggorokan terdiri atas tiga lapisan
berikut, yaitu:
a. Lapisan paling luar terdiri atas jaringan ikat
b. Lapisan tengah terdiri atas otot polos dan cincin tulang rawan.
Trakea tersusun atas 16–20 cincin tulang rawan yang berbentuk
huruf C. Bagian belakang cincin tulang rawan ini tidak
tersambung dan menempel pada esofagus. Hal ini berguna
untuk mempertahankan trakea tetap terbuka.
c. Lapisan terdalam terdiri atas jaringan epitelium bersilia yang
menghasilkan banyak lendir. Lendir ini berfungsi menangkap
debu dan mikroorganisme yang masuk saat menghirup udara.
Selanjutnya, debu dan mikroorganisme tersebut didorong oleh
gerakan silia menuju bagian belakang mulut. Akhirnya, debu
dan mikroorganisme tersebut dikeluarkan dengan cara batuk.
Silia-silia ini berfungsi menyaring benda-benda asing yang
masuk bersama udara pernapasan

13
Di dalam rongga dada/di paru-paru trakea bercabang dua
membentuk bronkus trakea. Bronkus bercabang ke kanan dan kiri.
Bronkus kemudian bercabang-cabang kecil menjadi bronkiolus.
Ujung sisi terminal dari bronkiolus terdapat banyak kantong-
kantong udara yang disebut dengan alveoli.
5) Paru-paru
Paru paru adalah dua organ yang berbentuk seperti bunga karang
besar yang terletak di dalam torak pada sisi lain jantung dan
pembuluh darah besar. Paru paru memanjang dari akar leher menuju
diafragma dan secara kasar berbentuk kerucut dengan puncak di
sebelah atas dan alas di sebelah bawah. Tulang rusuk, tulang rawan
kosta dan tulang rawan interkosta terletak di depan paru-paru
terdapat mediastinum, yang dengan sempurna memisahkan satu sisi
rongga torasik dari sisi lainnya, yang merentang dari vertebratadi
belakang sampai sternum di sebelah depan. Di dalam mediastinum
terdapat jantung dan pembuluh darah besar, trakea dan esofagus,
duktus torasik dan kelenjer timus. Paru paru dibagi menjadi lobus
lobus. Paru paru sebelah kiri mempunyai dua lobus, yang dipisahkan
oleh "belahan yang miring". Lobus superior terletak di atas dan
didepan lobus inferior yang berbentuk kerucut. Paru paru sebelah
kanan mempunyai tiga lobus. Lobus bagian bawah dipisahkan oleh
fisura oblik dengab posisi yang sama terhadap lobus inferior kiri.
Sisa paru lainnya dipisahkan oleh suatu fisura horizontal menjadi
lobus atas dan lobus tengah. Setiap lobus selanjutnya dibagi menjadi
segmen segmen yang disebut bronko-pulmoner, mereka dipisahkan
satu sama lain oleh sebuah dinding jaringan konektif, masing masing
satu arteri dan satu vena. Masing masing segmen juga dibagi
menjadi unit unit yang disebut lobules.
6) Bronkus
Bronkus merupakan cabang batang tenggorokan. Jumlahnya
sepasang, yang satu menuju paru-paru kanan dan yang satu menuju
14
paru-paru kiri. Bronkus yang ke arah kiri lebih panjang, sempit, dan
mendatar daripada yang ke arah kanan. Hal inilah yang
mengakibatkan paru-paru kanan lebih mudah terserang penyakit.
Struktur dinding bronkus hampir sama dengan trakea. Perbedaannya
dinding trakea lebih tebal daripada dinding bronkus. Bronkus akan
bercabang menjadi bronkiolus. Bronkus kanan bercabang menjadi
tiga bronkiolus sedangkan bronkus kiri bercabang menjadi dua
bronkiolus.
7) Bronkiolus
Bronkus yang paling halus disebut bronkiolus. Mereka tidak
memiliki tulang rawan, tetapi disusun oleh muskulus, fibrosa, dan
jaringan elastis yang dihubungkan dengan kuboid epitelium.
Apabila bronkiolus mengecil, jaringan fibrosa, dan muskulus
menjadi tidak tampak dan saluran yang paling kecil, bronkiolus ialah
suatu lapisan tunggal sel-sel epitel yang diratakan.
8) Duktus alveolar dan alveoli
Bronkiolus terminal bercabang secara berulang untuk membentuk
saluran yang disebut duktus alveolar. Disinilah kantung alveolar dan
alveoli terbuka. Alveoli dikelilingi suatu jaringan kapiler. Darah
yang mengalamu deoksigenasi memasuki jaringan kapiler arteri
pulmoner dan darah yang mengandung oksigen meninggalkannya
untuk memasuki vena pulmoner. Di jaringan pipa kapiler ini
berlangsung pertukaran gas antara udara di dalam alveoli dan darah
di dalam pembuluh darah. Terdapat sekitar 300 juta yang jika
bersatu membentuk satu lembar akan seluas 70 m2.
a) Sel-sel alveolar tipe I : sel epitel yang membentuk dinding
alveoli
b) Sel-sel alveolar tipe II: sel yang aktif secara metabolik dan
nensekresikan surfaktan ( suatu fosfolifid yang melapisi
permukaan dalam dan mencegah alveolar agar tidak kolaps)
pertahanan.
15
c) Sel-sel alveolar tipe III: makrofag yang merupakan sel-sel
fagotosis dan bekerja sebagai mekanisme pertahanan.

b. Fisiologi
1) Proses Oksigenasi
Pada sistem respirasi ada tiga langkah dalam proses oksigenasi
yaitu ventilasi, perfusi paru dan difusi.
a) Ventilasi
Ventilasi adalah proses keluar masuknya udara dari dan ke
paru-paru, jumlahnya sekitar 500 ml. Udara yang masuk dan
keluar terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara intrapleura
dengan tekanan atmosfer, dimana pada saat inspirasi tekanan
intrapleural lebih negatif (752 mmHg) daripada tekanan atmosfer
(760 mmHg) sehingga udara akan masuk ke alveoli. Faktor-faktor
yang mempengaruhi kepatenan ventilasi yaitu kebersihan jalan
nafas (adanya sumbatan atau obstruksi jalan nafas akan
menghalangi masuk dan keluarnya udara dari dan ke paru-paru),
adekuatnya sistem saraf pusat dan pusat pernafasan, adekuatnya
pengembangan dan pengempisan paru, kemampuan otot-otot
pernafasan seperti diafragma, eksternal interkosta, internal
interkosta, otot abdominal (Tarwoto & Wartonah, 2006).
a) Perfusi
Perfusi paru adalah pergerakan aliran darah melalui sirkulasi
paru untuk dioksigenasi dimana pada sirkulasi paru darah yang
dioksigenasi mengalir dalam arteri pulmonalis dari ventrikel
kanan jantung. Darah ini ikut serta dalam proses pertukaran
oksigen dan karbon dioksida di kapiler dan alveolus. Fungsi
utama sirkulasi pulmonal adalah mengalirkan darah yang
dioksigenasi dari dan ke paru-paru agar dapat terjadi pertukaran
gas. Sirkulasi paru merupakan 8-9% dari curah jantung. Dengan
demikian, adekuatnya pertukaran gas dalam paru dipengaruhi
16
oleh keadaan ventilasi dan perfusi. Pada orang dewasa sehat pada
saat istirahat ventilasi alveolar (volume tidal = V) sekitar 4
lt/menit, sedangkan aliran darah kapiler pulmonal (Q) sekitar 5
lt/menit (Tarwoto & Wartonah, 2006).
b) Difusi
Dalam difusi pernafasan, komponen yang berperan penting
adalah alveoli dan darah. Untuk memenuhi kebutuhan O2 dari
jaringan, proses difusi gas pada sistem respirasi haruslah optimal.
Difusi gas adalah bergeraknya O2 dan CO2 atau partikel lain dari
area bertekanan tinggi ke arah yang bertekanan rendah. Di dalam
alveoli, O2 melintasi membran alveoli-kapiler dari alveoli
berdifusi kedalam darah karena adanya perbedaan tekanan PO2
yang tinggi di alveolus (100 mmHg) dan tekanan pada kapiler
lebih rendah (PO2 40 mmHg), sedangkan CO2 berdifusi keluar
alveoli akibat adanya perbedaan tekanan PCO2 darah 45 mmHg
dan di alveoli 40 mmHg. Proses difusi dipengaruhi oleh faktor
ketebalan membran, luas permukaan membran, komposisi
membran, koefisien difusi O2 dan CO2, serta perbedaan tekanan
gas O2 dan CO2.
2) Jenis Pernapasan
a) Pernapasan Dada
Merupakan adalah pernapasan yang melibatkan otot
antartulang rusuk.
a) Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot
antartulang rusuk sehingga rongga dada membesar,
akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil
daripada tekanan diluar sehingga udara luar yang kaya
oksigen masuk.
b) Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau
kembalinya otot antara tulang rusuk ke posisi semula yang
dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada
17
menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga
dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga
udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.
b) Pernapasan Perut
Merupakan pernapasan yang mekanismenya melibatkan
aktifitas otot-otot diafragma yang membatasi rongga perut dan
rongga dada.
a) Fase Inspirasi. Pada fase ini otot diafragma berkontraksi
sehingga diafragma mendatar, akibatnya rongga dada
membesar dan tekanan menjadi kecil sehingga udara luar
masuk.
b) Fase Ekspirasi. Fase ekspirasi merupakan fase
berelaksasinya otot diafragma (kembali ke posisi semula,
mengembang) sehingga rongga dada mengecil dan tekanan
menjadi lebih besar, akibatnya udara keluar dari paru-paru.
3) Volume dan kapasitas paru
Metode sederhana untuk meneliti ventilasi paru-paru adalah
merekam volume pergerakan udara yang masuk dan keluar dari
paru-paru, suatu proses yang dinamakan spirometry.
1. Volume
a. Volume tidal
Merupakan volume udara yang diinspirasikan dan
diekspirasikan di setiap pernafasan normal, dan jumlahnya
kira-kira 500 mL.
b. Volume cadangan inspirasi
Merupakan volume tambahan udara yang dapat
diinspirasikan diatas volume tidal normal, dan ia biasanya
sama dengan kira-kira 3000 ml.
c. Volume cadangan ekspirasi

18
Merupakan jumlah udara yang masih dapat dikeluarkan
dengan ekspirasi kuat setelah akhir suatu ekpirasi tidal.
Jumlahnya kira-kira 1100 ml.
d. Volume sisa
Merupakan volume yang masih tersisa didalam paru-paru
setelah kebanyakan ekspirasi kuat. Volume ini rata-rata
sekitar 1200 ml.
2. Kapasitas
Dalam menyatakan peristiwa dalam siklus paru, kadang
diperlukan untuk menyatukan dua volume atau lebih. Kombinasi
itu disebut kapasitas paru.
a. Kapasitas inspirasi
Sama dengan volume tidal ditambahkan dengan volume
cadangan inspirasi. Ini adalah jumlah udara yang dapat
dihirup oleh seseorang mulai pada tingkat ekspirasi normal
dan mengembangkan paru-parunya sampai jumlah
maksimum.
b. Kapasitas sisa fungsional
Sama dengan volume cadangan ekspirasi ditambahkan
dengan volume sisa. Ini adalah jumlah udara yang tersisa
didalam paru-paru pada akhir ekspirasi normal (kira-kira
2300 ml).
c. Kapasitas vital
Sama dengan volume cadangan inspirasi ditambah dengan
volume tidal dan volume cadangan ekspirasi. Ini adalah
jumlah udara maksimum yang dapat dikeluarkan dari paru
paru seseorang setelah ia menghisinya sampai batas
maksimum dan kemudiam mengeluarkan sebanyak-
banyaknya. (kira-kira 4600 ml).
d. Kapasitas total

19
Merupakan volume maksimum pengembangan paru-paru
dengan usaha inspirasi yang sebesar-besarnya (kira-kira
5800 ml).

4. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi


a. Faktor Perkembangan
Tahap perkembangan klien dan proses penuaan yang normal
mempengaruhi oksigenasi jaringan.
1) Bayi dan Anak-anak
Bayi dan Anak-anak berisiko terkena infeksi saluran nafas atas
karena sering terpapar anak lain dan asap rokok.
2) Anak-anak Usia Sekolah dan Remaja
Anak-anak usia sekolah dan remaja terpapar infeksi pernapasan
dan faktor-faktor risiko pernapasan seperti asap rokok dan
merokok.
3) Dewasa Muda dan Pertengahan
Disebabkan diet yang tidak sehat, kurang aktivitas, stres yang
akan menyebabkan penyakit jantung dan paru-paru.
4) Dewasa Tua
Adanya proses penuaan yang mengakibatkan kemungkinan
arterioklerosis, elastisitas menurun, ekspansi paru menurun.
b. Faktor gaya hidup
Modifikasi gaya hidup merupakan hal yang sulit bagi individu
karena mereka sering harus mengubah kebiasaan yang menyenangkan,
seperti merokok, atau makan makanan tertentu.lakukan modifikasi
faktor risiko penting termasuk berhenti merokok , menurunkan berat
badan, diet rendah kolestrol, dan rendah garam mengobati hipertensi,
serta olahraga.
c. Status Kesehatan
Pada orang sehat, system kardiovaskuler dan system respirasi
berfungsi dengan baik sehingga dapat memenuhi kebutuhan oksigen
20
tubuh secara adekuat. Sebaliknya, orang yang mempunyai penyakit
jantung ataupun penyakit perapasan dapat mengalami kesulitan
pemenuhan kebutuhan oksigen tubuh.
3. Olahraga
Olahraga atau latihan fisik serta peningkatan aktivitas dapat
meningkatkan denyut jantung dan repirasy rate sehingga kebutuhan
terhadap oksigen semakain tinggi.
4. Emosi
Keadaan takut, cemas, dan marah akan mempercepat denyut
jantung sehigga kebutuhan oksigen meningkat.
5. Faktor lingkungan
Lingkungan juga mempengaruhi oksigenasi, insiden penyakit paru-
paru lebi tinggi pada daerah berkabut dan daerah urban dibandingkan
daerah rural, kemudian pekerjaan klien juga mempengaruhi dari debu,
serat yang berterbangan. dipengaruhi oleh tempat kerja, suhu
lingkungan, dan ketinggian tempat dari permukaan laut.
6. Faktor Perilaku
a Nutrisi : misalnya pada obesitas mengakibatkan penurunan
ekspansi paru-paru, gizi yang buruk menjadi anemia sehingga daya
ikat oksigen berkurang , diet yang tinggi lemak menimbulkan
arteriosklerosis.
b Exercise : exercese akan meningkatkan kebutuhan oksigen
c Merokok : Nikotin menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah
perifer dan koroner.
d Substance Abuse ( alkohol dan obat-obatan ) menyebabkan intake
nutrisi menurun mengakibatkan penurunan hemoglobin,alkohol
menyebabkan depresi pusat pernapasan.
e Kecemasan : menyebabkan metabolisme meningkat.
4. Perubahan fungsi pernafasan
1. Hiperventilasi

21
Hiperventilasi merupakan uoaya tubuh dalam meningkatkan jumlah
O2 dalam paru-paru agar pernapasan lebih cepat dan dalam. Adapun
penyebab hiperventilasi, yaitu :
a. Kecemasan
b. Infeksi/sepsis
c. Keracunan Obat-obatan
d. Ketidakseimbangan aam basa seperti asidosis metabolic
Tanda-tanda dan gejala hiperventilasi adalah takiradia, napas
pendek, nyeri dada, menurunnya konsentrasi, diorientasi, dan titinus.
2. Hipoventilasi
Hipoventilasi terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat untuk
memenuhi penggunaan O2 tubuh atau untuk mengeluarkan CO2
dnegan cukup. Biasanya terjadi pada keadaan atelectasis (Kolaps
paru).
Tanda-tanda dan gejala pada keadaan hipoventilasi adalah, nyeri
kepala, penurunan kesadaran, disorientasi, kardiakdisritmia,
ketidakseimbangan eletrolit, kejang, dan kardiak arrest.
3. Hipoksia
Hipoksia adalah oksigenasi jaringan yang tidak adekuat pada tingkat
seluler. Ini terjadi akibat defisiensi dalam penyampaian atau pemakaian
oksigen pada tingkat seluler. Jika tidak diobati, dapat menyebabkan
disaritmia jantung yang kemungkinaan dapat menyebabkan kematian.
Penyebab hipoksia, yaitu :
a. Penurunan kadar hemoglobin dan rendahnya kapasitas pembawa
oksigen darah.
b. Berkurangnya konsentrasi kandungan oksigen, seperti yang terjadi
pada daerah ketinggian.
c. Ketidakmampuan jaringan untuk menyaring oksigen dari darah,
sama seperti keracunan sianida.
d. Penurunan difusi oksigen dari alveoli ke darah, seperti pada
pneumonia.
22
e. Perfusi jaringan yang buruk dengan darah yang teroksigenasi, sama
seperti syok.
f. Gangguan, ventilasi, sama seperti iga multipel atau trauma dada.

Tanda atau gejala klinis hipoksia adalah ketakutan, kegelisahan,


ketidakmampuan untuk berkonsentrasi, penurunan tingkat kesadaran,
sakit kepala, dan perubahan perilaku. Klien dengan hipoksia tidak dapat
berbaring, tampak lelah, dan mengalami agitasi. Perubahan tanda vital
meliputi peningkatan frekuensi denyut nadi dan kedalaman pernafasan.
Namun, ketika merawat klien dengan overdosis narkotika (seperti
overdosis heroin), hipoventilasi juga dapat terjadi. Pada tahap awal
hipoksia tekanan darah meningkat kecuali pada kondisi yang
disebabkan oleh syok. Ketika hipoksia semakin memburuk, frekuensi
pernafasan menurun akibat kelelahan otot pernafasan.
4. Sianosis
Perubahan warna biru pada kulit dan membran mukosa disebabkan
oleh adanya desaturasi hemoglobin dalam pembuluh kapiler, yang
merupakan tanda akhir dari hipoksia. Ditemukan atau tidaknya sianosis
bukan merupakan ukuran yang pasti dari status oksigen. Sianosis
sentral yang dapat diamati pada lidah, palatum, dan konjungtiva,
dimana tinggi aliran darah menunjukkan hipoksemia. Sianosis perifer
yang terlihat di ekstremitas, dasar kuku, dan telinga merupakan akibat
vasokontriksi dan stagnasi aliran darah.
5. Asuhan keperawatan dalam gangguan oksigenasi
1. Pengkajian
a. Riwayat keperawatan
1) Masalah pernapasan yang pernah dialami
a) Pernah mengalami perubahan pola pernapasan
b) Pernah mengalami batuk dengan sputum
c) Pernah mengalami nyeri dada

23
d) Aktivitas apa saja yang menyebabkan terjadinya gejala-
gejala diatas
2) Riwayat penyakit pernapasan
a) Apakah sering mengalami ISPA, batuk, asma, TBC, dll
b) Bagaimana frekuensi setiap kejadian
3) Riwayat penyakit kardiovaskuler
Pernah mengalami penyakit jantung atau peredaran darah
4) Gaya Hidup
Merokok, keluarga perokok, lingkungan kerja dengan perokok
b. Pemeriksaan Fisik
1) Mata
a) Konjungtive pucat ( arena anemia )
b) Konjungtive sianosis ( karena hipoksemia )
c) Konjungtive terdapat pethechia ( karena emboli lemak
atau endokarditis )
2) Kulit
a) Sianosis perifer ( vasokontriksi dan menurunkannya aliran
darah perifer )
b) Sianosis secara umum ( hipoksemia )
c) Penurunan turgor ( dehidrasi )
d) Edema
e) Edema periorbital
3) Jari dan Kuku
a) Sianosis
b) Clubbing figer
4) Mulut dan Bibir
a) Membran mukosa sianosis
b) Bernapas dengan mengerutkan mulut
5) Hidung
Pernapasan dengan cuping hidung
6) Vena Leher
24
1. Adanya distensi /bendungan
2. Dada
a. Retraksi otot bantu pernapasan ( karena peningkatan
aktivitas pernapasan , dispnea, atau obstruksi jalan
pernapasan )
b. Pergerakan tidak simetris antara dada kiri dan dada
kanan.
c. Suara nafas normal
d. Bunyi perkusi ( resonan, hiperesonan, dullness )
7) Pola Pernapasan
1) Pernapasan normal ( eupnea )
2) Pernapasan cepat ( tacypnea )
3) Pernapasan lambat ( bradypnea )
c. Pemeriksaan Penunjang
1. Tes untuk menentukan keadekuatan sistem konduksi jantung
a. EKG
b. Exercise stress test
2. Tes untuk menentukan kontraksi miokardium aliran darah
a. Echocardiography
b. Kateterisasi jantung.
c. Angiografi
3. Tes untuk mengukur ventilasi dan oksigenasi
a. Tes fungsi paru dengan spirometry
b. Tes astrup
c. Oksimetri
d. Pemeriksaan darah lengkap
4. Melihat struktur sistem pernapasan
a. X-Ray thoraks
b. Bronkhoskopi
c. CT Scan
5. Menentukan sel abnormal/infeksi sistem pernapasan
25
a. Kultus apus tenggorokan
b. Sitologi
c. Spesimen spuntum
5. Diagnosa dan intervensi keperawatan
Diagnosa dan intervensi keperawatan yang berhubungan dengan
masalah kebutuhan oksigenasi di antaranya adalah:
1. Tidak efektifnya cara pembersihan saluran napas
Definisi : Kondisi di mana pasien tidak mampu membersihkan
sekret/slem sehingga menimbulkan obstruksi saluran pernapasan
dalam rangka mempertahankan saluran pernapasan.
Kemungkinan berhubungan dengan:
a. Menurunnya energi dan kelelahan.
b. Infeksi trakheobronkohial.
c. Gangguan kognitif dan persepsi.
d. Trauma.
e. Bedah thoraks.
Kemungkinan data yang ditemukan:
a. Suara napas tidak normal.
b. Perubahan jumlah pernapasan.
c. Batuk.
d. Sianosis.
e. Demam.
f. Kesulitan bernapas (dispnea).
Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada:
a. ARDS, cystic fibrosis.
b. Pneumonia, injuri dada.
c. Ca, paru, gangguan neuromuskuler.
d. COPD.
Tujuan yang diharapkan:
a. Saluran pernapasan pasien menjadi bersih
b. Pasien dapat mengeluarkan sekret.
26
c. Suara napas dan keadaan kulit menjadi normal.
Intervensi :
1. Sediakan alat suction dalam kondisi baik.
2. Monitor jumlah, bunyi napas, AGD, efek pengobatan
bronchodilator
3. Pertahankan intake cairan 3.000 ml/hari jika tidak ada kontra-
indikasi
4. Terapi inhalasi dan latihan pernapasan dalam dan batuk efektif
5. Bantu oral hygiene setiap 4 jam
6. Mobilisasi pasien setiap 2 jam
7. Berikan pendidikan kesehatan (efek merokok, alkohol,
menghindari alergan, latihan bernapas)

2. Tidak efektifnya pola pernafasan


Definisi: kondisi di mana pola inhalasi dan ekshalasi pasien tidak
mampu karena adanya gangguan kondisi paru.
Kemungkinan berhubungan dengan :
a. Obstruksi trachea
b. Perdarahan aktif
c. Menurunnya ekspansi paru
d. Infeksi paru
e. Depresi pusat pernapasan
f. Kelemahan otot pernapasan
Kemungkinan data yang ditemukan :
a. Perubahan irama pernapasan dan jumlah pernapasan
b. Dispnea
c. Penggunaan otot tambahan pernapasan
d. Suara pernapasan tidak normal
e. Batuk disertai dahak

27
f. Menurunnya kapasitas vital
g. Kecemasan
Kondisi klinis yang kemungkinan terjadi pada klien :
a. Penggunaan obat dan keracunan alcohol
b. Trauma dada
c. Mhyastenia gravis, Guillian Barre Syndrome
Tujuan yang diharapkan :
a. Pasien dapat mendemonstrasikan pola pernapasan yg efektif
b. Data objektif menunjukan pola pernapasan yang efektif
c. Pasien merasa lebih nyaman dalam bernapas
Intervensi :
1. Berikan oksigen sesuai program
2. Monitor jumlah pernapasan, penggunaan obat bantu
pernapasan, batuk, bunyi paru, tanda vital, warna kulit, AGD
3. Laksanakan program pengobatan
4. Posisi pasien fowler
5. Bantu dalam terapi inhalasi
6. Alat-alat emergensi disiapkan dalam keadaan baik
7. Pendidikan kesehatan
3. Menurunnya perfusi jaringan tubuh
Definisi: kondisi di mana tidak adekuatnya pasokan oksigen akibat
menurunnya nutrisi dan oksigen pada tingkat seluler.
Kemungkinan berhubungan dengan :
a. Vasokonstriksi
b. Hipovolemia
c. Thrombosis vena
d. Menurunnya aliran darah
e. Edema
f. Pendarahan
g. Immobilisasi
Kemungkinan data yang ditemukan :
28
a. Edema
b. Pulsasi perifer kecil
c. Capillary refill lambat
d. Perubahan warna kulit/pucat
e. Menurunnya sensasi
f. Penyembuhan luka lama
g. Cyanosis
Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada:
a. CHF
b. Infark miokardial
c. Peradangan pada jantung
d. Pipertensi
e. Syok
f. COPD
Tujuan yang diharapkan :
a. Menurunnya insufisiensi jantung
b. Suara pernapasan dalam keadaan normal
Intervensi :
1. Monitor denyut jantung dan irama
2. Kolaborasi dengan Dokter dalam pemeriksaan AGD,
elektrolit, darah lengkap.
3. Jelaskan semua prosedur yang akan dilakukan
4. Berikan oksigen sesuai kebutuhan
5. Ukur intake dan outtake cairan
6. Lakukan perawatan kulit, seperti pemberian losion
7. Hindari terjadinya palsava manuver seperti mengedan,
menahan napas, dan batuk.
8. Berikan pendidikan kesehatan
a. Proses terapi
b. Perubahan gaya hidup
c. Teknik relaksasi
29
d. Program latihan
e. Diet
4. Gangguan pertukaran gas
Definisi: suatu kondisi di mana pasien mengalami penurunan
pengiriman oksigen dan karbon dioksida diantara alvioli paru dan
sistem vaskuler.
Kemungkinan berhubungan dengan:
a. Penumpukan cairan dalam paru.
b. Gangguan pasokan oksigen
c. Obstruksi saluran pernapasan.
d. Bronkhospasme
e. Atelaktasis
f. Edema paru
g. Pembedahan par
Kemungkinan data yang ditemukan:
a. Sesak napas.
b. Penurunan kesadaran
c. Nilai AGD tidak normal
d. Perubahan tanda vital
e. Sianosis/takhikardia
Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada:
a. COPD
b. CHF
c. Asma
d. Pneumonia
Tujuan yang diharapkan:
a. Dapat menurunkan tanda dan gejala gangguan pertukaran gas.
b. Pasien dapat menunjukan peningkatan perubahan pertukaran
gas seperti: tanda vital, nilai AGD, dan ekspresi wajah.
Intervensi :

30
1. Monitor/kaji kembali adanya nyeri, kesulitan bernapas. Hasil
laboratorium, retraksi sternal, penggunaan otot bantu
pernapasan penggunan oksigen, X-Ray, catat tanda vital.
2. Jaga alat emergensi dan pengobatan tetap tersedia seperti
ambu bag, ET tube, suction, oksigen.
3. Suction jika ada indikasi
4. Monitor intake dan output cairan
5. Berikan terapi inhalasi
6. Berikan posisi fowler/semifowler
7. Berikan nutrisi tinggi protein, rendah lemak
8. Pendidikan kesehatan tentang
a. Napas dalam
b. Latihan bernapas
c. Mobilisasi
d. Kebutuhan istirahay
e. Efek merokok dan alkohol
9. Jelaskan tentang teknik suction pada keluarga

31
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa oksigenasi adalah proses


untuk mendapatkan oksigen (O2) dan mengeluarkan karbon dioksida (CO2).
Kebutuhan fisiologis oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang
digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, mempertahankan
hidupnya dan untuk aktivitas berbagai organ atau sel.

Kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan yang paling utama dan sangat


vital bagi tubuh. Pemenuhan kebutuhan oksigen tidak terlepas dari kondisi
sistem pernafasan secara fungsional yang terdiri dari hidung, laring, faring,
trakea, bronkus, bronkiolus serta alveolus yang memiliki fungsi tersendiri.
Dalam hal ini sistem kardiovaskuler dan hematologi juga ikut berperan.

Dalam memenuhi kebutuhan oksigenasi ada beberapa faktor yang


mempengaruhi hal tersebut diantaranya faktor lingkungan, faktor perilaku,
faktor perkembangan, faktor fisiologi, hormonal, saraf otonom, serta alergi
pada saluran nafas.

32
Gangguan yang terjadi pada proses oksigenasi dapat diatasi dengan asuhan
keperawatan dengan melakukan pengkajian berupa pemeriksaan fisik,
diagnosa keperawatan dan intervensi sehingga dapat mempertahankan jalan
nafas dan pola nafas secara efektif, meningkatkan perfusi jaringan serta
mempertahankan pertukaran gas secara efektif juga.

3.2 Saran

Demikianlah makalah yang kami buat ini, mudah-mudahan apa yang kami
paparkan bisa menjadi tambahan pengetahuan bagi kita semua untuk lebih
mengenal mengenai konsep dan pemenuhan kebutuhan oksigenasi. Kami
menyadari apa yang kami paparkan dalam makalah ini masih belum sesuai apa
yang di harapkan dengan ini kami berharap masukan yang lebih banyak lagi
dari guru pembimbing dan teman-teman semua.

33
DAFTAR PUSTAKA

Supartini, Yupi. (2004). Buku ajar konsep dasar keperawatan anak. Jakarta: EGC
Muttaqin,A. (2012). Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem
Pernafasan. Jakarta : Salemba Medika
Rakhman, A, dkk. 2014. Buku panduan praktek laboratorium keterampilan dasar
dalam keperawatan 2. Yogyakarta: Deepublish
Tarwoto dan Wartonah. 2006. Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika
Uliyah, M dan Hidayat, A.A.A. 2008. Keterampilan dasar praktik klinik untuk
kebidanan 2. Jakarta: Salemba Medika
Guyton A.C. (1990). Fisiologi manusia dan mekanisme penyakit. Edisi 3. Jakarta
:EGC

34

Anda mungkin juga menyukai