Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH SUPERVISI MANAJEMEN KEPERAWATAN

Oleh:
KELOMPOK 4
A10-A

1. Anak Agung Citra Swandewi (16.321.2426)


2. Ayuk Putu Citrawati (16.321.2429)
3. Dea Sastiana (16.321.2430)
4. Gusti Ayu Marningsih (16.321.2435)
5. Luh Ade Desy Sumiantari (16.321.2449)
6. Ni Kadek Dewi Puspa (16.321.2454)
7. Ni Kadek Supadmi (16.321.2456)
8. Putu Yunita Pratiwi (16.321.2477)
9. Sang Ayu Kompyang Ardiyani (16.321.2478)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES WIRA MEDIKA BALI
DENPASAR
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas tuntunan-
Nya kami dapat menyelesaikan Tugas Paper ini dengan baik, meskipun masih banyak
kekurangan di dalamnya.

Kami berharap dengan disusunnya makalah ini, dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan tentang“MAKALAH TENTANG SUPERVISI”. Kami menyadari bahwa di
dalam paperini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca agar kedepannya kami dapat menyusun
paper dengan lebih baik lagi dari sebelumnya.

Semoga paper ini dapat dipahami oleh para pembaca. Sekiranya paper ini dapat
berguna bagi pembaca, khususnya untuk kami pribadi sebagai penyusun. Sebelumnya kami
mohon maaf apabila ada kesalahan ketika, kata atau pemaparan yang kurang berkenan.

Denpasar, 01 April 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………….. i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………. ii
BAB I PENDAHULUAN1
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………….. 2
1.3 Tujuan……………………………………...……………………………………….. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Supervisi………………………………………………………………… 3
2.2 Tujuan Supervisi…………………………………………….……………………….. 3
2.3 Manfaat Supervisi …………………………………………………………………… 4
2.4 Prinsip – Prinsip Supervisi.......................................................................................... 4
2.5 Pelaksana Supervisi Keperawatan…………………………………………………… 5
2.6 Sasaran Supervisi Keperawatan.………………………..……………………………. 8
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan……………………………………………………………………………………………………………. 9
3.2 Saran………………………………………………………………………………… 9
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Supervisi dan evaluasi merupakan bagian yang penting dalam manajemen
serta keseluruhan tanggung jawab pemimpin. Pemahaman ini juga ada dalam
manajemen keperawatan. Untuk mengelola asuhan keperawatan dibutuhkan
kemampuan manajemen dari perawat profesional diharapkan mempunyai kemampuan
dalam supervisi dan evaluasi. Pendelegasian merupakan elemen yang esensial pada
fase pengarahan dalam proses manajemen karena sebagian besar tugas yang
diselesaikan oleh manajer ( tingkat bawah, menengah dan atas ) bukan hanya hasil
usaha mereka sendiri, tetapi juga hasil usaha pegawai. Ada banyak tugas yang sering
kali harus diselesaikan oleh satu orang. Dalam situasi ini, pendelegasian sering terkait
erat dengan produktivitas. Ada banyak alasan yang tepat untuk melakukan
pendelegasian. Kadang kala manajer harus mendelegasikan tugas rutin sehingga
mereka dapat menangani masalah yang lebih kompleks atau yang membutuhkan
keahlian dengan tingkat yang lebih tinggi.
Supervisi merupakan bagian dari fungsi directing pengarahan ( dalam fungsi
manajemen yang berperan untuk mempertahankan agar segala kegiatan yang telah
diprogram dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar. Supervisi secara langsung
memungkinkan manajer keperawatan menemukan berbagai hambatan atau
permasalahan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan di ruangan dengan mencoba
memandang secara menyeluruh faktor-faktor yang mempengaruhi dan bersama
dengan staf keperawatan untuk mencari jalan pemecahannya. Sukar seorang manajer
keperawatan untuk mempertahankan mutu asuhan keperawatan tanpa melakukan
supervisi, karena masalah – masalah yang terjadi dapat diketahui oleh manajer
keperawatan melalui informasi yang diberikan oleh staff keperawatan yang mungkin
sangat terbatas tanpa melakukan supervisi keperawatan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi supervisi dalam manajemen keperawatan ?
2. Apa tujuan supervisi dalam manajemen keperawatan ?
3. Apa manfaat supervisi dalam manajemen keperawatan ?
4. Bagaimana prinsip-prisip supervisi dalam manajemen keperawatan ?
5. Bagaimana pelaksana supervisi dalam manajemen keperawatan ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi supervisi dalam manajemen keperawatan
2. Untuk mengetahui tujuan supervisi dalam manajemen keperawatan
3. Untuk mengetahui manfaat supervisi dalam manajemen keperawatan
4. Untuk mengetahui prinsip-prisip supervisi dalam manajemen keperawatan
5. Untuk mengetahui pelaksana supervisi dalam manajemen keperawatan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Supervisi


Supervisi mempunyai pengertian yang sangat luas, yaitu meliputi segalam bantuan
dari pemimpin/penanggung jawab keperawatan yang tertuju untuk perkembangan para
perawat dan staf lainnya dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan. Kegiatan supervise
semacam ini adalah merupakan dorongan, bimbingan dan kesempatan bagi pertumbuhan
keahlian dan kecakapan para perawat. Supervisi diartikan sebagai pengamatan atau
pengawasan secara langsung terhadap pelaksanaan pekerjaan yang sifatnya rutin.
( Prajudi Atmosudiro 1982 .
Supervisi adalah merencanakan, mengarahkan, membimbing, mengajar,
mengobservasi, mendorong, memperbaiki, mempercayai, mengevaluasi secara terus
menerus pada setiap perawat dengan sabar, adil serta bijaksana sehingga setiap perawat
dapat memberikan asuhan keperawatan dengan baik, terampil, aman, cepat dan tepat
secara menyeluruh sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan dari perawat.Supervisi
mengandung pengertian yang lebih demokratis. ( Thora Kron 1987),
Supervisi adalah suatu proses kemudahan sumber-sumber yang diperlukan untuk
penyelesaian tugas-tugasnya. Dalam pelaksanaannya supervisi bukan hanya mengawasi
apakah seluruh staf keperawatan menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya sesuai
dengan instruksi atau ketentuan yang telah digariskan, tetapi juga bersama para perawat
bagaimanan memperbaiki proses keperawatan yang sedang berlangsung. ( Swansburg
1999)
Jadi dalam kegiatan supervisi seluruh staf keperawatan bukan sebagai pelaksanan
pasif, melainkan diperlukan sebagai patner kerja yang memiliki ide-ide, pendapat dan
pengalaman yang perlu didengar, dihargai dan diikutsertakan dalam usaha-usaha
perbaikan proses keperawatan. Dengan demikian supervisi diartikan sebagai suatu
aktifitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para tenaga keperawatan dan
staf lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif.

2.2 Tujuan Supervisi


Mengusahakan seoptimal mungkin kondisi kerja yang nyaman, ini tidak hanya meliputi
lingkungan fisik, tetapi juga suasana kerja diantaranya para tenaga keperawatan dan
tenaga lainnya , juga meliputi jumlah persediaan dan kelayakan perawatan agar
memudahkan pelaksanaan tugas. Oleh karena itu tujuan supervisi adalah :
1. Mengorganisasikan staf dan pelaksanan keperawatan
2. Melatih staf dan pelaksana keperawatan
3. Memberikan arahan dalam pelaksanaan tugasnya agar menyadari dan mengerti
terhadap peran, fungsi sebagai staf dan pelaksana asuhan keperawatan.
4. Memberikan layanan kemampuan staf dan pelaksana keperawatan dalam memberikan
asuhan keperawatan.
2.3 Manfaat Supervisi
Apabila supervisi dapat dilakukan dengan baik, akan diperoleh banyak manfaat. Manfaat
tersebut diantaranya adalah sebagai berikut (Suarli & Bachtiar, 2009) :
1. Supervisi dapat meningkatkan efektifitas kerja. Peningkatan efektifitas kerja ini erat
hubungannya dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan bawahan, serta makin
terbinanya hubungan dan suasana kerja yang lebih harmonis antara atasan dan bawahan.
2. Supervisi dapat lebih meningkatkan efesiensi kerja. Peningkatan efesiensi kerja ini
erat kaitannya dengan makin berkurangnya kesalahan yang dilakukan bawahan, sehingga
pemakaian sumber daya (tenaga, harta dan sarana) yang sia-sia akan dapat dicegah.
Apabila kedua peningkatan ini dapat diwujudkan, sama artinya dengan telah tercapainya
tujuan suatu organisasi. Tujuan pokok dari supervisi ialah menjamin pelaksanaan
berbagai kegiatan yang telah direncanakan secara benar dan tepat, dalam arti lebih efektif
dan efesien, sehingga tujuan yang telah ditetapkan organisasi dapat dicapai dengan
memuaskan (Suarli & Bachtiar, 2008).
2.4 Prinsip – Prinsip Supervisi
Ada beberapa prinsip yang dilakukan di bidang keperawatan ( Nursalam,2007 ) antara
lain :
1. Supervisi dilakukan sesuai dengan struktur organisasi
2. Supervisi menggunakan pengetahuan dasar manajemen,keterampilan hubungan antar
manusia dan kemampuan menerapkan prinsip manajemen dan kepimpinan
3. Fungsi supervsi diuraikan dengan jelas,terorganisasi dan dinyatakan melalui
petunjuk,peraturan,tugas dan standart.
4. Supervisi merupakan proses kerjasama yang demokratis antara supervisor dan
perawat pelaksana.
5. Supervisi merupakan visi,misi,falsafah,tujuan dan rencana yang spesifik.
6. Supervisi menciptakan lingkungan yang kondusif,komunikasi efektif,kreatifitas,dan
motivasi.
7. Supervisi mempunyai tujuan yang berhasil dan berdayaguna dalam pelayanan
keperawatan yang memberikan kepuasan klien,perawat dan manajer. Menurut keliat
(1993 ) prinsip supervisi keperawatan adalah sebagai berikut :
a. Supervisi dilakukan sesuai dengan struktur organisasi rumah sakit
b. Supervisi memerlukan pengetahuan dasar manajemen,keterampilan hubungan
antar manusia,kemampuan menerapkan prinsip manajemen dan kepemimpinan
c. Fungsi supervisi diuraikan dengan jelas dan terorganisasi dan dinyatakan melalui
petunjuk,peraturan kebijakan dan uraian tugas standart.
d. Supervisi adalah proses kerjasama yang demokratis antar supervisor dan perawat
pelaksana.
e. Supervisi menggunakan proses manajemen termasuk menerapkan
misi,falsafah,tujuan,dan rencananya yang spesifik untuk mencapai tujuan.
f. Supervisi menciptakan lingkungan yang mendukung komunikasi
efektif,merangsang kreativitas dan motivasi.
2.5 Pelaksana Supervisi Keperawatan
Materi supervisi atau pengawasan disesuaikan dengan uraian tugas dari masing-
masing staf perawat pelaksana yang disupervisi terkait dengan kemampuan asuhan
keperawatan yang dilaksanakan. Supervisi keperawatan dilaksanakan oleh personil atau
bagian yang bertangguung jawab antara lain (Suyanto,2008):
1) Kepala ruangan
Bertanggung jawab untuk melakukan supervisi pelayanan keperawatan yang
diberikan pada pasien di ruang perawatan yang dipimpinnya. Kepala ruangan mengawasi
perawat pelaksana dalam memberikan asuhan keperawatan baik secara langsung maupun
tidak langsung disesuaikan dengan metode penugasan yang diterapkan di ruang
perawatan tersebut. Sebagai contoh ruang perawatan yang menerapkan metode TIM,
maka kepala ruangan dapat melakukan supervisi secara tidak langsung melalui ketua tim
masing-masing (Suarli dan Bahtiar , 2009).
2) Pengawas perawatan (supervisor)
Ruang perawatan dan unit pelayanan yang berada di bawah unit pelaksana
fungisional (UPF) mempunyai pengawas yang bertanggung jawab mengawasi jalannya
pelayanan keperawatan.
3) Kepala bidang keperawatan
Sebagai top manager dalam keperawatan, kepala bidang keperawatan, kepala bidang
keperawatan bertanggung jawab melakukan supervisi baik secara langsung atau tidak
langsung melalui para pengawas keperawatan. Mengusahakan seoptimal mungkin kondisi
kerja yang aman dan nyaman, efektif dan efesien. Oleh karena itu tugas dari seorang
supervisor adalah mengorientasikan staf dan pelaksana keperawatan terutama pegawai
baru, melatih staf dan pelaksana staf keperawatan, memberikan pengarahan dalam
pelaksanaan tugas agar menyadari, mengerti terhadap peran, fungsi sebagai staf dan
pelaksana asuhan keperawatan, memberikan pelayanan bimbingan pada pelaksana
keperawatan dalam memberikan asuahan keperawatan.

 Cara Supervisi menurut , (suyanto, 2009)


Supervisi dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung, penerapannya disesuaikan
dengan situasi dan kondisi serta tujuan supervisi.
a. Supervisi Langsung :
Supervisi dilakukan langsung pada kegiatan yang sedang berlangsung. Cara supervisi ini
ditujukan untuk bimbingan dan arahan serta mencegah dan memperbaiki kesalahan yang
terjadi. Cara supervisi terdiri dari :
1) Merencanakan
Seorang supervisor, sebelum melakukan supervisi harus membuat perencanaan tentang
apa yang akan disupervisi, siapa yang akan disupervisi, bagaimana tekniknya, kapan
waktunya dan alasan dilakukan supervisi (Kron, 1987). Dalam membuat perencanaan
diperlukan unsur-unsur : Objektif / tujuan dari perencanaan, Uraian Kegiatan, Prosedur,
Target waktu pelaksanaan, penanggung jawab dan anggaran (Suarli, 2009).
2) Mengarahkan
Pengarahan yang dilakukan supervisor kepada staf meliputi pengarahan tentang
bagaimana kegiatan dapat dilaksanakan sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Dalam
memberikan pengarahan diperlukan kemampuan
komunikasi dari supervisor dan hubungan kerjasama yang demokratis antara supervisor
dan staf. Cara pengarahan yang efektif adalah : Pengarahan harus lengkap,
Menggunakan kata-kata yang tepat, Bebicara dengan jelas dan lambat, Berikan arahan
yang logis. Hindari memberikan banyak arahan pada satu waktu, Pastikan bahwa arahan
dipahami. Yakinkan bahwa arahan supervisor dilaksanakan sehingga perlu kegiatan
tindak lanjut.
3) Membimbing
Agar staf dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik, maka dalam melakukan suatu
pekerjaan, staf perlu bimbingan dari seorang supervisor. Supervisor harus memberikan
bimbingan pada staf yang mengalami kesulitan dalam menjalankan tugasnya, bimbingan
harus diberikan dengan terencana dan berkala. Staf dibimbing bagaimana cara untuk
melakukan dan menyelesaikan suatu pekerjaan. Bimbingan yang diberikan diantaranya
dapat berupa : pemberian penjelasan, pengarahan dan pengajaran, bantuan, serta
pemberian contoh langsung.
4) Memotivasi
Supervisor mempunyai peranan penting dalam memotivasi staf untuk mencapai tujuan
organisasi. Kegiatan yang perlu dilaksanakan supervisor dalam memotivasi antara lain
adalah (Nursalam, 2007) : Mempunyai harapan yang jelas terhadap staf dan
mengkomunikasikan harapan tersebut kepada para staf, Memberikan dukungan positif
pada staf untuk menyelesaikan pekerjaan, Memberikan kesempatan pada staf untuk
menyelesaikan tugasnya dan memberikan tantangan-tantangan yang akan memberikan
pengalaman yang bermakna, Memberikan kesempatan pada staf untuk mengambil
keputusan sesuai tugas limpah yang diberikan, Menciptakan situasi saling percaya dan
kekeluargaan dengan staf, Menjadi role model bagi staf.
5) Mengobservasi (Nursalam, 2007)
Untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi staf dalam melaksanakan tugasnya sehingga
dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan, maka supervisor harus
melakukan observasi terhadap kemampuan dan perilaku staf dalam menyelesaikan
pekerjaan dan hasil pekerjaan yang dilakukan oleh staf.
6) Mengevaluasi
Evaluasi merupakan proses penilaian pencapaian tujuan, apabila suatu pekerjaan sudah
selesai dikerjakan oleh staf, maka diperlukan suatu evaluasi upaya pelaksanaan dan
membandingkan dengan rencana yang telah disusun sebelumnya. Evaluasi juga
digunakan untuk menilai apakah pekerjaan tersebut sudah dikerjakan sesuai dengan
ketentuan untuk mencapai tujuan organisasi. Evaluasi dapat dilakukan dengan cara
menilai langsung kegiatan, memantau kegiatan melalui objek kegiatan. Apabila suatu
kegiatan sudah di evaluasi, maka diperlukan umpan balik terhadap kegiatan tersebut.
b. Supervisi Tidak Langsung
Supervisi dilakukan melalui laporan tertulis, seperti laporan pasien dan catatan asuhan
keperawatan dan dapat juga dilakukan dengan menggunakan laporan lisan seperti saat
timbang terima dan ronde keperawatan. Pada supervisi tidak langsung dapat terjadi
kesenjangan fakta, karena supervisor tidak melihat langsung kejadian dilapangan. Oleh
karena itu agar masalah dapat diselesaikan , perlu klarifikasi dan umpan balik dari
supevisor dan staf.

2.6 Sasaran Supervisi Keperawatan


Setiap sasaran dan target dilaksanakan sesuai dengan pola yang disepakati
berdasarkan struktur dan hirearki tugas. Sasaran atau objek dari supervisi adalah
pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan, serta bawahan yang melakukan pekerjaan. Jika
supervisi mempunyai sasaran berupa pekerjaan yang dilakukan, maka disebut supervisi
langsung, sedangkan jika sasaran berupa bawahan yang melakukan pekerjaan disebut
supervisi tidak langsung. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kinerja pekerjaan
yang dilakukan oleh bawahan (Suarli dan Bachtiar, 2009)
Sasaran yang harus dicapai dalam pelaksanaan supervisi antara lain: pelaksanaan
tugas keperawatan, penggunaan alat yang efektif dan ekonomis, system dan prosedur
yang tidak menyimpang, pembagian tugas dan wewenang, penyimpangan/penyeleengan
kekuasaan, kedudukan dan keuangan (Suyanto, 2008).
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Supervisi keperawatan diperlukan untuk mencapai tujuan pelayanan keperawatan di
rumah sakit, supervisi bukan berarti menghukum tetapi memberikan pengarahan dan
petunjuk agar perawat dapat menyelesaikan tugasnya secara efektif dan efisien.
Supervisor diharapkan mempunyai hubungan interpersonal yang memuaskan dengan staf
agar tujuan supervisi dapat tercapai untuk meningkatkan motivasi, kreativitas dan
kemampuan perawat yang pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan kualitas
pelayanan keperawatan.
Manfaat Supervisi, Apabila supervisi dapat dilakukan dengan baik, akan diperoleh
banyak manfaat. Manfaat tersebut diantaranya adalah sebagai berikut (Suarli & Bachtiar,
2009) : Supervisi dapat meningkatkan efektifitas kerja. Peningkatan efektifitas kerja ini erat
hubungannya dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan bawahan, serta makin
terbinanya hubungan dan suasana kerja yang lebih harmonis antara atasan dan bawahan.
Mengusahakan seoptimal mungkin kondisi kerja yang nyaman, ini tidak hanya meliputi
lingkungan fisik, tetapi juga suasana kerja diantaranya para tenaga keperawatan dan tenaga
lainnya

3.2 Saran
Agar dijadikan referensi, sehingga mahasiswa dapat menekankan supervisi dalam manajemen
keperawatan. Agar mahasiswa mampu menerapkan supervisi dalam manajemen keperawatan.
Dan memahami manfaat, tujuan, prinsip supervisi dalam manajemen keperawatan
DAFTAR PUSTAKA

Arwani & Heru Supriyatno. 2006. Manajemen Bangsal keperawatan. Jakarta: EGC
Cohen L.
Nursalam. 2007. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional
(Edisi2). Jakarta: Salemba Medika
Nursalam. 2014. Manajemen keperawatan: aplikasi dalam praktik keperawatan professional
(edisi 4). Jakarta: salemba medika
Suarli dan Bahtiar. 2009. Manajemen keperawatan. Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai