Anda di halaman 1dari 6

Rancang Bangun Volume 1 Nomor 1 (2018) Halaman Artikel (1-5)

JURNAL RANCANG BANGUN


Website: http://ejournal.um-sorong.ac.id/index.php/rancangbangun

Perencanaan Sirkulasi Dan Aksesibilitas Jalur Evakuasi


Pada Rumah Sakit Ibu Dan Anak
Kota Sorong

Yansen Y. Latumaerissa

Program Studi Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Sorong

Jl. Pendidikan No 27, Kota Sorong 98400


Email : tekniksipilsorong@gmail.com

Abstrak

Sarana publik yang dibutuhkan masyarakat sebagai penunjang kebutuhan kesehatan salah satunya adalah Rumah Sakit.
Rumah Sakit merupakan bangunan dengan zona dana luraktifitas yang beragam. Bangunan yang menjadi studi kasus
dalam penelitian ini adalah mengenai Sirkulasi, Aksesibilitas, serta jalur evakuasi. Dimana rumah sakit juga
membutuhkan sirkulasi yang baik bagi para pasien dan juga para petugas kesehatannya, ditinjau mengenai aksesibilitas
rumah sakit juga perlu ada akses yang baik bagi para pasien dalam hal ini mengenai dengan bencana alam, serta jalur
evakuasi sangant penting di mana pada saat terjadi bencana alam seperti gempa bumi, kebakaran, para pasien dapat
mudah mengikuti arah jalur evakuasi yang telah di siapkan di area bangunan rumah sakit dan menuju Assembling Point
(Titik Kumpul) yang telah di tentukan, dengan hasil perhitungan dengan mengunakan metode Algoritma Floyd Warshall
dari hasil tersebut didapat Jarak Menuju Ke arah Titi kumpul pertama A Menuju Ke Arah E = 74,18 Meter dan dari hasil
penentuan Shortest path Titik Kumpul Kedua A Menuju Ke Arah F = 86,47 Meter.

Keywords : Aksesibilitas, Sirkulasi dan Jalur Evakuasi

1. Pendahuluan memiliki banyak lahan-lahan yang masih


kosong dan juga sangat cocok membangun
Di era modern seperti saat ini pembangunan rumah sakit secara Horizontal maupun secara
rumah sakit telah banyak berkembang di vertkal. Melalui Undang-Undang No. 28 tahun
Indonesia karena hal ini merupakan salah satu 2002 tentang Bangunan Gedung (UUBG
upaya pemerintah untuk meningkatkan 2002), faktor keselamatan telah menjadi
kesejahteraan rakyat. Di Indonesia, persyaratan penting yang harus dipenuhi oleh
pembangunan rumah sakit ini masih dibatasi bangunan gedung. Salah satunya yaitu
oleh keterbatasan lahan sehingga tak jarang keselamatan dari bahaya kebakaran. Dengan
rumah sakit dibangun secara vertikal banyaknya pasien-pasien yang berada di rumah
(bangunan tinggi). Pembangunan rumah sakit sakit, proses evakuasi selama dalam bahaya
yang dibangun secara vertikal ini tentu saja menjadi hal yang sangat penting. Dengan
memiliki risiko tertentu. Meskipun begitu ada keterbatasan-keterbatasan pasien, desain
beberpa daerah di indonesia yang dibangun sirkulasi dan aksesibilitas yang sesuai dapat
rumah sakit secara horizontal karena masih memperlancar jalur evakuasi sehingga pasien-
belum memiliki banyaknya gedung bertingkat pasien ini dapat keluar dari bangunan dengan
yang tinggi Salah satu contohnya Sorong, selamat, bahkan tanpa perlu menunggu
Papua barat ,Sorong papua barat juga masih bantuan petugas evakuasi. Dengan
* Corresponding author. Telp.: 082238218946
E-mail addresses: Youngcen46@gmail.com
Rancang Bangun Volume 1 Nomor 1 (2018) Halaman Artikel (1-5)

memperhatikan hal tersebut, penulis juga area Koridor sebagai fungsi aktifitas datang
mengambil studi kasus di Rumah Sakit Ibu dan dan pergi. Rumah sakit Ibu dan Anak kota sorong
Anak Kota sorong yang berlokasi di Jalan Yos juga memiliki Area di mana akan di buat lift
Sudarso,Rufei, Sorong. Penulis tertarik dengan sebagai akses bagi para pasien dan juga petugas
rumah sakit tersebut karena rumah sakit kesehatan yang ada di rumah sakit. Rumah sakit
tersebut sedang dalam tahap pembangunan ibu dan anak juga memiliki sistem keamanan yang
maka penulis mengambil sebagai objek baik , dengan di buat pos penjagaan bagi
penelitian yang menarik. Penulis juga tertarik keamanan bagi seluruh pengunan rumah sakit ibu
untuk memelih lokasi tersebut karena, masih dan anak. Tangga yang di buat juga sebagi jalur
belum memiliki proses jalur evakuasi yang akses hanya satu tangga umum sebagai akses
memadahi ketika terjadi bencana seperti untuk menuju ke lantai berikutnya, rumah sakit
Gempa bumi, Kebakaran, dan banjir. Penulis ibu dan anak juga memiliki ruang kelas sebagai
telah melakukan tinjauan lokasi untuk melihat penunjang rumah sakit dengan kelas atau
beberapa poin utnuk dijadikan sebagai kesetaraan bagi rumah sakit yang sudah berstandar
tianjauan dan ada pun yang perlu di lakukan nasional atau pun swasta.
perencanaan secara baik terkait dengan jalur
evakuasi.

2. Metode

Tahapan Penelitian yang digunakan adalah


sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi Jalur ketersedian Jalur evakuasi
pada Rumah Sakit Ibu dan Anak Kota sorong
2. Mengidentifikasi Ketersedian Sirkulasi dan
aksesibilitas Pada Rumah Sakit Ibu dan Anak
Kota sorong
3. Melakukan Perhitungan Jarak Jalur Evakuasi
4. Melakukan Penataan Bagai Sirkulasi dan
Aksesibilitas

LOKASI PENELITIAN: RS. IBU DAN ANAK KOTA SORONG

Gambar 2. Layout Ruang Rawat Lantai I

Gambar 1. Lokasi Studi

3. Hasil Penelitian

Klasifikasi Gedung Rumah Sakit

Gedung Rumah Sakit Ibu dan anak kota sorong


Memiliki jumlah empat lantai dengan ruangan Gambar 3. Layout Ruang Rawat Lantai II
yang ada sebagai berikut yaitu, IGD, Ruang
Rawat, Ruang oprasional ruang Rawat bayi dan
Rancang Bangun Volume 1 Nomor 1 (2018) Halaman Artikel (1-5)

tergantung pada fungsi ruang tersebut. Terdapat


tiga konsep utama dalam menentukan
aksesibilitas, antara lain: (1) Aksesibilitas Fisik,
(2) Aksesibiitas Visual, (3) Aksesibilitas
Simbolik.

Aksesibilitas Fisik

Menurut Carr ,1992 dalam Rahmahana,


Setyowati, Hardiman 2013, aksesibilitas fisik
berkaitan langsung dengan ketersediaan akses
untuk ruang publik bagi umum. Untuk ruang
publik yang bersifat umum ruang ini seharusnya
tidak dilengkapi oleh suatu apapun, dan terhubung
dengan baik oleh sirkulasi sekitar. Yang termasuk
aksesibilitas fisik antara lain, kemudahan,
kegunaan, keselamatan, dan kemandirian.

Kegunaan

Gambar 4. Layout Ruang Rawat Lantai III & IV azas kegunaan. Artinya, setiap orang harus dapat
mempergunakan semua tempat atau bangunan
yang bersifat umum dalam suatu lingkungan.
Dengan fungsi masing-masing dari kegunaan
4. Pembahasan bangunan tertsebut contohnya seperti Ruang rawat
, IGD, dan Ruang Lainya.
Analisa Perencanaan dan Perancangan
Sirkulasi Keselamatan

Perancangan yang mangankat konsep hemat azas keselamatan. Artinya, setiap bangunan yang
energi merupakan salah satu upaya dalam bersifat umum dalam suatu lingkungan terbangun,
penerapan arsitektur berkelanjutan. Konsep ini harus memperhatikan keselamatan bagi semua
sangat tepat di aplikasikan pada bangunan, orang termasuk penyandang cacat, Sehinggah di
khususnya bagi Gedung Rumah sakit yang buat area bagi penyandang cacat yang memakai
merupakan pelayanan kesehatan yang beroprasi kursi roda dan juga di buat peganggan tangga bagi
24 jam non-stop. Pengguna menjadi aspek lansia dan ibu pada saat pasca bersalin.
penting yang diperhatikan dalam perancangan,
yang menentukan keseluruhan konsep Kemandirian
perancangan banguanan, namun tepat mangacu
pada penghematan energi, khusunya untuk Artinya, setiap orang harus bisa mencapai, masuk
penghawaan dan juga pencahayaan. dan mempergunakan semua tempat atau bangunan
yang bersifat umum dalam suatu lingkungan
dengan tanpa membutuhkan bantuan orang lain.

Analisa aksesibilitas K3
Aksesibilitas menurut Lynch ,1976 adalah singkatan dari Keselamatan dan
dalam Rahmahana, Setyowati, Hardiman 2013,
Kesehatan Kerja yang dalam bahasa Inggris
adalah memperhatikan kemampuan seseorang
menuju ke tempat orang lain, ke tempat kegiatan, disebut sebagai Occupational Health and Safety,
ke sumber daya yang ada, ke tempat pelayanan, disingkat OHS. K3 atau OHS adalah kondisi yang
ke tempat informasi, atau ke tempat yang lain. harus diwujudkan di tempat kerja dengan segala
Carr ,1992 dalam Rahmahana, Setyowati, daya upaya berdasarkan ilmu pengetahuan dan
Hardiman, 2013 mengungkapkan bahwa pemikiran mendalam guna melindungi tenaga
aksesibilitas termasuk dalam hak seseorang kerja, manusia serta karya dan budayanya
dalam ruang publik. Aksesibilitas adalah melalui penerapan teknologi pencegahan
kemudahan untuk memasuki suatu ruang 6 kecelakaan yang dilaksanakan secara konsisten
Rancang Bangun Volume 1 Nomor 1 (2018) Halaman Artikel (1-5)

sesuai dengan peraturan perundangan dan Definisi Algoritma Floyd Warshall


standar yang berlaku.
Adalah memperkirakan jarak
tempuh antar titik satu menuju titik utama
dengan membedakan antara angka nude yang
Keselamatan (safety) berbeda, sehinggah dapat menghasilkan hasil
angka dari jarak terpendek yang untum jarajk
Keselamatan kerja diartikan sebagai upaya-upaya tempuh.
yang ditujukan untuk melindungi pekerja;
menjaga keselamatan orang lain; melindungi
peralatan, tempat kerja dan bahan produksi;
Pemodelan Algoritma Floyd Warshall
menjaga kelestarian lingkungan hidup dan
melancarkan proses produksi. Bertujuan untuk mengetahui angka
nude dan simbol yang di pakai sebagi tujuan
titik tempuh dan titik kunjungi yang akan di
Kesehatan (health) lalui sebagi titik tempu dan juga Titik
Kesehatan diartikan sebagai derajat/tingkat
keadaan fisik dan psikologi individu (the degree
of physiological and psychological well being of
the individual). Secara umum, pengertian dari
kesehatan adalah upaya-upaya yang ditujukan
untuk memperoleh kesehatan yang setinggi-
tingginya dengan cara mencegah dan
memberantas penyakit yang diidap oleh pekerja,
mencegah kelelahan kerja, dan menciptakan
lingkungan kerja yang sehat.
Gambar 5. Pemodelan Shortest path
Kebijakan Jalur
Berdasarkan hasil wawancara langsung
kepada pelaksanan lapangan dan juga pengawas
lapangan untuk kebijakan menejemen sudah ada
dengan di terapkan indentifikasi resiko.

Penilaian Resiko
Hasil Observasi dan wawancara untuk
identifikasi resiko bahwa rumah sakit ibu dan
anak kota sorong telah melakukan identifikasi
Gambar 6. Pemodelan Shortest path A, B, C
mengenai:

1. Shortest path dari A Menuju ke arah B = 68,53 Meter


Analisa Perkiraan Jalur Terpendek
2. Shortest path dari A Menuju ke arah C = 70,53 Meter
Adalah memperkirakan jarak tempuh antar titik
satu menuju titik utama dengan membedakan 3. Shortest path dari A Menuju ke arah D = 90,17 Meter
antara angka nude yang berbeda, sehinggah dapat
menghasilkan hasil angka dari jarak terpendek
yang untum jarajk tempuh.
Rancang Bangun Volume 1 Nomor 1 (2018) Halaman Artikel (1-5)

Gambar 7. Pemodelan Shortest path C, D


Gambar 9. Pemodelan Shortest path C, D

Berdasarkan Hasil Perhitungan Di atas Dapat di


tentukan tabel Arah Titik kunjung dari masing-
masing angka nude dari hasil penentuan Shortest path
Titik A Menuju Ke Arah E = 74,18 Meter dan dari
hasil penentuan Shortest path Titik A Menuju Ke
Arah F = 86,47 Meter, Dapat Di lihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Shortest path


TITIK A B C D E F
KUNJUNGI
Gambar 8. Pemodelan Shortest path E, F

∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞
{A} 0 68,53 70,53 90,17 ∞ ∞
{A, B, C} 0 68,53 70,53 90,17 90,33 ∞
{A, B, C, 0 68,53 70,53 90,17 65,68 ∞
D}
{A, B, C, D, 0 68,53 70,53 69,37 65,68 78,0
7
E, F}
{A, B, C, D, 0 68,53 70,53 72,87 74,18 86,47
E, F}

5. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis pada bab


pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya
maka dapat ditarik suatu kesimpulan :
1. Pada kondisi lapangan sifat bangunan yaitu
dengan tipe Vertical, bangunan di bangun
karena kurangnya ketidaksedian rumah sakit
yang di khususkan bagi ibu dan anak ,dan

.8
Rancang Bangun Volume 1 Nomor 1 (2018) Halaman Artikel (1-5)

dalam proses pengambilan data mengunakan


Metode Algoritma floyd warshall, di mana
metode ini di pakai untuk mengitung jarak
terpendek untuk menuju titik kumpul yang
telah di rencanakan pada saat terjadi Bencana
Alam Atau bencana Yang lain. Dari hasil
perhitungan didapatkan hasil untuk
pertemuan menuju Titik kumpul satu yaitu
berjarak 74,18 Meter dan Titik kumpul dua
yaitu berjarak 86,47 Meter. Rumah sakit ibu
dan anak kota sorong hanya memiliki 2 jalur
akses yang ada yaitu melalui Tangga umum
dan mengunakan Lift, sedangkan dalam hal
ini pihak rumah sakit juga belum membuat
sistem evakuasi bagi para Ibu yang pada saat
evakuasi masih dalam tahap
perawatan/pemulihan pada saat Pasca
Bersalin ,apa lagi bagi ibu hamil yang
melahirkan dengan proses sesar memiliki
batas waktu perawatan minimal 2-4 Hari ,dan
dalam jangka waktu tersebut pasien belum
bisa melakukan aktifitas yang berlebihan
agar tidak terjadi infeksi pada jahitan bekas
oprasi sesar Dalam segi Sirkulasi ruangan
pada rumah sakit telah mengikuti standar
banguan gedung di mana bagunan tersebut
telah di buat ruangan dengan tatanan sesuai
kebutuhan, kenyamanan bagi pasien.
Aksesibilitas rumah sakit ibu anak juga
sangat di mudahkan dengan adanya tangga
umum dan juga lift sebagai sistem akses
menuju lantai berikut.

2. Referensi

Rahmahana, Setyowati, Hardiman (2013).


Pengaruh Main Entrance Terhadap
Aksesibilitas pengunjung rumah
sakit.
Undang Undang Republik Indonesia Nomer
28 Tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung, from:
http//22.124.202.160/gender/files//U
U_no_28_th_2002.pdf

Anda mungkin juga menyukai