Anda di halaman 1dari 6

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman : 1/3


1/PD/18
Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :
26-02-2018 Direktur RSU Full Bethesda

dr. Indra Riris Delima Siregar, M.K.M

DEMAM TIFOID

1. Pengertian (Definisi) Demam tifoid merupakan penyakit sistemik akut yang


disebabkan olehinfeksi kumanSalmonella typhi atau
Salmonella partatypi.
2.Anamnesis Demam naik secara bertangga pada hari hingga minggu
pertama lalu demam menetap (kontinyu) atau reminten
hingga minggu kedua. Demam terutama sore/malam hari,
disertai nyeri kepala, nyeri otot, anorexia, mual, muntah,
obstipasi atau diare.
3. Pemeriksaan Fisik 1. Febris
2. Bradikardia relatif (peningkatan suhu 10 C tidak
diikuti peningkatan denyut nadi8x/mnt).
3. Lidah yang berselaput (kotor ditengah, tepi dan ujung
merah, sertatremor).
4. Kadang didapatkan:
a. Hepatomegali
b. Splenomegali
c. NyeriAbdomen
d. Roseolae
4. KriteriaDiagnosis a. Demam
b. Gejala sepertidiatas
c. Laboratorium:
a. Darah lengkap : Lekopeni, lekositosis, atau lekosit
normal, atau aneosinofilia, limfopenia, peningkatan
LED, anemia ringan, trombositopenia, gangguan
fungsihati.
b. Peningkatan titer Uji Widal tunggal dengan titer
antibodi O 1/320 atau H I/ 640 disertai gambaran
klinis khas menyokongdiagnosis.
A. Hepatitis Tifosa
Bila memenuhi 3 atau lebih kriteria Khosla (1990):
hepatomegali, ikterik, kelainan laboratorium (antara lain :
peningkatan Bilirubin, peningkatan SGOT/SGPT, penurunan
indeks PT).
B. Tifoid Karier
Ditemukannya kuman Salmonella typhi dalam biakan feses
atau urin pada seseorang tanpa tanda klinis infeksi atau pada
seseorang setelah 1 tahun pasca-demam tifoid.
5. DiagnosisKerja Demam Tifoid
6. DiagnosisBanding a. Demam dengue dan demam berdarahdengue
b. Leptospirosis
c. Malaria
d. Salmonellosis
e. Sepsis akibat infeksi lain (Infeksi saluran kemih,
pneumonia,dsb)
7. PemeriksaanPenunjang Darah perifer lengkap, tes fungsi hati, serologi widal

8. Terapi C. Nonfarmakologis :
Tirah baring, makanan lunak rendah serat, mobilisasi
bertahap.
D. Farmakologis :
1. Simtomatis
2. Antimikroba:
Pilihan utama : Kloramfenikol 4 x 500 mgsampai dengan
7 hari bebas demam.
Alternatif lain :
a. Tiamfenikol 4 x 500 mg (komplikasi hematologi lebih
rendah dibandingkankloramfenikol)
b. Kotrimoksazol 2 x 960mg selama 2minggu
c. Ampisilin dan amoksisilin 50-150 mg/kgBB selama 2
minggu
d. Sefalosporin generasi III ; yang terbukti efektif adalah
seftriakson 3-4 gram dalam dekstrosa 100 cc selama ½
jam per- infus sekali sehari, selama 3-5hari.
Dapat pula diberikan sefotaksim 2-3 x 1 gram,
sefoperazon 2x1gram
Fluorokuinolon (demam umumnya lisis pada hari III atau
menjelang hari IV):
a. Norfloksasin 2 x 400 mg/hari selama 14hari
b. Siprofloksasin 2 x 500 mg/hari selama 6hari
c. Ofloksasin 2 x 400 mg/hari selama 7hari
d. Pefloksasin 1 x 400 mg/hari selama 7hari
e. Fleroksasin 1 x 400 mg/hari selama 7hari
E. Kasus Kegawatan :
1. Pada kasus toksis tifoid (demam tifoid disertai
gangguan kesadaran dengan atau tanpa kelainan
neurologis lainnya dan hasil pemeriksaan cairan otak
masih dalam batas normal) langsung diberikan
kombinasi kloramfenikol 4 x 500 mg dengan
ampisilin 4x1 gram dan deksametason 3 x 5mg.
2. Kombinasi antibiotika hanya diindikasikan pada
toksis tifoid, peritonitis atau perforasi, renjatanseptik.
3. Steroid hanya diindikasikan pada toksis tifoid atau
demam tifoid yang mengalami renjatan septik dengan
dosis 3 x 5 mg.
F. Kasus Tifod Karier:
Tanpa kolelitiasis regimen terapi selama 3 bulan:
a. Ampisilin 100 mg/kgBB/hari + Probenesid 30
mg/kgBB/hari
b. Amoksisilin 100 mg/kgBB/hari + Probenesid 30
mg/kgBB/hari
c. Kotrimoksazol 2 x 2tablet/hari
Dengan Kolelitiasis kolesistektomi + regimen tersebut di atas
selama 28 hari atau koleksistektomi + salah satu rejimen
berikut:
a. Siprofloksasin 2 x 750mg/hari
b. Norfloksasin 2 x 400mg/hari
Dengan infeksiSchistosoma haematobium pada traktus
urinarius eradikasi Shictosoma haematobium:
a. Prazikuantel 40 mg/kgBB dosis tunggal,atau
b. Metrifonat 7,5-10 mg/kgBB bila perlu
diberikan 3 dosis, interval 2minggu.
Setelah eradikasi berhasil, diberikan rejimen terapi untuk
tifoid karier seperti di atas.
G. Pada kehamilan:
a. Flourokuinolon dan kotrimoksazol tidak
bolehdigunakan
b. Kloramfenikol tidak dianjurkan pada trimesterIII.
Tiamfenikol tidak dianjurkan pada trimesterI.
c. Obat yang dianjurkan golongan beta laktam:
ampisilin, amoksisilin, dan sefalosporin generasi
III(Seftriakson)
9. Komplikasi a. Intestinal : perdarahan intestinal, perforasi usus, ileus
paralitik,pankreatitis.
b. Extra-intestinal : kardiovaskular (kegagalan sirkulasi
perifer, miokarditis, trombosis, tromboflebitis,
hematologik (anemia hemolitik, trombositopenia,
KID), paru (pneumonia, empiema, pleuritis,
hepatobilier (hepatitis, kolesistitis), ginjal
(glemerulonefritis, pielonefritis, perinefritis), tulang
(osteomielitis, periostitis, spondilitis, artritis),
neuropsikiatrik (toksistifoid)
10. Edukasi a. Mencegah terjadinya demam tifoid dengan
kewaspadaan terhadap jalur penyebaran kuman
melalui makanan dan air, sanitasi
b. Pendidikankesehatan
c. Preventif dan kontrolpenularan
11. Prognosis a. Advitam : dubia ad bonam
b.Ad sanationam : dubiaadbonam
c. Ad fumgsionam : dubia adbonam
12. Penanggung jawab Spesialis Penyakit Dalam
13. IndikatorMedis 80% Pasien Demam Tifoid teratasi dalam 7 hari perawatan
14. Kepustakaan Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi 8

Anda mungkin juga menyukai