Makalah Bunga Anggrek

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejak zaman dahulu bunga telah digunakan manusia sebagai alat untuk
mengungkapkan perasaan. Dari perasaan senang, sedih, cinta, hingga persahabatan. Selain
dimanfaatkan sebagai tanaman untuk mengungkapkan perasaan, bunga juga merupakan salah
satu jenis tanaman yang paling banyak dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Ruangan yang di
dalamnya terdapat bunga akan tampak asri, sejuk, dan nyaman.

Beberapa jenis bunga yang sudah populer dan banyak penggemarnya antara lain krisan,
melati, mawar, dahlia, gladiol, dan anggrek. Dari beberapa bunga tersebut, anggreklah yang
paling banyak digunakan oleh masyarakat, baik dalam bentuk hidup maupun sebagai bunga
potong. Keunggulan anggrek antara lain jenisnya beraneka ragam yang bisa menyebabkan
warna bunga, bentuk, dan ukurannya beraneka ragam pula. Anggrek relatif mudah dirawat di
bandingkan dengan jenis bunga lainnya, bahkan ada beberapa jenis anggrek bisa tumbuh
hanya dengan digantungkan, sehingga anggrek tidak terlalu banyak membutuhkan ruangan.

Anggrek termasuk famili Orchidaceae. Dalam bahasa Yunani, kata “Orchid”berasal


dari orchis yang berarti testicle atau buah zakar. Famili anggrek merupakan salah satu
kelompok terbesar di antara tumbuhan lainnya di dunia. Anggrek termasuk keluarga besar
dari kelompok (subdivisi) tanaman berbunga atau berbiji tertutup (angiospermae), kelas
tanaman berbiji tunggal (monocotyledone), ordo Orchidales, dan family Orchidaceae
(anggrek-anggrekan). Famili ini dapat dibagi lagi menjadi 5 subfamili, 16tribe (suku), dan
28 subtribe (subsuku). Menurut para ahli, di dunia ada sekitar 50.000 jenis spesies anggrek
alam yang terhimpun dalam 1.200 genus (induk jenis atau marga).

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah asal-usul anggrek?


2. Apa saja tipe-tipe pertumbuhan anggrek?
3. Bagaimana cara perbanyakan tanaman anggrek?
4. Apa saja syarat pertumbuhan anggrek?
5. Apa saja jenis-jenis anggrek?
1.3 Tujuan

Tujuan saya menyusun menyusun makalah ini ialah:

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar-Dasar Agronomi

2. Untuk mengetahui cara budidaya anggrek

3. Untuk mengetahui jenis-jenis anggrek


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Asal-Usul Anggrek

Anggrek termasuk famili Orchidaceae. Dalam bahasa Yunani, kata “Orchid”berasal


dari orchis yang berarti testicle atau buah zakar. Pada zaman dahulu, anggrek biasa
diidentikkan dengan keberadaan pria, baik warna, bentuk, bahakn strukturnya. Anggrek juga
melambangkan kesuburan dan kejantanan. Mereka beranggapan jika mengonsumsi anggrek
muda, seseorang bisa memiliki anak laki-laki dan jika mengonsumsi anggrek tua akan
melahirkan anak perempuan.

Famili anggrek merupakan salah satu kelompok terbesar di antara tumbuhan lainnya di dunia.
Anggrek termasuk keluarga besar dari kelompok (subdivisi) tanaman berbunga atau berbiji
tertutup (angiospermae), kelas tanama berbiji tunggal (monocotyledone), ordo Orchidales,
dan family Orchidaceae (anggrek-anggrekan). Famili ini dapat dibagi lagi menjadi 5
subfamili, 16 tribe (suku), dan 28 subtribe(subsuku). Menurut para ahli, di dunia ada sekitar
50.000 jenis spesies anggrek alam yang terhimpun dalam 1.200 genus (induk jenis atau
marga). Di antara jenis-jenis anggrek tersebut,ada yang terbagi lagi menjadi beberapa
subspesies atau lebih dikenal dengan nama varietas. Antara satu varietas dan variets lain
mempunyai sedikit perbedaan, misalnya warna dan ukuran bunganya. Jenis-jenis anggrek
yang sangat banyak ini masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan sesuai dengan
tempat asalnya.

Anggrek bisa ditemukan di seluruh dunia, baik di daerah tropis maupun subtropis, kecuali di
benua Antartika. Anggrek dapat tumbuh di dataran rendah, gunung kering, hutan rimba yang
panas, sampai dataran tinggi, termasuk puncak gunung yang bersalju. Di habitat aslinya,
berbagai jenis anggrek liar ini dapat hidup beradaptasi selama jutaan tahun, sehingga mampu
hidup di berbagai tempat yang berbeda. Negara yang memiliki jumlah spesies anggrek cukup
banyak di antaranya Vietnam (5.000-6.000 spesies) dan Indonesia (sekitar 5.000 spesies).
Sementara itu, negara di Asia Tenggara lainnya yang memiliki jumlah spesies anggrek cukup
banyak di antaranya Myanmar (700 spesies), Malaysia (800 spesies), dan Filipina (1.000
spesies). Di Indonesia sendiri, anggrek tersebar dari pulau Sumatera sampai Papua. Pulau
Kalimantan memiliki sekitar 3.000 spesies, Papua 1.000 spesies, Sumatera 990 spesies, Jawa
975 spesies, dan Maluku 125 spesies.
2.2 Tipe Pertumbuhan Anggrek

Tipe petumbuhan anggrek erat kaitannya dengan cara anggrek memperbanyak diri secara
vegetatif (aseksual) sesuai dengan sifat khas pertumbuhan batangnya. Tipe pertumbuhan
anggrek ada dua, yakni simpodial (berumpun) dan monopodial (memanjang ke atas).

1. Tipe Monopodial

Anggrek monopodial memiliki satu batang (sumbu) utama yang terus-menerus tumbuh ke
atas, sehingga pertumbuhan ujung batangnya tidak terbatas. Akar-akar udara untuk mencari
makan bermunculan di sepanjang batang. Akar-akar udara ini juga berguna untuk merekatkan
diri ke benda-benda yang terdapat di sekitarnya agar bisa tumbuh tegak dan kokoh. Yang
termasuk anggrek monopodial antara lain Arachnis, Renanthera, Renantanda, Aranda, Vanda
pensil, Vanda semiterete, Vanda quarter-terete, Phalaenopsis, dan Apple blossom.

Perbanyakan anggrek monopodial bisa dilakukan dengan cara penyetekan. Penyetekan


biasanya dilakukan pada bulan Februari, Maret, dan April. Sekitar 3-4 bulan setelah
penanaman, hasil setekan anggrek akan berbunga.

2. Tipe Simpodial

Anggrek simpodial adalah anggrek yang tumbuh merumpun bersama-sama dan biasanya
terdiri dari beberapa umbi semu. Karenanya, pertumbuhan batang anggrek ini terbatas dan
sangat sulit ditentukan bagian batang utamanya, karena semua cabang besarnya sama atau
seragam. Pertumbuhan batang ke atas terbatas dan tidak tumbuh memanjang. Meskipun
demikian, anggrek tipe simpodial ini memiliki cara vegetatif tersendiri untuk memperbanyak
diri, yakni dengan membuat anakan seperti pohon pisang. Yang termasuk anggrek simpodial
antara lain Cattleya, Coelogyne, Dendrobium, Bulbophyllum, dan Oncidium.

Tunas adventif akan tumbuh jika akar terkena infeksi, mengalami kerusakan di bagian
vegetatifnya, atau kehabisan zat makanan setelah terjadi pembungaan. Pada anggrek
simpodial, antara umbi semu induk anggrek dan anakan dihubungkan dengan akar yang
saling berdekatan. Pemotongan akar tersebut akan menghasilkan rumpun baru yang terdiri
dari tiga buah umbi semu. Perbanyakan tanaman dengan cara memotong akar anggrek
dikenal dengan istilah split atau pembelahan rumpun. Selain itu, bisa juga dilakukan dengan
carakeiki, pengeratan ruas. Khusus pada anggrek bulan bisa dilakukan pengeratan di tangkai
bunganya.
2.3 Perbanyakan secara Tradisional

a. Penyetekan

Penyetekan biasanya dilakukan pada anggrek tipe monopodial, sepertiAranda, Vanda,


Renanthera, Arachnis, dan Aranthera. Bagian tanaman yang distek adalah dahan atau ranting
tanaman yang tumbuh dari sumbu utama. Sementara itu, pada tanaman yang tidak memiliki
dahan dan ranting, penyetekan dilakukan di bagian batangnya. Alat yang digunakan untuk
penyetekan adalah pisau atau gunting. Alat ini harus dalam keadaan bersih, agar saat
penyetekan dilakukan tidak ada bakteri, jamur, hama, dan sumber penyakit yang menempel
di tempat perlukaan.

Suhu ideal saat pemotongan dan setelah terjadi pemotongan dalam penyetekan adalah 25-
300 C dengan kelembapan tidak kurang dari 75%. Kelembapan yang tinggi ini dimaksudkan
agar tidak terjadi kekeringan pada anggrek yang distek, karena daun akan terus melepaskan
uap air, padahal selama akar tanaman belum tumbuh, air yang menguap tersebut tidak akan
tergantikan. Kelembapan yang tinggi akan membantu menahan penguapan, sehingg
kekurangan air dapat teratasi.

Penyetekan bisa dilakukan dengan beberapa tahap sebagai berikut:

1. Tanaman anggrekyang distek harus sudah berbunga dengan tinggi normal.


2. Dahan atau bahan yang akan dipotong harus berada di antara daun, sehingga kelak
bagian bawah dan bagian atas tanaman tetap memiliki daun.
3. Calon batang atau dahan bagian atas yang akan ditanam harus mempunyai
beberapa mata tunas dan akar udara. Sementara itu, bagian bawah harus
mempunyai minimum dua helai daun.
4. Panjang steknya (bagian atas) 40-70 cm.
5. Tutupi atau bungkus bagian batang yang akan dipotong menggunakan kompos
sebelum melakukan pemotongan untuk mendorong tumbuhnya akar udara di
bagian batang tersebut. Usahakan kompos tetap selalu lembap dengan cara
disemprot air ketika mulai kering.
6. Lakukan pemotongan secara hati-hati agar tidak terjadi kerusakan pada tanaman
anggrek, seperti batang terbelah.
7. Agar terbebas dari infeksi, luka bekas potongan bisa diobati dengan Carbolinium
Plantarum, sejenis obat antijamur yang dicampur dengan parafin. Bisa juga dengan
menggunakan cat putih atau pelitur yang dicampur dengan fungisida.
8. Sebelum tumbuh akar, bagian atas tanaman yang sudah dipotong (stek) tidak boleh
terkena cahaya matahari langsung, karenanya, stek harus ditanam di tempat yang
terlindung dari sinar matahari dan dalam keadaan lembap.
9. Sebelum ditanam, stek dicelupkan terlebih dahulu ke dalam zat pengatur tumbuh
agar akar cepat tumbuh. Pencelupan biasanya di lakukan selama setengah jam.
10. Stek yang tanpa daun masih bisa tumbuh asalkan batangnya masih segar, hijau, dan
basah.
11. Penanaman bisa dilakukan dalam pot atau kompot yang telah berisi media. Bisa
pula ditempelkan di batang pohon.
12. Lakukan perawatan yang baik dan jaga kondisi stek tetap lembap. Perawatan stek
anggrek yang telah ditanam dalam pot sama dengan perawatan anggrek lainnya.
13. Lakukan perawatan yang baik dan jaga kondisi stek tetap lembap. Perawatan stek
anggrek yang telah ditanam dalam pot sama dengan perawatan anggrek lainnya.

b. Pemisahan Rumpun atau Spliting

Pemisahan rumpun biasanya dilakukan pada anggrek tipe simpodial yang hidup secara
merumpun. Anggrek simpodial tumbuh memanjang dan memiliki cara memperbanyak diri
secara vegetatif dengan membuat banyak anakan seperti halnya pisang. Jenis anggrek
monopodial ini di antaranya Dendrobium, Catlleya, Cymbidium, Oncidium, dan Coelogyne.

Anggrek simpodial membentuk rumpun yang besar. Rumpun-rumpun ini bisa dipisahkan
untuk memperbanyak anggrek. Satu rumpun biasnya terdiri dari umbi depan (umbi yang
terbentuk paling akhir), umbi belakang (umbi yang tumbuh awal dan sudah tua), tunas
(batang muda yang baru tumbuh), dan tunas yang tumbuh di ruas-ruas (persambungan) yang
disebut dengan anakan adventif. Anak adventif muncul jika tanaman terkena serangan
penyakit, sehingga mengalami kerusakan di bagian vegetatifnya. Antara umbi semu induk
dan anakan dihubungkan oleh akar yang saling berdekatan. Akar yang dipotong akan
menghasilkan rumpun baru yang terdiri dari tiga buah umbi semu. Pemisahan rumpun bisa
dilakukan di dalam atau di luar pot. Disarankan pemotongan menggunakan pisau atau
gunting yang tajam, steril, dan bersih.

Cara pemotongannya sebagai berikut:

1. Tanaman yang akan dipotong minimum memiliki enam buah umbi semu, sehingga
setiap potongan terdapat tiga umbi semu.
2. Setiap potongan harus ada bagian tanaman yang memiliki tanda-tada hidup, yaitu
batang yang sudah dewasa atau yang masih muda. Kondisi akan lebih baik jika di
potongan rumpun itu terdapat tunas segar atau mata tunas yang akan tumbuh
menjadi tunas.
3. Pemotongan harus dilakukan pada rhizoma tertentu, sehingga setiap potongan
mempunyai tiga umbi semu.
4. Pemotongan bisa dilakukan sekaligus, tetapi yang lebih baik adalah dilakukan
setengahnya terlebih dahulu agar antar umbi semu masih berhubungan. Setelah
tumbuh akar atau tunas dipotongan yang baru, baru dipotong secara keseluruhan.
5. Bersihkan potongan tersebut, terutama di luka bekas potongan menggunakan
Carbolinum Plantarum (sejenis obat antijamur) yang dicampur dengan parafin. Bisa
juga dengan menggunakan cat putih atau pelitur yang dicampur dengan fungisida.
6. Keringkan potongan tanaman tersebut beberapa saat, kemudian tanam di dalam pot
atau gantungan yang berbeda.
7. Umbi semu yang tidak berdaun sebaiknya digantung, disiram, dan dipupuk (agar
tumbuhkan tunas baru). Penyiraman dilakukan sehari sekali. Sementara itu,
pemupukan dilakukan 1-2 kali dalam seminggu. Pupuk yang digunakan sebaiknya
pupuk organik dengan dosis 2 ml per satu liter air dalam sekali pemupukan. Setelah
tumbuh tunas, anggrek dipindahkan ke dalam pot atau media lain.

c. Keiki

Selain dengan cara pemisahan rumpun, kita bisa memperbanyak anggrek simpodial,
terutama Dendrobium menggunakan cara keiki. Keiki dalam bahasa Jepang berarti
bayi. Keiki ini tumbuh dari tunas yang terdapat di ruas umbi semu tanaman dewasa. Tidak
semua anggrek Dendrobium dewwasa munculkan keiki.Keiki biasanya tidak tumbuh dari
umbi semu yang masih terdapat rhizoma, meskipun daunnya telah gugur semua. Keiki akan
tumbuh setelah umbi semuanya tidak menyatu atau tidak ada lagi rhizomanya. Dalam waktu
2-3 bulan,keiki ini akan tumbuh.

Perbanyakan dengan cara keiki sebagai berikut:

1. Umbi semu yang sudah tidak berdaun dipotong menggunakan pisau atau gunting
yang tajam, bersih, dan steril.
2. Dalam satu rumpun, umbi semu yang sudah tidak ada daunnya dipotong di bagian
pangkal dan hanya disisakan umbi yang masih berdaun.
3. Umbi semu yang sudah dipotong ini diletakkan di tempat yang lembap dan
terlindung dari sinar matahari hingga tumbuh keiki.
4. Keiki yang akarnya sudah tumbuh dipisahkan dari umbinya dan ditanam sebagai
tanaman baru.
5. Dalam memotong keiki perlu diikutsertakan sebagian potongan umbi semunya agar
cadangan terbawa untuk memenuhi kebutuhan tanaman selama beradaptasi dengan
media tanam yang baru.
6. Sebelum ditanam di pot, keiki diletakkan atau ditempelkan di media berupa pakis
yang digantung.
7. Setelah tumbuh umbi semu, tanaman ditanam di dalam pot.

d. Perbanyakan dengan Tangkai Bunga

Pada beberapa jenis anggrek, seperti Epidendrum radiacans danPhalaenopsis schilleriana,


perbanyakan vegetatifnya bisa dilakukan pada tangkai bunganya. Saat Epidendrum
radiacans berbunga, tangkainya dipotong dan dibuat stek dengan menghilangkan bagian
bunganya. Di tangkai tersebut akan tumbuh akar dan selanjutnya tumbuh menjadi tanaman
baru.

Umumnya Phalaenopsis schilleriana jika ditanam di dataran rendah, di sepanjang tangkai


bunganya akan tumbuh tunas. Jika ingin memperbanyak anggrek dari tunas tersebut
prosesnya sebagai berikut.

1. Tempelkan tangkai bunga yang bertunas di pakis yang berbentuk papan dengan
cara mengikatnya menggunakan tali rafia atau kawat.
2. Setelah akarnya keluar dan telah menempel di pakis, maka tangkai bunga dipotong
menggunakan gunting atau pisau yang tajam dan bersih.
3. Hilangkan bagian yang berbunga dan letakkan di tempat yang teduh.
4. Setelah tumbuh dengan baik dan dapat beradaptasi, tanaman bisa dipindahkan ke
dalam pot dan tumbuh menjadi anggrek yang baru.

e. Penyebaran Biji secara Tradisional

Penyebaran biji anggrek secara tradisional bisa dilakukan dengan mengikuti kondisi yang
terjadi di alam. Caranya sebagai berikut:
1. Anggrek epifit bisa ditempelkan di pohon dengan cara mengikatnya menggunakan
kawat atau tali sampai akarnya melekat pada pohon. Pohon yang ideal untuk
perumbuhan anggrek adalah pohon belimbing dan pohon yang bisa di tumbuhi
anggur.
2. Setelah buah anggrek masak, buah dipetik.
3. Tempat di sekeliling akar anggrek dibasahi. Akar yang dimaksud adalah akar
anggrek yang buahnya dipetik atau akar anggrek lain tetapi masih satu jenis.
4. Buka buah tersebut dan biji yang ada di dalamnya ditebarkan di sekitar akar.
5. Beberapa bulan kemudian tumbuh beratus-ratus benih anggrek di sekitar akar.
6. Jika tidak dipindahkan ke dalam pot, benih anggrek tersebut tidak semuanya
tumbuh menjadi anggrek dewasa, tetapi hanya sebagian.

2.4 Syarat Pertumbuhan Anggrek

1. Iklim

a) Angin dan curah hujan tidak terlalu berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman
anggrek.
b) Sinar matahari sangat dibutuhkan sekali bagi tanaman ini. Kebutuhan cahaya berbeda-
beda tergantung pada jenis tanaman anggrek.
c) Suhu minimum untuk pertumbuhan anggrek adalah 12,7 derajat C. Jika suhu udara
malam berada di bawah 12,7 derajat C, maka daerah tersebut tidak dianjurkan untuk
ditanam anggrek (di dataran tinggi Dieng).
d) Tanaman anggrek tidak cocok dalam suasana basah terus menerus, akan tetapi
menyukai kelembaban udara di siang hari 65-70 %.

2. Media Tanam

Terdapat 3 jenis media untuk tanaman anggrek, yaitu:

a. Media untuk anggrek Ephyfit dan Semi Ephyfit terdiri dari:

1. Serat Pakis yang telah digodok.


2. Kulit kayu yang dibuang getahnya.
3. Serabut kelapa yang telah direndam air selama 2 minggu.
4. Ijuk.
5. Potongan batang pohon enau.
6. Arang kayu .
7. Pecahan genting/batu bata.
8. Bahan-bahan dipotong menurut ukuran besar tanaman dan akarnya.

Untuk anggrek Semi Ephyfit yang akarnya menempel pada media untuk mencari makanan,
perlu diberi makanan tambahan seperti kompos, pupuk kandang atau daun-daun.

b. Media untuk anggrek Terrestrial

Jenis anggrek ini hidup di tanah maka perlu ditambah pupuk kompos, sekam, pupuk kandang,
serat pakis dan lainnya.

c. Media untuk anggrek semi Terrestrial

Bahan untuk media anggrek ini perlu pecahan genteng yang agak besar, ditambah pupuk
kandang, sekam atau serutan kayu. Dipakai media pecahan genting, serabut kayu, serat pakis
dan lainnya.

3. Ketinggian Tempat

Ketinggian tempat yang cocok bagi budidaya tanaman ini dapat dibedakan menjadi 3 macam
yaitu:

a. Anggrek panas (ketinggian 0-650 m dpl)

Anggrek panas memerlukan suhu udara 26-30 0C pada siang hari, 21 0C pada malam hari,
dengan daerah ketinggian 0-650 meter dpl.

Contoh jenis anggrek ini adalah:

1. Dendrobium phalaenopsis
2. Onchidium Papillo
3. Phaphilopedillum Bellatum

b. Anggrek sedang (ketinggian 150-1500 m dpl)

Anggrek sedang pada suhu udara siang hari 21 0C dan 15–21 0C, pada malam hari, dengan
ketinggian 150-1500 m dpl.
c. Anggrek dingin (lebih dari 1500 m dpl)

Anggrek dingin jarang tumbuh di Indonesia, tumbuh baik pada suhu udara 15-21 0C di siang
hari dan 9–15 0C pada malam hari, dengan ketinggian ≥ 1500 m dpl. Contoh: anggrek jenis
Cymbidium.

4. Teknik Penanaman

Penanaman tanaman anggrek, disesuaikan dengan sifat hidup tanaman anggrek, yaitu:

a) Anggrek Ephyfit adalah anggrek yang menupang pada batang/pohon lain tetapi tidak
merusak/merugikan yang ditumpangi. Alat yang dipakai untuk menempel adalah
akarnya, sedangkan akar yang fungsinya untuk mencari makanan adalah akar udara.
b) Anggrek semi Ephyfit adalah jenis anggrek yang menempel pada pohon/tanaman lain
yang tidak merusak yang ditempel, hanya akar lekatnya juga berfungsi seperti akar
udara yaitu untuk mencari makanan untuk berkembang.
c) Anggrek tanah/anggrek Terrestris.

5. Pemupukan

Unsur makro yaitu unsur yang diperlukan dalam jumlah besar yang meliputi: C, H, O, N, S,
P, K, Ca, Mg. Untuk unsur mikro yaitu unsur yang dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit,
antara lain: Cu, Zn, Mo, Mn, V, Sc, B, Si, dst. Unsur makro dan unsur mikro dapat diambil
dari udara atau dari tanah, berupa gas atau air dan garam-garam yang terlarut di dalamnya.

Pemupukan pada tanaman anggrek dibagi dalam 3 tahapan, yaitu:

a) Pemupukan untuk bibit (seedlings) dengan N, P, K.

Perbandingan N:P:K=6:3:1. Unsur N lebih banyak dibutuhkan untuk pembentukan


pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Unsur N diambil dari pupuk ZA/urea, untuk P
dipakai pupuk ES; DS; TS, dan K dari Kalium Sulfat (K2SO4).

Pupuk-pupuk buatan yang mengandung N, P, K:

d. Urea : 0,6 gram untuk 1 liter air

e. ES : 0,3 gram untuk 1 liter air

f. ZK : 0,1 gram untuk 1 liter air


b) Pemupukan untuk ukuran sedang (mid-size) dengan N, P, K.

Perbandingan N:P:K=3:3:3 yang sama banyak disini tidak memerlukan tambahan pupuk,
maka dapat disusun sendiri pupuk yang mengandung N, P, K dengan cara misalnya :

1. Urea : 0,3 gram untuk 1 liter air

2. DS : 0,3 gram untuk 1 liter air

3. K2SO4 : 0,3 gram untuk 1 liter air

c) Pemupukan untuk ukuran berbunga (flowerings-size)

Tanaman yang sudah berbunga dipupuk dengan perbandingan N:P:K= 1:6:1. Teknik
pemberian pupuk buatan adalah:

1. Dlm bentuk padat atau powder yg dilakukan dg menaburkan secara hati-hati, jangan
tersangkut pada daun atau batangnya yang menyebabkan daun/batang tadi dapat
terbakar.
2. Disiramkan, anggrek dapat menyerap air dan garam-garam yang terlarut di dalamnya.
Cara ini banyak dilakukan
3. Penyemprotan, cara ini sangat baik apabila terjadi pembusukan akar didalamnya,
maka akarnya ditutup plastik.

Pupuk kandang yang sering digunakan adalah kotoran kuda, sapi, kerbau, kambing, ayam dan
lain-lain. Kebaikan pemakaian pupuk kandang selain mengandung bermacam-macam unsur
yang dibutuhkan oleh tanaman juga sangat membantu dalam penyimpanan air, apalagi pada
musim kemarau. Keburukan dari pupuk kandang ini adalah di dalam kotoran banyak bateri
yang mengandung jamur. Untuk itu dianjurkan disangrai lebih dahulu untuk menghilangkan
jamur/bakteri di dalamnya. Pemupukan tanaman lebih baik dilakukan pada waktu pagi atau
pada sore hari.

6. Pengairan dan Penyiraman

Sumber air untuk penyiraman tanaman anggrek dapat berasal dari:

1. Air Ledeng, baik untuk menyiram karena jernih dan steril, tetapi pHnya tinggi, maka
perlu diturunkan dengan menambah suatu asam misalnya HCl. PH yang baik sekitar
5,6-6.
2. Air sumur, baik untuk menyiram karena banyak mengandung mineral dari tanah yang
sangat dibutuhkan oleh tanaman. Air sumur di daerah kapur harus diperhatikan
pHnya.
3. Air hujan, yang ditampung didalam tong-tong/bak sangat baik untuk penyiraman.

7. Waktu Pengobatan/Penyemprotan Pestisida

Obat-obatan sebaiknya disemprotkan pada waktu pagi hari atau sore hari sekitar jam 5.00.
Penyemprotan bagi tanaman anggrek sehat, dilakukan rutin kurang lebih 3 bulan sekali.
Penyemprotan bagi tanaman anggrek terserang hama perlu dilakukan berulang-ulang 3 kali
dengan jangka waktu tertentu (untuk kutu daun seminggu sekali. Adapun jenis insektisida
dan dosis yang digunakan untuk hama antara lain:

a) Orthene 75 SP dosis 5-10 gram/10 liter air untuk ulat pemakan daun
b) Bayrusil 250 EC dosis 2 cc/liter air untuk ulat pemakan daun
c) Malathion dosis 3 gram/liter air untuk ulat, kumbang, kutu
d) Kelthane dosis 2 gram/liter air, untuk kutu
e) Metadeks dosis dibasahi air, dicampur dedak 6-8 cc/10 liter, untuk keong dan bekicot
air
f) Falidol E.605 dosis dibasahi air, dicampur dedak 6-8 cc/10 liter, untuk keong dan
bekicot air

Untuk hama bekicot ada 2 cara pengendaliannya yaitu:

1) Menyebarkan obat sekitar pot anggrek dengan mencampur antara obat Metadeks ke
dedak halus di tambah air sedikit.
2) Membuat larutan 1 cc Dieldrin 50% 25 EP dicampur dengan 1 liter air atau 6–8 cc
Folediol E 605 kedalam air 10 liter. Kemudian pot tanaman anggrek direndam dalam
larutan tersebut selama beberapa waktu dan diulang satu minggu sekali.

8. Penyimpanan

Penyimpanan bertujuan untuk memperlambat proses kelayuan bunga, sehingga dilakukan


pada saat:

a) Bunga baru saja dipetik sambil menunggu pemanen selesai.


b) Bunga yang telah dipanen tidak segera dijual atau diangkut.
c) Bunga mengalami perjalanan sebelum sampai ke konsumen.

Agar bunga tetap segar perlu adanya pengawetan dengan tujuan agar penurunan mutu lebih
lambat, bunga tetap segar. Usaha pengawetan bunga dilakukan dengan cara penempatan
bunga dalam larutan pengawet atau air hangat (38–43 0C) selama 2 jam. Larutan bahan
pengawet tsb antara lain:

a) Larutan seven up dengan kadar 30 %.


b) 2 % larutan gula + 2 gram physan (termasuk fungisida) dan 1 gram asam sitrat per 10
liter.
c) 2 % larutan gula + 2 gram 8-hydroquinoline sulfat dan 1 gram asam sitrat per 10 liter.
d) Larutan gula kadar 4–5 % ditambah 0,2 gram quinolin per liter.

Pengawetan untuk bunga yang dikirim jauh adalah dengan merendam tangkainya dalam
larutan gula dengan kadar 6–8 % selama 24 jam atau dimasukan dalam kantong plastik dan
kadar karbon dioksida (CO2) dinaikkan dengan menggunakan es kering atau disimpan pada
ruangan dengan kondisi udara antara 00–50C.

9. Pengemasan dan Pengangkutan

Setelah dilakukan pembersihan, pemilihan dan pengawetan bunga dendrobium potong dipak
melalui cara:

1) Setiap sepuluh tangkai dibungkus bagian pucuk dengan menggunakan kantong plastik
tipis, ukuran disesuaikan tergantung panjang tangkai.
2) Setiap pangkal tangkai dibalut kapas basah, kemudian dibungkus kantong plastik
ukuran panjang 8 cm & lebar 4 cm.
3) Pembungkus bunga dan pembungkus pangkal tangkai digabungkan selanjutnya diikat
dengan karet gelang.
4) Bungkusan-bungkusan bunga disusun bersilang di dalam kotak karton yang berlubang
sampai cukup padat.
5) Kotak karton ditutup rapat dengan menggunakan carton tape.
2.5 Jenis-Jenis Anggrek

Berikut ini beberapa jenis anggrek:

Anggrek Orcidaceae

Anggrek Bulan Phalaenopsis amabilis

Anggrek Buntut Bajing Rhinchostylis retusa

Anggrek Dendro Dedrobium sp

Anggrek Dendro Larat Dendrobium phalaenopsis

Anggrek Dendro Merpati Dendrobium crumenatum

Anggrek Dendro Rusa Dendrobium veratroides

Anggrek Dendro Sumba Dendrobium purpureum

Anggrek Ekor Tupai Rhinchostylis retusa

Anggrek Eria Kancil Eria javanica

Anggrek Eria Konde Eria albido tomentosa

Anggrek Eria Lili Eria hyachintoides

Anggrek Eria Lily Eria hyachintoides

Anggrek Eria Mawar Eria flvascen

Anggrek Eria Rotan Eria compressa

Anggrek Hitam Coelogyne pandurata

Anggrek Kalajengking Arachnis flos-aeris

Anggrek Kasut Paphiopedilum sp

Anggrek Kasut Belang Paphiopedilum lowii

Anggrek Kasut Berbulu Paphiopedilum glaucophyllum

Anggrek Kasut Hijau Paphiopedilum javanicum

Anggrek Kasut Kumis Cypripedium chamberlalianum

Anggrek Kasut Pita Paphiopedilum tonsum

Anggrek Kepang Pholidota imbricata


Anggrek Macan Gramatophyllum sp

Anggrek Mata Sapi Dendrobium anosum

Anggrek Oncidium Oncidium sp

Anggrek Tanah Spathoglottis aurea

Anggrek Tanah Apuy Phajus tankervilliae

Anggrek Tanah Coklat Phajus callosus

Anggrek Tanah Kuning Phajus flavus

Anggrek Tebu Gramatophyllum speciosum

Anggrek Vanda Vanda


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Anggrek termasuk famili Orchidaceae. Dalam bahasa Yunani, kata “Orchid”berasal


dari orchis yang berarti testicle atau buah zakar. Famili anggrek merupakan salah satu
kelompok terbesar di antara tumbuhan lainnya di dunia. Anggrek termasuk keluarga besar
dari kelompok (subdivisi) tanaman berbunga atau berbiji tertutup (angiospermae), kelas
tanama berbiji tunggal (monocotyledone), ordo Orchidales, dan family Orchidaceae
(anggrek-anggrekan).

Tipe petumbuhan anggrek erat kaitannya dengan cara anggrek memperbanyak diri secara
vegetatif (aseksual) sesuai dengan sifat khas pertumbuhan batangnya. Tipe pertumbuhan
anggrek ada dua, yakni simpodial (berumpun) dan monopodial (memanjang ke atas).

Perbanyakan secara tradisional pada anggrek ada beberapa cara yaitu, penyetekan, pemisahan
rumpun atau spliting, keiki, perbanyakan dengan tangkai bunga, penyebaran biji secara
tradisional.

3.2 Saran

Budidaya tanaman anggrek harus ditingkatkan karena tanaman ini memiliki keindahan. Lebih
baik lagi jika dilakukan persilangan yang menghasilkan anggrek baru. Makalah ini jauh dari
kata sempurna saya mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

http://pai.or.id/index.php/artikel/how-to-do/109-perbanyakan-anggrek (diunduh28/05/2013
20:45:20).

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Ir.%20Suhartini,%20MS./budidaya%20ang
grek%20[Compatibility%20Mode].pdf (diunduh 28/05/2013 20:45:51).

Parnata, Ayub. 2007. Panduan Budi Daya dan Perawatan Anggrek. Jakarta: PT AgroMedia
Pustaka.

Sandra, Edhi. 2002. Membuat Anggrek Rajin Berbunga. Depok: PT AgroMedia Pustaka.

Widiastoety, Dyah. 2005. Budidaya Anggrek Vanda. Depok: Penebar Swadaya.

Anda mungkin juga menyukai